Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PENDAHULUAN INC

A. PERSALINAN NORMAL
1. Pengertian
Persalinan adalah proses alamiah membuka dan menipisnya serviks dan
turunnya janin ke dalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin secara alamiah yang kehamilannya sudah cukup bulan
(37-42minggu), lahir spontan tanpa komplikasi pada ibu maupun janin
(Dwi Asri H & Cristine Clervo P, 2010).

Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat


hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada
kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya
kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks,
dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase
belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada
komplikasi pada ibu dan janin (Indah & Firdayanti, 2019).

2. Fisiologi Proses Persalinan


Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun menjadikan otot rahim
sensitif sehingga menimbulkan his. Perubahan keseimbangan estrogen dan
progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering
terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron
menurun sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-
otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-
tanda persalinan.Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam
batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Bila dindingnya teregang oleh isi yang
bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.(Th. Endang
Purwoastuti, S. Pd, APP & Elisabeth Siwi Walyani, Amd. Keb., 2015).

19
20

3. Tanda dan Gejala Persalinan


Lightening merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun ke pintu
bawah panggul, lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang
persalinan, lightening menimbulkan rasa tidak nyaman akibat tekanan
bagian presentasi pada struktur di area pelvis minor. Hal-hal yang spesifik
berikut yang dialami ibu: ibu jadi sering berkemih, karena kandug kemih
ditekan sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang, perasaan
tidak nyaman akibat tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu
merasa tidak enak dan timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu
dikeluarkan, kram pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan bagian
presentasi pada syaraf yang menjalar melalui foramen ischiadikum mayor
dan menuju ke tungkai (Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013).

Kontraksi Braxton-Hicks. Pada stadium akhir kehamilan otot uterus


bersiap untuk persalinan dan pelahiran melalui kontraksi dan relaksasi
pada interval tertentu. Kontraksi Braxton-Hicks biasanya tidak nyeri
kontraksi tersebut juga disebut persalinan palsu. Kontraksi persalinan
palsu umumnya dirasakan rendah di abdomen. Kontraksi persalinan palsu
terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan intensitasnya tidak bertambah
secara bermakna dari waktu kewaktu. Persalinan palsu dapat mengganggu
kontraksi tersebut datang dan pergi, dan perubahan posisi atau aktivitas
dapat meredakan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Pada persalinan
sejati kontraksi uterus yang terjadi secara involunter berlangsung secara
teratur, semakin kuat dari waktu ke waktu, dan memulai kerja persalinan
yang sebenarnya. Kontraksi tersebut terjadi jarak sekita 20 sampai 30
menit, hingga pada jarak 2 sampai 3 menit. Kontraksi persalinan sejatinya
biasanya berlangsung 30 detik pada awalnya dan durasinya meningkat
seiring kemajuan persalinan.

Kontraksi Uterus, kontraksi otot uterus pada persalinan akan menyebabkan


rasa nyeri yang hebat ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya
nyeri saat kontraksi seperti hipoksia pada miometrium yang sedang
berkontraksi, peritoneum yang berada diatas fundus mengalami
peregangan, peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran serviks.
setiap kontraksi serabut otot uterus menegang saat kontraksi berakhir dan
uterus istirahat, otot tetap lebih sedikit lebih pendek dibanding pada awal
kontraksi. Kondisi ini disebut retraksi otot, saat proses ini terus
berlangsung sepangjang jam-jam persalinan otot yang memendek menarik
titik resistensi terendah menyebabkan penipisan dan kemudian dilatasi
serviks. Penekanan dari kantung ketuban yang menegang atau bagian
presentasi janin membantu mempertahankan dilatasi serviks. Setiap
kontraksi persalinan memiliki tiga fase:
1. Increment: fase ini, ketika kontraksi berkembang dari fase istirahat
menuju kekuatan penuh, terhitung lebih lama dibanding kombinasi dua
fase lain.
2. Acme: fase ini merupakan masa ketika kontraksi berada pada intensitas
maksimum. Fase ini menjadi lebih lama seiring kemajuan persalinan.
3. Decrement: selama fase ini, kontraksi uterus menurun, hingga fase
istirahat dicapai (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski, Buku
Ajar Keperawatan Dasar Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir,
Edisi 10, 2012).

Ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi sebelum


awitan persalinan, disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang lebih 80%
wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD
mulai mengalami persalinan spontan mereka dalam waktu 24 jam.

Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina) dengan his
permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran
dan pembukaaan, lendir yang terdapat dikanalis servikalis lepas, kapiler
pembuluh pecah, yang menjadi pendarahan sedikit (Ai Nurasiah & dkk,
2012).Sumbatan mukus yang menyekat serviks selama kehamilan tepat
sebelum persalinan, serviks membuka secara perlahan dan sumbatan
tersebut lepas. Pada saat bersamaan beberapa kapiler serviks ruptur
membuat mukus yanglengket menjadi warna merah muda. Proses ini
disebutshow atau bloody show dan mengindikasikan bahwa persalinan
akan segara terjadi (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski, 2014).

Lonjakan energi, banyak wanita mengalami lonjakan energi kurang lebih


24 sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah beberapa hari dan
minggu merasa letih secara fisik dan lelah karena hamil, mereka terjaga
pada suatu hari dan menemukan diri mereka bertenaga penuh. Para wanita
merasa enerjik melakukan sbelum kedatangan bayi, selama beberapa jam
sehingga mereka semangat melakukan berbagai aktifitas yang sebelumnya
tidak mampu mereka lakukan, akibatnya mereka memasuki masa
persalinan dalam keadaan letih (Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013).

B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun
psikologis. Hal ini tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan
dan kesehatan.
Abraham Maslow mengemukan Teori Hierarki kebutuhan dasar manusia
yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar,
yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan nyaman, kebutuhan
rasa cinta dan kasih sayang, kebutuhan harga diri, serta kebutuhan
aktualisasi diri.
Gambar. 2.1
aktualisasi diri
kebutuhan harga diri

kebutuhan rasa cinta kebutuhan rasa aman dan nyaman


kebutuhan fisiologis

.
1. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia,
antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan
(minum), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas,
keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.

2. Kebutuhan rasa aman dan nyaman


Kebutuhan rasa aman menurut Nancy Roper keamanan terkait dengan
kemampuan seseorang dalam menghindari bahaya, yang ditentukan oleh
pengetahuan dan kesadaran serta motivasi orang tersebut untuk
melakukan tindakan pencegahan. Ada tiga faktor penting yang terkait
dengan kesalamatan dan keamanan, yaitu tingkat pengetahuan dan
kesadaran individu, kemampuan fisik, dan mental dalam mempraktikan
upaya pencegahan, serta lingkungan fisik yang membahayakan atau
berpotensi menimbulkan bahaya.

Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa bebas dari


rasa nyeri. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri merupakan kondisi
yang mempengaruhi perasan yang tidak nyaman pasien. Nyeri
merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya. Secara umum nyeri dibedakan
menjadi 2 yakni: nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri
yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, penyebab umum
nyeri akut adalah trauma akibat kecelakaan, infeksi, dan pembedahan.
Nyeri akut terjadi dalam periode waktu yang singkat, biasanya 6 bulan
atau kurang, dan biasanya bersifat intermiten (sesekali), tidak konstan.

Nyeri kronis adalah sebagai ketidaknyamanan yang berlangsung dalam


periode 6 bulan atau lebih. Nyeri kronis sangat sulit dihadapi, dan
mekanisme pasrti terlibat tidak sepenuhnya dipahami. Individu yang
megalami nyeri kronis biasanya melaporkan rasa terbakar, sensasi
kesemutan, atau nyeri tertembak yang konstan. Nyeri kronis dapat
menggangu gaya hidup dan tampialn seseorang, terutama jika penyebab
nyeri tidak diketahui. Nyeri mempunyai skala seperti skala intensitas atau
skala distres nyeri biasanya diberikan untuk anak berusia leih dari 7
tahun dan untuk orang dewasa. Pada skala ini klien diminta untuk
menilai nyerinya dengan memilih kata-kata deskriptif, dengan memilih
angka yang tepat pada skala angka dari 0 sampai 10 (Caroline Bunker
Rosdahl & Mary T. Kowalski, 2014)

Konsep dasar nyeri persalinan, Fisiologi nyeri persalinan Proses


terjadinya nyeri persalinan terdiri dari empat komponen berikut ini:
a. Tidak Nyaman Neurologis (Nyeri kala I)
Rasa tidak nyaman selama persalinan kala pertama disebabkan oleh
dua hal, yaitu penipisan dan delatasi serviks serta iskemia rahim
(penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit)
akibat kontraksi miometrium.
b. Rasa Tidak Nyaman Neurologis (Nyeri Kala II)
Pada kala II, persalinan utamanya pada pengeluaran bayi, ibu
mengalami nyeri somatik atau nyeri pada perineum. Nyeri ini
disebabkan oleh karena peregangan perinium, tarikan uteroservkal,
tekanan bagian presentasi terhadap ajalan lahir.
c. Ekspresi Nyeri
Sensasi nyeri akibat respon psikis dan reflek fisik, kualitas nyeri fisik
dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit, denyutan
sensai tajam rasa mual dan kram.
d. Persepsi nyeri
Rasa nyeri berbeda pada setiap individu. manusia mengembangkan
berbagai mekanisme untuk mengatasi nyeri tersebut. Ketegangan
akibat emosi, rasa cemas dan rasa takut dapat memperberat sensasi
nyeri selama proses persalinan. Nyeri dapat menginduksi rasa
ketakutan sehingga timbul kecemasan berakhir dengan kepanikan.
Keletihan dan kurang tidur juga dapat memperberat nyeri.
Pengalaman nyeri persalinan dapat mempengaruhi persepsi wanita
tentang nyeri persalinan. Karena wanita primipara mengalami proses
persalinan yang lebih panjang, mereka merasa lebih letih(Wagiyo,
2016).

Beberapa pendekatan menajemen nyeri untuk kelahiran di antaranya:


a. Metode Leboyer adalah sebuah pendekatan yang berfokus dengan
menyediakan lingkungan yang tenang.
b. Metode Bradley menggunakan pernapasan perut dan relaksasi
umum. Pernapasan dalam dapat meningkatkan relaksasi, membuat
ibu fokus,dan mengalihkannya dari rasa sakit(Joyce Y. Johnson,
2014).

3. Kebutuhan rasa cinta, yairu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,


antara lain memberi serta menerima kasih sayang, kehangatan, dan
persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga serta kelompok sosial.

4. Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain,
terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta meraih
prestasi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu juga orang
butuh pengakuan diri orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki


maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang
lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya(Musrifatul
Uliyah & A. Azis Alimul Hidayat, 2011).

C. Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah kerangka kerja untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang profesional dan berkualitas. Proses keperawatan langsung
mengarah pada kegiatan keperawatan yang meliputi promosi kesehatan,
perlindungan kesehatan, dan pencegahan penyakit. Saat ini, proses
keperawatan meliputi hal-hal yang sebagai berikut:
1. Pengkajian
Adapun pengkajian yang dilakukan pada persalinan normal: memantau
kontraksi uterus, his adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos
dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri, di mana tuba falopi
memasuki dinding uterus. Kontraksi dimulai seperti tertusuk-tusuk, lalu
mencapai puncak kemudian hilang, karakteristik kontraksi persalinan
palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan intensitasnya tidak
bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu, kontraksi tersebut
datang dan pergi. Pada persalinan sejati kontraksi uterus yang terjadi
secara involunter berlangsung secara teratur, semakin kuat dari waktu ke
waktu. Kontraksi tersebut terjadi dari waktu sekitar 20-30 menit hingga
pada waktu 2-3 menit. Pada awalnya kontraksi persalinan sejati biasanya
berlangsung 30 detik dan durasinya meningkat seiring kemajuan
persalinan.

Rasa nyeri pada persalinan terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi,


bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum tulang
belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim, berat dari
kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan
tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung,
kemudian menyebar ke bagian bawah perut mungkin juga menyebar ke
kaki. Pada saat sebelum atau sesudah kontraksi, sering kali muncul
lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan,
hal ini disebabkan karena terlepasnya sumbatan pada perlindungan leher
rahim, karena serviks mulai membuka dan mendatar (Wahyudi, 2017)

Palpasi abdomen dilakukan untuk memastikan bahwa posisi janin sudah


benar untuk persalinan yang normal. Posisi janin dianggap benar kalau
posisi kepala janin di bawah. Palpasi vagina, pemeriksaan vagina akan
memperlihatkan, keadaaan selaput ketuban apakah sudah ruptur atau
belum, penipisan dan dilatasi serviks. Pembukaan serviks, besarnya
pembukaan dalam cm dicatat kedaalam partograf dengan tanda X.
Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam kecuali bila ada indikasi. Pada
fase aktif kecepatan pembukaan sekurang-kurangnya 1cm/ jam.

Denyut jantung janin dapat diperiksa setiap setengah jam, yang diamati
adalah frekuensi dalam satu menit dan keteraturan denyut jantung janin
dicatat dibagian atas, ada penebalan garis pada angka 120 dan 160 yang
menandakan batas normal pada denyut jantung janin, kalau diamati ada
denyut jantung janin abnormal, dengarkanlah setiap 15 menit, selama 1
menit segera setelah his hilang.

Warna dan selaput ketuban, apakah selaput ketuban sudah pecah? Bila
sudah pecah dicatat pada partograf sesuai dengan kualitas air ketuban
tersebut, bila jernih ditulis dengan C, bila bercampur dengan feases M
(Meconium straid), dan bila air ketuban tidak ada atau kering A (absent).
(Wahyu Purwaningsih & Siti Fatmawati , 2010).

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu,
dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebaagi dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan
sesuai kewenangan perawat. Sesuai dengan data pada tahap pengkajian
penulis mengambil diagnosa yang berfokus pada gangguan rasa nyaman
yaitu nyeri. Berdasarkan gejala yang muncul pada pasien dengan
persalinan normal maka sesuai dengan standar SDKI data-data tersebut
dapat menjadi dasar dalam penegakan diagnosa keperawatan.
Tabel 2.1
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada pasien persalianan normal

Data Diagnosa NANDA Diagnosa SDKI

1. Nyeri Nyeri persalinan Nyeri melahirkan


2. kontraksi uterus
3. Kelelahan Resiko Cidera Pada Resiko Cidera Pada
Janin Janin
4. Ketuban pecah Resiko Cidera Pada Ibu Resiko Cidera Pada
Ibu
1. Mengalami Keletihan Keletihan
peningkatan energi
2. Lelah karena
kehamilan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

3. Rencana Keperawatan.
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan masalah
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
klien (Oda Debora, 2015). Berdasarkan data dan diagnosa yang didapatkan
maka rencana tindakan keperawatan pada kasus persalinan normal sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Rencana Tindakan Keperawatan pada Persalinan Normal

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan

Nyeri melahirkan Tingkat nyeri Manajemen nyeri


berhubungan dengan nyeri, 1. Nyeri yang dilaporkan tidak ada 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
perineum tertekan,kontraksi 2. Dapat beristirahat frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
uterus ditandai dengan 3. Frekusi nafas normal 2. Identifikasi skala.
proses persalinan 4. Tekanan darah normal 3. Identifikasi faktor yang memperberat rasa
5. Mengerang dan menangis tidak ada nyeri
6. Berkeringat tidak berlebihan 4. Berikan terapi komplementer untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi
musik)
5. Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri.
6. Ajarkan terapi komplementer untuk
mengurangi nyeri (mis. Relaksasi)
7. Kolaborasi pemberian analgesik jika
diperlukan
Resiko cedera pada janin Status janin intrapartum Pemantauan frekuensi denyut jantung
ditandai dengan persalinan 1. Dasar denyut jantung janin (120-160) 1. Identifikasi adanya penggunaan obat,
kala I dan II, kelelahan. tidak terganggu. diet, dan merokok.
2. Posisi janin tidak terganggu. 2. Monitor tanda vital ibu.
3. Warna cairan ketuban tidak terganggu. 3. Anjurkan berbaring ditempat tidur.
4. Atur posisi pasien.

29

29
30

1 2 3
5. Periksa denyut jantung janin selama
satu menit.
6. Jelaskan tentang tindakan yang
dilakukan

Resiko cedera pada ibu Tingkat kecemasan Teknik menenangkan


ditandai dengan persalinan 1. Dapat istirahat. 1. Buat kontrak
kala I dan II, cemas 2. Perasaan gelisah tidak ada. 2. Diskusikan masalah yang dialami.
berlebihan, ketuban pecah . 3. Tekanan darah normal 3. Ciptakan ruangan yang tenang dan
4. Berkeringat dingin tidak ada. nyaman.
5. Wajah tegang tidak ada 4. Minta untuk mendengarkan musik yang
6. Rasa cemas yang disampaikan secara lembut dan yang disukai.
lisan tidak ada 5. Mimbing untuk berdoa, berdzikir,
membaca kitab suci, ibadah sesuai
dengan agama yang dianut.
6. Lakukan hingga perasaan menjadi tenang.
Keletihan berhubungan Status Maternal: antepartum Manajemen energy
dengan merasa letih, 1. Tekanan darah normal 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
mengalami peningkatan 2. Hb normal yang mengakibatkan kelelahan
energi, lelah karena hamil 3. Tidak ada mual 2. Sediakan lingkungan nyaman dan
ditandai dengan kehamilan 4. Tidak muntah rendah stimulus (mis.cahaya, suara,
5. Nyeriabdomen berkurang kunjungan)
3. Anjurkan tirah barang
4. Monitor pola dan jam tidur
Sumber: SDKI (2016) & Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions Classification (2013).

30
31

4. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini muncul
jika perencanaan yang dibuat diapliksaikan pada klien. Aplikasi yang dilakukan
disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan
oleh klien. Implementasi keperawatan membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas
perawat. Sebelum melakukan suatu tindakan, perawat harus mengetahui alasan
mengapa tindakan tersebut dilakukan.

5. Evaluasi
Evaluasi atau tahap penilaian adalah tahap kelima dari proses keperawatan.pada
tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan
kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai apakah masalah yang terjadi
sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau bahkan belum teratasi semua (Oda
Debora, 2015).

Anda mungkin juga menyukai