PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging
Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus
setiap individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu
2014).
usia individu yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti
otak, jantung, hati, dan ginjal serta peningkatan kehilangan jaringan aktif
tubuh berupa otot-otot tubuh. Penurunan fungsi organ tubuh pada lansia
berlipat ganda dari sekitar 11% menjadi 22%, atau secara absolut
1
meningkat dari 605 juta menjadi 2 milyar lansia (WHO, 2014). Presentase
tahunnya, yakni 7,58% pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013
meningkat menjadi 8%, pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,2% dan
pendataan keluarga (Bkkbn Sumatera Barat, 2015), terdapat 4.6 juta jiwa
(19,72%).
bahan kimia dll. Lapisan kulit di bagi menjadi 2 bagian yaitu yang pertama
2
epidermis merupakan lapisan luar yang selalu terdiri dari jaringan epitel,
(2011) bahwa kondisi kulit mengalami proses penuaan mulai dari usia 40
tahun. Pada usia tersebut, sel kulit lebih sulit menjaga kelembabannya
karena menipisnya lapisan basal. Selain itu produksi sebum juga menurun
tajam, sehingga banyak sel mati yang menumpuk karena pergantian sel
menururn.
pada kulit ini memudahkan bahan kimia untuk menginfeksi kulit, sehingga
bersifat akut, sub akut, atau kronis dan mempengaruhi banyak factor.
bahan kimia (deterjen, asam basa, oli dan semen) dan endogen seperti
3
alergik, dermatitis medikamentosa, dermatitis alimentosa, dermatitis statis
diantaranya ada yang berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia
(contoh: detergen. Asam basa, oli, semen), fisik (contoh : sinar, suhu),
mikroorganisme (contoh : bakteri, jamur) dan ada pula yang berasal dar
air, tempat tinggal, dan waktu kejadian merupakan bagian dari faktor
pada orang dewasa. Selain itu, allergic contact dermatitis ( ACD) terjadi
pada tahun 2009 ditemukan jumlah kasus penyakit kulit dan jaringan
4
subkutan lainnya yakni sebesar 147.953 kasus pada perempuan ( Ardhie,
2009 ). Dan pada tahun 2010 terdapat 122.076 kasus diantaranya 48.576
kasus pada laki-laki dan 73.500 kasus pada perempuan ( Ardhie, 2009 ).
Obat-obat yang diberikan pada dermatitis atopik ini umum nya bertujuan
secara terus menerus akan menyebabkan lecet (Nurani, 2011). Selain itu,
pada dermatitis ini dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri, gejala
terinfeksi oleh virus, infeksi virus ini berupa Herpes Simplex 1 (HVS 1)
5
tiba-tiba, berisi cairan bening atau putih, nyeri dan gatal. Binti-bintik ini
penderita dermatitis antara lain terapi topikal dan terapi oral. Terapi
topikal yang biasa diberikan kepada penderita dermatitis antara lain losio,
krim, gel, salap, pasta, emulsi dan bedak. Obat yang sering digunakan
(Nurani, 2011).
pada bagian kulit yang sakit dalam keadaan sudah bersih secara tipis agar
mencapai efek terapi. Dalam penelitian ini dipilih terapi dermatitis topikal
2006).
6
Minyak kelapa atau coconut oil merupakan minyak kelapa murni
berantai sedang dan pendek yang tinggi yaitu sekitar 92%. Kandungan
asam lemak dalam minyak kelapa efektif dan aman digunakan sebagai
(Rozaline dan Sutarmi 2005). Kandungan asam lemak jenuh rantai sedang
kelenturan serta kekenyalan kulit selain itu juga dapat membunuh virus. Di
15 Mei 2019 di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
lansia yang berada di 13 wisma dan 15 orang lansia lainnya tidak berada di
7
didapatkan 22 orang lansia yang menderita dermatitis, diantaranya 12
Tahun 2019”.
2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2019.
2. Tujuan khusus
a. Defenisi lansia
d. Tipe lansia
e. Teori lansia
8
g. Tugas perkembangan lansia
i. Definisi dermatitis
j. etiologi dermatitis
k. patofisiologi dermatitis
m. tingkatan dermatitis
o. pencegahan dermatitis
p. penatalaksanaan dermatitis
3. Manfaat Desiminasi
9
2. Bagi mahasiswa keperawatan
minyak kelapa.
