Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PEMBERDAYAAN KELUARGA TERHADAP PENGETAHUAN

SIKAP KELUARAGA DALAM MENCEGAH DAN MENGATASI


HALUSINASI

THE EFFECT OF FAMILY EMPOWERMENT ON KNOWLEDGE OF FAMILY


ATTITUDE IN PREVENTING AND OVERCOMING HALLUCINATIONS

Zaenal Muttaqin1, Muryati2, Yati Tursini3, Dadang Purnama4


1,2,3
Jurusan Keperawatan Poltekes Kemenkes Bandung
4
Universitas Padjadjaran
Muttaqinz680@gmail.com

ABSTRAK

Pemberdayaan keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan diberikan
dengan memberikan informasi yang akurat dan lengkap tentang kondisi masalah kesehatan yang
dihadapi anggota keluarga dengan cara meningkatkan kemampuan manajemen perawatan keluarga,
mengedepankan empati dan menunjukkan perhatian yang tulus, mengakui dan meningkatkan
kompetensi keluarga dalam merawat anggota keluarga serta membangun hubungan langsung dengan
anggota keluarga yang sakit. Penelitian dengan judul pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap
pengetahuan dan sikap keluarga dalam mencegah dan mengatasi halusinasi di Puskesmas Sukajadi
Bandung bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap pengetahuan
dan sikap keluarga dalam mencegah dan mengatasi halusinasi. Metode penelitian yang digunakan
yaituquasi experimentpre dan post test design. Populasi penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai
anggota keluarga dengan gangguan jiwa halusinasi dengan jumlah sampel 30 orang yang diambil
dengan cara total sampling. Uji statistik yang digunakan adalah ujiWilcoxon Signed Ranks Test untuk
pengetahuan dan uji pairs sample t testuntuk sikap. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dan
sikap anggota keluarga mengalami peningkatan rerata secara signifikan setelah diberikan pelatihan
dengan metode diskusi kelompok kecil dan menggunakan modul tentang pencegahandan penanganan
halusinasi,dan mempunyai pengaruh secara bermakna dimana P-value = 0,000<0,05).Dari hasil
penelitian disarankanperlu adanya pendampingan khusus kepada kader kesehatan dalam pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan pasien halusinasisupaya
didapatkan hasil yang maksimal.
Kata kunci: halusinasi, pemberdayaan, pengetahuan, sikap

ABSTRACT
Empowerment of families with family members experiencing health problems is provided by providing
accurate and complete information about the condition of health problems faced by family members by
increasing the ability of family care management, promoting empathy and showing genuine concern,
acknowledging and increasing family competence in caring for family members. and establish direct
relationships with sick family members. The research entitled the effect of family empowerment on
family knowledge and attitudes in preventing and overcoming hallucinations at Sukajadi Public Health
Center Bandung aims to identify the effect of family empowerment on family knowledge and attitudes in
preventing and overcoming hallucinations. The research method used is a quasi-experimental pre and
post test design. The population of this study is families who have family members with mental
disorders hallucinations with a sample of 30 people taken by total sampling. The statistical test used
was the Wilcoxon Signed Ranks Test for knowledge and the pairs sample t test for attitudes. The results
showed that the knowledge and attitudes of family members experienced a significant increase in
average after being given training with the small group discussion method and using the module on
prevention and treatment of hallucinations, and had a significant effect where P-value = 0.000 <0.05).
From the results of the study, it is suggested that there is a need for special assistance to health cadres
in the implementation of community empowerment activities in the prevention and treatment of
hallucinogenic patients in order to obtain maximum results.
Keywords: attitude, empowerment, hallucination, knowledg

Jurnal Kesehatan “ Bhakti Husada”


Vol.07 No. 02 Tahun 2021 30
PENDAHULUAN

Gangguan jiwa merupakan seluruh anggota keluarganya(Hulme,


salah satu dari empat masalah 1999 dalam Iwan Ardian 2014).
kesehatan utama di negara-negara Keluarga merupakan unit
maju, modern dan industri (Mardjono, paling dekat dengan penderita yang
1992 dalam Lendra Hayani 2010). mengalami masalah kejiwaan dan
Meskipun gangguan jiwa tidak merupakan perawat utama bagi
dianggap sebagai hal yang penderita. Keluarga berperan dalam
menyebabkan kematian secara menentukan cara atau perawatan yang
langsung namun beratnya gangguan diperlukan penderita di rumah.
tersebut dalam arti ketidakmampuan Keberhasilan perawat di rumah sakit
secara invaliditas baik secara individu akan sia-sia jika tidak diteruskan di
maupun kelompok akan dapat rumah yang kemudian mengakibatkan
menghambat pembangunan karena penderita harus di rawat kembali
mereka tidak produktif dan tidak (kambuh). Peran serta keluarga sejak
efisien (Setyonegoro, 1992 dalam awal perawatan di rumah sakit akan
Lendra Hayani 2010). meningkatkan kemampuan keluarga
Berdasarkan kajian merawat penderita sehingga
dataRiskesdas (2018) diketahui kemampuan kambuh dapat dicegah
prevalensi gangguan mental berat pada (Nurdiana, 2007).
penduduk Indonesia mencapai 6,7%. Berdasarkan data awal yang
Prevalensi gangguan jiwa di Jawa didapat dari Puskesmas Sukajadi Kota
Barat orang dengan gangguan jiwa Bandung tahun 2019 pasien gangguan
(ODGJ) mencapai 5,0 persen atau jiwa yang melakukan pemeriksaan dan
55.133 orang, sedangkan orang dengan pengobatan sebanyak 68 orang dimana
masalah kejiwaan (ODMK) mencapai 64 pasien diindikasikan mengalami
9,3 persen atau sekitar tiga juta orang. halusinasi. Berdasarkan latar belakang
Tiga juta warga yang mengalami di atas penulis bermaksud untuk
gangguan mental emosional seperti melakukan sebuah penelitian berkaitan
depresi dan cemas. Dengan kata lain, 1 dengan pemberdayaan keluarga dengan
dari 10 warga Jabar memiliki masalah anggota keluarga yang mengalami
kejiwaansehingga diperlukanperan serta gangguan kesehatan jiwa Halusinasi
masyarakat dengan judul: “PENGARUH
dalampenanggulangangangguanjiwa. PEMBERDAYAAN KELUARGA
Mengalami gangguan jiwa TERHADAP PENGETAHUAN DAN
tidak hanya berdampak pada individu SIKAP KELUARGA DALAM
akan tetapi juga berdampak pada MENCEGAH DAN MENGATASI
keluarga. Kerugian ekonomi HALUSINASI DI WILAYAH
disebabkan masalah kesehatan jiwa KERJA PUSKESMAS SUKAJADI
minimal akan berdampak pada BANDUNG”
ekonomi keluarga secara keseluruhan
karena itu masalah gangguan METODE PENELITIAN
kesehatan jiwa ini perlu mendapatkan
perhatian serius dari setiap keluarga, Penelitian ini merupakan
dimana anggota keluarga harus turut penelitian quasi-experimental dengan
serta berperan dalam menegakkan one group pretest and posttest design.
terciptanya kehidupan yang dapat Desain ini digunakan untuk
memelihara kesehatan jiwa bagi mengetahui perbedaan pengetahuan

Jurnal Kesehatan “ Bhakti Husada”


Vol.07 No. 02 Tahun 2021 31
dan sikap pada anggota keluarga dalam
mencegah dan mengatasi halusinasi Tabel 1. Uji Normalitas
dengan membandingkan hasil Variabel P- Keterangan
pengukuran sebelum dan sesudah value Distribusi
intervensi dilakukan. Intervensi ini Pengetahuan 0.000 Tidak
dilakukan sebagai salah satu upaya sebelum Normal
untuk meningkatkan pengetahuan dan intervensi
Pengetahuan 0.000 Tidak
sikap anggota keluarga dalam sesudah Normal
mencegah dan mengatasi halusinasi. intervensi
Rancangan penelitian dibawah ini Sikap sebelum 0.000 Tidak
memberikan gambaran tentang tahapan intervensi Normal
dalam proses pelaksanaan penelitian Sikap sesudah 0.000 Tidak
yanga akan dilakukan: intervensi Normal
Keterangan: Analisis menggunkan uji
Skema: Rancangan penelitian One Kolmogorov Smirnov
group pretest-posttestdesign
(Sugiyono, 2012:111) Tabel 2. Pengaruh Pemberdayaan
Keluarga Terhadap Pengetahuan
01 ------------------X ----------------- Pengetahuan Mean z P-
------------- 02 value
Keterangan : Sebelum 6.60 - 0.000
01 = Pengukuran nilai pengetahuan Sesudah 9.67 4.837
dan sikap sebelum diberikan pelatihan Keterangan: analisis menggunakan
02 = Pengukuran nilai pengetahuan Wilcoxon Signed Ranks Test
dan sikap sesudah diberikan pelatihan
X = Pemberian pelatihan tentang cara Tabel 3. Pengaruh Pemberdayaan
pencegahan dan mengatasi halusinasi Keluarga Terhadap Sikap
Sikap Mean T-test P-
Intervensi yang dilakukan value
dalam penelitian ini yaitu pelatihan Sebelum 51.87 -4.704 0.000
pemberdayaan keluarga pada anggota Sesudah 73.97
keluarga dengan pengukuran Keterangan: analisis menggunakan
pengetahuan dan sikap anggota pairs sample t-test
keluarga sebelum dan sesudah
pelatihan dilakukan. Sebelum PEMBAHASAN
diberikan pelatihan, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran pengetahuan A. Pengetahuan anggota keluarga
dan sikap. Setelah dilakukan pelatihan sebelum dan sesudahpelatihan cara
pemberdayaan keluarga dilakukan penanganan dan pencegahan halusinasi
pengukuran ulang. Hasil pengukuran di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi
tersebut dibandingkan untuk melihat Kota Bandung
perbedaan pengetahuan dan sikap Hasil penelitian menunjukkan
sebelum dan sesudah dilakukan adanya perubahan dan terjadinya
pelatihan kepada masing-masing peningkatan yang bermakna untuk
responden. pengetahuan anggota keluarga dalam
cara pencegahan dan penanganan
pasien dengan halusinasi. Hasil
penelitian ini menunjukkan terjadi
HASIL PENELITIAN perubahan nilai rata-rata pengetahuan

Jurnal Kesehatan “ Bhakti Husada”


Vol.07 No. 02 Tahun 2021 32
pada anggota keluarga sebelum dan
sesudah diberikan pelatihan cara Antonius N, (2010) Studi
pencegahan dan penanganan pasien Fenomenologi Pengalaman
halusinasi melalui diskusi kelompok Keluarga Tentang Beban Dan
kecil dengan menggunakan modul Sumber Dukungan Keluarga
yaitu pengetahuan 6.60 menjadi 9,67. Dalam Merawat Klien
Dari hasil ini terlihat ada selisih nilai Dengan Halusinasi, Tesis
rata-rata yakni 3.07.Hasil analisa FKUI. Tidak di Publikasikan
dengan menggunakan Wilcoxon Ardian Iwan, (2014). Pemberdayaan
didapatkan nilai p=0,000<0,05, maka keluarga (Family
dapat disimpulkan bahwa ada Empowerment) sebagi
efektivitas metode diskusi kelompok intervensi keperawatan
kecil dengan menggunakan modul keluarga. Jurnal Ilmiah
terhadap pengetahuan anggota Universitas Islam Sultan
keluarga tentang cara pencegahan Agung. Diakses 9 Januari
mengatasi pasien dengan halusinasi. 2019
Penelitian ini sesuai dengan Tarigan Ayu, K. (2010). Dan Asuhan
(2010), dimana dikatakan bahwa Keperawatan Keluarga Bagi
metode diskusi lebih efektif dalam Mahasiswa Keperawatan dan
meningkatkan pengetahuan tentang Praktisi Perawat
kesehatan dibandingkan dengan Perkesmas.Jakarta:Sangung
metode ceramah. Seto.
Azwar,S.(2011).
B. Sikapanggota keluarga sebelum dan SikapManusiaTeoridanPengu
sesudahpelatihan cara penanganan dan kurannya.Yogyakarta:Pustak
pencegahan halusinasi di wilayah kerja a Pelajar.
Puskesmas Sukajadi Kota Bandung Budiman dan Riyanto, 2013. Kapita
Hasil penelitian ini selekta kuesioner
menunjukkan terjadi perubahan nilai “Pengetahuan dan sikap
rata-rata sikap pada anggota keluarga dalam penelitian kesehatan.
sebelum dan setelah diberikan Penerbit. Salemba Medika,
pelatihan pencegahan dan penanganan Jakarta PP. 11-22
pasien halusinasi melalui diskusi Desmaniarti, dkk (2018) Pengaruh
kelompok kecil dengan menggunakan peran kader kesehatan jiwa
modul yaitu 51.87 menjadi 73.97, terhadap pemberdayaan
dari hasil ini terlihat ada selisih nilai keluarga dalm memahami
nilai rata-rata yang cukup besar gangguan jiwa di wilayah
yakni22,1. Hasil analisa dengan kerja Puskesmas Pasirkaliki.
menggunakan Wilcoxon didapatkan Penelitian tidak di
nilai p=0,000<0,05, maka dapat publikasikan.
disimpulkan bahwa ada efektivitas Dinas Kesehatan Kota Bandung
metode diskusi kelompok kecil dengan (2013/2014).
menggunakan modul terhadap sikap ProfilKesehatanKota Bandung
anggota keluarga tentang cara 2013.
pencegahan dan penanganan pasien Friedman, M.M. (2010).Keperawatan
halusinasi. Keluarga. Jakarta: PenerbitBuku
Kedokteran

DAFTAR REFERENSI Iyus Yosep dan Titin Sutini (2014).

Jurnal Kesehatan “ Bhakti Husada”


Vol.07 No. 02 Tahun 2021 33
Buku Ajar Keperawatan Jiwa RISKESDAS, 2018. Kementerian
dan Advance Mental Health Kesehatan Republik
Nursing. Jakarta : Refika Indonesia.
Aditama Setiadi Gunawan, Jiwo Tito (2014).
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Pemulihan gangguan jiwa:
Kenali Apa Yang Terjadi Dan Pedoman bagi penderita,
Cobalah Meminta Bantuan. keluarga dan relawan jiwa.
Direktorat Bina Kesehatan Pusat pemlihan dan pelatihan
Jiwa. Direktorat Jendral Bina gangguan jiwa. Purworejo,
Upaya Kesehatan. Jakarta Jawa Tengah
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Sifa (2019), Karya tulis tidak
Modul Pelatihan bagi Perawat dipublikaikan
tentang Penatalaksanaan Kasus Sunarti, E. (2008). Program
Gangguan Jiwa di Fasilitas Pemberdayaan dan Konseling
Kesehatan Tingkat Pertama Keluarga. Bogor: Fakultas
(FKTP). Direktorat Bina Ekologi Manusia IPB.
Kesehatan Jiwa. Direktorat Yosep, Iyus
Jendral Bina Upaya Kesehatan. (2013).KeperawatanJiwa.Ban
Jakarta dung:PTRefikaAditama
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Hayati, L., Elita, V., & Hasanah, O.
Dasar.Jakarta :Balitbangkes Depkes RI. (2012). Gambaran Pengetahuan
Keluarga Tentang Cara
Keliat, B.A dkk. (2006) Modul Merawat Pasien Halusinasi Di
intermediate course – Rumah (Doctoral dissertation,
manajemen kasus gangguan Riau University).
jiwa, (2011).Manajemen
Keperawatan Psikososial dan
Kader Kesehatan Jiwa. Jakarta:
EGC
NANDA. (2012). Nursing Diagnoses :
Definitions and Classification
2012-2014. Jakarta:
EGCMedical Publisher.
Nursalam. (2008). Manajemen
Keperawatan Aplikasi Dalam
Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba
medika.
Pratiknya, A.W., (2010). Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta, Rajawali Pers.
Pravitasari, A.G. (2014). Gambaran
manajemen gejala halusinasi
pada orang dengan skizofrenia
(ODS) di ruang rawat inap
RSJD Dr. Amino
Gondohutomo: Semarang.
Diakses 10 Januari 2015

Jurnal Kesehatan “ Bhakti Husada”


Vol.07 No. 02 Tahun 2021 34

Anda mungkin juga menyukai