Anda di halaman 1dari 4

Asuhan Keperawatan

Pengkajian
1. Sirkulasi
a. tekanan darah menurun atau hipotensi
b. jantung melambat pada respon terhadap curah jantung
c. bisa terjadi syok
d. gagal jantung kanan akut dan edema paru
e. sianosis

2. makana cairan
a. kehilangan darah normal akibat pendarahan
b. nyeri dan ketidaknyamanan, khususnya nyeri dada
c. gangguan pernafasan , takipnea

3. keamanan
a. dapat mengalami pecah ketuban spontan tanpa kontraksi
b. peningkatan suhu (infeksi pada adanya pecah ketuban lama)
c. cairan amion kehijauan karena ada meconium
d. perluasan epiosiotomi atau laserasi jalan lahir
e. penimngkatan tekanan intrauterus
f. merupakan penyebab utama kematian ibu intrapartum

4. genetalia
a. darah berwarna hitam dari vagina
b. peningkatana pendarahan vagina dan tempat yang mengalami trauma pada saat melahirkan

Pemeriksaan diagnostic

a. Penggunaan kateter soan ganzintraarterial untuk memudahkan pengukurana tekanan darah dan
memperoleh sampel darah serta instrument untuk mencatan tekanan darah sistematik, tekanan
arteriapulmonis, cardiac outpout dan oksigenasi darah
b. Hitung darah lengkap untuk menentukan adanya anemia dan infeksi
c. cek golongan darah dan Rh
d. rasio lestin terhadap spingomielin (rasioL/S) : menentuikan maturitas janin
e. Ph kulit kepala menandakan derajat hipoksia
f. Ultrasonografi : menentukan usia gestasi, ukuran janin, gerakan jantung janin, dan lokasi
plasenta
g. Pelvimetri : identifikasi posisi janin

Diagnosis keperawatan

1. Risiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan hipoksia jaringan
2. Penurununan curah jantiung yang berhubungan dengan hipovolemia, penurunan aliran dari
vena.
3. Ansietas yang berhunbungan dengan krisi situasi ancaman pada diri sendiri atau janin transmisi
interpesrsonal
4. Risiko tinggi kerusakan pertukaran gas yang berhubungn dengan perubahan membrane kapiler
alveolus pada paru-paru ibu
5. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan penurunan mekanisme regulasi ( patologi
pada perpindahan cairan )
6. Perkusi jaringan yang berhubungan dengan stasis vena
7. Risiko tinggi cedera pada janin yang berhubungan dengan hipoksia jaringan : hiperkapnea atau
infeksi

Intervensi keperawatan

1. Diagnosis 1: risiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan hipoksia jaringan
pendarahan dan profil darah abnormal
kriteria hasil :
a. Menunjukan profil darah danpemeriksaan koagulasi normal
b. Mempertahankan pengeluaran urin

Intervensi Rasional
Mandiri
a. Kaji jumlah darah yang hilang, pantau Perdarahanberlebihan dan menetapdapat
tanda dan gejala syok mengancam hidup ibu dan mengakibatkan infeksi
postpartum, gagal ginjal, nekrosis hipopisis yang
disebabkan oleh hipoksia jariangan dan malnutrisi

b. Pantau respon yang merugikan pengenalan dan intervensi dini dapat mencegah
padapemberian produk darah seperti situasi yang mengancam hidup
akergi dan hemolisis
c. Priksa petekie atau pendarah gusi padaibu Menandakan perbedaan atau perubahan pada
koagulasi
d. Catat suhu, hitung sel darah, serta bau dan Memastikan tidak terjadinya infeksi yang akan
warna vagina membahayakan janin dan ibu
Kolaborasi
e. Dapatkan golongan darah dan pencocokan Meyakinkan produk yang tepat akan tersedia bila
silang diperlukan penggantian darah
f. Pantau pemeriksaan koagulasi Untuk mengetahui terjadinya proses pembekuan
darah, maka kadar vibrinogen harus kurang dari 1
(x) mg/dl.
g. Berikan O2 dengan ventilasi mekanis jika Untuk mengetahui kebutuhan O2 ibu
ibu tidak sadar
h. Berikan heparin bila diindikasikan Heparin dapat digunakan pada kasus kematian
janin atau untuk memblok siklus pembekuan
2. Diagnosis2 : penurunan curah jantung yang berhubungan dengan hipovolemia, penurunan
aliran dari vena.
Kriteria hasil:
COP dalam batas normal

Intervensi Rasional
Mandiri
a. Pantau tekanan darah dan nadi Tekanan darah dan nadi dapat memberikan
gambaran penurunan curah jantung
b. Kaji tekanan arteri rata-rata, kaji Edema paru dapat terjadi pada perubahan
krekels , dan perhatikan frekuensi tahanan paskular periper dan penurunan pada
pernafasan tekanan osmotic holoid plasma
c. Lakukan tirah baring pada ibu dengan Meningkatkan aliran balik vena curah jantung
posisi miring ke kiri dan perkusi ginjal plasenta
d. Kaji perubahan sensorik cemas, Dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi
depresi dan bisa tidak sadar serebral sekunder terhadap penurunan curah
jantung
Kolaborasi
e. Pantau parameter hemodinamik Memberikan gambaran akurat dari perubahan
inpasif vascular dan volume cairan peningkatan
hemokonsentrasi dan perpindahan cairan
penurunan curah jantung
f. Periksa nyeri tekan betis, menurunnya Menurunnya curah jantung bendungan stasis
nadi pedal, pembengkakan, vena dan tirah baring lama meningkatkan
kemerahan local pucat dan sianosis risiko tromboflebitis

3. Diagnosis 3: ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi ancaman pada diri sendiri atau
janin transmisi interpersonal
Kriteria hasil:
a. Menggunakan teknik pernafasan dan teknik relaksasi yang efektif
b. Berpartisipasi aktif dalam proses melahirkan

Intervensi Rasionsl
Mandiri
a. Berikan lingkungan tenang posisikan Menurunkan keditak nyamanan menfokuskan
ibu untuk kenyamanan pertahanan ibu
b. Anjurkan orang terdekat untuk tetap Memungkinkan parsitifasi penuh dari orang
bersama ibu memberikandukungan pendukung, meningkatkan harga diri
dan membantu sesuai kebutuhan mempertahankan kedekatan keluarga,
menurunkan ansietas dan memberikan
bantuan professional
c. Tetap tinggal dengan ibu, berikan Membantu mengembangkan koping positif
informasi yang terus menerus dan kerjasama menurunkan rasa takut yang
mengenai keadaan ibu jangan ditinggal berkenaan dengan ketidak tahuan
sendiri
d. Bantu keluarga untuk dapat mengerti Membantu mengurangi kecemasan keluarga
tentang informasi mengenai ibu, dan menolong keluarga mengurangi perasaan
usahakan keluarga tetap tenang sedihnya
Kolaborasi
e. Berikan sedative sesuai anjuran Dapat membantu memperlambat kemajuan
persalinan dan memungkinkan ibu
meningkatkan kontrol
f. Periksa proses kelahiran emergensi Banyak insiden emboli cairan ketuban ini
menyebkan kematian pada bayi maupun ibu

Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat dan bukan
atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama
dengan dokter dan petugas kesehatan lain.

Evaluasi keperawatan

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

Anda mungkin juga menyukai