Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR

Disusun oleh :

Reri rukmania

18180100016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM NURSE

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA 2018

1
FRAKTUR

1. DEFINISI FRAKTUR
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa (R. Sjamsuhidayat dan Winn de Jong, 1998).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditemukan sesuai jenis dan
luasnya. (Bruner dan Suddart)
Fraktur adalah patah tulang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik
(Sylvia Anderson Price. Larraie Mc Carty Klilson, 1995)
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang diakibatkan oleh tekanan
eksternal yang lebih besar dari setiap oleh tulang (Lynda Juall Capenito, 1999).
a) Macam-Macam Fraktur
1) fracture (fraktur tertutup) yaitu fraktur yang tertutup karena integritas kulit masih
utuh atau tetap tidak berubah.
2) Compound fracture (fraktur terbuka) yaitu fraktur karena integritas kulit robek
atau terbuka dan ujung menonjol sampai menembus kulit.
3) Fracture complete adalah retak atau patahnya tulang yang luas dan melintang
biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.
4) Fracture incomplete adalah patah tulang melintang tetapi tidak terjadi dislokasi.
5) Retak tak komplit yaitu hanya sebagian dari tulang yang retak.
Berikut ini adalah berbagai jenis khusus fraktur
a. Green stick: Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya
membengkak.
b. Transversal: Fraktur sepanjang garis tengah tulang.
c. Oblik: Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil
dibandingkan transversal).
d. Spiral: Fraktur memuntir seputar batang tulang.
e. Kominutif: Fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi
pada tulang tengkorak dan tulang wajah).

2
f. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang
belakang)
g. Patologik: Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,
penyakit paget, metatasis tulang, tumor)
h. Avulsi: Tertariknya fragmen tulang oleh fragmen atau tanda pada perlekatannya.
i. Impaksi: Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
j. Epifisial: Fraktur melalui episis.
Fraktur fremur dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Fraktur batang femur: Mempunyai insidens yang cukup tinggi diantara jenis-jenis
patah tulang. Umumnya fraktur femur terjadi pada batang femur 1/3 tengah.
b. Fraktur kolum femur: Dapat terjadi akibat trauma langsung dan tidak langsung.
Fraktur kolum terjadi pada wanita tua yang tulangnya telah terjadi telah terjadi
osteoporosis.
2. ETIOLOGI
a) Trauma: Merupakan penyebab utama yang sering menyebabkan terjadinya fraktur
seperti kecelakaan dan lain-lain.
b) Patologi: Merupakan fraktur yang disebabkan karena timbulnya fraktur seperti
osteoporosis dan tumor.
c) Malnutrisi: Karena kurang mineral dan kalsium serta perubahan hormonal.
3. KOMPLIKASI
a) Mal union yaitu proses penyembuhan tulang berjalan dengan normal tetapi bentuknya
abnormal.
b) Non union yaitu suatu kegagalan dalam penyembuhan tulang, walaupun sudah pada
waktunya ditandai dengan nyeri pada waktu digerakkan.
c) Delayed union yaitu proses tulang yang diperkirakan (lebih dari 4 bulan).
d) Kerusakan pembuluh darah seperti iskhemia.
e) Kerusakan saraf seperti kelumpuhan.
f) Infeksi tulang seperti osteomyelitis.
g) Kekakuan sendi seperti ankylosis.

3
4. PATOFLOW

Trauma Proses Patologi, penuaan, ,mal nutrisi

Rusak atau terputusnya kontinuitas tulang

Kerusakan jaringan lunak dan kulit PO Serabut saraf dan sumsum tulang
Periostum
dan korteks tulang
Hematoma Hemoragi

Port Vasodilatasi eksudat plasma dan migrasi


Hipovolemik
leukosit Serabut saraf putus Hilangnya fragmen tulang
dientry

Non infeksi Infeksi Hipotensi


Kehilangan sensasi Deformitas
Inflamasi
Delayed union
Suplai O­2 ke otak ¯X
Sembuh
Supresi Syndrom konus nodularis: anestesia, gg. defekasi, gg. miksi, impotensi, hilangnya reflek anal.
Mal union saraf
Shock hipovolemik, kesadaran ¯X

