Anda di halaman 1dari 14

• Caput femoris, yaitu ujung proksimal

femur yang membulat. Bagian ini


berartikulasi dengan asetabulum.
Terdapat perlekatan ligamen yang
Anatomi Femur
menyangga caput femoris agar berada
di tempatnya, yaitu fovea kapitis.
• Kolum femoris, yaitu bagian di bawah
caput femoris yang terus memanjang.
Terdapat garis intertrokanker pada
permukaan anterior dan krista
intertrokanter pada permukaan
posterior.
• Trokanter mayor dan minor,
merupakan penonjolan dua prosesus
pada ujung atas batang femur.
• Linea aspera, merupakan lekukan
kasar pada bagian korpus sebagai
tempat perlekatan beberapa otot,
yaitu linea aspera.
• Pada ujung bawah, korpus melebar ke
dalam sebagai kondilus medial dan
kondilus lateral.
Definisi
Menurut Sjamsuhidayat (2005), fraktur adalah terputusnya
kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa.

Fraktur dapat disebabkan oleh :


• Cedera / injury
• Stres yang berulang
• Lemahnya tulang yang abnormal
Jenis Fraktur
Berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan disekitar Fraktur
dapat dibagi menjadi :
• Fraktur tertutup (closed),bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar.
• Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan di kulit.
(pathway)
Trauma pada tulang Tekanan yang berulang Kelemahan tulang abnormal
(kecelakaan) (kompresi) (ex. osteoporosis)

Fraktur femur

Tulang menembus Px & keluarga cemas Px & Keluarga Px tidak


Jepitan saraf siatika
pemb. darah terhadap kondisi Px mengetahui ttg kondisi Px

Terputusnya Kerusakan jalur


Risiko perdarahan Ansietas Kurang Pengetahuan
kontinuitas jar. saraf

Menekan saraf
Kemampuan pergerakan Tirah baring lama Aktifitas simpatis terhambat
perasa nyeri Defisit perawatan
otot sendi ↓
diri
Stimulasi Dekubitus G3 pd termoregulasi
neurotransmitter nyeri Hambatan mobilitas di hipotalamus
fisik Kerusakan integritas
kulit Memicu kerja thermostat
Pelepasan mediator
prostaglandin di hipotalamus
Perubahan
Respon nyeri permeabilitas kapiler P↑ titik patok suhu tubuh
hebat & akut (terjadi mendadak)
Daerah sekitar Kehilangan cairan ekstra
fraktur edema sel ke jar. yang rusak Hipertermi
Nyeri Akut

Kelebihan Vol. PK Syok


cairan Hipovolemik
Derajat Fraktur Terbuka

Derajat fraktur terbuka oleh Gustillo dan Anderson


Tipe I Fraktur terbuka dengan luka < 1cm
Tipe II Fraktur terbuka dengan laserasi > 1 cm tanpa kerusakan jaringan yang
hebat atau avulsi
Tipe III Luka lebar dan rusak hebat. Kerusakan meliputi jaringan lunak, otot,
kulit, neurovaskular, dengan kontaminasi yang hebat. Fraktur tidak
stabil.
A Luka dapat ditutup
B Luka tidak dapat ditutup
C Disertai dengan kerusakan arteri
Jenis Fraktur Femur
A. FRAKTUR PROXIMAL FEMUR
B. FRAKTUR LEHER FEMUR
C. FRAKTUR PADA POROS/BATANG FEMUR
D. FRAKTUR DISTAL FEMUR
Fraktur Proximal
 Intracapsular fraktur termasuk femoral head dan leher femur (gambar 3.1)
 Capital : uncommon
 Subcapital : common
 Transcervical : uncommon
 Basicervical : uncommon
Gambar 1.8
*Dikutip dari kepustakaan 8

 Entracapsular fraktur termasuk trochanters (gambar 3.2)


 Intertrochanteric

Subtrochanteric
Fraktur Leher Femur
Manifestasi Klinis
• Nyeri,
• Deformitas,
• Pemendekan ekstremitas,
• Pembengkakan lokal.
Pada tulang panjang terjadi pemendekan tulang karena kontraksi otot
yang melekat pada tulang tersebut. Pada fraktur femur, pasien biasanya
datang dengan gejala trauma hebat disertai pembengkakan pada daerah
tungkai atas dan tidak dapat menggerakkan tungkai. Terdapat
deformitas, pemendekan anggota gerak. Dapat juga terjadi syok yang
hebat karena perdarahan
Anamnesis Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa
bagian distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk
Trauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
menguji sensasi. Cedera pembuluh darah adalah keadaan
ketinggian atau jatuh di kamar mandi pada orang tua,
darurat yang memerlukan pembedahan
penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan pada pekerja,
atau trauma olahraga. Pasien datang dengan mengeluhkan • Pergerakan (Movement)
nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi gerak, deformitas,
Krepitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih
Diagnosis

kelainan gerak, atau dengan gejala lain.


penting untuk menanyakan apakah pasien dapat menggerakan
• Selain itu perlu ditanyakan apakah pernah mengalami sendi – sendi dibagian distal cedera.
trauma sebelumnya yang berkemungkinan mengakibatkan
Pemeriksaan neurologis
komplikasi.1
Pemeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara
Pemeriksaan
sensoris dan motoris serta gradasi kelainan neurologis yaitu
Pemeriksaan umum : survey ABCD, dan menilai keadaan neuropraksia, aksonotmesis atau neurotmesis. Kelainan saraf
secara umum dari atas kepala sampai kaki yang didapatkan harus dicatat dengan baik karena dapat
menimbulkan masalah asuransi dan tuntutan (klaim) penderita
Pemeriksaan lokal :
serta merupakan patokan untuk pengobatan selanjutnya. 2
• Inspeksi (Look)
Pemeriksaan penunjang :
Pembengkakan, memar dan deformitas (penonjolan yang
Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap), dan foto rontgen
abnormal, angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat
pada daerah yang dicurigai ada fraktur, dan dapat juga
jelas, tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh;
dilakukan CT Scan.
kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur,
Tatalaksana
Tatalaksana Awal Reduction, reduksi fraktur.
• Pertolongan pertama : • Mengembalikan posisi fraktur seanatomis
• Life saving : ABCD dan sedapat mungkin mengembalikan
fungsinya menjadi normal
• Limb saving
Retention
R4
• Dilakukan imobilisasi atau fiksasi sampai
Recognition, yaitu diagnosis dan
fraktur menjadi tersambung kembali.
penilaian fraktur
Internal atau eksternal fiksasi
• Mengetahui dan menilai keadaan fraktur
 Rehabilitation
dilakukan dengan anamnesis,
• Mengembalikan aktifitas fungsional
pemeriksaan klinis dan radiologi.
semaksimal mungkin. Dilakukan segera
bersamaan dengan pengobatan fraktur
Tatalaksana Fraktur Terbuka
• Fraktur femur terbuka, pada luka yang besar, terkontaminasi, fiksasi internal harus dihindarkan.
Setelah dilakukan debridement, luka harus dibiarkan terbuka dan fraktur distabilkan dengan fiksasi
eksterna. Setelah beberapa minggu, saat luka sembuh dan setelah berhadil dilakukan pencangkokak
kulit, dapat dilakukan fiksasi interna.
• Pada anak, metode tertutup lebih sering digunakan. Anak antara umur 2-10 tahun dapat diterapi
dengan traksi berimbang tak lebih dari 1-2 minggu, diikuti dengan gips spika selama 3-4 minggu. Atau
dilakukan dengan reduksi awal dan gips spika sejak permulaan. Pemendekan sebesar 1-2 cm dan
angulasi sampai 20 derajat dapat diterima.6
• Penatalaksanaa dari patahnya batang femur pada anak besar dari 3 tahun adalah menggunakan traksi
kulit menurut Hamilton Russel. Traksi dikenakan pada tungkai yang patah dengan panggul dalam
posisi fleksi 40° dan lutut dalam fleksi 40°. Dapat juga dilakukan traksi menurut Buck, yaitu dengan
tungkai bawah dalam keadaan ekstensi. Traksi dipasang 3-4 minggu dan pasien dipulangkan dengan
gips spika selama 3-4 minggu. Pantau perdarahan pada tungkai yang digantungdengan traksi kulit
untuk menghindari iskemik. Bila terjadi iskemik, traksi harus dihentikan.
Komplikasi
Komplikasi segera • Nekrosis kulit-otot, sindrom kompartemen,
• Komplikasi segera merupakan komplikasi thrombosis, osteomielitis.
yang terjadi pada saat terjadi fraktur atau • Umum
segera setelahnya. • Emboli paru, tetanus
• Lokal Komplikasi lambat
• Kerusakan yang langsung disebabkan oleh • Komplikasi lambat merupakan komplikasi
trauma selain patah tulang atau dislokasi, yang terjadi lama setelah fraktur
seperti : trauma pada kulit (kontusio,
abrasi, laserasi, luka tembus), vascular • Lokal
(perdarahan), organ dalam, neurologis • Tulang (malunion, nonunion, delayed
(otak, medulla spinalis, saraf perifer) union), sendi (ankilosis), kerusakan saraf.
• Umum • Umum
• Komplikasi seperti syok, trauma multiple. • Neurosis pascatrauma
Komplikasi dini
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai