Bawah :
Spiral
Transversal
Impaksi
Kompressi
M
A
N
I
F
E
S
T
A
S
I
K
L
I
N
I
S
MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri dan tenderness
spasme otot yang terjadi akibat refleks otot yang tidak
disadari, trauma langsung pada jaringan, meningkatnya
tekanan di saraf sensori,gerakan ujung fraktur
2. Loss of function
tempat terjadinya fraktur tidak dapat digunakan dan dapat
mengalami fase motion/pergerakan yang salah.
3. Deformitas
posisi abnormal pada tulang akibat injuri dan desakan otot
pada fragmen tulang
4. Pemendekan tulang
akibat kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah
tempat fraktur.
MANIFESTASI KLINIS
5. Pembengkakan dan perubahan warna
disrupsi jaringan lunak atau perdarahan di sekitar
jaringan
6. Krepitus/krepitasi
gesekan atau bunyi derikan pada fragmen tulang yang
patah
7. Spasme otot
merupakan respon protektif pada injuri dan fraktur
8. Ekimosis
perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah pada
jaringan subkutan.
Trauma tidak langsung )steoporosis
Jatuh Osteomyelitis
kecelakaan Trauma lgs Tekanan pd tulang Keganasan
Hantaman dll
dll Tdk mampu meredam
energi yg terlalu berat Kondisi patologis
FRAKTUR Tdk mampu Tlg rapuh
menahan beban
Pergeseran fragmen tulang berat
merusak jar. Sekitar
Menembus kulit Pelepasan pelepasan Trauma Deformitas
(Fr. Terbuka) mediator nyeri mediator inflamasi arteri/vena
Ggn fungsi
luka ditangkap reseptor vasodilatasi perdarahan Ggn fungsi
nyeri perier
kerusakan peningkatan Tidak Kerusakan
Integritas jar. impuls ke otak aaliran darah terkontrol mobilitas
Fisik
kerusakan persepsi nyeri peningkatan kehilangan
Pertahanan primer permiabilitas kapiler vol cairan
nyeri akut berlebihan
Port de entry kebocoran cairan
kuman Inefektif perfusi jar. Perifer ke intertisial Resiko syok
Hipovolemik
Resiko infeksi Menekan pemb. Darah perifer Edema
PROSES PENYEMBUHAN TULANG
1. Hematoma fraktur / fase inflamasi
• Dimulai setelah terjadi fraktur – minggu II
• Terjadi perdarahan di bagian fraktur akibat pututsnya
pembuluh darah kemudian terbentuk bekuan
darah/hematoma
• Area injuri dihampiri makrofag untuk membersihkan area
luka dari kuman
• Timbul inflamasi, bengkak dan nyeri
2. Fase proliferasi
• Terjadi pada minggu ke II - III
• Terjadi revaskularisasi dan invasi fibroblas dan osteoblas
ke area luka
• Hematoma sudah diabsorbsi
PROSES PENYEMBUHAN TULANG
4. Fase konsolidasi
• Terjadi pada minggu V – VIII
• Kalus mengalami maturasi terbentuk tulang
dengan lamellae
PROSES PENYEMBUHAN TULANG
5. Fase remodeling
• Tulang dan medulla sudah terbentuk
• Dengan stress tarikan dan tekanan seperti :
- Kontraksi otot
- Lingkup gerak sendi
• Tulang yang berlebihan akan diresorpsi oleh
osteoklas
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA
FAKTOR POSITIF
Lokal
- Immobilisasi
- Waktu perbaikan
- Aplikasi bekuan
Sistemik
- Adekuat jumlah hormon pertumbuhan, vit. D dan
kalsium
- Adekuat suplai darah
- Tidak ada infeksi / penyakit
- Usia muda
- Tingkat luka rata-rata
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYEMBUHAN LUKA
FAKTOR NEGATIF
Lokal
- Terlambat dalam perbaikan
- Fraktur terbuka
- Ada benda asing dalam daerah fraktur
Sistemik
- Status immun
- Menurunnya sirkulasi
- Malnutrisi
- Osteoporosis
- Usia tua
KOMPLIKASI FRAKTUR
1. Shock (hipovolemik atau traumatik)
akibat perdarahan dan peningkatan permeabilitas kapiler penurunan
oksigenisasi
2. Sindrom emboli lemak
• Terjadi pada fraktur tulang panjang dan pelvis
• Resiko tinggi pada usia muda 20 – 30 th
• Sering terjadi 24 – 72 jam setelah cedera.
• Saat terjadi fraktur lemak bergerak ke pembuluh darah karena
tekanan pada sumsum tulang lebih besar daripada tekanan kapiler
atau karena peningkatan katekolamin yang disebabkan respon stress
globulin lemak bergabung dengan platelet membentuk emboli
menghambat pembuluh darah kecil yang mensuplai darah ke otak,
paru-paru , ginjal dan organ lain
• Respon pernafasan yang muncul : takipnea, dipsnea, crackles,
wheezing, takikardia, sputum berwarna putih dalam jumlah besar, gas
darah PO2 di bawah 60 mmHg (hipoksemia) dengan gejala awal
alkalosis respiratori dan selanjutnya asidosis respiratori.
KOMPLIKASI FRAKTUR
3. Sindrom kompartemen
• Sindrom kompartemen terjadi saat perfusi jaringan dalam
otot kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan.
• Penyebab :
- Peningkatan isi kompartemen otot (edema & perdarahan)
- Tekanan eksternal (gips atau balutan)
mendesak otot lunak, saraf dan pembuluh darah
- Cirinya : pembengkakan mendadak, edema tampak licin dan
panas, nyeri dalam dan berdenyut tak tertahankan.
- Yang sering terkena : kompartemen lengan bawah atau
tungkai. Kehilangan fungsi permanen dapat terjadi bila
keadaan ini berlangsung lebih dari 6 – 8 jam iskemia &
nekrosis mioneural.
KOMPLIKASI FRAKTUR
4. Infeksi
• Terjadi akibat kontaminasi pada fraktur terbuka (tetanus
atau gangren gas) atau terjadi saat operasi
• Gangren gas terjadi pada luka yang sangat dalam,
disebabkan oleh bakteri anaerob (Clostridium)
• Tanda-tandanya : Hb yang drop sangat cepat, peningkatan
suhu, nadi yang cepat, nyeri, bengkak lokal secara tiba-
tiba, eksudat yang berupa cairan, encer dan berbau, saat
palpasi terasa ngilu
KOMPLIKASI LANJUTAN
1. Delayed union
Merupakan kegagalan tulang untuk menyatu kembali
dalam waktu yang semestinya rendahnya suplay darah
• Faktor-faktor yang menyebabkan komplikasi union :
- Infeksi di daerah fraktur
- Perubahan posisi pada jaringan antara pertemuan
tulang
- Inadekuat imobilisasi yang menyebabkan gangguan
formasi kalus
- Kontak tulang yang terbatas
- Suplai darah yang terganggu akibat nekrosis vaskuler
KOMPLIKASI LANJUTAN
2. Non union
Merupakan kegagalan fraktur untuk menyatu kembali dan
menghasilkan penggabungan yang komplit, kokoh dan
stabil setelah 6-9 bulan.
• Non union ditangani dengan bone graft
3. Malunion
Penyambungan tulang tidak sempurna dimana terdapat
peningkatan derajat angulasi atau deformitas
• Malunion awal saat penyatuan tulang ditangani dengan
traksi atau remobilisasi
• Malunion setelah penyatuan tulang ditangai dengan
tindakan operasi
PENANGANAN MEDIS
Prinsip 4R:
a. Rekognisi atau pengenalan
b. Reduksi/Reposisi : mengembalikan posisi
patahan tulang pada posisi semula
c. Retensi/Immobilisasi / fiksasi :
mempertahankan posisi itu selama masa
penyembuhan
d. Rehabilitasi: seluruh sistem gerak kecuali
daerah yang diimobilisasi
TEHNIK :
Konservatif
operasi
KONSERVATIF
1. Proteksi mitella
2. Eksisi
• Fragmen & pemasangan endoprosthesis
GIPS / CAST
Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku
yang dicetak sesuai kontur tubuh dimana gips ini
dipasang.
