org
Budaya Pasung dan Dampak Yuridis Sosiologis (Studi Tentang Upaya Pelepasan
Pasung dan Pencegahan Tindakan Pemasungan di Kabupaten Wonogiri)
Bekti Suharto
bektisuharto@gmail.com
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
ABSTRACT: Pasung represent an action which installing a log wood at hand or feet, bound or enchained
is then detached at one particular separate place within doors and or in the forest. Wonogiri has ranks
second for most pasung cases number in Central Java. Familywitha mental disorder deprived client
softenfeel the burden related toclient care. Deprivationisthe reasonthe family didprevent violent behavior,
preventing therisk of suicide, preventing the clients inability to leave home and familycare forclientswith
mental disorders. The purposeof this study to determine the condition ofthe client pasung, pasung client
slevel of independence and other relationships of influence client pasung related to sociological and legal
aspectsas well asthe action sorefforts to reduce pasung in Wonogiriin 2013. The study was conducted info
urhealth centersin the district of Wonogiri usestotal samplingof 28 families consisting of 3 families with 25
family clients pasung and pasung with freelance clients. After conducting researchis expected to reach
way out to doat the health center ormental health services by the government which in turncan beach
ieved' Free Wonogiri From Pasung
Keywords : Sosiologist, Juridical, Daily Activity, Social Activity
Abstraksi: Pasung merupakan suatu tindakan memasang sebuah balok kayu pada tangan dan/atau kaki
seseorang, diikat atau dirantai, diasingkan pada suatu tempat tersendiri di dalam rumah ataupun di
hutan.Wonogiri menempati urutan kedua untuk kasus pasung terbanyak di Jawa Tengah.Keluarga
dengan klien gangguan jiwa yang dipasung seringkali merasakan beban yang berkaitan dengan
perawatan klien.Alasan keluarga melakukan pemasungan adalah mencegah perilaku
kekerasan,mencegah risiko bunuh diri, mencegah klien meninggalkan rumah dan ketidakmampuan
keluarga merawat klien gangguan jiwa.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi klien pasung, tingkat kemandirian klien pasung
serta hubungan lain yang berpengaruh tehadap klien pasung berkaitan dengan aspek sosiologis dan
yuridis serta tindakan atau upaya penanggulangan pasung di Kabupaten Wonogiri tahun 2013. Penelitian
dilakukan di 4 Puskesmas di Kabupaten Wonogiri menggunakan total sampling yaitu 28 keluarga yang
terdiri dari 3 keluarga dengan klien pasung dan 25 keluarga dengan klien lepas pasung. Setelah
mengadakan penelitian diharapkan tercapai jalan keluar yang dapat dilakukan di pelayanan kesehatan
jiwa Puskesmas maupun oleh pemerintah sehingga pada akhirnya dapat tercapai Wonogiri Bebas
Pasung.
Kata Kunci : Sosiologis, Yuridis, Aktivitas Harian, Aktivitas Sosial
berpakaian, makan dan toileting sedangkan 1. Anggota keluarga yang tedekat dan
variable dependen dalam penelitian ini terdiri terlibat dalam merawat klien
dari karakteristik keluarga (usia, jenis kelamin, 2. Bertanggung jawab terhadap klien dan
pendidikan, pekerjaan dan hubungan dengan tinggal bersama klien
klien), karakteristik klien (usia, jenis kelamin, 3. Berusia lebih dari 18 tahun.
lama menderita gangguan jiwa, rutinitas berobat, 4. Bisa membaca dan menulis
jumlah kekambuhan, lama diikat/pasung dan 5. Bersedia menjadi responden dalam
lama dilepas), dan pelayanan puskesmas yang penelitian
diterima klien (kunujungan perawat, kunjungan
kader dan pelayanan dari puskesmas meliputi C. Tempat Penelitian
pemberian psikofarmaka). Penelitian dilakukan di tempat tinggal keluarga
dan klien yang mengalami gangguan jiwa baik
C. Hipotesis yang pernah dipasung maupun masih dipasung
1. Ada hubungan karakteristik keluarga berlokasi di Kabupaten Wonogiri, Jawa
(usia, jenis kelamin, pendidikan, Tengah.Lokasi penelitian ini dipilih dengan
pekerjaan dan hubungan lain dengan alasan mudah mendapatkan izin penelitian,
klien) terhadap aspek sosiologis dan biaya penelitian yang terjangkau serta terbuka
yuridids pemasungan menerima perubahan baru yang dapat
2. Ada hubungan karakteristik klien (usia, meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
jenis kelamin, lama menderita gangguan gangguan jiwa.Kabupaten wonogiri juga memiliki
jiwa, rutinitas berobat, jumlah jumlah responden yang paling banyak dan
kekambuhan, lama diikat/dipasung, memenuhi syarat serta di tempat ini belum ada
serta pelayanan kesehatan terhadap riset tentang pasung.
aspek sosiologis dan yuridis
pemasungan. D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai Februari sampai Juni
3.2. Metodologi Penelitian 2013 dimulai dari kegiatan penyusunan
A. Desain Penelitian proposal, pengumpulan data sampai dengan
Penelitian ini menggunakan data intervensi pengolahan hasil serta penulisan laporan
semu untuk mengetahui pemahaman keluarga penelitian.Pengumpulan data dimulai Bulan April
pasung terhadap pemasungan, mengetahui sampai Mei 2013.
faktor penyebab dan karakteristik korban
pasung. Penelitian ini juga mengukur tingkat E. Etika Penelitian
kemandirian perawatan diri pada klien yang Peneliti menyampaikan surat permohonan
sudah lepas pasung dan yang masih dipasung di kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Kabupaten Wonogiri Wonogiri.Setelah mendapat persetujuan peneliti
mengkoordinasikan pelaksanaan intervensi dari
B. Populasi dan Sampel puskesmas yang menjadi area penelitian.
Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang Rencana dan tujuan panelitian diinformasikan
ingin diteliti.Populasi penelitian ini adalah dengan keluarga melalui kunjungan rumah.
suluruh keluarga klien dengan pasung baik yang Setiap responden diberi hak penuh untuk
sudah dilepaskan maupun yang masih dipasung menyetujui atau menolak untuk menjadi
yang masih berdomisili di Kabupaten Wonogiri, responden dengan cara menandatangani
Jawa Tengah. Data terakhir yang didapatkan informed concent atau sutrat pernyataan
Dinkes Kabupaten Wonogiri terdapat 92 kesediaan yang telah disiapkan oleh peneliti.
keluarga yang pernah melakukan pemasungan
terhadap anggota keluarganya yang mengalami F. Alat Pengumpul Data
pemasungan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan penelitian ini berupa instumen yaitu :
karakteristik populasi yang diteliti. Pada 1. Instrumen X
penelitian ini diterapkan total sampling dimana Alat yang digunakan untuk mengetahui
yang menjadi sampel adalah semua anggota gambaran karateristik keluarga klien dan
dengan anggota keluarga yang pernah dipasung klien pasung meliputi usia, jenis kelamin,
dan yang nasih dipasung. Adapun karakteristik pekerjaan, agama, pendidikan, lama
sampel untuk keluarga klien penelitian ini yang menderita gangguan jiwa, lama diikat
datanya akan dianalisis adalah sebagai berikut: atau dipasung dan lama dipasung.
ISSN : 2355-1313 3
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 4
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Dari tabel 4.1. Diketahui data tidak terdistribusi semua aspek karena keluarga yang merawat
normal dengan rata-rata usia klien35.7 tahun, klien dengan gangguan jiwa tersebut.
lama menderita gangguan jiwa 11.65 2. Jenis kelamin
tahun, jumlah kekambuhan 4.15 kali dan Hasil analisis menunjukkan proporsi terbesar
lama dipasung 8.55 bulan. jenis kelamin keluarga klien pasung adalah
Karakteristik jenis kelamin, rutinitas perempuan. Hasil uji statistik yang dilakukan
berobat dan kondisi pasung yang berbentuk data tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan
kategorik menjelaskan jumlah dan persentase antara aspek sosial keluarga antara laki-laki dan
masing-masing karakteristik tersebut perempuan (P value> 0.05).
yang secara rinci dijelaskan pada tabel 4.2 Hasil penelitian ini didukung oleh
Szmukler et al (1996) dan Joice et al (2003)
Tabel 4.2 yang menyatakan bahwa tingkat beban keluarga
Distribusi frekuensi klien pasung berdasarkan je lebih tergantung kepada pengalaman caregiver
nis kelamin, rutinitas dalam merawat dan tidak memandang apakah
berobat dan kondisi pasung di Kabupaten Wono caregiver tersebut berjenis kelamin laki-laki
giri 2013(n=28) atau perempuan. Pengalaman tersebut
Jumlah dikonseptualisasikan sebagai sikap individu
Karakteristik Klien
N % berhubungan dengan perannya dalam keluarga.
Jenis kelamin : Hasil penelitian ini juga didukung oleh Fontaine
1. Laki-laki 21 75.00 dan Fletcher (2003) yang menyatakan bahwa
2. Perempuan 7 25.00 kemampuan keluarga ditentukan oleh
kemampuan untuk mamajemen stress yang
Rutinitas berobat :
produktif. Kelelahan fisik dan emosi selama
merawat anggota keluarga dengan gangguan
1. Rutin 18 64.29
jiwa sering melanda keluarga karena
2. Tidak rutin 10 35.71
berkurangnya stress tolerance.
Menurut peneliti hal ini karena anggapan
Kondisi Pasung : masyarakat bahwa perempuan lebih ahli dalam
1. Terpasung 3 10.71 mengrus urusan rumah tangga serta lebih sabar
2. Lepas Pasung 25 89.29 dibanding dengan laki-laki.Hasil wawancara
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar dengan anggota keluarga meskipun ada
klien berjenis kelamin laki-laki (75%), beberapa klien yang dirawat oleh caregiver laki-
64.29%klien rutin berobat dan 10.71% klien laki tetapi tetap menunjukkan perubahan kearah
masih berada dalam kondisiterpasung. yang lebih baik.
3. Pendidikan
4.2. Pembahasan Hasil analisa menunjukkan bahwa proporsi
A. Hubungan Karakteristik Keluarga Klien pendidikan keluarga klien pasung mayoritas
Pasung dengan Aspek SosialDi adalah SD yakni 70%.Hasil uji statistik yang
Kabupaten Wonogiri. dilakukan terlihat adanya perbedaan yang
Hasil analisis hubungan karakteristik keluarga signifikan antara aspek sosial keluarga dengan
terhadap aspek sosiologis keluarga secara rinci tingkat pendidikan keluarga. (P value < 0.05)
dibahas sebagai berikut. Hasil penelitian ini sesuai dengan
1. Usia pernyataan Redman (1993, dalam Potter, 2005)
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang menyatakan pendidikan lebih tinggi akan
yang bermakna antara usia keluarga klien memberikan pengetahuan yang lebih besar
pasung dengan aspek sosial P value (< 0,05). sehingga menghasilkan kebiasaan
Hal ini didukung oleh penelitian Magliano et al mempertahankan kesehatan yang lebih baik.
(1998) dan Webb et al (1998) yang menyatakan Pada waktu individu menyadari tentang
bahwa dukungan sosial , usia dan pendidikan kesehatannya mereka cenderung mencari
berhubungan dengan tingkat beban keluarga. pertolongan secepatnya guna mengatasi
Penelitian Magliano tersebut mendukung masalah yang dihadapi.Sejumlah studi
hasil penelitian ini yang menemukan bahwa rata- mengidentifikasi pentingnya pendidikan sebagai
rata usia keluarga klien pasung 50.3 tahun dan sumber koping dan pencegahan terhadap
mayoritas adalah orang tua klien. Menurut gangguan jiwa, bahkan dikatakan pendidikan
peneliti hal ini karena keluarga merupakan orang lebih bermakna daripada tingkat penghasilan
terdekat dari klien yang merasakan beban dari dalam menentukan penggunaan fasilitas
ISSN : 2355-1313 5
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Tetapi hal ini didukung oleh pendapat Keliat Menurut peneliti sebagian besar klien telah
(2003) yang menyatakan semakin singkat klien minum obat secara rutin sehingga jumlah
sakit dan terpapar dengan lingkungan pelayanan kekembuhan klien gangguan jiwa dapat
rumah sakit akan memberikan keuntungan diminimalisir.
kepada klien dan keluarga. Hal ini akan 6. Kondisi pasung
meminimalkan kemunduran fungsi sosial. Klien Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan
lebih mudah diarahkan dalam pemberian yang bermakna antara kondisi klien pasung
intervensi sehingga peningkatan kemampuan dengan aspek sosial.(Pvalue<0,05).
klien lebih cepat. Sampai saat ini pengekangan dan
Menurur peneliti meskipun mayoritas klien pengikatan (restraint) terhadap penderita
menderita gangguan jiwa dalam waktu yang gangguan jiwa masih menjadi
cukup lama tetapi sebian besar dirawat oleh kontroversi.Restraint sebagai salah satu
anggota keluarga dirumah. Hal ini memperkuat intervensi mamajemen mental akut memepunyai
dugaan meskipun klien sudah lama menderita sejarah yang panjang seiring dengan
gangguan jiwa aktivitas sosial klien dapat keberadaan psikiatri (Paterson dan Duxbury,
ditingkatkan dengan bantuan dan dukungan 2007). The Council of Europe Steering
optimal keluarga. Committee on Bioethics Working Party on
4. Rutinitas berobat Psychiatry (2000) merekomendasikan pelatihan
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan teknik physical restraint harus diberikan untuk
yang bermakna antara rutinitas berobat klien staf yang bekerja di unit mental akut.
pasung dengan aspek sosial.(Pvalue<0,05). Pengekangan terhadap klien gangguan jiwa
Hasil penelitian ini didukung oleh Xiong et al mempunyai prosedur dan evaluasi yang harus
(1994)terhadap 64 pasien dengan diagnosa diikuti.Kondisi yang sering ditemui di komunitas,
schizofrenia di Cina yang dibagi secara acak masyarakat sendiri melakukan pengikatan
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi termasuk pemasungan terhadap warga yang
mendapat psikoedukasi keluarga dan obat dan menderita gangguan jiwa.
kelompok kontrol yang hanya mendapat obat. Selama penelitian peneliti menemukan 3
Kelompok itervensi mendapat kunjungan rumah orang klien yang masih dipasung dan 25 klien
secara teratur, diskusi antara tenaga kesehatan yang bebas dari pemasungan.Kondisi
dan keluarga, manajemen penyakit.Kelompok pemasungan ditemukan 2 orang klien diikat
tersebut menunjukkan perubaha positif yang dengan rantai dan 1 orang klien dikurung di
signifikan yang tidak ditemukan pada kelompok dalam ruangan tertentu di sekitar rumah.
kontrol yang hanya mendapt obat.Perubahan Hasil penelitian menunjukkan 25 klien yang
tersebut berupa perbaikan status mental, bebeas dari pemasungan memiliki kemampuan
peningkatan fungsi kerja dan ADL, serta sosial yang cukup optimal yanag dibuktikan
penurunan gangguan perilaku. dengan kemampuan perawatan diri yang baik
Menurut peneliti memang sebagian besar serta komunikasi dengan mesyarakat yag cukup
klien memang telah minum obat secara teratur membaik.
setiap bulan, ada klien yang menolak minum 7. Lama dipasung
obat dan ada juga yang tidak memiliki biaya Hasil analisis menunjukkan tidak adanya
untuk membeli obat sehingga klien tidak minum hubungan yang bermakna antara lamanya klien
obat sama sekali. Dari laporan wawancara dipasung dengan aspek sosial.(Pvalue>0,05).
dengan keluarga didapatkan data bahwa Pemasungan klien gangguan jiwa adalah
sebagian klien rutin minum obat dan tindakan masyarakat terhadap klien gangguan
menunjukkan peningkatan kesehatan kearah jiwa (biasanya yang berat) denagn cara
yang lebih baik. dikurung, dirantai, kakinya dimasukkan ke dalam
5. Jumlah kekambuhan balok kayu dan lain-lain sehingga kebebasannya
Hasil analisis menunjukkan tidak adanya menjadi hilang. Ketidaktahuan pihak keluarga,
hubungan yang bermakna antara jumlah rasa malu pihak keluarga, penyakit yang tidak
kekambuhan klien pasung dengan aspek kunjung sembuh, tidak adanya biaya
sosial.(Pvalue>0,05). pengobatan, dan tindakan keluarga untuk
Kneisl, Wilson dan Trigoboff (2004) mengamankan lingkungan merupakan penyebab
mengemukakan bahwa perawatan efektif yang keluarga melakukan pemasungan.
berkelanjutan dapat menurunkan tingkat (Depkes,2005).
kekambuhan 30-40%. Menurut hasil wawancara dengan keluarga klien,
mayoritas klien dipasung karena klien berusaha
ISSN : 2355-1313 7
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
untuk menyakiti keluarga dan orang lain, direpresentasikan dengan tindakan pemasungan
merusak barang-barang yang ada dirumah serta bukanlah hasil dari ketidakpedulian atau
mencoba untuk melarikan diri dari pengabaian keluarga atau penolakan terhadap
rumah.Meskipun demikian klien masih dapat perawatan kesehatan, tetapi lebih dianggap
dirawat dengan baik oleh keluarga di rumah. sebagai bentuk kelalaian pihak pemerintah
C. Faktor Penyebab Meningkatnya Praktek Wonogiri tentang tanggung jawab mereka untuk
Pemasungan Di Kabupaten Wonogiri menyediakan pelayanan dasar kesehatan
Masalah kesehatan mental pada awalnya jiwa.Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik
kurang mendapat perhatian oleh Pemerintah dari berbagai pihak terkait untuk mengatasi hal
Kabupaten Wonogiri karena tidak langsung ini dan melindungi hak asasi para korban
terkait oleh penyebab kematian.Perhatian pasung.
terhadap masalah kesehatan mental meningkat Selama ini dinkes hanya punya proyeksi saja
setelah Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri tanpa ada data riil. Menurut wawancara dari
melakukan pendataan tentang jumlah penderita puskesmas bahwa yang dimaksud pasien
gangguan jiwa dari laporan puskesmas adalah mereka yang datang ke tempat
setempat.Hasil pendataan tersebut pelayanan kesehatan, jadi masih terdapat
menunjukkan bahwa ternyata gangguan jiwa di beberapa dari mereka yang dipasung tidak akan
Wonogiri mengalami peningkatan dari tahun ke pernah terdata oleh para dokter puskesmas.Hal
tahun. Untuk mengetahui besarnya masalah ini percuma saja, walaupun terdapat beribu-ribu
gangguan jiwa di Kabupaten Wonogiri Dinas tenaga medis disiapkan kalau tidak ada yang
Kesehatan Kabupaten Wonogiri melakukan mau melihat masyarakatnya dan menunggu
study di setiap kecamatan Wonogiri, data pasien di puskesmas saja.
menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terdapat Beberapa strategi yang efektif dan
92 orang mengalami gangguan jiwa berat. berkesinambungan untuk menghapus praktek
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan pemasungan adalah memastikan bahwa
bahwa gangguan jiwa walaupun tidak langsung keluarga dan komunitas mampu serta
menyebabkan kematian namun menimbulkan mempunyai akses ke pelayanan kesehatan jiwa
penderitaan yang mendalam bagi individu dan dengan menambah anggaran dana untuk
beban berat bagi keluarga, baik mental maupun pelayanan kesehatan jiwa, mendirikan Desa
materi karena penderita tidak dapat lagi Siaga Sehat Jiwa dan mengadakan program
produktif.Hal ini yang menjadi faktor utama CMHN (Community Mental Health Nursing)
penyebab meningkatnya praktek pemasungan di sehingga tidak ada lagi alasan bagi keluarga
Kabupaten Wonogiri.Semakin banyak korban pasung di Wonogiri yang tidak mampu
masyarakat Wonogiri yang menderita penyakit secara ekonomi untuk kesulitan mendapatkan
jiwa dari tingkat yang paling ringan sampai berat akses kesehatan jiwa.
mulai dari stress, panik, cemas depresi sampai E. Peran Keluarga Dalam Perawatan Klien
hilang ingatan. Gangguan Jiwa Khususnya Di Kabupaten
Mayoritas keluarga klien pasung di Wonogiri Wonogiri
mengatakan bahwa perawatan kasus psikiatri Penyelesaian masalah saat merawat anggota
mahal karena gangguannya bersifat jangka keluarga yang mengalami gangguan jiwa dapat
panjang serta biaya yang harus ditanggung ditentukan oleh faktor-faktor yang
pasien tidak hanya meliputi biaya yang langsing mempengaruhi kemampuan keluarga. Beberapa
berkaitan dengan pelayanan medik seperti harga data penelitian di lapangan sesuai dengan
obat, jasa konsultasi tetapi juga biaya spesifik Green (1980, dalam Notoatmodjo.2000) yakni
lainnya seperti biaya transportasi ke rumah sakit perilaku pemasungan dipengaruhi oleh 3 faktor
dan biaya akomodasi lainnya.Sejalan dengan yaitu predisposing factor (faktor predisposisi
dampak ekonomi yang ditimbulkan berupa yang meliputi pengetahuan, sikap, sistem nilai
hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi,
bagi penderita maupun keluarga yang harus enabling factor (faktor pemungkin yang meliputi
merawat serta tingginya biaya perawatan yang ketersediaan sarana prasarana, fasilitas
harus ditanggung keluarga maupun masyarakat. kesehatan) dan reenforcing factor (faktor
penguat yang meliputi sikap dan perilaku tokoh
D. Tindakan Penanggulangan Praktek masyarakat dan petugas kesehatan, undang-
Pemasungan Di Kabupaten Wonogiri undang dan peraturan pemerintah).
Hasil dari studi penelitian ini menjelaskan bahwa Berdasarkan wawancara dengan keluarga
pelanggaran hak asasi manusia yang korban pasung di Kabupaten Wonogiri
ISSN : 2355-1313 8
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
didapatkan data bahwa alasan keluarga kesehatan yang bergerak di bidang kesehatan
melakukan pemasungan cukup beraneka ragam jiwa seperti psikiater dan perawat kesehatan jiwa
diantaranya untuk mencegah klien melakukan di Kabupaten Wonogiri.Kecilnya anggaran untuk
tindak kekerasan yang dianggap menangani gangguan jiwa berdampak pada
membahayakan bagi dirinya atau orang lain, pelayanan kesehatan di rumah sakit jiwa
mencegah klien meninggalkan rumah dan sehingga untuk mengatasinya diharapkan
mengganggu orang lain, mencegah klien perbaikan di sektor masyarakat dan komunitas.
menyakiti diri seperti bunuh diri, karena Data yang diperoleh menunjukkan bahwa
ketidaktahuan serta ketidakmampuan keluaga peranan tenaga medis dalam menangani
menangani klien apabila sedang kambuh.Faktor kesehatan jiwa sangat minim hal ini ditandai
kemiskinan serta rendahnya pendidikan dengan frekuensi tenaga medis yang berkunjung
keluarga merupakan salah satu penyebab ke rumah klien dengan gangguan jiwa sangat
gangguan jiwa berat hidup terpasung.Padahal sedikit sekali, dalam kurun waktu 3 bulan hanya
pemerintah Kabupaten Wonogiri menargetkan terdapat rata-rata 1-2 kali kunjungan tenaga
penderita gangguan jiwa yang selama ini medis ke rumah klien gangguan jiwa di
terpasung bisa bebas pada akhir tahun 2013. Wonogiri, belum adanya Desa Siaga Sehat Jiwa
Untuk itu peran keluarga sangat penting untuk serta program CMHN (Community Mental Health
mendukung terbebasnya kasus pasung di Nursing).
Wonogiri
G. Dampak Sosiologis Dan Yuridis
F. Peran Lembaga Kesehatan Dalam Pemasungan Di Wilayah Kabupaten
Menangani Kasus Pemasungan Di Wonogiri
Kabupaten Wonogiri Padahal dengan cara itu secara tidak sadar
Akhir- akhir ini pasung mulai mendapat sorotan keluarga telah memasung fisik dan hak asasi
dari berbagai pihak di belahan bumi di dunia penderita hingga menambah beban mental dan
antara lain dengan didirikannya `The Pasung penderitaannya. Ketidaktahuan pihak keluarga,
Research Group` pada bulan September 2008 rasa malu pihak keluarga, penyakit yang tidak
yang merupakan kolaborasi dari berbagai bidang kunjung sembuh, tidak adanya bisaya
kesehatan di Indonesia seperti Kedokteran, pengobatan dan tindakan keluarga untuk
Keperawatan, psikologi dan hukum. Tujuan dari mengamankan lingkungan merupakan penyebab
didirikannya badan tersebut adalah untuk masyarakat Kabupaten Wonogiri melakukan
menghilangkan praktik pasung di Indonesia pemasungan.
melalui penelitian pendidikan dan advokasi (The Dari sampel 28 orang klien yang dikunjungi
Pasung Research Group,2008). Kehadiran didapatkan 3 penderita pasung dari Kecamatan
lembaga tersebut patut disambut gembira Ngadirojo 1 orang, Kecamatan Baturetno 1
apalagi dengan melibatkan bidang keperawatan orang dan Kecamatan Tirtomoyo 1 orang.
jiwa yang mempunyai peran yang cukup besar di Tindakan kejam dan tidak berperikemanusiaan
hampir semua sistem pelayanan kesehatan. ini sangat bertentangan dengan prinsip hak
Dengan kata lain diharapkan perawat dapat asasi manusia bahkan untuk seorang klien
memberikan pengaruh besar dalam mengurangi gangguan jiwa yang notabene juga seorang
beban masyarakat karena gangguan jiwa. manusia dengan segala hak dasar yang
Pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia dapat dimilikinya.Salah satu rumah klien yang telah
dikatakan belum memuaskan. Dari segi dikunjungi didapatkan klien yang meninggal
pendanaan pemerintah hanya mengalokasikan sewaktu masih dalam pengekangan.Praktek
anggaran dibawah 1% untuk penyakit jiwa dari tersebut membangkitkan perhatian terhadap hak
total anggaran kesehatan di Indonesia asasi manusia.
(Irmansyah, 2006). Data Perhimpunan Dokter Pernyataan diatas sesuai dengan kondisi
Spesialis Kedokteran Jiwa di Indonesia yang sering dialami oleh klien gangguan jiwa di
(PDSKJI), saat ini hanya tersedia skitar 8500 Kabupaten Wonogiri tentang peraturan yang
tempat tidur rumah sakit jiwa di seluruh berhubungan dengan penderita gangguan jiwa
Indonesia padahal jumlah gangguan jiwa berat dan hak-hak mereka.Untuk menghapus praktek
di Indonesia diperkirakan sekitar 10 juta jiwa. pasung diperlukan kolaborasi dan kerjasama
Kabupaten Wonogiri masih kurang dalam hal multisektoral, serta diberlakukannya sanksi
pendanaan pemerintah berkaitan dengan hukum yang terhadap pelaku praktek pasung
penderita gangguan jiwa.Kondisi di atas masih untuk membangkitkan kesadaran dan pengertian
ditambah dengan minimnya jumlah tenaga masyarakat.
ISSN : 2355-1313 9
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 10
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tablet Penambah Darah Dengan Kejadian
Anemia Di Puskesmas Sragen
Sarifah Pamungkas1, Wahyuni2, Sri Dayaningsih3
Poltekes Kesehatan Sukoharjo
Abstact: In Sragen regency at 2013, from january to october 2013 indicate that all of anemia
expectant mother totally 121 expectant mother. From totaly all of anemia expectant mother and
infected anemia with Hb < 11 gr% (DKK, 2013). One of the cause dead of a pregnant mother is
anemia, prevention can be provide enough food containing iron blood tablet added by consumption.
Destination: To know the relationship of the level of knowledge of pregnant mother about blood
enhauncer tablets with the incidence of anemia in Local Government Sragen.
Research Methods : Observasional A nalitic, with Cross Sectional.
Conclusion: The level of knowledge of pregnant mother about blood enhauncer tablet that incudes,
interpretation, purpose, how consumption, side effect, symptom, cause, to know that 44 people
(51,8%), have low knowledge 34 people (40%), have average knowledge 7 people (8,2%) have high
knowladge.
Key words : The Level of Knowledge, Pregnan Mother, Blood Enhancer tablets, Anemia.
Abstaksi: Di Kabupaten Sragen tahun 2013, bulan Januari Oktober tahun 2013 menunjukkan
bahwa jumlah seluruh ibu hamil yang anemia sebanyak 121 ibu hamil. Dari keseluruhan ibu hamil
anemia dan yang mengalami anemia yaitu dengan Hb < 11gr% (DKK, 2013). Salah satu penyebab
kematian pada ibu hamil adalah anemia, pencegahan bisa dengan memberikan makanan yang cukup
mengandung zat besi dan dengan mengkonsumsi tablet penambah darah.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet penembah darah
dengan kejadian anemia di P.uskesmas Sragen
Metode Penelitian : Observasional Analitic, dengan pendekatan Cross Sectional
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tablet penambah darah yang meliputi:
pengertian, tujuan, cara konsumsi, efek samping, gejala, sebab, dosis diketahui bahwa 44 orang
(51,8%) memiliki pengetahuan rendah, 34 orang (40%) memiliki pengetahuan sedang, 7 orang (8,2%)
memiliki pengetahuan tinggi.
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Ibu Hamil, Tablet Penambah Darah, Anemia
ISSN : 2355-1313 14
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
keturunan.Secara garis besar anemia Sickle Jadi pada prinsipnya metode sahli dilakukan
Cell ini menyerupai anemia hemolitik. dengan mengencerkan darah menggunakan
g. Pencegahan dan Pengobatan larutan hydrochloric acid (Hcl). Larutan
1) Pencegahan campuran tersebut diencerkan dengan
Untuk menghindari terjadinya anemia aquades sampai warnanya sama dengan
sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan warna batang standar warna, kemudian kadar
kesehatan sebelum hamil sehingga dapat hemoglobin (Hb) dapat ditentukan (Indiawati,
diketahui data-data dasar kesehatan umum 2002 dalam Anonim, 2004).
calon ibu tersebut. Dalam pemeriksaan Sistem hemocue adalah metode kuantitatif
kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium yang reliabel untuk menentukan kadar
termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui hemoglobin pada survey di lapangan, yang
adanya infeksi parasit. (Manuaba, 2010; h. didasari oleh metode cyanmethemoglobin.
240). Sistem hemocue terdiri dari perangkat yang
Di daerah dengan frekuensi kehamilan yang portabel, fotometer yang diaktifkan dengan
tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi baterai, dan alat untuk pengumpulan darah.
sulfas ferrosus atau glukonas ferrosus, cukup Metode cyanmethemoglobin untuk
1 tablet sehari. Selain itu wanita dinasehatkan menentukan kadar hemoglobin adalah metode
pula untuk makan lebih banyak protein dan laboratorium terbaik untuk pemeriksaaan
sayur-sayuran yang mengandung banyak kuantitatif hemoglobin, sehingga dianjurkan
mineral serta vitamin (Notoadmodjo, 2010). oleh World Health Organization (WHO).
h. Cara Mengukur Anemia Metode ini merupakan rujukan untuk
Untuk mengetahui penyebab anemia, harus perbandingan dan standarisasi metode-
dilakukan pendekatan diagnostik secara metode yang lainnya. Caranya adalah :
bertahap dengan mengumpulkan data klinis, sejumlah darah dilarutkan dengan reagen dan
pemeriksaan fisik dan laboratorium. kadar hemoglobin akan diketahui setelah
Pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) di beberapa waktu secara akurat dengan
lapangan umumnya menggunakan tiga bantuan fotometer (UNICEF, UNU, WHO,
metode, yaitu : kertas saring (talquist), sahli 2001 dalam Anonim, 2004).
dan system hemocue. Tetapi metode umum Keberadaan fotometer yang saat ini masih
yang direkomendasikan untuk digunakan pada sangat cukup mahal, sehingga tidak semua
survey prevalensi anemia pada populasi laboratorium memilikinya.Mengingat hal diatas
adalah system hemocue dengan metode penelitian dengan metode sahli masih
Cyanmethemoglobin (UNICEF, UNU, WHO, digunakan pada saat ini (Supariasa, 2002
2001 dalam Anomin 2004) dalam Anonim, 2004).
menggunakan metode sahli adalah sebagai 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
berikut : Hamil Tentang Tablet Penambah Darah
1) Alat dan bahan dengan Kejadian Anemia
a) Hb sahli (tabung reagen, pipet Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar
penghisap, pengaduk, hydrochloric hemoglobin dalam darah berada dibawah
acid (Hcl), aquades, standar warna, angka normal. Menurut Santoso dan Ranti,
pipet tetes); lancet blood, tupres, 2004; h. 81, hemoglobin mempunyai fungsi
kapas kering, bengkok. untuk mengangkut oksigen ke otak yang
2) Prosedur tindakan diperlukan pada banyak reaksi metabolik
a) Isi tabung reagen dengan hydrochloric tubuh.Penelitian yang dilakukan oleh
acid (Hcl) sampai batas angka 2. Mardiwiono 2007, menunjukkan adanya
b) Desinfeksi daerah yang akan ditusuk hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan tupres, usap darah yang hamil tentang anemia dengan status anemia
pertama kali keluar dengan kapas dalam kehamilan.
kering. Lalu hisap darah yang keluar
dengan menggunakan pipet 3.1. Hipotesis
penghisap sampai batas garis biru. Hipotesis dari penelitian ini adalah : Ada
c) Memasukkan darah ke tabung reagen, hubungan antara tingkat pengetahyan ibu
lalu aduk dan diamkan 2-3 menit. hamil tentang tablet penambah darah dengan
d) Encerkan secara perlahan dengan kejadian anemia di Puskesmas Sragen.
aquades, lalu amati pada standar
warna hingga mempunyai kemiripan 3.2. Rancangan Penelitian
warna. Baca hasil pemeriksaan 1. Jenis / Desain Penelitian
dengan melihat skala pada tabung Penelitian tentang hubungan tingkat
reagen. pengetahuan ibu hamil tentang tablet
penambah darah dengan kejadian anemia
ISSN : 2355-1313 15
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
=
Keterangan:
N : Jumalah responden
= rxy : Koefisien korelasi product
moment
x : Skor pertanyaan
= y : Skor total
= 85 xy : Skor pertanyaan dikalikan
Keterangan skor total
n : Ukuran Sampel setelah diperoleh harga r, kemudian hasilnya
N : Populasi (560) dikolerasikan dengan harga r product moment,
d : batas toleransi kesalahan jika rhitung rtabel maka dikatakan butir soal itu
pengambilan sampel yang valid (Notoatmodjo, 2005).
digunakan yaitu 10% (0,1) Hasil analisis uji coba validitas butir
Dari perhitungan sampel menggunakan rumus pertanyaan diperoleh kesimpulan bahwa dari
Slovin didapatkan 85 sampel dari 560 20 butir pertanyaan yang diujicobakan, semua
populasi. pertanyaan valid dan tidak ada butir
c. Teknik Sampling pertanyaan yang tidak valid . semua
Peneliti menggunakan teknik Acidental dengan pertanyaan tersebut dinyatakan valid karena
cara dengan kriteria inklusi dan kriteria nilai R hitungnya lebih besar dari nilai R
eksklusi. tabelnya yaitu 0.361. Ke 20 pertanyaan yang
Kriteria inklusi meliputi : valid tersebut digunakan untuk pertanyaan
1) Ibu hamil yang berada di penelitian.
wilayah Puskesmas Sragen 2. Uji Reliabilitas
2) Ibu hamil yang bersedia Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti
menjadi responden menggunakan Alpha Chronbach dengan
3) Ibu hamil dengan kadar bantuan program computer SPSS for
Hemoglobin (Hb) < 11 gr/dl Windows.
4) Ibu hamil yang tidak memiliki Rumus alpha Chronbach adalah
gangguan psikologis sebagai berikut:
Kriteria eksklusi meliputi :
1) Ibu hamil yang mempunyai
komplikasi dalam kehamilan. Keterangan:
ISSN : 2355-1313 16
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. baik tingkat pendidikan maka akan
Sebagian besar pengetahuan manusia meningkatnya pengetahuan. Dan pendidikan
diperoleh melalui mata dan telinganya. mempengaruhi proses belajar makin tinggi
Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang pendidikan seseorang makin mudah
sangat penting untuk terbentuknya tindakan mendapatkan informasi (Notoatmodjo S,
seseorang (Notoatmodjo, 2003;h. 11). 2003).
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain: umur; tingkat pendidikan; A. Keterbatasan Peneliti
sumber informasi; penghasilan (Notoatmodjo, Dalam peneliti ini, peneliti menyadari bahwa
2003; h. 11). penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas ibu disebabkan karena keterbatasan yang dimiliki
hamil mengalami anemia ringan dan minoritas peneliti. Keterbatasan ini berkaitan dengan
ibu hamil mengalami anemia berat. Setiap ibu minimnya kemampuan dan pengetahuan yang
hamil sebaiknya diberikan sulfas ferrosus dimiliki peneliti.
cukup satu tablet sehari, selain itu wanita Peneliti ini menggunakan teknik pengumpulan
dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak data dengan kuesioner sehingga informasi
protein dan sayur-sayuran yang mengandung data yang didapatkan hanya sebatas yang
banyak mineral serta vitamin (Notoadmojo, ditulis dalam jawaban kuesioner sehingga
2010). Seseorang yang mempunyai sumber tidak bisa menggali informasi yang lebih dalam
informasi yang banyak akan mempunyai dari responden. Kemungkinan responden
pengetahuan yang luas. Pengetahuan ibu saling bertanya antara sesama responden dan
hamil tentang anemia sangatlah penting kemungkinan responden menjawab secara
terutama mengenai tablet penambah darah, acak karena hanya terdiri dari alternatif
agar ibu hamil tidak mengalami anemia dalam jawaban benar atau salah sehingga apa yang
kehamilan.Hal ini sesuai dengan pernyataan dituliskan sebagian jawaban belum tentu hasil
Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa pemikirannya sendiri.
perilaku seseorang dipengaruhi oleh
pengetahuan dan kesadaran. 5.1. Kesimpulan
Hasil uji statistik menggunakan spearmans 1. Tingkat pengetahuan ibu hamil
rho diperoleh nilai koefisien korelasi bernilai tentang tablet penambah darah yang
negatif yang berarti semakin baik pengetahuan meliputi: pengertian, tujuan, cara
maka kejadian anemia cenderung ringan dan konsumsi, efek samping, tanda dan
begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian gejala, dosis di ketahui bahwa 44
diperoleh bahwa sebagian besar ibu hamil orang (51,8%) memiliki pengetahuan
mempunyai pengetahuan rendah tentang rendah, 34 orang (40,0%) memiliki
tablet penambah darah. Hasil ini mendukung pengetahuan sedang, 7 orang (8,2%)
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh memiliki pengetahuan tinggi.
Mardiwiono, 2007 menunjukkan hasil 2. Mayoritas responden mengalami
penelitian bahwa ada Hubungan tingkat anemia ringan yaitu sebanyak 50
pengetahuan ibu hamil tentang anemia orang (58,8% ) dan minoritas
dengan status anemia dalam kehamilan di mengalami anemia berat sebanyak 7
Puskesmas Kalibawang. orang (8,2%).
Ibu hamil cukup mengetahui bahwa tablet 3. Hasil perhitungan statistik diperoleh
penambah darah sangatlah penting bagi ibu kesimpulan ada hubungan antara
hamil untuk mencegah terjadinya anemia tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
selama kehamilan. Informasi yang diperoleh tablet penambah darah dengan
baik dari pendidikan formal dan non formal kejadian anemia. Semakin rendah
dapat memberikan pengaruh jangka pendek pengetahuan ibu maka kejadian
sehingga menghasilkan perubahan atau anemia cenderung tinggi, demikian
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi sebaliknya semakin tinggi
akan tersedia bermacam-macam media massa pengetahuan ibu maka kejadian
yang dapat mempengaruhi pengetahuan anemia cenderung renda
masyarakat tentang inovasi yang baru.
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk DAFTAR PUSTAKA
media massa seperti televisi, majalah, radio
dan lain-lain yang mempunyai pengaruh besar [1] Almatsier, 2009. Prinsip dasar ilmu
terhadap pembentukan pendapat orang. gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal Utama; h.251-258.
yang baru bagi terbentuknya pengetahuan [2] Arisman. 2009. Gizi dalam daur
terhadap hal tersebut. Apabila status ekonomi kehidupan. Jakarta: EGC; h.172.
ISSN : 2355-1313 18
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 19
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ABSTRAKSI: Latar Belakang: Apotek Yudhistira merupakan apotek yang didirikan sebagai sarana
penunjang dari klinik medhis Yudhistira yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan resep
terhadap pasien di klinik medhis, oleh karena itu pengadaan obat di Apotek Yuhistira harus benar-
benar dianalisa.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa proses pengadaan obat di Apotek Yudhistira
dengan metode analisa ABC periode 1 September 2013 28 Februari 2014
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental dengan analisa secara deskriptif
dengan menggunakan data kuantitatif. Pemrosesan data dimulai dengan pengumpulan data konsumsi
obat selama periode 1 September 2013 - 28 Februari 2014 dari semua jenis resep.
Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh 203 macam item obat, kelompok A sebanyak 14 item dengan
nilai investasi 69,30% dan menyerap anggaran Rp 63.327.681, kelompok B sebanyak 24 item dengan
nilai investasi 20,37% dan menyerap anggaran sebesar Rp 18.617.414 dan kelompok C sebanyak
165 item dengan nilai investasi sebesar 10,33% dan menyerap anggaran Rp 9.441.644.
Kesimpulan: Obat kelompok A memakan anggaran paling besar oleh karena itu obat kelompok A
harus dikendalikan dengan ketat, obat kelompok B tetap dikendalikan tapi tidak seketat obat kelompok
A dan untuk obat Kelompok C lebih longgar pengendaliannya. Obat-obat yang perlu dikurangi jika
anggaran dana tidak mencukupi dengan tujuan untuk menghemat anggaran dan mempermudah
pengendalian obat.
Kata Kunci: Pengadaan Obat, Analisa ABC, Apotek Yudhistira
tidak pernah mati karena merupakan salah Apotek Yudhistira merupakan apotek yang
satu kebutuhan masyarakat yang penting. Hal didirikan sebagai sarana penunjang dari klinik
tersebut juga ditunjang dengan adanya medhis Yudhistira. Apotek Yudhistira
kenyataan bahwa permintaan obat dari tahun memberikan pelayanan resep dari semua
ke tahun semakin meningkat seiring kesadaran dokter-dokter di klinik medhis Yudhistira, oleh
masyarakat akan pentingnya kesehatan. karena itu, untuk dapat menjalankan dan
Realitas ini kemudian membuat banyak memenuhi kebutuhan pelayanan obat, Apotek
investor menanamkan modalnya ke apotek. Yudhistira harus melakukan pengadaan
Akan tetapi tidak sedikit diantara mereka yang perbekalan farmasi. Sebelum melakukan
kemudian gulung tikar lantaran menajemennya pengadaan, Apotek Yudhistira membuat
buruk, oleh karena itu manajemen pengelolan perencanaan pengadaan perbekalan farmasi
apotek harus benar benar diperhatikan mulai untuk menentukan jenis dan jumlah sediaan
dari perencanaan sampai dengan pengadaan yang akan diadakan. Proses perencanaan ini
(Bogadenta, 2013). perlu dilakukan analisa dan evaluasi lebih
Perencanaan merupakan kegiatan dalam lanjut untuk mengetahui apakah perencanaan
pemilihan jenis, jumlah, dan harga dalam yang telah dibuat sudah sesuai dengan
rangka pengadaan dengan tujuan kebutuhan dan anggaran dana yang tersedia.
mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai Data yang digunakan adalah data konsumsi
dengan kebutuhan dan anggaran, serta obat dari bulan September 2013 sampai
menghindari kekosongan obat. Kendala yang dengan Februari 2014.
sering terjadi pada tahapan perencanaan Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
adalah merencanakan obat lebih banyak dan analisa pengadaan obat dengan
memilih jenis item obat yang kurang tepat, menggunakan analisa ABC , untuk mengetahui
sehingga sering terjadi duplikasi. Selain itu jumlah dan jenis obat apa saja yang
juga pemilihan obat-obat yang harganya mempunyai nilai pemakaian dan investasi
mahal, padahal tersedia obat-obat yang lebih yang besar, dan selanjutnya dapat digunakan
murah. Hal ini menyebabkan beberapa obat dalam perencanaan pengadaan obat sebagai
terlalu banyak direncanakan pembeliannya pertimbangan untuk pengadaan kedepannya.
dan beberapa obat terlalu sedikit direncanakan
pembeliannya (Quick, 1997). 1.2. Tujuan Penelitian
Obat yang sering keluar (fast moving) 1. Menganalisa proses perencanaan
harus selalu disediakan di Apotek, dan obat pengadaan obat di Apotek Yudhistira
yang jarang keluar (slow moving) perlu dengan analisa ABC periode bulan 1
dipertimbangkan untuk perencanaan September 2013 28 Februari 2014.
pengadaannya supaya tidak terjadi 2. Mengetahui obat-obat yang mempunyai
pemborosan obat rusak atau obat ED karena nilai pemakaian dan investasi besar,
terlalu lama disimpan di gudang. Selain itu tim supaya obat-obat tersebut harus tersedia
perencanaan pengadaan obat juga harus di Apotek Yudhistira Surakarta.
menyeimbangkan antara dana apotek dengan
pembelian. Supaya apotek tidak merugi 1.3. METODOLOGI PENELITIAN
karena pembelian lebih besar dari pada dana Penelitian dilaksanakan di Apotek
yang dipunyai apotek (Permatasari, 2013). Yudhistira, Jl. Yudhistira no.25 Serengan
Salah satu metode yang dapat digunakan Surakarta, pada bulan Januari - Februari 2014
untuk menganalisa perencanaan obat yaitu dengan mengambil data konsumsi obat
dengan menggunakan metode Analisa ABC. periode September 2013 - Februari 2014.
Analisa ABC dapat digunakan untuk Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-
mengevaluasi aspek ekonomi dari eksperimental dimana data-data yang
perencanaan pengadaan obat. Dengan dibutuhkan sudah tersedia tanpa proses
Analisa ABC dapat diidentifikasi obat-obat manipulasi perlakuan. Data yang dibutuhkan
yang memakan biaya besar karena dalam penelitian ini berupa data kuantitaif.
penggunaannya banyak atau harganya mahal,
untuk selanjutnya dievaluasi lebih lanjut. Populasi Dan Sampel
Dengan menggunakan Analisa ABC, Dalam penelitian ini populasi yang digunakan
manajemen pengadaan obat dapat adalah semua resep yang terlayani di Apotek
berkonsentrasi mengadakan obat yang fast Yudhistira tanpa mengambil sampel.
moving (pengeluarannya cepat) dan
disesuaikan dengan anggaran dana yang Variabel Penelitian
dimiliki supaya semua berjalan dengan efektif Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang
dan efisien (Quick, 1997). terlibat yaitu :
ISSN : 2355-1313 18
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
1. variabel tercoba yang digunakan adalah dana paling besar hingga item obat yang
jenis item obat. membutuhkan dana paling kecil. Anggaran per
2. variabel teramati yang digunakan adalah item obat dibandingkan dengan anggaran total
klasifikasi yang diamati, yaitu golongan pembelian lalu dihitung nilai persentasenya.
obat kelas A, B atau C. Selanjutnya dihitung persentase kumulatif dan
dilakukan analisa ABC. Dari nilai persentase
Teknik Analisis Data kumulatif tersebut kemudian dilakukan analisa
Data utama yakni data konsumsi obat data dengan mengelompokkan obat menjadi
pasien klinik medhis Yudhistira yang diperoleh kategori A, B dan C. Obat kelompok A
dari data entry resep pasien yang dilayani menyerap dana sekitar 70% dari jumlah dana
oleh Apotek Yudhistira selama bulan obat keseluruhan, obat kelompok B menyerap
September 2013 - Februari 2014. Sedangkan dana sekitar 20%, dan obat kelompok C
data harga pembelian obat diperoleh dari menyerap dana sekitar 10% dari jumlah dana
Kepmenkes No 092/ Menkes/SK/II/ 2012 obat keseluruhan.
tentang Harga Eceran Tertinggi Obat Generik
Tahun 2012 dan harga obat yang diperoleh 2.1. HASIL DAN PEMBAHASAN
dari ISO 2011/2012. Data mengenai proses Hasil
perencanaan pengadaan diperoleh dari Dari hasil penelitian, pengelompokan obat
pengalaman dan pengetahuan selama penulis untuk pelayanan resep di Apotek Yudhistira
bekerja diklinik medhis Yudhistira. dengan Analisa ABC berdasarkan nilai
investasi dan persentase serapan dana
% %
Klasifikasi
Banyak Nilai
Serapa Kumulati periode 1 September 2013 28 Februari 2014
Item Investasi adalah sebagai berikut:
n Dana f
Pembahasan
A 14 Rp 69,30 < 69,30
Pengadaan bertujuan untuk
63.327.681
menetapkan jumlah obat dan jenis obat yang
sesuai dengan kebutuhan untuk pelayanan
apotek, agar tidak terjadi kekosongan obat
B 24 Rp 20,37 89,67 atau kelebihan obat. Apabila tidak dilakukan
18.617.414 pengadaan dengan baik maka akan terjadi
kekosongan obat yang akan mempengaruhi
pelayanan juga pendapatan apotek dan
apabila terjadi kelebihan obat dapat
C 97 Rp 10,33 100 menyebabkan kerusakan obat maupun obat
9.441.644 ED karena terlalu lama di simpan dalam
gudang.
Jumlah 135 Rp 100 100 Pada penelitian ini analisa pengadaan
91.386.739 obat dilakukan dengan metode ABC. Analisa
ABC adalah analisa yang digunakan untuk
mengevaluasi aspek ekonomi dan untuk
mengetahui obat-obat yang mempunyai
serapan dana dari yang terendah sampai yang
Pengelompokan jumlah item obat tertinggi, ditinjau dari jumlah pemakaian dan
antara yang diresepkan dan tidak diresepkan harga obat. Peneliti tidak menggunakan
berdasarkan jumlah item obat: analisa VEN dikarenakan dengan analisa VEN
hanya untuk memprioritaskan kebutuhan.
Obat Banyak Item Dengan menggunakan analisa ABC ini dapat
diketahui jumlah dan jenis obat yang
Diresepkan 135 digunakan sebagai acuan untuk perencanaan
Tidak diresepkan 68 pengadaan obat, sehingga pelayanan apotek
dapat berjalan nyaman karena obat-obat yang
Total Item 203 memang dibutuhkan tersedia di apotek , dan
obat-obat yang slow moving (keluarnya
lambat) dapat terkontrol dengan baik karena
Dari data tersebut selanjutnya dilakukan dalam pengadaannya menyesuaikan
proses pengolahan data dengan mengkalikan kebutuhan dan jumlah pengeluaran bulan
jumlah konsumsi obat dengan harga beli obat sebelumnya. Sehingga stok obat tidak terlalu
dan diperoleh anggaran total pembelian berlebihan karena disesuaikan dengan
seluruh item obat. Kemudian setiap item obat kebutuhan.
diurutkan dari item obat yang membutuhkan
ISSN : 2355-1313 19
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Pengadaan dengan metode analisa obat dan oabt kelompok C menyerap dana
ABC mempunyai kekurangan dan kelebihan, sekitar 10% dari total dana konsumsi obat.
yaitu diantaranya: Dari data hasil penelitian dengan
Kekurangan dari analisa ABC yaitu: analisa ABC di Apotek Yudhistira dapat
1. Analisa ABC hanya mengevaluasi obat diketahui bahwa Apotek Yuhistira
dari sisi pemakaian dan nilai investasi, menyediakan 203 item obat dengan perincian
serta sisi ekonomi untuk apotek saja. sebanyak 135 item obat diresepkan dan 68
2. Analisa ABC tidak bisa menyaring atau item obat tidak diresepkan, dalam
menyeleksi semua obat karena pengadaannya selama enam bulan
penyeleksian berdasarkan pemakaian dikeluarkan biaya anggaran dana sebesar Rp
saja, jika obat tidak pernah keluar maka 91.386.739 dan untuk obat kelompok A
obat tidak muncul dalam hasil akhir. memakan biaya sebesar Rp 63.327.681
3. Tidak bisa menganalisa perencanaan dengan persentase 69,30% dari total biaya
obat-obat yang jarang keluar atau jarang keseluruhan, namun dengan jumlah item obat
dipakai meskipun obat tersebut bersifat life yang paling sedikit jika dibandingkan dengan
saving atau emergency. kelompok obat B dan C. Hal ini berarti obat-
obat kelompok A memakan anggaran paling
Kelebihan analisa ABC yaitu sebagai berikut : banyak dalam pengadaannya bukan karena
1. Membantu mempermudah dalam harganya yang mahal saja namun juga karena
menyeleksi obat, dan sebagai bahan jumah pemakaiannya cukup banyak dan dapat
pertimbangan dalam perencanaan disimpulkan bahwa obat-obat kelompok A
pengadaan obat benar-benar dibutuhkan dalam pelayanan obat
2. Memberikan perhatian pada item obat untuk pasien di klinik medhis Yudhistira,
yang dapat memberikan investasi yang sehingga persediaannya harus tetap ada.
besar untuk apotek Obat kelompok B memakan anggaran
3. Dapat memanfaatkan anggaran dana biaya pengadaan Rp 18.617.414 dengan
apotek, sehingga dapat mengembangkan persentase 20,37% dari total biaya
apotek menjadi semakin lebih berkembang keseluruhan. Jumlah item obat yang masuk
dan maju dalam kelompok B, nilainya lebih besar
4. Pelayanan apotek semakin baik dengan dibandingkan dengan kelompok A, namun
obat-obat yang lengkap sesuai dengan lebih sedikit jika dibandingkan dengan
kebutuhan pelayanan. kelompok C.
Obat kelompok C memakan anggaran
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi biaya pengadaan Rp 9.441.644 dengan
perencanaan pengadaan obat di Apotek persentase 10,33% dari total biaya
Yudhistira, untuk mempermudah pengadaan keseluruhan, paling sedikit jika dibandingkan
obat dan untuk mempermudah menyeleksi dengan kelompok obat A dan B namum jumlah
jumlah dan jenis obat yang harus disediakan di item obat yang masuk dalam kelompok C
apotek. Jenis penelitian ini adalah penelitian paling besar jika dibandingkan dengan
non eksperimental dengan analisa secara kelompok A dan B.
diskriptif. Penelitian ini diawali dengan Dari hasil analisa juga didapatkan
pengumpulan data berupa jumlah konsumsi banyak item obat yang tidak keluar atau tidak
obat yang digunakan untuk pelayanan obat diresepkan oleh dokter-dokter di klinik medhis
diklinik medhis Yudhistira selama periode yudhistira yang sebagian besar adalah obat
Septembar 2013 Februari 2014. Selanjutnya dari dokter umum dikarenakan dokter umum
data konsumsi obat ini dikalikan dengan harga jarang memberikan obat tersebut kepasien
beli obat. Data ini kemudian diolah dengan atau untuk kasus penyakit tertentu yang
menggunakan Microsoft Excel 2007 hingga mungkin jarang ditemui di klinik. Obat-obat
diperoleh nilai persentase kumulatifnya. Dari yang tidak diresepkan itu kesemuanya
nilai persentase kumulatif ini kemudian termasuk obat kelompok C dan pengadaan
dilakukan analisa ABC untuk mengevaluasi untuk obat-obat tersebut bisa dihentikan dulu
proses perencanaan pengadaan obat untuk menghemat anggaran yang tersedia.
berdasarkan aspek ekonominya
denganmengelompokkan obat-obat tersebut 3.1. kesimpulan
ke dalam kategori A, B dan C. Obat kelompok 1. Gambaran Pengadaan obat di Apotek
A menyerap dana sekitar 70% dari total dana Yudhistira
konsumsi obat. Obat kelompok B menyerap a. Pengadaan obat di Apotek Yudhistira
dana sekitar 20% dari total dana konsumsi menggunakan metode konsumsi yang
dilakukan dengan tetap
ISSN : 2355-1313 20
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
[19] Ridwan.
2007. Http://Ridwanamiruddin.Com/20
07/04/26/Strategi-Perencanaan-
Kesehatan/ (Diambil pada tanggal 23
Juni 2013).
[20] Yessi.2011.MetodeKombinasi.http://ye
ssykh.blogspot.com/2011/12/spesialite
-alat-kesehatan.html.Diakses 21 Maret
2012
ISSN : 2355-1313 22
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Formulasi Bentuk Sediaan Krim Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn)
Hasil Isolasi Metode Maserasi Etanol 90%
Agung Dwi Atmoko1, Anom Parmadi2
Program Sudi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
ABSTRACT: Also called betel leaf (Piper betle Linn.) Is an Indonesian native plants that grow vines
or leaning on other plants. Srih leaves contain many beneficial substances, saponins, flavonoids,
tannins and essential oils contained in essential oils.
These herbs are generally used to treat nose bleeds, acne, cough, sore cavities. To be more
practical use in the treatment of the betel leaf extract is made in cream. Cream has several
advantages such as easy to spread evenly, practical, easy to clean or wash,how work progresses on
the local network, not sticky, and can provide a sense of cool.
This type of researchisnon-experimental studies conducted laboratory by maceration method
for penyarian. The yield obtained from the maceration extractionis 2.19% w/w. organoleptic of the
preparation cream is yellow ish green, smell the scent of jasmine, test the acidic pH 5, the
homogeneity test cream evenly dispersed and noparticles are left behind so that the cream said to be
homogeneous, ie cream type M/A, spread cream no-load power after replication performed three
times was 7,6 cm, the power spread cream 0.5 grams and 50 grams plus expenses after replication
three times is 10,07 cm, and a power spread of cream 0.5 grams to100 grams plus expenses after
replication three times is 15,01 cm, the adhesion of the preparation of cream replicated three times
were 5,4 seconds, and to test the protective power is that it can provide pretty good protection.
ABSTRAKSI: Daun sirih atau disebut juga (Piper Betle Linn.) merupakan tanaman asli Indonesia
yang tumbuh merambat atau bersandar pada tanaman lain. Daun Sirih mengandung banyak zat-zat
yang bermanfaat, saponin, flavonoid, tanin dan minyak atsiri terkandung dalam minyak atsiri.
Tumbuhan ini pada umumnya digunakan untuk mengobati hidung berdarah, jerawat, batuk,
sakit gigi berlubang. Agar penggunaan dalam pengobatan lebih praktis maka ekstrak daun sirih
dibuat dalam sediaan krim.
Krim memiliki beberapa kelebihan seperti mudah menyebar rata, praktis, mudah dibersihkan
atau dicuci, cara kerja berlangsung pada jaringan setempat, tidak lengket, dan dapat memberikan
rasa dingin.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian non experimental yang dilakukan dilaboratorium
dengan metode maserasi untuk penyarian. Rendemen yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan
maserasi adalah 3,54% b/b. Organoleptis dari sediaan cream adalah berwarna hijau kehitaman, bau
aroma melati, uji pH 6 yaitu bersifat asam, uji homogenitas yaitu cream terdispersi merata dan tidak
ada partikel yang tertinggal sehingga cream dikatakan homogen, tipe cream yaitu M/A, daya sebar
cream tanpa beban setelah dilakukan replikasi sebanyak tiga kali adalah 7,6 cm, daya sebar cream
0,5 gram dan ditambah beban 50 gram setelah dilakukan replikasi sebanyak tiga kali adalah 10,57
cm, dan daya sebar dari cream 0,5 gram dengan ditambah beban 100 gram setelah melakukan
replikasi sebanyak tiga kali adalah 15,01 cm, daya lekat dari sediaan cream dari hasil replikasi
sebanyak tiga kali adalah 5,4 detik, dan untuk uji daya proteksi adalah tidak memberikan proteksi
yang cukup baik.
ISSN : 2355-1313 23
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Homogenitas
= 3,54 %
c. Hasil Uji Kualitatif
Ekstrak daun Sirih (Piper Betle Linn.) rim I
Homogen
3.
Tabel 4.1. Analisis Hasil Evaluasi Kualitatif
Homogen
rim II
No Uji Analisa Kualitatif Hasil
Homogen
Zat + NaNo2 + Merah
1. Saponin rim III
CH3COOHMerah muda
ISSN : 2355-1313 24
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
rim II
2 2
II 7,54 cm 10,74 cm
2
16,61 cm
rim III
2 2
III 8,03 cm 10,74 cm 2
5. Tipe krim 16,61 cm
rim II 2. Uji daya lekat krim
Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Lekat Krim
Krim I
rim III Replikasi Daya lekat ( detik)
I 3,8
2 2
I 6,5 cm 11,33 cm 2
14,51 cm
Krim II
II 7,07 cm
2
10,17 cm
2
2 Replikasi Daya lekat ( detik)
15,19 cm
III 7,54 cm
2
11,93 cm
2
2
I 5,20
15,89 cm
6,92 cm
2
11,14 cm
2
2
II 4,9
15,19 cm
III 6,10
Krim II
Tanpa Beban Rata rata 5,4
Replikasi Beban 100
beban 50gram gram
I 5,72 cm
2
9,61 cm
2 Krim III
2
13,19 cm
Replikasi Daya lekat ( detik)
2 2
II 8,54 cm 11,93 cm I 4,3
2
17,34 cm
2 2 II 3,9
III 8,54 cm 10,17 cm 14,51 cm
2
III 5,10
2 2
7,6 cm 10,57 cm
2
15,01 cm Rata rata 4,43
ISSN : 2355-1313 25
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 26
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
dikatakan melebur jika semua bahan dapat kemudian dan rata-rata daya sebar krim
tercampur dengan baik menjadi satu. dengan beban 100 gram adalah krim I = 15,19
Pada pembuatan krim cm2, krim II = 15,01 cm2, krim III = 16,37 cm2.
Trietanolamin berfungsi sebagai zat Uji daya lekat krim rata rata krim I = 4,43 detik,
pengemulsi untuk krim tipe minyak dalam air, krim II = rata-rata 5,4 detik, krim III = rata-rata
selain Trietanolamin, dalam sediaan krim juga 4,43. Uji daya proteksi pada sediaan krim I, II
terdapat basis Adeps lanae. Adeps lanae dan III ekstrak daun sirih (Piper Betle Linn.)
merupakan zat pengemulsi untuk krim tipe air adalah krim memberikan proteksi yang baik
dalam minyak, karena adeps lanae sukar terhadap pengaruh basa. Dan uji tipe krim I, II
dicuci dengan air. Pada sediaan krim ini, dan III adalah M/A (Minyak dalam Air),
Trietanolamin dan Adeps lanae merupakan zat berdasarkan hasil pengamatan menggunakan
pengemulsi fase cair yang bersifat nonpolar. larutan Methylen Blue ketika diamati dibawah
Asam stearat dalam pembuatan krim ini mikroskop air berwarna biru dan minyak
dapat berfungsi sebagai antioksidan yaitu tampak transparan.
untuk mencegah terjadinya ketengikan akibat
oksidasi oleh cahaya pada minyak tidak jenuh. 3.1. Kesimpulan
Nipagin dalam sediaan krim digunakan 1. Hasil maserasi diperoleh rendemen : 3,54
sebagai pengawet dari sediaan krim danuntuk % b/b,
mencegah terjadinyakontaminasi Artinya : Dalam 100 gram bahan terdapat
mikroorganisme, karena pada sediaan krim ini 3,54 gram zat daun sirih
mengandung fase air dan lemak yang mudah 2. Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn.)
ditumbuhi bakteri dan jamur. Aquadest dapat dibuat dalam bentuk sediaan krim,
merupakan fase cair yang bersifat polar. Kadar dengan hasil uji evaluasi sebagai berikut :
atau komposisi air menentukan tipe krim yang a. Organoleptis krim ekstrak daun Sirih
akan dibuat. Tujuan penambahan dari parfum Krim I
pada sediaan ini adalah untuk memberikan 1. Bentuk: krim
bau yang sedap pada sediaan, sehingga bau 2. Warna : hijau kekuningan
yang tidak enak pada basis atau zat aktifnya 3. Bau : aroma melati
dapat tertutupi. Krim II
Suatu sediaan dikatakan baik dan aman 4. Bentuk: krim
digunakan setelah dilakukan tahap pengujian. 5. Warna : hijau kekuningan
Pengujian krim ini berupa uji organoleptis yang 6. Bau : aroma melati
meliputi; bentuk, warna, bau dan rasa, uji pH Krim III
untuk menentukan pH sediaan krim apakah 7. Bentuk: krim
bersifat asam, basa atau netral, uji 8. Warna : hijau kekuningan
homogenitas digunakan untuk mengetahui 9. Bau :aroma melati
apakah sediaan krim yang dihasilkan b. Uji pH adalah :
homogen dimana partikel partikel dari bahan Krim I : 6
yang dipergunakan dapat tercampur atau Krim II : 6
terdispersi didalam basis krim yang cocok, uji Krim III : 6
daya sebar untuk mengetahui tingkat c. Uji homogenitas adalah :
penyebaran krim pada kulit, uji daya lekat Krim I : Homogen
untuk mengetahui seberapa lama krim Krim II : Homogen
tersebur dapat melekat pada kulit, uji daya Krim III : Homogen
proteksi untuk mengetahui apakah krim yang d. Uji daya sebar
dihasilkan memberikan proteksi terhadap Krim I
pengaruh asam, basa dan sinar matahari, uji 1. Rata rata daya sebar krim +
tipe krim untuk mengetahui tipe krim yang beban 0 gram : 6,92
dihasilkan. cm2
Hasil pengujian dari uji organoleptis 2. Rata rata daya sebar krim +
dari bentuk berupa krim, warna hijau beban 50 gram :
kekuningan dengan bau aroma melati. Uji pH 11,14 cm2
adalah 6 sehingga krim bersifat asam, uji 3. Rata rata daya sebar krim +
homogenitas bahan aktif krim terdispersi beban 100 gram : 15,19 cm2
merata dalam basis sehingga krim dikatakan Krim II
homogen. Uji daya sebar krim tanpa beban 4. Rata rata daya sebar krim +
rata-rata krim I = 6,92 cm2, krim II = 7,6 cm2, beban 0 gram : 7,6
2
krim III = 7,39 cm , kemudian krim dengan cm2
beban 50 gram daya sebar rata-rata I = 1,14
cm2, krim II = 10,57 cm2, krim III = 10,93 cm2,
ISSN : 2355-1313 27
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 28
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Abstract
Background : Optimization is an attempt that be made to obtain the better final result. Eugenol
compound is the major component that contained in oil of cloves (Eugenia caryophylatta thunb.) with
the content that can reach 70-96 %. Eugenol compound having pharmacological activity as an
analgesic, muscle relaxation, anti-inflammatory, antimicrobial, antiviral, antifungal, antiseptic,
antispamosdik, anti-emetics, stimulants, local anesthetic so the compound is widely used in the
pharmaceutical industry.
Objective: To identify whether eugenol oil can be formulated to be ointment formulation and to
measure the right concentration of eugenol oil to get the formula optimized.
Methods :This study was an experimental research with posttest only design approach. The study is
made of two levels of ointment with 2% and 5% eugenol concentration and every concentration is
done 3x replication after the evaluation test for each of the ointment than the evaluation results of the
test were analyzed using two independent test side.
Result: from the analysis of organoleptic the both showed similar results except the color of the
ointment for 2% is whitish yellow and 5% is amber. pH test results for all ointments showed the same
value, namely 5. Homogeneity test results for all the ointments is homogeneous. The protection test
results for the two concentrations is provides protection. Adhesiontest resultsforboth
concentrationsthatHois acceptedwhichmeans nosignificant difference. Test resultsdispersive powerno-
loadandload50gHois acceptedwhichmeans nosignificant difference, toload100gHo is
rejectedwhichmeans thatthere are significant differences.
Conclusion: ointment dosage levels of the active substance eugenol at 5% more than the optimal
levels ointment with 2% active ingredient eugenol.
Keywords: eugenol oil, ointment dosage optimization
Abstrak
Latar Belakang: Optimasi merupakan usaha yang dilakukan untuk memperoleh hasil akhir yang lebih
baik.Senyawa eugenol merupakan komponen utama yang terkandung dalam minyak cengkeh
(Eugenia caryophylatta Thunb.) dengan kandungan mencapai 70%- 96%. Senyawa eugenol
mempunyai aktivitas farmakologi sebagai analgesik, relaksan otot, antiinflamasi, antimikroba, antiviral,
antifungal, antiseptik, antispamodik, antiemetik, stimulan, anastetik lokal.
Tujuan: Dapatkah minyak eugenol diformulasi dalam bentuk salep dan pada konsentrasi berapakah
minyak eugenol dapat diformulasi dalam bentuk salep.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan posttest only design.
Pada penelitian ini dibuat dua sediaan salep dengan kadar minyak eugenol 2% dan 5%. Masing-
masing konsentrasi dilakukan 3x replikasi setelah itu dilakukan uji evaluasi untuk masing-masing
sediaan salep lalu dari hasil uji evaluasi tersebut data dianalisis menggunakan uji t independent two
side.
Hasil: dari hasil analisis data untuk organoleptis dari kedua kadar menunjukkan hasil yang sama
kecuali warna sediaan untuk 2% kuning keputihan untuk 5% kuning kecoklatan. Hasil uji pH untuk
semua sediaan menunjukkan nilai yang sama yaitu 5. Hasil uji homogenitas untuk semua sediaan
sama yaitu homogen. Hasil uji proteksi untuk kedua konsentrasi sama yaitu memberikan proteksi.
Hasil uji daya lekat untuk kedua konsentrasi yaitu Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan yang
signifikan. Hasil uji daya sebar tanpa beban dan beban 50g Ho diterima yang berarti tidak ada
perbedaan yang signifikan, untuk beban 100g Ho ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan.
Kesimpulan: eugenol dapat dibuat dalam sediaan salep. Berdasarkan hasil uji mutu fisik sediaan,
salep dengan eugenol 5% menunjukkan hasil yang optimal.
Kata kunci: eugenol, minyak cengkeh, optimasi sediaan salep
ISSN 2355-1313 29
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 30
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 31
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 32
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 33
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Uji Daya Analgetik Ekstrak Etanol Daun Seligi (Phyllanthus Buxifolius Muell .Arg) Terhadap
Mencit Galur Swiss
Inna Ayu Safitri1, Siwi Hastuti2
Program Studi DIII Kebidanan Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
ABSTRACT: Background: Seligi (Phyllanthus buxifolius Muell. Arg) is a traditional herbal plant that
belived by people can be used as a drug for pain. The aim of this study is to know if Phyllanthus
buxifolius Muell. Arg has the effect to reduce of pain.
Objective: for understanding analgetic extract ethanol javelin leaf to the galur swiss mouse which is
disscused asetat acid.
Method: This experimental study. Animal used for experiment contains of male swiss mice were
divided randomly into 5 groups that consist of 5 mice each group, age 5 weeks, weight 20- 40 grams.
All mice used in this experiment were adapted with standart diet for three day and were fasting for 8
hours before used. First, second and third group were treated with ethanol extract of Phyllanthus
buxifolius 25 mg/20 gram BB, 50 mg/20 gram BB and 100 mg/20 gram BB dose orally. Fourth group is
the negative control group was given coconut oil orally. Fifth group is the positive control group was
given asetosal 1,1 mg/20 gram BB orally. After 60 minutes, all group were threated by acetic acid
0,1% injection intraperitoneally. Data is analized with normalitas test kolmogorov-smirnov, Test of
Homogenety of Variances continued with ANOVA test, Least Significant Difference (LSD) by using
SPSS.
Results: Statistik test show normal distributed data and homogen, there is significant difference
between analgetic capacity, ethanol extract of Phyllanthus buxifolius 25 mg, 50 mg, 100 mg
dose.there is no significant difference between analgetic capacity percent, ethanol extract Javelin leaf
100 mg dose with asetosal dose.
Conclusion: Ethanol extract of Phyllanthus buxifolius leaf in 100 mg/ 20 gram BB dose has the same
ability analgetik capacity with asetasol in 1,1 mg/ 20 gram BB dose mouse.
Keywords: Analgetic Activity, seligi leaves, Swiss Mice
ABSTRAKSI: Latar Belakang: Seligi (Phyllanthus buxifolius Muell. Arg) merupakan tanaman obat
tradisional yang dipercaya masyarakat dapat digunakan sebagai obat nyeri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah daun seligi memiliki efekmenurunkan rasa nyeri.
Tujuan: untuk mengetahui daya analgetik ekstrak etanol daun seligi terhadap mencit galur swiss yang
diinduksi asam asetat
Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Digunakan hewan coba mencit swiss jantan
umur 5 minggu dengan bobot 20-40 gram. Dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5
ekor mencit. Semua kelompok diadaptasikan terlebih dahulu selama 3 hari. Sebelum digunakan
semua hewan coba di puasakan selama 8 jam tidak diberi makan namun diberi minum sepuasnya
kemudian dilakukan perlakuan secara peroral. Kelompok I, II, III sebagai kelompok perlakuan diberi
ekstrak etanol daun seligi dengan dosis 25 mg/20 gram BB, 50 mg/20 gram BB dan 100 mg/20 gram
BB. Kelompok IV sebagai kontrol negatif diberi minyak kelapa, kelompok V sebagai kontrol positif
diberi 1,1 mg/20 gram BB asetosal. Setelah 60 menit kelima kelompok disuntik asam asetat 0,1%
secara intraperitoneal kemudian diamati dan dihitung jumlah geliat mencit tiap 5 menit selama 60
menit. Data dianalisis dengan uji normalitas kolmogorov-smirnov, Test of Homogeneity of Variances
dilanjutkan dengan uji ANOVA, dan Least Significant Difference (LSD) dengan menggunakan SPSS.
Hasil: uji statistik menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen, ada perbedaan yang
signifikan antara persen daya analgetik ekstrak etanol daun seligi dosis 25 mg, 50 mg dan 100 mg.
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara persen daya analgetik ekstrak etanol daun seligi dosis
100 mg dengan dosis asetosal.
Kesimpulan: Ekstrak etanol daun seligi pada dosis 100 mg/20 gram BB memiliki kemampuan daya
analgetik yang sama dengan asetosal pada dosis 1,1 mg / 20 gram BB mencit.
Kata kunci : Daya analgetik, Daun seligi, Mencit swiss.
ISSN : 2355-1313 35
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
pemakaian obat tradisional masih banyak dibuat serbuk sebanyak 150 g selanjutnya
dilakukan oleh masyarakat secara luas. diekstraksi dengan cara remaserasi
Nyeri adalah pengalaman sensori dan menggunaka etanol 96% sebanyak 1000 ml,
emosional yang tidak menyenangkan akibat ekstraksi merupakan suatu pemisahan
dari kerusakan jaringan yang aktual atau senyawa yang terkandung dalam bahan
potensia (Smeltzer, 2001). Keyakinan dan cair/padat dengan menggunakan pelarut
nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu tertentu pada temperatur tertentu (Anwar dkk,
mengatasi nyeri. Individu mempelajari apa 1994).
yang diharapkan dan apa yang diterima oleh Variabel bebas (independen) dalam
kebudayaan mereka (Potter, 2005). penelitian ini adalah variasi dosis ekstrak
Sejak dulu tanaman seligi sudah etanol daun seligi, dan variabel tergantung
digunakan sebagai obat nyeri terkilir oleh (dependen) dalam penelitian ini adalah respon
masyarakat. Namun tidak banyak orang yang jumlah geliat mencit sebagai efek analgetik.
mengenal tanaman seligi yang memiliki nama Sebelum melakukan penelitian
ilmiah Phyllanthus buxifolius Muell. Arg. Daun dilakukan orientasi waktu pemberian terlebih
seligi memiliki efek farmakologi dan memiliki dahulu, untuk mengetahui selisih jumlah geliat
aktivitas immunodulator serta dapat digunakan mencit dengan jangka waktu pemberian
sebagai analgesik pada sendi terkilir, induksi asam asetat yang berbeda yaitu, 5
kandungan kimia yang terdapat pada daun menit, 30 menit, dan 60 menit setelah
seligi antara lain : flafonoid, saponin, polifenol pemberian ekstrak etanol daun seligi dengan
(Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan dosis 50 mg/ 20 g BB. Orientasi ini bertujuan
Sosial RI Badan Penelitian dan untuk menentukan waktu pemberian induksi
Pengembangan Kesehatan,2000). asam asetat dengan dosis 300 mg/kg BB yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk paling baik dengan mengamati jumlah geliat
Membuktikan bahwa ekstrak etanol daun seligi dari masing-masing waktu yang ditentukan,
memiliki efek analgesik dan Membuktikan waktu dipilih yang paling sedikit menimbulkan
bahwa ekstrak etanol daun seligi dapat respon geliat pada mencit untuk dilakukan
mengurangi jumlah geliat mencit galur Swiss penelitian uji analgetik.
yang diinduksi asam asetat. Uji analgetik dilakukan dengan variasi
Hipotesis dalam penelitian ini adalah dosis 25 mg/ 20 g BB, 50 mg/ 20 g BB, dan
Ekstrak etanol daun seligi mempunyai efek 100 mg/ 20 g BB yang akan dibandingkan
daya analgetik pada hewan uji mencit. dengan kontrol positif yaitu asetosal dengan
dosis 1,1 mg/ 20 g BB dan kontrol negatif
1.2. METODE PENELITIAN (minyak kelapa) dengan volume 0,5 ml/ 20 g
Penelitian dilakukan di Laboratorium BB.
Farmakognosi & Farmakologi Farmasi Prodi Analisis hasi dilakukan dengan
DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia.Waktu menghitung jumlah % daya analgetik tiap
pelaksanaan penelitian pada bulan Maret perlakuan kemudian diuji dengan
sampai Mei tahun 2014. Penelitian ini menggunakan One-Sample Kolmogorov-
merupakan penelitian eksperimental. Smirnov Test, kumudian dilakukan uji Test of
Populasi pada penelitian ini adalah daun Homogeneity of Variances, selanjutnya
seligi yang berasal dari tanaman seligi yang dilakukan uji ANOVA, dan terakhir dilakukan uji
ditanam di daerah Klaten, Jawa Tengah. Post Hoc Tests (LSD). Pengujian
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS for windows
adalah daun seligi (Phyllanthus buxifolius 18.
Muell. Arg). Hewan uji yang digunakan adalah 2.1. HASIL DAN PEMBAHASAN
mencit galur Swiss yang berumur 35 hari, Berdasarkan hasil penelitian,
dengan berat dewasa 20 sampai 40 gram, pengamatan, dan pengelolahan data dari hasil
yang dibagi menjadi 5 kelompok. Teknik praktikum uji daya analgetik ekstrak etanol
pengambilan tanaman seligi yaitu tanaman ini daun seligi terhadap mencit galur swiss
diambil secara random dengan memilih daun diperoleh hasil sebagai beriut :
yang tidak terlalu tua juga tidak terlalu muda 1. Hasil remaserasi daun seligi
dan masih segar dari daerah Klaten, Jawa a. Organoleptis remaserasi
Tengah. Bentuk : ekstrak kental
Simplisia nabati adalah simplisia yang Warna : hitam kehijauan
berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau Bau : aromatik
eksudat tanaman. Simplisia yang diperoleh Rasa : pahit
selanjutnya dilakukan sortasi, pencucian dan b. Hasil rendemen
pengeringan (Departemen Kesehatan Republik Hasil remaserasi serbuk daun seligi
Indonesia, 1985). Simplisia yang telah kering sebanyak 150 g dengan etanol 96 %
ISSN : 2355-1313 36
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Pada tabel 2.2 diatas memperlihatkan nilai Asetosal dengan 25 0,000 <
signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak, ada mg 0,05
0,000 <
perbedaan yang signifikan antara orientasi dengan 50 0,05
waktu pemberian. Sehingga digunakan waktu mg
yang paling lama untuk penelitian uji analgetik
yaitu 60 menit. dengan 0,823 >
100 mg 0,05
b. Uji analgetik
Hasil uji statistik one-sampel
Tabel 2.4. hasil uji statistik analgetik
Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh hasil
Post Hoc Tests (LSD)
sebagai berikut :
ISSN : 2355-1313 37
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 38
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 39
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 40
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Pola Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pasien Pediatrik Rawat Inap Di RSUD
Karanganyar Bulan November 2013-Maret 2014
Mega Kusumanata1, Susi Endrawati2
Program Studi D III Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
ABSTRACT: Background: Acute respiratory infection is an acute infection that attracks the respiratory
tract (from nose to alveoli). It includes rhinitis, sinusitis, pharingitis, laryngitis, epiglotis, tonsilitis, otitis,
bronchial infection on bronchus, broncholitis and pneumonia.
Objective: The result to view description on the pattern of acute respiratory infection medication of the
hospitalized pediatrict patients at the Local General Hospital of karanganyar in the month November
2013-March 2014, and determine compliance with the medication management guidelines of World
Health Organization (WHO): Model Formulary for Children 2010 and the Ministry of Health of the republic
Indonesia: Pharmaceutical Care for Respiratory Infection Disease 2005.
Method: This research used non-experiment method with the descriptif non-analytical approach. The data
of the research were the medical records of the hospitalized pediatric patients at the Local general
hospital of Karanganyar who suffered from the acute respiratory infection.
Result: The result of the research show that of the 32 padiatrict patient suffering from the acute
respiratory infection, 53% are male and 47% are female. The therapies administered to the clients are
principal therapy (antibiotics) and supportive therapy (simptomatics). The evaluation on the therapies
shows that 91% the therapies are right dosage and 9% are not right dosage.
Conclution: In general, the pattern of the medication administered to the pediatrict patients suffering from
the ARI has been appropriate with the medication management guidelines of World Health Organization
(WHO): Model Formulary for Children 2010 and the Ministry of Health of the republic Indonesia:
Pharmaceutical Care for Respiratory Infection Disease 2005.
Keywords: Acute Respiratory Infection (ARI), pediatrict, medication and infection.
ABSTRAKSI: Latar Belakang: Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
menyerang saluran pernafasan (hidung sampai alveoli). Infeksi saluran nafas akut meliputi rhinitis,
sinusitis, faringitis, laryngitis, epiglotis, tonsilitis, otitis, infeksi pada bronkus, alveoli, bronkhiolitis dan
pneumonia.
Tujuan: Penelitian ini untuk melihat gambaran pola pengobatan pada kasus iSPA pasien pediatrik rawat
inap di RSUD Karanganyar pada bulan November 2013-Maret 2014, dan mengetahui kesesuaiannya
dengan pedoman penatalaksanaan menurut World Health Organization (WHO): Model Formulary for
Children 2010 dan Depkes RI: Pharmaceutical Care untuk penyakit Infeksi Saluran Pernafasan 2005.
Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian Non Eksperimen dengan pendekatan deskriptif non
analitik dan pengumpuan data retrospektif terhadap data rekam medis pasien ISPA pediatrik.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 kasus ISPA pediatrik, 53 % diantaranya pasien laki-
laki dan sisanya 47 % perempuan. Terapi ISPA dilakukan dengan terapi pokok (antibiotik) dan terapi
suportif (simptomatik). Evaluasi terapi menunjukkan bahwa 91 % tepat dosis dan 9 % tidak tepat dosis.
Kesimpulan: Secara umum pola pengobatan pasien ISPA pediatrik telah sesuai dengan pedoman
penatalaksanaan dari WHO: Model formulary for Children 2010 dan Depkes RI: Pharmaceutical Care
untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan 2005.
Kata Kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Pediatrik, Pengobatan, Infeksi.
masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi RSUD Karanganyar bulan November 2013-
kecacatan sampai pada masa dewasa. Infeksi Maret 2014, kemudian dianalisis dengan metode
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih deskriptif non analitik dan disajikan dalam
merupakan masalah kesehatan yang paling bentuk tabel, diagram atau grafik serta dihitung
penting karena menyebabkan kematian bayi dan persentasenya.
balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 Uji validitas dalam penelitian ini adalah
kematian yang terjadi. Kematian yang terbesar validasi lapangan. Tujuan validasi untuk
umumnya adalah karena pneumonia dan pada mengetahui data yang diambil valid atau tidak
bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat valid, sebagai bukti bahwa data yang diambil
ini, angka mortalitas ISPA yang berat masih sudah valid untuk di teliti lebih lanjut. Validasi
sangat tinggi. Dari seluruh kematian yang dilakukan oleh Dra. Arini Ekowati, M.Si., Apt
disebabkan oleh ISPA mencakup 20-30% selaku Kepala Instalasi Farmasi dan
(Depkes, 1992 : 1-2). Sarwastutik, A.Md selaku Kepala Instalasi
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Rekam Medis RSUD Karanganyar, dengan
pola pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan mengisi lembar data validasi obat yang sudah
Akut (ISPA) di RSUD Karanganyar Bulan dibuat.
November 2013-Maret 2014 dan untuk
mengetahui kesesuaiannya dengan standar 2.1. HASIL DAN PEMBAHASAN
penatalaksanaan menurut World Health Subyek Penelitian
Organization (WHO): Model Formulary for 1. Jumlah Pasien Infeksi Saluran Pernafasan
Children 2010 dan Departemen Kesehatan Akut (ISPA)
Republik Indonesia: Pharmaceutical Care untuk Sejumlah 32 pasien pediatrik (usia 0-18
penyakit Infeksi Saluran Pernafasan 2005. tahun) rawat inap di RSUD Karanganyar telah
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (1) terdiagnosis ISPA selama bulan November 2013
Pola pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan sampai dengan Maret 2014. Data rekam medis
Akut (ISPA) Pasien Pediatrik Rawat Inap di pasien ISPA pediatrik selama bulan November
RSUD Karanganyar Bulan November 2013- 2013-Maret 2014 yang dijadikan subjek
Maret 2014 penatalaksanaannya sesuai dengan penelitian adalah data rekam medis pasien
standar pelayanan medis RSUD Karanganyar, pediatrik yang memenuhi kriteria inklusi
(2) Pemilihan obat dan aturan pakai obat ISPA mencakup identitas, diagnosis infeksi saluran
pediatrik di Instalasi Rawat Inap RSUD pernafasan akut dan mendapat perawatan di
Karanganyar Bulan November 2013-Maret 2014 instalasi rawat inap RSUD Karanganyar.
sudah memenuhi standar penatalaksanaan 2. Distribusi Pasien Berdasarkan Usia dan
menurut World Health Organization (WHO): Jenis Kelamin
Model Formulary for Children2010 dan Pasien pediatrik dari usia 0-18 tahun
Departemen Kesehatan Republik Indonesia: diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu
Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi pediatrik pada rentang usia 0-6 tahun, 7-12
Saluran Pernafasan 2005. tahun dan 13-18 tahun. Pasien pediatrik pada
rentang usia 0-6 tahun merupakan tahap
1.2. METODE PENELITIAN neonatus dimana terjadi perubahan klimakterik
penelitian dilakukan di RSUD yang sangat penting dan bayi merupakan masa
Karanganyar, pada bulan Maret 2014. Penelitian awal pertumbuhan yang pesat. Pada rentang
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan usia 7-12 tahun merupakan tahap anak-anak
pendekatan deskriptif dan pengumpulan data dimana masa pertumbuhan secara bertahap.
secara retrospektif. Pada rentang usia 13-18 tahun (remaja)
Populasi: Seluruh pasien ISPA (32 merupakan akhir tahap perkembangan secara
pasien) pediatrik (usia 0-18 tahun) di Instalasi pesat hingga menjadi orang dewasa (Aslam,
Rawat Inap RSUD Karanganyar bulan 2003: 191-192). Distribusi pasien berdasarkan
November 2013-Maret 2014. Sampel: Pasien usia dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel
ISPA pediatrik di Instalasi Rawat Inap RSUD 4.2.
Karanganyar bulan November 2013-Maret 2014 Tabel 4.2 Distribusi pasien berdasarkan jenis
yang memenuhi kriteria inklusi. kelamin dan usia
Tehnik pengumpulan data diperoleh Usia
secara retrospektif terhadap kartu rekam medis Jenis 13- Jumlah Persen
Kelamin 0-6 7-12 Pasien tase (%)
seluruh pasien Instalasi Rawat Inap Infeksi th th
18
Saluran Pernafasan Akut Pasien Pediatrik di th
ISSN : 2355-1313 42
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 45
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
3.2. SARAN
1. Penelitian sejenis ini perlu dilakukan lagi
kedepannya untuk mengetahui
perkembangan pengobatan ISPA bagi pasien
pediatrik.
2. Penelitian ini akan lebih baik jika dilanjutkan
dengan penelitian mengenai efektivitas terapi
ISPA pasien pediatrik.
REFERENSI
[1] Aslam, M. Chik, KT. dan Adji, P.
Farmasi klinis (Clinical
Pharmacy) Menuju Pengobatan
Rasional dan Penghargaan Pilihan
Pasien. Jakarta: PT Alex
Komputindo Kelompok
Gramedia.
[2] Depkes RI. 1992. Pedoman
Pemberantasan Penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Akut
(ISPA). Jakarta: Dirjen PPM
dan PLP.
[3] Depkes RI. 2002. Pedoman Program
Pemberantasan Penyakit (P2)
ISPA untuk penanggulangan
Pneumonia pada Balita. Jakarta:
Dirjen PPM dan PLP.
ISSN : 2355-1313 46
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Pengaruh Ekstrak Etanol Dan Dekokta Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.)
Sebagai Pewarna Terhadap Kualitas Sabun Organik Transparan Berbasis
Minyak Jelantah Yang Dimurnikan Dengan Ekstrak Mengkudu
Dengan Pengaroma Minyak Atsiri Kulit Jeruk Purut (Citrus Hystrix)
Wiji Sri Kusumaningsih1, Siwi Hastuti2
Pharmacy Undergraduate Programm Study Of Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
ABSTRACT: Background : Soap is a main requirement to keep cleaning. The dye used are usually
synthetic dyes which have side effects. Mangos teen peel contains anthocyanins which can be used
for colouring. Lime skin contain of oil that can be used as perfume .
Objective:To examine the effect of mangosteen peel extracts were isolated with water and ethanol 96
% to the transparent quality organic soap based cooking oil with odour lime peel essential oil.
Methods: Refine cooking oil, mangos teen peel is isolated by maceration and dekokta, the lime skin
is isolated by distillation. Later made into a soap formulation and evaluation test then observed the
effect of mangos teen peel extract against the results of an evaluation test that determines the quality
of the soap . This research is an experimental study conducted in the laboratory by the method of
saponification. The data analysis use SPSS 18 to the formality test(Kolmogorov Smirnov test) followed
by a test of independent samples test.
Results : Quality soap dekokta and ethanol extract of mangos teen peel has a value of p>0.05 (Ho is
accepted, there is no difference).except of rendemen and the length of the soap foam.soapdekokta
and ethanol extract of mangoes teen peel,compared with ISO soap standar has a value p> 0,05 ( Ho
is accepted, thereis no difference)exceptt of dekokta soap rendemen.
Conclusion : There is no significant difference etanol extract soap and dekokta mangoes teen peel
except rendemen and the length of soap foam.Ethanol extract and dekokta mangoes teen peel has an
effect on the yield parameters of soap. Ethanol extract soap and dekokta mangoes teen peel reach
the standards of ISO 06-3532 1994 in randemen and organoleptic parameters, pH, length of foam,
stability test, a test of homogeneity, transparency test, inhibition against Staphylococcus aureus and
determination of the saponification numbering except of dekokta soap mangoes teen peel.
Keywords : The quality of transparant organic soap , cooking oil , extracts ethanol of mangos teen
peel , dekokta of mangoes teen peel, lime peel , ISO standard 06-3532 1994
ABSTRAK: Latar belakang : Sabun merupakan kebutuhan pokok untuk menjaga kebersihan.
Pewarna yang digunakan biasanya adalah pewarna sintetis yang mempunyai efek samping. Kulit
manggis mengandung antosianin yang bisa digunakan untuk pewarna. Kulit jeruk purut memiliki
kandungan minyak atsiri yang bisa dijadikan untuk parfum.
Tujuan : Untuk meneliti pengaruh ekstrak kulit manggis yang diisolasi dengan air dan etanol 96%
terhadap kualitas sabun organik transparan berbasis minyak jelantah dengan pengaroma minyak atsiri
kulit jeruk purut.
Metode : Minyak jelantah dimurnikan dengan ekstrak mengkudu, kulit manggis diekstraksi dengan
maserasi dan dekok, kulit jeruk purut diisolasi dengan destilasi. Kemudian dibuat formulasi menjadi
sabun dan dilakukan uji evaluasi kemudian diamati pengaruh ekstrak kulit manggis terhadap hasil uji
evaluasi sabun yang menentukan kualitas sabun. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental
yang dilakukan di laboratorium dengan metode saponifikasi. Analisa data menggunakan SPSS 18
dengan uji normalitas (kolmogorov Smirnov) dilanjutkan dengan uji independent samples test.
Hasil: Parameter sabun ekstrak etanol dan dekokta kulit manggis dengan sabun standar SNI
memiliki nilai P>0,05(Ho diterima, tidak ada beda) kecuali rendemen dan panjang busa sabun. Sabun
ekstrak etanol dan dekokta kulit manggis dengan sabun standar SNI memiliki nilai P>0,05 (Ho
diterima, tidak ada beda) kecuali pada rendemen sabun dekokta.
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang signifikan sabun ekstrak etanol dan dekokta kulit manggis
kecuali rendemen dan panjang busa sabun. Ekstrak etanol dan dekokta kulit manggis mempunyai
pengaruh terhadap rendemen dan parameter sabun. Sabun ekstrak etanol dan dekokta kulit manggis
memenuhi standar SNI dalam rendemen dan parameter organoleptis, pH, panjang busa, uji stabilitas,
uji homogenitas, uji transparansi, daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan angka
penyabunan kecuali pada rendemen sabun dekokta kulit manggis.
Kata Kunci : Sabun organik transparan, minyak jelantah, ekstrak etanol, dekokta, kulit manggis, kulit
jeruk purut, standar SNI 06-35321994.
ISSN : 2355-1313 47
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 48
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
pengaruh terhadap parameter sabun organik parameter dibandigkan dengan standar SNI
transparan berbasis minyak jelantah dengan 06-3532-1994.
pengaroma minyak atsiri kulit jeruk purut dan Pemurnian Minyak Jelantah
sabun yang dihasilkan memenuhi standar SNI Pemurnian minyak jelantah dengan
06-3532 1994. menggunakan sari mengkudu matang dengan
perbandingan minyak : sari mengkudu 1:3.
1.2. METODE PENELITIAN Minyak jelantah dan sari mengkudu
Jenis Penelitian dipanaskan padasuhu 700 C sambil
Penelitian ini termasuk penelitian dilakukan pengadukan kemudian didinginkan
eksperimental dan dilakukan pemisahan fase minyak dan
fase air dengan corong pisah kemudian
Tempat Dan Waktu Penelitian minyak disaring sebanyak 3x.
Tempat di labolatorium Farmasetika dan
Laboratorium Farmakognosi Poltekkes Bhakti IsolasiMinyakAtsiriKulitJerukPurut
Mulia Sukoharjo Waktu. Penyusunan Karya Kulit jeruk purut di oven selama 10 menit
Tulis ini dimulai pada bulan Januari hingga kemudian di isolasi dengan penyari aquadest
Mei 2014. 250 ml dengan destil asistahl selama 2 jam.
ISSN : 2355-1313 49
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
10 - 20 mm Kuat
5 - 10 mm Sedang
5 mm Lemah
ISSN : 2355-1313 50
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Keterangan :
Nilai P < 0,05 Ho ditolak (Data Tidak Terdistribusi Normal)
Nilai P >0,05 Ho diterima (Data Tidak Terdistribusi Normal)
Keterangan :
Nilai P < 0,05 Ho ditolak (ada perbedaan yang signifikan)
Nilai P >0,05 Ho diterima (tidak ada perbedaan yangsignifikan)
3.2. Uji Organoleptik kulit manggis 76,38 % b/b. Sabun SNI memiliki
Warna rendemen 84,22% b/b 92,39% b/b. Dengan
Warna sabun yang dihasilkan merupakan Uji statistik ada perbedaan yang signifikan
warna asli tanpa penambahan bahan pewarna. rendemen sabun ekstrak etanol dan dekokta
Hasil formulasi sabun ekstrak etanol dan kulit manggis. Rendemen sabun ekstrak etanol
dekokta kulit manggis menghasilkan warna memenuhi SNI dan dekokta tidak memenuhi
yang berbeda. Pada ekstrak etanol didapatkan SNI.Rendemen sabun ekstrak etanol lebih
rerata sabun transparan yang berwarna tinggi daripada sabun dekokta kulit manggis.
orange dan diduga dalam formulasi sabun Hal ini disebabkan karena didalam formulasi
transparan ekstrak etanol zat pelagornidin sabun transparan menggunakan etanol
pada antosianin dapat larut dengan baik sehingga konsentrasi etanol tinggi yang
sehingga memberikan dominan warna orange. menyebabkan antosianin larut dalam ekstrak
Pada dekokta kulit manggis didapat rerata etanol lebih sempurna daripada dekokta kulit
arna ungu, zat yang larut dengan baik pada manggis. Semakin tinggi kandungan etanol
formulasi sabun dekokta kulit manggis adalah akan semakin banyak zat antosianin yang
kandungan sianidin yaitu cyanidin-3- terlarut sehingga pigmen antosianin dapat
sophoroside, dan cyanidin-3-glucoside menyebabkan warna sabun menjadi lebih
sehingga ekstrak kulit manggis mempunyai tajam. Antosianin dekokta kulit manggis yang
pengaruh pada warna sabun. terekstraksi tidak banyak warna pigmennya
karena antosianin akan mudah rusak oleh
Aroma pengaruh suhu dan cahaya sehingga pada
Aroma yang dihasilkan adalah khas formulasi sabun antosianin dari dekokta kulit
aromatis dari minyak atsiri kulit jeruk purut manggis tidak terekstraksi secara sempurna
pada sabun ekstrak etanol maupun dekokta dan sebagian hilang karena mengalami
kulit manggis sehingga tidak ada penambahan degadrasi pada saat pemanasan dalam
aroma sabun dari luar. pembuatan sabun. Sehingga menyebabkan
Bentuk dan Tekstur rendemen sabun dekokta kulit manggis lebih
Bentuk sabun yang dihasilkan pada kecil.
sabun ekstrak etanol dan dekokta kulit Rendemen juga dipengaruhi oleh
manggis padat kotak sesuai dengan cetakan viskositas suatu zat. Semakin tinggi viskositas
dan transparan. Tekstur yang didapatkan dari suatu zat maka rendemennya juga akan lebih
sabun ekstrak etanol dan dekokta kulit besar. Ekstrak yang disari dengan etanol
manggis sesuai SNI tidak berminyak, kesat da mempunyai viskositas lebih tinggi sehingga
keras. ekstraknya lebih kental dan pada saat
diformulasikan ke sabun menjadi lebih padat
Rendemensabun sehingga bobotnya tinggi menyebabkan
Rerata rendemen sabun ekstrak etanol rendemennya cukup tinggi. Dekokta kulit
kulit manggis 84,923 % b/b dan sabun dekokta manggis menggunakan cairan penyari air
ISSN : 2355-1313 51
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
maka viskositasnya rendah dan ekstrak yang disebabkan karena perbedaan besarnya
didapatkan kurang kental sehingga pada saat kandungan zat aktif. Kandungan zat aktif pada
diformulasikan ke sabun menyebabkan sabun ekstrak etanol kulit manggis lebih tinggi
kekerasan sabun berkurang sehingga bobot konsentrasinya sehingga memiliki daya
sabun juga berkurang dan rendemennya juga hambat lebih besar daripada sabun dekokta
lebih rendah. Rendemen sabun ekstrak etanol kulit manggis. Ekstrak etanol dan dekokta kulit
memenuhi standar SNI tetapi dekokta tidak manggis mempunyai daya hambat terhadap
memenuhi standar SNI bakteri Staphylococcus aureus hal ini sesuai
dengan penelitian sakagami et all (2002)
Uji pH Sabun bahwa kulit manggis mempunyai daya anti
Rerata pHsabun ekstrak etanol 9,67 dan bakteri yang kuat dan bersifat sinergis dengan
dekokta 10,33. pH sabun SNI berkisar antara antibiotik dalam melawan bakteri.
8-11. Dengan uji statistik tidak ada perbedaan
yang signifikan pH sabun ekstrak etanol dan Uji Angka Penyabunan
dekokta kulit manggis dan pHsabun ekstrak Rerata angka penyabunan pada sabun
etanol dan dekokta kulit manggis memenuhi ekstrak etanol kulit manggis adalah 4,07 mg
standar SNI. pH sabun yang baik adalah basa KOH/ gram dan dekokta 4,21 mg KOH/gram.
karena sabun digunakanuntuk menghancurkan Angka penyabunan SNI min 0,7 mg/gram
lemak pada kulit sehingga kotoran yang KOH. Dengan uji statistik tidak ada perbedaan
melekat padalemak dapat larut air dan pH yang signifikan angka penyabunan sabun
mempengaruhi absorbsi kulit sehingga Ph ekstrak etanol dan dekokta kulit manggis. Dan
yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat angka penyabunan sabun ekstrak etanol dan
menyebabkan iritasi pada kulit. dekokta kulit manggis memenuhi SNI. Menurut
Ketaren (1986), angka penyabunan dalam
Uji Panjang Busa Sabun minyak dipengaruhi oleh adanya senyawa-
Reratapanjangbusasabun ekstrak etanol senyawa yang tak tersabunkan dalam minyak
kulit manggis 1,21 cm dan sabun dekokta kulit seperti sterol, pigmen, hidrokarbon, dan
manggis 0,9 cm. Panjang busa SNI 0,87-2,73 tokoferol yang dapat mengurangi kekuatan
cm. Dengan uji statistik ada perbedaan oksidasi terhadap ikatan tidak jenuh asam
signifikan panjang busa sabun ekstrak etanol lemak. Semakin besar angka penyabunan
dan dekokta kulit manggis tetapi keduanya semakin banyak lemak yang tersabunkan yang
memenuhi panjang busa SNI. menyebabkan kualitas minyaknya semakin
bagus sehingga kualitas sabun juga tinggi.
Uji Daya Hambat Terhadap Bakteri Kualitas minyak yang mengalami degradasi
Staphylococcus aureus. dapat menurunkan kualitas sabun sehingga
Rerata diameter daya hambat sabun sabun menyebabkan iritasi bila digunakan.
ekstrak etanol kulit manggis pada konsentrasi Minyak goreng pada penelitian ini di murnikan
100% 24 mm, konsentrasi 80% 22 mm, dengan sari mengkudu, antioksidan sari
konsentrasi 60% 20 mm. Rerata sabun mengkudu dapat menurunkan asam lemak
dekokta kulit manggis pada konsentrasi 100% jenuh dalam minyak kemudian didalam
22 mm,konsentrasi 80% 20 mm, konsentrasi formulasi sabun, ekstrak kulit manggis dapat
60% 22 mm. Diameter daya hambat bakteri mempertahankan ikatan asam lemak tak jenuh
menurut SNI > 20 mm adalah sangat kuat. dalam minyak sehingga mendapatkan angka
Dengan uji statistik tidak ada perbedaan yang penyabunan yang baik.
signifikan dimater daya hambat sabun ekstrak
etanol dan dekokta kulit manggis. Daya Uji Stabilitas Sabun
hambat sabun ekstrak etanol dan dekokta kulit Stabilitas sabun meliputi perubahan
manggis memenuhi SNI. Daya hambat bakteri warna,bentuk dan tingkat kekerasan sabun.
Staphylococcus aureus sabun ekstrak etanol Stabilitas sabun ekstrak etanol kulit manggis
kulit manggislebih besar daripada daya sangat stabil pada suhu dingin maupun suhu
hambat sabun dekokta kulit manggis. Hal ini kamar tetapi stabilitas sabun dekok kulit
disebabkan perbedaan kandungan senyawa manggis sangat stabil pada suhu dingin dan
yang terikat pada setiap konsentrasi ekstrak stabil pada suhu ruangan karena tingkat
dimana semakin tinggi konsentrasi ekstrak kekerasan sabun dekokta kulit manggis pada
yang digunakan maka semakin besar pula suhu ruangan dibawah sabun ekstrak etanol.
senyawa antimikroba yang dikandung oleh
ekstrak tersebut. Hal ini sesuai dengan Uji Homogenitas Sabun
pernyataan Barnet (1992) yang menyatakan Sabunekstrak etanol dan dekokta kulit
bahwa perbedaan besarnya daerah hambatan manggis mempunyai homogenitas yang sama
untuk masing-masing konsentrasi dapat
ISSN : 2355-1313 52
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
tidak ada partikel asing adalam sabun dan [4] BadanStandarNasional Indonesia.
dapat tercampur merata dengan basisnya. 1994. StandarisasiSabunPadat.
Jakarta: Badan SNI Indonesia.
Uji Transparansi Sabun [5] Bourne. 1982. Food Texture and
Hasil sabun ekstrak etanol dan dekokta Viscosity. Concept and Measurement.
kulit manggis transparan dan tembus pandang Academic. Academic Press, Inc. New
dinilai dari 20 panelis responden. Hal ini York...
disebabkan pada formulasi menggunakan [6] Effendi,W.1991.
alkohol dan gliserin untuk transparansi sabun Ekstraksi,purufikasi,karakterisasi
kemudian ditambah dengan gula pasir yang Antosianin dari kulit manggis (Garcinia
menentukan tingkat tarnsparansi sabun. mangostana L). Fakultas pertanian
Semakin putih gula pasir yang yang digunakan institut pertanian bogor. Bogor
transparansi sabun semakin baik. [7] Harborne, J. B. 1987. Metode
Fitokimia. ITB : Bandung.
4.1. KESIMPULAN DAN SARAN [8] Harborne, J.B. 1996.
Tidak ada perbedaan yang signifikan MetodeFitokimia:Penuntun Cara
sabun ekstrak etanol dan dekokta kulit ModernMenganalisa Tumbuhan.
manggis kecuali rendemen dan panjang busa (Diterjemahkan oleh : K. Padmawinata
sabun. Ekstrak etanol dan dekokta kulit dan i. Soediro).Bandung : Penerbit
manggis mempunyai pengaruh terhadap ITB.
rendemen dan parameter sabun. Sabun [9] Jawelz, M. A. 1995, Mikrobiologi
ekstrak etanol dan dekokta kulit manggis Kedokteran (Medical Microbiology)
memenuhi standar SNI dalam rendemen dan Edisi 20, EGC, Jakarta
parameter organoleptis, pH, panjang busa, uji [10] Ketaren, S., 1986. Pengantar Minyak
stabilitas, uji homogenitas, uji transparansi, dan Lemak Pangan. UI Press, Jakarta.
daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus [11] MoongkarnAntiproliferation,
aureus dan angka penyabunan kecuali pada antioxidation andinddi P, Kosem N,
rendemen sabun dekokta kulit manggis Kaslungka S,Luanratana O, Pongpan
Untuk meningkatkan kualitas sabun N, Neungton N.,2004, uction of
organik transparan berbasis minyak jelantah apoptosis by Garciniamangostana
dengan pengaroma minyak atsiri kulit jeruk (mangosteen) on SKBR3human breast
purut dan pewarna ekstrak etanol dan dekokta cancer cell line,JEthnopharmacol.,
kulit manggis diperlukan upaya penelitan lebih 90(1):161-166.
lanjut dengan dilakukan uji kadar air, bilangan [12] Mulyati, S., Meilina, Hesti. 2006.
asam, bilangan peroksida sesuai standar SNI, Pemurnian minyak jelantah dengan
uji daya antioksidan secara in vitro dan in vivo, menggunakan sari mengkudu.
dan uji daya hambat bakteri terhadap bakteri UNSYIAH Digital Librar
Escherichia coli [13] Naimah S, dan Lina H. 2004.
Pengaruh Konsentrasi Asam dan
REFERENSI Waktu Ekstraksi Antosianin dari Kulit
[1] Andriany, Megah and Nurrahima, Ns. Buah Manggis (Garciana mengostana
Artika(2009)Pengembangan Upaya L.).Buletin Penelitian Volume 26 No 1.
Peningkatan Kualitas Minyak Goreng [14] Niken Dian Saraswati Dan Suci Epri
Bekas Melalui Proses Adsorpsi. Astutik, 2011. Ekstraksi Zat Warna
Universitas sumatra utara Alami Dari Kulit Manggis Serta Uji
[2] Amin Fathoni, Mando Hastuti, Dwi Stabilitasnya. Jurusan Tekhnik Kimia,
Agustina V, Suwandri, 2013. Fakultas Tekhnik Universitas
Penentuan Jenis Dan Konsentrasi Diponegoro.
Pelarut Untuk Isolasi Zat Warna Kulit [15] Palapol Y, Ketsa S, Stevenson D,
Buah Manggis (Garcinia mangostana Cooney JM, Allan AC, Ferguson IB
L). Program Studi Kimia MIPA (2009) Colour development and quality
Fakultas Sains dan Teknik UNSOED of mangosteen (Garciniamangostana
Purwokerto L.) fruit during ripening and after
[3] Asep Muhamad Samsudin Dan harvest. Postharvest Biol Technol
Khoiruddin, 2008. Ekstraksi, Filtrasi, 51:349353
Membran Dan Uji Stabilitas Zat Warna [16] Sakagami, Y., Kajimura, K.,
Dari Kulit Manggis(Garcinia Wijesinghe, W.M.N.M., Dharmaratne,
mangostana L). Jurusan Tekhnik H.R.W., 2002. Antibacterial activity of
Kimia, Fakultas Tekhnik Universitas Calozeyloxanthone isolated from
Diponegoro. Calophyllum species against
ISSN : 2355-1313 53
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 54
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Abstrak
Latar Belakang: Nyeri merupakan sensasi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan jaringan. Kerusakan ini juga mengakibatkan adanya radang, yang mungkin
akan berkembang menjadi suatu penyakit, sehingga rasa nyeri akan meningkat. Jika
rasa nyeri tidak diatasi, maka akan menyebabkan terganggunya aktivitas bahkan
keparahan penyakit akan meningkat. Seiring berkembangnya ilmu pengobatan,
masyarakatpun semakin kritis dalam memelihara kesehatannya. Penggunaan senyawa
analgetik sintesis, memiliki banyak efek samping, sehingga beralih ke penggunaan
bahan alam, salah satunya adalah daun kersen (Muntingia calabura L). Pada
masyarakat Peru, daun kersen digunakan untuk mengurangi radang, juga mampu
meredakan sakit kepala. Kandungan daun kersen antara lain senyawa flavonoid,
alkaloid, tanin dan saponin, yang memiliki khasiat sebagai antioksidan, analgetik juga
antibakteri.
Tujuan : Mengetahui kemampuan atau aktivitas analgetik infusa daun kersen pada
hewan uji mencit jantas Ras Swiss.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan desain post-
test only control group dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini
adalah daun kersen dan mencit ras swiss. Sedangkan sampel yang digunakan adalah
daun kersen yang sudah tua dan mencit jantan ras swis dengan bobot 25gram-30
gram. Perlakuan yang diberikan mencit ada empat kelompok, yaitu kelompok uji
dengan Dosis infusa daun kersen 27mg/kgBB, kelompok uji dengan dosis infusa 270
mg/kgBB, kontrol negative menggunakan CMC Na dan kontrol positif menggunakan
parasetamol. Pengamatan dilakukan dengan melihat jumlah geliat pada masing-
masing kelompok uji, kemudian dihitung daya analgetiknya. Analisis hasil tersebut
kemudian dianalisa menggunakan metode Anova dengan bantuan SPSS 16.0.
Hasil: Hasil rendemen infundasi daun kersen adalah 92,59 % v/b. Hasil persentasi
daya analgetik dosis 270 mg/kg BB dan 27 mg/kg BB dari tiga kali replikasi. Dosis 270
mg/kg BB dari replikasi pertama diperoleh rata-rata 60,81 %, replikasi ke dua memiliki
rata-rata 57,59 %, dan replikasi ke tiga memiliki rata-rata 56,04 %. Dosis 27 mg/kg BB
dari replikasi pertama diperoleh rata-rata 37,50 %, replikasi kedua 35,84 %, replikasi
ke tiga 35,83 %. Rata-rata persentase daya analgetik kontrol positif paracetamol dosis
4,5 mg/kg BB memiliki rata-rata 69,58 %. Pada uji anova, terdapat perbedaan
bermakna, dilihat dari nilai Fhitung>Ftabel, yaitu 36,780>3,5219. Tetapi pada uji LSD
pada dosis 270 mg/kg BB dengan dosis 27 mg/kg BB diperoleh hasil tidak ada
perbedaan, tetapi dengan kontrol positif paracetamol memiliki perbedaan
Kesimpulan: Infusa daun kersen (Muntingia calabura L) memiliki aktivitas sebagai
analgetik, setelah diujikan pada mencit jantan Ras Swiss.
Kata kunci: daya analgetik, infusa daun kersen, mencit jantan Ras Swiss
ISSN 2355-1313 55
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Abstract
Keywords: analgethic activity, kersen leaves infusa, Swiss Rass mice male
ISSN 2355-1313 56
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
digunakan untuk melawan bakteri dan digunakan adalah daun kersen juga
secara tradisional buah talok atau kersen mencit jantan Ras Swiss dengan berat
dan kulit batang talok dapat digunakan badan 25-30 gram.
untuk mengobati asam urat, antiseptik Penelitian dilakukan dengan
anti infalamasi dan anti tumor. Untuk membuat infusa dari daun talok, yaitu
penyembuhan antiseptik dengan cara direbus selama 15 menit pada suhu 900
menggunakan air rebusan buah talok, kemudian diserkai selagi panas.
daun dan kulit batang talok dengan Perlakuan penelitian dibagi menjadi 4
dioleskan kedaerah luka untuk kelompok, yaitu kelompok 1 adalah
membunuh bakteri C. Diptheriea, kelompok perlakuan dengan dosis 27
S.Aureus,P Vulgaris,S epidemidis dan K mg/kgBB, kelompok 2 adalah kelompok
Rizhophil (Aziamanda, 2013). perlakuan dengan dosis 270 mg/kgBB,
Analgesik atau analgetik, adalah kelompok 3 adalah kontrol negative
obat yang digunakan untuk mengurangi menggunakan CMC Na yang dilarutkan
atau menghilangkan rasa sakit atau pada aquabides dan terakhir kontrol
obat-obat penghilang nyeri tanpa positif menggunakan parasetamol.
menghilangkan kesadaran. Obat ini Skala data yang digunakan adalah
digunakan untuk membantu meredakan rasio yaitu penggabungan dari ketiga
sakit, sadar tidak sadar kita sering sifat skala sebelumnya skala rasio
mengunakannya misalnya ketika kita memiliki nilai nol mutlak dan datanya
sakit kepala atau sakit gigi, salah satu dapat dikalikan atau dibagi tetapi jarak
komponen obat yang kita minum antara kategoriyang tidak sama karena
biasanya mengandung analgesik atau bukan dibuat dalam rentang interval.
pereda nyeri (Mutschler, 1991). Pengambilan data dengan mengamati
Nyeri terjadi jika organ tubuh, otot, jumlah geliat yang terjadi pada mencit
atau kulit terluka oleh benturan, penyakit, setelah diinduksi menggunakan asam
keram, atau bengkak. Rangsangan asetat secara intraperitoneal, pada
penimbul nyeri umumnya punya masing-masing kelompok uji. Setelah itu,
kemampuan menyebabkan sel-sel dihitung persentase daya analgetiknya.
melepaskan enzim proteolitik (pengurai Analisa hasil daya analgetik
protein) dan polipeptida yang menggunakan metode anova dengan
merangsang ujung saraf yang kemudian bantuan SPSS 16.0
menimbulkan impuls nyeri. Senyawa
kimia dalam tubuh yang disebut HASIL DAN PEMBAHASAN
prostaglandin beraksi membuat ujung
saraf menjadi lebih sensitif terhadap Hasil
rangsangan nyeri oleh polipeptida ini Berdasarkan penelitian diperoleh
(Mutschler, 1991). hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Diagram persentase jumlah
METODE PENELITIAN geliat
Penelitian dilakukan di Prodi DIII
Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
Sukoharjo, pada bulan mei 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental menggunakan posttest
only control group design dengan
pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah
daun kersen yang sudah tua dan mencit
jantan ras Swiss. Sampel yang
ISSN 2355-1313 57
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 58
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 59
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 60
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ABSTRACT: Background : The development of the world energy needs are increasing and
limitations of fossil energy causes the current attention devoted to search for sources of
environmentally friendly renewable energy such as solar energy, hydro energy, geothermal energy,
and biomass energy. Global issues of climate change also encourage the use of biomass as a
replacement fuel or as an additive.
Objective : To determine the effect of particle size on the provision of natural zeolite and to merease
levels of Bioethanol and To make bhioethanol with grading more pure than the levels of the previous
samples with the addition of natural zeolite as an adsorbent of water.
Methods : This study was a kind of experimental research, data analysis methods used in this study
was the SPSS statistical one-way analysis of variance ( Oneway Analysis of variance = Oneway
ANOVA ).
Results : From the results of this study were obtained from the addition of bioethanol increased levels
of zeolites with different particle size measurement, with a No. 20 sieve size levels increased by 18 %,
sieve size No. 50 levels increased by 20.4 %, while there was an increase in coarse mixture levels by
7.2 %. The result the results of ANOVA test should significant any different about particle size with
increasing levels of bioetanol.
Conclusion : Based on the results obtained, it can be concluded that the smaller the particle size, will
be produced of greater levels of bioethanol.
Keywords : Elevated levels, particle size zeolite, Bioethanol .
ABSTRAKSI: Latar Belakang: Perkembangan kebutuhan energi dunia yang semakin meningkat dan
keterbatasan energi fosil menyebabkan perhatian saat ini ditujukan untuk mencari sumber-sumber
energi terbarukan yang ramah lingkungan seperti energi surya, energi hidro, energi geotermal, dan
energi biomassa. Isu global tentang perubahan iklim juga mendorong penggunaan energi biomasa
sebagai pengganti bahan bakar atau sebagai bahan aditif.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pemberian Zeolit alam terhadap peningkatan
kadar Bioetanol dan untuk membuat Bioetanol dengan kadar yang lebih murni dari kadar sampel
sebelumnya dengan penambahan zeolit alam sebagai adsorbent air.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental, metode analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah data statistik SPSS analisis ragam satu arah (Oneway Analysis
of variance = Oneway ANOVA)
Hasil: Dari penelitian ini diperoleh hasil peningkatan kadar bioetanol dari penambahan zeolit dengan
ukuran ukuran partikel yang berbeda, dengan ukuran ayakan No 20 terjadi peningkatan kadar sebesar
18 %, ukuran ayakan No 50 terjadi peningkatan kadar sebesar 20,4 % sedangkan pada campuran
kasar terjadi peningkatan kadar sebesar 7,2 %. Dari hasil uji ANOVA diperoleh hasil yang signifikan.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa semakin kecil ukuran
partikelnya maka semakin besar kadar bioetanol yang di hasilkan
Kata Kunci: Peningkatan kadar, Ukuran partikel Zeolit, Bioetanol.
ISSN : 2355-1313 62
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
50 dengan ukuran 0,508 mm, sedangkan pada Ukuran partikel yang akan dipisahkan juga
campuran kasar ukuran partikelnya tidak merupakan salah satu faktor yang dapat
menentu karena ada yang kecil dan ada yang mempengaruhi kapasitas dan laju adsorpsi zeolit
besar. terhadap adsorbat tertentu. Ukuran partikel pori
Untuk mengetahui peningkatan kadar zeolit akan mempengaruhi selektifitas zeolit
bioetanol ditetapkan dengan menggunakan terhadap molekul-molekul mana yang akan
Alkoholmeter dikarenakan alatnya lebih masuk ke dalam rongga zeolit dan mana yang
sederhana, harganya murah, serta mudah dalam akan ditolak. Semakin kecil diameter pori, maka
pengamatannya. Alat ini dapat menganalisa proses pemisahan menggunakan sifat zeolit akan
secara langsung peningkatan kadar yang semakin selektif. Berkaitan dengan jumlah pori,
terdapat sampel bioetanol tersebut. Cara kerja apabila diameter pori semakin banyak, maka
alat ini adalah dengan meletakkan alkoholmeter akan semakin banyak senyawa-senyawa yang
kedalam sampel bioetanol dari hasil dapat masuk dan terjerap dalam pori-pori zeolit.
penambahan zeolit yang telah ditampung. Sebaliknya, semakin kecil diameter pori dari
Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil suatu zeolit, maka zeolit tersebut akan semakin
peningkatan kadar dari penambahan zeolit selektif dalam menyerap ataupun meloloskan
dengan hasil ayakan No 20 terjadi peningkatan zat-zat yang akan terjerap ke dalam pori-pori
kadar sebesar 18 %, dan hasil ayakan No 50 zeolit. Selain itu, diameter pori zeolit juga dapat
sebesar 20,4 %, sedangkan pada campuran digunakan untuk menentukan golongan ataupun
kasar diperoleh hasil sebesar 7,2 %. Dari ketiga klasifikasi dari sampel zeolit sebagai material
hasil peningkatan kadar etanol tersebut berpori. Physisorption (adsorpsi secara fisik)
menunjukkan bahwa semakin kecil ukuran digunakan untuk menentukan kemampuan
partikelnya maka di peroleh kadar yang semakin adsorbsi dari zeolit, baik zeolit alam, yang
besar. dimodifikasi, maupun zeolit sintetis 3A. Proses
Dari hasil analisa SPSS diperoleh : adsorbsi yang terjadi pada zeolit merupakan
1. Dari tabel Tests of Normality didapatkan hasil adsorpsi secara fisik (physisorption) dimana
yang signinifikan yaitu lebih besar dari = struktur elektron dari molekul zeolit tidak
0,05. terganggu pada saat proses adsorbsi.
2. Dari tabel tests of homogeneity of variance Prinsip dari penelitian ini adalah bahwa
yang menguji hipotesis ukuran molekul air lebih kecil daripada molekul
Ho : 1 = 2 = 3 alkohol sehingga air dapat terjerap masuk ke
H 1 : 1 2 3 dalam pori pori zeolit sementara etanol tidak
Di mana : 1 = Rerata kadar dengan dapat terjerap masuk ke dalam pori pori zeolit
pemberian zeolit hasil ukuran no 20 karena ukuran molekulnya lebih besar daripada
2 = Rerata kadar dengan pemberian ukuran pori pori zeolit.
zeolit hasil ukuran no 50 Ukuran partikel zeolit berkaitan dengan luas
3 = Rerata kadar dari hasil campuran permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel
kasar (no 60) total maka semakin besar luas permukaan
Memberikan nilai P Value ( signifikan ) = kontak antar zat. Dengan demikian semakin
0,364 yang lebih besar dari = 0,05 banyaknya area kontak maka suatu zat di
sehingga Ho : 1 = 2 = 3 tidak dapat harapkan semakin mudah / cepat bereaksi.
ditolak. Kesimpulan ketiga sampel Pada penelitian ini semakin banyak luas
peningkatan kadar berasal dari populasi permukaan yang kontak akan menghasilkan
yang memiliki ragam yang sama. adsorbsi air lebih banyak. Perbedaan ukuran
3. Dari tabel hasil uji statistik ANOVA, memberi partikel akan menghasilkan kadar etanol yang
nilai statistik F = 186,232, Karena P Value berbeda dan semakin kecil ukuran partikel
(signifikan) = 0,000 lebih kecil dari = 0,05, diperoleh kadar yang semakin besar. Pada
maka Ho : 1 = 2 = 3 ditolak sehingga campuran kasar yang ukurannya tidak menentu,
ada perbedaan yang signifikan, Kesimpulan maka efektivitas penyerapan airnya semakin
dari ketiga peningkatan kadar menghasilkan kecil sehingga hasil peningkatan kadarnya
produk dengan kualitas yang berbeda. rendah.
4. Untuk mengetahui purata peningkatan kadar
mana saja yang berbeda, di lakukan Post 3.1. Kesimpulan
Hoc Multiple Comparison. Hasil output SPSS Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
untuk Post Hoc Multiple Comparison LSD yaitu peningkatan kadar bioetanol dengan
adalah bahwa purata peningkatan kadar No penambahan zeolit dengan ukuran partikel yang
20 berbeda dengan purata peningkatan berbeda diperoleh hasil peningkatan kadar
kadar No 50 dan purata peningkatan kadar dengan no ayakan 20 sebesar 18%, no ayakan
No 60 (campuran kasar). 50 sebesar 20,4 %, dan campuran kasar (no 60)
sebesar 7,2%.
ISSN : 2355-1313 63
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Dari hasil penelitian di atas maka dapat [11] Dwi, 2007. Bioetanol, energi alternatif
disimpulkan bahwa semakin kecil ukuran partikel yang kompetitif. www. Dwi
zeolit maka semakin besar kadar etanol yang di blogspot.com.Tanggal 19 marat 2014
hasilkan. [12] Flanigen EM. 1980. Molecular Sieve
Zeolite Technology-The First Twenty-
3.1. Saran Five Years. Plenary Paper-Technology.
1. Perlu dilakukannya destilasi untuk alkohol Pure Appl Chem 52 : 2191-2211. Great
yang telah di beri perlakuan pemberian zeolit Britain : Pergamon Pr.
untuk penelitian lebih lanjut. [13] Fogler, Scott H. Elements of Chemical
2. Perlu dilakukan penggojokan kembali dengan Reaction Engineering . University of
bobot yang terbagi untuk penelitian lebih Michigan, USA. 1991.
lanjut. [14] Gruszkiewics, M.S., Simonson, J.M.,
Burchell, T.D., Cole, D.R., 2005, Water
REFERENSI Adsorption and Desorption on
[1] Abdur Rahman & Budi Hartono. 2004. Microporous Solids at Elevated
Makara, kesehatan, vol. 8, no. 1, juni Temperature, Journal of Thermal
2004: 1-6:Penyaringan air tanah dengan Analysis and Calorimetry 81, 609-615.
zeolit alami untuk menurunkan kadar [15] Harjanto, S., (1987) : Lempung, Zeolit,
besi dan mangan. Jakarta: Departemen Dolomit, dan Magnesit, Publikasi
Kesehatan Lingkungan, Fakultas khusus,Direktorat Sumber Daya Mineral,
Kesehatan Masyarakat, Universitas 108-119.
Indonesia, Depok 16424, Indonesia [16] Igbokwe, P.K., Okolomike, R.O.,
[2] Al-Asheh S, Banat F, Al-Lagtah N. 2004. Nwokolo, S.O., 2008, Zeolite for Drying
Separation of Ethanol-Water Mixtures of Ethanol-Water and Methanol-Water
Using Molecular Sieves and Biobased Systems from Nigerian Clay Resource,
Adsorbents. Chem Eng Res Des 82 : Journal of The University of Chemical
855-864. Technology and Metallurgy, 43, I, 109-
[3] Auerbach, Scott M., Carrado, Kathleen 112.
A., & Dutta, Prabir K.. 2003. Handbook of [17] Jozefaciuk, G., Bowanko, G., 2002,
zeolite science and technology. New Effect of Acid and Alkali Treatments on
York: Marcel Dekker, Inc. Surface Areas and Adsorption Energies
[4] Balat, M., Balat, H. and z, C., 2008, of Selected Minerals, Journal Clays and
Progress in bioethanol processing. Clay Minerals, 50 No. 6, 771-783.
Progress in Energy and Combustion [18] Kohl S. 2004. Ethanol 101-7 :
Science, 34:551573. Dehidration. Ethanol Today. Maret 2004.
[5] Bries. A. Rodiel, 2008. The Extraction of http://www.ovsclub.com.vn/datapic/File/E
Bioethanol from Pineaplle (Ananas thanol_Dehydration.pdf. (5 mei 2014).
Comosus) Peelings Through [19] Moechtar., (1990), Farmasi Fisika,
Simultaneous Saccharification and UGM Press, Yogyakarta, 169
Fermentation Using The Yeast [20] Onuki S. 2006. Bioethanol : Industrial
Saccharomyces Cerevisiae. Quezon City production process and recent studies.
Science High School, Istanbul. www.public.iastate.edu/~tge/courses/ce5
[6] Butland, T.D., 2008, Adsorption Removal 21/sonuki.pdf. (5 mei 2014).
of Tertiary Butyl Alcohol from [21] Ozkan, F.C., Ulku, S., 2005, The Effect
Wastewater by Zeolite, Thesis of of HCl Treatment on Water Vapor
Worcester Polytechnic Institute. Adsorption Characteristics of
[7] Chemiawan. T. 2007. Krisis energi dan Clinoptilolite Rich Natural Zeolite, Journal
globalisasi http://mahasiswanegarawan. Microporous and Mesoporous Materials
wordpress. com 18 -08 2007 Diakses 77, 47-53.
tanggal 19 maret 2014 [22] Ozkan, F.C., Ulku, S., 2008, Diffusion
[8] Clark J. 2007. Pembuatan Alkohol dalam Mechanism of Water Vapour in A Zeolitic
Skala Produksi. http://www.chem-is- Tuff Rich in Clinoptilolite, Journal of
try.org. (5 mei 2014). Thermal Analysis and Calorimetry 94,
[9] Depkes,1979. Farmakope indonesia 699-702
edisi III. Jakarta: Depatermen kesehatan [23] Paturau, J. M. 1981. By Product of the
Republik Indonesia. Sugar Cane Sugar Industry: An
[10] Djaeni, M., 2008, Energy Efficient Introduction to Their Industrial Utilization.
Multistage Zeolite Drying for Heat Elseiver Scientific Publ. Co.Amsterdam.
Sensitive [24] Payra, P., Dutta, P.K., 2003, Zeolites : A
Primer, in Auerbach, S.M., Carrado,
ISSN : 2355-1313 64
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 65
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ABSTRACT
Background: Lately, most people have the less of sleep well ability, it causes many
problems rising, like migraine, decreasing of imunity, less of work productives even
decreasing of metal function. Most people consume many chemical medicines for
solving that problems.In otherhand, it has a lot of side effects that will be danger to our
body. Because of this, many scientists discover the sedative effect from nature
materials, one of them is nut grass root (Cyperus rotundus L). Allegedly, the nut grass
root contains alkaloid, flavanoid and saponine that can rise the sedative effect.
Objective: This research has goal to prove the sedative effect from the nut grass root
infusa to mice. This research also has goal to know the effective doses from the nut
grass root infusa potension if compared with fenobarbital as positive control.
Method: This study was the experimental research with post test only control group
design cross sectional. The population for this study were male mice and the nut grass
root (Cyperus rotundus L), the samples for this study were nut grass infusa with using
infundation method and thirdty three mices swiss rases, which have weight about 20-
40 gram, male and addolescent and the mices swiss race grouping into 5 group
treatment positive control group (fenobarbital), negative control group (CMC Na 1%),
and the nut grass root group with increase dose 4,55; 9,1; and 18,2 mg/gBB. The
sedation effect was observed as onset and duration. First, the data was analysis by
descriptive test to know average from the each data. Continued with normality test with
Shapiro wilk, the data distribution was normal if P>0,05. Then continued with
homogeneity test (Levene test), data distribution was homogeny if P>0,05. Continued
with one way Anova test , data showed the difference inter group treatment with LSD
test.
Result: Nut grass root infusa resulted rendement about 72,8% , the most high of
average onset is negative control group (mean=108,00) and the most high of average
duration was positive control group (mean=170,00). In one way anova test and post
hoc test analysis with LSD test showed that the difference inter group treatment.
Conclusion: nut grass root can give sedative effect but lower than fenobarbital.
Keywords: sedation effect, nut grass root, infusa
ABSTRAK
Latar Belakang: Berkurangnya kemampuan tidur nyenyak pada kebanyakan orang
sekarang ini, menyebabkan timbul beberapa masalah pada kesehatan, antara lain
pusing, migraine, kekebalan tubuh menurun, stress, produktivitas menurun bahkan
menurunkan fungsi metal. Untuk mengatasi masalah tersebut, kebanyakan orang
mengkonsumsi obat-obatan kimia. Jika obat-obatan tersebut dikonsumsi terus
menerus, maka efek samping yang terjadi jauh lebih besar dan berbahaya. Hal inilah
yang mendorong penggunaan sedasi dari bahan alam, salah satunya adalah tanaman
ISSN 2355-1313 66
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
umbi rumput teki (Cyperus rotundus L). Diduga efek sedasi yang ditimbulkan dari umbi
rumput teki akibat kandungan senyawa alkaloid, flavonoid dan saponin.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan efek sedasi dari infusa
umbi rumput teki dengan pembanding Phenobarbital sebagai kontrol positif. Penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui dosis efektif yang paling mendekati dosis kontrol
positif diantara variasi dosis yang diberikan.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan post test only control
group design cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah mencit dan umbi
rumput teki, sedangkan sampelnya yaitu umbi rumput teki yang sudah tua dan siap
penen, berwarna kecoklatan dan berbau harum serta mencit jantan ras swiss yabg
berumur 35 hari, berat 20-40 gram. Jumlah mencit yang diujikan sebanyak 33 ekor,
yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol positif
(fenobarbital), kontrol negatif (CMC Na 1%), kelompok infusa umbi rumput teki dengan
dosis bertingkat 4,55; 9,1 dan 18,2mg/gBB. Data yang diperoleh adalah data efek
sedasi yang timbul diamati sebagai onset dan durasi. Kemudian dilanjutkan dengan uji
One Way Anova, data menunjukkan perbedaan yang bermakna jika P=0,00 atau tidak
ada perbedaan jika P>0,00. Dilanjutkan dengan Post Hoc Test untuk mengetahui
secara rinci apakah ada perbedaan yang bermakna antar kelompok perlakuan dengan
uji LSD.
Hasil: Hasil rendemen infusa umbi rumput teki Rerata onset paling tinggi
adalah kelompok kontrol negatif (mean=108,00) dan rerata durasi paling tinggi adalah
kelompok kontrol positif (mean=170,00). Pada uli One way Anova dan pada analisis
post hoc tests dengan uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antar
kelompok perlakuan
Kesimpulan: Umbi rumput teki mampu memberikan efek sedasi namun lebih rendah
dibanding fenobarbital.
ISSN 2355-1313 67
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 68
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
jantan jenis Ras Swiss, usia 35 hari dibantu dengan program SPSS. Hasil
dengan berat badan 20-40 gram pengujian ANOVA, jika bermakna,
(sebagai hewan uji) berjumlah 33 ekor. maka dilanjutkan Posthoc test dengan
Sampel tanaman yang diujikan adalah metode LSD.
umbi rumput teki yang sudah tua
dengan warna kecoklatan dan berbau HASIL DAN PEMBAHASAN
harum yang dibuat infusa dengan Data Onset
metode infundasi Tabel 1. Uji statistik descriptive
Teknik Penelitian Dosis SD SEM RerataSEM
Pembuatan infusa pada 4.55 1.87 1.98 94.671.98
penelitian ini dengan menggunakan mg
metode infundasi, yaitu sediaan bahan 9.1 mg 1.81 3.74 48.443.74
alam disari menggunakan aquadest 18.2 1.54 4.65 33.114.65
kemudiaan dididihkan pada suhu 900C mg
selama 15 menit. Kontrol 1.00 3.57 28.003.57
Umbi rumput teki ditimbang positif
sebanyak 72,8 g dimasukkan dalam Kontrol 2.00 1.85 108.001.85
bekker glass lalu ditambahkan negatif
aquadest 145 ml. umbi rumput teki
dipanaskan diatas penangas air selama Tabel 2. Analisis Data One Way Anova
15 menit terhitung mulai tercapai suhu Nilai F Sig Keterangan
90C, kemudian disaring selagi panas 2400.649 0.000 <0.05 =
menggunakan kain flannel, kemudian bermakna
ditambahkan air panas melalui ampas
sampai volume yang dikehendaki yaitu Pada tabel 2 menunjukkan
100 ml, dan dihitung rendemennya. bahwa, hasil onset terdapat perbedaan
Selanjutnya dilakukan pengujian bermakna antara kelima kelompok.
efek sedative pada hewan uji mencit Hasil tersebut menunjukkan bahwa
jantan ras Swiss. Menimbang bobot setiap perlakuan memberikan pengaruh
masing-masing hewan uji, hewan uji signifikan terhadap efek sedasi yang
dibagi dalam 5 kelompok, yaitu 1 dihasilkan. Selanjutnya dilakukan
kelompok kontrol positif (fenobarbital), analisa Posthoc test untuk melihat
1 kelompok kontrol negatif (CMC Na perbedaan antar dua perlakuan.
1%), dan 3 kelompok perlakuan yakni Tabel 3. Uji Post Hoc Test dengan LSD
infusa umbi rumput teki dengan dosis Dosis VS Dosis Sig
4,55 mg/gBB (Dosis 1); 9,1 mg/gBB 4.55 mg vs kontrol 0.000
(Dosis 2); dan 18,2mg/gBB (Dosis 3). positig
Selanjutnya hewan uji diletakkan 9.1 mg vs kontrol 0.000
di kandang dan diamati lalu di tunggu positif
sampai mencit tertidur. Mencatat waktu 18.2 mg vs kontrol 0.000
pemberian obat sampai mulai timbulnya positif
efek (onset) dan hilangnya efek Kontrol negative 0.000
(durasi), ditandai dengan hilangnya vs kontrol positif
kemampuan hewan uji membalikkan
badan dari keadaan terlentang, hewan Pada tabel 3 menunjukkan bahwa
uji diam, tidak bergerak, usaha untuk setelah dilakukan pengujian antar
menegakkan diri tidak berhasil dan perlakuan, terdapat perbedaan
tidak lagi mencoba. bermakna ditunjukkan dengan masing-
Analisis Data masing nilai signifikan p<0.05.
Data onset dan durasi yang
diperoleh dianalisis secara statistik
menggunakan uji OneWay ANOVA
ISSN 2355-1313 69
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 70
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 71
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
m/handle/123456789/3653/
Skripsi.pdf?sequence=1. Pada
tanggal 9 april 2014
ISSN 2355-1313 72
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 73
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 1 Januari 2014 - ijmsbm.org
Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica Papaya L) Sebagai Analgetik
Yanuar Prasditya1, Sri Rejeki2
Pharmacy Undergraduate Programm Study Of Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo
ABSTRACT: Background: Indonesian Society reaching healthy lifestyle often cant separate with
traditional medicine who given by ancestor hereditarily. The one is papaya who used to be a traditional
medicine as increase the temperature when fever and disappearing menstruation siclus sickness.
Objective: This research has aim to determine the analgesic activity of extract papaya leaf and
compare the analgesic power of the ethanol extract of papaya leaf with asetosal.
Methods:This research used an experimental research method .The sample used was old papaya
leaf, leaf that have been captured green and perfectly open and located at the branch or stem that
receives the perfect light, use a population of mice as test animals, and using maceration method to
sum up the active compound. The subject of this research in was mice were divided into 5 groups,
they were the positive control, negative control, and the ethanol extract of papaya leaf at a dose of 50
mg, 100 mg, and 200 mg, with acetic acid to cause pain in mice.
Results: The results of this research were mentioned there are differences of analgesic power with
asetosal, they are power ethanol extract of papaya leaf below asetosal analgesics at doses of 50 mg,
100 mg, and 200 mg and obtained best analgesic power at a dose of 200 mg.
Conclusion: Based on the results of this research concluded that ethanol extract of papaya leaf has
analgesic activity, and there was no significant difference between the analgesic activity of ethanol
extract of papaya leaf at a dose of 200 mg aetosal given intravenously at a dose of 0.22 g / 100 ml.
Keywords: mice, the amount of stretching, Extract ethanol of Papaya Leaf.
ABSTRAK: Latar belakang : Masyarakat Indonesia mencapai hidup sehat seringkali tidak dapat
dipisahkan dengan obat tradisional yang diwariskan nenek moyang secara turun temurun. Salah
satunya daun pepaya yang memiliki manfaat sebagai obat tradisional yaitu sebagai penurun
panas,mengurangi nyeri saat haid dan menghilangkan sakit.
Tujuan :Penelitiaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktifitas analgetik ekstak daun pepaya
dan membandingkan daya analgetik ekstrak etanol daun pepaya dengan asetosal.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Sampel yang digunakan daun
pepaya yang sudah tua,daun yang diambil dipilih yang telah membuka sempurna berwarna hijau dan
terletak dibagian cabang atau batang yang menerima sinar sempurna, menggunakan populasi mencit
sebagai hewan uji, dan menggunakan metode maserasi untuk menyari senyawa aktifnya.Subjek
penelitian berupa mencit yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol negatif,
dan ekstrak etanol daun pepaya dengan dosis 50 mg, 100 mg, dan 200 mg. Dengan asam asetat
untuk menimbulkan rasa nyeri pada mencit.
Hasil :Hasil dari penelitian ini adalah menyebutkan ada perbedaan daya analgetik ekstrak etanol
dengan asetosal.yaitu daya analgetik daun pepaya dibawah asetosal pada dosis 50 mg,100 mg, dan
200 mg,dan didapat daya analgetik paling baik pada dosis 200 mg.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, ekstrak etanol daun pepaya
mempunyai aktivitas analgetik,dan tidak ada perbedaan yang signifikan aktivitas analgetik antara
ekstrak etanol daun pepaya pada dosis 200 mg dengan asetosal yang diberikan secara intravenous
dengan dosis 0,22 g /100 ml.
Kata kunci :Mencit, jumlah geliat ,Ekstrak Etanol Daun Pepaya
ISSN : 2355-1313 64
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 1 Januari 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 65
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 1 Januari 2014 - ijmsbm.org
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas ada perbedaan yang signifikan dengan kontrol
Test of Homogeneity of Variances positif. Lalu penggunaan ekstrak pada dosis
200 mg dengan kontrol positif asetosal
liat mempunyai nilai P > 0,05 sehingga diperoleh
h0 diterima sehingga tidak ada perbedaan
vene Statistic df1 df2 Sig. yang signifikan.
2.505 4 55 .053 D. Pembahasan
ISSN : 2355-1313 66
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 1 Januari 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 67
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 1 Januari 2014 - ijmsbm.org
100 mg, dan 200 mg. Semakin bertambah [4] Anonim. 2000. Inventaris Tanaman
dosis semakin banyak persen daya analgetik, Obat Indonesia ( I ). Jilid I. Jakarta:
persen dosis analgetik paling banyak pada Departemen Kesehatan dan
dosis 200 mg, sehingga daya analgetik ekstrak Kesejahteraan Sosial Republik
etanol daun pepaya paling besar pada dosis Indonesia Badan Penalitian dan
200 mg. Pembangunan Kesehatan.
ISSN : 2355-1313 68
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Sosialisasi Sediaan Serta Label Obat Ispa Dan Diare Terhadap Upaya Meningkatkan
Pengetahuan Siswa Kelas 8i Di SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo Tahun 2014
Erlina Candra Sari1, Susi Endrawati2
Program Studi D III Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
ABSTRACT: Background:The societys tendency to buy free-, limited-free or limited drugs sold in
pharmacy is worried to result in adverse effect when it is not based on the sufficient knowledge of
drug. To anticipate such the error, socialization was conducted on the Acute Respiratory Tract
Infection and Diarrhea drug preparation and label to the 8I graders of SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo.
Objective: This research aimed to find out the use of socialization with lecturing method in the
learning process to improve knowledge viewed from the cognitive and affective learning outcomes of
the 8I graders.
Method: This study was a quantitative analitic observational with cross sectional consisting of two
cycles. Each cycle consisted of four stages: planning, acting, observing and reflecting. The subject of
research was the 8I graders. Data was obtained through unstructured interview, questionnaire and
cognitive questions. Technique if analyzing data used was descriptive qualitative one.
Result: The research showed that the socialization with lecturing method could improve: 1) cognitive
learning outcome classically with the mean achievement of 72% in cycle I increasing to 80% in cycle II
or with the percentage class passing of 71% in cycle I increasing to 100% in cycle II; 2) the affective
learning outcome with the percentage achievement of 76% in cycle I increasing to 79% in cycle II.
Conclusion: Socialization with lecturing method could improve the knowledge of the 8I graders of
SMP Negeri Grogol Sukoharjo, viewed from the cognitive and affective learning outcomes of students.
Keywords: Cross sectional, preparation and label of Acute Respiratory Tract Infection and diarhea
drugs, affective and cognitive learning improvement.
ABSTRAK: Latar Belakang:Kecenderungan masyarakat membeli obat bebas, obat bebas terbatas
atau obat keras yang dijual di apotek dikawatirkan akan merugikan bila tidak dilandasi pengetahuan
tentang obat yang cukup. Mengantisipasi kesalahan tersebut diadakan sosialisasi sediaan serta label
obat ISPA dan diare terhadap siswa kelas 8I SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo.
Tujuan:Penelitian untuk mengetahui penggunaan sosialisasi metode ceramah dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan ditinjau dari hasil belajar kognitif dan afektif siswa
kelas 8I.
Metode:Penelitian ini merupakan Penelitian kuantitatif analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri empat tahap, dimulai dari perencanaan
tindakan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas 8I. Data diperoleh
melalui wawancara tidak terstruktur, angket, dan soal kognitif. Teknik analisis data yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif.
Hasil:Penelitian menunjukkan bahwa pemberian sosialisasi metode ceramah dapat meningkatkan; 1)
hasil belajar kognitif secara klasikal dengan rata-rata ketercapaian 72% di siklus I menjadi 80% di
siklus II atau dengan presentase ketuntasan kelas 71% di siklus I menjadi 100% di siklus II; 2) dapat
meningkatkan hasil belajar afektif dengan presentase ketercapaian 76% di siklus I menjadi 79% di
siklus II.
Kesimpulan:Sosialisasi metode ceramah dapat meningkatkan pengetahuan siswa kelas 8I SMP
Negeri 1 Grogol Sukoharjo ditinjau dari hasil belajar kognitif dan afektif siswa.
Kata Kunci:cross sectional, sediaan serta label obat ISPA dan diare, peningkatan belajar afektif
kognitif.
ISSN : 2355-1313 81
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
izin beredar dengan pencantuman nomor menggunakan siswa kelas 8J SMP Negeri 1
registrasi dari Badan Pengawas Obat dan Grogol Sukoharjo tahun 2014 dengan jumlah
Makanan (BPOM) atau Departemen siswa 31 orang, dan sampel yang digunakan
Kesehatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk penelitian adalah kelas 8I dengan jumlah
dalam mengkonsumsi suatu obat: 1) kondisi siswa 31 orang.
obat masih baik, 2) tanggal kadaluwarsa, 3) Tehnik pengumpulan data
membaca keterangan atau informasi yang menggunakan kuesioner angket afektif dan
tercantum pada kemasan obat atau brosur, 4) kognitif melalui sosialisasi sediaan serta label
minum obat sesuai aturan. (Wibowo. 2010: hal obat ISPA dan diare dengan metode ceramah.
14). Pernyataan di ukur dengan menggunakan
Data awal juga diambil dari skala interval.
wawancara tidak terstruktur terhadap siswa Uji validitas dan reliabilitas penilaian
kelas 8I. Dari 30 siswa, 17% atau 5 siswa afektif menggunakan Product Moment dari
menyatakan mengerti, 30% atau 9 siswa Pearson. Perhitungan validitas butir soal pada
menyatakan kurang mengerti, dan 53% atau instrumen penilaian kognitif dilakukan dengan
16 siswa menyatakan tidak mengerti terhadap menggunakan komputasi koefisien korelasi
obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat point biserial atau koefisien korelasi biserial.
keras. 5% atau 2 siswa menyatakan mengerti Realibilitas pada Instrumen penilaian kognitif
tentang warna label obat, 95% siswa atau 28 yang berbentuk objektif dapat dihitung dengan
siswa menyatakan tidak mengerti tentang menggunakan rumus Kuder Richardson (KR
warna label obat. 30% atau 9 siswa 20), Instrumen penilaian kognitif hasil untuk
menyatakan membutuhkan informasi, 70% menghitung koefisien reliabilitasnya dengan
atau 21 siswa menyatakan tidak membutuhkan menggunakan rumus alpha. Uji taraf
informasi. 55% atau 17 siswa menyatakan kesukaran soal pada soal kognitif yaitu suatu
mengobati sendiri 45% atau 13 siswa pergi ke item dinyatakan dalam bilangan indeks yang
dokter. 85% atau 26 siswa mengkonsumsi disebut Indeks Kesukaran (IK), yaitu bilangan
obat 15% atau 4 siswa mengkonsumsi jamu. yang merupakan hasil perbandingan antara
Data tersebut dipergunakan sebagai sampling jawaban benar yang diperoleh dengan
data awal bahwa siswa kelas 8I kurang jawaban yang seharusnya diperoleh dari suatu
memahami pengetahuan tentang sediaan item. Uji taraf pembeda soal kognitif adalah
serta label obat ISPA dan diare, sehingga suatu item adalah taraf sampai di mana jumlah
dilakukan solusi pemecahan masalah yaitu jawaban benar dari siswa yang tergolong
sosialisasi sediaan serta label obat ISPA dan kelompok atas (pandai) berbeda dari siswa
diare. yang tergolong kelompok bawah (kurang
Tujuan dalam penelitian sosialisasi pandai). Perbedaan jawaban benar dari siswa
metode ceramah ini adalah untuk tergolong kelompok atas dan bawah disebut
meningkatkan pengetahuan tentang sediaan Indeks Diskriminasi (ID).
serta label obat ISPA dan diare ditinjau dari
hasil belajar kognitif siswa kelas 8I dan 2.1. HASIL PENELITIAN DAN
meningkatkan pengetahuan tentang sediaan PEMBAHASAN
serta label obat ISPA dan diare dari sikap/ Deskripsi Kondisi Awal
afektif siswa kelas 8I. Sosialisasi sediaan serta label obat
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: ISPA dan diare dilakukan karena pengetahuan
(1) Pemberian sosialisasi dapat meningkatkan siswa kelas 8I di SMP Negeri 1 Grogol
pengetahuan siswa kelas 8I SMP Negeri 1 Sukoharjo masih kurang, sehingga dilakukan
Grogol Sukoharjo tahun 2014, (2) Sikap siswa penelitian kuantitatif analitik observasional
dalam mengikuti sosialisasi sedian serta label dengan pendekatan cross sectional. Data
obat ISPA dan diare dapat meningkat atau diperoleh dari wawancara tidak terstruktur
menjadi lebih baik. dengan siswa kelas 8I diperoleh data awal,
bahwa: 17% atau 5 siswa menyatakan
1.2. METODOLOGI PENELITIAN mengerti, 30% atau 9 siswa menyatakan
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 kurang mengerti, dan 53% atau 16 siswa
Grogol Sukoharjo, pada tanggal: 25-26 April menyatakan tidak mengerti terhadap obat
2014. Penelitian ini merupakan penelitian bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras.
kuantitatif analitik observasional dengan 5% atau 2 siswa menyatakan mengerti tentang
pendekatan cross sectional. warna label obat, 95% siswa atau 28 siswa
Populasi dalam penelitian ini adalah menyatakan tidak mengerti tentang warna
siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo label obat. 30% atau 9 siswa menyatakan
tahun 2014 berjumlah 320 siswa. Untuk uji membutuhkan informasi, 70% atau 21 siswa
coba validasi (tryout) aspek kognitif dan afektif menyatakan tidak membutuhkan informasi.
ISSN : 2355-1313 82
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
55% atau 17 siswa menyatakan mengobati obat ISPA dan diare selama 30 menit,
sendiri 45% atau 13 siswa pergi ke dokter. kemudian setelah materi yang disajikan
85% atau 26 siswa mengkonsumsi obat 15% selesai, siswa diberikaan angket afektif dan
atau 4 siswa mengkonsumsi jamu. soal tes kognitif pilihan ganda sebanyak 30
Deskripsi Hasil Belajar soal untuk mengetahui pemahaman materi
Hasil belajar adalah salah satu yang sudah diterima.
indikator yang dapat digunakan untuk Tahap Observasi Tindakan I
mengukur keberhasilan belajar seseorang. Tahap observasi meliputi: 1)
Nilai hasil belajar mencerminkan hasil yang observasi terhadap proses pembelajaran pada
dicapai seseorang dari segi kognitif, afektif, tindakan pertama,yaitu terhadap penguasaan
maupun psikomotorik. Data nilai try out kognitif materi yang dilihat dari hasil belajar tindakan I,
siswa kelas 8J, pengetahuan siswa tentang 2) observasi terhadap afektif siswa.
sediaan serta label obat ISPA dan diare Tahap Refleksi Tindakan I
tersebut kurang. Data nilai try out siswa yang Pembelajaran pada tindakan I
mencapai ketuntasan sebesar 71% atau 22 didapatkan hasil bahwa pengetahuan siswa
siswa, sedangkan yang belum tuntas sekitar dalam memahami materi sosialisasi sediaan
29% atau 9 siswa. Gambar 4.1 menunjukkan serta label obat ISPA dan diare masih kurang,
kondisi ketuntasan tryout. dan sikap afektifnya kurang, hal ini disebabkan
karena selama proses pembelajaran/ceramah
beberapa siswa masih sedikit ribut, kurang
memperhatikan, malu untuk
bertanya.Observasi ketercapaian pada
tindakan I kurang maksimal dan perlu
dilakukan tindakan lebih lanjut.
Hasil tes belajar kognitif dari masing
masing indikator pada tindakan I dapat dilihat
Gambar 4.1 Diagram Presentase Ketuntasan
pada tabel 4.1 berikut ini:
Tryout
Tabel 4.1 Hasil Belajar Tes Kognitif Siklus I.
Ketidak tuntasan tersebut Persentase
disebabkan karena siswa kurang memahami Nom Ketercapaian (%)
materi saat diberikan sosialisasi dan No Indikator Soal or Setiap Setiap
menyebabkan 29% siswa tidak dapat Soal Soal Indikator
mencapai ketuntasan sesuai dengan nilai yang Soal
1. Memahami 10 87
diharapkan. pengetahuan 11 87
Deskripsi Hasil Tindakan I tentang ISPA 13 26
Tahap Perencanaan Tindakan I dan diare 14 68
Tahap ini diawali identifikasi masalah 15 26
65
16 81
sampai akhirnya difokuskan pada suatu 17 94
permasalahan yang perlu diprioritaskan untuk 18 29
mendapatkan pemecahan masalah. Langkah- 26 94
langkah yang direncanakan pada tindakan I 30 58
2. Memahami 12 42
adalah:1) membuat ijin penelitian ke institusi penggunaan 19 84
sekolah, 2) menerapkan pendekatan obat ISPA dan 20 71 66.3
ceramah/sosialisasi, 3)membuat instrumen diare 23 71
dalam proses pembelajaran yaitu soal-soal 24 19
25 90
kognitif pilihan ganda berjumlah 30 soal. 3. Mengetahui 22 90
Semua instrumen telah divalidasi, untuk soal indikasi dan 27 77
78.4
kognitif, afektif telah diujicobakan terlebih kontra indikasi 29 68
dahulu pada siswa kelas 8J SMP Negeri 1 obat ISPA dan
diare
Grogol Sukoharjo pada hari Jumat, 25 April
4. Mengetahui 1 100
2014. golongan obat 2 10
Perencanaan pengambilan data dan labelnya 3 77
dilakukan dengan memberikan angket afektif 4 94
5 94
dan tes kognitif pilihan ganda 30 soal setelah 80.1
6 100
pelaksanaan tindakan sosialisasi. 7 90
Tahap Pelaksanaan Tindakan I 8 94
Pelaksanaan tindakan pada kelas 8I 9 52
di SMP Negeri 1 Grogol Sukoharjo pada hari 21 90
sabtu, 26 april 2014 diawali dengan mengisi
materi pembelajaran dengan memberikan Berdasarkan analisis hasil tes
ceramah materi sosialisasi sediaan serta label kognitif tindakan I terlihat bahwa indikator soal
ISSN : 2355-1313 83
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
yang telah mencapai batas tuntas (persentase Tabel 4.2 Target dan Ketercapaian Tindakan I
ketercapaian di atas 70%) sebanyak dua N Aspek Yang Siklus I Kriteria
indikator, yaitu pada indikator soal no 22, 27, o Dinilai Target Keter Keberh
capai asilan
29, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 21. Untuk dua
an
indikator soal yang lain belum mencapai batas 1 Hasil belajar 70% 71% Berhasil
tuntas, yaitu pada indikator soal 11, 10, 30, 14, (aspek kognitif)
15, 16, 17, 18, 13, 26, 12, 19, 28, 20, 23, 24, 2 Hasil belajar 70% 76% Berhasil
25 yaitu pada indikator pengetahuan tentang (aspek afektif)
ISPA dan diare dengan ketercapaian 65% dan
pada indikator penggunaan obat ISPA dan Penilaian afektif siswa dipergunakan untuk
diare dengan ketercapaian 66,3% sedangkan memberikan informasi tentang sikap siswa.
rata-rata persentase ketercapaian setiap Penilaian afektif diperoleh dari angket yang
indikator kompetensi 70%. diisi oleh siswa dan observasi perilaku siswa
Materi sosialisasi sediaan serta label dalam pembelajaran yang dilakukan. Hasil
obat ISPA dan diare ada dua indikator yang penilaian aspek afektif pada pembelajaran
belum mencapai batas tuntas pada materi sosialisasi sediaan serta label obat
pembelajaran kognitif, yaitu: 1) tentang ISPA ISPA dan diare, diperoleh hasil yang baik.
dan diare, 2) penggunaan obat ISPA dan Hasil penilaian aspek afektif,persentase
diare. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan ketercapaiannya sebesar 76%, sedangkan
proses pembelajaran lebih lanjut untuk yang tidak tercapai 24% dari target yang
memperbaiki nilai hasil belajar tersebut. sudah diharapkan 70%, yang ditunjukkan pada
Indikator tersebut merupakan indikator yang Gambar 4.3 Diagram Pie berikut ini :
harus dipahami oleh setiap siswa agar siswa
tidak salah dalam memahami dan
menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Indikator tersebut dianggap belum tuntas,
karena pengetahuan kognitif siswa dalam
memahami penyakit ISPA dan diare dan
pengobatannya masih kurang.
Persentase siswa yang telah
mencapai batas ketuntasan dapat dilihat pada Gambar 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil
gambar 4.2 pada diagram pie berikut ini : Belajar Afektif I
ISSN : 2355-1313 84
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
Hasil pembelajaran pada tindakan I, label obat ISPA dan diare, dikatakan berhasil.
masih perlu dilakukan perbaikan pembelajaran Persentase ketercapaian dapat dilihat pada
yaitu dengan melanjutkan ke tindakan II agar Tabel 4.4 yang artinya semua indikator telah
nilai hasil belajar siswa lebih meningkat dari mencapai batas ketuntasan. Presentase
target yang sudah dicapai pada siklus I. ketuntasan pada diagram pie dari nilai hasil
Deskripsi Hasil Tindakan II belajar kognitif siswa pada tindakan II dapat
Tahap PerencanaanTindakan II dilihat di bawah ini.
Hasil refleksi dari tindakan I maka
dilakukan perencanaan untuk pelaksanaan
tindakan II. Pelaksanaan tindakan II hampir
sama dengan tindakan I. Pelaksanaan
tindakan II dilakukan setelah observasi dan
refleksi I. Proses pembelajaran pada tindakan
siklus II diperolah hasil yang lebih baik
dibandingkan tindakan I, terlihat pada tabel
4.3.
Berdasarkan target indikator yang Gambar 4.4 Persentase Ketuntasan Hasil
telah ditetapkan, maka target ketercapaian dari BelajarKognitif II
kegiatan pembelajaran pada siklus II diperoleh
hasil sebagai berikut : Hasil kognitif dari data tindakan II, ada
peningkatan yang sangat tinggi persentase
Tabel 4.3 Hasil Tes Kognitif II. ketuntasan kelas dari tindakan I, 71% menjadi
Persentase 100% di tindakan II. Peningkatan ketercapaian
Ketercapaian (%)
No
Indikator Nomo
Setiap Setiap pada tes kognitif II tersebut dinyatakan tuntas,
Soal r Soal tetapi ada beberapa siswa yang
Soal Indikator
Soal ketuntasannya mendekati nilai maksimal.
1. Memahami 10 90 Indikator kompetensi yang
pengetahuan 11 87
tentang ISPA 13 52
mengalami peningkatan persentase
dan diare 14 65 ketercapaian, yaitu: indikator memahami
15 55
71.4
pengetahuan tentang ISPA dan diare dan
16 74 pada indikator memahami penggunaan obat
17 94
18 42
ISPA dan diare. Aspek kognitif dan ketuntasan
26 90 belajar pada tindakan II dapat disimpulkan ada
30 65 peningkatan dibandingkan dengan tindakan I.
2. Memahami 12 58 Hasil di atas dapat diketahui bahwa
penggunaan 19 71
obat ISPA 20 84
pada pelaksanaan tindakan II telah dapat
75.6 meningkatkan hasil pencapaian belajar pada
dan diare 23 71
24 68 semua indikator. Hasil perkembangan
25 90 pencapaian hasil belajar pada setiap indikator
28 87
untuk tindakan I dan II juga dapat dilihat pada
3. Mengetahui 22 90 Gambar 4.5dibawah ini:
indikasi dan 27 81
kontra 29 74 81.7
indikasi obat
ISPA dan
diare
4. Mengetahui 1 100
golongan 2 71
obat dan 3 84
labelnya 4 97
5 97
89.8
6 100
7 94
8 94
9 71
21 90
ISSN : 2355-1313 85
IJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No 2 2014 - ijmsbm.org
ISSN : 2355-1313 86
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Abstract
Background: The accidents happened at Laboratory, its not only caused by the unconcern
students of the rules ang ignore obey the rules at laboratory, but its also caused by the less of
their knowledge in procedural or practical when they are in laboratory. They also dont
understand about the things cause an accidents at laboratory. Implementing Occupational
Health and Safety is one of the efforts to create a safety & healty workplace, thus it can reduce
the level of accidents at workplace and occupational diseases that can ultimately improve
efficiency and productivity. Optimally, Implementation of healty & safety workplace in
pharmaceutical laboratories polytechnic Bhakti Mulia Sukoharjo because laboratory activities
have many risk, especially by the increasing progress of IPTEK, so that the risk that will be
faced by the student increase.
Objective: To know the relationship of knowledge with the preventing behavior occupational
accidents in the laboratory department of Pharmacy Polytechnic Diploma Bhakti Mulia
Sukoharjo.
Method: This study was a quantitative Observasional Analitic study with cross sectional
approach. The population were all of the pharmacist student are II, IV, and VI semester and
totally 103 respondent. The respondent of samples were 78 students, with proportionate
stratified random sampling technique. The data analysis was conducted using prerequisite
analysis including normality, and linearity test, followed with hypothesis tests with Product
Moment.
Result: There was a significant relationship between knowledge with the preventing of
accidents behavior in pharmaceutical laboratories polytechnic sukoharjo by significancy value
was 0,013.
Conclusion: There was a significant relationship between knowledge with the preventing of
accidents behavior in pharmaceutical laboratories polytechnic sukoharjo.
Keywords: knowledge, behavior, occupational accidents
Abstrak
Latar Belakang: Kecelakaan yang terjadi di laboratorium tidak hanya disebabkan karena
mahasiswa kurang memperhatikan dan mentaati peraturan atau tata tertib di laboratorium,
tetapi disebabkan juga karena kurangnya pengetahuan atau pemahaman mahasiswa baik
dalam prosedur melakukan praktikum maupun pemahaman tentang hal-hal yang dapat
menyebabkan kecelakaan. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, sehingga dapat mengurangi
terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Pelaksanaan K3 secara optimal di laboratorium farmasi
Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo sangat diperlukan karena kegiatan laboratorium mempunyai
resiko yang sangat besar, apalagi dengan kemajuan IPTEK resiko yang akan dihadapi
mahasiswa akan semakin meningkat.
Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan
kecelakaan kerja di laboratorium Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo..
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Analitik Observasional dengan
pendekatan Cross Sectional. Populasi diambil dari semua mahasiswa farmasi yaitu dari
semester II,IV,VI berjumlah 103 orang responden. Sampel 78 responden, dimana teknik
pengambilan sampel menggunakan Teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Analisis
data dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas data dan uji linearitas, kemudian dilanjutkan
dengan uji hipotesa dengan Product Moment.
Hasil: Ada hubungan yang positif dan signifikan pengetahuan dengan perilaku pencegahan
kecelakaan kerja di laboratorium Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia dengan nilai signifikansi 0,013
ISSN 2355-1313 87
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengetahuan dengan
perilaku pencegahan kecelakaan kerja di laboratorium Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia
Sukoharjo.
Kata kunci: pengetahuan, pencegahan kecelakaan, perilaku
ISSN 2355-1313 88
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
kuisioner yaitu lembar isian yang meliputi kk_6 0,484 0,014 Valid
beberapa pertanyaan alternatif jawaban: kk_7 0,484 0,014 Valid
tidak pernah, jarang, sering dan selalu, kk_8 0,424 0,035 Valid
dengan skala pengukuran menggunakan kk_9 0,544 0,005 Valid
skala interval. kk_10 0,824 0,000 Valid
Instrumen sebelum digunakan lebih kk_11 0,873 0,000 Valid
dahulu dilakukan uji validitas dengan rumus kk_12 0,771 0,000 Valid
koefisien korelasi dari pearson yaitu product kk_13 0,647 0,000 Valid
moment, dan uji reliabilitas dengan rumus kk_14 0,499 0,011 Valid
alpha cronbach pada kuesioner perilaku, kk_15 0,775 0,000 Valid
sedangkan pada tes pengetahuan dengan kk_16 0,549 0,005 Valid
rumus KR-20. Teknik analisa data kk_17 0,863 0,000 Valid
menggunakan uji hipotesa dengan korelasi kk_18 0,592 0,002 Valid
product moment dengan bantuan SPSS kk_19 0,873 0,000 Valid
16.0. kk_20 -0,913 0,000 Valid
Pengujian validitas dari tes prestasi
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan dengan menggunakan program
Hasil SPSS dengan kriteria apabila hasil
1. Deskripsi data perhitungan (r tabel) lebih kecil dari (r hitung),
Penelitian ini menggunakan sampel maka diartikan bahwa item soal adalah valid.
sejumlah 78 responden. Pengambilan Dari hasil uji validitas diperoleh semua item
data penelitian dilaksanakan di Prodi DIII soal adalah valid.
Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia Pengujian reliabilitas adalah pengujian
Sukoharjo. Deskripsi data penelitian sejauh mana alat ukur atau instrumen itu relatif
meliputi : stabil pada pengukuran pada subyek yang
a. Deskripsi Data Pengetahuan sama yang diulang beberapa kali. Pengujian
Distribusi frekuensi dari pengetahuan reliabilitas tes prestasi pada variable
mahasiswa diperoleh data sebagai berikut pengetahuan menggunakan KR 20.
: Tabel 4.3:Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan
Tabel 4.1 Distribusi Data Pengetahuan dengan rumus KR 20
No Data Pengetahuan Nilai Skor R 2,952062
1 Tertinggi 20 r table 0,2214
2 Terendah 0
3 Rata rata 2,63 Reliabel r > r tabel
4 Standar Deviasi 2,892 jika r > r tabel maka reliable.
Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari
jumlah sampel 78 responden, diperoleh nilai Pada pengujian reliabilitas dengan kriteria
terendah 0. dan nilai tertinggi dari responden hasil apabila (r hasil) lebih besar dari (r
adalah 20. Selain itu dari data juga dapat tabel), diartikan bahwa instrumen penelitian
diketahui rata rata nilai responden adalah yang digunakan untuk pengumpulan data
2,63 dengan standar deviasi sebesar 2,892. dikatakan reliable.
Uji validitas digunakan untuk b. Deskripsi Data Perilaku
mengetahui validitas tiap soal tes prestasi Distribusi frekuensi dari pengetahuan
menggunakan rumus koefisien korelasi dari mahasiswa diperoleh data sebagai berikut
pearson yaitu product moment. :
Tabel 4.4. Distribusi Data Perilaku
Tabel 4.2 : Hasil Uji Validitas Pengetahuan No Data Perilaku Nilai
Skor
Pearson Sig. (2-
Kk Ket 1 Tertinggi 80
Correlation tailed)
2 Terendah 58
kk_1 0,873 0,000 Valid 3 Rata rata 72,21
kk_2 0,484 0,014 Valid 4 Standar Deviasi 5,382
kk_3 0,873 0,000 Valid Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari
kk_4 0,914 0,000 Valid jumlah sampel 78 responden, diperoleh nilai
kk_5 0,939 0,000 Valid terendah 58. Dan nilai tertinggi dari
ISSN 2355-1313 89
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
responden adalah 80. Selain itu dari data penelitian yang digunakan untuk
juga dapat diketahui rata rata nilai pengumpulan data dikatakan reliable.
responden adalah 72,21. Dengan standar 2. Uji Prasyarat
deviasi sebesar 5,382. a. Uji normalitas
Uji validitas digunakan untuk Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui validitas kuesioner mengetahui apakah populasi data
menggunakan rumus koefisien korelasi dari berdistribusi normal atau tidak. Uji
pearson yaitu product moment. normalitas data menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas Perilaku
Pearson Sig. (2- Tabel 4.7 : Hasil uji normalitas data
K3 Ket
Correlation tailed) pengetahuan
K3_1 0,804 0,000 Valid One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
K3_2 0,724 0,000 Valid
kk_Total
K3_3 0,679 0,000 Valid
K3_4 0,419 0,000 Valid N 78
K3_5 0,381 0,001 Valid Normal Mean 72.2051
K3_6 0,804 0,000 Valid a
Parameters Std. Deviation 5.38241
K3_7 0,470 0,000 Valid
K3_8 0,459 0,000 Valid Most Extreme Absolute .092
K3_9 0,581 0,000 Valid Differences Positive .074
K3_10 0,534 0,000 Valid Negative -.092
K3_11 0,573 0,000 Valid
Kolmogorov-Smirnov Z .814
K3_12 0,619 0,000 Valid
K3_13 0,541 0,000 Valid Asymp. Sig. (2-tailed) .522
K3_14 0,625 0,000 Valid a. Test distribution is Normal.
K3_15 0,744 0,000 Valid Jika p> 0.05 maka berdistribusi normal
K3_16 0,668 0,000 Valid
K3_17 0,677 0,000 Valid Tabel 4.8 : Hasil uji normalitas data
K3_18 0,804 0,000 Valid perilaku
K3_19 0,724 0,000 Valid One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
K3_20 0,679 0,000 Valid
Pengujian validitas dari kuisioner k3_Total
dilakukan dengan menggunakan program N 78
SPSS dengan kriteria apabila hasil Normal Mean 9.8333
perhitungan (r tabel) lebih kecil dari (r Parametersa
hitung), maka diartikan bahwa instrumen Std.
penelitian adalah valid. Deviati 6.15475
Pengujian reliabilitas adalah pengujian on
sejauh mana alat ukur atau instrumen itu Most Extreme Absolut
.088
relatif stabil pada pengukuran pada subyek Differences e
yang sama yang diulang beberapa kali. Positiv
Pengujian reliabilitas kuisioner menggunakan .078
e
rumus Alpha Cronbach.
Negati
-.088
ve
Tabel 4.6 : Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Kolmogorov-Smirnov Z .777
Reliability Statistics Asymp. Sig. (2-tailed) .582
Cronbach's Alpha N of Items a. Test distribution is Normal.
.901 20 Jika p> 0.05 maka berdistribusi normal.
Jika P > 0.05 maka reliable Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari hasil
Pada pengujian reliabilitas kuisioner dengan perhitungan uji normalitas diperoleh nilai p
kriteria hasil apabila (r hasil) lebih besar dari atau signifikansi dari variabel pengetahuan
(r tabel), diartikan bahwa instrumen sebesar 0,522 dan variabel perilaku 0,582.
ISSN 2355-1313 90
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan nilai koefisien korelasi (r) hitung sebesar
ketentuan yang ada dapat dikatakan data 0,281 dan nilai signifikansi (p) sebesar
dari semua variabel penelitian berasal dari 0,013. Selain itu berdasar tabel 3.2
populasi yang terdistribusi secara normal. didapatkan koefisien korelasi sebesar
b. Uji linearitas 0,281 termasuk kategori rendah.
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah dua variabel mempunyai Pembahasan
hubungan yang linear atau tidak secara Uji yang dilakukan dalam penelitian ini
signifikan. Metode yang digunakan dalam adalah uji validitas untuk masing masing
uji linearitas adalah dengan rumus anova. variabel dengan rumus product moment dan
b didapat hasil untuk masing masing variabel
Tabel 4.9 : Hasil Uji Linieritas (ANOVA ) setiap item instrument yaitu valid.
Selanjutnya untuk uji reliabilitas digunakan
Sum of Mean rumus untuk variabel pengetahuan
Model Squares Df Square F Sig. digunakan rumus KR 20 didapat hasil r =
1 Regressio 2,95 dan r tabel = 0,2214 dengan ketentuan r
a
n 24.481 1 24.481 3.385 .070 > r tabel maka reliabel. Untuk uji reliabilitas
data perilaku digunakan rumus alpha
Residual 542.376 75 7.232 conbrach didapat hasil P = 0,901 dengan
ketentuan jika p > 0,05 maka reliabel. Uji
Total 566.857 76
normalitas digunakan rumus kolmogorov
a. Predictors: (Constant), smirnov untuk masing masing variabel,
KK hasil uji normalitas variabel pengetahuan
b. Dependent Variable: didapat p = 0,522 sedangkan untuk perilaku
K3 didapat p = 0,582 dengan ketentuan jika p >
0,05 maka terdistribusi normal. Uji linearitas
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada
dengan menggunakan rumus anova dan
variabel pengetahuan dengan perilaku
didapat hasil signifikan untuk masing
diperoleh nilai p (0,070) > 0,05. Hal ini dapat
masing variabel yaitu untuk variabel
dikatakan bahwa antara variabel
pengetahuan dan perilaku hasilnya p = 0,070
pengetahuan dengan perilaku ada hubungan dengan ketentuan jika p > 0,05 maka linier.
yang linier. Dapat dikatakan pula bahwa Uji hipotesa dengan menggunakan pearson
hubungan antara variabel independen dan correlation product moment didapat hasil
dependen linier.
signifikan untuk masing masing variabel
3. Hasil Penelitian
yaitu p = 0,013 dengan ketentuan jika p <
a. Pengujian hipotesa penelitian
0,05 maka signifikan, selain itu juga
Pengujian hipotesa menggunakan rumus
didapatkan r sebesar 0,281 berdasarkan
korelasi. Korelasi yang digunakan korelasi
tabel 3.2 dengan r = 0,281 termasuk dalam
Pearson dari Product Moment.
kategori rendah.
Data yang diperoleh dalam penelitian
Tabel 4.10 : Hasil Uji Hipotesa ini memperlihatkan bahwa nilai koefisien
Correlations korelasi (r) antara pengetahuan dengan
K3 KK perilaku pencegahan kecelakaan kerja
adalah 0,281 dan signifikansi (p) 0,013. Hal
K3 Pearson Correlation 1 .281* ini berarti bahwa ada hubungan positif yang
Sig. (2-tailed) .013 signifikan antara pengetahuan dengan
N 78 78 perilaku pencegahan kecelakaan kerja dalam
*
tingkat hubungan rendah. Dengan kata lain
KK Pearson Correlation .281 1 dapat dinyatakan bahwa semakin meningkat
Sig. (2-tailed) .013 pengetahuan mahasiswa tentang kesehatan
dan keselamatan kerja maka akan semakin
N 78 78
meningkatkan perilaku mahasiswa dalam
*. Correlation is significant at the 0.05 level mencegah terjadinya kecelakan kerja di
(2-tailed). laboratorium. Mahasiswa akan berusaha
Hasil perhitungan dengan
program SPSS di tabel 4.10 diperoleh
ISSN 2355-1313 91
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 92
IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 1 No 2 Juli 2014 - ijmsbm.org
ISSN 2355-1313 93