“DIET”
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Lokal 1B
1. Anastasya Syaputri
2. Aurella Eugenea Y.P
3. Elsa Tri Nanda Fitri
4. Indah Lufisa Winanda
5. Mutia Tri Allda
6. Putri Asani
7. Reni Mardiyana
8. Silvani
9. Tatik Sundary
10. Zahratul Jannah
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Diet” dengan mata kuliah Gizi & Diet, tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini serta kesempurnaan makalah berikutnya.Semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca, Sekian penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan Pembahasan..............................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
A. Diet Lambung...........................................................................................................................7
B. Diet Hati..................................................................................................................................14
C. Diet DM..................................................................................................................................21
D. Diet Jantung............................................................................................................................31
E. Diet Hipertensi.......................................................................................................................32
F. Diet Ginjal Kronik..................................................................................................................35
G. Diet Nephrotik Syndrom........................................................................................................39
H. Diet Batu Ginjal.....................................................................................................................43
I. Diet Hiperemesis....................................................................................................................44
J. Diet Preeklampsi....................................................................................................................47
BAB III..........................................................................................................................................49
A. Kesimpulan.........................................................................................................................49
B. Saran...................................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang
dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan atau penurunan berat badan. Oleh karena itu Diet
dapat di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi
makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal.
Pengaturan pola makan adalah hal terpenting dalam menjalankan diet. Keseimbangan antara
kebutuhan nutrisi dan jumlah energi yang dibakar dalam tubuh harus seimbang sehingga akan
menghasilkan berat badan yang ideal pula. Kebiasaan hidup sehat terutama berolahraga juga
sangat menunjang keberhasilan diet. Diet yang dilakukan hanya dengan mengurangi jumlah
makan atau bahkan tidak makan sama sekali, jika tidak diimbangi dengan kebiasaan hidup sehat
dan pola makan yang benar, hanya akan memberikan gangguan kesehatan pada tubuh.
B. Rumusan Masalah
A. Diet Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,
pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan “dumping syndrome” dan kanker lambung.
Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan makan
terlala cepat karena kurang di kunyah serta terlalu banyak merokok. Gangguan pada lambung
umumnya berupa sindroma dispepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual, muntah,
nyeri epigastrium, kembung, nafsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya yang
tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang
berlebihan.
Syarat Diet penyakit lambung adalah :
1) Mudah cerna, porsi kecil, dan sering di berikan
2) Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya
3) Lemak rendah, yaitu 10–15 % dari kebutuhan energi total yang di tingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan
4) Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara bertahap
5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah
6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia (disesuaikan daya terima perorangan)
7) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di anjurkan minum
susu terlalu banyak
8) Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang
9) Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24–48 jam untuk member
istirahat pada lambung.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian. Diet lambung diberikan pada pasien dengan Gastritis,
Ulkus Peptikum, Tifus Abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas. Terdiri dari :
Diet Lambung I. Diet lambung I diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus pektikum, paska
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan
perpindahan dari pasca–hematemesis–melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan
setiap tiga jam selama 1–2 hari saja, karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin,
dan vitamin C.
Diet Lambung II. Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I,
kepada pasien dengan ulkus pektikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan.
Makanan berbentuk lunak, porsi keci serta deberikan berupa 3 kali makanan lengkap dan 2–3
kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
Contoh bahan makanan yang digunakan dalam sehari.
Roti 40 2 iris
Maizena 20 4 sdm
Tabel Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan pada Diet Lambung I & II
Bahan
makanan/ Bahan makanan tidak
Bahan makanan dianjurkan
jenis zat dianjurkan
gizi
Sumber Beras dibubur atau ditim; kentang Beras ketan, beras tumbuk, roti
karbohidrat dipure; macaroni direbus; roti whole wheat, jagung; ubi,
dipanggang; biskuit; krekers; mi, bihun, singkong, tales; cake, dodol, dan
tepung-tepungan dibuat pudding atau berbagai kue yang terlalu manis
bubur. dan beremak tinggi.
Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan , ayam yang diawet,
protein digiling atau dicincang dan direbus, digoreng; daging babi; telur
hewani disemur, ditim, dipanggang; telur ayam diceplok atau digoreng.
direbus, didadar, ditim, diceplok air dan
dicampur dalam makanan; susu.
Sumber Tahu, tempe disrebus ditim, ditumis; Tahu, tempe digoreng; kacang
protein kacang hijau direbus, dan dihaluskan. tanah, kacang merah, kacang polo.
nabati
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan Sayuran mentah, sayuran berserat
tidak menimbulkan gas dimasak; tinggi dan menimbulkan gas
bayam, bir, labu siam, labu kuning, seperti daun singkong, kacang
wortel, tomat direbus dan ditumis. panjang, kol, lobak, sawi, dan
asparagus.
Buah- Papaya, pisang, jeruk manis, sari buah; Buah yang tinggi serat atau dapat
buahan pir dan peach dalam kaleng. menimbulkan gas seperti jambu
biji, nanas, apel, kedondong,
durian, nangka; buah yang
dikeringkan.
Lemak Margarine dan mentega; minyak untuk Lemak hewan, santan kental.
menumis dan santan encer.
Minuman Sirup, teh. Minuman yang mengandung soda
dan alcohol, kopi, ice cream.
Bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, Lombok, bawang, merica, cuka,
kunyit, terasi, laos, saam sereh. dan sebagainya yang tajam.
Diet Lambung III. Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II
pada pasien dengan ulkus pektikum, gastritis kronis, atau tifus abdominalis yang hampir sembuh.
Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini cukup
energi dan zat gizi lainnya.
Tabel Makanan Sehari
Bahan Makanan Berat (g) URT
Maizena 15 2 sdm
Biskuit 20 2 bh
Sumber Beras ditim, nasi; kentang direbus, Beras ketan, beras tumbuk, roti
karbohidrat dipure; macaroni, mi, bihun direbus; whole wheat, jagung; ubi,
roti, biskuit, krekers; tepung-tepungan singkong, tales; cake, kentang
dibuat pudding atau bubur. digoreng, dodol dan sebagainya.
Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging, ikan, ayam yang
protein direbus, disemur, ditim, dipanggang; dikaleng, dikeringkan, diasap,
hewani telur ayam direbus, didadar, ditim, diberi bumbu-bumbu tajam;
diceplok air dan dicampur dalam daging babi; telur digoreng.
makanan; susu.
Sumber Tahu, tempe disrebus, ditim, ditumis; Tahu, tempe digoreng; kacang
protein kacang hijau direbus. tanah, kacang merah, kacang polo.
nabati
Sayuran Sayuran yang tidak banyak serat dan
tidak menimbulkan gas dimasak;
bayam, buncis, kacang panjang, bit,
labu siam, labu kuning, wortel, tomat
direbus dan ditumis, disetup dan diberi
santan.
Buah- Papaya, pisang, sawo jeruk manis, sari Buah yang tinggi serat atau dapat
buahan buah; buah dalam kaleng. menimbulkan gas seperti jambu
biji, nanas, apel, kedondong,
durian, nangka; buah yang
dikeringkan.
Lemak Margarine, minyak untuk, santan encer. Lemak hewan, santan kental.
Minuman Sirup, teh encer. Teh kental, minuman yang
mengandung soda dan alcohol,
kopi, ice cream.
Bumbu Gula, garam, vetsin, dalam jumlah Lombok, bawang, merica, cuka,
terbatas; kunci, kencur, jahe, kunyit, dan sebagainya yang tajam.
terasi, laos, saam sereh.
Pukul 10.00 dan pukul 16.00: pudding maizena/agar-agar+saos susu bubur kacang ijo susu
B. Diet Hati
Hati merupakan salah satu alat tubuh yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein. Sebagian dari hasil pencernaan diabsorbsi, langsung dibawa ke hati utk
disimpan/diubah menjadi bentuk lain dan diangkut kebagian tubuh yang membutuhkan. Hati
juga sbg tempat penyimpanan mineral berupa zat besi dan tembaga yang dibutuhkan utk
pembentukan sel darah merah serta vitamin larut lemak A, D, E, dan K. Hati mengatur volume
dan sirkulasi darah serta berperan dalama detoksifikasi obat-obatan dan racun. Dengan demikian,
kelainan/kerusakan pada hati berpengaruh terhadap fungsi saluran cerna dan penggunaan
makanan dalam tubuh sehingga sering menyebabkan gangguan gizi.
Syarat Diet
a) Energi tinggi utk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan
kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/kg BB.
b) Lemak cukup, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah
dicerna atau emulsi.
c) Protein agak tinggi, yaitu 1,25-1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein.
g) Bentuk makanan lunak bila keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai
kemampuan saluran cerna.
Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat diatasi
dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan.
Nilai Gizi
Energi 1394 kkal Besi 11, 3 mg
Protein 28 g Vitamin A 12018 RE
Lemak 37 g Tiamin 0,5 mg
Karbohidrat 244 g Vitamin C 271 mg
Kalsium 271 mg
Contoh Menu
Pagi Siang Malam
Bubur ayam Bubur nasi/tim Bubur nasi/tim
Telur 1/2 masak Gadon daging Perkedel daging
Jus tomat Setup bayam Sup wortel+labu siam
pepaya Pisang
Diet Hati II
Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati I kepada pasien yang
nafsu makananya cukup. Menurut kedaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa.
Nilai Gizi
Energi 1973 kkal Besi 18,8 mg
Protein 253 g Vitamin A 26671 RE
Lemak 55 g Tiamin 0,7 mg
Karbohidrat 318 g Vitamin C 271 mg
Kalsium 295 mg Natrium 194 mg
Pembagian Bahan Makanan Sehari
Pagi Pukul 10.00
Beras 50 g = 1 gls bubur maizena 20 g = 4 sdm
Telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 30 g = 3 sdm
Sayuran 50 g = 1/2 gls pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Gula pasir 10 g = 1 sdm
Minyak 5 g = 1/2 sdm
Malam
Beras 75 g = 1 1/2 gls bubur
Daging 50 g = 1 ptg kcl
Sayuran 75 g = 1/2 gls
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
Tempe 25 g = 1 ptg sdg
Contoh Menu
Pagi Siang Malam
Bubur manado Nasi/tim Nasi/tim
Telur 1/2 masak Semur bola-bola daging Lele bakar kecap
Teh manis Souffle tahu saos tomat Pepes tempe
Tumis bayam Sayur lodeh
Selada buah pepaya
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Ongol-ongol+ kelapaa muda+ jus apel Puding karamel & sirup
Nilai Gizi
Energi 2367 kkal Besi 28,9 mg
Protein 78 g Vitamin A 27002 RE
Lemak 65 g Tiamin 1,1 mg
Karbohidrat 371 g Vitamin C 274 mg
Kalsium 676 mg Natrium 298 mg
Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan adalah makanan yang mengandung alkohol, teh, atau
kopi kental
Contoh Menu
Pagi Siang Malam
Nasi/tim Nasi/tim Nasi/tim
Telur ceplok air Ikan bakar + saos tomat Empal daging
Setup buncis Tumis tahu Oceng-oceng tempe
Susu Sup bayam Sup kacang polong +
wortel
apel pepaya
C. Diet DM
Gambaran Umum
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak mampu membuat cukup banyak insulin atau mungkin juga jika
ada cukup insulin, tubuh bermasalah dalam menggunakan insulin, atau keduanya.
Jika insulin dalam tubuh tidak cukup banyak atau tidak dapat bekerja dengan baik,
glukosa tidak dapat diubah menjadi energi, lama-kelamaan glukosa akan meumpuk dalam darah
tidak masuk ke dalam sel, kadar glukosa darah menjadi tinggi, dan kemudian dikelurkan melalui
urine. Hal ini akan mengganggu organ-organ tubuh atau menimbulkan komplikasi seperti
gangguan pada mata, ginjal, saraf, jantung, pembuluh darah, dan lain-lain.
Pengkajian Gizi
1. Data riwayat personal, data antropometri
2. Data riwayat gizi
Tujuan Diet
Diet diabetes melitus disebut juga terapi gizi medis. Tujuan terapi gizi medis adalah
membantu penyandang diabetes memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan
kontrol metabolik yang baik. Perlu dilakukan pemulihan darah, tekanan darah, berat badan, dan
profil lipid, dengan cara:
1. Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal dengan menyeimbangkan
asupan makanan dengan insulin (endogenus dan eksogenus), dengan obat penurun
glukosa oral dan aktivitas fisik.
2. Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
3. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
4. Menghindari komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin, seperti hipoglikemia,
komplikasi jangka pendek, dan jangka panjang serta masalah yang berkaitan dengan
latihan jasmani.
5. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal
5. Natrium
Anjuran asupan natrium untuk penderita diabetes yang sama dengan orang sehat, yaitu
<2300 mg per hari. Penyandang diabetes yang menderita hipertensi perlu dilakukan
pengurangan natrium secara individu.
6. Serat
Anjuran konsumsi serat adalah 20-25% gram / hari yang berasal dari berbagai sumber
bahan makanan, seperti kacang-kacangan, buah, sayur dan sumber kacang yang tinggi
serat.
Bahan Makanan
Perencanaan makan dengan sistem Daftar Makanan Penukar. Dengan menggunakan
Daftar Bahan Makanan Penukar dapat mengubah bahan makanan dalam menu dengan bahan
makanan lain dari golongan yang sama. Dengan demikian, hidangan makanan dapat bervariasi
setiap hari. Perencanaan makan dengan sistem Daftar Bahan Makanan Penukar memungkinkan
asupan zat gizi dalam makanan menjadi seimbang sesuai anjuran. Pada sistrem ini asupan
energi, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral diperhatikan dengan demikian sesuai
dengan tujuan pengendalian diabetes, yaitu pengendalian glukosa darah, berat badan, profil
lipid, tekanan darah, dan fungsi ginjal.
Standar diet dalam satuan penukar sesuai dengan kebutuhan kalori sehari-hari sehingga
dapat mengetahui jenis dan jumlah bahan makanan sehari-hari. Setelah diketahui jumlah
kebutuhan energi maka dapat diketahui kebutuhan bahan makanan sehari-hari sesuai standar diet
dalam satuan penukar.
Diet diabetes dikelompokkan menjadi diet 1100 kalori-2500 kalori. Banyaknya makanan
setiap diet dinyatakan pada standar diet dalam satuan penukar.
Berikut adalah Tabelnya :
Energi 1100 1300 1500 1700 1900 2100 2300
Pagi :
Karbohidrat ½ 1 1 1 1½ 1 1½
Hewani* 1 1 1 1 1 1 1
Nabati - - ½ ½ ½ 1 1
Sayuran A s s s s s s s
Minyak 1 1 1 1 2 2 2
Selingan :
Karbohidrat - - - - - -
Buah 1 1 1 1 1 1
Susu - - - - - -
Siang :
Karbohidrat 2 2 2 2 2 2 2
Hewani 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1
Sayuran B s s s s s s s
Buah 1 1 1 1 1 1 v
Minyak 1 2 2 2 2 2 2
Selingan :
Karbohidrat - - - - - 1 1
Buah 1 1 1 1 1 1 1
Minyak - - - - - 1 1
Malam :
Karbohidrat ½ 1 1 1½ 2 2 2
Hewani** 1 1 1 1 1 1 1
Nabati 1 1 1 1 1 1 1
Sayuran B 1 1 1 1 1 1 1
Buah 1 1 1 1 2 2 2
Energi (kkal) 1042 1263 1476 1652 1918 2089 2603
Protein (g) 41 45 51 55 59 64 87
Lemak(g) 30 35 36 36 46 53 69
Karbohidrat(g) 152 192 25 275 315 339 413
Timbulnya DM destasional karena selama trimester kedua dan trimester ketiga terjadi
perubahan metabolik untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi pada wanita hamil dan
janin. Di samping itu, perubahan sekresi insulin memengaruhi metabolisme karbohidrat
(glukosa), asam amino, dan lemak. Terjadinya resistansi insulin pada kehamilan karena hormon,
seperti human placental lactogen (HPL) berinteraksi dengan kerja insulin. Walaupun,
kebanyakan wanita hamil dengan DM gestasional kondisi pasca-persalinan akan menjadi normal,
tetapi di kemudian hari dapat berkembang juga menjadi DM Tipe 2, apabila pasca-melahirkan
ibu hamil ada obesitas, intoleransi glukosa
Pengkajian Gizi
1. Antropometri
a. Tinggi badan (cm)
b. Berat badan aktual (kg)
c. Obesitas (IMT> 30 kg / m2) sebelum kehamilan
d. LILA (cm)
e. Penambahan berat badan selama kehamilan (kg)
f. IMT sebelum kehamilan
2. Biokimia
Kadar gula darah puasa 95 mg / dL, 1 jam setelah makan >140 mg / dL, 2 jam setelah
makan 155 mg / dL3
3. Pemeriksaan fisik ( Tekanan darah (mmHg) )
4. Riwayat pribadi
a. Usia saat hamil> 30 tahun
b. Riwayat diabetes melitus dalam keluarga
c. Riwayat DMG (diabetes melitus gestasional) pada kehamilan sebelumnya
d. Riwayat melahirkan bayi >4000 gram
5. Riwayat gizi
a. Riwayat makan sebelum kehamilan
b. Riwayat makan trimester 1 masa kehamilan
Tujuan Diet
1. Menormalkan kadar gula darah puasa dan 2 jam setelah makan. Sasaran konsentrasi gula
darah puasa 65-95 mg / dL dan 2 jam setelah makan <120 mg / dL2
2. Makan dengan menyesuaikan kebiasaan makan sehari-hari
3. Mengendalikan kenaikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan
Syarat Diet
1. Kebutuhan energi 30 kkal / kg BB saat hamil, untuk yang dengan IMT >30 kg / m2 perlu
ada pembatasan kalori dengan memberikan 25 kkal / kg BB saat hamil atau mengikuti
cara cepat yaitu 25 kkal / kg BB ideal ditambah :
a. Trimester 1: 150 kkal / hari
b. Trimester 2 dan 3: 300 kkal / hari
2. Protein yang diberikan lebih tinggi untuk pertumbuhan janin sekitar 1,1 g / kg BB aktual
atau sekitar 15% -20% total energi
3. Lemak diberikan cukup 20-25% total energi, batasi asupan lemak jenuh
4. Karbohidrat sisa dari keburuhan protein dan lemak, dan sebaiknya didistribusikan setiap
hari
5. Asupan serat ditambah secara bertahap dan asupan cairan juga ditambah untuk
menghindari konstipasi
6. Vitamin dan mineral sesuai dengan AKG untuk kondisi hamil
7. Makanan diberikan dengan porsi kecil dan sering
Bahan Makanan
Berat URT Berat (g) URT
Beras 200 - 225 -
Telur 50 1 btr 50 1 btr
Daging 70 2 ptg kcl 100 2 ptng kcl
Tempe 150 3 ptng sdng 150 3 ptng sdng
Sayuran 400 4 gls 400 4 gls
Buah 550 5 buah 660 6 ptng sdg
Minyak Nabati 25 5 sdt 30 6 sdt
Susus tanpa 40 8 sdm rata 40 8 sdm rata
lemak
Nilai Gizi
Energi (kkal) 1864 2137,5 Thiamin (mg) 1,2 1,2
Protein (g) 84,5 92,7 Vitamin C (mg) 402,7 348
Lemak (g) 53 60 Besi (mg) 23,65 16,65
Karbohidrat 269,5 312,3 Natrium (mg) 653,3 624,3
(g) 15,75 18,14
Serat (g)
D. Diet Jantung
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana jantung secara berangsur
kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit, jantung
mampu mengompensasi ketidakefisienan fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal
melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi (Compensated Heart Disease). Dalam keadaan
tidak terkompensasi (Decompensatio Cordis), sirkulasi darah yang tidak normal menyebabkan
sesak napas (dyspnea), rasa lelah, dan rasa sakit di daerah jantung. Berkurangnya aliran darah
dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal, hati, otak, serta tekanan darah,yang berakibat
terjadinya resorpsi natrium. Hal ini akhirnya menimbulkan edema. Penyakit jantung menjadi
akut bila disertai infeksi (Endocarditis atau Carditis), Gagal jantung, setelah Myocard Infarct,
dan setelah operasi jantung.
Tujuan diet penyakit jantung :
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan karja jantung
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
E. Diet Hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang melebihi 140 untuk tekanan sistolik
dan 90 untuk tekanan diastolik. Tekanan sistolik terjadi pada saat jantung menguncup
sementara tekanan diastolik terjadi pada saat jantung mengembang. Penyakit hipertensi lebih
dikenal oleh orang awam dengan sebutan penyakit darah tinggi. Sebenarnya tekanan darah
normal itu bervariasi pada masing-masing individu, tergantung pada usia dan kegiatannya sehari-
hari. Tekanan darah akan cenderung tinggi bersama peningkatan usia. Stress, perasaan takut atau
cemas cenderung membuat tekanan darah meningkat.
Gejala Hipertensi
1. Sakit Kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak Napas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak , mata ,
jantung , dan ginjal
Penyebab Hipertensi
Diet Hipertensi
Tujuan diet, Membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi.
Syarat diet
1. Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, gula, hunkwe, makanan yang diolah dari bahan
makanan tersebut tanpa garam dapur dan soda seperti makaroni, mie, bihun, roti.
2. Daging dan ikan maksimal 100 g sehari, telur maksimal 1 butir sehari.
3. Semua kacang - kacangan dan hasil olahnya yang dimasak tanpa garam dapur.
4. Semua sayuran dan buah segar, yang diawet tanpa garam dapur dan natrium benzoat.
5. Minyak goreng, margarin, dan mentega tanpa garam.
6. Teh dan kopi.
7. Bumbu kering yang tidak mengandung garam
1. Roti, biskuit, dan kue - kue yang dimasak dengan garam dapur dan/atau baking powder
dan soda.
2. Otak, ginjal, sardin, lidah, makanan yang diawet dengan garam dapur, seperti dendeng,
abon, keju, ikan asin, ikan kaleng, kornet, dan lain - lain.
3. Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur dan ikatan
natrium lainnya.
4. Sayuran dan buah yang diawet dengan garam dapur dan ikatan natrium lainnya, seperti
asinan, acar, sawi asin, sayuran/buah kaleng.
5. Margarin dan mentega biasa.
6. Minuman ringan.
7. Bumbu - bumbu yang mengandung garam dapur, seperti kecap, terasi, maggi, tomat
ketchup, petis, dan tauco.
Gambaran Umum
Penyakit ginjal kronik (chronik kidney disease) adalah kaadaan penurunan fungsi ginjal
yang cukup berat secara perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
Penyakit ini progresif dan tidak dapat pulih kembali.
Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak
nafas, rasa lelah, edema pada kaki dan tangan dan uremia. Apabila nilai glomerulo fitration rate
(GFR) atau tes kliren kreatinin (TKK) <25 ml/menit, diberikan Diet Protein rendah.
Tujuan Diet
1) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimaldan memperhitungkan sisa fungsi
ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal
2) Mencegah dan menurunkan kadar ureumdarah yang tinggi (uremia)
3) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Mencegah dan mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya
laju filtrasi glomerulus
Syarat Diet
1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
2) Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 g/kg BB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi.
3) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak tidak
jenuh ganda
4) Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari
protein dan lemak
5) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria. Banyak
natrium 1-3 g
6) Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia ( kalium dara >5,5 mEq),
oliguria, atau anuria
7) Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urime sehari ditambah pengeluaran cairan
melalui keringat atau pernapasan ( 500 ml)
8) Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin c dan D
Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni.
Bahan Makanan Sehari
Bahan 30 g Protein 35 g protein 40 g protein
makanan Berat g urt Berat g Urt Berat g Urt
Es krim
Yogurt
Susu -
Daging olahan seperti sosis, Daging segar atau beku yang
Daging bakso, smoked beef, kornet. belum diolah
Chicken nuggetChicken
Daging ayam wings siap saji
Ikan dalam kemasan seperti
sarden siap saji
Ikan asin
Ikan Ikan segar
Roti tawar putih atau roti
tawar gandum
Pancake
Waffle
Roti kering yang sudah Biskuit
Roti diproses
Nasi Nasi siap saji dalam kemasan Nasi putih atau nasi merah
Sereal - Sereal gandum polos
Keripik kentang dalam Kentang rebusKentang
Kentang kemasan goreng tanpa garam
Mi Instan
Buah beku
Buah -
Sayuran segar
Asinan sayur/acar
Sayuran beku
Sayuran yang sudah diasinkan
Sayuran dalam kaleng yang
Jus sayuran dalam kemasan rendah sodium
Sayuran
Makanan ringan dalam
kemasan
Coklat
Potato chips
Popcorn Sup yang dimasak sendiri
Sup dalam kaleng tanpa garam
Makanan ringan
Bumbu Garam Cabe bubuk
Monosodium Glutamate
Bubuk kari
Cengkeh
Pala
Cuka
(MSG)
Bawang putih dan bawang
Olives (zaitun) putih bubuk
Barbeque sauce
Saus dan sambal botol/dalam Bawang bombay
kemasan
Paprika
Kecap
Daun salam
Mustard
Salad Dressing seperti Daun kemangi
saus Thousand Island
Mentega
Margarin
Minyak sayur
Mayonnaise
Lemak Lemak dari daging
Minuman ringan berkarbonasi
(soft drink)
Jus buah dalam kemasan
Bergantung pada kondisi klinis, beberapa penderita sindrom nefrotik harus membatasi
konsumsi air, terutama bagi yang mengalami edema yang persisten. Semua makanan atau
minuman yang berbentuk cair dalam suhu ruangan terhitung sebagai asupan air. Asupan air dapat
dibatasi sesuai dengan Insensible Water Loss (IWL) ditambah jumlah urin hari sebelumnya.
Cara Untuk Membatasi Konsumsi Air Per Hari
1. Hitung asupan air setiap hari dengan mengukur volume gelas atau botol minum favorit
pasien dan gunakan selalu gelas atau botol minum tersebut untuk minum.
2. Hindari mengkonsumsi makanan yang asin karena lebih cepat menyebabkan haus.
3. Es teh atau lemonade lebih bisa menghilangkan haus daripada minuman berkarbonasi
(soda).
4. Mengunyah permen karet atau permen yang keras dapat membantu menghilangkan haus.
5. Berkumur dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa haus.
6. Menghisap lemon dapat merangsang saliva dan melembabkan rongga mulut.
7. Menghindari panas matahari dapat membantu mengurangi rasa haus selama siang hari
Batu ginjal yang terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai
yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan mengendappada tubulus ginjal ureter.
Meningkatnya konsentrasi garam-garam ini disebabkan adanya kelainan metabolisme atau
oenagruh lingkungan. Sebagian besar batu ginjal merupakan garam kalsium, fosfat,oksalat, serta
asam urat. Batu ginjal lainnya adalah batu sistem terapi jarang terjadi.
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang dewasa laki-laki daripada orang dewasa
perempuan. Hiperkalsiuria , hiperurikosuria, hiperoksalouria, rendahnya volume dan pH urin
merupakan faktor risiko terjadinya batu ginjal. Asupan cairan yang tinggi (2,5-3 liter/hari) dapat
menghasilkan paling kurang 2 liter urin/hari, dapat mencegah terbentuknya berbagai jenis batu
ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya kenaikan suhu pada lingkungan dan
peningkatan aktivitas. Separo cairan hendaknya adalah air putih.
Gejala batu ginjal adalah rasa nyeri pada abdomen, mual,muntah, infeksi pada saluran kemih,
dan sering buang air kecil. Penyakit ini sering kambh kembali. Agar bisa dilakukan upaya
penyembuhan yang tepat, hedaknya dilakukan analisis terhadap jenis batu dan penyakit
yangmenjadi penyebabnya.
Tujuan Diet
Tujuan diet nefrolitiasis (batu ginjal) adalah untuk :
1) Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal.
2) Meningkatkan ekskresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin melalui
peningkatan asupan cairan.
3) Memberikan diet sesuai dengan komponen utama batu ginjal.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet nefrolitiasis adalah :
1) Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan
2) Protein sedang, yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi total
3) Lemak sedang, yaitu 15-25 % dari kebutuhan energi total
4) Karbohidrat,sisa dari kebutuhan energi total
5) Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari, separonya berasal dari minimm.
6) Pembatasan makanan sesuai dengan jenis baru.
I. Diet Hiperemesis
Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai Trimester II) yang
ditandai dengan adanya rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relatif lama. Bila
keadaan ini tidak diatasi dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Ciri khas diet
hiperemesis adalah penekanan pemberian karbohidart kompleks terutama pada pagi hari, serta
menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan
muntah. Sebaiknya diberi jarak dalam pemberian makan dan minum.
Tujuan Diet
1. Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis.
2. Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Syarat Diet
1. Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total.
2. Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total.
3. Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
4. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan
pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
5. Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan sering dalam porsi
kecil.
6. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam dan selingan
malam.
7. Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai keadaan dan
kebutuhan gizi pasien.
*) susu khusus ibu hamil, bila diberikan susu biasa, energi hanya separuh terpenuhi
Nilai Gizi
J. Diet Preeklampsi
Diet Pre-eklampsia I
Diet Preeklampsia I diberikan kepada pasien dengan pre-eklampsia berat. Makanan
diberikan dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah, jumlah cairan diberikan paling
sedikit 1500 ml sehari per oral, dan kekurangannya diberikan secara parenteral. Makanan ini
kurang energi dan zat gizi, karena itu hanya diberikan selama 1-2 hari.
Diet Pre-eklampsia II
Diet Pre-eklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet pre-eklampsia I
atau kepada pasien pre-eklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk
saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. Makanan ini cukup energi dan gizi
lainnya.
Diet Pre-eklampsia III
Diet Pre-eklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan dari pre-eklampsia II atau
kepada pasien dengan pre-eklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam
rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah
energy harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap bulan .
Bahan makanan yang kita berikan dapat dilihat contohnya sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Diet adalah sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan
untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan berat badan yang ideal.
Diet penyakit adalah salah satu usaha mengatur pola makan yang sehat dengan penyakit yang
di derita agar cepat menuju angka kesembuhan dan mencegah penyakit itu kembali lagi.
Macam-macam penyakit yang di perlukan diet :
1. Diet lambung
2. Diet hati
3. Diet DM
4. Diet jantung
5. Diet hipertensi
6. Diet ginjal kronik
7. Diet nephrotik syndrom
8. Diet batu ginjal
9. Diet hiperemesis
10. Diet preeklampsi
B. Saran
Disadari oleh kelompok bahwa makalah yang telah disusun oleh kelompok yang berjudul
“Diet” masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kelompok mengharapkan saran terhadap
mak
alah yang bersifat membangun agar makalah yang dibuat dapat menjadi lebih baik dan
bermanfaat bagi orang lain masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA