Anda di halaman 1dari 9

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1
Distribusi Berdasarkan Umur Mahasiswa D3 Kebidanan Stikes Panrita Husada
Tahun 2017

Umur Frequency Percent


20 5 33.3
21 7 46.7
22 3 20
Total 15 100
Sumber: data primer

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui distribusi mahasiswi yang

paling banyak berada pada usia berumur 21 tahun (46.7%) dan usia yang

paling sedikit pada usia 22 tahun (20%).

2. Analisa Univariate

a. Kecemasan Sebelum Hipnoterapi

Tabel 5.2
Distribusi berdasarkan tingkat kecemasan mahasiswa D3 kebidanan stikes panrita
husada sebelum hipnoterapi Tahun 2017

Pretest Hipnoterapi Frequency Percent


Tidak cemas 0 0.0
Ringan 8 53.4
Sedang 5 33.3
Berat 2 13.3
Total 15 100
Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 5.3 pada hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa dari 15 responden terdapat tingkat kecemasan responden yang

paling banyak pada tingkat kecemasan ringan (53.4%) dan yang paling

sedikit pada tingkat kecemasan berat (13.3%).

44
45

b. Kecemasan setelah hipnoterapi

Tabel 5.3
Distribusi berdasarkan tingkat kecemasan mahasiswa d3 kebidanan stikes panrita
husada setelah hipnoterapi Tahun 2017

Posttest Hipnoterapi Frequency Percent


Tidak cemas 6 40
Ringan 7 46.7
Sedang 2 13.3
Berat 0 0.0
Total 15 100
Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 5.3 pada hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa dari 15 responden terdapat tingkat kecemasan responden setelah

di berikan hipnoterapi pada kategori tidak cemas sebanyak (40%)

sedangkan pada kategori ringan sebanyak (46.7%), dan pada kategori

cemas sedang sebanyak (13.3%)

3. Analisa Bivariat

Tabel 5.4
Analisa Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Mahasiswi
Menghadapi Ujian Kti D3 Kebidana Di Stikes Panrita Husada Bulukumba
Tahun 2017

Tingkat kecemasan
Tidak
Ringan Sedang Berat Total
Kelompok cemas P
N % n % n % n % n %
Pre 0 0 8 53.3 5 33.3 2 13.3 15 100
Hipnoterapi .002
Post 6 40 7 46.7 2 13.3 0 0 15 100
Sumber: uji statistic wilcoxon

Berdasarkan tabel 5.6 Hasil analisis menggunakan uji statistik Wilcoxon

dengan tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05). Berdasarkan hasil uji ini,

didapatkan nilai p value adalah 0,002 dengan demikian p value < α

(0,002<0,05), maka hipotesis diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa


46

terdapat Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan

Mahasiswi Menghadapi Ujian KTI D3 Kebidanan Di Stikes Panrita

Husada Bulukumba Tahun 2017.

B. Pembahasan

a. Kecemasan Sebelum Hipnoterapi

Berdasarkan tabel 5.3 pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

dari 15 responden terdapat tingkat kecemasan responden sebelum di

berikan hipnoterapi pada pada kategori ringan sebanyak 8 mahasiswi atau

sekitar (53.4%), pada kategori cemas sedang sebanyak 5 mahasiswi atau

sekitar (3.3%), dan pada kategori cemas berat sekitar 2 mahasiswi atau

sekitar (13.3%).

Ansietas merupakan respon emosional dan penilaian individu yang

subjektif yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum diketahui

secara khusus faktor penyebabnya.

Kecemasan menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun

psikologis yang akhirnya mengaktifkan saraf otonom simpatis sehingga

meningkatkan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, peningkatan

frekuensi napas, dan secara umum mengurangi tingkat energi pada pasien,

dan akhirnya dapat merugikan individu itu sendiri (Rothrock, 1999,

dikutip dalam Muttaqin dan Sari, 2009).

Supriyadi (2014), Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Kemoterapi Di Rs

Telogorejo Semarang. Tingkat kecemasan responden sebelum di berikan


47

hipnoterapi pada kategori sedang sebanyak 23 responden atau sekitar

(48.9%), dan pada kategori berat sedang sebanyak 7 responden atau sekitar

(14.9%).

Asumsi peneliti bahwa mahasiswa yang akan menghadapi ujian

KTI, masih ditemukan mahasiswi yang mengalami kecemasan berat

meskipun telah melewati tahap ujian proposal penelitian. Ini disebabkan

karena merasa gelisah, perasaan tidak tenang hampir sepanjang hari, dan

merasa tidak tenang, sukar memulai tidur, dan merasa tidak tenang akan

konsulnya tidak di acc.

b. Kecemasan setelah hipnoterapi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 15 responden terdapat

tingkat kecemasan responden setelah di berikan hipnoterapi pada kategori

tidak cemas sebanyak 6 mahasiswi atau sekitar (40%), pada kategori

ringan sebanyak 7 mahasiswi atau sekitar (46.7%), dan pada kategori

cemas sedang sebanyak 2 mahasiswi atau sekitar (13.3%)

Hipnoterapi adalah terapi yang menggunakan hipnotis dalam

penyembuhan psikoterapi, mencegah timbulnya kesehatan akibat faktor

psikis (pikiran), peningkatan taraf kesehatan, dan upaya rehabilitasi

lainnya sehingga mendapatkan perubahan yang menyeluruh dengan

mengeksplorasi kekuatan pikiran. Hipnoterapi termasuk metode dalam

pendidikan kejiwaan yang berfungsi memandu dan memberikan sugesti-

sugesti positif yang tepat dan jelas (akmal, et.al, 2016)


48

Supriyadi (2014), Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Kemoterapi Di Rs

Telogorejo Semarang. Tingkat kecemasan responden setelah di berikan

hipnoterapi pada kategori tidak cemas sebanyak 20 responden atau sekitar

(42.6%) sedangkan pada kategori ringan sebanyak 13 responden atau

sekitar (27.7%), dan pada kategori cemas sedang sebanyak 14 responden

atau sekitar (29.8%).

Bayu Hendriyanto, Aat Sriati dan Nita Fitria di Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan judul Pengaruh Hipnoterapi

Terhadap Tingkat Stres Mahasiswafakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Padjadjaran Angkatan 2011. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat

penurunan tingkat stres responden sebelum dan sesudah dilakukan

hipnoterapi. Penurunan tingkat stres terbukti dari prosentase tingkat stres

normal setelah dilakukan hipnoterapi yaitu sebanyak 16 responden

(53,33%) dari 0 responden (0%) pada tingkat stres normal sebelum

dilakukan hipnoterapi.

Asumsi peneliti bahwa setelah diberikan hipnoterapi pada mahasiswi

D3 kebidanan stikes panrita, sebagian besar tingkat kecemasan mahasiswi

menurun. Hal ini disebabkan kerena Hipnoterapi bekerja pada otak,

dimana ketika didorong dengan rangsangan dari luar (sugesti positif)

maka otak memproduksi zat kimia yang disebut neuropeptide. Molekul-

molekul ini mengangkut reseptor-reseptor mereka yang ada didalam tubuh

sehingga tubuh memberi umpan balik berupa rasa nyaman, kondisi rileks.
49

Kondisi rileks dapat memicu bekerjanya otak untuk menghasilkan

endogenous morphin yaitu suatu zat penenang yang cara bekerjanya

seperti efek morphin sehingga dapat menimbulkan kondisi tenang.

c. Analisa Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan

Mahasiswi Menghadapi Ujian Kti D3 Kebidanan Di Stikes Panrita Husada

Bulukumba Tahun 2017

Hasil penelitian menunjukkan hasil analisis menggunakan uji

statistik Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 5% (α = 0,05). Berdasarkan

hasil uji ini, didapatkan nilai p value adalah 0,002 dengan demikian p

value < α (0,002<0,05), maka hipotesis diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Mahasiswi Menghadapi Ujian KTI D3 Kebidanan Di

Stikes Panrita Husada Bulukumba Tahun 2017.

Hipnoterapi adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi

seseorang sehingga mengubah tingkat kesadarannya yang dicapai dengan

cara mengendalikan emosional seseorang dengan serangkaian aktifitas.

Hipnoterapi dapat digunakan untuk menghilangkan beberapa kebiasaan

buruk dari dirinya atau menyimpan suatu keadaan yang lebih tenang dalam

dirinya (Susilo, 2010, hlm.4). Dibawah hipnoterapi korteks serebri

mengalami inhibisi kuat sehingga daya identifikasi, analisis, pengambilan

keputusan terhadap stimulus baru menurun, pengalaman masa lalu tidak

dapat dimanfaatkan sehingga kata-kata sugestif menjadi kekuatan dominan


50

yang tidak dapat ditolak. Melalui arahan aktif kondisi dan prilaku psikis

dan faal pasien dapat dikendalikan (Desen, 2011 dalam Supriyadi 2014).

Cara kerja hipnoterapi diawali dengan mengondisikan pasien

masuk dalam kondisi hipnosis, pada kondidi hipnosis, pasien masuk dalam

kondisi relaksasi (seperti orang tertidur) sebelum dilakukan terapi inti.

Hipnoterapi bekerja pada pikiran bawah sadar (alpha/tetha state) manusia.

Untuk membangkitkan atau masuk ke pikiran bawah sadar manusia, maka

seorang hipnoterapis harus mampu menembus Critical Mental (Recticular

Activation System dari sang pasien. Dengan terbukanya Critical Mental

pasien, maka dengan mudah hipnoterapis dapat berkomunikasi dengan

pikiran bawah sadarnya. Dari komunikasi tersebut, hipnoterapis dapat

mengetahui gangguan kesehatan pasien termasuk kecemasan, rekaman

pikiran bawah sadar yang keliru dapat di perbarui (di re-frame) dengan

memberikan sugesti atau afirmasi yang positif, sugesti ini di berikan

secara terus menerus (dengan tepat) sehingga keadaan rekaman bawah

sadar yang keliru tadi akan menghilang digantikan oleh sugesti yang

positif. Tak heran apabila ada yang mengatakan bahwa cara kerja

hipnoterapi adalah “bermain-main” di “peranti lunak” dalam tubuh

manusia.

Supriyadi (2014), Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan

Tingkat Kecemasan Pada Pasien Yang Menjalani Kemoterapi Di Rs

Telogorejo Semarang. Hasil uji statistik dengan Wilcoxon hipnoterapi

berpengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan (p=0,000).


51

Kesimpulannya, ada pengaruh hipnoterapi terhadap penurunan tingkat

kecemasan saat menjalani kemoterapi.

Asumsi peneliti bahwa Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan

Mahasiswi Menghadapi Ujian Kti D3 Kebidanan Di Stikes Panrita Husada

Bulukumba Tahun 2017. Ini disebabkan karena mahasiswi sudah diberi

sugesti positif tentang ujian KTI seperti, ujian KTI adalah awal dari

kesuksesan yang akan menjemput kebahagiaan orang tua maupun keluarga

terdekat lainnya, betapa bahagianya keluarga dengan pencapaian yang

anaknya dapatkan, orang tua berkorban waktu, tenaga, dan materi demi

kesuksesan seorang anak.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini tidak ada penentuan tingkat kecemasan yang akan

diteliti pada kelompok terapi.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada responden yang berjenis kelamin

perempuan tidak dilakukan pada jenis kelamin laki-laki.

3. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu institusi.


52

BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Kecemasan mahasiswi sebelum dilakukan hipnoterapi lebih banyak pada

kategori ringan sebanyak 8 mahasiswi atau sekitar (53.4%).

2. Kecemasan mahasiswi setelah dilakukan hipnoterapi lebih banyak pada

kategori ringan sebanyak 7 mahasiswi.

3. Terdapat Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan

Mahasiswi Menghadapi Ujian KTI D3 Kebidanan Di Stikes Panrita

Husada Bulukumba Tahun 2017.

B. SARAN

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperluas

wawasan konsep-konsep, teori-teori terhadap ilmu pengetahuan dan dapat

dijadikan referensi dalam melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut

terkait hipnoterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan mahasiswi

menghadapi ujian KTI.

2. Sebaiknya di lakukan pada institusi lainnya, bukan hanya pada 1 institusi

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternative terapi untuk penurunan

tingkat kecemasan.

4. Penelitian ini sebaiknya tidak hanya dilakukan pada profesi kesehatan.

5. Penelitian ini sebaiknya juga di lakukan pada institusi rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai