Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG JASA BAYI TABUNG

MELALUI WANITA LAIN (SEWA RAHIM)

BAB I

A. Latar Belakang
Kebanyakan manusia akan berkeinginan untuk memperoleh anak (keturunan)
sebagai suatu naluri yang dibawanya sejak lahir. Tidak sedikit pasangan suami istri
yang telah lama menikah tetapi belum memiliki keturunan. Sedangkan mereka
menginginkan anak dari benihnya sendiri (anak kandung) padahal pasangan tersebut
tidak dapat memperoleh keturunan secara alamiah. Hal ini disebabkan karena
pasangan suami istri tersebut mengalami infertilitas (ketidaksuburan). Infertilitas
adalah suatu kondisi dimana pasangan suami-istri tidak mampu memiliki anak
dikarenakan kondisi sperma ataupun sel telur yang bermasalah. Statistik
menyebutkan, infertilitas disebabkan oleh kelainan pada suami atau pada istri, atau
juga pada keduanya. Pada wanita, 40-50% akibat penyakit saluran telur dan anovulasi,
sedangkan pada pria sebanyak 30-50% karena kelainan faktor sprema. Selain itu ada
banyak lagi masalah kesehatan yang menyebabkan seseorang tidak bisa memiliki
keturunan secara alami.
Di dalam perkawinan memiliki tujuan untuk membentuk suatu keluarga yang
bahagia dan kekal. Keluarga dalam pengertian ini adalah suatu kesatuan yang terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Berbagai upaya pasti akan ditempuh untuk mendapatkan
anak. Mulai dari konsultasi pada pihak yang dianggap ahli untuk memecahkan
masalahnya hingga mencari alternatif apapun seperti adopsi, berobat, terapi kesehatan
reproduksi dan menggunakan teknologi kedokteran yang bisa mendatangkan anak
sebagai buah hati. Jika sekian usaha telah dilalui tanpa hasil, tak jarang kehidupan
rumah tangga akan rapuh yang pada akhirnya menyebabkan poligami atau bisa
berujung pada perceraian Seiring berkembangnya zaman ini, semuanya berkembang
dengan pesat, terutama dalam bidang teknologi yang merambah sampai pada bidang
kedokteran. Berbagai penemuan dari waktu ke waktu semakin menampakkan hasil
yang spektakuler.Misal adanya inseminasi buatan, bayi tabung, bank ASI,
peminjaman rahim, dan lain sebagainya. Sekarang ini sudah muncul berbagai
penemuan teknologi di bidang rekayasa genetika yang dapat digunakan untuk
mengatasi kendala-kendala dan menolong suami istri yang tidak bisa menurunkan
anak.
Sejauh ini dikenal dua tipe sewa rahim. Pertama, Sewa rahim semata
(gestational surrogacy) yakni embrio yang lazimnya berasal dari sperma suami dan sel
telur istri yang dipertemukan melalui teknologi IVF, ditanamkan dalam rahim
perempuan yang disewa. Kedua, Sewa rahim dengan keikutsertaan sel telur (genetic
surrogacy) yakni sel telur yang turut membentuk embrio adalah sel telur milik
perempuan yang rahimnya disewa itu, sedangkan sperma adalah sperma suami.
Walaupun pada perempuan pemilik rahim itu adalah juga pemilik sel telur, ia tetap
harus menyerahkan anak yang dikandung dan dilahirkannya kepada suami istri yang
menyewanya. Sebab, secara hukum sudah ada perjanjian, bahwa ia bukanlahibu dari
bayi itu. Pertemuan sperma dan sel telur pada tipe kedua dapat melalui inseminasi
buatan, dapat juga melalui persetubuhan antara suami dengan perempuan pemilik sel
telur yang rahimnya disewa itu. Sedangkan yang akan dibahas pada penelitian ini
adalah sewa rahim semata (gestational surrogacy). Karena praktek yang kedua dilihat
dari sudut pandang apapun dan dengan alasan apapun merupakan perzinahan. Banyak
terjadi perjanjian sewa rahim dengan ibu pengganti (surrogate mother) antara seorang
wanita dengan suami-istri yang membutuhkan jasa wanita sebagai ibu pengganti
untuk mengandung benih suami-istri tersebut. Penyewaan terhadap rahim seorang
wanita yang terjadi negara-negara India, Pakistan, Bangladesh dan Cina dilakukan
dengan berbagai alasan, antara lain karena faktor ekonomi yang sulit, sementara oleh
penyewa (sumber benih) yang biasanya berasal dari kalangan negara-negara maju
dengan alasan yang paling banyak dilakukan adalah karena faktor estetika (takut
penampilan menjadi kurang indah akibat melahirkan).
Secara hukum, dengan disepakatinya perjanjian, dengan memanfaatkan asas
kebebasan berkontrak maka hal tersebut sudah bisa berlaku. Surrogate mother ini
dilakukan dengan pemberian atau imbalan sejumlah materi/uang kepada ibu
pengganti. Tindakan ini, tentunya berdampak terhadap penurunan nilai-nilai
kemanusiaan, sehingga perlu ditinjau kembali dari segi kemanfaatan bagi kondisi
pasangan suami-istri yang kesulitan mendapatkan keturunan, kemudian
memanfaatkan teknologi ini.
Pada awalnya surrogate mother terjadi karena pihak istri dari perkawinan yang
sah tidak bisa mengandung karena sesuatu hal yang terjadi pada rahimnya sehingga
peran si istri dialihkan pada wanita lain untuk menggantikan fungsinya sebagai
seorang ibu dalam mengandung dan melahirkan, baik dengan imbalan materi ataupun
sukarela. Perkembangan selanjutnya, terjadi pergeseran makna dan substansi, dari
substansi awal sebagai alternatif kelainan medis (karena cacat bawaan atau karena
penyakit) yang ada ke arah sosial dan eksploitasi nilai sebuah rahim, yang mana pihak
penyewa bukan lagi karena alasan medis, tetapi sudah beralih ke alasan kosmetik dan
estetika, sementara bagi pihak yang disewa akan menjadikannya sebagai suatu ladang
bisnis baru dengan menyewakan rahimnya sebagai alat mencari nafkah (terutama
pada masyarakat ekonominya rendah) seperti India, Bangladesh dan Cina. Negara
tersebut difasilitasi oleh pemerintah setempat dengan membuatkan sebuah pusat untuk
model sewa rahim termasuk dengan pengurusan visa khusus dan visa medis. Adanya
praktik sewa rahim ini, terdapat suatu pengingkaran terhadap kodrat seorang wanita
yang mempunyai fungsi untuk mengandung, melahirkan, menyusui dan merawat
bayinya serta membesarkannya dengan penuh kasih sayang oleh ibu biologisnya
sendiri. Akan tetapi, dengan praktik sewa rahim memperlihatkan kurang berharganya
nilai sebuah rahim wanita sampai harus disewakan layaknya benda/barang pada
umumnya untuk mendatangkan nafkah bagi ibu pengganti.

B. Batasan masalah
Berdasarkan penelitian ini maka peneliti merumuskan Batasan masalah sebagai
berikut:
1. Pandangan ulama bagaimana hukum islam mengatur sewa Rahim sebagai objek
sewa menyewa.
2. Bagaimana Islam memandang sewa Rahim di Indonesia dan hukum-hukum
positif di Indonesia.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan hukum islam dan para ulama tentang penyewaan
Rahim?
2. Bagaimana pengaturan hukum sewa Rahim (Surrogate Mother) dalam
perspektif hukum positif Indonesia?

D. Tujuan
1. Untuk menggetahui tentang bagaimana pandangan hukum islam dan para
ulama tentang penyewaan Rahim
2. Untuk mengetahui tentang bagiamana pandangan ulama terhadap
pengaturan hukum sewa Rahim (Surrogate Mother) dalam perspektif hukum
positif Indonesia

E. Manfaat Penelitian
1. Sebagai tambahan pengetahuan ilmu dalam membahas tentang sewa rahim.
2. Sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
3. sebagai menambahkan Wawasan tentang hukum sewa rahim
4. Sebagai memudahkan pembaca mendapatkan materi tentang sewa rahim
5. Sebagai memenuhi tugas metodologi penelitian

F. Penegasan Istilah atau Definisi Oprasional


1. Analisis
Analisis adalah proses menguraikan suatu topik atau substansi yang kompleks
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
baik Tujuan dari analisis meliputi:
1. Memperoleh pemahaman yang lebih detail tentang suatu yang tidak diketahui
sebelumnya
2. Menentukan pengambilan keputusan berdasarkan dugaan, teori, atau prediksi
yang muncul dari sesuatu yang dipahami melalui metode analisis
Beberapa jenis analisis meliputi:
 Analisis logika: Memecah sesuatu ke bagian-bagian yang berisi keseluruhan
atas dasar prinsip tertentu untuk menjelaskan kelompok yang terbentuk
sehingga mudah dibedakan. Analisis logika terbagi menjadi dua bagian, yaitu
analisis universal dan analisis esensial
 Analisis kausalitas: Menentukan hubungan sebab-akibat antara variabel-
variabel yang diukur
 Analisis komparatif: Membandingkan beberapa tema berbeda yang belum
pernah diuji atau dibuktikan sebelumnya
 Analisis universal dan analisis esensial: Analisis universal menganalisis dari
term umum ke term-term khusus yang menjadi bagian penyusunnya,
sedangkan analisis esensial menganalisis menurut unsur dasar penyusunnya
Analisis digunakan dalam berbagai bidang ilmu, mulai dari matematika, ekonomi,
bisnis, manajemen, sosial, hingga bidang ilmu lainnya Hasil analisis dapat membantu
meningkatkan pemahaman dan mendorong pengambilan keputusan yang lebih wajar.
2. Bayi tabung
Bayi tabung, atau in vitro fertilization (IVF), adalah proses pembuahan yang
dilakukan di luar tubuh, di dalam tempat khusus, seperti laboratorium. Proses ini
dimulai dengan pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh, yang bertujuan
menciptakan embrio-embrio calon bayi. Dari sejumlah embrio tersebut, embrio yang
paling berkualitas akan ditransfer ke dalam rahim agar bisa tumbuh dan berkembang.
Bayi tabung merupakan metode untuk membantu orang tua yang menghendaki
keturunan tapi memiliki hambatan reproduktif atau kesuburan. Proses ini dapat
melibatkan sel telur dan sperma pasangan, atau melibatkan donor sel telur, sperma,
atau embrio. Faktor-faktor seperti usia, kesehatan, dan pendekatan serta kemampuan
klinik selama proses dilakukan dapat memengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan
dari bayi tabung. Proses bayi tabung terdiri dari lima langkah, dimulai dari stimulasi
atau ovulasi super hingga transfer embrio ke dalam rahim. Bayi tabung dapat menjadi
solusi yang paling tepat bagi wanita yang tidak memiliki rahim yang sehat atau
terdapat risiko kesehatan serius saat hamil. Namun, proses ini juga memiliki risiko,
seperti kehamilan prematur dan bobot bayi yang lebih rendah. Program bayi tabung
bertujuan menghasilkan bayi yang sehat dan terhindar dari komplikasi medis baik
pada bayi maupun ibunya. Sebelum melakukan proses bayi tabung, pasangan suami
istri biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk menentukan seberapa
besar peluang kehamilan dengan hubungan seksual biasa sebelum merekomendasikan
menggunakan metode ini.

3. Sewa Rahim
Sewa rahim, atau surrogate mother, adalah suatu perjanjian antara seorang
wanita yang mengikatkan diri melalui suatu perjanjian dengan pihak lain (suami-
isteri) untuk menjadi hamil terhadap hasil pembuahan suami-isteri tersebut yang
ditanamkan ke dalam rahimnya, dan setelah melahirkan diharuskan menyerahkan bayi
tersebut kepada pihak suami-isteri berdasarkan perjanjian yang dibuat Praktek sewa
rahim ini belum diatur secara tegas dalam perundang-undangan di Indonesia,
sehingga belum ada perlindungan hukum yang jelas terkait dengan praktik ini
Meskipun demikian, praktek ini telah menjadi alternatif bagi pasangan yang belum
atau tidak dapat memiliki keturunan melalui metode bayi tabung Dalam konteks
hukum perdata, perjanjian sewa rahim akan sah jika memenuhi syarat kesepakatan
perjanjian dalam Pasal 1313, 1233, dan 1320 KUH Perdata Selain itu, status hukum
anak yang dilahirkan melalui proses bayi tabung dengan cara sewa rahim (surrogate
mother) juga belum diatur secara tegas dalam hukum positif Indonesia.

G. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian
Untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal dalam penelitian ini penulis ingin
menggunakan beberapa metode didalamnya yang sesuai dengan tipe penelitian yang akan
di bahas mengingat juga tidak semua metode di gunakan didalam satu pembahasan.
Adapun penelitian ini mengunakan Teknik sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunaka Metode pendeketan penelitian kualitatif dan Penelitian ini
dilaksanakan dalam rangka memperoleh kebenaran ilmiah. Untuk memperoleh kebenaran
tersebut, diperlukan adanya suatu metode penelitian. Adapun penelitian ini adalah jenis
penelitian libraray research dan tokoh

2. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan yang dipakai adalah metode penelitian normatif yakni metode
atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
meneliti bahan pustaka yang ada. Penelitian ini mengarahkan untuk menghimpun data,
mengambil makna didalamnya, dan mencoba untuk memperoleh pemahaman dari
kasus tersebut.

3. Sumber Data
Berdasarkan jenis penelitian digunakan yaitu penelitian hukum normatif, makadata
yang diperlukan hanya data sekunder. Data sekunder adalah data yangdiperoleh darI
bahan pustaka yang terdiri dari peraturan Perundang-undangan,literatur dan sumber data
sekunder lainnya.
a. Data Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mmpunyai kekuatan
mengikat secara umum berupa tokoh utama langsung

b. Data Skunder
Penulis menggunakan beberapa sumber data dari buku-buku, jurnal, undang
undang dan sumber data dari penelitian orang lain dikarenakan didaerah ini
belum ada kasus seperti yang sedang diteliti saat ini.

4. Teknik Penggumpulan Data

1. Dokumentasi: Mengumpulkan informasi dari dokumen, seperti arsip, gambar, atau


foto, yang relevan dengan topik penelitian

2. Studi Literatur: Mengumpulkan informasi dari sumber literatur, seperti buku,


artikel, atau raport, yang relevan dengan topik penelitian
5. Teknik Analisis Data
Analisis Data marupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan dipahami, dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif yaitu deskripsi yang menggambarkan keadaan atau suatu fenomena
dengan kata atau kalimat kemudian dipisahkan menurut kategorinya untuk memperoleh
kesimpulan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Sewa Rahim (Bayi Tabung)
Sewa rahim adalah suatu kontrak atau perjanjian yang dibuat antara orang tua pemilik
embrio dengan ibu pengganti, dimana ibu pengganti akan mengandung, melahirkan, dan
menyerahkan anak tersebut kepada orang tua pemilik embrio.
Sewa rahim dilakukan dengan tujuan untuk membantu pasangan suami istri yang
ingin memiliki anak tetapi sulit untuk bisa mengandung disebabkan karena terganggunya
organ reproduksi pada wanita seperti gangguan pada rahim, telah terjadinya operasi
(pengangkatan) pada rahim, kanker sehingga tidak memungkinkan untuk mengandung
Meskipun praktik sewa rahim sudah ada di Indonesia, belum ada peraturan perundang-
undangan yang secara khusus mengatur tentang praktek sewa rahim di IndonesiaBeberapa
peraturan seperti Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi
secara eksplisit melarang sewa rahim.
Sewa rahim juga bisa di katakan sebagai Surrogate Mother atau yang biasanya lebih
dikenal dengan ibu pengganti yang notabene-nya sebagai seorang wanita yang setuju
mengandung dan melahirkan bayi dari pembuahan orang lain melalui suatu perjanjian sewa
rahim. Di India, ibu pengganti merupakan sebuah pekerjaan bahkan terdapat tempat khusus
bernama Klinik Kesuburan yang kemudian lebih dikenal dengan nama Pabrik Bayi.Namun
Di India, praktik sewa rahim meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan India dikenal
sebagai pusat "sewa rahim" di dunia, tujuan bagi pasangan yang mengalami infertilitas atau
tidak mampu menghasilkan keturunan. Lebih dari 12 rumah sakit di Chennai, bagian selatan
India, siap melaksanakan prosedur "sewa rahim" terhadap 150 perempuan. Praktik sewa
rahim di India dilakukan dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan di
Amerika Serikat, yaitu sekitar US$ 50.000-60.000 atau Rp 50-60 juta (kurs 10.000/US$) per
bayi. Di Indonesia, praktik sewa rahim tidak diatur secara tegas dalam undang-undang dan
dianggap tidak legal.

B. Sewa Rahim Menurut Berbagai Pandangan


1. Pengertian Sewa Rahim Menurut Hukum Islam
Menurut beberapa sumber yang ditemukan, akad sewa rahim dalam hukum Islam
diharamkan dan diharamkan untuk dilakukan Dalam hukum Islam, jika sewa rahim
menggunakan sperma yang berasal dari laki-laki lain baik diketahui maupun tidak, maka ini
diharamkan. Begitupula jika sel telur berasal dari wanita lain, atau sel telur milik sang istri,
tapi rahimnya milik wanita lain maka inipun tidak diperbolehkan. Tetapi bayi tabung dengan
ibu pengganti (surrogate mother) diperbolehkan dalam hukum Islam, dengan beberapa syarat
ketat Meskipun demikian, terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai hal ini.
2. Pengertian Sewa Rahim Secara Bahasa
Menurut W.J.S. Purwadarinto kata “sewa” berarti pemakaian (peminjaman) sesuatu
dengan membayar uang. Sedangkan arti kata “rahim” yaitu kandungan. Jadi pengertian sewa
rahim menurut Bahasa adalah pemakaian atau peminjaman kandungan dengan Membayar
uang atau dengan pembayaran suatu imbalan.
3. Pengertian Sewa Rahim Secara Istilah
Menurut istilah adalah penitipan sperma dan ovum yang telah Disenyawakan dari
sepasang suami istri yang sah ke dalam rahim Wanita lain dengan memberinya sejumlah
imbalan.
4. Pengertian Sewa Rahim Menurut Pandangan Kesehatan
Sewa rahim atau rahim pinjaman sering disebut juga Surrogate mother (Ibu
pengganti), yaitu seorang wanita yang Mengadakan perjanjian dengan pasangan suami istri
yang mana si Wanita bersedia mengandung benih dari pasangan suami istri Infertil tersebut
dengan imbalan tertentu.
5. Pengertian Sewa Rahim Menurut Pandangan Islam
Pengertian sewa rahim yakni penempatan nutfah pada rahim Perempuan yang bukan
istrinya. Adapun pengertian dari sewa rahim itu sendiri adalah Penitipan sperma dan ovum
dari sepasang suami istri ke dalam Rahim wanita lain. Penyewaan rahim tersebut biasanya
melalui Perjanjian atau persyaratan-persyaratan tertentu dari kedua bela Pihak. Sewa rahim
(gestational agreement) merupakan salah satu Dari delapan teknologi bayi tabung yang telah
dikembangkan oleh Ahli kedoktran. Oleh karena itu sewa rahim merupakan salah satu Jenis
dari bayi tabung, maka tak dapat dipungkiri bahwa sejarah Munculnya adalah berawal
munculnya lahirnya teknologi bayi Tabung itu sendiri.
Ada beberapa pandangan lain tentang sewa rahim tersebut yaitu:

a. Pandangan ulama tentang sewa rahim dalam hukum Islam berbeda-beda. Ada
yang membolehkan dan ada yang tidak membolehkan. Menurut Fatwa Majelis
Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 26 Mei 2006, sewa rahim dilarang dalam
hukum IslamAlasan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan melakukan
sewa rahim serta status hukum terhadap anak yang dilahirkan melalui sewa rahim
juga menjadi permasalahan dalam pandangan ulama tentang sewa rahim Ayat al-
Qur’an tidak secara tegas menyebutkan larangan pelaksanaan bayi tabung dengan
menggunakan rahim wanita lain (sewa rahim), namun ada beberapa dalil syar’i
yang bisa dijadikan rujukan untuk mengetahui hukum sewa rahimKubu yang
pertama berpendapat bahwa kedua praktik, yaitu sperma diambil dari suami dari
pasangan yang sah, sedangkan sel telur dan rahim adalah milik perempuan yang
bukan istrinya, dan sel telur dan sperma diambil dari pasangan suami istri yang
sah, lalu diletakkan ke dalam rahim istri keduanya, misalnya, atau istri sahnya
yang lain, haram ditempu.
b. Sewa rahim belum diatur secara rinci dalam hukum positif Indonesia maupun
hukum Islam Dalam hukum perdata, rahim tidak dapat disamakan dengan barang
yang dapat menjadi objek sewa menyewa karena rahim bukanlah suatu benda dan
tidak dapat disewakan Meskipun demikian, beberapa pakar hukum memberikan
pendapat bahwa perjanjian sewa rahim dapat dianggap sah jika memenuhi syarat-
syarat sah dalam suatu perjanjianPandangan hukum positif dan hukum Islam
mengenai sewa rahim berbeda-beda, dan belum ada undang-undang khusus yang
mengatur penegakkan hukum dalam aspek hukum pidana terhadap pelaku sewa
rahim.
Di Indonesia menanggapi tentang Sewa rahim atau surrogacy tidak diatur secara
khusus dalam hukum Indonesia. Namun, Pasal 127 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya reproduksi manusia harus dilakukan dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan serta tidak merugikan
kepentingan umum dan tidak bertentangan dengan norma hukum yang berlaku ada Beberapa
ahli hukum menyatakan bahwa sewa rahim tidak dimungkinkan dilakukan di wilayah hukum
di Indonesia karena rahim tidak bisa dijadikan objek perjanjian sewa menyewa dalam
surrogate mother karena demikian, beberapa kasus sewa rahim telah terjadi di Indonesia,
terutama dengan cara kekeluargaan atau musyawarah antara anggota keluarga Beberapa ahli
hukum dan dokter menyarankan adanya regulasi secara khusus yang mengatur tentang
praktek sewa rahim di Indonesia.

B. Penelitian Relevan
Pertama , menurut
BAB III
BIOGRAFI K.H. ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)

A.Sejarah Kehidupan K.H. Abdurrahman Wahid


Abdurrahman Wahid adalah seorang tokoh fenomenal yang memiliki gaya unik dan
khas, pemikiran dan sepak terjang semasa hidupnya sering kali menimbulkan kontroversi.
Abdurrahman Wahid atau akrab dengan nama panggilan Gus Dur, Gus adalah nama
kehormatan yang diberikan kepada putra kiai yang bermakna mas. Nusantari, mengatakan
bahwa, Gus merupakan sebuah kependekan dari orang bagus orang yang berakhlak mulia.
Abdurrahman Wahid lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil pada tanggal 4
Agustus 1940 di Denanyar Jombang, anak pertama dari enam bersaudara, ayahnya, K.H.
Abdul Wahid Hasyim adalah putra K.H Hasyim Asy‟ary, pendiri pondok pesantren Tebuireng
Jombang dan pendiri Jamiyyah Nadlatul Ulama (NU), organisasi terbesar di Indonesia,
bahkan barang kali didunia, melalui jumlah anggota sedikitnya 40 juta orang. 1 Pada usia 13
tahun, Abdurrahman Wahid harus sudah kehilangan ayahnya, dan hidup sebagai anak yatim.
Wahid Hasyim, ayahanda Gus Dur meninggal dunia pada usia 38 tahun karena kecelakaan
kendaraan.
Pada saat itu Abdurrahman Wahid sedang melakukan perjalanan menggunakan
kendaraan bersama ayahnya. Ia berada di depan dan ayahnya berada di belakang. Ketika
mobil terbalik, ayahnya terlempar keluar dan luka parah. Sehari kemudian meninggal dunia
Ayah Gus Dur KH. Abdul Wahid pernah menjadi mentri agama pertama, serta aktif
dalam panitia sembilan yang merumuskan Piagam Jakarta. Baik dari keturunan ayah maupun
ibu, Gus Dur menempati strata sosial yang tinggi dalam masyarakat Indonesia. Gus Dur cucu
dari dua ulama terkemuka NU dan tokoh besar bangsa Indonesia dan secara genetic Gus Dur
masih keturunan darah biru.
Ibu Gus Dur adalah Nyai Sholehah adalah putri dari pendiri Pesantren Denanyar
Jombang, KH. Bisri Syamsuri. Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU
menjadi Rais Aam PBNU setelah KH. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian, Gus Dur
merupakan cucu dari dua ulama NU sekaligus, dan dua tokoh nasional bangsa Indonesia. Gus
Dur pertama kali belajar membaca Al Qur‟an pada sang kakek. Pada tahun 1944 ketika clash
dengan pemerintahan Belanda telah berakhir, ayahnya diangkat sebagai ketua partai Majelis
Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Keadaan ini memutuskan keluarga Wahid Hasyim
pindah ke Jakarta dan memulai babak baru dengan tradisi yang berbeda dari pesantren.
Aktivitas sehari-hari banyak di sibukkan dengan menerima tamu, yang terdiri dari para tokoh
dengan berbagai latar belakang bidang profesi yang sebelumnya telah dijumpai di rumah
kakeknya. Tradisi ini memberikan pengalaman tersendiri dan secara tidak langsung Gus Dur
juga mulai berkenalan dengan dunia politik.

Pendidikan di Lingkungan Keluarga Sejak masa kanak-kanak, Gus Dur mempunyai


kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu,
beliau juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia balasan tahun, Gus
Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel, dan buku-buku. Disamping
membaca, beliau juga hobi bermain bola, catur, dan music. Bahkan, Gus Dur pernah diminta
menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya yang ikutb melengkapi
hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang
mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya Gus Dur pada tahun 1986-1987 diangkat
sebagai ketua juri Festival film Indonesia.
Sejak usia 12 tahun, Gus Dur ditinggal ayahnya yang wafat karena kecelakaan mobil.
Sejak itu, ia lebih banyak dididik oleh ibunya.5 Sebelum meninggalnya ayahanda Gus Dur,
K.H. Wahid Hasyim mrupakan tipikal ayah yang sangat baik dan disiplin dalam mendidik
anak-anaknya. Gus Dur hidup dilingkungan keluarga yang mempunyai pemikiran yang maju
dan taat beragama. Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim, pada usia masih sangat muda, sudah
memiliki kegiatan yang begitu padat. Pikirannya banyak dicurahkan untuk pengembangan
kemajuan Indonesia, terutama pesantren. Kecintaannya kepada Indonesia sangat tinggi,
sehingga wajar jika ia disebut sebagai seorang nasionalis.
Meski sebagai aktivis dengan kesibukan yang luar biasa, terutama di tahun-tahun
terakhir menjelang kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan, K.H. Wahid Hasyim tetap
berusaha meluangkan waktu bersama keluarga. Sebab, pendidikan keluarga merupakan
pembelajaran awal dan sangat mendasar bagi pengembangan dan pembentukan kepribadian,
karakter, termasuk kecerdasan seseorang
Pada masa awal-awal pindah ke Jakarta, saat K.H. Wahid Hasyim dan keluarganya
tinggal di sebuah hotel di Menteng, Gus Dur teringat, ketika diajak ayahnya bermain bola di
halaman belakang rumah tampak sekali ia senang bermain bola dengan ditemani putra
sulungnya itu
Tapi menjelang remaja, seperti anak-anak muda dilingkungannya, Gus Dur juga
belajar disejumlah pesantren terkemuka, seperti di Tegal Rejo, Magelang dan Pesantren
Krapyak, Yogyakarta. Ia juga pernah modok dirumah seorang took Muhamadiyah di
Yogyakarta ketika bersekolah di Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) dikota itu.
Selama tinggal di Jakarta, Gus Dur sering juga diajak ayahandanya untuk melakukan shalat
berjamaah di masjid.9 Hal ini juga bagian pelajaran penting yang ditanamkan oleh sang ayah
kepadanya, yakni dengan melakukan shalat berjamaah di masjid, selain anjuran agama,
dengan merupakan sarana menjalin komunikasi dan bersilaturahmi dengan para tetangga
serta orang-orang Islam yang lain. Dengan demikian, pintu kecerdasan interpersonal dan
sosial sudah mulai terbuka sejak Gus Dur masih kanak-kanak. Itu semua tidak terlepas peran
sang ayah yang memang bersikap inklusif terhadap semua orang, bahkan dengan berbagai
pemikiran.
Pendidikan di Sekolah dan Pesantren Gus Dur pertama kali masuk Sekolah Dasar KRIS
yang sebelumnya pernah pindah dari SD Matraman. Untuk menambah khazanah pengetahuan
formal, ayahnya menyarankan untuk belajar Bahasa Belanda. Guru les privatnya bernama
Willem Buhl, seorang warga Jerman yang telah menjadi mualaf dan mengganti namanya
dengan nama Iskandar. Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu
menyajikan musik klasik yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah pertama kali
persentuhan Gus Dur dengan dunia Barat dan dari sini Gus Dur mulai tertarik terhadap musik
klasik.Setelah tamat Sekolah Dasar (1954), Gus Dur melanjutkan pendidikannya di Sekolah
Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) di Tanah Abang.12 Pada tahun ini, Gus Dur tidak naik
kelas karena tidak fokus pada pelajaran sekolah. Gus Dur lebih banyak mencari pengetahuan
dengan membaca buku di luar materi-materi yang diajarkan di sekolah, termasuk suka
menonton bola
Pada tahun 1954, ibunya mengirim Gus Dur ke Yogyakarta untuk meneruskan
pendidikan. Gus Dur masuk di SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama), sambil
mondok di pesantren Krapyak. Meskipun dikelolah oleh Gereja Katolik Roma, sekolah
tersebut sepenuhnya menggunakan kurikulum sekuler. Pada masa itu pula, Gus Dur belajar
bahasa Inggris. Ketika menjadi siswa sekolah pertama lanjutan tersebut, hobi membacanya
semakin mendapatkan tempat. Gus Dur misalnya, didorong oleh gurunya untuk menguasai
bahasa inggris, sehingga dalam waktu satu-dua tahun Gus Dur menghabiskan beberapa buku
dalam bahasa Inggris.
Diantara buku-buku yang pernah dibacanya adalah karya Ernest Hemingway, John
Steinbach, dan William Faulkner. Di samping itu, ia juga membaca sampai tuntas beberapa
karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y. Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia,
seperti: Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov. Gus Dur juga melahap habis
beberapa karya Wiill Durant yang berjudul „The Story of Chivilazation’. Selain belajar
dengan membaca bukubuku berbahasa Inggris, untuk meningkatkan kemampuan bahasa
Inggrisnya sekaligus untuk menggali informasi, Gus Dur aktif mendengarkan siaran lewat
radio Voice of America dan BBC London.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai