Anda di halaman 1dari 7

Pengaruh Terapi Aurasoma Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Di Ruang Icu

Rumah Sakit Pertamina Plaju

Pertamina Bina Medika (Pertamedika) College Of Health Science Nursing Science Study
Program

Sari Nirmala

Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pertamedika, Jakarta, Indonesia

*Correspondence Author
Sari Nirmala
Mobile: 081224637760
Email: nirmala.sari1124@gmail.com

ABSTRAK

Background: Penggunaan terapi warna menjadi salah satu terapi yang menarik untuk mengurangi kecemasan
karena mudah dan praktis digunakan dan bisa dilakukan dari berbagai kalangan dari anak kecil sampai orang
dewasa. Penelitian ini bertujuan diketahuinya pengaruh terapi aurasoma terhadap tingkat kecemasan keluarga
pasien diruang ICU Rumah Sakit Pertamina Plaju. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2020 sampai
Akhir Januari 2021.
Subjects and Method: Desain penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode deskriptif Quasi –
Experiment Design dengan pendekatan Pre and Post Test Without Control. Populasi penelitian ini setiap
keluarga pasien diambil 1 perwakilan keluarga yang menemani pasien di ruang ICU Rumah Sakit Pertamina
Plaju dengan jumlah pasien sebanyak 16 orang pada bulan November jadi responden yang diambil sebanyak 16
responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Uji statistik dengan menggunakan uji t dengan
tingkat kemaknaan (α=0.05).
Results: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh terapi aurasoma terhadap kecemasan keluarga
pasien diruang ICU Rumah Sakit Pertamina Plaju Tahun 2020 (p=0,000).
Conclusion: Disarankan untuk meningkatkan pelayanan prima seperti memberikan penyuluhan mengenai
manfaat terapi aurasoma memberikan edukasi kepada keluarga pasien manfaat dukungan keluarga baik
dukungan informasional, penilaian maupun dukungan emosional.
Keywords: Tingkat Kecemasan, Terapi Aurasoma, ICU, Rumah Sakit

ABSTRACTS

Background: This study aims to determine the effect of aurasoma therapy on family anxiety of patients in the
ICU room of Pertamina Plaju Hospital in 2021. This study was conducted from September 2020 to the end of
January 2021.
Subjects and Method: The design of this study was quantitative using the Quasi-Experiment Design
descriptive method with the Pre and Post Test approach. Without Control. The population of this study was that
each patient's family was taken by 1 family representative who accompanied the patient in the ICU room of
Pertamina Plaju Hospital with 16 patients in November, so 16 respondents were taken. Statistical test used the t
test with a significance level (α = 0.05).
Results: The results of this study indicate that there is an effect of aurasoma therapy on family anxiety level of
patients in the ICU room at Pertamina Plaju Hospital in 2020 (p = 0.000).
Conclusion: The conclusion of this study is that there is a significant relationship between the effect of
aurasoma therapy on family anxiety level of patients in the ICU room at Pertamina Plaju Hospital. It is
recommended to improve excellent service such as providing counseling about the benefits of aurasoma therapy,
providing education to the patient's family the benefits of family support, both informational support,
assessment and emotional support.
Keywords: Anxiety Level, Aurasoma Therapy, ICU, Hospital.
LATAR BELAKANG

Intensive Care Unit (ICU) adalah lingkungan yang kompleks dan penuh tekanan dan
dikaitkan dengan morbiditas fisik, psikologis dan fungsional yang signifikan tidak hanya bagi
pasien tapi juga untuk keluarga mereka (Wintermann, dkk 2016).Hal ini dikarenakan
keluarga merupakan orang terdekat bagi pasien yang juga menjadi salah satu bagian dari
support system bagi pasien. Adanya dukungan keluarga akan sangat berpengaruh terhadap
peningkatan kesembuhan dan pemulihan pasien (Morton, Fontaine, Hudak & Gallo 2013).

Pasien kritis dengan perawatan di ruang ICU memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat sekitar 20% pasien (1 dari 5 atau
setara 500.000 orang pertahun) meninggal di ICU, sedangkan angka kematian di ICU di
seluruh dunia sekitar 25%. Pasien yang mengalami sakit kritis standarnya akan dirawat
dengan perawatan di ruang ICU sehingga dapat mengenali ciri-ciri dengan cepat dan
penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien beresiko kritis, atau pasien yang berada dalam
keadaan kritis dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan
peluang untuk sembuh. Comprehensive Critical Care Department of Health
merekomendasikan untuk memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa
batas (critical care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi dimanapun
pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dalam Dedi F, 2015).

Untuk mengurangi kecemasan keluarga pasien dibutuhkan sebuah terapi yang mampu
mengurangi kecemasan tersebut.Dalam berbagai penelitian mengenai warna, seperti dalam
buku Avicenna dengan judulnya “Canon of Medicine” yang menerangkan teori tentang aksi
warna terhadap tubuh manusia mampu mengubah fungsi psikologis pada manusia
(Limantono, 2013). Menurut (Sawitri, 2013), terapi warna adalah terapi yang dapat
menimbulkan relaksasi dan mampu mengurangi stres namun belum banyak di terapkan di
Indonesia.Terapi warna adalah terapi yang memberikan unsur relaksasi, dimana dari berbagai
penelitian relaksasi mampu mengurangi suatu ketegangan atau kecemasan pada individu.Ada
berbagai metode terapi warna salah satunya yaitu teknik Terapi Aurasoma.

METODE DAN SAMPEL

Jenis penelitian ini observasional dengan desain “Quasy Eksperiment”, yaitu pre-test and
post-test with control. Penelitian dilakukan di ruang ICU Rumah Sakit Pertamina Plaju
dengan jumlah pasien sebanyak 16 orang pada bulan November jadi responden yang diambil
sebanyak 16 responden. diperoleh dengan metode total sampling memenuhi kriteria sampel
yaitu semua anggota populasi digunakan sebagai sampel penelitian. Insrumen penelitian ini
berupa lembar kuesioner HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety) dan terapi aurosoma
sesuai SOP. Analisis data yang digunakan Uji T-test.untuk menguji signifikansi. Uji
perbedaan mean variabel penelitian antara dua metode analisis, petama dengan pre dan post
test den gan menggunakan Uji T-test.
HASIL

Karakteristik Sampel

Sampel berjumlah 16 responden yaitu laki-laki sebanyak 7 responden (56.3%) dan


perempuan 9 responden (43.8%). Kelompok umur paling banyak 36 tahun sampai 45 tahun
sebanyak 9 responden (56.3%). Pendidikan responden terbanyak pendidikan SMA terdapat 8
responden (50.0%). digambarkan pada table berikut:

Tabel 1. Karakteristik Sampel

No Usia Frekuensi (F) Persentase (%)


1 Dewasa 36-45 Tahun 9 56.3
2 Dewasa Akhir 46-55 7 43.8
Tahun
Total 16 100.0

No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%)


1 Perempuan 9 56.3
2 Laki-Laki 7 43.8
Total 16 100.0

No Pendidikan Frekuensi (F) Persentase (%)


1 SD 4 25.0
2 SMP 4 25.0
3 SMA 8 50.0
4 PT 0 0
Total 16 100.0

Analisis Pengaruh Perlakuan

Uji T tes menunjukkan bahwa hasil analisa Pengaruh Aurasoma terhadap Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien di Ruang ICU RS Pertamina Plaju didapat rata-rata kecemasan sebelum
dilakukan terapi aurasoma adalah 30.56 dengan standar deviasi sebesar 2.337, sedangkan
kecemasan sesudah dilakukan terapi aurasoma adalah 21.44 dengan standar deviasi 2.032,
hasil uji statistik menunjukan nilai p value = 0.000(< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan hasil pengukuran kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi Aurasoma
pada keluarga pasien di Ruang ICU RS Pertamina Plaju.

Tabel 2 Rerata Pengaruh Tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi
Aurasoma Keluarga Pasien di Ruang ICU RS Pertamina Plaju

Kecemasan Mean Selisih Std Std Error P value


Mean Deviasi
Sebelum (Pre Test) 31.25 8,62 4.207 1.051 0.000
Sesudah (Post Test) 22.63 2.446 0.612
PEMBAHASAN

Hasil uji statistik menunjukan nilai p value = 0.000(< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan hasil pengukuran kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi Aurasoma
pada keluarga pasien di Ruang ICU RS Pertamina Plaju.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harini, N. (2013) dengan hasil
menunjukkan nilai Z = -2,522 dan p = 0,008, menyatakan bahwa terdapat perbedaan skor
kecemasan yang sangat signifikan antara kelompok eksperimen dibandingkan kelompok
kontrol setelah diberikan perlakuan terapi warna, yaitu tingkat kecemasan kelompok
eksperimen lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol, sehingga terapi warna dapat
mengurangi kecemasan. Kesimpulan terapi warna menggunakan metode pernafasan warna
dan meditasi warna dengan warna hijau dan biru,dapat digunakan untuk mengurangi
kecemasan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ade H. (2020) dengan hasil analisis data dengan
menggunakan uji Wilcoxon nilai p value 0.000. (p value menunjukkan bahwa sebelum
diberikan terapi Aurasoma dengan nilai median 28,50 dan sesudah intervensi dengan nilai
42,00. Simpulan : terapi Aurasoma dapat menjadi salah satu pilihan intervensi untuk
mengurangi kecemasan keluarga pasien di ruang ICU.
.
Cemas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa
cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa
malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi
(Yunita, 2012). Menurut Fitria, (2013), kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak santai
yang samar-samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon atau
suatu perasaan takut akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya, hal ini
merupakan sinyal yang menyadarkan bahwa bahaya yang akan datang dan memperkuat
individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
.
Menurut Sukriswati (2016), keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan meraka saling
berinteraksi antara satu dengan lainya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu budaya.

Terapi warna (aurasoma) adalah teknik mengobati penyakit melalui penerapan warna, agar
tubuh tetap sehat dan memperbaiki ketidakseimbangan di dalam tubuh sebelum hal itu
menimbulkan masalah fisik maupun mental (Muharyani, 2015). Terapi warna yang dikenal
juga dengan nama chromatherapy merupakan terapi yang tercipta karena didasarkan pada
pernyataan bahwa setiap warna tertentu mengandung energi-energi penyembuh. Di dalam
bidang kedokteran, menurut Kusuma (2010) Setiap warna memancarkan panjang gelombang
energi yang berbeda dan memiliki efek yang berbeda pula, dengan menggunakan berbagai
nuansa warna dapat membawa harmoni, stabilitas dan keseimbangan.Warna bisa membuat
suasana hati meningkat atau moodboster dan bisa juga membantu mencapai suasana yang
ingin diciptakan (Jane, 2012).
.
Berdasarkan hasil penelitian, teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa setelah
diberikan terapi aurasoma tingkat kecemasan keluarga berkurang seperti keluarga sudah
jarang bertanya kepada perawat tentang kondisi pasien, keluarga mulai terlihat belanja keluar
untuk membeli makan dan keluarga terlihat tertidur pada saat menunggu pasien. Jika
kecemasan keluarga berkurang maka keluarga akan memberikan suport yang akan
mempengaruhi kesembuhan,pemulihan pasien.
.

KESIMPULAN

Ada pengaruh antara terapi aurasoma dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di Ruang ICU RS
Pertamina Plaju Palembang p value 0.000 < 0.005 dimana Rata-rata kecemasan sebelum dilakukan
terapi aurasoma adalah 30.56 dilakukan terapi Aurasoma pada keluarga pasien di Ruang ICU RS
Pertamina Plaju Palembang dan rata-rata kecemasan sesudah dilakukan terapi aurasoma adalah 21.44
dilakukan terapi Aurasoma pada keluarga pasien di Ruang ICU RS Pertamina Plaju Palembang

KONTRIBUSI PENULIS
Nirmala Sari berperan dalam penelitian

UCAPAN TERIMA KASIH


Rumah Sakit Pertamina Plaju yang telah memberikan izin dalam penelitian ini.

KONFLIK KEPENTINGAN
Penulis menyatakan tidak memiliki konflik kepentingan dengan materi disajikan dalam
tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ade H. (2020) Pengaruh Terapi Aurasoma Terhadap Kecemasan Keluarga Pasien Di Ruang Intensive
Care UnitJurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020
Anwar, S. 2013. Metodologi Penelitian Edisi I Cetakan XIV. Pustaka Pelajar.
Ghozali (2011),
Anderson H. 2008.The Nursing Information Technology Innovation Award.Health Data Managemen.
Aysha, K. 2016. Terapi warna untuk mengurangi kecemasan pada remaja yang hamil di luar nikah.
Azeemi, K.S. 2007.Colour Therapy. Edisi Pertama. Karachi: Burkhiya Education Foundation.
Azwar, S. 2012. Reliabilitas dan Validitas.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, S. 2013. Metodologi Penelitian Edisi I Cetakan XIV. Pustaka Pelajar.
Brown, A. 2017. Aurasoma reading from https: www.tripsavvy.soma.aura-reading.309004.
Cooper dan Schindler. 2014. Bussiners Research Method. New York: McGraw-. Hill. Corey,
Dedi F. 2015.Hubungan Penerapan Standard Operational Procedure (SOP) Pengunjung Oleh
Perawat Dengan Lama Rawat. Dibuka 07 November,
darihttps://stikesmahardika.ac.id/jkm/index.php/JKM/articledownload/ 67/60
Donsu, J.D.L. 2017.Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka Baru Pers.
Ellias, Y. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Keluarga Di ruang High Care
Unit (HCU) Rumah Sakit Immanuel Bandung.Skripsi. STIKes Dharma Husada, Bandung.
Diakses pada tanggal 27 Februari,2019.
Fitria, (2013).Kecemasan Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Katolik Soegijabranata Dalam
Mengerjekan Skripsi, Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijabranata
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori ,& Praktik : ECG
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Gita Nirmala Sari. 2018.Efektivitas vct dan terapi warna dalam penurunan tingkat kecemasan dan
pengambilan keputusan
Hamel, WJ. (2011). The effects of music intervention on anxiety in the patient waiting for cardiac
catheterizatiob. Intensive and Critical Care Nursing. Vol. 17, No. 5, pp. 279-2858.
Harini, N. (2013). Terapi warna untuk mengurangi kecemasan.Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2),
291-303. Hawari, D. (2011). Manajemen Stres,
Harmoko.(2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka Pelajar. Yogyakarta
Harnilawati (2013), Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas, Pustaka As Salam, Sulawesi Selatan.
Hartini, N. 2013.Terapi warna untuk mengurangi kecemasan.Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan.
No.1.Vol.2, Hal: 291 – 303.
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta.
Husain F, DodyS. Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Keluarga PasienKritisOlehPerawat Di Ruang
Perawatan Intensif. Dibuka 06 November, dari http://ejournal.
stikestelogorejo.ac.id/index.php/jikk/article/download/807/790
Jane, A. 2012.Terapi warna untuk kesehatan Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2), 291 – 303.
Kautsar.F, Gustopa.D & Achmadi.F (2015) tentang Uji Validasi dan Reliabilitas Hamilton Anxiety
Rating Scale terhadap kecemasan dan Produktivitas Pekerja visual Inspection PT. Widatra
Bhakti.https://adoc.pub/uji-validitas-dan-reliabilitas-hamilton-anxiety-rating-scale.html
Kemendikbud, (2016).Pendidikan.
Kumar, V. 2009.Terapi warna. Tangerang: Karisma.
Kusuma, E. 2010.Pengertian gelombang dan aplikasi. Retrieved on April, 2015, from
http://ichsan09.blog.uns.ac.id/files/2010/11/pengertian-gelombang-dan aplikasi.pdf
Limantono, & Nova, M. (2013).Preferensi manula terhadap jenis lampu, suhu warna lampu dan
warna dinding pada ruang tidur (studi kasus Panti Wredha Hanna Yogyakarta).Diakses pada
tanggal 26 Oktober 2020, di journal.uajy.ac.id.
Medikal Rekort Rumah Sakit Pertamina Plaju, 2020.
Morton, P.G., Fontaine, D.K., Hudak, C. M., & Gallo (2013).Keperawatan Kritis: Pendekatan
Asuhan Holistik Ed. 8. Ahli Bahasa Nike E.W Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas; Konsep dan Aplikasi.Jakarta :
Salemba Medika.
Muharyani, P. W., J aji, J., & Sijabat, A. K. (2016). Pengaruh Terapi Warna Hijau Terhadap Tingkat
Kecemasan Ibu Primigravida Trisemester III. Jurnal Kedokteran Kesehatan: Publikasi Ilmiah
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 2(1), 105-114
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Padila.(2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga.Jogjakarta : Nuha Medika
Pardede, JekAmidos. 2020. Perilaku Caring Perawat Dengan Koping dan Kecemasan Keluarga.
Dibuka 06 November, darihttps://jurnal.umj.ac.id/index.php/ijnsp/article/download/6535/4311
Pieter, H. Z., Janiwarti, B., & Marti.2011.Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan.Jakarta:
Kencana.
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7.Jakarta : Salemba Medika
Raharjo. 2015. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Stroke yang Dirawat Diruang ICU Rumah Sakit
Panti Waluyo Surakarta. Surakarta : Keperawatan, Stikes Kusuma Husada.
Rochmawati, D.H. 2012. Teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan kecemasan.Dibuka26
Oktober 2020,dariwww.uin-semarang.ac.id
Sari, W.P, 2013. Efektivitas Terapi Farmakologis Dan Nonfarmakologis Terhadap Nyeri Haid
(Disminore) Pada Siswi Xi Di Sma Negeri 1 Pemangkat. Jurnal Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Saryono.(2011).Metodologipenelitiankeperawatan.Purwokerto:UPT.Percetakan danPenerbitan
UNSOED.
Sawitri, Devi, P.S., & Nurhesti, K.A. 2013.Pengaruh terapi warna hijau terhadap stres pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar.Jurnal Online Udayana. Vol.42. No.2, Hal:
14 – 23.
Sigalingging, G. 2013. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien di Ruang intensif Rumah Sakit Columbia Asia Medan.Skripsi. Universitas
Darma Agung, Medan.
Sitepoe, Mangku. 2008. Coret-coret Anak Desa Berprofesi Ganda. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
Stuart, G. W. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Sukriswati, I. 2016. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di RSUD Moewardi Surakarta.Skipsi.Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Wijayanto, & Vera, A. 2013.Perancangan interior pusat terapi anak autis dan indigo berdasar
pendekatan psikologi interior di Surabaya.JurnalIntra.No. 1. Vol. 2, hal: 1 – 12.
Wintermann, G.B., Weidner, K., Strauβ, B., Rosendahl, J., & Petrowski, K. (2016) Predictors of
Posttraumatic stress and Quality of life in family members of chronically critically ill patients
after intensive care. Annals of intensive care, 6(1) 69.
Wira, Bagus. 2018. SOP Terapi Warna.Yogyakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta.
Wulandari 2012.Hubungan antara pasien yang di rawat di ruang ICU dengan kejadian kecemasan.
Yunitasari, L. N. 2012. Hubungan Beberapa Faktor Demografi dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Pasca Diagnosis Kanker di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jurnal Keperawatan. No. 1. Vol.2, Hal:
127-129.

Anda mungkin juga menyukai