Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Diet pada Penyakit Saluran Cerna

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi

Dosen Ns. Fetty Rahmawati., S.Kep, M.Kep

Disusun oleh:

Kelompok V

Fanny Fitriana PO.62.20.1.19.408


Nodio Apriliandi PO.62.20.1.19.422
Nurul Zauhairiah PO.62.20.1.19.425
Rini Andika PO.62.20.1.19.428

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
2020
KATA PENGANTAR

Makalah yang berjudul Diet pada Penyakit Saluran Cerna. Merupakan


makalah yang disusun untuk pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Gizi. Makalah ini
disusun dengan tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Diet
pada Penyakit Saluran Cerna.

Keberhasilan dalam penulisan makalah ini tentunya didukung oleh berbagai


pihak, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Fetty Rahmawati., S.Kep, M.Kep Selaku dosen mata kuliah Ilmu
Gizi, kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan masukan yang
diberikan kepada kami dalam penyusunan makalah ini, dan
2. Teman-teman mahasiswa/i pada program Sarjana Terapan Keperawatan
pembuatan makalah tentang Diet pada Penyakit Saluran Cerna. Atas
bantuan dan partisipasinya dalam memberikan masukan dan dukungan
demi terciptanya makalah ini dengan baik.
Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah
mendatang.

Palangka Raya, 30 April 2020

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1      Latar Belakang..................................................................................1

1.2      Rumusan Masalah.............................................................................2

1.3     Tujuan Penulisan...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3

2.1    Diet pada Pasien Penyakit Lambung ...……………………………...3

2.2    Diet pada Pasien Penyakit Usus Halus dan Usus Besar ….…………5

2.3 Diet pada Pasien Penyakit Saluran Pencernaan ...…………………..6

2.4 Faktor-faktor Seseorang Melakukan Diet ….………………………...7

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diet ……………………………..8

2.6 Dampak Perilaku Diet …………….………………………………….9

BAB III PENUTUP……………………………………………………………12

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………..12

3.2 Saran………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Sistem saluran  pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk
mencerna makanan, mengabsorpsi  zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa
pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar dan anus.

Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan,


mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar
(defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan,
gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran
cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna
yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik,
hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare
dan kostipasi.

Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia,


diare, konstipasi hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya,
penyakit saluran cerna dibagi dalam 2 kelompok, yaitu penyakit saluran cerna
atas dan penyakit saluran cerna bawah.

1.2  RUMUSAN MASALAH

Makalah ini akan membahas tentang :

1. Diet pada pasien penyakit lambung.


2. Diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar.
3. Diet pada saluran pencernaan  

1.3   TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui diet pada pasien penyakit lambung.
2. Untuk mengetahui diet pada pasien dengan penyakit pada usus halus dan
usus besar.
3. Untuk mengetahui diet pada saluran pencernaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Diet Pada Pasien Penyakit Lambung

Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis,


ulkus peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping
syndrome” dan kanker lambung. Gangguan gastrointestinal sering
dihubungkan dengan emosi atau  psikoneurosis dan makan terlalau cepat
karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok.

Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma distepsia, yaitu


kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah, nyeri efigastrium, kembung,
nafsu makan berkurang dan rasa cepat kenyang.

A. Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan
cairan secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan
menetralakn sekresi asam lambung yang berlebihan.

B. Syarat Diet
Syarat diet penyakit lambung adalah:
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di
tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara
bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di
anjurkan minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam
untuk member istirahat pada lambung.

C. Macam-macam Diet Lambung dan Indikasi Pemberian


Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus pektikum,
tifus abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas.

a. Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum,
paska pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam
bentuk saring dan merupakan perpindahan dari pasca – hematemesis –
melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam
(lihat makan saring) selama 1 – 2 hari saja karena membosankan serta
kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.

b. Diet Lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I,
kepada pasien dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus
abdominalis ringan. Makanan berbentuk lunak, porsi keci serta deberikan
berupa 3 kali makanan lengkap dan 2 – 3 kali makanan selingan. Makanan
ini cukup energy, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (g) Urt


Beras 90 3,5 gelas bubur
Roti 40 2 iris
Maizena 20 4 sdm
Daging 100 2 potong sedang
Telur ayam 100 2 butir
Tempe 100 4 potong sedang
Sayuran 250 2,5 gelas
Buah 200 2 potong sedang
Margarine 35 3,5 sdm
Gula pasir 65 6,5 sdm
Susu 300 1,5 gelas

Nilai Gizi

Energi              1942 kkal                    Besi                 28,5 mg          


Protein             75 g                             Vitamin A       15369 RE
Lemak             79 g                             Tiamin             0,8 mg
Karbohidrat     241 g                           Vitamn C        205 mg
Kalsium           817 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Beras 30 g =  1,25 gls bubur  Maizena           20 g = 4 sdm
Telur ayam       50 g = 1 btr Gula pasir         25 g = 2,5 sdm
Sayuran            50 g = 0,5 gls Susu                 100 g = 0,5 gl
Gula pasir         10 g = 1 sdm
Margarin          5 g = 0,5 sdm

Siang Pukul 16.00


Beras             30 g = 1,25 gls bubur Roti                   40 g = 2 iris
Daging             50 g = 1 ptg sdg   Margarine        10 g = 1 sdm
Tempe              50 g = 2 ptg sdg Telur                 50 g = 1 btr
Sayuran            100 g = 1 gls  Gula pasir         10 g = 1 sdm
Pepaya             100 g = 1 ptg sdg
Gula pasir         10 g = 1 sdm
Margarine        10 g = 1 sdm

Malam Pukul 20.00


Beras             30 g = 1,25 gls bubur Susu                 200 g = 1 gls
Daging             50 g = 1 ptg sdg  Gula pasir         10 g = 1 sdm
Tempe              50 g = 2 ptg sdg
Sayuran            100 g = 1 gls
Pepaya             100 g = 1 ptg sdg
Margarine        10 g = 1 sdm

Bahan Makanan Yang Dianjurkan Dan Tidak Dianjurkan

Bahan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Makanan
Sumber Beras dibubur atau ditim: Beras ketan, beras tumbuk,
karbohidrat kentang dipure; macaroni roti whole wheat, jagung;
direbus; roti dipanggang; ubi, singkong, tales; cake,
biscuit; krekers; mi, bihun, dodol, dan berbagai kue
tepung-tepungan dibuat yang terlalu manis dan
pudding atau bubur. beremak tinggi.
Sumber Daging sapi empuk, hati, Daging, ikan ,ayam yang
protein ikan, ayam digiling atau diawet, digoreng; daging
hewani dicincang dan direbus, babi; telur diceplok atau
disemur, ditim, dipanggang; digoreng
telur ayam direbus, didadar,
ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan;
susu.
Sumber Tahu, tempe disrebus ditim, Tahu, tempe digoreng;
protein ditumis; kacang hijau kacang tanah, kacang
nabati direbus, dan dihaluskan merah, kacang polo.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran mentah, sayuran
serat dan tidak berserat tinggi dan
menimbulkan gas dimasak; menimbulkan gas seperti
bayam, bir, labu siam, labu daun singkong, kacang
kuning, wortel, tomat panjang, kol, lobak, sawi,
direbus dan ditumis. dan asparagus.
Buah- Papaya, pisang, jeruk manis, Buah yang tinggi serat
buahan sari buah; pir dan peach atau dapat menimbulkan
dalam kaleng. gas seperti jambu biji,
nanas, apel, kedondong,
durian, nangka; buah yang
dikeringkan.
Lemak Margarine dan mentega; Lemak hewan, santan
minyak untuk menumis dan kental.
santan encer.
Minuman Sirup, teh. Minuman yang
mengandung soda dan
alcohol, kopi, ice cream.
Bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, Lombok, bawang, merica,
kencur, jahe, kunyit, terasi, cuka, dan sebagainya yang
laos, saam sereh. tajam.

c. Diet Lambung III


Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II
pada pasien dengan ukus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis
yang hamper sembuh. Makanan yang berbentuk lunak atau yang
bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup energy dan zat gizi
lainnya.

Bahan Makanan Sehari

Bahan Makanan Berat (g) Urt


Beras 200 4 gelas tim
Maizena 15 3 sdm
Biskuit 20 2 buah
Daging 100 2 potong sedang
Telur ayam 50 1 butir
Tempe 100 4 potong sedang
Sayuran 250 2,5 gelas
Buah 200 2 potong sedang papaya
Minyak 25 2,5 sdm
Gula pasir 40 4 sdm
Susu 200 1 gelas

Nilai Gizi
Energy             2054 kkal                    Besi          26 mg                                
Protein             70 g                             Vitamin A       29103 RE
Lemak             69 g                             Tiamin             0,8 mg
Karbohidrat     290 g                           Vitamn C        204 mg
Kalsium           653 mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari


Pagi Pukul 10.00
Beras                50 g = 1 gls tim Maizena           15 g = 3 sdm
Telur ayam       50 g = 1 btr   Gula pasir         20 g = 2 sdm
Sayuran            50 g = 0,5 gls
Gula pasir         10 g = 1 sdm
Minyak              5 g = 0,5 sdm

Siang dan Malam Pukul 16.00 dan Pukul 20.00


Beras                75 g = 1,5 gls tim Biskuit             20 g = 2 bh
Daging             50 g = 1 ptg sdg  Susu                 200 g = 1 gls
Tempe              50 g = 2 ptg sdg  Gula pasir         10 g = 1 sdm
Sayuran            100 g = 1 gls 
Pepaya             100 g = 1 ptg sdg
Gula pasir         10 g = 1 sdm

d. Diet Lambung IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet
lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan,
esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan
diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien.
Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini
adalah 2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.

2.2 Diet pada Pasien dengan Penyakit Usus Halus dan Usus Besar

Penyakit usus adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar
dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan
berkurang, nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi
steatorea (adanya lemak daam feses).
       Serat makanan adalah polisakarida non pati yang terdapat daam semua
makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh
baik untuk kesehatan. Serat terdiri atas dua golongan, yaitu serat larut air dan
serat tidak arut air. Serat yang tidak larut air Adalah      beras, gandum,
sayuran, dan buah-buahan. Serat ini dapat mencegah obstisipasi hemoroid dan
hipertikulosis. Serat yang larut air, kacang-kacangan, sayur, dan buah-buahan
sehingga dapat menurunkan absorbs lemak dan kolesterol darah.

Tujuan diet penyakit usus:

1. Memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit


2. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki status gizi kurang.

2.3 Diet Penyakit Saluran Cerna

Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi
flatulensi, diare, gastrities dan tipoid.

a. Flatulensi
Flatulensi (perut kembung) adalah meningkatnya jumlah gas dalam
saluran pencernaan. Flatulensi disebabkan adanya udara (gas) yang ikut
masuk dalam saluran pencernaan.
Flatulensi biasanya menyebabkan nyeri perut, kembung, sendawa dan
banyak kentut. Tetapi hubungan antara flatulensi dan beberapa gejala ini
tidak diketahui. Beberapa orang tampaknya peka terhadap pengaruh gas
dalam saluran pencernaan, sedangkan yang lainnya bisa mentolerir
sejumlah besar gas tanpa menimbulkan gajala-gejala.
Seseorang yang sering bersendawa atau mengeluarkan gas
secara berlebihan harus mengubah pola makannya dengan menghindari ma
kanan yang sulit dicerna. Hal ini bisa dimulai dengan menghindari susu
dan produk olahannya, kemudian buah segar, sayuran tertentu dan
makanan lainnya. Sendawa juga bisa disebabkan oleh minuman bersoda
atau antasid (misalnya baking soda) sehingga patut diminimalisir konsumsi
air bersoda jika terjadi flatulensi.

