Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

SEWA RAHIM

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4

ALLAN DIAN SARI


FINALIA UMAIROH
HARY RESTU ADI
ISBANU
ROMAULIBASA SITORUS
TIWI PUTRI HERIDA

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


STIKES PERTAMEDIKA JAKARTA SELATAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-nya, kami

dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Maternitas dengan judul Sewa Rahim.

Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,

keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah, kami dapat

menyelesaikan makalah ini, walaupun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dan kesalahan didalam makalah ini. Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang

membangun guna keberhasilan penulisan yang akan datang. Tujuan dari makalah ini untuk

mengetahui informasi terkini mengenai Sewa Rahim. Akhir kata, Penulis Kelompok 4

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga

terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan mendapat berkah dari

Allah SWT.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Umum dan Khusus 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sewa Rahim 5
B. Tinjauan Umum Alat Reproduksi 9
BAB III INFORMASI TAMBAHAN
A. Pandangan Sewa Rahim dari Tiap Aspek 19
B. Alur Proses Sewa Rahim(Video) 22
BAB IV INFORMASI TAMBAHAN
i
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan

melalui perkawinan yang sah. Perkawinan merupakan perjanjian antara seorang pria

dan wanita untuk hidup bersama, dan mendapatkan keturunan adalah tujuan utama

dari perkawinan.

Perkawinan adalah sebuah akad atau perjanjian yang agung, yang dilakukan

antara seorang pria dan wanita, yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang

bahagia dan sejahtera. Perkawinan adalah suatu persetujuan antara seorang pria dan

seorang wanita, yang mengandung watak dan sifat yang suci untuk hidup bersama,

dalam hal ini pihak wanita diwakili oleh walinya.

Adanya anak akan membawa kebahagiaan bagi pasangan suami-istri.

Apapun akan dilakukan untuk mendapatkan keturunan. Tetapi, ada kalanya dalam

perkawinan terdapat berbagai kendala terkait keinginan untuk mempunyai anak. Hal

ini bisa terjadi apabila salah satu atau kedua pasangan suami-istri mempunyai

kelainan pada alat reproduksinya. Selama ini cara yang banyak ditempuh adalah

dengan melakukan pengangkatan anak. Tetapi dalam perkembangannya, pasangan

suami istri tersebut menghendaki bahwa mereka mendapatkan anak yang masih

tetap memiliki hubungan genetik dengan mereka.

Salah satu jenis kemajuan di bidang kedokteran adalah pada saat

ditemukannya cara pengawetan sperma dan metode pembuahan di luar rahim atau

yang dikenal dengan sebutan In Vitro Fertilzation (IVF) pada tahun 1970-an. In

Vitro Fertilzation (IVF), yaitu terjadinya penyatuan/pembuahan benih laki-laki

(sperma) terhadap benih wanita (ovum) pada suatu cawan petri (di laboratorium),

dan setelah terjadinya penyatuan benih tersebut (zygote), akan diimplantasikan


1
atau ditanam

2
kembali di rahim wanita, yang biasanya pada wanita yang punya benih tersebut

(program bayi tabung), atau dapat ditanamkan pada rahim wanita lain yang tidak

mempunyai hubungan sama sekali dengan sumber benih tersebut (bukan istri dari

suami yang memberikan benih). Untuk hal ini dilakukan melalui suatu perjanjian

sewa (surrogacy) yang dikenal dengan istilah surrogate mother (ibu pengganti).

Surrogate mother atau dikenal sebagai ibu pengganti adalah wanita yang

mengikat janji atau kesepakatan (gestational agreement) dengan pasangan suami-

istri. Intinya, ibu pengganti bersedia mengandung benih dari pasangan suami-istri,

dengan menerima suatu imbalan tertentu.

Surrogate mother adalah perjanjian antara seorang wanita yang bersedia

untuk mengandung dan melahirkan seorang anak, yang mengikatkan diri melalui

suatu perjanjian dengan pihak lain (suami-istri yang memiliki benih atau embrio).

Wanita tersebut bersedia untuk menjadi hamil terhadap hasil pembuahan suami-istri

yang memiliki benih tersebut yang ditanamkan ke dalam rahimnya, dan setelah

melahirkan diharuskan menyerahkan bayi tersebut kepada pihak suami-istri yang

memiliki benih berdasarkan perjanjian yang dibuat (gestational agreement).

Sementara, pengertian surrogate sendiri adalah someone who takes the place of

another person (seseorang yang memberikan tempat untuk orang lain), dalam hal

ini adalah rahim wanita. Surrogate mother ini dapat dilakukan karena adanya asas

kebebasan berkontrak, yang merupakan hak setiap warga negara untuk melakukan

perjanjian berdasarkan asas kebebasan berkontrak/pacta cunt servanda yang tidak

menyalahi hukum perikatan nasional.

Pada awalnya surrogate mother terjadi karena pihak istri dari perkawinan

yang sah tidak bisa mengandung karena sesuatu hal yang terjadi pada rahimnya

sehingga peran si istri dialihkan pada wanita lain untuk menggantikan fungsinya

sebagai seorang ibu dalam mengandung dan melahirkan, baik dengan imbalan

3
materi

4
ataupun sukarela. Perkembangan selanjutnya,terjadi pergeseran makna dan

substansi, dari substansi awal sebagai alternatif kelainan medis (karena cacat

bawaan atau karena penyakit) yang ada ke arah sosial dan eksploitasi nilai sebuah

rahim, yang mana pihak penyewa bukan lagi karena alasan medis, tetapi sudah

beralih ke alasan kosmetik dan estetika, sementara bagi pihak yang disewa akan

menjadikannya sebagai suatu ladang bisnis baru dengan menyewakan rahimnya

sebagai alat mencari nafkah (terutama pada masyarakat ekonominya rendah) seperti

India, Bangladesh dan Cina. Negara tersebut difasilitasi oleh pemerintah setempat

dengan membuat- kan sebuah pusat untuk model sewa rahim termasuk dengan

pengurusan visa khusus dan visa medis.

Adanya praktik sewa rahim ini, terdapat suatu pengingkaran terhadap kodrat

seorang wanita yang mempunyai fungsi untuk mengandung, melahirkan, menyusui

dan merawat bayinya serta membesarkannya dengan penuh kasih sayang oleh ibu

biologisnya sendiri.

Namun isu ini pun masih menjadi dilema karena Surrogate mother adalah

perjanjian antara seorang wanita yang mengikatnya diri melalui suatu perjanjian

dengan pihak lain (suami-isteri) untuk menjadi hamil terhadap hasil pembuhana

suami isteri tersebut yang ditanamkan ke dalam rahimnya, dan setelah melahirkan

diharuskan menyerahkan bayi tersebut kepada pihak suami isteri berdasarkan

perjanjian yang dibuat, perjanjian ini lazim disebut gestational agreement

(perjanjian yang dapat dilaksanakan atau tidak dilaksanakan untuk reproduksi yang

dibantu dimana wanita setuju untuk melahirkan anak untuk orang lain dan bisa

individu). Sebab berdasarkan Pasal 1320 KUHP mengenai syarat sahnya sebuah

perjanjian yaitu syarat objektif, yakni sebab yang halal tidak terpenuhi, selain itu

perjanjian sewa Rahim (surrogate mother) bertentangan dengan kesusilaan yaitu

tidak sesuai dengan norma moral dan adat istiadat, bertentangan juga dengan

5
dengan hukum Islam di Indonesia, bertentangan pula dengan UU RI No. 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan. Pratek surrogate mother atau diterjemahkan dalam Bahasa

Indonesia dengan ibu pengganti/sewa Rahim tergolong metode atau upaya

kehamilan di luar cra alamiah. Dalam hukum Indonesia, pratek ibu pengganti tidak

diperbolehkan.

Oleh karena itu selain sebagai sarana pembahasan bagaimana teknologi

Sewa rahim pembahasan akan mencakup pula mengenai bagaimana kelegalanan

dalam Peraturan di Indonesia.

B. Tujuan

Tujuan umum

1. Mengetahui Mekanisme Sewa rahim (gestational agreement) yang merupakan

salah satu dari delapan jenis teknologi bayi tabung (fertilization in vitro)

Tujuan khusus

1. Mengetahui Fungsi dan manfaat dari Praktik Sewa Rahim dari Sisi Kesehatan

2. Mengetahui Fungsi dan Manfaat dari Praktik Sewa Rahim dari Sisi Kesehatan

3. Mengetahui Pengaruh praktik sewa rahim pada masyarakat tentang

kecendrungan sosial pada kodrat wanita

6
BAB II

KONSEP TEORI

A. SEWA RAHIM

1. Pengertian

Sewa rahim (gestational agreement) merupakan salah satu dari delapan jenis

teknologi bayi tabung (fertilization in vitro) yang telah dikembangkan oleh para ahli

kedokteran. Oleh karena sewa rahim merupakan salah satu dari jenis bayi tabung,

maka tak dapat dipungkiri, bahwa sejarah kemunculannya adalah berawal dari

lahirnya teknologi bayi tabung itu sendiri.Sejalan dengan pembuahan di luar rahim

(fertilization in vitro) yang semakin pesat maka muncullah ide surrogate mother

atau ibu pengganti.

Sebagai tambahan informasi, bahwa sebelum teknologi sewa rahim ini

dilakukan pada manusia, semula telah dicoba dilakukan pada binatang, dan hasilnya

mengagumkan. Di Inggris, embrio kambing diambil dan dititipkan ke dalam rahim

kelinci, kemudian diterbangkan ke Afrika Selatan. Pada saat yang lain, embrio

seekor binatang dititipkan ke dalam rahim kambing, hingga kambing tersebut

melahirkan janin, sesuai jenis binatang yang punya embrio tadi.Adapun pengertian

dari sewa rahim itu sendiri adalah penitipan sperma dan ovum dari sepasang suami

istri ke dalam rahim wanita lain. Penyewaan rahim tersebut biasanya melalui

perjanjian atau persyaratan-persyaratan tertentu dari kedua belah pihak, baik

perjanjian tersebut berdasarkan sukarela (gratis), ataupun berdasarkan sebuah

kontrak (bisnis). Bahkan, menurut Salim, cakupan sewa rahim bukan hanya terbatas

pada penitipan sperma dan ovum sepasang suami istri saja, melainkan juga bisa dari

donor sperma lelaki lain, atau donor ovum wanita lain, atau juga keduanya (sperma

& ovum), berasal dari donor, lalu kemudian dititipkan ke dalam rahim wanita lain.
7
Istilah penyewaan rahim (sewa rahim), juga identik dengan istilah ibu

pengganti (surrogate mother). Menurut Koes Irianto, ibu pengganti adalah wanita

yang bersedia disewa rahimnya, dengan suatu perjanjian untuk mengandung,

melahirkan, dan menyerahkan kembali bayinya dengan imbalan sejumlah materi

kepada pasangan suami istri yang tidak bisa mempunyai keturunan karena istri

tersebut tidak bisa mengandung. Menurut wikipedia, ibu pengganti (surrogate

mother) adalah seorang wanitayang menyetujui dengan kontrak dan jumlah biaya

untuk menanggung anak dari pasangan yang ingin memiliki anak, karena istri tidak

subur atau fisiknya tak mampu membawa janin yang sedang berkembang.

Pendek kata, istilah sewa rahim dengan istilah ibu pengganti adalah hal yang

konotasinya sama. Ibu pengganti adalah subjeknya, sedangkan sewa rahim adalah

predikat/perbuatannya.

1. Bentuk-bentuk Penyewaan Rahim

Ada lima bentuk dari praktek sewa rahim itu sendiri. Kelimanya sebagi

berikut;

a. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami dan ovum dari istri, lalu

embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti;

b. Bayi hasil pembuahan dari sperma suami dan ovum milik ibu pengganti dengan

cara donor sperma atau persetubuhan langsung;

c. Bayi tabung yang menggunakan sperma donor, sedangkan ovumnya berasal dari

istri, lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti;

d. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami, sedangkan ovumnya

berasal dari donor, lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu

pengganti;

e. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum yang berasal daridonor,

lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim ibu pengganti.

8
Untuk lebih memudahkan pembaca, berikut penulis sertakan tabel dari

9
bentuk-bentuk praktek sewa rahim;

No. Asal Asal Ovum Tempat

Sperma Penitipan

1. Suami Istri Ibu Pengganti

2. Suami Ibu Pengganti Ibu Pengganti

3. Donor Istri Ibu Pengganti

4. Suami Donor Ibu Pengganti

5. Donor Donor Ibu Pengganti

2. Faktor-faktor Seorang Melakukan Sewa Rahim

Terdapat beberapa alasan, bahwa seseorang akan melakukan kontrak sewa

rahim diantaranya sebagai berikut;

a. Seorang wanita tidak mempunyai harapan untuk mengandung secara biasa

karena mempunyai penyakit atau kecacatan, yang menghalanginya untuk

mengandung dan melahirkan seorang anak;

b. Rahim wanita tersebut dibuang karena pembedahan;

c. Wanita yang ingin menjaga kecantikan tubuhnya dengan mengelakkan diri dari

akibat kehamilan;

d. Wanita yang ingin memiliki anak, akan tetapi sudah berhenti haid (menopause);

e. Wanita yang ingin mencari pendapatan, dengan menyewakan rahimnya kepada

orang lain.

3. Prosedur Sewa Rahim

Oleh karena penyewaan rahim merupakan salah satu jenis pembuahan di luar

rahim (fertilization in vitro) atau lebih dikenal dengan bayi tabung, maka

prosedur/tahapannya adalah sama dengan tahapan bayi tabung, hanya ada sedikit

perbedaan di tahap akhir.

10
Dalam keadaan normal in vivo, pembuahan terjadi di daerah tuba fallopi,

yang umumnya di daerah ampulla/infundibulum. Perkembangan teknologi terkini

memungkinkan penatalaksanaan kasus infertilitas (kemandulan) dengan cara

mengambil oosit wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh, kemudian

setelah terbentuk embrio, embrio tersebut dimasukkan kembali ke dalam rahim

seorang wanita, untuk pertumbuhan selanjutnya. Inilah penjelasan sederhana, terkait

prosedur pembuahan di luar rahim (fertilization in vitro).

Lebih spesifik, prosedur sewa rahim dapat dijelaskan melalui beberapa

tahapan. Penjelasannya sebagai berikut;

a. Tahap pertama, pengobatan merangsang indung telur.

Pada tahap ini, istri diberi obat yang merangsang indung telur, sehingga dapat

mengeluarkan banyak ovum.

b. Tahap kedua, pengambilan sel telur.

Apabila sel telur istri sudah banyak, maka dilakukan pengambilan sel telur yang

akan dilakukan dengan suntikan lewat vagina di bawah bimbingan

Ultrasonography (USG).

c. Tahap ketiga, pembuahan atau fertilisasi sel telur.

Setelah berhasil mengeluarkan beberapa sel telur, suami diminta mengeluarkan

sendiri spermanya. Kemudian, sperma akan diproses dan diseleksi, sehingga sel-

sel sperma suami yang baik saja yang akan dipertemukan dengan sel-sel telur istri

dalam tabung gelas di laboratorium. Keesokan harinya, diharapkan sudah terjadi

pembelahan sel.

d. Tahap keempat, pemindahan embrio.

Jika telah terjadi fertilisasi sebuah sel telur dengan sebuah sperma, maka

terciptalah hasil pembuahan yang akan membelah menjadi beberapa sel, yang

disebut dengan embrio. Nah, embrio inilah yang akan dipindahkan melalui

11
vagina

12
ke dalam rongga rahim ibu penggantinya, 2-3 hari kemudian. Di sinilah letak

perbedaan, antarabayi tabung yang menggunakan rahim istri, dengan bayi tabung

yang menggunakan rahim ibu pengganti. Jika bayi tabung yang menggunakan

rahim istri, maka embrio dipindahkan melalui vagina ke dalam rongga rahim istri.

Begitu pula jika bayi tabung yang menggunakan rahim ibu pengganti, maka

embrio dipindahkan ke dalam rahim ibu pengganti.

e. Tahap kelima, pengamatan terjadinya kehamilan.

Setelah implantasi embrio, maka tinggal menunggu apakah akan terjadi sebuah

kehamilan. Jika 14 hari pasca pemindahan embrio tidak terjadi haid, maka

dilakukan pemeriksaan kencing untuk menentukan adanya kehamilan.

B. Tinjauan Umum Tentang Alat Reproduksi

Reproduksi dalam ilmu kedokteran adalah naluri setiap organisme untuk beranak-

pinak. Untuk dapat bereproduksi perlu adanya suatu pekawinan terlebih dahulu. Setelah

kawin, maka akan terbentuklah anak. Anak yang dilahirkan akan tumbuh menjadi

dewasa. Dalam tahap dewasa inilah setiap manusia mampu bereproduksi lagi untuk

melanjutkan keturunan.

Embryologi ialah ilmu tentang pertumbuhan embrio sejak pembuahan sampai

kelahiran. Embryologi dapat dikatakan merupakan suatu periode besar dan merupakan

faktor yang menentukan dalam tindak reproduksi makhluk hidup.

Tujuan dari reproduksi adalah untuk mempertahankan suatu species di alam.Tiap-

tiap individu dalam suatu kalangan masyarakat suatu saat nanti akan mati, jumlah

penduduk akan susut, apabila manusia tidak bereproduksi maka bisa punah. Oleh karena

itu setiap individu harus bereproduksi, anak haruslah lebih banyak dari orang tua.

Alat reproduksi dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu alat reproduksi utama (primer)

yang disebut gonad. Dan alat reproduksi tambahan yang terdiri dari saluran serta kelenjar

13
yang berhubungan dengan reproduksi. Alat reproduksi disebut genetalia. Alat

reproduksi ini juga dapat dikelompokkan lagi menjadi alat reproduksi dalam yang

letaknya berada didalam tubuh manusia dan alat reproduksi luar yang letaknya berada

diluar tubuh manusia.

1. Sistem Reproduksi Pria

Alat reproduksi (Genitalia) pria bagian dalam terdiri dari:

• Testis

Ada sepasang, yang berada di dalam scrotum, suatu kantong di luar rongga

tubuh manusia. Scrotum memiliki kapsul yang terdiri dari 2 (dua) lapisan, yaitu

lapisan tunica vaginalis adalah lapisan terluar dari kapsul yang membentuk

kantong testis, yang berasal dari selaput peritoneum yang melapisi rongga tubuh

dan otot dinding abdomen, yang akan ikut terbawa ketika testis yang tumbuh

menggantung ke dalam scrotum. Serta lapisan tunica albuginea adalah lapisan

yang terdiri dari jaringan ikat dan sel-sel otot polos. Tunica albuginea akan

menebal di bagian belakang (proterior) testis, yang menjadi landasan bangunan

dari testis itu sendiri, yang disebut dengan mediastinum testis, saluran keluarnya

semen (mani)dari testis berpangkal.

• Saluran dan Kelenjar

Spermatozoa yang dihasilkan oleh testis, bersamaan dengan sedikit plasma

semen (cairan mani), kemudian disalurkan ke luar tubuh melewati saluran tubuli

recti, rete testi, ductuli efferentes, ductus epididymis, van deferens, dan urehtra.

Dalam saluran tersebut banyak terdapat sel penggetah cairan yang jadi komponen

semen. Selain itu terdapat pula kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan

semen yang menyalurkan getahannya ke saluran. Kelenjar-kelenjar tersebut

ialah: vesicula seminalis, prostata (prostat), cowper (bulbourethralis), dan littre.

Alat reproduksi (Genitalia) pria bagian luar yaitu: Penis yang berfungsi

14
untuk menyalurkan sperma ke dalam tubuh wanita. Spermatozoa terdiri atas

kepala dan ekor. Spermatozoa juga dapat berbentuk lain dari biasanya,

spermatozoa ini biasanya terdapat pada orang yang fertil maupun infertil atau

dapat dikatakan spermatozoa abnormal. Spermatozoa abnormal dapat terjadi

karena berbagai gangguan.

Semen (air mani) merupakan lendir yang keluar dari genetalia pria pada

saat ejakulasi. Semen terdiri dari bagian padat yaitu spermatozoa dan bagian cair

yaitu plasma semen (air mani). Untuk mengetahui apakah seorang pria dapat

dikatakan fertil ataukah infertil perlu dilakukan analisis semen secara berkala

agar tidak terlambat dalam pengobatan apabila memang terjadi gangguan pada

alat reproduksinya. Yang dianalisa secara rutin adalah:

a. Bau

Semen yang normal memiliki bau yang khas, tajam dan tidak berbau busuk.

Bau pada semen berasal dari oksidasi spermin yang dihasilkan oleh prostat.

Apabila terdapat gangguan pada prostat, semen tidak berbau khas mani atau

berbau busuk karena adanya infeksi;

b. Warna

Semen yang normal memiliki warna sama seperti lem kanji atau putih-kelabu.

Jika agak lama maka abstinensi kekuningan. Apabila ada infeksi pada

genitalia warna semen menjadi putih atau kuning. Beberapa macam obat juga

mempengaruhi warna semen;

c. Volume

Volume seorang pria pada saat ejakulasi rata-rata mencapai 2,5 - 3,5 ml.

Volume pria digolongkan menjadi: aspermia dengan volume 0 ml,

hypospermia dengan volume < 1 ml, normospermia dengan volume 1 - 6 ml,

hyperspermia dengan volume > 6 ml;

15
d. Koagulasi (menggumpal)

Semen yang normal akan segera menggumpal setelah ejakulasi. Apabila

mengalami gangguan pada vesicula seminalis atau ductus ejaculatorius,

semen akan langsung encer ketika ditampung;

e. Likuifaksi (pengenceran)

Pada semen yang normal likuifaksi terjadi 15 - 20 menit setelah ejakulasi.

Apabila mengalami gangguan pada prostat yang menghasilkan zat pengencer,

semen tidak akan mengencer;

f. Viskositas (kekentalan)

Menganalisis kekentalan semen dapat dilakukan dengan sederhana dengan

menggunakan alat yang disebut viskometer. Cara pemeriksaannya adalah

dengan mencelupkan batang kaca ke objek yang sudah ditetesi oleh semen,

kemudian diangkat perlahan, dan diukur tinggi benang yang terjadi antara

batang kaca dengan objek tersebut sampai batas putusnya. Normalnya

viskotasita semen adalah panjang benangnya mencapai 3 - 5 cm. Apabila

semen terlalu kental (> 5 cm), itu tandanya kekurangan enzim likuifaksi dari

prostat. Dan apabila semen terlalu encer (< 3 cm), itu tandanya zat koagulasi

yang dihasilkan vesicula seminalis terlalu sedikit;

g. pH

Normalnya semen apabila pHnya antara 7,2 - 7,8. cara mengetahui apakah

semen itu dalam keadaan baik atau tidak dengan cara meneteskan semen ke

batang kaca pada kertas pH yang berukuran warna penunjuk. Apabila terjadi

radang akut kelenjar kelamin atau epidydimitis kertas pH akan menunjukkan

>

8. apabila kertas pH < 7,2 artinya adanya suatu penyakit kronis pada

epidydimis. pH dapat berubah 1 jam setelah ejakulasi. Oleh sebab itu apabila

16
ingin melakukan pemeriksaan sebaik dilakukan sebelum 1 jam setelah

17
ejakulasi;

h. Kecepatan

Kecepatan normal rata-rata spermatozoa adalah 2,5 detik per kotak ukuran

dalam objek (50 um). apabila kecepatannya kurang dari itu artinya

spermatozoa kurang mampu dalam berfertilisasi. Kecepatan spermatozoa

diukur dengan kaca objek hemocytometer neubauer dan dapat dilihat

menggunakan mikroskop pembesar 450X.;

i. Konsentrasi

Konsetrasi spermatozoa pada pria dibedakan menjadi 4 golongan fertilitas:

polyzoospermia dengan konsentrasi sebesar > 250 juta/ml, normozoospermia

dengan konsentrasi sebesar 400 - 200 juta/ml, oligozoospermia dengan

konsentrasi sebesar < 40 juta/ml, dan azoospermia dengan konsentrasi sebesar

0/ml;

j. Motilitas

Spermatozoa dikatakan normal apabila jumlah yang bergerak maju > 40 %.

apabila orang tersebut mengalami infertil maka spermatozoa tidak bergerak

maju atau nampak mati;

k. Morfologi

Semen dibedakan menjadi semen normal (kepalanya oval dan bagian lainnya

normal), dengan semen abnormal (kepala bukan oval dan bagian lain

abnormal). semen dikatakan dalam kondisi normal apabila jumlah

abnormalnya hanya 30 - 40%, apabila lebih dari itu maka orang tersebut

dikatakan infertil;

l. Ketahanan

Spermatozoa normalnya pada seseorang dapat bertahan hidup dan suburdalam

saluran kelamin wanita selama kurang lebih seminggu.

18
2. Sistem Reproduksi Wanita

Genitalia wanita terdiri dari genitalia primer yaitu, ovarium. Dan genitalia

sekunder yang terdiri dari saluran yang meliputi tuba, uterus, vagina; kelenjar yang

menggetahkan lendir di dalam saluran, yang tidak berupa organ khusus. Serta

kelenjaryang menggetahkan susu.

Ovarium (induk telur) jumlahnya ada sepasang disebalah kiri dan kanan

uterus, tepatnya dalam rongga pelvi. Panjangnya 2.5-5 cm, lebarnya sekitar 1.5-3

cm, dan tebalnya sekitar 0.6-1.5 cm. ovarium diselaputi oleh lapisan sel-sel yang

berasal dari lapisan peritoneum, yang kemudian berubah menjadi bentuk kubus,

yang disebut dengan epitel germinal. Ovarium diikatkan kedinding dorsal tubuh

pada broad ligament uterus oleh mesovarium. Jaringan dasar ovarium disebut

stroma yang mengandung banyak serat jaringan ikat, otot polos dan pembuluh

darah yang begelung-gelung. Badan ovarium terdiri dari cortex dan medulla.

Cortex sendiri letaknya ada pada bagian dalam tunica albuginea, yang menyelaputi

medulla. Dalam cortex terdapat banyak sekali folikel-folikel. Folikel dibagi menjadi

5 (lima) macam, yaitu: folikel muda; folikel primer;folikel sekunder; folikel tertier;

dan folikel graaf. Jumlah folikel dapat menacapai sekitar 2 (dua) juta butir pada saat

bayi lahir, dan menjelang akil balig (haid), jumlah folikel akan terus menyusut

sampai kegiatan ovarium untuk menghasilkan ovum berhenti. Pertumbuhan dan

pematangan pada folikel dikenal dengan istilah daur pembiakan. Daur pembiakan

pada orang berlangsung selama 28 (dua puluh delapan) hari. Daur ini mulai

berlangsung sejak menarche (awal haid) yang pada orang dari umur 12-13 tahun,

sampai menopause (akhir haid) yang pada orang berlangsung pada umur 50 tahun

Tuba (tuba fallopi) merupakan saluran yang akan menampung ovum yang

berovulasi dan meneruskannya ke dalam uterus. Pada tuba fallopi berlangsung

aktivitas pembuahan. Dalam tuba fallopi terdapat bagian yang berfungsi untuk

19
menampung

20
ovum dan merupakan tempat berlangsungnya pembuahan, bagian tersebut disebut

infundibulum. Dinding tuba fallopi terdiri dari 3 (tiga) lapis yaitu: mukosa, otot,

dan serosa. Dalam sel epitel mukosa terdapat 2 (dua) macam sel epitel yaitu: sel

bercilia yang berfungsi untuk mengayuhkan ovum atau spermatozoa agar mudah

bergerak ke tempat pembuahan. Dan sel penggetah (scretory) yang berfungsi untuk

menggetahkan lendir, tanpa sel penggetah sel bercilia tidak dapat berfungsi. Karena

sel bercilia hanya berfungsi dalam medium atau tempat yang basah.

Uterus (rahim) berbentuk seperti buah pir. Uterus merupakan tempat menerima

6.5 ovum dari ovulasi dan juga tempat pertumbuhan embrio. Ukuran uterus

normalnya 6,5 cm, lebar 3,5 cm, dan tebalnya mencapai 2,5 cm. Uterus dibedakan

menjadi 3(tiga) bagian yaitu: fundus sebagai tempat bermuaranya tuba fallopi;

corpus bagian atas (arterior); dan cervix yang merupakan bagian bawah (posterior)

berbentuk bulat. Dinding uterus terdiri dari 3 (tiga) lapisan yang memiliki fungsi

masing-masing, yaitu:

a. Endometrium, merupakan lapisan mukosa. Endometrium berfungsi untuk

menyiapkan serta ikut bekerja dalam proses nidasi, juga membentuk placenta

dari pihak induk. Endometrium dapat menyesuaikan diri dengan aktivitas

ovarium yang menghasilkan folikel dan ovum. Endometrium tumbuh pesat dan

menjadi tebal setelah ovulasi di ovarium. Apabila terjadi pembuahan, maka

proses nidasi dan pembentukan placenta terjadi. Akan tetapi apabila tidak

terjadi pembuahan, endometrium yang tebal tersebut akan terkelupas atau

disebut dengan menstruasi (haid). Setelah masamenstruasi selesai,

endometrium akan menjadi tipis kembali.

b. Myometrium, merupakan lapisan otot polos. Myometrium yang membuat uterus

berkontraksi. Myometrium juga memiliki beberapa fungsi kontraksi yaitu: untuk

mengisap spermatozoa yang diejakulasi pada saat coitus; untuk melancarkan

21
aliran spermatozoa menuju infundibulum; dan untuk meluruhkan embrio,

placenta, atau lapisan fungsionalis endometrium; baik pada saat melahirkan,

keguguran, maupun menstruasi.

c. Serosa, sebagai penerusan peritoneum.

Cervix terdapat pada bagian depan uterus yang bermuara ke vagina. Cervix

sendiri juga memiliki 3 (tiga) lapisan jaringan seperti yang lain yaitu;

lapisanmukosa terletak pada bagian dalam, lapisan otot polos yang berada di tengah,

dan lapisan serosa berada pada bagian luar. Cervix merupakan pintu gerbang

masuknya semen. Ada beberapa fungsi dari cervix yaitu:

a. Sebagai katup spermatozoa, hal ini hanya berlangsung pada saat ovulasi

tembus;

b. Sebagai pelindung spermatozoa terhadap vagina yang dalam kondisi asam;

c. Sebagai pelindung dari phagocytosis di lumen cervix;

d. Reservoir spermatozoa;

e. Sebagai filter atau menyeleksi spermatozoa, hanya spermatozoa yang baik

dan sehatlah yang diperbolehkan masuk menuju uterus;

f. Sebagai penyuplai energi untuk pergerakan spermatozoa;

g. Sebagai kapasitasi spermatozoa;

h. Sebagai sumbat masuknya kuman apabila sedang hamil.

Sifat fisik atau sifat arus lendir cervix sangat penting dalam menganalisis

apakah seorang wanita dapat dikatakan subur atau mandul.

Vagina, merupakan saluran terdepan dari sistem reproduksi wanita. Vagina

terletak antara vestibule genitalia luar dan cervix. Dinding vagina terdiri dari 3

(tiga) lapisan yaitu: lapisan mukosa; lapisan otot polos; dan lapisan jaringan ikat.

Dalam vagina tidak ada kelenjar yang menghasilkan lendir. Yang membasahi

vagina adalah lendir yang berasal dari cervix. Cairan dalam vagina di cervix awal

22
mulanya bersifat

23
basa, kemudian terjadi fermentasi bakteri terhadap glikogen dalamlendir cervix yang

mengubah kadar pH cairan pada vagina menjadi rendah atau asam. Saat vagina

dalam keadaan asam ini sangat tidak menguntungkan bagi semen.

Genitalia luar disebut dengan vulvae, terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

a. Mons pubis, merupakan bantalan lemak yang tertutup oleh kulit, letaknya

berada di bagian luar symphisis pubis.

b. Labia majora, terdiri dari dua lipatan jaringan lemak yang diselaputi oleh kulit,

labia majora terbentang dari mons pubis sampai ke perineum (bagian belakang

vulvae kea rah anus). Pada saat masa akil balig labia majora akan tertutupi

dengan bulu halus, dan beratrofi saat menopause.

c. Labia minora, terdiri dari lipatan-lipatan berotot di dalam labia majora.

Labia minora juga diselaputi oleh kulit yang kaya akan kelenjar peluh dan

kelenjar minyak bulu. Labia minora bagian atas membentuk prepuce yang

membungkus clitoris.

d. Clitoris, mengandung jaringan yang dapat berereksi dan peka terhadap rabaan.

Clitoris memiliki kepala, glans clitoridis, dan terselaputi oleh prepuce. Clitoris

memiliki struktur yang sama dengan penis tetapi tidak dilewati oleh urethra.

e. Vestibule, merupakan celah antara labia minora.

f. Lobang urethra dan lobang vagina, berada di permukaan vestibule. Di dalam

lobang-lobang ini terdapat kelenjar yang menggetahkan cairan, kelenjar ini

disebut vestibuler, yang kemudian bermuara ke vagina. Cairan tersebut

berfungsi untuk membasahi dan melicinkana permukaan vulva. Vulva juga

mengandung indra raba yang berperan dalam hubungan sex, indra raba ini

adalah meissner dan pacinian corpuscles.Immunitas, dalam sistem reproduksi

wanita ada beberapa wanita yang menghasilkan antibodi antisperma dalam

darah maupun di dalam lendir cervixnya.

24
Hal ini mengakibatkan wanita mengalami kemadulan. Beberapa puluh tahun yang

lalupernah diadakan suatu percobaan dengan menyuntikkan semen ke dalam tubuh

wanita yang awalnya tidak memiliki antibodi antisperma, setelah disuntikkan

semen, dalam tubuh wanita tersebut menghasilkan antibodi antisperma dengan

kadar tinggi. Hal ini menyebabkan wanita tersebut mengalami kemandulan. Dalam

hal ini masih terus dilakukan penelitian yang dapat mengurangi kadar antibodi

antisperma.

25
BAB III

FENOMENA SEWA RAHIM DI DUNIA

A. Pandangan Sewa Rahim dari Tiap Aspek


Masalah penyewaan rahim dewasa ini sudah membudaya di negara- negara

maju, seperti di Amerika Serikat. Malahan, pernah terjadi peristiwa besar, dimana

ibu pemilik rahim atau ibu yang mengandung kahamilan tidak bersedia

menyerahkan bayi yang dilahirkannya kepada ibu genetisnya. Demikian pula di

Afrika, pernah terjadi seorang nenek menjadi penghamil cucunya, karena rahim

anaknya tak bisa mengandung.

Dalam sejarahnya, teknologi bayi tabung pertama kali berhasil dilakukan

oleh Dr. P. C. Steptoe dan Dr. R. G. Edwards atas pasangan suami istri John

Brown dan Leslie. Sperma dan ovum yang digunakan berasal dari suami istri ,

kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim istrinya, sehingga pada 25

Juli 1978, lahirlah bayi tabung pertama di dunia yang bernama Louise Brown di

Oldham Inggris dengan berat badan 2.700 g.

Hal ini pertama kali dilakukan pada tahun 1987, di Afrika Selatan. Seorang

ibu, Edith Jones, melahirkan kembar tiga anak-anak hasil pencangkokanembrio

putrinya, Suzanne dan suaminya. Kelahiran lewat inseminasi buatan semacam ini

dilakukan karena Suzanne tak memiliki kandungan sejak ia lahir. Proses

pembuahannya dilakukan di rumah sakit BMI Park, Nottingham. Inilah pertama

kalinya di dunia, sejarah tentang seorang putri (Suzanne), yang menyewa rahim

ibunya (Edith Jones), guna mengandung embrio dari dirinya dan suaminya.

Di luar negeri, seperti di Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Afrika

Selatan, kini sudah mengembangkan jenis bayi tabung yangmenggunakan sperma

dari donor dan ovumnya dari istri, kemudianembrionya ditransplantasikan ke

dalam rahim istri, juga mengembangkan jenis bayi tabung yang menggunakan

26
sperma dan

27
ovum dari pasangan suami istri, kemudian embrionya ditransplantasikan ke dalam

rahim surrogate mother. Sebagai buktinya, bahwa menjelang awal tahun 1989 saja,

telahlahir 100 anak yang merupakan produk dari surrogate mother. Ibu-ibu di India

marak menyewakan rahimnya untuk ribuan pasangan tidak subur. Situs

webmd.com melaporkan, pasangan tidak subur ini banyak dari luar negeri. Mereka

mencari perempuan tidak mampu yang mau dibayar untuk mengandung anak

mereka selama sembilan bulan.1\

Kota Anand di Negara Bagian Gujarat, India, telah berubah menjadi tempat

peternakan bayi, dimana para perempuan wilayah itu meminjamkan rahim mereka

untuk membesarkan perkawinan sperma dan sel telur dari pasangan asing. Sewa

rahim ini bahkan didukung oleh sebuah klinik resmi, klinik Akanksha. Klinik ini

sudah satu dekade membantu para perempuan bunting. Sekitar 700 bayi telah

dilahirkan namun bukan anak mereka. Wanita-wanita ini perutnya hanya dipinjam

sementara oleh banyak orang barat lantaran praktik sewa rahim di negara mereka

terlalu mahal dan illegal.

Setiap perempuan, dilansir mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp

90,1 juta per kehamilan. Jumlah uang itu diakui mereka sangat membantu

kehidupan warga desa miskin rata-rata hanya berpenghasilan Rp 14 ribu sehari.

Sementara biaya melahirkan sekitar Rp 326,2 juta sudah dibayarkan oleh orang tua

biologis si bayi.

Australia juga pernah mengalami kasus sewa rahim yang cukup rumit.

Kasus bayi Gammy yang lahir dari praktik sewa rahim telah membuat perdebatan

di banyak negara, termasuk Australia. Bayi Gammy yang lahir dengan kondisi

Down Syndrome, sehingga orang tua penyewa yang berasal dari Australia itu, tak

mau mengakui anak tersebut. Mereka hanyamembawa pasangan kembar Gammy

yang lahir sehat. Akibat kejadian ini, banyak kalangan mengecam aksi pasangan

28
asal Australia itu. Selain itu,kasus Gammy ini juga memicu polemik terkait sewa

rahim internasional.

Surrogate mother adalah perjanjian antara seorang wanita yang

mengikatnya diri melalui suatu perjanjian dengan pihak lain (suami-isteri) untuk

menjadi hamil terhadap hasil pembuhana suami isteri tersebut yang ditanamkan ke

dalam rahimnya, dan setelah melahirkan diharuskan menyerahkan bayi tersebut

kepada pihak suami isteri berdasarkan perjanjian yang dibuat, perjanjian ini lazim

disebut gestational agreement (perjanjian yang dapat dilaksanakan atau tidak

dilaksanakan untuk reproduksi yang dibantu dimana wanita setuju untuk

melahirkan anak untuk orang lain dan bisa individu). Sebab berdasarkan Pasal

1320 KUHP mengenai syarat sahnya sebuah perjanjian yaitu syarat objektif, yakni

sebab yang halal tidak terpenuhi, selain itu perjanjian sewa Rahim (surrogate

mother) bertentangan dengan kesusilaan yaitu tidak sesuai dengan norma moral

dan adat istiadat, bertentangan juga dengan dengan hukum Islam di Indonesia,

bertentangan pula dengan UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pratek

surrogate mother atau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia dengan ibu

pengganti/sewa Rahim tergolong metode atau upaya kehamilan di luar cra alamiah.

Dalam hukum Indonesia, pratek ibu pengganti tidak diperbolehkan. Dalam Pasal

127 UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) diatur bahwa

upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami

istri yang sah dengan ketentuan :

a) Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami isti yang bersangkutan

ditanamkan dalam Rahim istri dari mana ovum berasal;

b) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan

kewenangan untuk itu;

c) Pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

29
Bahkan, kontrak sewa rahim dianggap sebagai tindak pidana di Indonesia,

dengan ketentuan pidana penjara paling lama lima tahun danatau denda paling

banyak seratus juta rupiah. Semuanya diatur secara tegas dalam UU Tentang

Kesehatan.

Dari penjelasan pasal diatas, berarti bahwa metode atau kehamilan diluar

cara alamiah hanya dapat dilakukan melalui cara bayi tabung saja. Selain itu,

dijelaskan kembali dalam peraturan Menteri Kesehatan Nomor

039/Menkes/SK/I/2010 Penyelenggaraan pelayanan Teknologi Reproduksi buatan,

dalam Pasal 2 ayat (3) dikatakan bahwa pelayanan teknologi reproduksi buatan

hanya diberikan keapada pasangan suami istri yang terikat perkawinan yang sah

dan sebagai upaya terakhir untuk memperoleh keturunan serta berdasarkan suatu

indikasi medik.

B. ALUR PROSES SEWA RAHIM

Mengenai proses pelaksanaan Sewa Rahim sendiri dalam Praktik nya adalah

sama halnya dengannya proses bayi tabung(fertilization in vitro) karena masih

merupakan bagian dalam teknik gtersbut hanya dalam hal ini Sewa Rahim bisa

menggunakan Rahim wanita lain sebagai sarana untuk perkembangan Janin. Untuk

ilustrasinya dapat dilihat pada http://www.youtube.com/watch?v=OeqmlQusM1c.

30
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Perkawinan adalah sebuah akad atau perjanjian yang agung, yang dilakukan

antara seorang pria dan wanita, yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang

bahagia dan sejahtera. Perkawinan adalah suatu persetujuan antara seorang pria dan

seorang wanita, yang mengandung watak dan sifat yang suci untuk hidup bersama,

dalam hal ini pihak wanita diwakili oleh walinya.

Konsep Sewa Rahim ini menjadi hal yang membawa angin segar bagi

pasangan yang ingin memiliki keturunan namun terkendala dalam hal kesehatan

sehingga memerlukan rahim pengganti untuk memiliki keturunan. Namun untuk

hal ini diperlukan juga pertimbangan dari sisi Hukum yang ada di Indonesia yang

masih sangat mengikat sehingga implementasi dari Sewa Rahim Ini harus diatur

sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan dampak buruk pada pihak manapun

2. Saran

Bagi sistem hukum yang ada di indonesia sebagai suatu kepentingan hukum

permasalahan bayi tabung dengan cara sewa rahim perlu diakomodasi dari sudut

pandang kepentingan pasangan yang ingin mempunyai keturunan dan sudut

pemanfaatan perkembangan teknologi dari sudut pragmatisnya selain dari sudut

idiilnya, sehingga perkembangan teknologi tersebut kiranya dapat diakomodasi

dalam konsep suatu pengecualian dengan persyaratan tertentu yang besifat ketat,

dengan harapan keseimbangan berbagai kepentingan dapat diraih harmonisasi.

Diharapkan kedepannya teknologi dan prsose dalam pembuahan buatan

diindonesia dapat berkembang lebih baik dengan lebih mengedapankan faktor resiko

yang mungkin terjadi juga bagi kesehatan.

31
DAFTAR PUSTAKA

R. Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Hukum Orang dan Keluarga, Airlangga
University Press, Surabaya, 1996, hlm. 30.

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press, Jakarta,1986,


hlm. 51.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2005, hlm. 95.

Mukti Fajar ND dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm. 183.

Sonny Dewi Judiasih, Susilowati Suparto Dajaan dan Deviana Yuanitasari, Aspek Hukum Sewa
Rahim Dalam Perspektif Hukum Indonesia, Cetakan Kesatu, Refika Aditama, Bandung, 2016,
hlm. 1 dan 2.

Husni Thamrin, Hukum Sewa Rahim Dalam Bayi Tabung, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta, 2015, hlm. 44.

Desriza Ratman, Seri Hukum Kesehatan, Surrogate Mother Dalam Perspektif Etika dan

Hukum, Bolehkah Sewa Rahim Di Indonesia?, Cetakan Pertama, Elex Media Komputindo,
Jakarta, 2012, hlm. 2.

http://www.youtube.com/watch?v=OeqmlQusM1c.

Anda mungkin juga menyukai