Deformitas Nyeri

Gg. body image Imobilisasi Toleransi aktivitas

Atropfi Kerusakan integritas kulit


otot

5. MANIFESTASI KLINIK
Pada kurang mineral dan kalsium serta perubahan hormonal.
a) Nyeri

4
Terjadi karena terputusnya kontinuitas jaringan dan tulang. Nyeri hampir selalu
muncul dan biasanya parah, terutama pada ujung tulang yang tidak dapat digerakkan.
b) Menurunnya fungsi ekstremitas normal dan abnormal
Disebabkan oleh ketergantungan fungsional otot pada stabilitas otot
c) Bengkak
Berasal dari proses vasodilatasi eksudasi plasma dan adanya peningkatan leukosit
pada jaringan di sekitar tulang.
d) Spasme Otot
Dapat menambah rasa sakit dan tingkat kecacatan kekuatan otot yang sering
disebabkan karena tulang menekan otot.
e) Krepitasi
Sering terjadi karena pergerakan bagian fraktur sehingga menyebabkan kerusakan
jaringan sekitarnya.
f) Pemendekatan tulang
Terjadi pada fraktur panjang, yang terjadi karena kontraksi otot yang melekat di atas
dan bawah tempat fraktur.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Pemeriksaan Diagnostik
1) Sinar-X : Mengevaluasi klien dengan kelainan muskuloskeletal. Sinar-X tulang
menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, porosi dan perubahan hubungan
tulang.
2) CT-Scan : Menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat
memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligamen atau tendon.
3) MRI : Teknik pencitraan khusus, non invasif yang menggunakan magnet,
gelombang radio & komputer untuk memperlihatkan abnormalitas jaringan lunak
seperti jaringan otot, tendon dan tulang rawan.
b) Pemeriksaan Lab
1) Pemeriksaan darah lengkap
2) Pemeriksaan kimia darah
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
a) Immobilisasi

5
b) Pembedahan
c) Penggunaan fiksasi internal seperti pen, plate, screw, wire
d) Perawatan pre-operasi
e) Direncanakan untuk mempersiapkan keadaan jasmani klien dan psikososial
f) Perawatan post-operatif

Pengkajian berkesinambungan dilakukan oleh perawat pada 24-48 jam pertama


setelah operasi.
a. Tanda-tanda vital : shock, hipovolemik
b. Luka : eritema, rasa panas area luka, observasi drainase
c. Intake & output : memonitor melalui kateter dan muntah
d. Kenyamanan : frekuensi pola tidur
e. Pengkajian pernafasan : menentukan apakah pasien batuk efektif
f. Pengkajian abdomen : bising usus untuk memulai makan.
Rehabilitatif
a. Terapi panas dingin dan pijatan latihan isometric akan meningkatkan tensi otot tanpa
menggerakkan sendi dekat luka.
b. Latihan ROM pasif dan aktif membantu menjaga dan meningkatkan mobilitas sendi.

8. ASUHAN KEPERAWATAN
a) PENGKAJIAN
a. Aktivitas/Istirahat
Tanda : Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin
segera fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan
jaringan, nyeri).
b. Sirkulasi
Tanda : - Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respons terhadap
nyeri/ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah).
- Takikardia (Respon stress, hipovolemia).

- Pembengkakan jaringan atau massa hematoma pada sisi cedera.

6
c. Neurosensori
Gejala : - Hilang gerakan/sensasi, spasme otot
- Kebas/kesemutan (parestesis)
Tanda: - Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi
(bunyi berderit), spasme otot, terlihat kelemahan/hilang fungsi.
- Agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas atau trauma lain).

d. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : - Nyeri berat tiba-tiba pada saat ceder (mungkin terlokasasi pada area
jaringan/kerusakan tulang: dapat berkurang pada imobilisasi) tak ada nyeri
akibat kerusakan saraf.
- Spasme/kram otot (setelah imobilisasi).
e. Keamanan
Gejala : - Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, perubahan warna.
- Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba).

b) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap fraktur.
2. Resiko tinggi trauma b.d. kehilangan integritas tulang (fraktur)
3. Resiko tinggi terhadap disfungi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan
aliran darah (cedera vaskuler langsung, edema berlebihan, pembentukan trombus)
4. Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi mengenai
pengobatan.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan (prosedur invasif).
7. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler (nyeri)
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik

c) INTERVENSI
1. DX I
Nyeri akut b.d. spasme otot dan kerusakan sekunder terhadap fraktur.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau hilang.
NOC:
a. NOC 1: Level Nyeri

7
Kriteria Hasil:
a. Laporkan frekuensi nyeri
b. Kaji frekuensi nyeri
c. Lamanya nyeri berlangsung
d. Ekspresi wajah terhadap nyeri
e. Kegelisahan
f. Perubahan TTV
b. NOC 2: Kontrol Nyeri
Kriteri Hasil:
a. Mengenal faktor penyebab
b. Gunakan tindakan pencegahan
c. Gunakan tindakan non analgetik
d. Gunakan analgetik yang tepat
NIC: Manajemen Nyeri
1) Kaji secara menyeluruh tentang nyeri termasuk lokasi, durasi, frekuensi, intensitas, dan
faktor penyebab.
2) Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan terutama jika tidak dapat
berkomunikasi secara efektif.
3) Berikan analgetik dengan tepat.
4) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berakhir dan
antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
5) Ajarkan teknik non farmakologi (misalnya: relaksasi, guide, imagery,terapi
musik,distraksi)
2. DX II
Resiko tinggi trauma b.d. kehilangan integritas tulang (fraktur)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi trauma.
NOC: Risk Control
Kriteria Hasil:
a. Memonitor faktor resiko lingkungan
b. Memonitor faktor resiko perilaku pasien
c. Menggunakan pelayanan kesehatan kongruen dengan kebutuhan
d. Memonitor perubahan status kesehatan
e. Partisipasi dalam perawatan untuk identifikasiresiko
NIC: Enviromental Manaement: Safety
1) Identifikasi keamanan yang dibutuhkan pasien, pada tingkat fungsi fisik dan kognitif
dan perilaku yang lalu
8
2) Identifikasi keselamatan pasien terhadap bahaya dalam lingkungan (fisik, biologi,
kimia)
3) Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan resiko bahaya.
4) Monitor perubahan lingkungan dalam kondisi keamanan dan keselamatan pasien.
3. DX III
Resiko disfungsi neurovaskuler b.d. penurunan aliran darah
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan neurovaskuler perifer
berfungsi kembali.
NOC: Circulation Status
Kriteria Hasil:
a. Nadi normal
b. Tekanan vena sentral normal
c. Perbedaan arteriol-venous oksigen normal
d. Peripheral pulse kuat
e. Tidak terjadi cedera peripheral
f. Tidak terjadi kelemahan yang berlebihan
NIC:
a. NIC 1: Exercise Therapy
1) Tentukan batasan pergerakan sendi dan efek dari fungsi
2) Monitor lokasi ketidaknyamanan selama pergerakan
3) Dukung ambulasi
b. NIC 2: Circulatory Care
1) Evaluasi terhadap edema dan nadi
2) Inspeksi kulit terhadap ulser
3) Dukung pasien untuk latihan sesuai toleransi
4) Kajiderajat ketidaknyamanan/nyeri
5) Turunkan ekstremitas untuk memperbaiki sirkulasi arterial
4. DX IV
Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dan keluarga tidak
mengalami kecemasan.
NOC: Control Cemas
Kriteria Hasil:
a. Monitor Intensitas kecemasan
b. Menurunkanstimulasi lingkungan ketika cemas
c. Menggunakan strategi koping efektif
9
d. Mencari informasi untuk menurunkan cemas
e. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan cemas
NIC: Penurunan Kecemasan
1) Tenangkan Klien
2) Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien dan perasaan yang mungkin muncul
pada saat melakukan tindakan
3) Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis, dan tindakan.
4) Temani pasien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa sakit.
5) Instruksikan pasien untuk menggunakan metode/ teknik relaksasi.
5. DX V
Kurang pengetahuan b.d. keterbatasan informasi mengenai pengobatan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien dan
keluarga bertambah.
NOC: Pengetahuan: proses penyakit.
Kriteria Hasil:
a. Mengenal tentang penyakit
b. Menjelaskan proses penyakit
c. Menjelaskan penyebab/faktor yang berhubungan
d. Menjelaskan faktor resiko
e. Menjelaskan komplikasi dari penyakit
f. Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit
NIC:
a. NIC 1: Health Care Information exchange
1) Identifikasi pemberi pelayanan keperawatan yang lain
2) Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga dalam mengimplementasikan keperawatan
setelah penjelasan
3) Jelaskan peran keluarga dalam perawatan yang berkesinambungan
4) Jelaskan program perawatan medik meliputi; diet, pengobatan, dan latihan.
5) Jelaskan rencana tindakan keperawatan sebelum mengimplementasikan
b. NIC 2: Health Education
1) Jelaskan faktor internal dan eksternal yang dapat menambah atau mengurangi dalam
perilaku kesehatan.
2) Jelaskan pengaruh kesehatan danperilaku gaya hidup individu,keluarga/lingkungan.
3) Identifikasi lingkungan yang dibutuhkan dalam program perawatan.
4) Anjurkan pemberian dukungan dari keluarga dan keluarga untuk membuat perilaku
kondusif.
10
6. DX II
Resiko tinggi infeksi b.d. trauma jaringan (prosedur invasif)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksitidak terjadi.
NOC:
a. NOC 1: Deteksi Infeksi
Kriteria Hasil:
a. Mengukur tanda dan gejala yang mengindikasikan infeksi
b. Berpartisipasi dalam perawatan kesehatan
c. Mampu mengidentifikasi potensial resiko
b. NOC 2: Pengendalian Infeksi
Kriteria Hasil:
a. Pengetahuan tentang adanya resiko infeksi
b. Mampu memonitor faktor resiko dari lingkungan
c. Membuat strategi untuk mengendalikan resiko infeksi
d. Mengatur gaya hidup untuk mengurangi resiko
e. Penggunaan pelayanan kesehatan yang sesuai
NIC: Teaching diases proses
1) Deskripsikan proses penyakit dengan tepat
2) Sediakan informasi tentang kondisi pasien
3) Diskusikan perawatan yang akan dilakukan
4) Gambaran tanda dan gejala penyakit
5) Instruksikan pasien untuk melaporkan kepada perawat untuk melaporkan tentang tanda
dan gejala yang dirasakan.
7. DX III
Kerusakan mobilitas fisik b.d. kerusakan meurovaskuler (nyeri)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat meningkatkan
mobilisasi pada tingkat yang paling tinggi
NOC: Mobility level
Kriteria Hasil:
a. Keseimbangan penampilan
b. Memposisikan tubuh
c. Gerakan otot
d. Gerakan sendi
e. Ambulansi jalan
f. Ambulansi kursi roda
NIC: Exercise Therapy: Ambulation
11
1) Bantu pasien untuk menggunakan fasilitas alat bantu jalan dan cegah kecelakaan atau
jatuh
2) Tempatkan tempat tidur pada posisi yang mudah dijangkau/diraih pasien.
3) Konsultasikan dengan fisioterapi tentang rencana ambulansi sesuai kebutuhan
4) Monitor pasien dalam menggunakan alatbantujalan yang lain
5) Instruksikan pasien/pemberi pelayanan ambulansi tentang teknik ambulansi.
8. DX IV
Resiko kerusakan integritas kulit b.d. imobilisasi fisik.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kerusakan integritas kulit
tidak terjadi.
NOC: Integritas Jaringan: kulit dan membran mukosa
Kriteria Hasil:
a. Sensasi normal
b. Elastisitas normal
c. Warna
d. Tekstur
e. Jaringan bebas lesi
f. Adanya pertumbuhan rambut dikulit
g. Kulit utuh
NIC: Scin Surveilance
1) Observation ekstremitas oedema, ulserasi, kelembaban
2) Monitor warna kulit
3) Monitor temperatur kulit
4) Inspeksi kulit dan membran mukosa
5) Inspeksi kondisi insisi bedah
6) Monitor kulit pada daerah kerusakan dan kemerahan
7) Monitor infeksi dan oedema

12
DAFTAR PUSTAKA

Apley, A.C & Solomon, L. 1995. Buku Ajar Ortopedi dan fraktur Sistem Apley, ed 7. Jakarta:
Widya Medika.
Capernito, Linda Juall. 1993. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis, ed 6. Jakarta:
EGC.
Doengoes, M.E, dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, ed 3. Jakarta: EGC.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, vol 2. Jakarta: EGC.
Harnowo, S. 2001. Keperawatan Medikal Bedah untuk Akademi Keperawatan. Jakarta: Widya
Medika.
Hidayat, Aziz.A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Long, B.C. 1988. Perawatan Medikal Bedah Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Bandung:
Yayasan IAPK Padjajaran.
Price, S A & Wilson, L M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, jilid 2.
Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ed 3, jilid 2. Jakarta: Aesculapius.

13

Anda mungkin juga menyukai