Anda di halaman 1dari 10

PENANGANAN KEGAWATDARURATAN PADA KASUS

“MANUAL PLASENTA”

Disusun oleh:
Kelompok 2
Tingkat 2A
Jessica Constantia F0G021001
Nabila Friscila Ananta F0G021009
Fricilia Septa Wuldandari F0G021019
Okta Anjelia Renopen F0G021028
Betha Sagita Sari F0G021029
Melinda Waningsih F0G021031

Dosen Pengampu:
Dara Himalaya,.S.ST,.M.Keb

D3 KEBIDANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TA 2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat,hidayah,inayah


serta nikmat yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Manual plasenta”

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari semua pihak penulisan makalah
ini tidak aka nberjalan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasihkepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
hingga terselesainya makalah ini,khususnya kepada dosen pembimbing.

Penulis berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan makalah ini semaksimal


mungkin, akan tetapi kami juga tidak mengelak bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak senantiasa kami harapkan untuk
menyempurnakan pembuatan makalah ini dimasa mendatang.

Penulis berharap semoga Allah SWTsenantiasa memberikan ridha’Nya


sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan yang
menulis khususnya.

Bengkulu, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................4

a. Latar Belakang .........................................................................................................4


b. Rumusan Masalah ....................................................................................................4
c. Tujuan .....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................5

a. Manual plasenta .......................................................................................................5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................9

a. Kesimpulan ..............................................................................................................9
b. Saran ........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual
(menggunakan tangan) dari tempat implantasi dan kemudian melahirkannya keluar
dari kavum uteri (APN, 2008). Plasenta manual adalah prosedur pelepasan plasenta
dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri
secara manual. Arti dari manual disini adalah dengan menggunakan tangan, dimana
tangan dari penolong persalinan akan dimasukkan langsung ke dalam kavum uteri.
Dalam melakukan prosedur plasenta manual harus diperhatikan tekniknya sehingga
tidak menimbulkan komplikasi seperti perforasi dinding uterus, infeksi dan inversio
uteri. Manual plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Plasenta tersebut harus segera dikeluarkan
karena dapat menimbulkan bahaya perdarahan dan dapat menyebabkan infeksi karena
dianggap benda asing. Dalam prakteknya bidan mempunyai kewenangan dan
kompetensi untuk melakukan prosedur plasenta manual. Bidan berwenang melakukan
tindakan plasenta manual bila terdapat tanda-tanda adanya perdarahan. Bila setelah 30
menit plasenta tidak lepas dan tidak ada perdarahan bidan hasrus segera merujuknya
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Perdarahan di sini menandakan bahwa
plasenta telah mengalami pelepasan baik sudah seutuhnya maupun hanya sebagian
yang berarti menggambarkan retensio plasenta ini bukan karena plasenta inkreta dan
perkreta.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Penatalaksanaan manual plasenta

C. Tujuan
a. Mengetahui Penatalaksanaan manual plasenta
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENATALAKSANAAN MANUAL PLASENTA


1. Penanganan
a. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa Anda petugas yang akan
melakukan tindakan medik.
b. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan pada retensio plasenta.
c. Jelaskan bahwa setiap tindakan medik mengandung risiko, baik yang telah
diduga sebelumnya, maupun tidak
d. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas tentang
penjelasan tersebut di atas
e. Beri kesempatan kepada pasien dan keluarganya untuk mendapat penjelasan
ulang apabila ragu dan belum mengerti
f. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan persetujuan untuk
dilakukan tindakan ini, minta persetujuan secara tertulis dengan mengisi dan
menandatangani formulir yang telah disediakan
g. Masukkan lembar persetujuan tindakan yang telah ditandatangani kedalam
rekam medik pasien
Penatalaksanaan bagi bidan
Pada kondisi Retensio plasenta dengan perdarahan > 500 cc, maka perlu
langsung melakukan plasenta manual.
a. Persiapan
1) Memasang infus
2) Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 % atau
Ringer
3) Laktat dengan kecepatan tetesan 60 tetes/menit dan 10 unit oksitosin IM.
Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9 %
atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan
4) berhenti
5) Menjelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan
6) Melakukan anastesi verbal/analgesik per rektal
7) Menyiapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi
b. Tindakan penetrasi ke dalam kavum uteri
1) Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong
2) Menjepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,
tegangkan
3) dengan satu tangan sejajar lantai
4) Secara obstetrik, masukkan tangan lainnya (punggung tangan
menghadap
5) ke bawah) ke dalam vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat
6) Setelah mencapai pembukaan servik, minta seseorang asisten/penolong
lain untuk menegangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan
7) keluar untuk menahan fundus uteri
8) Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan dalam hingga ke kavum
9) uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
10) Bentangkan tangan obstetrik menjadi datar seperti memberi salam (ibu
jari
11) merapat ke jari telunjuk dan jari-jari lain saling merapat)
c. Melepas plasenta dari dinding uterus
1) Menentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta paling bawah
2) Bila plasenta berimplantasi di korpus belakang, tali pusat tetap di
sebelah atas dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan
dinding uterus dimana punggung tangan menghadap ke bawah (posterior
ibu)
3) Bila di korpus depan maka pindahkan tangan ke sebelah atas tali pusat
dan sisipkan ujung jari-jari tangan diantara plasenta dan dinding uterus
dimana punggung tangan menghadap ke atas (anterior ibu)
4) Setelah ujung-ujung jari masuk diantara plasenta dan dinding uterus,
maka perluas pelepasan plasenta dengan jalan menggeser tangan ke
kanan dan kiri sambil digeserkan ke atas (kranial) hingga semua
perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus.
d. Mengeluarkan plasenta
1) Sementara satu tangan masih di dalam kavum uteri, lakukan eksplorasi
2) untuk menilai tidak ada sisa plasenta yang tertinggal
3) Pindahkan tangan luar dari fundus ke supra simpisis (tahan segmen
bawah
4) uterus) kemudian instruksikan asisten/penolong untuk menarik tali pusat
sambil tangan dalam membawa plasenta keluar (hindari terjadinya
5) percikan darah)
6) Lakukan penekanan (dengan tangan yang menahan supra simpisis)
uterus
7) ke arah dorso kranial setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plasenta
di dalam wadah yang telah disediakan

e. Pencegahan infeksi pasca tindakan


1) Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan) dan peralatan lain
yang
2) digunakan
3) Lepaskan dan rendam sarung tangan serta peralatan lainnya di dalam
4) larutan klorin 0,5% selama 10 menit
5) Cuci tangan
6) Keringkan tangan dengan handuk bersih

f. Pemantauan pasca tindakan

1) Periksa kembali tanda vital ibu


2) Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan
3) Tuliskan rencana pengobatan, tindakan yang masih diperlukan dan
asuhan lanjutan
4) Beritahu pada ibu dan keluarga bahwa tindakan telah selesai
5) Lanjutkan pemantauan pada ibu hingga 2 jam pasca tindakan
g. Bila retensio plasenta tanpa perdarahan segera berikan rujukan
Pasca Plasenta Manual
1) Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 mL cairan IV (NaCl atau Ringer
Laktat) 60 tetes/menit + masase fundus uteri untuk perangsangan
kontraksi
2) Bila masih perdarahan banyak:
3) Berikan ergometrin 0,2 mg IM
4) Rujuk ibu ke rumah sakit
5) Selama transportasi, rasakan apakah uterus berkontraksi baik. Bila tidak,
6) tetap lakukan masase dan beri ulang oksitosin 10 unit IM/IV
7) Lakukan kompresi bimanual atau kompresi aorta bila perdarahan lebih
8) hebat berlangsung sebelum dan selama transportasi.
2. Cara mencegah
a. Tidak merokok.
b. Tidak menggunakan narkoba.
c. Mengurangi aktivitas fisik yang berat.
d. Mengurangi frekuensi berhubungan seksual.
e. Menghindari bepergian jarak jauh ketika usia kehamilan 28 minggu ke atas.
f. Segera beristirahat ketika keluar flek
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelepasan plasenta secara manual adalah pada keadaan perdarahan pada kala
tiga persalinan kurang lebih 400 cc yang tidak dapat dihentikan dengan uterotonika
dan masase, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan
yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan dibutuhkan untuk
eksplorasi jalan lahir dan tali pusat putus. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan
plasenta disebabkan oeh gangguan kontraksi uterus.Manual plasenta adalah prosedur
pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan
mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan melakukan tindakan
invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukkan langsung
kedalam kavum uteri. Pada umumnya ditunggu sampai 30 menit dalam lahirnya
plasenta secara spontan atau dengan tekanan ringan pada fundus uteri yang
berkontraksi. Bila setelah 30 menit plasenta belum lepas sehingga belum dapat
dilahirkan atau jika dalam waktu menunggu terjadi perdarahan yang banyak, plasenta
sebaiknya dikeluarkan dengan segera.
Saran

Setelah Menyusun makalah terkait “Gawat Darurat Maternal Neonatal tentang


manual plasenta” penulis menyarankan agar yang mendapat membaca dapat
memahami makalah yang telah dibuat ini.
DAFTAR PUSTAKA

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.


(2019). Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

Anda mungkin juga menyukai