Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM HEMATOLOGI

DISUSUN OLEH

HARY RESTUADI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER

STIKES PERTAMEDIKA JAKARTA SELATAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan izin-nya, saya
dapat menyelesaikan Makalah mengenai Sistem Hematologi. Shalawat serta salam tak lupa
penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah, saya dapat menyelesaikan Makalah ini,
walaupun penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam
makalah ini. Tujuan dari Makalah ini diperuntukkan untuk mengetahui setiap bagian Anatomi
dan Fisiologi Sistem Hematologi. Untuk itu saya berharap adanya kritik dan saran yang
membangun guna keberhasilan penulisan yang akan datang. Akhir kata, saya Hary Restuadi
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan mendapat berkah dari
Allah SWT.

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang 1
b. Tujuan 2
c. Rumusan Masalah 2
d. Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
a. Definisi 3
b. Komposisi Darah 3
c. Fungsi Darah 9
d. Golongan Darah 9
e. Kelainan-Kelainan Darah 10
BAB II PENUTUP
a. Kesimpulan 13

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk didalamnya
sumsum tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain
karena berbentuk cairan. Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah manusia
sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada
setiap orang itu berbeda- beda bergantung pada usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau
pembuluh darah(Handayani dan Haribowo, 2012).
Di dalam tubuh manusia ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar oksigen dan
zat makanan ke seluruh sel – sel tubuh serta mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ
pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu system yang disebut
system peredaran darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup ( kecuali
tumbuhan ) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat – zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan – bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah membentuk sekitar 80 % dari berat
tubuh total dan memiliki volume rata – rata 5 liter.
Ada dua jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa
darah tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa
darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak
karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin
adalah protein pernafasan yang mengandung besi ( Fe ) dalam bentuk heme yang merupakan
tempat terikatnya molekul – molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan – bahan sisa
metabolisme, obat – obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal
untuk dibuang sebagai air seni. Darah terdiri dari 3 jenis unsur sel khusus yaitu eritrosit, leukosit
dan trombosit yang terendam dalam cairan kompleks plasma. Istilah medis yang berkaitan dengan
darah diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima (
darah )
Hematologi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang mempelajari tentang darah dan
jaringan pembentuk darah. Darah merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi
tubuh manusia karena di dalamnya terkandung berbagai macam komponen, baik komponen
cairan berupa plasma darah, maupunkomponen padat berupa sel-sel (Firani, 2018).

1
Darah juga memiliki peranan didalam tubuh makhluk hidup khususnya untuk mengangkut
zat-zat yang penting untuk proses metabolisme, proses metabolisme tubuh akan terjadi gangguan
jika darah mengalami gangguan. Kelainan pada darah adalah kondisi yang mempengaruhi salah
satu atau beberapa bagian dari darah sehingga menyebabkan darah tidak dapat berfungsi secara
normal. Dampak kelainan darah akan mengganggu fungsi dari bagian-bagian darah tersebut.
Kelainan darah dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa, kelainan pada darah diantaranya
yaitu kelainan eritrosit seperti anemia, kelainan pada leukosit seperti leukemia, kelainan pada
trombosit seperti trombositopenia, dan kelianan hemostasis : hemophilia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Anatomi dan Fisiologi sistem Hematologi Manusia
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa S1 Keperawatan Non Reguler Stikes
Pertamedika dapat mengenal sistem Hematologipada Manusia .
D. Manfaat
Makalah dibuat untuk mengetahui sistem Hematologi pada manusia dan Menambah
wawasan bagi Penulisserta mahasiswaS1 Keperawatan Non Reguler Stikes Pertamedika.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit.
Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.Darah manusia
berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang
merupakan tempat terikatnya molekul- molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-
paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbondioksida dan menyerap oksigen
melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis.
Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah
mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh
kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior
dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan
dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

3
B. KOMPOSISI DARAH MANUSIA
Terdiri dari dua komponen:
1. Korpuskuler adalah unsur padat darah yaitu sel-sel darah Eritrosit, Lekosit,
Trombosit.
a. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa sekitar 5 juta
sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah. Berbentuk Bikonkaf,
warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb) fungsinya adalah untuk
mengikat Oksigen. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalain menentukan
penyakit Anemia.Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua
dihancurkan di Limpa 4. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen
Bilirubin (pigmen empedu).

Sel darah merah ini adalah sebuah sel yang paling sederhana yang ada di dalam
tubuh. Di dalam istilah medis sel darah merah dikenal yakni sebagai eritrosit.
Eristrosit ini adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata
erythos yang artinya adalah merah serta juga kytos yang artinya adalah selubung
darah.
b. Leukosit (Sel Darah Putih)
Sel darah putih atau leukosit memiliki ukuran yang ebih besar jika diabndingkan
dengan eritrosit. Jumlah normal pada orang dewasa mengandung 4.000-10.000 sel
leukosit /mm3 . Tidak seperti sel darah merah, sel leukosit memiliki inti (nukleus)
dan sebagian besar leukosit dapat bergerak seperti amoeba serta dapat menembus
dinding kapiler. Sel darah putih di produksi dalam sumsum tulang, kelenjar limfa
dan juga limpa. Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna
(bening), bentuk tidak tetap (amoeboid) berinti, dan ukurannya lebih besar dari
eritrosit.

4
Berdasarkan ada tidaknya granula pada sitoplasma, leukosit dibagi menjadi :

 Leukosit bergranula (granulosit)

1. Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak, yaitu sekitar 60%. Anda
dua jenis neutrofil yaitu neutrofil batang (stab) dan juga neutrofil segmen.
Neutrofil segmen disebut juga neutrofil polimorfonuclear, karena inti selnya
terdiri atas beberapa segmen (lobus) yang bentuknya bermacam-macam
berjumlah 3 – 6 lobus dan dihubungkan dengan benang-benang kromatin.
Apabila jumlah lobus pada neutrofil lebih dari 6 lobus, disebut dengan
neutrofil hipersegmen. Granula sitoplasma tampak tipis dengan prosedur
pewarnaan pada umumnya yaitu menggunakan pewarna giemsa. Jumlah
neutrofil segmen kurang lebih 50-70% dari keseluruhan leukosit. Sedangkan
neutrofil batang merupakan bentuk sel neutrofil muda dan sering disebut juga
neutrofil tapal kuda., karena mempunyai inti seperti tapal kuda. Seiring
pematangannya sel neutrofil batang ini bentuk intinya akan berubah menjadi
bersegmen menjadi neutrofil segmen.

2. Pada umumnya neutrofil berfungsi sebagai fagositosis terutama terhadap


bakteri.Neotrofil bersirkulasi di dalam darah sekitar 10 jam dan dapat hidup
selama 1-4 hari di dalam jaringan ekstravaskular. Sekali bermigrasi menuju
jaringan ekstravaskular , neutrofil tidak akan kembali lagi ke dalam darah.
Populasi neutrofil di sepanjang permukaan endotel pembuluh darah akan
dengan cepat berubah pada saat terjadi stres atau infeksi.

5
3. Eosinofil mengandung granula kasar yang berwarna merah –orange
(eosinofilik) yang tampak pada apusan darah tepi. Intinya bersegmen (pada
umumnya dua lobus). Fungsi eosinofil juga sebagai fagositosis dan
mengahsilkan antibodi terutama terhadap antigen yang dikeluarkan oleh
parasit. Jumlah eosinofil normal adalah 2-4% dan akan meningkat bila terjadi
reaksi alergi atau infeksi parasit.

4. Basofil mengandung granula kasar berwarna ungu atau biru tua dan seringkali
menutupi inti sel yang bersegmen. Merupakan jenis leukosit yang jumlahnya
paling sedikit yaitu < 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Granula pada
basofil mengandung heparin (antikoagulan) histamin, dan substansi
anafilaksis. Basofil berperan dalam reaksi hipersensitivitas yang
berhubungan dengan Imunoglobulin F (IgF).
 Leukosit tidak bergranula (agraulosit)
1. Limfosit adalah leukosit yang tidak bergranula yang jumlahnya kedua paling banyak
setelah netrofil, yaitu 20-40% dari total leukosit. Jumlah limfosit pada anak-anak
relatif lebih banyak dibandingkan dengan jumlahnya pada orang dewasa, dan
jumlah limfosit ini meningkat apabila terjadi infeksi virus. Ada beberapa jenis
leukosit berdasarkan ukurannya, antara lain: - Resting Lymphocyte, biasanya
berukuran kecil (7-10µm), hampir sama dengan ukuran eritrosit dengan inti sel
berbentuk bulat atau oval. - Reactive(atypical) Lymphocyte, berukuran paling besar
dan jumlah meningkat apabila terjadi infeksi, misalnya mononukleosis. - Large
granular Lymphocyte,berukuran lebih besar daripada limfosit kecil yang
mengandung granula kasar azurofilik. Limfosit ini berperan sel natural killer (sel
NK) dalam imunologi. Berdasarkan fungsinya, limfosit dibagi atas sel B dan sel T.
Sel B terutama berefek pada sitem imun humoral,yang berkembang ada sumsum
tulang dan dapat ditemukan dalam limfonodus, limpa, dan organ lainnya selain
berada dalam darah. Setelah terjadi rangsangan dari antigen, sel B akan
berkembang menjadi sel plasma yang dapat memproduksi antibodi.

6
2. Monosit, jumlahnya sekitar 3-8% dari total jumlah leukosit. Setelah 8-14 jam berada
dalam darah, monosit menuju ke jaringan dan akan menjadi makrofag (disebut juga
histosit). Monosit adalah jenis leukosit yang berukuran paling besar. Inti selnya
mempunyai granula kromatin halus yang menekuk menyerupai ginjal / biji kacang.
Monosit mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai fagosit mikroorganisme (khususnya
jamur dan bakteri) dan benda asing lainnya serta berperan dalam reaksi imun.

c. Plasma Darah
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair serta
mempengaruhi sekitar 5% berat badan manusia. Plasma darah memilki warna
kekuningkuningan yang didalamnya terdiri dari 90 % air, 8 % protein, 0,9% (mineral,
oksigen, enzim, antigen) dan sisanya adalah bahan organik ( lemak, kolesterol, urea, asam
amino, dan glukosa).
Plasma darah adalah cairan darah yang berfungsi mengankut dan mengedarkan sari-
sari makanan ke seluruh bagian tubuh manusia, serta berfungsi mengangkut zat sisa
metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari seluruh jaringan tubuh untuk dibuang ke organ
pengeluaran.

Beberapa protein terlarut dalam plasma darah, antara lain :

 Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik.

 Globulin berfungsi untuk pembentukan antibodi.

 Faktor pembekuan darah untuk proses hemostasis.

Seperti telah disebutkan diatas bahwa darah yang berbentuk cairan terdapat sekitar
55% dari darah dan untuk mendapatkan bagian itu kita bisa lakukan dengan cara
memutarnya dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Sejumlah darah didalam wadah
apabila dibiarkan, maka selang beberapa waktu kemudian darah tersebut akan membeku dan
selanjutnya akan mengalami retraksi sehingga cairan didalam darah seolah-olah diperas
keluar dari bagian yang padatnya.

7
Proses pembekuan ini biasanya terjadi selama ½ - 2 jam dan proses retraksi yang
sempurna terjadi selama 24 jam. Cairan yang diperas dari bekuan darah berwarna kuning,
inilah yang disebut sebagai SERUM, yaitu cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen
karena dalam proses pembekuan tidak diberi anti pembeku darah sehingga fibri..nogen
diubah menjadi fibrin.

Apabila darah itu diberi anti pembeku darah maka fibrinogen ini tidak diubah
menjadi fibrin sehingga dalam cairan darah tersebut masih mengandung fibrinogen dan
dikenal dengan PLASMA, itulah bedanya plasma dengan serum.
d. Trombosit (Keping-Keping Darah)
Trombosit adalah sel darah yang berperan penting dalam proses hemostasis. Trombosit tidak
mempunyai inti sel dan sitoplasmanya berwarna biru dengan granula ungu kemerahan. Trombosit
bukan merupakan sel utuh tapi merupakan potongan keping sel yang terlepas dari tepi sel luar
suatu sel besar (diameter 60 μm) disumsum tulang yangdisebut megakariosit. Trombosit terdiri
dari sejumlah kecil sitoplasma yang dikelilingi oleh membran plasma. Trombosit berbentuk cakram
dan rata-rata diameter sekitar 3 μm. Permukaan trombosit memiliki glikoprotein dan protein yang
memungkinkan trombosit untuk menempel pada molekul lain, seperti kolagen dalam jaringan ikat.
Dalam setiap mililiter darah pada keadaan normal terdapat sekitar 250.000 trombosit (kisaran
150.000 – 350.000/mm³).
Trombosit tidak mempunyai inti, namun terdapat organel dan enzim sitosol untuk
menghasilkan energi dan mensintesis produk sekretorik yang disimpan dalam granul. Trombosit
mengandung aktin dan miosin dalam konsentrasi tinggi sehingga trombosit dapat berkontraksi.
Harapan hidup trombosit sekitar 5-9 hari dan setelah itu akan dihancurkan oleh makrofag.
Trombosit diproduksi dalam sumsum merah. Trombosit tidak keluar dari pembuluh darah, tetapi
sepertiga dari trombosit total selalu tersimpan di rongga-ronggaberisi darah di limfa yang akan
dikeluarkan oleh limfa jika terjadi perdarahan.
Trombosit memainkan peran penting dalam mencegah kehilangan darah dengancara:
1. Membentuk keping/butiran, yang menutup lubang kecil di pembuluhdarah dan
2. Merangsang dibentuknya kontruksi bekuan yang membantu menutupluka besar
di pembuluh darah

8
C. FUNGSI DARAH

1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)

2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)

3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)

4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)

D. GOLONGAN DARAH MANUSIA

Golongan darahadalah ciri khusus darah dari suatu invidu karena adanya perbedaan
jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).
Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja
lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat
menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok,
dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
 Individu dengan golongan darah A
Memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan
menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang
dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah A-negatif atau O-negatif.

9
 Individu dengan golongan darah B
Memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan
antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan dolongan
darah B-negatif atau O-negatif
 Individu dengan golongan darah AB
Memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi
terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-positif
dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut
resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat
mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif
 Individu dengan golongan darah O
Memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan
B. Sehingga, orang dengan golongan darah

E. KELAINAN –KELAINAN DARAH

1. Anemia

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin sel
darah merah hingga di bawah normal sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah yang diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari
pendarahan hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah
merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah merah.Anemia biasanya banyak
diderita oleh kaum perempuan. Hal ini disebabkan karena setiap satu bulan sekali
perempuan mengalami pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia
dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa melayang,
sesak nafas, mudah kesemutan dan detak jantung yang berdebar - debar. Pengobatan yang
diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya
adalah dengan rajin mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya
bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.

10
Ada 3 jenis anemia, yaitu :

a. Anemia ferriprive

Disebabkan oleh kekurangan zat besi, dengan tanda – tanda kadar Hb dibawah normal
( hypochrom ). Anemia ini sering disebut anemia hypochrom, anemia mycrocyter atau
anemia sekunder.

b. Anemia Megaloblaster

Disebabkan oleh kekurangan B12 atau asam folat, dengan tanda – tanda sel darah
merah membesar ( macrocyter ) dengan kadar Hb normal atau lebih tinggi (
hyperchrom ), disebut juga anemia primer. Dalam keadaan yang lebih berat disebut
anemia pernisiosa.
c. Anemia Perniciosa
Anemia yang disebabkan kerusakan asam lambung sehingga tidak terbentuk factor
intrinsic yaitu factor yang diperlukan untuk absorbs vitamin B12 ( ikatan glukoprotein
dari lambug dan vitamin B12 )

2. Leukemia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali. Leukemia terjadi jika proses
pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan
perubahan ke arah keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan
melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan sel-sel
kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan transplantasi sumsum
tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang cukup rumit karena
memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup tinggi.

3. Hemofilia

Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik), maksudnya dapat


diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini tidak dapat menghentikan
pendarahan akibat luka karena darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita
hemophilia sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan.

11
Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami kecelakaan, maka
penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya sukar membeku.
Sebaiknya para penderita hemofilia berhati - hati dengan benda-benda tajam ataupun
sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita
oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.

12
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup ( kecuali tumbuhan )
tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat – zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan – bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah terdiri dari 55 % Plasma Darah ( Bagian cair
darah ) dan 45 % Korpuskuler ( bagian padat darah ).Didalam plasma darah terdapat : Albumin
dan Globulin, sedangkan di dalam Korpuskuler terdapat Sel Darah Merah ( Eritrosit ),Sel Darah
Putih ( Leukosit ) dan Keping Darah (Trombosit).
Di dalam tubuh kita darah mempunyai fungsi – fungsi sebagai berikut :

1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air)

2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh)

3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh)

4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator)


Ada beberapa penyakit serta kelainan yang dapat disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia seperti : anemia, leukemia dan hemophilia. Dalam proses pembekuan darah
trombosit sangat berperan penting. Proses berhentinya aliran darah yang diakibatkan oleh pembuluh
darah yang robek ini disebut juga proses hemostasis. Sedangkan proses rusaknya atau hilangnya
endothelium yang melapisi darah dinamakan thrombosis

13
DAFTAR PUSTAKA
Eva Ayu Maharani & Ganjar Noviar, Imunohematologi dan Bank Darah, Jakarta :

Kementrian RI Pusdik SDM Kesehatan, 2018.

Sumiyati Sa’adah, Sistem Peredaran Darah Manusia, Bandung : UIN Sunan Gunung Djati,

2018.

Heri Setiadi, Sistem Peredaran Darah, Bandung : SEAMEO QITEP in Science, 2020.

Peace, Evelyn C, 2013, Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis, Jakarta, Gramedia

Sugeng Jitowiyono, Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Hematologi,

Yogyakarta : PUSTAKA BARU PRESS, 2018.

Anda mungkin juga menyukai