b. Diare
Diare merupakan feses terlalu cair yang dikeluarkan oleh tubuh akibat
penyerapan zat-zat makanan yang tidak sempurna dalam saluran
pencernaan. Diare disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti:
Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
4. Pemanis buatan
Saat terjadi diare, diet yang dapat dilakkukan adalah pengaturan
makanan secara umum yaitu dengan pemenuhan cairan yang cukup.
Suhu makanan yang hangat, bentuk makanan lunak, bumbu tidak
merangsang, sayuran dan buah tidak menimbulkan gas.
Dalam diet saat diat, hindari makan makanan yang berserat seperti
agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan
memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk
penderita susah buang air besar.

c. Gastrities
Gastrities adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa
lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi
dengan bakteri atau bahan iritan lain (Reeves,2002).
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada
penyakit lambung bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet
lambung dilaksanakan berdasarkan kehendak pasien.
Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan
mengandung serat makanan yang halus (soluble dietary fiber). Makanan
tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas,
bersifat asam, mengandung minyak/ lemak secara berlebihan, dan yang
bersifat melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.
Beberapa makanan yang berpotensi menyebabkan gastritis antara lain
garam, alkohol, rokok, kafein yang dapat ditemukan dalam kopi, teh
hitam, teh hijau, beberapa minuman ringan (soft drinks), dan coklat.

d. Tipoid (Tipes)
Penyebab dari demam tifoid adalah kuman Salmonella paratyphi yang
masuk ke tubuh manusia melalui makanan. Sebagian kuman dimusnahkan
di dalam lambung, sebagian lagi lolos masuk ke dalam usus dan
berkembang biak. Kuman kemudian akan menembus epitel dan ke lamina
propia. Di lamina propia, kuman akan dofagositosis dan berkembang biak
dalam makrofag. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi
pembuluh darah sekitar plague peyeri  yang mengalami nekrosis.
Terjadi problem gizi bagi penderita tipus/gejala tipus karena otot
kehilangan protein sebanyak 250-500 gram dari jaringan otot setiap
harinya. Cadangan glikogen secara cepat menipis dan keseimbangan
cairan terganggu.
Penyerapan nutrisi mengalami gangguan akibat traktus gastrointestinal
mengalami inflamasi/iritasi/diare dalam jangka waktu lama.Luka pada
intestinum yang parah pada sakit yang berkepanjangan dapat
menyebabkan pendarahan bahkan perforasi usus.
 Diet untuk penderita tipoid adalah dilakukan beberapa pantangan
konsumsi makanan. Makanan yang dianjurkan adalah:
1. Jus, sup, makanan berkuah atau air mineral lebih dari 2,5 liter perhari.
2. Susu atau produk-produk turunannya.
3. Makanan dengan nilai protein tinggi, seperti: telur, daging yang sudah
dihaluskan, ikan, unggas, keju, dll.
4. Makan halus dengan kadar gula tinggi, seperti: madu, selai,
permen/gula, agar-agar, cincau, kolang-kaling, nata de coco, rumput
laut, dll.
5. Makanan yang mengandung serat rendah, buah-buahan matang,
kentang, dll agar motilitas usus berkurang. Sayuran dengan serat
halus/soluble dietary fibre, seperti: daun bayam, labu siam, lobak, pare,
terong, wortel, dll.

Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah sebagai berikut:

1. Makanan yang memiliki rasa kuat, seperti: bawang putih, bawang


merah, makanan yang dibakar.
2. Makanan yang mengandung senyawa yang mengiritasi, seperti: bumbu
yang terlalu tajam, cabai, sambal/saus pedas, cuka, dll.
3. Makanan yang melekat: dodol, ketan, dll.
4. Makanan yang menimbulkan gas: nangka, durian, nanas, kembang kol,
dll.
5. Makanan yang mengandung serat tinggi/non-soluble dietary fibre:
kangkung, batang bayam, daun pepaya, ketela, biji-bijian utuh (jagung,
beras merah, meras tumbuk, dll).
6. Pasien tipus/gejala tipus tidak harus makan bubur. Sebenarnya bubur
tidak terlalu baik untuk pasien mengingat kalori dalam bubur hanya 1/5
kalori nasi.