Gips merupakan terapi konservatif pilihan untuk
menghindari operasi
Tujuan :
- untuk mengimmobilisasi daerah yang fraktur
- Memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak
yang terletak di dalamnya
- Mendukung dan menstabilkan sendi yang lemah
GIPS / CAST
Bahaya pemasangan gips yang salah :
1. Gangguan peredaran darah pada ekstremitas
2. Tekanan berlebih pada beberapa bagian
ekstremitas yang menonjol yang menyebabkan
dekubitus
TIPE GIPS
Short arm cast, long arm cast, short leg cast,
long leg cast, body cast, spica cast, walking cast,
shoulder spica cast, hip spica cast
Arm cast
Leg cast
Spica cast
GIPS / CAST
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan gips :
1. Untuk mencegah kontak langsung antara gips dengan kulit,
tutup kulit dengan pembalut lunak (stokinet/krep) sebelum
dipasang gips. Pada bagian yang menonjol diletakkan
lembaran kapas untuk menghindari dekubitus
2. Hindari tindakan yang dapat mempersempit ruang ekstremitas
dengan menekan gips yang masih lembek
3. Jaga sirkulasi darah agar tetap normal dengan memposisikan
gips lebih tinggi dari daerah jantung dan dengan
menggerakkan jari-jari
4. Buka gips segera jika bagian distal membengkak, pucat,
pengisian kapiler lambat, denyut nadi kecil / hilang, untuk
dilonggarkan / dipasang gips lagi jika edema berakhir
GIPS / CAST
Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pemasangan
gips :
Gips tidak boleh kena basah atau bahan lain yang
mengakibatkan kerusakan gips
Setelah pemasangan gips harus dilakukan follow
up yang teratur, tergantung dari lokalisasi
pemasangan
Gips yang mengalami kerusakan atau lembek pada
beberapa tempat harus diperbaiki
TRAKSI
Dikenal dua jenis pemasangan traksi :
1. Traksi kulit
• Yaitu melakukan penarikan kulit dan jaringan
lunak dengan menggunakan gips lebar yang
direkatkan pada kulit dan diperkuat dengan
perban elastis
• Berat maksimum yang dapat diberikan adalah
5 kg yang merupakan batas toleransi kulit
TRAKSI
Kontraindikasi traksi kulit :
Abrasi kulit
Laserasi
Gangguan sirkulasi darah
Dermatitis
Prinsip traksi :
Mempunyai tarikan yang berlawanan (“countertraction”)
Bebas dari friksi/gesekan, karena friksi dapat
mengurangi efisiensi traksi
Mengikuti garis tarikan yang ditentukan
Berkelanjutan
Dilakukan pada posisi “supine” (alignment yang baik)
TRAKSI
Komplikasi traksi skeletal :
Infeksi
Kegagalan penyambungan tulang (non-union)
akibat traksi yang berlebihan
Luka akibat tekanan
Parese saraf akibat traksi yang berlebihan atau bila
pin mengenai saraf
Kerusakan ligamen
Kerusakan epifisi
Skeletal traction
MASALAH
KEPERAWATAN
YANG SERINGKALI
DITEMUKAN
OPEN FRAKTUR
• PERDARAHAN
• NYERI
• SHOCK
• PENURUNAN
KESADARAN
CLOSE FRAKTUR
• NYERI
Askep dengan fraktur
Pengkajian
Keluhan utama : nyeri (gunakan PQRST)
Riwayat penyakit sekarang : kronologis
fraktur
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit klg
Riwayat psikososial
Pola-pola fungsi kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisma
Pola eliminasi
Pola tidur dan istirahat
Pola aktifitas
Pola persepsi dan konsep diri
Pola sensori dan kognitif
dll
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
2. Hambatan mobilitas fisik
3. Resiko syok hipovolemik
4. Resiko infeksi
5. Kerusakan integritas jaringan
6. Risiko disfungsi neurovaskular : perifer
Hambatan mobilitas fisik
Faktor yg berhubungan : ketidaknyamanan,
hilangnya integritas struktur tulang,
gangguan muskuloskeletal, nyeri, program
pembatasan pergerakan, keengganan untuk
memulai pergerakan.
Resiko syok : hipovolemik
Contoh Pasien tidak mengalami syok atau
Pasien akan menunjukkan perfusi jaringan
seluler (sebutkan 1 – 5 : sangat berat, berat,
sedang, ringan, atau tidak ada
penyimpangan dari rentang normal).
Risiko disfungsi neurovaskular : perifer
Faktor resiko : fraktur, immobilisasi,
penekanan mekanik (gips, balutan), bedah
ortopedik, trauma, obstruksi vaskular.