Anda di halaman 1dari 29

MEDIA SOSIAL DAN PROFESIONALISME

KEBIDNAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. Ellina Afrilia
2. Fhiyonita Oktarianie. S
3. Futri dewi yanti
4. Hilda Hazarani
5. Januarti Lita Suryani
6. Resti Nurjanah

Dosen Pengampu : Yuniarti, SST, M.Kes

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

T.A. 2021/2022
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Media Sosial Dan Profesionalisme
Kebidanan”.
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk
memahami tentang isi dari makalah mengenai Media Sosial Dan Profesionalisme
Kebidanan. Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar
pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan Konsep Profesionalisme
Kebidanan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Tuhan Maha Esa memberkati kita
semua.

Bengkulu. ….Febuari 2022


2
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULAN.....................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................3
B. Tujuan......................................................................................................4
C. Manfaat....................................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................5
A. Media Sosial Dan Bidan..........................................................................5
B. Bentuk Media Sosial..............................................................................10
C. Definisi Profesionalisme   .....................................................................15
BAB III PENUTUP.........................................................................................17
A. Kesimpulan............................................................................................17
B. Saran......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PERTANYAAN
A. Diskusi
B. Soal UTS
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan menjadi lebih terlibat dengan media sosial dan komunikasi
elektronik baik dalam kehidupan profesional dan pribadi mereka. Kami
menyelenggarakan beberapa perangkap, tindakan pencegahan dan
kemungkinan kuat yang ditawarkan media sosial kepada bidan dalam
artikel ini oleh Carolyn Hastie . Langkah untuk menggunakan media sosial
sebagai cara untuk tetap berhubungan dan tetap terhubung menjadi mudah
bagi bidan.
Media sosial menawarkan sarana untuk orang-orang dapat
memposting pengalaman mereka saat mereka menjalankan aktivitas
mereka dan teman-teman mereka untuk seketika. Anda akan terbiasa
dengan email dan SMS, jadi saya tidak akan masuk ke alat-alat di
artikel ini. Sebagian besar dari Anda akan terbiasa dengan Facebook
juga. Bidan yang terlibat dengan media sosial menggunakan Facebook
sebagai platform jejaring sosial mereka, berbagi kehidupan dan foto
mereka. Beberapa bidan juga menggunakan Linkedln, platform yang
digunakan oleh pemilik bisnis dan profesional lainnya. Situs
microblogging, Twitter, sangat populer di kalangan bidan, tapi dari
mereka berasal dari Amerika Serikat.

Dari jejaring sosial dan pembaharuan teman pada aktivitas sehari-


hari / per jam, media sosial adalah alat yang sangat baik untuk
meningkatkan kesadaran akan isu, berbagi informasi dan mengorganisir
acara. Seperti yang diselenggarakan oleh kejadian-kejadian dunia baru-
baru ini, salah satu peran media sosial yang paling kuat adalah
memobilisasi dukungan masyarakat untuk masalah kepentingan politik
dan / atau kepentingan publik. Ketika Gold Coast Birth Center diancam
akan ditutup pada tahun 2010, sebuah rencana peluncuran di Facebook
dan Twitter untuk memberi tahu orang yang sudah dekat sudah dekat.
5

Kampanye media sosial memuncak dalam sebuah perkembangan yang


sedang berkembang dengan baik, media tradisional terlibat dan pusat
informasi terbuka.
A. Tujuan
1. Pengertian media sosial?
2. Bentuk penggunaan media sosial?
3. Definisi profesionalisme?
4. Syarat Menjadi Bidan Profesionalisme?
5. syarat bidan profesinal?
B. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian media sosial
2. Untuk mengetahui penggunaan media sosial
3. Untuk mengetahui Definisi profesionalisme?
4. Untuk mengetahui Syarat Menjadi Bidan Profesionalisme ?
5. Untuk mengetahui syarat bidan profesinal?
6

BAB II
PEMBAHASAN

A. Media sosial dan bidan


Bidan menjadi lebih terlibat dengan media sosial dan komunikasi
elektronik baik dalam kehidupan profesional dan pribadi mereka. Kami
menyelenggarakan beberapa perangkap, tindakan pencegahan dan
kemungkinan kuat yang ditawarkan media sosial kepada bidan dalam
artikel ini oleh Carolyn Hastie . Langkah untuk menggunakan media sosial
sebagai cara untuk tetap berhubungan dan tetap terhubung menjadi mudah
bagi bidan.
Istilah “media sosial” adalah istilah umum yang mencakup banyak
cara agar teknologi digunakan untuk interaksi sosial. Media sosial berbeda
dengan media tradisional, seperti surat kabar, televisi dan radio; Dalam hal
siapa pun yang menggunakan teknologi berbasis mobile dan web dapat
mempublikasikan dan menerima informasi kapan saja. Dialog interaktif
real time memungkinkan penciptaan makna dan semua aspek kehidupan
sosial – cocok untuk profesi berbasis sosial seperti kebidanan.
B. Bentuk media sosial
a. Penggunaan media sosial
Teknologi berbasis mobile dan web banyak berbentuk. Bentuk
utama yang digunakan oleh bidan adalah: Email, Texting, Forums,
Facebook, Twitter, Linkedln, Blogs, Ning, Wikis, OneTrueMedia dan
YouTube. Wikipedia memiliki daftar kategori media sosial yang
beragam. Ada link di halaman Wikipedia untuk penjelasan tentang
setiap modalitas. Media sosial Google ‘dan Anda akan takjub dengan
apa yang muncul untuk Anda jelajahi.
Media sosial menawarkan sarana untuk orang-orang dapat
memposting pengalaman mereka saat mereka menjalankan aktivitas
mereka dan teman-teman mereka untuk seketika. Anda akan terbiasa
dengan email dan SMS, jadi saya tidak akan masuk ke alat-alat di
artikel ini. Sebagian besar dari Anda akan terbiasa dengan Facebook
7

juga. Bidan yang terlibat dengan media sosial menggunakan Facebook


sebagai platform jejaring sosial mereka, berbagi kehidupan dan foto
mereka. Beberapa bidan juga menggunakan Linkedln, platform yang
digunakan oleh pemilik bisnis dan profesional lainnya. Situs
microblogging, Twitter, sangat populer di kalangan bidan, tapi dari
mereka berasal dari Amerika Serikat.
Dari jejaring sosial dan pembaharuan teman pada aktivitas sehari-
hari / per jam, media sosial adalah alat yang sangat baik untuk
meningkatkan kesadaran akan isu, berbagi informasi dan mengorganisir
acara. Seperti yang diselenggarakan oleh kejadian-kejadian dunia baru-
baru ini, salah satu peran media sosial yang paling kuat adalah
memobilisasi dukungan masyarakat untuk masalah kepentingan politik
dan / atau kepentingan publik. Ketika Gold Coast Birth Center diancam
akan ditutup pada tahun 2010, sebuah rencana peluncuran di Facebook
dan Twitter untuk memberi tahu orang yang sudah dekat sudah dekat.
Kampanye media sosial memuncak dalam sebuah perkembangan yang
sedang berkembang dengan baik, media tradisional terlibat dan pusat
informasi terbuka.
Ning adalah situs jejaring sosial yang berguna untuk grup karena
dilindungi kata sandi dan membutuhkan moderasi untuk akses. Anda
akan menemukan kebidanan, kelahiran dan komunitas terkait orang tua
di Ning. Alat media sosial populer lainnya adalah blogging. Banyak
bidan blog. Kata ‘blog’ adalah kontraksi ‘Web log’ dan merupakan
situs web yang berfungsi sebagai jurnal online terbuka yang dikelola
oleh individu. Pemilik blog, atau tamu yang dinyanyikan, menulis
komentar reguler tentang kejadian, ide dan / atau pengalaman. Contoh
dari blog kebidanan adalah Dewi Mideed Reed dari Queensland.
1. Perangkap untuk yang waspada
Beberapa pembelajaran terbesar saya adalah dari berbagi
cerita tentang kelahiran dengan bidan lainnya. Duduk di ruang teh
atau pergi makan siang dan bincang-bincang biasanya aman untuk
mengatasi masalah klinis dan kami semua sadar akan kebutuhan
8

untuk memastikan kerahasiaan di forum tersebut. Kata-kata yang


kami tasikan itu hanya ke udara yang tipis dan hanya ingatan kami
yang mencatat apa yang kami binginan.
Namun, lingkungan online dan komunikasi melalui media
sosial. Fakta apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakan
hal itu dapat dibaca oleh siapa saja selamanya di dunia online
berarti kita sebagai profesional kesehatan harus berhati-hati dalam
memproyeksikan persona profesional dalam semua komunikasi
online kita. Aturan praktis untuk terlibat dalam media sosial apa
pun adalah anda tidak menulis atau mengatakan sesuatu yang tidak
ingin anda baca di halaman depan surat kabar nasional.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan ada artikel dokter
yang tidak pantas di Twitter. Para peneliti dalam penelitian ini
memuat 3 persen dari pos-pos yang tidak profesional karena
tulisan-tulisan yang memuat:
a) Pernyataan diskriminatif
b) Potensi pasien
c) Sialan
d) Materi
seksual eksplisit ( Rettner, MyHealthNewsDailyLMSNBC , 2/17).
Sekitar 1 persen pos termasuk klaim yang tidak didukung
tentang produk atau promosi berulang untuk produk kesehatan
tertentu. Sepuluh dari tweet ini bertentangan dengan pedoman atau
pengetahuan medis ( HealthDay , 2/17).
Asosiasi Medis Australia baru-baru ini khawatir anggotanya
dapat menemukan diri mereka dalam masalah melalui perilaku
yang tidak pantas di situs jejaring sosial sehingga mereka
mengembangkan panduan untuk profesionalisme online bagi
praktisi medis dan mahasiswa kedokteran (tersedia di situs web
mereka). Bahkan anggota parlemen Partai Liberal sekarang
memiliki panduan Partai Liberal untuk media sosial, setelah
9

beberapa anggota parlemen membuat mengundurkan diri karena


mengeposkan tweet yang kontroversial.
Orang melakukan hal-hal aneh, seperti memanggil orang sakit
dan kemudian status mereka di Facebook berbicara tentang apa
yang mereka lakukan untuk hari itu – tidak bijaksana atau jujur.
Majikan tidak menyukai karyawan yang mulutnya buruk di tempat
kerja mereka di situs media sosial. Ingatlah informasi dan gambar
yang anda posting di situs jejaring sosial ada selamanya.
2. Tren yang meningkat
Tren yang meningkat adalah bagi atasan untuk penunjang
informasi online calon karyawan dan tentunya informasi sesuai
dengan pemohon untuk posisi tersebut. Pengusaha melihat apa
yang sedang ditulis karyawan mereka saat ini. Baru-baru ini saya
terbilang seseorang yang dipekerjakan di sebuah universitas yang
dianjurkan untuk “tersentuh teman” orang lain yang mengirimkan
berita negatif tentang universitas di halaman Facebook mereka.
Wanita dalam perawatan kami, dan rekan kerja kami, mungkin
juga kami di situs jejaring sosial.
Terdiri dari bahaya yang menimpa yang tidak terpikirkan,
berikut adalah daftar kelalaian yang menyebabkan orang menjadi
deformat.
a) Jangan memposting ucapan off-color
b) Jangan mengirimkan isi rahasia
c) Jangan badmouth klien anda
d) Jangan menghina atasan Anda
e) Jangan posting foto yang tidak tepat
f) Jangan membuat video animasi rekan kerja anda
g) Jangan bicara sampah tentang atasanmu
h) Jangan main-main – lalu posting tentang itu
3. Netiquette dan media sosial
Jadi bagaimana kita terlibat dalam media sosial dan tetap
aman? Sementara saya yakin kesalahan yang dibuat pada contoh di
10

atas tidak akan dilakukan oleh bidan manapun, ada perangkap lain
yang perlu diperhatikan. Kami membutuhkan apresiasi dan
pemahaman tentang seperangkat konvensi sosial mengenai
komunikasi online untuk memastikan komunikasi kita tidak akan
menyinggung orang lain atau mendatangkan kita dalam udara
panas. Pertimbangan penting tidak ada isyarat bahasa tubuh yang
tersedia bagi orang untuk membaca apa yang kita maksud dalam
komunikasi online.
Kurangnya isyarat bahasa tubuh berarti humor bisa salah
baca atau disalahartikan, hai yang bisa kita anggap sebagai
sarkasme dan kecerdasan semata. Oleh karena itu kita harus yakin
pesan kita jelas dan kepribadian. Aspek penting lainnya dari
Netiquette adalah:
a) Huruf kapital untuk seluruh kata yang teriakan dan tidak sopan
b) Jaga agar email tetap pendek dan letakkan bagian penting dari
pesan di kalimat tertinggi
c) Pesan baris subjek email sesuai dengan topik email
d) Tidak mengharapkan atau meminta tanggapan segera saat
email atau teks terkirim dan jangan kirim yang lain segera jika
tidak ada jawaban cepat
e) Jika ada yang ingin pribadi atau butuh perlu diskusikan,
berdering orang atau pesan langsung (DM) mereka. Jangan
taruh di tempat semua orang bisa melihatnya
f) Jangan melakukan percakapan pribadi dan pribadi di media
sosial kecuali jika situs terkunci dan bahkan kemudian
informasi, bahkan DM dan email dapat diminta oleh
pengadilan
g) Bersikap sopan dan santun
h) Pastikan pesannya adalah pesan yang anda kirim: baca ulang
sebelum posting dan tanyakan pada diri anda, bagaimana pesan
ini akan ditafsirkan oleh orang yang menerimanya?
i) Hindari penggunaan kata-kata tidak senonoh
11

j) Hindari kata-kata atau gambar yang mengorbankan, menghujat


atau memfitnah
k) Hindari kata-kata atau gambar yang berarti rasis, seksis dan
anti-agama
l) Perlakukan semua orang dan bicara semua orang secara positif,
ingat, apa yang tertulis berlangsung selamanya
m) Jangan memposting dan / atau memberi tag foto teman yang
tidak menyenangkan atau kompromi.
n) Sadarilah foto Anda sendiri dan pastikan foto yang anda
posting sesuai secara professional
o) Waspadalah terhadap siapa Anda ‘teman’ dan pengaturan
privasi Anda; Anda diminta untuk mengambil tindakan untuk
memastikan privasi.
p) Sadarilah pengaturan privasi masih rentan. Pastikan ejaan dan
tata bahasa benar
q) Ingat anda memproyeksikan citra profesional anda apakah
anda menyadarinya atau tidak
r) Jika orang lain membuat kesalahan, berbaik hati. Jika Anda
memilih untuk memperbaikinya, lakukan secara pribadi dan
baik hati.
s) Hormati kekayaan intelektual.
C. Definisi Profesionalisme
a. Profesional
berarti memiliki sifat profesional (profesional = ahli). Secara
popular seorang pekerja apapun sering dikatakan profesional. Seorang
profesionak dalam bahasa kesehariannya adalah seseorang pekerja
yang terampil atau cakap dalam kerjanya. Biarpun keterampilan
tersebut produk dari fungsi minat dan belajar dari kebiasaan.
Dalam hal ini, pengertian profesional perlu dibedakan dari jenis
pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi melalui kebiasaan
melakukan keterampilan tertentu (magang, terlibat langsung bekerja
dalam situasi di lingkungannya dan keterampilan sebagai warisan
12

orang tuanya atau pendahulunya). Seorang pekerja profesional perlu


dibedakan seorang teknisi. Keduanya (pekerja profesional dan teknisi)
dapat saja terampil dalam unsur kerja yang sama (misalnya, mengatasi
prosedur kerja yang sama, dapat memecahkan masalah teknis dalam
kerjanya), tetapi seorang pekerja profesional dituntut menguasai visi
yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan filosofi,
pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam
melaksanakan dan mengembangkan mutu kerja (Joni, 1980 dalam
Koesno, 2004)
Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional yang dimiliki
oleh seorang bidan. Bidan profesional termasuk rumpun kesehatan ,
untuk menjadi jabatan profesional memiliki 9 syarat bidan profesinal,
meliputi :
1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan,
etika, kode etik, kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan
yang berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas
b. Syarat Menjadi Bidan Profesionalisme
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus
atau spesialis
2. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan secara tenaga
professional
3. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4. Mempunyai peran dan fungsi yang jelas
13

5. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh


pemerintah
6. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
7. Memiliki kode etik bidan
8. Memiliki etika bidan
9. Memiliki standar pelayanan
10. Memiliki standar praktik
11. Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan
mengembangkan profesi sesuai dengan kebutuhan pelayanan
12. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana
pengembangan kompetensi
13. Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur
c. Perilaku Profesional Bidan
1. Dalam melaksanakan tugas berpegang teguh dan filosofi, etika
profesi dan aspek legal.
2. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan keputusan
klinis yang dibuatnya.
3. Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan
keterampilan mutakhir secara berkala.
4. Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah
penularan penyakit dan strategi pengendalian infeksi.
5. Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama
memberikan asuhan kebidanan.
6. Menghargai budaya setempat sehubungan dengan praktik
kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi
baru lahir dan anak.
7. Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum
wanita/ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah
diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan
secara tertulis supaya mereka bertanggungjawab atas
kesehatannya sendiri.
8. Menggunakan keterampilan komunikasi
14

9. Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan


pelayanan kesehatan kepada ibu dan keluarga.
10. Advokasi terhadap ibu dalam tatanan pelayanan
d. Upaya Yang Dilakukan Untuk Mencapai Bidan Yang Professional
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai bidan yang profesional
antara laian:
1. Memperkuat organisasi profesi.
Mengupayakan agar organisasi profesi bidan / Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan organisasi
sesuai dengan :
a) Pedoman Organisasi
b) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
c) Standar Profesi ( Standar Organisasi, Standar pendidikan
berkelanjutan, Standar kompetensi, Standar pelayanan, Kode
etik dan Etika kebidanan ).
2. Meningkatkan kualitas pendidikan bidan.
Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun
non formal. Secara formal, rencana pendidikan bidan Harni
Kusno dalam makalah Profesionalisme Bidan menyongsong Era
Global, sebagai berikut :
a) Pendidikan saat ini ( D III Kebidanan, D IV Bidan Pendidik ).
b) Rencana pendidikan bidan kedepan ( S1 Kebidanan, S2
Kebidanan dan S3 Kebidanan ).
Secara non formal, dapat dengan cara :
a) Pelatihan - pelatihan untuk mencapai kompetensi bidan ( LSS,
APN, APK, dll)
b) Seminar – seminar, lokakarya dll
3. Meningkatkan kualitas pelayanan bidan
Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya
bidan praktek mandiri/ bidan praktek swasta ( BPS ). Peningkatan
kualitas pelayanan bidan adalah dengan cara :
a) Fokus pelayanan kepada ibu/ perempuan dan bayi baru lahir
15

b) Upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui


pelatihan klinik dan non klinik, serta penerapan model sebagai
contoh : Bidan Delima, Bidan Keluarga, Sistem
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik/ SPMKK
c) Kebijakan dalam pelayanan kebidanan antara lain :
Kep.Menkes no. 900 tahun 2002 tentang Kewenangan Bidan,
Kep.Menkes no 369/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan,
Jabatan Fungsional Bidan, Tunjangan Jabatan Fungsional
Bidan.
4. Peningkatan Kualitas Personal Bidan
Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah
dimulai sejak dalam proses pendidikan bidan, setiap calon bidan
sudah diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami
tentang peran, fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat
mencapai kompetensi profesional, kompetensi personal dan
universal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a) Sadar tentang pentingnya ilmu pengetahuan / iptek, merasa
bahwa proses belajar tidak pernah selesai, belajar sepanjang
hayat/ life long learning dalam dunia yang serba berubah
dengan cepat
b) Kreatif, disertai dengan sikap bertanggungjawab dan mandiri.
Bidan kreatif yang bertanggungjawab dan mandiri akan
memiliki harga diri dan kepercayaan diri sehingga
memumgkinkan untuk berprakarsa dan bersaing secara sehat
5. Beretika dan solidaristik.
Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakannya
akan selalu berpedoman pada moral etis, berpegang pada prinsip
keadilan yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja
apa yang menjadi haknya / bersifat tenggangrasa.
16

E. Peran Media Sosial Dalam Meningkatkan Profesionalisme Bidan


Media sosial merupakan sebuah media yang digunakan secara online,
dimana para penggunanya dapat lebih mudah untuk berinteraksi secara sosial
serta dapat berdialog secara interaktif. Media sosial mengajak siapa saja
untuk berkontribusi baik melalui tanggapan ataupun pemberian suatu
informasi dalam waktu yang cepat dan tidak terbatas.
Profesionalisme dapat didefinisikan sebagai kemampuan seorang
individu dalam melaksanakan tugasnya hingga terlaksana dengan mutu tinggi,
waktu yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan
diikuti.
Dalam meningkatkan profesionalisme bidan, media sosial menjadi salah
satu peran yang sangat mendukung pada masa sekarang. Adapun beberapa
peran media sosial dalam meningkatkan profesionalisme bidan adalah sebagai
berikut:
1. Media sosial dapat digunakan sebagai media/sarana diskusi dan
konsultasi dengan masyarakat dan memiliki jangkauan yang luas.
2. Media sosial dapat menjadi media untuk bidan saling bertukar
informasi baik kepada pasien, masyarakat ataupun teman sejawat.
3. Sebagai sarana berkomunikasi dengan pasien/klien.
4. Media sosial dapat menambah pengetahuan baru
5. Media sosial dapat menjadi sarana belajar online
6. Media sosial dapat menjadi sarana untuk menemukan program
Kesehatan serta kebijakan terbaru mengenai kebidanan dan pemberian
pelayanan kebidanan.
7. Media sosial dapat digunakan sebagai sarana untuk berinteraksi dengan
profesionalisme lainnya dari seluruh penjuru dunia.
Selain beberapa hal yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa peran
media sosial dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagai berikut:
1. Penyampaian Informasi
Media sosial tidak hanya memfasilitasi peningkatan pengetahuan
mengenai kesehatan, tapi juga mampu meningkatkan proses interaksi yang
berkaitan dengan kesehatan.
17

Media sosial mempermudah akses informasi kesehatan dan


melibatkan masyarakat dalam perbincangan mengenai kesehatan.
Informasi yang disampaikan dapat berupa berita dan penemuan terbaru di
bidang kebidanan, pencegahan penyakit, pelayanan kesehatan, kebijakan
di bidang kesehatan, ataupun komunikasi kebidanan lainnya.
2. Edukasi Kesehatan Masyarakat
Sosial media efektif sebagai sarana pendidikan kesehatan
masyarakat untuk meningkatkan pemahaman, mengembangkan kesadaran,
dan perilaku sehat. Media sosial memungkinkan pendidikan kesehatan
untuk diselenggarakan secara bervariasi, misalnya melalui foto, gambar,
video, meme, animasi, dan infografis.
Selain untuk mengembangkan perilaku hidup sehat, pendidikan
kesehatan juga berperan dalam memotivasi penggunaan layanan
kesehatan, misalnya terkait layanan spesialisasi dan subspesialisasi.
Sehingga memudahkan masyarakat umum untuk mendapatkan layanan
Kesehatan tersebut.
3. Tips Kesehatan dan Meluruskan Informasi Kesehatan yang Kurang
Tepat
Kalangan profesi kebidanan, berdasarkan kepakaran dan
pengalamannya, memperoleh kepercayaan masyarakat untuk
menyampaikan anjuran mengenai apa yang perlu dilakukan di bidang
kesehatan. Anjuran kesehatan ini dapat mencakup petunjuk mengenai cara
menjaga kebugaran tubuh, kesehatan reproduksi bagi remaja, diet pada
penderita diabetes, dan pencegahan penyakit. Permasalahannya, dengan
adanya media sosial setiap orang dapat menyiarkan informasi walau
sebenarnya tidak memiliki kompetensi. Kalangan profesi kebidanan dapat
memanfaatkan media sosial untuk meluruskan hal yang dianggap kurang
tepat ini.
4. Komunikasi antar Bidan dan Pasien
Media sosial dapat lebih efektif menjangkau pasien ataupun calon
pasien. Komunikasi dapat dilakukan untuk berbagai hal, seperti
pengaturan waktu dan tempat berobat. Selanjutnya, komunikasi
18

menggunakan media sosial dapat dikembangkan untuk memberikan


pelayanan dalam bentuk rekomendasi kesehatan hingga konsultasi secara
daring.
Komunikasi yang baik antara dokter dengan pasien dapat
menjembatani kesenjangan pemahaman dan menunjang proses
pemberdayaan pasien. Selain itu, hubungan yang baik antara dokter
dengan pasien akan meningkatkan ketaatan berobat dan pasien akan lebih
melaksanakan anjuran perawatan.
5. Interaksi anatar Teman Sejawat
Media sosial berpotensi memperluas jaringan antar sejawat tenaga
kesehatan. Berkat media sosial, sejawat yang berasal dari berbagai tempat
yang berbeda dapat lebih mudah terhubung. Hal ini bermanfaat dalam
menjalin komunikasi hingga saling berkolaborasi.

F. Faktor-Faktor Yang Mendukung dan Menghambat Media Sosial Untuk


Meningkatkan Profesionalisme Bidan
Dalam penggunaan media sosial terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi media sosial, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung
a. Media sosial dapat digunakan secara gratis.
b. Media sosial dapat digunakan untuk membentuk relasi dengan tenaga
profsional dari seluruh penjuru dunia secara mudah.
c. Media sosial memudahkan untuk berkomunikasi satu sama lain secara
online tanpa harus menyita banyak waktu untuk bertemu.
d. Dapat dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan pemberitahuan secara up
to date.
e. Bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai masalah Kesehatan
yang sedang terjadi.
2. Faktor Penghambat
a. Penggunaan media sosial secara berlebih-lebihan.
b. Kesibukan tenaga professional sehingga membuat tenaga professional
tidak memiliki cukup waktu untuk menggunakan media sosial.
19

c. Perasaan khawatir dalam penggunaan media sosial karena menganggap


terlalu banyak informasi negative di media sosial.
d. Merasa menghamburkan uang untuk membeli paket internet.
e. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media
sosial.

G. Tips Menjaga Profesionalisme Bidan Agar Bijak Dalam Menggunakan


Media Sosial
Dalam penggunaan media sosial, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan
profesionalisme bidan agar tetap bijak dalam penggunaannya. Adapaun beberapa
tips sebagai berikut:
1. Mengikuti seluruh aturan dan juga kebijakan yang telah diitetapkan dalam
penggunaan jejaring sosial agar tidak memberikan dampak merugikan
terhadap diri sendiri ataupun pihak lainnya.
2. Media sosial hanya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas keahlian profesi.
3. Bijak dalam mempromosikan diri untuk membangun rekam jejak yang
bersifat postif dalam berkarir. Dengan hal ini, profesionalisme dapat
menciptakan relasi yang lebih luas di media sosial, berinteraksi dan
mendapatkan berbagai artikel yang bermanfaat serta mencari peluang untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih luas lagi.
4. Bijak dalam mengupload foto, video ataupun berkomentar mengenai suatu
masalah agar tidak menyinggung perasaan pihak lain namun dapat
memberikan inspirasi ataupun motivasi dari unggahan profesionalisme.
5. Bijak dalam mengatur waktu saat menggunakan media sosial untuk menjaga
profesionalisme. Media sosial diharapkan digunakan sesuai kebutuhan, tidak
perlu setiap waktu.
20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan Istilah “media sosial” adalah istilah
umum yang mencakup banyak cara agar teknologi digunakan untuk interaksi
sosial. Media sosial berbeda dengan media tradisional, seperti surat kabar,
televisi dan radio; Dalam hal siapa pun yang menggunakan teknologi berbasis
mobile dan web dapat mempublikasikan dan menerima informasi kapan saja.
Dialog interaktif real time memungkinkan penciptaan makna dan semua aspek
kehidupan sosial – cocok untuk profesi berbasis sosial seperti kebidanan
Media sosial menawarkan sarana untuk orang-orang dapat memposting
pengalaman mereka saat mereka menjalankan aktivitas mereka dan teman-
teman mereka untuk seketika. Anda akan terbiasa dengan email dan SMS, jadi
saya tidak akan masuk ke alat-alat di artikel ini. Sebagian besar dari Anda akan
terbiasa dengan Facebook juga. Bidan yang terlibat dengan media sosial
menggunakan Facebook sebagai platform jejaring sosial mereka, berbagi
kehidupan dan foto mereka. Beberapa bidan juga menggunakan Linkedln,
platform yang digunakan oleh pemilik bisnis dan profesional lainnya. Situs
microblogging, Twitter, sangat populer di kalangan bidan, tapi dari mereka
berasal dari Amerika Serikat.
Profesionalisme berarti memiliki sifat profesional yang dimiliki oleh
seorang bidan. Bidan profesional termasuk rumpun kesehatan , untuk menjadi
jabatan profesional memiliki 9 syarat bidan profesinal, meliputi :
1. Ilmu sosial, budaya, kesehatan masyarakat, konsep kebidanan, etika, kode
etik, kebidanan yang membentuk dasar dari asuhan yang berkualitas.
2. Asuhan ibu hamil
3. Asuhan kebidanan ibu melahirkan
4. Kebidanan asuhan ibu nifas menyusui
5. Asuhan bayi lahir
6. Asuhan pada bayi balita
7. Keluarga berencana
21

8. Gangguan reproduksi
9. Kebidanan komunitas
B. Saran
Sebagai bidan kita harus memperhatikan ,menghayati dan mengamalkan
pelayanan kebidanan agar nantinya profesi kebidanan yang kita dalami dapat
diaplikasikan pada masyarakat khususnya kaum perempuan,ibu dan anak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun bagi
pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
22

DAFTAR PUSTAKA

Sumber:http://www.pregnancy.com.au/midwifery/midwifery-resources/
midwifery-articles/midwives-and-social-media.shtml

Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo


Purwandari, Atik. 2008.

Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Soepardan, Suryani. 2008.

Desiriyanti, Friska Dewi. 2019. Peran Media Sosial Dalam Meningkatkan Peran
Profesionalisme Guru Di Madrasah. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

Fadillah, Siti Nur. 2020. Media Sosial Dan Profesionalisme. Bekasi: Universitas
MH. Thamrin.

Mufti,A. 2017. Peran Serta Media Sosial Dalam Pelayanan Kesehatan.


Bandung : Institut Teknologi Bandung, ICT For Smart Society.

Prawirohardjo. 2018. Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Sari, Gustina Genny. 2021. Telemedecine Sebagai Media Konsultasi Kesehatan


Di Masa Pandemic Covid 19 di Indonesia. Riau: Universitas Riau.
23

DAFTAR PERTANYAAN

A. Diskusi Kelompok

Moderator : Hilda Hazarani

Penyaji : Fhiyonita Oktarianie S.

1. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai bidan yang
profesional? (Januarti)
2. Apa saja bentuk kelalaian yang menyebabkan seseorang menjadi
deformat? (Shella Aurellia)
3. Bagaimana cara kita agar tetap aman dalam berinteraksi di media sosial?
(Cendy Peronika)
JAWAB
1. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai bidan yang profesional antara
lain: (Futri dewi)
a. Memperkuat organisasi profesi. Mengupayakan agar organisasi profesi
bidan / Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dapat terus melaksanakan kegiatan
organisasi
b. Meningkatkan kualitas pendidikan bidan.
c. Melalui berbagai jalur pendidikan, baik secara formal maupun non
formal.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan bidan
e. Bidan berada pada setiap tatanan pelayanan termasuk adanya bidan
praktek mandiri/ bidan praktek swasta ( BPS ).
f. Peningkatan Kualitas Personal Bidan
g. Peningkatan kualitas personal dan universal kebidanan sudah dimulai
sejak dalam proses pendidikan bidan, setiap calon bidan sudah
diwajibkan untuk mengenal, mengetahui, memahami tentang peran,
fungsi dan tugas bidan. Setiap bidan harus dapat mencapai kompetensi
profesional, kompetensi personal dan universal,
h. Beretika dan solidaristik.
i. Bidan yang beretika dan solidaristik, dalam setiap tindakannya akan
selalu berpedoman pada moral etis, berpegang pada prinsip keadilan
24

yang hakekatnya berarti memberikan kepada siapa saja apa yang


menjadi haknya / bersifat tenggangras

2. kelalaian yang menyebabkan orang menjadi deformat yaitu: (Resti


Nurjannah)
a. Jangan memposting ucapan off-color
b. Jangan mengirimkan isi rahasia
c. Jangan badmouth klien anda
d. Jangan menghina atasan Anda
e. Jangan posting foto yang tidak tepat
f. Jangan membuat video animasi rekan kerja anda
g. Jangan bicara sampah tentang atasanmu
h. Jangan main-main – lalu posting tentang itu
3. Cara agar tetap ama dalam berinteraksi di media sosial yaitu: (Ellina)
a. Penggunaan huruf kapital untuk seluruh kata yang teriakan dan tidak
sopan
b. Jaga agar email tetap pendek dan letakkan bagian penting dari pesan
di kalimat tertinggi
c. Pesan baris subjek email sesuai dengan topik email
d. Tidak mengharapkan atau meminta tanggapan segera saat email atau
teks terkirim dan jangan kirim yang lain segera jika tidak ada jawaban
cepat
e. Jika ada yang ingin pribadi atau butuh perlu diskusikan, berdering
orang atau pesan langsung (DM) mereka.
f. Jangan taruh di tempat semua orang bisa melihatnya
g. Jangan melakukan percakapan pribadi dan pribadi di media sosial
kecuali jika situs terkunci dan bahkan kemudian informasi, bahkan
DM dan email dapat diminta oleh pengadilan
h. Bersikap sopan dan santun
i. Pastikan pesannya adalah pesan yang anda kirim: baca ulang sebelum
posting dan tanyakan pada diri anda, bagaimana pesan ini akan
ditafsirkan oleh orang yang menerimanya?
25

j. Hindari penggunaan kata-kata tidak senonoh


k. Hindari kata-kata atau gambar yang mengorbankan, menghujat atau
memfitnah
l. Hindari kata-kata atau gambar yang berarti rasis, seksis dan anti-
agama
m. Perlakukan semua orang dan bicara semua orang secara positif, ingat,
apa yang tertulis berlangsung selamanya
n. Jangan memposting dan / atau memberi tag foto teman yang tidak
menyenangkan atau kompromi.
o. Sadarilah foto Anda sendiri dan pastikan foto yang anda posting
sesuai secara professional
p. Waspadalah terhadap siapa Anda ‘teman’ dan pengaturan privasi
Anda; Anda diminta untuk mengambil tindakan untuk memastikan
privasi.
q. Sadarilah pengaturan privasi masih rentan. Pastikan ejaan dan tata
bahasa benar
r. Ingat anda memproyeksikan citra profesional anda apakah anda
menyadarinya atau tidak
s. Jika orang lain membuat kesalahan, berbaik hati. Jika Anda memilih
untuk memperbaikinya, lakukan secara pribadi dan baik hati.
t. Hormati kekayaan intelektual
26

B. Soal UTS

1. Hilda Hazarani (P05140421013)

1. Bidan Putri adalah bidan berprestasi di Puskesmas Cendrawasih. Dalam


keseharianya, ia rutin membaca journal kesehatan melalui media sosial.
Ia juga sering mengikuti webinar dan berdiskusi dengan pakar
kesehatan dari berbagai daerah. Bidan Putri beranggapan jika media
sosial telah mempermudah dirinya berbeda dengan bidan-bidan lain
yang beranggapan jika menggunakan media sosial tidak memberikan
begitu banyak manfaat. Berdasarkan kasus tersebut, bidan putri telah
menggunakan media sosial sebagai ?
a. Media untuk menambah wawasan dan berkomunikasi dengan
teman sejawat
b. Media untuk berkomunikas dengan pasien
c. Media untuk membuat status tentang kebidanan
d. Media untuk mempromosikan asuhan kebidanan yang
diberikannya
e. Media untuk memantau pasien dan teman sejawatnya