2.4 Faktor- faktor Seseorang Melakukan Diet


Ada beberapa alasan seseorang melakukan diet, berikut ini adalah faktor-
faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan diet:
 Kadar Lemak Tinggi
Apabila kadar lemak seseorang tinggi, maka diperlukan suatu program
diet untuk menurunkan berat tubuh supaya tidak terjadi obesitas. Lemak
merupakan zat gizi yang akan disimpan di dalam kulit sebagai cadangan
energi, jika lemak tertimbun banyak, bisa terjadi peningkatan masa tubuh,
proses metabolisme pun akan cenderung lebih berat dilakukan oleh tubuh.

 Hasrat Diri
Diet kadang memiliki tujuan dari pribadi untuk meningkatkan atau
menurunkan masa tubuh supaya sesuai dengan rentang normal IMT
(Indeks Massa Tubuh). Hasrat diri untuk melakukan diet ini biasanya
dilakukan oleh model atau artis untuk menjaga bentuk tubuhnya.

 Tekanan Darah
Jika tekanan darah terlalu tinggi (hipertensi), harus ada pantangan-
pantangan untuk makanan tertentu supaya tekanan kembali menjadi
normal.

 Pola Makan
Diet juga dipengaruhi oleh pola makan, jika seseorang memiliki pola
makan tidak teratur, seseorang tersebut akan berusaha kembali mengatur
pola makannya dengan cara melakukan diet.

 Gangguan Penyakit
Seseorang yang terkena gangguan seperti pada saluran cerna, diabetes
dan lainnya akan melakukan diet untuk menjaga asupan nutrisi agar tidak
memperparah gangguan tersebut.

2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Diet

 Jenis Kelamin
Perilaku diet menjadi lebih umum diantara anak perempuan
ketimbang laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian Vereecken dan Maes
(dalam Papalia, 2008), pada usia 15 tahun, lebih dari setengah remaja
perempuan di enam belas negara melakukan diet atau berpikir mereka
harus melakukan hal tersebut karena pada umumnya perempuan memiliki
lemak tubuh yang lebih banyak dibanding laki-laki.

 Status Berat Badan


Dwyer (1997) mengatakan bahwa orang yang memiliki berat badan
lebih, lebih perhatian terhadap berat badan daripada orang yang lebih
ringan.
 Kelas Sosial
Perilaku diet dan perhatian terhadap berat badan cenderung terjadi
pada orang yang kelas sosialnya tinggi daripada yang rendah (Dwyer,
1997).

2.6 Dampak Perilaku Diet

Menurut Hawks (2008), perilaku diet dapat menimbulkan dampak bagi


seseorang, yaitu:

1. Dampak Biologis
Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level sistemik
cortisol. Cortisol merupakan pertanda dari timbulnya stres, yang
merupakan prediktor terhadap level rasa lapar dan hal ini merupakan
faktor yang berisiko terhadap timbulnya tulang yang rapuh.

2. Dampak Psikologis
Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan
emosional daripada individu yang tidak diet, dan akan mengalami
kecemasan, serta kurangnya penyesuaian diri yang baik pada area
sosialisasi, kematangan, tanggung jawab, dan struktur nilai intra personal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan,
mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar
(defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan,
gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran
cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna
yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik,
hematenesis –melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan
kostipasi.
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran pencernaan. Ada pun gangguan saluran pencernaan itu meliputi
flatulensi, diare, gastrities dan tipoid.

B. Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil;
penyesuaian gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga
diet akan tetap sehat. Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi
gangguan (seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan melakukan diet,
sehingga nantinya diet akan lebih maksimal memberikan hasil.
DAFTAR PUSTAKA

 Notadmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.


Rineka Cipta. Jakarta.

 Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit
– penyakit untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher

 Agustina, Elza. 2011. 100% Buku Pintar Diet Sehat, Diet Obesitas, dan
Diet Kesehatan. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai