Anda di halaman 1dari 26

1

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI


SENSORI MUSIK PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WERDHA BUDI MULIA 01 CIPAYUNG

DI SUSUN OLEH

BAGUS DHARMA KESUMA 012241024

DEWI ERNAWATI 012241038

DELLA TYA WIRYANTI 012241026

DHEANTY EKA PRATIWI 012241019

EGY EVIYANI 012241018

HIKMAH RAHMAWATI 012241009

INDAH BAGUS SETIANINGRUM 012241007

SITI VERA NGAJIZAH 012241011

KAROLINA MUAL 012241014

PROFESI NERS ANGKATAN 29

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS BINAWAN

2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga atas
berkatnya penyusun dapat menyelesaikan “Proposal Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK) Stimulasi Sensori: Mendengar Musik” dengan baik, walaupun dalam
penyusunannya banyak hambatan yang terjadi namun berkat bantuan pembimbing dan
teman-teman, proposal TAK ini dapat diselesaikan tepat waktu.
“Proposal Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) Stimulasi Sensori: Mendengar
Musik” disusun untuk memenuhi syarat target keterampilan stase Keperawatan
Gerontik Profesi Ners Angkatan 29 Universitas Binawan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami memohon maaf dan saran yang membangun dari
pembaca untuk tugas proposal TAK ini. Kami berharap semoga proposal TAK ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Jakarta, 17 Mei 2023

Penyusun

i
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organization (WHO), lansia adalah seseorang
yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Usia lanjut dibagi menjadi empat
kriteria berikut : seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65
tahun ke atas. Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang
dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan
seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres
fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk
hidup serta peningkatan kepekaan secara individual. Aspek yang juga
mengalami penurunan secara degeneratif adalah fungsi sensori dan persepsi
(pendengaran/pikiran).
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan
depresi dan kecemasan. Dalam situasi seperti itu, pekerjaan preventif berupa
latihan atau terapi yang tepat harus dilakukan secara rutin dan
berkesinambungan.
Depresi merupakan masalah psikologis yang banyak terjadi pada lanjut
usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih mendalam yang
berdampak pada gangguan interaksi sosial. Tidak jarang gejala depresi juga
berupa gangguan fisik seperti insomnia dan berkurangnya napsu makan. Depresi
seringkali tidak terdeteksi pada lanjut usia karena dianggap sebagai akibat dari
proses penuaan dan penyakit kronis yang dialami oleh lanjut usia. Padahal
deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi.dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas hidup bagi lanjut usia (Dewi, 2014).
Besarnya pengaruh depresi terhadap kesehatan fisik dan jiwa pada lansia,
maka dibutuhkan suatu upaya untuk mengatasinya. Cara yang dapat digunakan

1
2

untuk mengatasi masalah depresi dapat dilakukan dengan terapi farmakologi dan
non farmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian obat pada
penderita depresi. Terapi farmakologi yang biasa digunakan dan dianggap paling
efektif adalah pemberian obat anti depresi, akan tetapi jika digunakan terus-
menerus akan mengalami ketergantungan. Terapi non farmakologi untuk
mengatasi depresi yaitu terapi musik. Music dapat memulihkan, merelaksasi,
menjaga, memperbaiki emosi, fisik, psikologis dan kesehatan serta kesejahteraan
spiritual. Dalam hal ini tentunya menggunakan musik yang soft dan easy
listening yang membantu menenangkan pikiran dengan volume rendah (Djohan,
2006).
Pemberian intervensi terapi musik akan memperpanjang serat otot,
mengurangi pengiriman impuls neural ke otak. Pemberian terapi musik pada
pasien yang mengalami depresi dapat menurunkan tingkat depresi pasien. Selain
efek terhadap penurunan tingkat depresi pasien, terapi musik juga memiliki efek
lain pada pasien yaitu dapat menurunkan kecemasan pada pasien ( kartinah,
2011). Menurut (Dian Nurafifah,2018) Dengan terapi aktivitas kelompok lebih
bersifat intensif dalam memberikan pertolongan psikologis, selain itu pula,terapi
aktivitas kelompok jugamenekankan perasaan dan hubungan antara anggota
yang bertujuan menurunkan isolasi sosial. Terapi aktivitas kelompok dapat
diberikan kepada individu yang mengalami gangguan depresi yaitu antara lain
pandangan kosong, kurang atau hilangnya pandangan diri,inisiatif menurun,
ketidakmampuan berkonsentrasi,aktivitas menurun, kurangnya nafsu makan,
mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat sedih atau cepat lelah
sepanjang waktu mungkin susah tidur dimalam hari, mempunyai keyakinan
bahwa hidupnya tidak berguna, bahkan bisa sampai melakukan tindakan bunuh
diri.

Wisma yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung
adalah Wisma Asoka, Wisma Bougenville, Wisma Cattleya, Wisma Dahlia,
Wisma Cempaka, Wisma Edelweiss, dan Wisma Flamboyan dengan kondisi
lansia ada yang sehat fisik, mental dan ada juga yang total care. Berdasarkan
3

survey dari 10 orang yang mengalami depresi ringan sebanyak (7 orang dengan
persentasi 70%) yang mana wisma edelweiss dan wisma flamboyan merupakan
wisma untuk lansia laki-laki dan wisma cempaka, bougenville, dahlia, asoka
merupakan tempat untuk lansia perempuan. Dan wisma cattleya untuk lansia TB
(Isolasi). Sebagian besar lansia di wisma edelweiss, cempaka, bougenville, dan
asoka aktivitasnya dilakukan secara mandiri dan wisma flamboyan dan dahlia
aktivitasnya dibantu oleh perawat. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu
lansia dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulia 01 Cipayung dan ada sebagian yang hanya didalam
kamar saja. Tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Mulia 01 Cipayung sehingga lansia bisa melakukan
kegiatan yang ingin dilakukan lansia.

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukannya terapi sensori dan persepsi terapi musik
diharapkan warga binaan sosial (WBS) dapat mempertahankan daya
ingat dan konsentrasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi sensori dan persepsi terapi musik selama
50 menit diharapkan lansia dapat hal hal dapat mencapai tujuan umum
1. Wbs dapat mengikuti acara dari awal sampai akhir
2. Wbs mampu menyebutkan judul lagu,penyanyi dan makna lagu
serta manfaat terapi musik
3. Wbs mampu berkonsentrasi dengan bernyanyi dan menikmati
musik
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Depresi Pada Lansia


Depresi menurut WHO (World Health Organization) merupakan suatu
gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan
kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah, gangguan
makan atau tidur, kurang energi, dan konsentrasi yang rendah. Penelitian
menemukan bahwa beberapa faktor ini bisa berkontribusi dalam
meningkatkan depresi: Kadar rendah zat kimia neurotransmitter yang
penting di dalam otak, (seperti serotonin dan norepinefrin), Riwayat
keluarga terkena depresi, Pengalaman hidup yang menyebabkan trauma,
seperti kekerasan atau kematian orang yang dicintai.
Masalah ini dapat akut atau kronik dan menyebabkan gangguan
kemampuan individu untuk beraktivitas sehari-hari. Pada kasus parah, depresi
dapat menyebabkan bunuh diri. Sekitar 80% lansia depresi yang menjalani
pengobatan dapat sembuh sempurna dan menikmati kehidupan mereka, akan
tetapi 90% mereka yang depresi mengabaikan dan menolak pengobatan
gangguan mental tersebut.

2.2 Tanda dan gejala Depresi pada Lansia


Gejala depresi sama pada usia berapapun. Gejala-gejala depresi pada
umumnya meliputi: Kesedihan berkepanjangan, Merasa tidak berharga,
Sensitif, Kelelahan, Gelisah, Sulit fokus atau berkonsentrasi, Gangguan tidur ,
Perubahan pada selera makan, Pikiran bunuh diri , Nyeri fisik.

2.3 Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok


Kelompok merupakan individu yang mempunyai hubungan satu sama
lain saling ketergantungan dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Sunden,
2021). Aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi

4
5

atau hubungan satu dengan yang lain saling terkait dan dapat bersama-sama
mengikuti norma yang sama.
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan
kelompok klien dengan tujuan memberi terapi bagi anggotanya. Dimana
berkesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon
social. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
sejumlah klien dalam membina hubungan sosial yang bertujuan untuk menolong
klien dalam berhubungan dengan orang lain seperti kegiatan mengajukan
pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang diri sendrii pada kelompok, menyapa
teman dalam kelompok. Terapi aktivitas kelompok orientasi realita (TAK),
orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien. Kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang diri sendiri
pada kelompok, menyapa teman dalam kelompok. Terapi aktivitas kelompok
orientasi realita, orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasi keadaan
kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat dan waktu.

2.4 Tujuan Terapi Aktivitas


Tujuan dari terapi aktivitas kelompok dapat mengembangkan stimulasi
persepsi, mengembangkan stimulasi sensoris, mengembangkan orientasi realitas,
dan mengembangkan sosialisasi.

2.5 Prinsip-Prinsip Memilih Peserta Terapi Aktivitas Kelompok
Prinsip memilih pasien untuk terapi aktifitas kelompok adalah homogenitas,
yang dijabarkan antara lain : 
a. Gejala sama
Misal terapi aktifitas kelompok khusus untuk pasien depresi, khusus untuk
pasienhalusinasi. Setiap terapi aktifitas kelompok memiliki tujuan spesifik
bagi anggotanya, bisa untuk sosialisasi, kerjasama ataupunmengungkapkan isi
halusinasi. Setiap tujuan spesifik tersebut akan dapat dicapai bila pasien
memiliki masalah atau gejala yang sama, sehingga mereka dapatbekerjasama
atau berbagi dalam proses terapi.
6

b. Kategori sama
Dalam artian pasien memiliki nilai skor hampir sama dari hasil kategorisasi.
Pasien yang dapat diikutkan dalam terapi aktifitas kelompok adalah pasien
akut skor rendah sampai pasien tahap promotion. Bila dalam satu terapi
pasien memiliki skor yang hampir sama maka tujuan terapi akan lebih mudah
tercapai.
c. Jenis kelamin sama
Pengalaman terapi aktifitas kelompok yang dilakukan pada pasien dengan
gejala sama, biasanya laki-laki akan lebih mendominasi dari pada perempuan.
Maka lebih baik dibedakan.

2.4 Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok Bagi Lansia
Manfaat terapi aktivitas kelompok bagi lansia adalah :
a. Agar anggota kelompok merasa dimiliki, diakui dan dihargai eksistensinya
oleh anggota kelompok lain
b. Membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain dan dihargai
eksistensinya oleh anggota kelompok lain
c. Sebagai tempat untuk berbagai pengalaman dan saling membantu satu sama
lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.

2.5 Jenis-Jenis Terapi Aktivitas Kelompok Pada Lansia
Jenis-jenis dari terapi aktivitas kelompok pada lansia terdiri dari:
1. Stimulasi sensorik (Musik)
Musik dapat berfungsi sebagai ungkapan perhatian, baik bagi para pendengar
yang mendengarkan maupun bagi pemusik yang mengubahnya. Kualitas dari
musik yang memiliki andil terhadap fungsi-fungsi dalam pengungkapan
perhatian terletak pada struktur dan urutan matematis yang dimiliki yang
mampu menuju pada ketidakberesan dalam kehidupan seseorang. Peran
sertanya nampak dalam pengalaman musikal, seperti menyanyi, dapat
menghasilkan integrasi pribadi yangmempersatukan tubuh, pikiran, dan roh.
o Musik memberikan pengalaman di dalam struktur
7

o Musik memberikan pengalaman dalam mengorganisasi diri
o Musik merupakan kesempatan untuk pertemuan kelompok di mana indivi
du telah mengesampingkan kepentingannya demi kepentingan kelompok 
2. Stimulasi Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang
pernah dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada
tiap sesi. Dengan proses ini maka diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.Aktifitas berupa stimulus dan
persepsi. Stimulus yang disediakan : seperti baca majalah, menonton acara
televise, stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses
persepsi klien yang mal adaptif atau destruktif, misalnya kemarahan dan
kebencian.
3. Orientasi Realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien, yaitu diri
sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan
klien, dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien.
Demikian pula dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, dan rencana
ke depan. Aktifitas dapat berupa : orientasi orang, waktu, tempat, benda yang
ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4. Sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar
klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal,
kelompok, dan massa. Aktifitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok.

2.6 Tahapan Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
1. Fase pre-kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader,
anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses
evaluasi pada anggota dan kelompok, menjelaskan sumber sumber yang
8

diperlukan kelompok seperti proyektor dan jika memungkikan biaya dan


keuangan.
2. Fase awal
Pada fase ini terdapat 2 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, ko
nflik atau kebersamaan.
a. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan sistem sosial masing–masing, dan leader
mulai menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan
anggota.
b. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya
dan saling ketergantungan yang akan terjadi.
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan negatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok
lebih stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan
dan tugas kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.

2.7 Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas Kelompok
a. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok.
b. Sebagai leader dan co leader
1) LeaderTugasnya:
- Menyusun rencana pembuatan proposal
- Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok
- Merencanakan dan mengontrol terapi aktifitas kelompok
- Membuka aktifitas kelompok
9

- Memimpin diskusi dan terapi aktifitas kelompok
- Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota diskusi lainya 
untuk memperkenalkan diri
- Membacakan tujuan terapi aktivitas kelompok
- Membacakan tata tertib
1. Co-leader, Tugasnya:
- Membantu leader mengorganisasi anggota
- Apabila terapi aktivitas pasif diambil oleh Co-leader
- Menggerakkan anggota kelompok
- Membacakan aturan main
2. Sebagai fasilitator, Tugasnya :
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif jalannya permainan
- Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok
3. Sebagai observer, Tugasnya :
- Mengobservasi jalannya terapi aktifitas kelompok mulai dari persiapa
proses dan penutup.
- Mencari serta mengarahkan respon klien
- Mencatat semua proses yang terjadi
- Memberi umpan balik pada kelompok
- Melakukan evaluasi pada terapi aktifitas kelompok
- Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok
- Membacakan kontrak waktu
- Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan

2.8 Pengertian Terapi Musik

Terapi musik adalah serangkaian yang dirancang dalam upaya untuk mendorong
seseorang atau bahkan membatu orang. Kata tersebut biasanya digunakan dalam
konteks fisik dan mental. “music” dalam “terapi music” memiliki arti atau
penjelasan secara mengkhusus dalam rangkaian terapi. Terapi music adalah terapi
yang bersifat nonverbal. Dengan bantuan music, pikiran klien dibiarkan untuk
10

mengembara, baik untuk mengenang hal-hal yang membahagiakan, mengangankan


hal-hal yang diimpikan dan dicita-citakan, atau bahkan menguraikan permasalahan
yang dia hadapi (Djohan, 2006).

2.9 Manfaat Terapi Musik

Menurut Spawnthe Anthony (2007), musik mempunyai manfaat sebagai


berikut : (Efek Mozart) adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan
sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang, (Refresing) pada
saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh dengan mendengarkan musik walaupun
sejenak, terbukti dapat menenangkan dan menyegarkan pikiran Kembali,
(Motivasi) adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling” tertentu.
Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul dan segala kegiatan bisa
dilakukan, (Perkembangan Kepribadian) Kepribadian seseorang diketahui
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh jenis musik yang didengarnya selama masa
perkembangan, (Terapi) berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang
manfaat musik untuk kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental,
(Komunikasi) musik mampu menyampaikan berbagai pesan tanpa harus
memahami bahasanya. Pada kesehatan mental, terapi musik diketahui dapat
memberi kekuatan komunikasi dan keterampilan fisik pada penggunanya.
11

BAB III

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Terapi Musik Pada Lansia

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian terapi musik

2. Manfaat terapi musik terapi musik pada lansia pada lansia

Sasaran : Lansia

Tanggal Pelaksanaan : 17 Mei 2023

Waktu : 50 Menit

Tempat : Aula

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Hasil yang diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu agar
peserta khususnya lansia mengetahui tentang terapi musik.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Setelah mengikuti TAK WBS mampu mengikuti dai awal sampai akhir
2. WBS mampu menyanyikan lagu

C. MATERI PENGAJARAN

1. Pengertian terapi music


Terapi musik adalah musik adalah suatu profesi dibidang kesehatan yang
mengguna yang menggunakan musik dan aktifitas musik untuk mengatasi

11
12

berbagai masalah dalam aspek fisik & psikologis & kognitif dan kebutuhan sosial
individu yang mengalami cacat fisik. Musik sifatnya non-verbal, sehingga musik
dapat menjangkau sistem limbik yang secara langsung dapat mempengaruhi
reaksi emosional dan reaksi fisik manusia secara langsung dapat mempengaruhi
reaksi emosional dan reaksi fisik manusia seperti detak jantung, tekanan darah
dan temperatur tubuh. seperti detak jantung, tekanan darah dan temperatur tubuh.
Terapi musik secara khusus sangat efektif dalam tiga bidang pengobatan yaitu:
a. Sakit ,kecemasan dan depresi
b. Cacat mental, emosi dan fisik
c. Gangguan neurologis
Berdasarkan alasan di atas, terapi modalitas musik tepat diberikan kepada
lansia yang bertempat tinggal di panti karena resiko tinggi mengalami depresi,
kecemasan, rasa tidak berguna dan lainnya akibat terpisah dari keluargannya.
Klasifikasi terapi musik dalam dunia penyembuhan dengan music, dikenal 2
macam terapi musik yaitu:

a. Terapi musik aktif

Terapi musik aktif adalah keahlian menggunakan musik dan elemen


musik untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan
mental, fisik, emosional dan spiritual. Terapi musik aktif ini dapat dilakukan
dengan cara mengajak klien bernyanyi, belajar main alat - alat musik, bahkan
menggunakan lagu singkat atau dengan kata lain terjadi interaksi yang aktif
antara yang diberi terapi dengan yang memberi terapi

b. Terapi musik pasif

Terapi musik pasif adalah terapi musik dengan cara mengajak klien
mendengarkan musik yang di sukainya (Halim, 2003 cit purwanta,2007)
Terapi musik pasif merupakan merupakan terapi terapi musik yang
murah ,mudah dan efektif. Terapi musik pasif merupakan terapi yang tidak
melibatka pasien, bertujuan untuk menjadikan pasien rileks dan tenang
13

(Deviana, 2011). Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan
Jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien.

2. Manfaat terapi musik

Ada banyak sekali manfaat terapi musik jika di sebutkan satu persatu
semuanya, tentu saja butuh banyak waktu di bawah ini kami sebutkan 10
manfaat utamamenurut para pakar terapi musik

a. Relaksasi mengistirahatkan tubuh dan pikiran

b. Meningkatkan kecerdasan

c. Meningkatkan motivasi

d. Pengembangan diri

e. Meningkatkan kemampuan mengingat

f. Kesehatan jiwa

g. Mengurangi rasa sakit

h. Menyeimbangkan tubuh

i. Meningkatkan kekebalan tubuh

j. Meningkatkan olaraga

Musik memiliki banyak manfaat dalam memberikan stimulasi sensorik dan


intelektual sehingga dapat mengurangi stres pada lansia, meningkatkan relaksasi
dan dapat mengalihkan perhatian lansia dari nyeri yang di rasakan. Terapi musik
juga mampu meningkatkan kualitas tidur lansia, menurun perilaku gelisa, perilaku
agresifdan defresi pada lansia dengan dimensia.

a) Media pengajaran

1. Tipe musik/ radio / mp3


14

2. CD Musik

3. Alat - alat musik yang sesuai

b) Metode pengajaran

1. Memutarkan musik

2. Evaluasi

Kegiatan hanya dilakukan dengan format peserta kelompok mana disetiap


peserta duduk dengan rapi secara berhadapan fasilitator , kemudian penyaji berada
di depan sedangkan observer setiap mengobservasi jalanya kegiatan hingga selesai

D. Uraian Struktur Kegiatan

Hari/Tanggal : Rabu, 17 Mei 2023

Waktu : 09.00-09.50 WIB

Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (30 menit)

Penutupan (10 menit)

Tempat : Aula Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01

Sasaran : 10 WBS Yaitu :

1. Gunadi 6. oman
2. Ridho 7.
3. Awang 8.
4. Sani 9.
5. Tari 10.
15

Tim terapis
1) Leader : Indah Bagus Setianingrum, S.Kep
Uraian tugas:

a) Mengkordinasi seluruh kegiatan

b) Memimpin jalannya terapi kelompok


2) Co-Leader : Siti Vera Ngajizah S.Kep
Uraian tugas :
a) Mendampingi Leader
b) Mengambil posisi Leader Jika Pasif
c) Mengarahkan kembali posisi Pemimpin Kepada Leader
3) Fasilitator :
a) Bagus Dharma Kesuma S.Kep
b) Dewi Ernawati S, S.Kep
c) Egy Eviani S.Kep
d) Dheanty Eka Pratiwi S.Kep
e) Hikmah Rahmawati S.Kep

Uraian tugas :

a) Memotivasi peserta dalam aktifitas kelompok

b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan


c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
f) Bertanggung jawab terhadap antisipasi masalah
4) Observer :
a). Della Tya Wiryanti S.Kep

Uraian tugas :
16

a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,


tempat dan jalannya acara
b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok

5) Dokumentasi : 1. Karolina Mual S.Kep

Uraian tugas :

a) Mendokumentasi semua kegiatan acara

a. Seting tempat

Keterangan

: Leader
: Co Leader

: Observer
17

: Lansia

: Fasilitator

Metode dan Media


1. Metode
Demonstrasi
2. Media
Tata tertib

1. Peserta lansia mampu mengikuti kegiatan TAK

2. Peserta lansia wajib mengikuti tata tertib yang sudah di berikan

No Tahap Waktu Kegiatan Penanggung


jawab

1. Pembukaan 10 menit a. Salam perkenalan Leader (Indah)


menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan

2. Pelaksana 30 menit a. Penyaji menjelaskan Leader (Indah)


tentang :
CO Leader
1. Pengertian terapi musik (Vera)

2. Klasifikasi terapi musik Observasi (Della


& Hikmah)
3. Manfaat terapi musik

b. Penyaji memberikan Fasilitator


waktu kepada klien untuk
1. Tiwi
melakukan terapi musik
18

2. Egy

3. Dewi

4. Bagus

3. Penutup 10 menit a. Penyaji mengajukan Leader (Indah)


pertanyaan pada peserta
CO Leader
mengenai TAK yang di
(Vera)
lakukan

b. Memberikan Observasi (Della


resforceiment positif atas & Hikmah)
jawaban yang di berikan

c. Menutup TAK dengan


salam

Evaluasi

1. Penyaji menanyakan perasaan klien setelah di lakukan terapi musik

a. Persiapan proposal senam otak satu hari sebelum TAK dilakukan.


b. Persiapan tempat, persiapan alat/media satu hari sebelum TAK diadakan.
c. Mahasiswa membuat kontrak dengan lansia untuk pelaksanaan TAK.
1. Evaluasi Proses
a. Lansia aktif dalam kegiatan TAK, bertanya bila ada kesulitan dan
menjawab pertanyaan dengan baik.
b. Lansia mengikuti TAK dari awal sampai akhir dan mampu melakukan
senam otak dengan benar sesuai yang diajarkan mahasiswa

2. Evaluasi Hasil
19

a. Lansia mampu mengikuti acara dari awal sampai akhir


b. Lansia mampu menyebutkan judul lagu, penyanyi dan makna lagu
serta manfaat dari terapi music
c. Lansia mampu berkonsentrasi dengan bernyanyi dan menikmati
musik
d. Lansia mengetahui dan paham tentang manfaat senam otak setelah
pelaksanaan TAK
b. Lansia mampu melakukan terapi musik setelah TAK
c. Lansia mampu mengaplikasikan senam otak dalam kehidupan sehari-
hari.

3. Kriteria Evaluasi

No Kegiatan Warga Binaan Sosial (WBS)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 WBS Mengikuti
Kegiatan Dari
Awal Sampe
Akhir

2 WBS mampu
menyebutkan judul
lagu

3 WBS mampu
menyebutkan
nama penyayi

4 WBS mampu
menyebutkan
makna lagu
20

5 WBS mampu
menyebutkan
manfaat dari terapi
music

6 WBS mampu
berkonsentrasi
dengan bernyanyi
dan menikmati
music
21

Daftar Hadir Lansia/Peserta TAK


Tanggal 16 Mei 2023
Universitas Bonawan Profesi Ners

No Nama Jenis Usia Asal Wisma Tanda Tangan


Kelami
n
22

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa, Terapi Aktifitas Kelompok
sangat dibutuhkan bagi lansia karena dapat mempertahankan kemampuan
stimulasi persepsi lansia, mempertahankan kemampuan stimulasi sensori lansia,
mempertahankan kemampuan orientasi realitas lansia dan mempertahankan
kemampuan sosialisasi lansia.
Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok bagi lansia yaitu agar anggota kelompok
merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang
lain, membantu anggota kelompok berhubungan dengan yang lain, serta merubah
perilaku yang destruktif dan mal adaptif dan Sebagai tempat untuk berbagi
pengalaman dan saling mambantu satu sama lain untuk menemukan cara
menyelesaikan masalah.
Terapi music dapat memulihkan, merelaksasi, menjaga, memperbaiki emosi,
fisik, psikologis dan kesehatan serta kesejahteraan spiritual. Dalam hal ini tentunya
23

menggunakan musik yang soft dan easy listening yang membantu menenangkan
pikiran dengan volume rendah.
4.2 Saran
Menyadari bawha pembuatan proposal kelompok kami masih jauh dari kata
sempurna, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca untuk menjadi tolak ukur kami pada pembuatan TAK
modalitias lansia.

20
24

DAFTAR PUSTAKA

1. Healthline. Geriatric Depression (Depression in Older Adults) . Juni 2017.


2. The National Institute of Mental Health. Older Adults and Depression .
3. United Nations, Department of Economic and Social Affairs Population Division. World
population prospects: The 2006 revision, highlights. New York: United Nation; 2007.
4. Heron MP, Hoyert DL, Murphy SL, Xu JQ, Kochanek KD, Tejada-Vera B. Deaths: Final
data for 2006. National Vital Statistics Reports. 2009;57:1-136.
5. Menkokesra. Lansia masa kini dan mendatang. Kementrian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat. 2009.
6. Mood Disorders Society of Canada. Depression in elderly. Consumer and Family Support.
2010.
7. WHO. Depression. World Health Organization. 2010.
8. Traywick L. Depression in the elderly. University of Arkansas Division of Agriculture. 2007.
9. Licinio J, Wong M. Biology Depression: From novel insights to therapeutic strategies.
Volume 1. Weinheim: Wiley-VCH; 2005.
10. Bjornlund L. Depression (disease & disorder). Farmington Hills: Lucent books; 2010.
11. Lunenfeld B, Gooren LJG, Morales A, Morley JE. Textbook of men’s health and aging, 2nd
ed. United Kingdom: Informa Healthcare; 2007.
12. Meltzer CC, Smith G, DeKosky ST, Pollock BG, Mathis CA, Moore RY, Kupfer DJ,
Reynolds III CF. Serotonin in aging, late-life depression, and Alzheimer’s disease: The
emerging role of functional imaging. Neuropsychopharmacology. 1998;18:407-30.
13. Alexopoulos GS. Depression in the elderly. Lancet. 2005;365:1961-70.
14. aan het Rot M, Mathew SJ, Charney DS. Neurobiological Mechanisms in major depressive
disorder. CMAJ. 2009;180:305-13.
15. Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa
di Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan; 1993.
16. http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/
17. http://artikelpenjas.blogspot.com/2011/12/pengertian-senam.html
18. https://intan.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/05/Olahraga-penyakit-hipertensi-DM.pdf
19. http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/12/senam/lansia.html

Anda mungkin juga menyukai