Anda di halaman 1dari 17

63

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari 2013 dengan pengumpulan

data dengan pemberian kuistioner , didapatkan 17 responden yang berada di UPT

Pelayanan Lansia Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi.

Penyajian dimulai dari data umum tentang: gambaran umum tempat

penelitian, karakteristik responden yang meliputi umur dan tingkat pendidikan.

Sedangkan data khusus menampilkan hasil perolehan data mengenai Pengaruh Terapi

Spiritual terhadap penurunan stress Pada Lansia di UPT Pelayanan Lansia Glenmore

Banyuwangi.

5.1 Hasil penelitian

Didalam hasil penelitian ini akan diuraikan tentang gambaran umum lokasi
penelitian, karakteristik responden dan pengelolaan stress pada lansia, yaitu
sebagai berikut :

5.1.1 Data Umum

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di UPT Pelayanan Lansia Glenmore.


Dengan jumlah lansia sebanyak 70 orang dan yang mengalami stress
hamper 90% orang pada saat pengambilan data tanggal 21 November
2012.
64

Berikut batas – batas wilayah kecamatan glenmore :

Barat : Kec. Kalibaru

Selatan : Hutan

Timur : Kec. Genteng

Utara : Kec. Krikilan

2. Sarana dan tenaga pendukung yang bertugas

a. Kantor yang terdiri dari :

1). Ruang tata usaha

2). Ruang kepala UPT

3). Ruang pelayanan

4). Ruang bimbingan lanjut

5). Ruang aula

b. Asrama minak jingo yang terdiri dari

1). Tempat tidur : 26 buah

2). Penghuni :

a). Laki – laki : 9 orang

b). Perempuan : 16 orang

3). Kamar mandi : 2 buah

c. Asrama sayuwiwit

1). Kamar : 9 buah


65

2). Tempat tidur : 27 buah

3). Kamar mandi : 2 buah

4). Penghuni :

a). Laki – laki : 7 orang

b). Perempuan : 2 orang

d. Asrama sritanjung

1). Kamar : 5 buah

2). Tempat tidur : 15 buah

3). Penghuni :

a). Laki – laki : -

b). Perempuan : 5 orang

e. Ruang perawatan khusus

1). Tempat tidur : 13 buah

2). Kamar mandi : 1 buah

3). Penghuni :

a). Laki – laki : 1 orang

b). Perempuan : 11 orang

f. Dapur

g. Ruang makan

h. Kamar karyawan
66

i. Rumah dinas

j. Masjid

k. Pos penjaga

l. Jumlah karyawan : 17 orang

1). PNS : 7 Orang

2). Non PNS : 10 Orang

3. Karekteristik Demografi Responden

Karakteristik demografi sebelum dan sesudah intervensi akan


diuraikan dalam bentuk umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta
tingkat stress pada lansia.

1. Distribusi responden berdasarkan umur

Distribusi umur

6% 29%

45-59 th
60-74 th
75-89 th

65%

Diagram 5.1 Distribusi responden berdasarkan kelompok umur populasi


lansia yang mengalami stress
67

Dari diagram 5.1 di atas dapat di ketahui bahwa responden yang


lebih dari 50% adalah kelompok umur 60 -74 tahun sebanyak 14
responden atau 65 %

2. Distribusi responden bedasarkan jenis kelamin

Distribusi jenis kelamin

47% laki-laki
53% perempuan

Diagram 5.2 responden berdasarkan jenis kelamin populasi lansia yang


mengalami stress

Dari diagram 5.2 diatas dapat diketahui bahwa responden yang


lebih dari 50% dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang atau
53%.
68

3. Distribusi responden bedasarkan tingkat pendidikan

Distribusi pendidikan

47% SD
tidak sekolah
53%

Diagram 5.3 Distribusi responden berdasarkan pendidikan populasi


lansia yang mengalami stress.

Dari diagram 5.3 diatas dapat diketahui bahwa responden lebih


dari 50% berpendidikan SD sebanyak 9 orang atau 53%.

5.1.2 Data Khusus

1. Tingkat stress sebelum pemberian terapi spiritual pada lansia yang


mengalami stress.

Tabel 5.1 Distribusi tingkat stress sebelum pemberian terapi spiritual


pada lansia yang mengalami stress

Tingkat stress Jumlah Prosentase


Normal - 0%
Ringan -
69

Sedang 2 12%
Berat 13 76%
Sangat Berat 2 12%

Dari table diatas dijelaskan bahwa tingkat stress sebelum

diberikan terapi spiritual paling banyak dengan kategori berat sebanyak

13 responden ( 76% ).

2. Tingkat stress sesudah dilakukan terapi spiritual pada lansia yang

mengalami stress.

Tabel 5.2 distribusi tingkat stress sesudah pemberian terapi spiritual

pada lansia yang mengalami stress

Tingkat stress Jumlah Prosentase

Normal - -

Ringan - -

Sedang 7 41%

Berat 10 59%

JUMLAH 17 100%

Dari table diatas dijelaskan bahwa tingkat stress sesudah

diberikan terapi spiritual lebih dari 50% dengan kategori berat yaitu

sebanyak 10 responden ( 59% ).


70

3. Pengaruh pemberian terapi spiritual terhadap penurunan stress pada

lansia.

Tabel 5.3 distibusi tingkat stress pada lansia sebelum dan sesudah

dilakukan terapi spiritual

Terapi spiritual Sebelum Sesudah

Tingkat
insomnia
Normal - - - -

Ringan - - - -

Sedang 2 12% 7 41 %

Berat 13 76% 10 59%

Sangat Berat 2 12% - -

Jumlah 17 100% 17 100%

Dari table diatas dijelaskan bahwa tingkat stress pada lansia

yang sebelum dilakukan pemberian terapi spiritual dengan kategori

sedang 12% menjadi 41% dan dari responden yang sebelum dilakukan

pemberian terapi spiritual kategori berat 76% s sesudah dilakukan

terapi mennjadi 59%, kategori sangat berat dari 12% menjadi 0%.

4. Hasil Analisa Data uji Wilcoxon

Setelah dilakukan uji analisa dengan uji Wilcoxon dengan

menggunakan SPSS 17 yaitu ρ : 0,01 dengan α : 0,05 maka signifikan

H0 ditolak Ha diterima yang berarti ada pengaruh terapi spiritual


71

terhadap penurunan stress pada lansia di UPT Pelayanan Lansia

Glenmore Kabupaten Banyuwangi tahun 2013.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat stress pada lansia sebelum diberikan terapi spiritual

Dari hasil pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengalami stress berat yaitu 13 responden (76 % ).

Stress merupakan respon tubuh yang non spesifik terhadap

setiap tuntutan beban, misalnya bagaimana respon tubuh seseorang


72

manakala yang bersangkutan mengalami beban masalah yang

berlebihan, bila sanggup untuk mengatasinya artinya tidak ada

gangguan pada fungsi organ tubuh, maka di katakana yang

bersangkutan tidak mengalami stress. Tetapi sebaliknya bila ternyata ia

mengalami gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga yang

bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi pekerjaannya

dengan baik maka ia di sebut sedang mengalami stress ( Hawari,

D ,2001: 17)

Stress yang di alami para lansia di Upt glenmore disebabkan

oleh beberapa factor diantaranya pendidikan, dan usia . Dari analisa

data didapatkan sebagian besar responden adalah lansia dengan usia 60

– 74 tahun serta hanya mengenyam pendidikan di tingkat SD dan

tidak tamat. Dan sesuai dengan teori kematian orang terdekat ( suami

atau istri ) dapat menimbulkan atau menyebabkan stress, karena

dengan kehilangan pasangan hidup akan menimbulkan rasa duka yang

mendalam dan terjadi selama kurun waktu yang cukup lama ( WHO,

1990 ). Jadi usia yang senja merupakan salah satu factor yang

menyebabkan terjadinya stress , usia yang senja adalah usia yang

sangat dekat dengan kematian sehingga para lansia mengalami

ketakutan sampai menimbulkan stress. Apabila hal ini segera diatasi

maka akan berakibat pada tambah parahnya kondisi stress yang

diperparah lagi dengan data yang menunjukan bahwa sebagian besar

responden yaitu sebanyak 53 % pernah berpendidikan SD tapi tidak


73

tamat hal ini sangat mempengaruhi kondisi stress itu sendiri

dikarenakan responden tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk

mengatasi mengelola stress yang dialaminya. di Upt Lansia biasanya

dilaksanakan senam lansia dan karaoke bersama seminggu sekali untuk

menghibur para lansia.

5.2.2 Tingkat stress pada lansia setelah diberikan terapi spiritual

Dari hasil pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa paling banyak

tingkat stress dengan kategori berat yaitu sebanyak 10 responden

( 59% ).

Terapi spiritual merupakan terapi dengan menggunakan upaya –

upaya untuk mendekatkan diri dengan tuhan yang maha kuasa terapi ini

menggunakan factor agama, seperti sholat, berdzikir dan ceramah

agama. Tujuan dari terapi ini dalah memberikan ketenangan dan

kepuasan batin seseorang dengan tuhan nya ( Hawari,2007). Hal ini juga

sesuai dengan firman Alloh SWT dalam surat Al-A’rad 28 yang artinya

orang – orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan

mengingat allah, ingatlah hanya mengingat allah menjadi tentram dan

tenang.Saat tubuh seseorang mengalami keadaan yang tenang, maka

tubuh akan menghasilkan berbagai hormon, diantaranya hormone

endorphin dan serotonin, yang nantinya hormon ini akan membuat

tubuh seseorang menjadi khusyuk, focus, dan tenang. Seorang muslim

yang benar-benar menghayati dan khusyuk ketika melaksanakan ibadah


74

sholat serta berdzikir akan memperoleh kepuasan batin dan ketenangan

hati,. Apabila seseorang sudah terhanyut kepada bacaan – bacaan dzikir

serta menghayati dan khusyuk dalam berdzikir , maka dengan mudah

pula seseorang itu akan menciptakan ketenangan pada dirinya karena

dengan mengingat allah hati menjadi tenang dan tentram, serta

dilanjutkan dengan adanya tausiyah ( ceramah agam ) yang disampaikan

oleh ustadz yang memberikan wejangan, nasehat dan pencerahan .

Apabila ketenangan sudah tercipta maka tanpa disadari tubuh akan

mengluarkan kedua hormone tersebut, yakni hormone Endorpin dan

Serotonin sebagai hormone penenang. Untuk itu, terapi spiritual

merupakan salah satu usaha yang baik untuk untuk memberikan

ketenangan dan kepuasan batin untuk lansia yang mengalami stress.

Stress yang di hadapi oleh para lansia di Upt lansia glenmor

diantaranya disebabkan oleh karena takut dengan kematian, ditinggal

mati oleh terdekat serta tidak punya keluarga dank arena tingkat

pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi mekanisme koping

nya untuk menghadapi stress yang dihadapi nya.Dan sesuai dengan

teori kematian orang terdekat ( suami atau istri ) dapat menimbulkan

atau menyebabkan stress , karena dengan kehilangan pasangan hidup

akan menimbulkan rasa duka yang mendalam dan terjadi selama kurun

waktu yang cukup lama ( WHO, 1990 ), serta karena cemas dan takut

yang berlebihan karena lansia beranggapan dekat nya ajal serta tidak
75

punya keluarga yang sangat di cintai nya merupakan salah factor

penyebab stress pada lansia di pelayanan lansia . Jadi tindakan

pemberian terapi spiritual pada lansia memberikan ketenangan batin

dan pencerahan hati bagi para lansia , sehingga tidak perlu merasa

takut atau cemas yang berlebihan untuk menghadapi kematian yang

akan di hadapi nya, apabila kita banyak mengingat allah

swt(berdzikir) hati akan menjadi tenang dan tentram. Pengamalan dan

penghayatan spiritual dapat memberikan ketenangan dan kepuasan

batin. Sehingga para lansia lebih siap untuk menerima apapun yang

terjadi pada diri nya. tidak cukup hanya satu kali melainkan dilakukan

secara terus menerus untuk memperkuat batin atau jiwa para lansia

untuk menghadapi ketakutan dan karena kematian dan beban

permasalahan yang di hadapi nya. Untuk itu terapi spiritual merupakan

salah satu usaha yang baik untuk menciptakan suasana yg tenang untuk

menanggulangi seseorang yang mengalami stress.

5.2.3 Pengaruh terapi spiritual terhadap penurunan stress pada lansia

di UPT Pelayanan Lansia Glenmore Tahun 2013.

Dari hasil penelitian pada tabel 5.3 dapat diketahui bahwa

tingkat stress pada lansia yang sebelum dilakukan pemberian terapi

spiritual dengan kategori sedang 12% mengalami peningkatan menjadi

41% dan dari responden yang sebelum dilakukan pemberian terapi


76

spiritual kategori berat 76% sesudah sesudah dilakukan terapi mennjadi

59%, kategori sangat berat dari 12% menjadi 0 %.

Setelah dilakukan uji analisa dengan uji Wilcoxon dengan

menggunakan SPSS 17 yaitu ρ : 0,01 dengan α : 0,05 maka signifikan

H0 ditolak Ha diterima yang berarti ada pengaruh terapi spiritual

terhadap penurunan stress pada lansia di UPT Pelayanan Lansia

Glenmore Kabupaten Banyuwangi tahun 2013.

Berbagai macam persoalan pada lansia sering terjadi. Jika hal

tersebut tidak segera ditangani dapat mempengaruhi kondisi kesehatan

dari lansia. Menurut Sri Kusmiarti dan Desmeniarti , 1990 salah satu

penyebab stress pada lansia adalah adanya gangguan interpersonal,

social, budaya dan keagamaan. Menurut Paris Constantinides, 1994

Aging adalah hilangnya kemampuan jaringan tubuh kita secara gradual

untuk memperbaharui dirinya sendiri, mempertahankan struktur dan

fungsinya secara normal. Maka tidak heran apabila usia lanjut rentan

atau sering mengalami stress. Oleh karena itu pemberian terapi spiritual

secara berkala perlu dilakukan.

Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh terapi

spiritual terhadap penurunan stress pada lansia , hal ini dibuktikan

dengan lansia yang sebelum dilakukan tindakan dengan stress sedang

sebanyak 12 % setelah dilakukan tindakan menjadi 41 %, begitu juga


77

denga stress berat sebelum dilakukan tindakan sebanyakk 76 % menjadi

59 % dan stress berat sebanyak 12 % menjadi 0 % . namun untuk stress

sedang dan berat belum mengalami penurunan ke tingkat ringan, karena

perlu dilakukan lagi terapi spiritual secara berkala untuk memperoleh

penurunan yang sighnifikan


78

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.1.1 sebelum diberikan terapi spiritual sebagian besar responden berada pada

tinkat stress berat ( 76 %) dan sangat berat (12% ) , kemudian sedang

12%.

6.1.2 sesudah diberikan terapi spiritual sebagian besar masih pada tingkat

berat yaitu sebesar 59 % yaitu berjumlah 10 responden dan pada tingkat

sedang yaitu 41% yaitu berjumlah 7 responden.

6.1.3 Ada pengaruh terapi spiritual terhadap penurunan stress pada lansia di

UPT Pelayan Lansia Glenmore Banyuwangi diuji dengan uji wilcoxon

menggunakan SPSS 17 didapati hasil ρ hitung 0,01 dengan taraf

signifikansi 0,05. Angka 0,01 < 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.

6.2 Saran

Mempertimbangkan hasil penelitian tentang pengaruh terapi spiritual

terhadap penurunan stress pada lansia di UPT Pelayan Lansia Glenmore

Kabupaten Banyuwangi maka :


79

6.2.1 Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini untuk dapat dipertimbangkan dalam proses

asuhan keperawatan dengan menggunakan terapi spiritual sebagai salah

satu alternative dalam mengurangi tingkat stress pada lansia.

6.2.2 Bagi Peneliti yang akan atang

Disarankan untuk memperhatikan keterbatasan dalam penelitian ini guna

mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid.

6.2.3 Bagi Responden

Disarankan kepada lansia yang mengalami stress untuk banyak berdzikir

dan beribadah terutama sholat agar beban di dalam hati bisa berkurang dan

membuat hati menjadi tenang.

6.3 Keterbatasan

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian ( Nursalam,

2003 ). Adapun keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Kemamp[uan peneliti yang terbatas

2. Komunikasi dengan responden yang sulit

3. Keterbatasan biaya dan waktu

Anda mungkin juga menyukai