Anda di halaman 1dari 12

INFEKSI NIFAS PERITONITIS

Disusun untuk memenuhi tugas Askeb Kegawatdaruratan Maternal Neonatal


Dosen Pengampu :
Indra Yulianti, SST., M. Kes

Di Susun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ajeng Tri pangestuti


Ainur Rohmah
Aprilia Nastikowati
Berlian Suci Anita
Evi Nur Humaidah
Layinatul Qolbi
Yuyun Tasnim

(03201212174)
(03201212180)
(03201212143)
(03201212009)
(03201212007)
(03201212130)
(03201212139)

STIKES BINA SEHAT PPNI


PRODI DIII KEBIDANAN
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan

kehadirat Tuhan yang maha Esa karena dengan

karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah Infeksi Nifas Peritonitis untuk mahasiswa
Program Studi D-III Kebidanan.
Makalah

ini dimaksudkan sebagai tuntunan belajar bagi mahasiswa di insitusi

pendidikan kesehatan khususnya bidang kebidanan.Semoga dengan adanya makalah ini bisa
memberi banyak pengetahuan bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri.
Kami menyadari keterbatasan dalam menyusun makalah ini.Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dari seluruh

akademika

kebidanan dimanapun berada demi penyempurnaan edisi-edisi berikutnya.


Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak hingga makalah ini dapat
selesai.

Mojokerto, 28 Agustus 2014

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN............................................................................

KATA PENGANTAR ..............................................................................

ii

DAFTAR ISI ............................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................

1.2 Rumusan Masalah................................................................................

1.3 Tujuan..................................................................................................

1.4 Manfaat................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Peritonitis...............................................................................
2.2 Penyebab Peritonitis............................................................................
2.3 Klasifikasi Peritonitis..........................................................................
2.4 Patofisiologi Peritonium......................................................................
2.5 Tanda dan Gejala Peritonium..............................................................
2.6 Terapi Peritonium................................................................................

3
4
6
7
7
8

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan..............................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................

10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Istilah infeksi Nifas mencakup semua peradangan yang di sebabkan oleh masuknya
kuman-kuman kedalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Dahulu infeksi ini
merupakan sebab kematian meternal yang penting. Di negara sedang berkembang, dengan
pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna, peranan infeksi nifas masih besar.
Dalam tahun 1849 semmelweis untuk pertama kali, berdasarkan pengalamannya pada
wiener gebaranstalt menyatakan bahwa penyakit dalam nifas ini, yang meminta korban
demikian banyak, disebabkan oleh infeksi pada luka-luka di jalan lahir, yang untuk sebagian
besar datang dari luar.
Pada keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peradangan termasuk masalah yang
masih perlu dibahas. Banyak contoh-contoh yang termasuk peradangan sehingga
mengakibatkan infeksi salah satunya peritonitis. Untuk itu masih perlu dikaji apa yang di
maksud dengan peritonitis, gambaran klinis dan diagnosis serta tinjauan kasus yang
berhubungan dengan peritonitis.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dihasilkan rumusan masalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

1.3.

Apakah definisi dari peritonitis?


Apakah penyebab dari peritonitis?
Bagaimana klasifikasi peritonitis?
Bagaimana patofisiologi peritonitis?
Bagaiamana tanda dan gejala peritonitis?
Bagaimana terapi untuk peritonitis?
Tujuan

1.3.1.Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb kegawatdaruratan maternal neonatal
1.3.2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui peritonitis


Untuk melatih membuat kasus bayangan dan membuat asuhan kebidanan tentang ibu
dengan peritonitis

1.4.

Manfaat Penulisan
1. Memahami definisi dari peritonitis
1

2.
3.
4.
5.
6.

Mendapatakan penjelasan tentang penyebab dari peritonitis


Mengetahui klasifikasi peritonitis
Mendapatkan ulasan tentang patofisiologi peritonitis
Mengetahui tanda dan gejala peritonitis
Mendapatkan penjelasan terapi untuk peritonitis

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Peritonotis
Peritonitis merupakan sebuah proses peradangan pada membran serosa yang
melingkupi kavitas abdomen dan organ yang terletak didalamnya.

Peritonitis adalah inflamasi peritoneum- lapisan membrane serosa rongga abdomen


dan meliputi visera merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut
maupun kronis / kumpulan tanda dan gejala, diantaranya nyeri tekan dan nyeri lepas pada
palpasi, defans muscular, dan tanda-tanda umum inflamasi.
Peritonitis adalah peradangan pada peritonitis yang merupakan pembungkus visera
dalam rongga perut. Peritonitis adalah suatu respon inflamasi atau supuratif dari peritoneum
yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri.
Peritoneum adalah mesoderm lamina lateralis yang bersifat epitelial. Pada permulaan,
mesoderm merupakan dinding dari sepasang rongga yaitu coelm. Diantara kedua rongga
terdapat entoderm yang merupakan dinding enteron. Enteron di daerah abdomen menjadi
usus. Kedua rongga mesoderm, dorsal, dan ventral usus saling mendekat, sehingga mesoderm
tersebut menjadi peritonium.
Lapisan peritoneum dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Lembaran yang menutupi dinding usus, disebut lamina visceralis (tunika serosa)
2. Lembaran yang melapisi dinding dalam abdomen disebut lamina parietalis
3. Lembaran yang menghubungkan lamina visceralis dan lamina parietalis
Peritonitis dapat berasal dari penyebaran melalui pembuluh limfe uterus, para metritis
yang meluas ke peritoneum, salpingo-ooforitis meluas ke peritoneum atau langsung sewaktu
tindakan perabdominal.
Peritonitis adalah infeksi nifas yang dapat menyebar melalui pembuluh limfe yang
berada di dalam uterus langsung mencapai peritoneum.
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, selaput tipis yang melapisi dinding
abdomen dan meliputi organ-organ dalam. Kasus peritonitis akut yang tidak tertangani dapat
berakibat fatal. Pada saat ini penanganan peritonitis dan abses peritoneal melingkupi
pendekatan multimodal yang berhubungan juga dengan perbaikan pada faktor penyebab,
administrasi antibiotik, dan terapi suportif untuk mencegah komplikasi sekunder dikarenakan
kegagalan sistem organ.
Infeksi peritoneal dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.

bentuk primer (i.e. spontan),

b.

sekunder (i.e. terkait proses patologi pada organ visceral),

c.

tertier (i.e. infeksi persisten atau recurrent setelah terapi inisial).

d.

Sedangkan infeksi intraabdomen biasanya dibagi menjadi :

e.

generalized (peritonitis),

f.

localized (abses intra abdomen).


3

Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga
ditemukan

bersama-sama

dengan

salpingo-ooforitis

dan

sellulitis

pelvika.

Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Penderita
demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik.

2.2. Penyebab Peritonitis


Terinfeksi peritonitis
1) Perforasi bagian dari saluran pencernaan adalah penyebab paling umum dari peritonitis.
Contoh :
- perforasi esofagus distal (Boerhaave sindrom), perut (ulkus peptikum, karsinoma
lambung), dari duodenum (ulkus peptikum), dari usus yang tersisa (misalnya
apendisitis, diverticulitis, divertikulum Meckel, penyakit radang usus (IBD) ,
infark usus, usus pencekikan, karsinoma kolorektal, peritonitis mekonium), atau
-

kandung empedu (kolesistitis).


Kemungkinan alasan lain untuk perforasi meliputi trauma abdomen, menelan
benda asing yang tajam (seperti tulang ikan, tusuk gigi atau kaca beling), perforasi
dengan endoskopi atau kateter, dan kebocoran anastomosis. Terjadinya terakhir ini
sangat sulit untuk mendiagnosa awal, seperti sakit perut dan ileus paralyticus
dianggap normal pada pasien yang hanya menjalani operasi perut. Dalam
kebanyakan kasus perforasi dari viskus berongga, campuran bakteri terisolasi, agen
yang paling umum termasuk basil Gram-negatif (misalnya Escherichia coli) dan
bakteri anaerob (misalnya Bacteroides fragilis ). Fecal peritonitis hasil dari adanya
kotoran dalam rongga peritoneal. Hal ini dapat terjadi akibat trauma perut dan
terjadi jika usus besar berlubang selama operasi.

2) Gangguan peritoneum, bahkan tanpa adanya perforasi dari viskus hampa, juga dapat
menyebabkan infeksi hanya dengan membiarkan mikro-organisme ke dalam rongga
peritoneal.
Contoh :
Trauma, luka bedah, peritoneal dialisis terus menerus rawat jalan, intra-peritoneal
kemoterapi. Sekali lagi, dalam banyak kasus bakteri campuran yang terisolasi, agen yang
paling umum termasuk spesies kulit seperti Staphylococcus aureus, dan staphylococcus

koagulase-negatif, tetapi banyak orang lain yang mungkin, termasuk jamur seperti
Candida.
3) Spontan bakteri peritonitis (SBP) adalah bentuk aneh terjadi peritonitis tanpa adanya
sumber kontaminasi yang jelas. Hal ini terjadi pada pasien dengan asites, terutama pada
anak. Lihat artikel tentang spontaneous bacterial peritonitis untuk informasi lebih lanjut.
4) Peritoneal dialisis

intra-predisposisi infeksi peritoneum (kadang-kadang disebut

"peritonitis tersier" dalam konteks ini)

5) Infeksi sistemik (seperti TBC) mungkin jarang memiliki lokalisasi peritoneal.


Non-terinfeksi peritonitis
1)

Kebocoran cairan tubuh steril ke peritoneum, seperti darah (misalnya endometriosis,


trauma tumpul abdomen), jus lambung (ulkus peptikum misalnya, karsinoma
lambung), empedu (misalnya biopsi hati), urin (trauma panggul), pencair (misalnya
salpingitis) , jus pankreas (pankreatitis), atau bahkan isi dari kista dermoid pecah.
Penting untuk dicatat bahwa, sementara ini cairan tubuh yang steril pada awalnya,
mereka sering menjadi terinfeksi setelah mereka bocor keluar dari organ mereka, yang
menyebabkan peritonitis menular dalam waktu 24-48 jam.

2)

Pembedahan perut steril biasanya menyebabkan lokal atau minimal peritonitis umum,
yang mungkin meninggalkan reaksi benda asing dan / atau adhesi fibrosis. Jelas,
peritonitis juga bisa disebabkan oleh kasus, jarang disayangkan benda asing secara
tidak sengaja meninggalkan steril di perut setelah operasi (misalnya kasa, spons).

3)

Lebih jarang non-infeksi penyebab mungkin termasuk demam Mediterania familial,


porfiria, dan lupus eritematosus sistemik.

2.3.

Klasifikasi Peritonitis
Berdasarkan patogenesis peritonitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Peritonitis Bakterial Primer


Merupakan peritonitis akibat

kontaminasi

bakterial

secara hematogen

pada

cavumperitoneum dan tidak ditemukan fokus infeksi dalam abdomen.Penyebabnya bersifat


5

monomikrobial, biasanya E. Coli, Sreptococus atau Pneumococus. Peritonitis bakterial


primer dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Spesifik : misalnya Tuberculosis
2.
Non spesifik: misalnya pneumonia non tuberculosis an Tonsilitis.
Faktor resiko yang berperan pada peritonitis ini adalah adanya malnutrisi, keganasan
intraabdomen, imunosupresi dan splenektomi. Kelompok resiko tinggi adalah pasien dengan
sindrom nefrotik, gagal ginjal kronik, lupus eritematosus sistemik, dan sirosis hepatis dengan
asites.
b. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi tractusi gastrointestinal
atau tractus urinarius. Pada umumnya organism tunggal tidak akan menyebabkan peritonitis
yangfatal. Sinergisme dari multipel organisme dapat memperberat terjadinya infeksi
ini. Bakteriianaerob,khususnya spesies Bacteroides, dapat memperbesar pengaruh bakteri
aerob dalam menimbulkan infeksi.
1. Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke dalam cavum
peritoneal.
2. Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitis yang disebabkan oleh
bahankimia, perforasi usus sehingga feces keluar dari usus.
3. Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra abdominal, misalnya appendisitis.
c. Peritonitis tersier
Peritonitis yang disebabkan oleh jamur
Peritonitis yang sumber kumannya tidak dapat ditemukan.Merupakan peritonitis yang
disebabkan oleh iritan langsung, sepertii misalnya empedu, getah lambung, getah
pankreas, dan urine.
d. Peritonitis Bentuk lain dari peritonitis:
1. Aseptik/steril peritonitis
2. Granulomatous peritonitis
3. Hiperlipidemik peritonitis
4. Talkum peritonitis
2.4. Patofisiologi Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limpe di dalam uterus langsung
mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis atau melalui jaringan diantara kedua
ligamentum latum dan menyebabkan parametritis (Sellulisis Pelvika).
Peritonitis mungkin terbatas pada rongga pelvis saja (pelvio peritonilis). Peritonilis
umum merupakan komplikasi yang berbahaya dan merupakan sepertiga dari sebab kematian
infeksi.
6

Infeksi jaringan ikat pelvis dapat terjadi melalui tiga jalan, yakni :
1.

Penyebaran melalui limpe dari luka serviks yang terinfeksi atau endometritis.

2.

Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.

3.

Penyebaran sekunder dari tromboflebilis pelvik, proses ini dapat tinggal terbatas
pada dasar ligamentum latum/menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan.

Patofisiologi yang lain :

Bakteri menginvasi peritonium setelah infklamasi dan perforasi saluran cerna.


Cairan berisi protein dan elektrolit terakumulasi pada rongga peritonium, biasanya
transparan, peritonium menjadi opak, merah, radang, dan edema.
Infeksi dapat setempat berupa abses, bukan menyebar sebagai infeksi umum

2.5.

Tanda dan Gejala


Nyeri abdomen yang semakin hebat dan konstan, saat bergerak dan bernafas
Demam atau temperatur tubuh meningkat
Hipotensi
Tanda dehidrasi (nausea, muntah dan diare)
Bising usus positif (awal), bising usus tidak ada (lanjut)
Takikardia ( > 140 x/menit)
Denyut nadi lemah
Cegukan
Nyeri tekan pantul
Urin terbatas
Haus
Kehilangan nafsu makan (anoreksia)
Ketidakmampuan defekasi dan flatus
Posisi khas pasien : berbaring sangat tenang dengan lutut fleksi

2.6. Terapi
a) Umum
Cairan IV (NaCl dan Ringer Laktat)
Intubasi selang nasogastrik (nasogastric suction)
Puasa hingga fungsi usus kembali
Peningkatan diet secara perlahan
Tirah baring hingga kondisi membaik
Posisi semi fowler
Menghindari mengangkat berat selama minimal 6 minggu pasca bedah
b) Pengobatan
Antibiotik tergantung pada organisme penyebab ,di berikan sampai bebas
panas 24 jam.

o Ampisilin 2 gr/IV kemudian 1 gr setiap 6 jam ,di tambah gentamisin 5


mg/kg berat badan,IV dosis tunggal/hari dan metronidazol 500 mg IV
tiap 8 jam.
Penggantian elektrolit

Analgesik
c) Pembedahan
Laparatomi di perlukan untuk pembersihan perut (peritoneal lavage)
Pilihan terapi,prosedur bervariasi ,bergantung pada penyebab peritonitis.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Peritonitis merupakan penyulit yang kadang-kadang terjadi pada penderita paska
seksio sesarea yang mengalami metritis disertai nekrosis dan dehisensi incisi uterus.pada
keadaan yang lebih jarang didapatkan paa penderita yang sebelumnya mengalami seksio
sesarea kemudian dilakukan persalinan pervaginam.abses pada parametrium atau adneksa
dapat pecah dan menimbulkan peritonitis generalisata.
Penyebab peritonitis dalam kasus adalah infeksi post abortus. Tanda gejalanya ibu
merasa nyeri tekan perut bagian bawah.
3.2. Saran
Sebaiknya wanita post abortus tetap menjaga kebersihan diri, menjaga pola makan
dengan menu seimbang. Jika keluhan bertambah parah segera ke tenaga kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Comerford, Karen C. 2011. Buku Saku Maternal- Neonatal. Jakarta : EGC


Bilotta, Kimberly A. J. 2011. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta
: EGC
Hadianika,
Emaya.
2012.
Asuhan
Kebidanan
Peritonitis.
(Online)
(http://emayamidwifery.blogspot.com/2012/05/asuhan-kebidanan-pada-peritonitis.html).
Diakses 28 Agustus 2014
News Medical. 2011. Apa Penyebab Peritonitis. (Online).
medical.net/health/What-Causes-Peritonitis-%28Indonesian%29.aspx)

(http://www.news-

Anda mungkin juga menyukai