2. Bidan Tita adalah bidan di Desa Sidomulyo. Baru-baru ini Bidan Tita
tersandung hukum karena melanggar UU ITE. Setelah ditelusuri ternyata
Bidan Tita sering memberikan komentar yang tidak sopan dan tidak baik
pada teman-teman di media sosialnya. Bidan Tita juga sering mengupload
foto untuk sengaja menyinggung dan menjatuhkan teman sejawatnya.
Berdasarkan kasus tersebut, hal yang menyebabkan Bidan Tita terjerat
kasus hukum adalah ?
a. Bidan Tita terlalu sering bermain media sosial
b. bidan Tita merasa paling benar akan segala hal
c. Bidan Tita tidak bijak dalam menggunakan media sosial
d. Bidan Tita tidak mengerti cara menggunakan media sosial
e. Bidan Tita tidak dapat mengatur waktnya dengan baik saar bermain
media social

2. Ellina Afrilia (P05140421008)

1. Bidan Siti dalam menjalankan tugasnya selalu berpegang teguh


dengan etika profesi dan aspek-aspek legal yang ada, selalu
mengupgrade pengetahuan dan keterampilannya, dan menghargai
budaya yang berhubungan dengan praktik kesehatan seperti
kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan
anak. Sikap Bidan Siti menunjukkan....
a. Perilaku Profesional Bidan
b. Upaya untuk menjadi bidan profesional
c. kualitas seorang bidan
d. etika dan solidaritas bidan
e. kode etik bidan
27

2. Bidan Ani merupakan seorang bidan yang aktif di media sosial. Dia
sering membagikan edukasi tentang cara hidup sehat, pola makan,
pola istirahat, dan kegiatan sehari-harinya. Bagaimana cara agar bidan
Ani tetap aman dalam menggunakan media sosial....
a. Tidak perlu memposting kegiatan sehari-hari
b. Bersikap sopan, tegas, dan tidak menyinggung orang lain
c. Tidak menghiraukan komentar orang
d. memperhatikan penggunaan bahasa
e. selalu waspada

3. Fhiyonita Oktarianie S. (P05140421010)

1. Bidan R termasuk bidan yang sangat aktif dalam membagikan edukasi


dimedia sosialnya. Namun dalam memberikan edukasi dimedia
tersebut terdapat efek baik dan efek buruk. Berikut yang merupakan
efek penggunaan media sosial terhadap pasien secara umum adalah,
kecuali...
a. Berkurangnya kondisi secara subjektif
b. Hilangnya privasi
c. Menjadi target promosi
d. Menjadi terkenal
e. Kecanduan media social

2. Ibu N datang ke BPM melati dengan keluhan bahwa pasien yang


menggunakan media sosial kerap mengakibatkan terbengkalainnya urusan
yang lain akibat terlalu sering menggunakan media sosial, yang
merupakan pengertian dari…
a. Kecanduan media soaial
b. Hilangnya privasi
c. Menjadi target promosi
d. Menjadi terkenal
e. Berkurangnya kondisi secara subjektif

4. Resti Nurjannah (P05140421023)

1. Bidan yang terbaik adalah bidan yang melakukan fungsi dan


pelayanannya terhadap pasien dengan pelayanan yang profesional.
Bidan Siti termasuk bidan terbaik di kota Bandung. Oleh karena itu
Bidan Siti mempunyai Fungsi bidan sebagai berikut..
a. Melaksanakan asuhan pada ibu hamil
b. Melaksanakan pertolongan persalinan
c. Melaksanakan pertolongan pada ibu nifas, bayi dan balita
d. Melaksanakan asuhan keluarga berencana
e. A,B,C dan D benar
28

2. Bidan Tiwi selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para


pasein-pasien yang datang ke BPM nya. Bidan Tiwi pun selalu
bersikap ramah kepada kliennya. Dibawah ini yang bukan syarat bidan
professional adalah..
a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus
atau spesialis
b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan secara tenaga
professional
c. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
d. Tidak mempunyai peran dan fungsi yang jelas
e. Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh
pemerintah

5. Januarti Lita Suryani (P05140421016)

1. Bidan Jelita selalu aktif menggunakan media sosial IG, mengupdate


setiap photo pelayanan terbaiknya, sehingga menambah jumlah
pasiennya, bidan jelita termasuk bidan..
a. Bidan yang bijak dalam menggunakan media social
b. Bidan yang eksis dan gaul
c. Bidan yang bijak dalam mempromosikan diri dalam
membangun rekam jejak dalam berkarir
d. Bidan yang pandai memanfaatkan peluang Mesdia social
e. Bidan yang bisa bergaul

2. Bidan D adalah bidan yang super sibuk, selalu memanfaatkan dunia


maya untuk meng update ilmu - ilmunya,bahkan ketika sedang
melayani pasien nya bidan D ttp sibuk dengan Hanphone nya,
perbuatan bidan D termasuk...
a. Bidan Profesional
b. Bidan Teladan
c. Tidak Profesional waktu dalam menggunakan Media Sosial
d. Tidak profesional dalam pelayanan
e. Kurang menjaga Kode etik

Anda mungkin juga menyukai