3. Bagi lansia
10
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
usia pada BAB I pasal 1 ayat 2 “lanjut usia (old age) adalah seseorang yang
biologis, fisik, kejiwaan dan social yang nantinya akan mempengaruhi fungsi dan
kemampuan badan secara keseluruhan. Lanjut usia merupakan orang yang sudah
memasuki tahap dewasa akhir dengan usia sekitar 60 tahun ke atas (Depkes RI,
2000).Lanjut usia adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
2010).
adalah tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang
mencapai usia 60 tahun ke atas dan merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat
dihindari.
11
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 Dalam Bab I Pasal 1 Ayat II
yang berbunyi “lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas”
b. Menurut WHO:
yang akan terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan fisik,intlektual, dan
keagamaan.
a. Sel, saat seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan
mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan proposi protein di otak, otot,
menurunnya lapang pandang. Pada indra peraba akan terjadi seperti respon
12
terhadap nyeri menurun dan kelenjar keringat berkurang. Pada indra
peristaltic usus juga menurun. Ukuran lambung menjadi kecil serta fungsi
makin rapuh, keadaan tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan
tendon mengerut.
lansia akan lebih tebal dan kaku akibat dari akumulasi lipid. Tekanan
g. Sistem integument, kulit serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut
13
h. Pendengaran, membrane timpani atrofi sehingga terjadi gangguan
2008).
proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan otak seperti
kemampuan otak maka seorang lansia akan kesulitan untuk menerima rangsangan
juga menurun.
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam keidupan suatu individu. Ada
14
Penyesuaikan diri kepada penurunan kesehatan dan kekuatan fisik.
lainnya.
5. Teori Penuaan
a. Teori Biologis
theory, teori stress, teori radikal bebas dan teori rantai silang.
Menurut teroi genetic dan mutasi, semua terprogram secara genetic untuk
yang deprogram oleh molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutasi.
15
3) teori stress
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel-sel tubuh
lelah terpakai.
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tida stabilnya radikal bebas
Pada teori rantai silang diungkapkan bahwa kimia sel-sel yang tua
b. Teori Psikologi
pada usia lanjut menyebabkan mereka kesulitan untu memahami dan berinteraksi.
16
c. Teori Sosial
yaitu teori interaksi sosial, teori penarikan diri, teosi aktivitas, teori
1). Terori interaksi sosial, teori ini menjelaskan mengapa lansia bertindak pada
suatu situasi tertentu yaitu atas dasar-dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Pada
sosial mereka juga berkurang yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan
2). Teori penarikan diri, teori ini menjelaskan bahwa kemiskinan yang diderita
yang dilakukan.
siklus kehidupan lansia. Pengalaman hidup seseorang pada suatu saat merupakan
gambarannya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat terlihat bahwa gaya
17
hidup, perilaku dan harapan seseorang ternyata tidak bahwa meskipun ia telah
menjadi lansia.
yang dapat bernilai positif ataupun negative. Akan tetapi, teori ini tidak
6). Teori Straitifikasi usia, keunggulan adalah pendekatan yang dilakukan bersifat
kelompok dan bersifat makro. Ditinjau dari sudut pandang demografi dan
keterkaitan dengan kelompok usia lainnya. Kelemahannya adalah teori ini tidak
straitifikasi sangat kompleks dan dinamis serta terkait dengan klasifikasi kelas dan
kelompok etnik.
7). Teori Spritual, merujuk pada pengertian hubungan individu dengan alam
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
vitamin D (Djuanda, 2007). Kulit juga sebagai barier infeksi dan memungkinkan
18
a. Fungsi proteksi
sebagai berikut:
1) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.
2) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
3) Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
permukaan kulit.
4) Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari,
sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
19
5) Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang
b. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
(Djuanda, 2007). Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu
beberapa material toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri (Harien,
2010). Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga
(Martini, 2006). Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit,
berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi
lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar
c. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
1) Kelenjar sebasea
20
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan
melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen (Harien, 2010).
2) Kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar
dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari (Djuanda, 2007).
tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain
d. Fungsi persepsi
dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang
terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis.
21
saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik (Tortora
dkk., 2006).
(Djuanda, 2007). Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam
akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan
2010).
kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet (Djuanda, 2007). Enzim di hati dan
yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium
2006).
22
2. Histologi Kulit
Kulit manusia tersusun atas dua lapisan, yaitu epidermis dan dermis
(Junqueira dan Carneiro, 2007). Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda: 400−600 μm untuk kulit tebal
(kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75−150 μm untuk kulit tipis (kulit selain
telapak tangan dan kaki, memiliki rambut) (Tortora dkk., 2006). Selain sel-sel
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang
yang merangsang sel Limfosit T. Sel Langerhans juga mengikat, mengolah, dan
demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit (Junqueira dan
Carneiro, 2007).
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
d. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga palin dalam.
23
24
C. Dermatitis
1. Definisi Dermatitis
hebat yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil & vesikel
pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan cairan. Istilah eksim juga
diambil dari bahasa yunani yang berarti mendidih atau mengalir keluar (Mitchell
sebagai respons terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, dengan
vesikel, skuama, likeni fikasi dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak slalu
(Mulyono, 2017).
oleh zat allergen ataupun zat iritan (Junaidi, 2013). Selain itu, menimbulkan
25
kelainan seperti eritema, edema, papul, resikel, dan keluhan gatal (Djuanda Adhi,
2010).
2. Etiologi
kimia mikroorganisme, dan juga berasal dari dalam (endogen). Menurut Djuannda
Adhi (2010) :
a. Dermatitis kontak
1. Dermatitis kontak toksis akut adalah suatu dermatitis yang disebabkan oleh
iritan primer kuat (absolute). Contoh :H2SO4, KOH dan racun serangga.
2. Dermatitis kontak toksis tonik adalah suatu dermatitis yang disebabkan oleh
b. Dermatitis atopic
disebsbksn oleh zat-zat yang bersifat allergen. Contoh : inhalen (debu atau bulu).
26
c. Dermatitis perioral
beruntus merah disekitar mulut. Biasanya menyerang wanita berusia 20-60 tahun
keatas dan bias muncul karena pemakaian salep kortikosteroid di wajah untuk
d. Dermatitis statis
3. Patofisiologi
epidermis yang disebabkan zat elergen atau iritan. Zat tersebut masuk kedalam
adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi setelah terkena yang berikutnya adalah
12- 48 jam.
a. Dermatitis Kontak
tipe lambat. Patogenesisnya melalui dua fase yaitu fase indukdi (fase sensitisasi)
dan fase elisitasi. Fase induksi ialah saat kontak pertama alergen dengan kulit
27
sampai limfosit mengenal dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase
elesitasin ialah saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke dalam kulit
dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen yang lengkap. Anti gen
ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh magkrofak dan sel Langerhans,
terjadi sensitasi limposit T, melalui saluran limfe, limfosit yang telah tersensitasi
spesifik dan sel memori. Kemudian sel-sel tersebut masuk ke dalam sirkulasi,
Pada fase elisitasi, terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau
serupa. Sel efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu
b. Dermatitis Atopic
Belum diketahui secara pasti. Histamin dianggap sebagai zat penting yang
emnekan produksi sel T. Sel mast meningkat pada lesi dermatitis atopi kronis. Sel
28
dan eritema, mungkin karena gerakan akibat gatal menimbulkan lesi ekzematosa.
Pada pasien dermatitis atopik kapasitas untuk menghasilkan IgE secara berlebihan
c. Dermatitis Statis
masuk ke jaringan dan terjadilah edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama
berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit teraba kaku, warna
4. Manifestasi Klinis
berssifat polimorf dan berbatas tegas. Dermatitis kontak iritan paada umumnya
mempunyai ruam kulit yang bersifat monomorf dan berbataas lebih tegas
a. Fase akut
29
Kelainan kulit pada umumnya muncul 24-48 jam pada tempat terjaadinya
kontak dengan bahan penyebab. Derajat kelainan kulit yang timbul bervariasai ada
yang ringan ada pula yang berat. Pada yang ringan mungkin hanya berupa eritema
dam edema, sedang yang berat selain eritema dan edema yang lebih hebat disertai
pula vesikel atau bula yang bila pecah akan terjadi erosi dan eksudasi. Lesi
cenderung menyebar daan batasnya kurang jelas. Keluhan ssubjekti berupa gatal.
Jika tidak diberi peengobatan dan kontak dengan allergen sudah tidak ada
maka proses akut akan menjaadi subaakut atau kronis. Pada fase ini akan terlihat
c. Fase kronis
Dermatitis fase ini dapat primer atau merupakan kelanjutan dari fase akut
yan hilang timbul karena kontak yang berulang-ulang. Lesi cenderung simetris,
batasnya kabur, kelainan kulit berupa likenifikasi, papula, skuama, terlihat pula
bekas garukan berupa erosi atau eskoriasi, krusta serta eritema ringan. Walaupun
bahan yang dicuragai telah dapat dihindari, bentuk kronis ini sulit sembuh spontan
oleh karena umumnya terjadi kontak dengan bahan lain yang tidak dikenal.
Kode Tingkatan
30
1 Ringan Dijumpai kulit memerah, gatal, bentol-
(Muttaqin Arif,2011)
5. Pemeriksaan penunjang
Allergen kontak dapat dibuktikan dengan tes in vivo dan tes in vitro. Tes
31
a. Tes tempel terbuka
Pada uji terbuka bahan yang dicurigai ditempelkan pada daerah belakang
telinga karena daerah tersebut sukar dihapus selama 24 jam. Setelah itu dibaca dan
dievaluasi hasilnya. Idikasi uji tempel terbuka adalah allergen yang menguap.
Untuk uji tertutup diperlukan Unit Uji Tempel yang berbentuk semacam
plester yang pada bagian tengahnya terdapat lokasi dimana bahan tersebut
sebagai fotosintesis yaitu bahan yang dengan sinar ultra violet baru akan bersifat
sebagai allergen. Teknik sama dengan uji tempel tertutup, hanya dilakukan secara
duplo. Dua baris dimana satu baris bersifat sebagai kontrol. Setelah 24 jam
ditempelkan pada kulit salah satu baris dibuka dan disinari dengan sinar
dari sinar, maka punggung atau bahan tes tersebut dilindungi dengan secarik kain
hitam atau plester hitam agar sinar tidak menembus bahan tersebut. Untuk dapat
melaksanakan uji tempel ini sebaiknya penderita sudah dalam keadaan tenang
penyakitnya, karena bila masih dalam keadaan akut kemungkinan salah satu
bahan uji tempel merupakan penyebab dermatitis sehingga akan menjadi lebih
32
berat. Tidak pelu sembuh tapi dalam keadaan tenang. Disamping itu berbagai
macam obat dapat mempengaruhi uji tempel sebaiknya juga dihindari paling tidak
umumnya telah disediakan oleh International Contact dermatitis risert group, unit
uji tmepel penderita maka dengan mudah dilihat perubahan pada kulit penderita.
Untuk mengambil kesimpulan dari hasil yang didapat dari penderita diperlukan
hasilnya positif maka penderita diminta untuk menghindari bahan itu. Penderita
harus hidup menghindari ini itu, tidak boleh ini dan itu sehingga berdampak
negative dan penderita dapat terjatuh kedalam neurosis misalnya. Tes in vitro
pengukuran dermatitis kontak alergik pada manusia dan hewan. Namun hal
2012).
6. Pencegahan
kontak iritan dan kontak alergik. Dilingkungan rumah, beberaa hal dapat
deterjen.
33
Pencegahan dermatitis kontak berarti menghindari berkontak dengan
a. Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan air dan sabun. Bila
kulit
c. Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung atau sarung tangan untuk
menghindari kontak dengan bahan allergen atau iritan (Muttaqin Arif, 2011).
7. Penatalaksanaan
dan pelindungan pada kulit. Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan
umum pengobatan dermatitis yaitu bila basah diberi terapi basah (kompres
terbuka), bila kering berikan terapi kering. Makin akut penyakit, makin rendah
prosentase aktif. Bila akut berikan kompres, bila subakut diberi losio, pasta, krim
topical saja dapat dibeerikan pada kasus dermatitis ringan yaitu adalah :
34
1. Kortikosteroid : menghambat aktifasi dan proliferasi spesifik antigen serta
memberi peranan penting dalam system imun. Cara pemakaian topical dengan
Alfa hemolitikus, ekoli, proteus dan kandida spp. Dapat diberikan antibiotika
C. Minyak Kelapa
Minyak kelapa adalah minyak yang diperoleh dari kelapa yang segar.
Proses ekstraksi melibatkan suhu ruang dan tidak melibatkan obat kimia. Minyak
kelapa adalah minyak makanan terlibat dalam proses rangkaian aktivitas biologi
seperti antivirus dan antimikroba. Penemuan sekarang yakni minyak kelapa telah
dalam minyak kelapa meliputi asam laurat, asam kaproat, asam kaprilat. Dan itu
35
semua memiliki aktivitas antimikroba, antioksidan, antifungi, antibakteri dan
trigliserida, yang tidak membawa resiko yang sama seperti lemak jenuh yang lain
penyulingan. Minyak kelapa merupakan lemak jenuh yang terdiri dari ikatan
medium asam lemak dengan berbagai fungsi mencakup kesehatan, yang berkaitan
dengan farmasi, kosmetik dan minyak untuk diet. Pada dasarnya penggunaan
minyak kelapa untuk kosmetik dapat melembabkan kulit dan sangat berguna
unggul sebagai antioksidan karena terdapat kandungan gugus fenol (Samson et al.,
2006).
karena memiliki sejumlah sifat yang baik terhadap kulit yaitu bersifat emolien dan
moisturizer. Hal ini membuat kulit menjadi lembut dan lembab sehingga dapat
lemak rantai pendek dan sedang seperti asam laurat dan asam oleat mudah diserap
melalui kulit sehingga dapat meningkatkan laju penetrasi zat aktif dari sediaan
36
Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai sedang yang mudah
dicerna dan dioksidasi oleh tubuh sehingga mencegah penimbunan didalam tubuh.
Disamping itu ternyata kandungan antioksidan di dalam minyak kelapa pun sangat
mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh (Setiaji dan Prayugo, 2006).
dan asam lemak tak jenuh sekitar 10 %. Asam lemak jenuh minyak kelapa
didominasi oleh asam laurat. Minyak kelapa mengandung kurang lebih 53 % asam
laurat dan sekitar 7 % asam kaprilat. Keduanya merupakan asam lemak rantai
sedang yang biasa disebut medium chain fatty acid (MCFA). Sedangkan menurut
Kemurnian minyak kelapa seperti jernihnya air. Minyak kelapa ini telah
diproduksi dan dijual dari abad 19 tahun yang lalu dan berwarna kuning. Derajat
saturasi dan panjang ikatan rantai karbon dalam asam lemak yang ditentukan oleh
kekayaan dalam minyak kelapa. Sehubungan dengan penggunaan dan efek pada
manusia sehat. Karakteristik minyak kelapa ini dikombinasi oleh lemak dan
minyak yang mengandung ikatan asam lemak dengan rantai karbon yang panjang
sebagai antibiotik dan khasiat yang lain. Didalam saluran pencernaan ikatan asam
lemak pada minyak kelapa dengan cepat diabsorbsi, terbawa oleh vena porta
mencapai liver dan dioksidasi, maka dari itu memproduksi energi dengan cepat.
Ini membuat minyak kelapa dan turunannya cocok sebagai komponen untuk diet
37
untuk pemulihan kesembuhan. Sekitar 64 % minyak kelapa terdiri dari ikatan
medium asam lemak dengan asam lemak laurat (C12), sekitar 45-56 %
disimpan pada suhu 270C atau lebih tinggi dan jika dalam bentuk padat disimpan
pada suhu 220C atau lebih rendah, ini sama dengan penyimpanan mentega
(Divina, 2011).
Tabel 2.1 Kandungan Asam Lemak pada minyak kelapa (Divina, 2011).
A. Saturated
C4 :0 -
C6 :0 Caproic 0.5
C8 : 0 Caprylic 7.8
B. Unsaturated %
C16 :1 Palmitoleic -
38
C18 :2 Linoleic 1.6
C18 :3 Linolenic -
Others -
% Saturated 92.1
% Unsaturated 7.9
asam laurat adalah pada konsentrasi tinggi asam laurat dapat meningkatkan
permeasi obat baik lipofilik dan hidrofilik dengan mengganggu antar struktur lipid
lamella (Sight, et al., 2011) dengan melepas ikatan antar ceramide menyebabkan
Minyak kelapa merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari transfatty
acid (TFA) atau asam lemak trans. Asam lemak ini dapat terjadi akibat proses
39
3. Kelarutan : tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alkohol (1:1)
5. pH : tidak terukur karena tidak larut dalam air. Namun karena termasuk
(Darmayuwono, 2006).
Manfaat minyak kelapa telah banyak dijelaskan dalam buku yang berjudul
The Coconut Oil Miracle” (Bruce Fife, C.N.N.D, 2004, Price, 2004.,
a. Perawatan kulit
Minyak kelapa sangat baik untuk kesehatan tubuh dan kulit. Pada dasarnya
40
monogliserida yang terkandung di dalam minyak berkonstribusi sebagai
asam lemak rantai pendek dan medium yang tinggi, maka tubuh akan
Oleh sebab itu, apabila mengkonsumsi minyak kelapa , maka kita akan
dan ragi seperti candida, jock itch, kadas, athletic foot, ruam karena
41
keringat dan popok; melum-puhkan dan mematikan cacing pita, lice,
payudara, kanker kolon dan kanker lainnya; baik buat jantung, tidak
42
sakit periodental dan kerusakan gigi; berfungsi sebagai antioksidan
buang air besar); kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain, sehingga
e. Minyak kelapa sebagai sex oil. Adapun manfaat minyak kelapa dalam
43
berkonstribusi sebagai antibakteri. Minyak tersebut unggul sebagai antioksidan
kulit dan kecantikan. Susunan molekul minyak kelapa yang kecil memudahkan
penyerapannya, serta memberikan tekstur yang lembut dan halus pada kulit dan
rambut. Minyak kelapa mampu memulihkan kulit yang kering, kasar, dan keriput.
Produk perawatan kulit yang ideal adalah yang tidak hanya melembutkan kulit,
tetapi juga mampu melindungi kulit dari kerusakan, mempercepat perbaikan kulit,
dan memberikan penampilan yang lebih muda dan sehat. Semua manfaat tersebut
ada pada minyak kelapa karena minyak jenuh ini mampu menghilangkan sel-sel
kulit mati dan memperkuat jaringan kulit sehingga kulit tidak kendur dan keriput.
Minyak kelapa tidak hanya memulihkan kulit secara cepat tetapi juga membantu
dalam proses penyembuhan dan perbaikan kulit yang rusak (Syah, 2005).
infeksi topical bila dioleskan (pada kulit), mengurangi gejala psoriasis, eksim dan
kulit dan mengencangkan kulit dan lapisan lemak di bawahnya, mencegah keriput,
kerusakan yang ditimbulkan radiasi sinar ultra violet pada kulit, mengatasi jerawat
dengan cara diminum dan dioleskan, mengatasi biang keringat, gatal-gatal pada
44
merawat kulit agar kulit tetap lentur dan halus serta untuk perawatan kulit dengan
dermatitis
45
BAB III
PELAKSANAAN
tanggal 15 Mei 2019 di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih
95 orang lansia yang berada di 13 wisma dan 15 orang lansia lainnya tidak
pergi berobat, dan lain-lain. Dari 95 orang lansia yang berada di tempat,
karena lansia merasa tidak nyaman jika diberikan minyak kelapa, dan 1
ditempat.
46
tingkatan dermatitis. Kemudian kelompok melakukan pengolesan minyak
dermatitis.
5. Lakukan pengolesan minyak kelapa pada pagi hari dan sore hari.
B. Intervensi
dermatitis, diberikan 2 kali sehari pada pagi hari dan sore hari.
47
4. Setelah lansia dioleskan minyak kelapa, anggota kelompok pamit dan
48
BAB IV
PEMBAHASAN
survey awal yang telah di lakukan kelompok pada tanggal 15 Mei 2019 di Panti
Sosial Tresna Werda Sabai Nan Aluih Sicincin dengan kapasitas lansia 110 orang
orang lansia lainnya tidak berada di tempat, diantaranya ada yang pulang
kampung, pergi ke pasar, pergi berobat, dan lain-lain. Dari 95 orang lansia yang
lansia menolak diberikan implementasi karena lansia merasa tidak nyaman apabila
badannya diberikan minyak kelapa, dan ada 1 orang lansia yang setiap akan
orang lansia yang mengalami dermatitis ringan tersebut, ada 1 orang lansia yang
Fujiyama dengan alasan tidak mau di berikan pengobatan herbal minyak kelapa
karena tidak ada perubahan. Dan 4 orang lansia mengalami tingkat dermatitis
sedang, serta 5 orang lansia mengalami tingkat dermatitis berat. Diantara 5 orang
lansia yang mengalami dermatitis berat tersebut ada 2 orang lansia yang menolak
49
diberikan implementasi pada hari ke 3 dengan alasan tidak ada pengaruh
di berikan pada waktu pagi dan sore hari setelah mandi dari tanggal 17 Mei 2019
sampai 19 Mei 2019 di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin. Jumlah lansia sebanyak
1. Nenek Ramaimar
luka di punggung kaki, sela-sela jari kaki dan tangan, luka tampak berair
kelapa kedua kakinya terasa gatal. Setelah pemberian minyak kelapa nenek
50
PRE POST IMPLEMENTASI
51
POST TEST
2. Kakek Naumar
naumar tergolong dermatitis sedang. Terdapat luka pada sela-sela jari kaki
kiri dan kanan. Luka tampak berair dan terdapat jaringan nekrotik. Kake
naumar mengatakan jika luka terkena air akan terasa perih. Setelah
52
PRE POST IMPLEMENTASI
53
POST TEST
3. Kakek Mayor
mayor mengatakan saat di olesi minyak minyak kelapa hasil baru bisa
54
PRE POST IMPLEMENTASI
55
POST TEST
4. Kakek Rasidin
56
PRE POST IMPLEMENTASI
POST TEST
5. Nenek Yusmaniar
ringan. Luka dermatitis Yusmaniar terdapat pada kaki kanan. Pada hari 1
memerah mulai pudar. Nenek yus mengatakan minyak kelapa bagus untuk
57
lukan
58
POST TEST
6. Kakek Tahar
59
PRE POST IMPLEMENTASI
60
7. Nenek Jarina
apabila terkena air. Setelah diberikan minyak kelapa luka mulai menipis dan
61
8. Kakek Fahmi
kelapa, kakek Fahmi mengatakan gatal pada area yang diolesi minyak
62
POST TEST
9. Kakek Syafri
dan pada kaki. Luka tampak menghitam. Pada hari 1 diberikan minyak
kelapa, kakek Syafri mengatakan gatal pada area yang diolesi minyak
63
PRE POST IMPLEMENTASI
64
10. Kakek Amirudin
POST TEST
65
B. Kesimpulan Hasil Implementasi
kecil dan vesikel pada kulit hingga akhirnya pecah dan mengeluarkan
spesifik dibagian permukaan. Istilah ini diambil dari bahasa yunani yang
hal ini disebabkan karena struktur kulit lansia yang sudah mengalami fungsi
tersusun oleh ikatan medium trigliserida, yang tidak membawa resiko yang
sama seperti lemak jenuh yang lain (Abdul mutalib et al, 2015).
66
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil implementasi terhadap lansia yang terkena dermatitis
dengan menggunakan terapi non farmakologi “ minyak kelapa” di panti sosial
tresna werdha (PSTW) saba nan aluih sicincin di dapatkan hasil :
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
67
Sabai Nan Aluih Sicincin sehingga di harapkan lansia dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Lansia
68
69