Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASCA PERSALINAN DAN

LAKTASI

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Jessica Constantia (F0G021001)

Okta Anjelia Renopen (F0G021028)

Lala Paramita (F0G021038)

Dosen Pengampu :

Deni Maryani S.ST, M.Keb

PRODI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah atas limpahan Rahmhat, Taufiq, serta Hidayah -Nya
sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
banyak memberikan inspirasi kepada penulis sehingga terselesaikanlah tugas ini.
walaupun masih banyak kekurangan, sebagaimana kata pepatah “tiada gading yang
tak retak”, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh
penyusun.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah selanjutnya
lebih baik lagi. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi banyak orang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4
a) Latar belakang ................................................................................. 4
b) Rumusan masalah ........................................................................... 4
c) Tujuan ............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
a) Faktor pengaruh fisik ...................................................................... 6
b) Factor pengaruh psikologis ............................................................. 6
c) Factor hormonal .............................................................................. 7
d) Factor demografik, seperti factor usia terlalu muda atau
Terlalu tua ....................................................................................... 8
e) Factor lingkungan,social, budaya dan ekonomi .............................. 8
f) Kesedihan dan duka cita ................................................................ 9
BAB III PENUTUP ................................................................................. 10
a) Kesimpulan ................................................................................... 10
b) Saran ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Masa postpartum atau masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil selama kira-kira 6 minggu (Akýn et al., 2019). Periode
pascamelahirkan adalah salah satu periode krisis dalam kehidupan seorang
wanita dan periode yang sulit. Pasangan dengan anak pertama, akan menjadi
pengalaman baru, baik istri maupun suami, sehingga dirasakan
kebingungan, terutama istri yang merasakan perasaan cemas, takut, dan
bahagia (Azale et al., 2018). Penelitian Webster et al. (2018) menemu-kan
bahwa pengalaman masa nifas ibu tentang masalah kesehatan fisik dan
psikologis dapat mempengaruhi kehidupan dan kesehatan masa depan ibu
bahkan juga mempengaruhi anak yang baru lahir dan keluarga sekitar 68%.
Enam minggu masa nifas menandai akhir dari masa nifa berdasarkan asumsi
bahwa wanita pulih secara fisik (Bodhare et al., 2018). Periode post-partum
merubah beberapa karateristik ibu seperti kondisi psikologi, perubahan
emosional, sosial, seksual, dan spiritual, hal ini dialami oleh semua ibu
postpartum dan merupakan hal yang unik dalam periode kompleks kritis
(Rowe et al., 2018).

B. Rumusan Masalah
a) Apa saja Faktor pengaruh fisik?
b) Apa saja Factor pengaruh psikologis?
c) Apa saja Factor hormonal?
d) Apa saja Factor demografik, seperti factor usia terlalu muda atau
Terlalu tua?
e) Apa saja Factor lingkungan,social, budaya dan ekonomi
f) Apa saja Kesedihan dan duka cita?
C. Tujuan
a) Mengetahui Faktor pengaruh fisik
b) Mengetahui Factor pengaruh psikologis
c) Mengetahui Factor hormonal
d) Mengetahui Factor demografik, seperti factor usia terlalu muda
atau Terlalu tua
e) Mengetahui Factor lingkungan,social, budaya dan ekonomi
f) Mengatahui Kesedihan dan duka cita
BAB II
PEMBAHASAN

A. FAKTOR PENGARUH FISIK


Kegiatan ibu selama persalian dan masa nifas sangat menguras
tenaga. Oleh karena itu, ibu akan sangat membutuhkan bantuan dari orang-
orang terdekatnya, karena ia belum sepenuhnya berada pada kondisi stabil.
Kelelahan fisik karena aktifitas mengasuh bayi, menyusui, memandikan,
mengganti popok, dan menimang sepanjang hari bahkan tidak jarang di
malam buta sangatlah menguras tenaga. Apalagi jika tidak ada bantuan dari
suami atau anggota keluarga yang lain. setelah proses kelahiran dan
memuncaknya gangguan mental selama 2 minggu pertama menunjukkan
bahwa faktor fisik dihubungkan dengan kelahiran pertama merupakan
faktor penting. Perubahan hormon secara drastis setelah melahirkan dan
periode laten selama dua hari diantara kelahiran Perubahan ini sangat
berpengaruh pada keseimbangan. Progesteron naik dan estrogen yang
menurun secara cepat setelah melahirkan merupakan salah satu faktor
penyebab.

B. FAKTOR PENGARUH PSIKOLOGIS


Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis
yang juga megakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ia
mengalami stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses
eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya, berada dibawah tekanan untuk
dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus
diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab
yang luar biasa sekarang untuk menjadi seorang “Ibu”. Ia mungkin juga
merasa diabaikan jika perhatian keluarganya tiba-tiba berfokus pada bayi
yang baru saja dilahirkannya. Dan dapat memicu adanya baby blues.
Kunci untuk mendukung wanita dalam melalui periode ini adalah
memberikan perhatian dan dukungan yang baik baginya, serta keyakinan
padanya bahwa ia adalah orang yang berarti bagi keluarga dan suami. Hal
yang terpenting, berikan kesempatan untuk beristirahat yang cukup. Selain
itu, dukungan positif atas keberhasilannya menjadi orang tua dari bayi yang
baru lahir dapat membantu memulihkan kepercayaan diri terhadap
kemampuannya.

C. FAKTOR HORMONAL
Berupa perubahan kadar esterogen, progesterone dan prolaktin serta
estriol yang terlalu rendah. Kadar esterogen turun secara tajam setelah
melahirkan dan ternyata esterogen memiliki efek supresi aktivitas enzim
non adrenalin maupun serotin yang berperan dalam suasana hati maupun
kejadian depresi.
a) Ketidaknyamanan fisik yang dialami sehingga menimbulkan emosi
pada wanita pasca melahirkan.
b) Ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi.
c) Faktor umur dan jumlah anak.
d) Latar belakang psikososial wanita tersebut, misalnya tingkat
pendidikan, kehamilan yang tidak diinginkan, status perkawinan,
atau riwayat gangguan jiwa pada wanita tersebut.
e) Dukungan yang diberikan dari lingkungan, misalnya suami, orang
tua dan keluarga.
f) Stres yang dialami oleh wanita itu sendiri, misalnya karena belum
bisa menyusui bayinya, rasa bosan terhadap rutinitas barunya.
g) Kelelahan pasca bersalin.
h) Ketidaksiapanperubahanperanyangterjadipadawanitatersebut.
i) Rasa memiliki bayinya yang terlalu dalam sehingga takut yang
berlebihan akan kehilangan bayinya.
j) Masalah kecemburuan dari anak terdahulunya.
D. FAKTOR DEMOGRAFI, SEPERTI FAKTOR USIA YANG
TERLALU MUDA ATAU TERLALU TUA
Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi
seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20-30 tahun, dan
hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh
seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan
persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut
untuk menjadi seorang ibu.

E. FAKTOR LINGKUNGAN, SOSIAL, BUDAYA DAN EKONOMI


Adanya adat istiadat yang dianut oleh lingkungan dan keluarga
sedikit banyak akan mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati saat
transisi ini. Apalagi jika ada hal yang tidak sinkron antara arahan dari tenaga
kesehatan dengan budaya yang dianut. Di antara kebudayaan maupun adat-
istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang
merugikan. Dalam hal ini, bidan harus bijaksana dalam menyikapi, namun
tidak mengurangi kualitas asuhan yang harus diberikan. Keterlibatan
keluarga dari awal dalam menentukan bentuk asuhan dan keperawatan yang
harus diberikan pada ibu dan bayi akan memudahkan bidan dalam
pemberian asuhan.Orang tua yang mempunyai kondisi ekonomi rendah
lebih sulit dengan kelahiran masing-masing anak dan yang tidak
menggunakan KB efektif, mungkin menemukan komplikasi pada proses
persalinan. Keluarga dengan kelahiran anggota baru terlihat beban
keuangan yang dapat meningkatkan stress.
Stress ini mempengaruhi perilaku orang tua, membuat masa transisi
orang menjadi sulit.Ibu nifas yang pertama kali melahirkan mempunyai
kebutuhanyang berbeda dibanding ibu-ibu nifas yang telah melahirkan
sebelumnya. Ibu-ibu nifas yang pertama kali melahirkan membutuhkan
lebih banyaksupportdan tindakan lanjut terhadap perannya sebagai orang
tua, termasuk sumber pendukung dari lingkungannya. Pengalaman juga
merupakan bagian dari faktor sosial ini. Depresi pascasalin ini lebih banyak
ditemukan pada perempuan primipara, mengingat bahwa peran seorang ibu
dan semua yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi baru bagi
dirinya yang dapat menimbulkan stres. Perempuan dengan multipara, ketika
melahirkan akan sangat mewarnai alam perasaannya terhadap perannya
sebagai ibu.
Ia akhirnya menjadi tahu bahwa begitu beratnya ia harus berjuang
untuk melahirkan dan mengasuh bayinya dan hal itu akan memperkaya
pengalaman hidupnya untuk lebih dewasa.Dalam masa nifas lingkungan
sangat berpengaruh didalamnya, karena dapat membentuk adanya
kebiasaan yang merugikan kesehatannya atau bahkan baik untuk
kesehatannya. Itu dipengaruhi oleh pengetahuan dan pemahaman dari setiap
ibu dan juga keluarganya. Lingkungan disekitar kita akan berubah selama
kita hidup. Dan ibu harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan, ini dapat
mempengaruhi ibu dalam menjalankan masa nifas serta dalam perawatan
bayinya.

F. KESEDIHAN DAN DUKA CITA


Penelitian menunjukkan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan
dan 10% nya saja tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini
berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1
tahun pertama kehidupan bayi. Penyebab depresi terjadi karena reaksi
terhadap rasa sakit yang muncul setelah melahirkan dan karena sebab-sebab
yang kompleks lainnya.
1. Gejala
a) Perubahan pada mood
b) Gangguan pada pola tidur dan pola makan
c) Perubahan mental dan libido
d) Dapat pula muncul fobia, serta ketakutan akan menyakiti diri sendiri
dan bayinya
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masa postpartum atau masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelu
hamil selama kira-kira 6 minggu (Akýn et al., 2018). Periode
pascamelahirkan adalah salah satu periode krisis dalam kehidupan seorang
wanita dan periode yang sulit. Pasangan dengan anak pertama, akan menjadi
pengalaman baru, baik istri maupun suami, sehingga dirasakan
kebingungan, terutama istri yang merasakan perasaan cemas, takut, dan
bahagia (Azale et al., 2018). Penelitian Webster et al. (2018) menemu-kan
bahwa pengalaman masa nifas ibu tentang masalah kesehatan fisik dan
psikologis dapat mempengaruhi kehidupan dan kesehatan masa depan ibu
bahkan juga mempengaruhi anak yang baru lahir dan keluarga sekitar 68%.

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, ke
depannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran
terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari
bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Saleha. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni. (2018). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sulistyawati. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
C. V Andi offset

Arifuddin, (2018). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan.jakarta:

Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai