Anda di halaman 1dari 22

AGAMA HINDU

“Pandangan Agama Hindu Terhadap Sewa Rahim,


Adopsi, Dan Aborsi”

O
L
E
H
NI WAYAN JUNIANTI
P07124121024

Sarjana Terapan Kebidanan Dan Profesi Bidan

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TA 2021/2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...................................................................................... 1
1. Sewa Rahim ................................................................................... 1
2. Adopsi ............................................................................................ 1
3. Aborsi ............................................................................................. 2
B. Rumusan masalah................................................................................. 2
C. Tujuan
1. Tujuan umum ................................................................................. 2
2. Tujuan khusus ................................................................................ 2
D. Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Landasan teori
1. Sewa Rahim ................................................................................... 3
2. Adopsi ............................................................................................ 4
3. Aborsi ............................................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN
A. Sewa rahim
1. Definisi sewa rahim........................................................................ 6
2. Sewa Rahim dalam pandangan agama hindu ................................. 7
B. Adopsi
1. Definisi adopsi ............................................................................... 8
2. Adopsi dalam pandangan agama hindu.......................................... 9
C. Aborsi
1. Definisi aborsi ................................................................................ 11
2. Aborsi dalam pandangan agama hindu .......................................... 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 18

ii
KATA PENGANTAR

Om swastayastu
Selamat pagi

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, Atas Asungkerta
Wara Nugraha-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu tentang
“ pandangan agama hindu terhadap sewa rahim, adopsi, dan aborsi”.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak I Made Intaran,S.Ag, M.Ag.
Selaku dosen mata kuliah Agama Hindu yang telah memberikan dukungan dalam
penyusunan laporan ini.
Pelaksanaan laporan ini merupakan salah satu syarat mengikuti UTS (Ujian Tengah
Semester) di Politekknik Kementrian Kesehatan Mataram.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil pengamatan serta informasi dari internet atau
laman-laman yang terpercaya mengenai pandangan agama hindu terhadap sewa
Rahim, adopsi, dan aborsi.
Adapun dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, namun dengan segala
kerendahan hati penulis menerima segala saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari semua pihak dengan 1 harapan semoga makalah ini memenuhi harapan kita semua.
Penulis mengucapkan terimakasih banyak-banyak atas segala perhatiannya.

Mataram, Oktober 2021

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
1. Sewa Rahim
Sewa Rahim biasanya dilatarbelakangi oleh beberapa sebab, diantaranya
adalah:
a. Seorang perempuan atau seorang istri tidak mempunyai harapan untuk
mengandung secara normal karena memiliki penyakit atau kecacatan
yang dapat menghalanginya dari mengandung dan melahirkan anak.
b. Seorang perempuan tidak memiliki Rahim akibat Tindakan operasi
pembedahan Rahim
c. Perempuan tersebut ingin memiliki anak tetapi tidak mau memikul
beban kehamilan, melahirkan dan menyusukan anak dan ingin menjaga
kecantikan tubuh badannya
d. Perempuan yang ingin memiliki anak tetapi masa haidnya telah putus
haid (menopause)
e. Perempuan yang menjadikan rahimnya sebagai alat komoditi dalam
mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan ekonominya.
2. Adopsi
Pada mulanya alasan pengangkatan anak (Adopsi) di bali dilakukan semata-
mata untuk melanjutkan dan mempertahankan garis keturunan dalam suatu
keluarga yang tidak mempunyai anak. Di samping alasan tersebut juga
sebagai pancingan agar dapat melahirkan anak kandung dan keabsahan
kekuatan hukum pengangkatan anak tidak terganggu apabila nantinya ibu
angkat melahirkan anak kandung. Dengan demikian pengangkatan anak
dengan sendirinya memperssaudarakan anak kandung dengan naka angkat.

1
3. Aborsi
Aborsi dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Menurut
Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute for Social,
Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi
didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur
(ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin (fetus)
mencapai 20 minggu. Aborsi atau gugur kandungan dapat dilakukan secara
sengaja maupun tidak sengaja.
B. Rumusan masalah
Bagaimana pandangan agama hindu terhadap sewa rahim, adopsi, dan aborsi.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui pandangan agama hindu terhadap sewa rahim, adopsi, dan
aborsi
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan teori sewa rahim, adopsi, dan aborsi
b. Menjelaskan pandangan agama hindu terhadap sewa rahim, adopsi, dan
aborsi
c. Melakukan pembahasan mengenai pandangan agama hindu terhadap
sewa rahim, adopsi, dan aborsi
D. Manfaat
1. Manfaat bagi penulis dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah
didapatkan selama menempuh pendidikan kebidanan dan profesi bidan di
Poltekkes Mataram
2. Menambah wawasan tentang pandangan agama hindu terhadap sewa rahim,
adopsi, dan aborsi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Sewa rahim
Perkembangan teknologi di bidang kedokteran, telah menemukan metode
baru yaitu inseminasi buatan yang dikenal dengan sebutan in vitro
fertilization (program bayi tabung). Teknologi kedokteran ini ditemukan
pada tahun 1970-an yang dikembangkan dengan tujuan untuk mengatasi
masalah bagi pasangan suami istri yang tidak bisa mendapatkan keturunan
(mandul). Sejalan dengan pembuahan in virto fertilization (IVF) yang
semakin pesat, muncul ide surrogate mother (ibu pengganti/sewa
rahim/gestational agreement) yaitu wanita yang bersedia disewa rahimnya,
dengan suatu perjanjian untuk mengandung, melahirkan, dan menyerahkan
kembali bayinya dengan imbalan sejumlah materi kepada pasangan suami
istri yang tidak bisa mempunyai keturunan karena istri tersebut tidak bisa
mengandung.
Praktek surrogate mother atau lazim diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia
dengan ibu pengganti/sewa rahim tergolong metode atau upaya kehamilan
di luar cara yang alamiah. Dalam hukum Indonesia, praktek ibu pengganti
secara implisit tidak diperbolehkan. Dalam pasal 127 UU No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) diatur bahwa upaya kehamilan di
luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah
dengan ketentuan :
a) hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
b) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
c) pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

3
2. Adopsi
Pengertian adopsi dalam proses penyuluhan menurut Departemen
Kehutanan (1996) dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik
yang berupa: pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun
keterampilan (psychomotoric) pada diri seseorang setelah menerima
“inovasi” yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya.
Penerimaan disini mengandung arti tidak sekedar “tahu”, tetapi sampai
benar-benar dapat melaksanakan atau menerapkannya dengan benar serta
menghayatinya dalam kehidupan dan usahataninya.
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai
cara bertindak yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses
mental, sejak seseorang mengetahui adanya inovasi sampai mengambil
keputusan untuk menerima atau menolaknya kemudian mengukuhkannya.
Keputusan inovasi merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang khas
(Suprapto dan Fahrianoor, 2004).
Diartikan oleh Mardikanto dan Sutarni (1982) mengartikan adopsi sebagai
penerapan atau penggunaan sesuatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang
disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat penyuluhan). Manifestasi
dari bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati berupa tingkah laku,
metoda, maupun peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam
kegiatan komunikasinya.
Disebutkan oleh Samsudin (1982), adopsi adalah suatu proses yang
dimulai dari keluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak
kedua,sampai diterimanya ide tersebut oleh masyarakat sebagai pihak
kedua. Seseorang menerima suatu hal atau ide baru selalu melalui tahapan-
tahapan. Tahapan ini dikenal sebagai tahap proses adopsi. Rogers (1983)
berpendapat, proses pengambilan keputusan inovasi adalah proses dimana
seseorang berlalu dari pengetahuan pertama mengenai suatu inovasi dengan

4
membentuk suatu sikap terhadap inovasi, sampai memutuskan untuk
menolak atau menerima, melaksanakan ide-ide baru dan mengukuhkan
terhadap keputusan inovasi. Jadi, Adopsi merupakan suatu proses
perubahan penerapan atau penggunaan ide-ide atau teknologi baru pada diri
seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan oleh Penyuluh.
3. Aborsi
Dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah
tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin
(fetus) mencapai 20 minggu. Di Indonesia, belum ada batasan resmi mengenai aborsi.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan
Mohammad Zain, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996) abortus didefinisikan sebagai
terjadi keguguran janin. Melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan
sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum istilah
aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum
waktunya, baik itu secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih
berusia muda (sebelum bulan ke empat masa kehamilan). Berdasarkan terjadinya
aborsi dapat dibedakan menjadi dua yaitu ABORTUS SPONTANEUS dan ABORTUS
PROVOCATUS. Abortus Spontaneus adalah aborsi yang terjadi dengan sendirinya
dan merupakan mekanisme alamiah untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang
abnormal. Jadi aborsi ini terjadi tanpa dikehendaki, tanpa direncanakan dan tanpa
melakukan usaha apapun juga. Sedangakan abortus provocatus adalah aborsi yang
disengaja, abortus provocatus dapat dibedakan menjadi dua yaitu : Abortus Provocatus
Therapeuticum adalah pengguguran kandungan yang dilakukan oleh seorang dokter
yang ahli dan berwenang, demi keselamatan ibu dan janinnya, dan Abortus Provocatus
Criminalis adalah pengguguran kandungan yang dilakukan dengan sengaja tanpa
alasan medis yang sah dan bersifat melawan hukum.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Sewa rahim
1. Definisi sewa rahim
Sewa rahim dikenal dengan istilh surrogate mother adalah perjanjian antara

seorang wanita yang mengikatkan diri melalui suatu perjanjian dengan pihak

lain (suami-isteri) untuk menjadi hamil terhadap hasil pembuahan suami isteri

tersebut yang ditanamkan ke dalam rahimnya, dan setelah melahirkan

diharuskan menyerahkan bayi tersebut kepada pihak suami isteri berdasarkan

perjanjian yang dibuat. Perjanjian ini lazim disebut gestational agreement.

Intinya, surrogate mother adalah perempuan yang menampung pembuahan

suami isteri dan diharapkan melahirkan anak hasil pembuahan. Dalam bahasa

sederhana berarti ‘ibu wali”.

Pada dasarnya timbulnya kontrak sewa rahim atau surogasi karena adanya

metode bayi tabung (fertilisasi in vitro) yaitu penyuburan sebuah ovum oleh

sperma diluar tubuh atau pada suatu lingkungan buatan, yang meliputi konsepsi

maupun perkembangan keseluruhan zigot sampai menjadi terpisah dari tubuh

sang ibu namun membesarkan sang bayinya dalam uterus sang ibu.

Fertilisasi in vitro bertujuan untuk membantu pasangan suami istri yang tidak
dapat melahirkan keturunan secara alami.
a. Bentuk-bentuk sewa rahim
Adapun bentuk-bentuk peyewaan rahim adalah sebagai berikut:

6
1) Benih isteri (ovum) disenyawakan dengan benih suami (sperma),
kemudiandimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Kaedah ini digunakan
dalamkeadaan isteri memiliki benih yang baik, tetapi rahimnya dibuang
karena
2) pembedahan, kecacatan yang terus, akibat penyakit yang kronik
atausebab-sebab yang lain.
3) Sama dengan bentuk yang pertama, kecuali benih yang telahdisenyawakan
dibekukan dan dimasukkan ke dalam rahim ibu tumpangselepas kematian
pasangan suami isteri itu.
4) Ovum isteri disenyawakan dengan sperma lelaki lain (bukan suaminya)dan
dimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Keadaan ini apabila suamimandul
dan isteri ada halangan atau kecacatan pada rahimnya tetapi benihisteri
dalam keadaan baik.
5) Sperma suami disenyawakan dengan ovum wanita lain,
kemudiandimasukkan ke dalam rahim wanita lain. Keadaan ini berlaku
apabilaisteri ditimpa penyakit pada ovarium dan rahimnya tidak mampu
memikultugas kehamilan, atau isteri telah mencapai tahap putus haid
(menopause).
6) Sperma suami dan ovum isteri disenyawakan, kemudian dimasukkan
kedalam rahim isteri yang lain dari suami yang sama. Dalam keadaan
iniisteri yang lain sanggup mengandungkan anak suaminya dari isteri
yangtidak boleh hamil
2. Sewa rahim dalam pandangan agama hindu
Program penyewaan rahim dengan prosedur-prosedur yang benar maupun
rahim fungsi ekonomis sangatlah tidak etis, karena agama hindu dengan tegas
menegaskan bahwa penciptaan manusia adalah hak dan kedaulatan Tuhan
meskipun dengan ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini, manusia dapat
menciptakan ciptaan yang baru tetapi, ingtregritas sebagai manusia harus
dihormati, artinya manusia harus menghormati dirinya sendiri sebagai ciptaan

7
Tuhan yang paling luhur berdasaarkan prinsip seorang agamawan. Semua hal
yang bisa dilakukan tidak selalu patut dilakukan. Sesuatu hal yang dianggap
baik belum tentu benar untuk diterapkan dalam kehidupan manusia (Artila,
2017).
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan dalam upaya
pelayanan medis kehamilan di luar alami antara lain sebagai berikut; Pertama,
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yang begitu pesat tidak diimbangi
dengan ketentuan hukum yang berlaku Indonesia, sehingga menimbulkan berbagai
permasalahan hukum di bidang kedokteran yang salah satunya surrogate mother.
Kedua, perbuatan surrogate mother tidak hanya menyalahi kaidah–kaidah hukum yang
berlaku di Indonesia, tetapi juga ideologi negara, yakni Pancasila. Oleh karena itu
tindakan surrogate mother tidak dapat diterapkan di Indonesia.Ketiga, tindakan medik
surrogate mother dapat dikategorikan sebagai perbuatan zinah, sehingga dalam
mengantisipasi kekosongan hukum terhadap kasus surrogate mother di bidang hukum
pidana, instrumen yang dapat diterapkan yaitu dengan menggunakan konstruksi
terhadap surrogate mother tidak hanya bertentangan etika (sumpah dokter), melainkan
juga bertentangan dengan peraturan perundangundangan berlaku.
B. Adopsi
1. Definisi adopsi
Pengangkatan anak atau adopsi memiliki definisi yang bermacammacam
antara lain, definisi pengangkatan anak atau adopsi menurut Ensiklopedia
Bebas merupakan tindakan mengadopsi; diadopsi. Mengangkat anak atau
adopsi adalah untuk mengambil ke dalam keluarga seseorang (anak dari
orang tua lain), terutama akibat perbuatan hukum formal. Hal ini juga dapat
berarti tindakan hukum mengasumsikan orangtua seorang anak yang bukan
milik sendiri. 6Definisi mengenai pengangkatan anak juga terdapat dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pengangkatan anak orang lain sebagai
anak sendiri. Selain itu juga dalam Peraturan Pemerintah juga menjelaskan
mengenai pengangkatan anak dalam pasal 1 angka 1 yang isinya

8
Pengangkatan Anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan
seorang anak dari lingkungan kekuasaan orangtua, wali yang sah atau orang
lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan
anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orangtua angkat.

2. Adopsi menurut pandangan agama hindu


Sebagaimana disebutkan, bahwa salah satu tujuan perkawian dilingkungan
umat Hindu di bali adalah untuk mendapat keturunan dengan maksud
dengan untuk meneruskan warisan orang tua atau keluarganya. Dalam
Hukum adat Bali yang dijiwai oleh ajaran Hindu adalah sebagai kewajiban
(swadharma) dan hak, baik dengan hubungan dengan parahyangan,
pawongan maupun palemahan. Kepada mereka yang tidak mempunyai anak
ini tidaklah berarti jalan untuk mencapai kebahagiaan yang sejati, bersatu
dengan Tuhan Yang Mahaesa telah tertutup. Keluarga-keluarga ini dapat
mengangkat anak, melakukan adopsi yang di dalam bahasa Sanskerta
disebut: Parigraha atau Putrìkaåaóam dan anak yang diangkat disebut:
Kåtakaputra, Datrimasuta atau Putra Dattaka. Jika kedududkan anak angkat
sama dengan anak kandung, kehadiran seseorng anak dalam keluargha
memiliki makna yang sama dengan anak akandung.
Hal ini dapat dilihat dalam Manawadharmasastra IX.141 sebagai berikut:
Jika anak laki yang mempunyai anak angkat laki-laki yang mempunyai
sifat-sifat mulia yang sama akan mewarisi walaupun lahir dari keluarga
yang lain.
Kemudian dalam Manawadharmasastra IX.142 menyatakan: Keluarga dan
harta warisan dari orang tua yang sebenarnya. Tarpana (upacara
persembahan kepada kepada orang tua yang meninggal), ia arus mengikuti
nama keluarga (yang mengangkat) serta menerima warisan dari orang tua
angkat.

9
Adapun beberapa makna yang dapat dikemukakan dalam adopsi anak yaitu:

Meneruskan warisan, menurut ajaran agama hindu yang tercermin dalam


hukum adat bali bahwa yang dimaksud dengan warisan adalah segala
kewajiban (swadharma) dan hak, baik dalam hubungnannya dengan
parahyangan, pawongan maupun pelemahan. Dengan demikian, anak
angkat tidak saja berhak mewarisi harta benda orang tua angkatnya, tetapi
juga memiliki kewajiban seorang anak yang sama dengaan anak kandung.
Kewajiban itu misalnya memelihara merajan dan tempat suci lainya warisan
orang tua angkatnya melakukan persembahan roh leluhur orang tua
angkatnya (parahyangan), mensucikan orang tua angkatnya atau roh
leluhurnya (upacara ngaben), melaksanankan kewajiban dengan anggota
keluarga dan dalam kaitannya dengan sesoroh, banjar (pawongan) dan
memelihara rumah lingkungan milik orang tau angkatnya (pelemahan).
Menyelamatkan roh leluhur, dengan adanya anak angkat maka sebuah
keluarga tidak mengalami puntung atau putus. Dalam kepercayaan hindu
keturunan yang berlanjut ini dapat menyelamatkan roh leluhur. Dalam adi
parwa disebutkan tentang pentingnya keturunan untuk menyelamatkan roh
leluhur. Betapa pentingnya kehadiran seorang anak dalam keluarg sebagai
pelanjut ketuurnna dan dapat menyelamatkan roh leluhur dari neraka.
Dalam Manawadharmasastra IX 138 menyebutkan karena anak laki-laki
akan mengantarkan pitara dari neraka yang disebtu put, kareann itu iad
disebut putra dengan kelahirannya sendiri (puja dan tjokorda rai
sudhata,1973:564). Sedangkan dalam adiparwa, 78,38 disebutkan
seseorang dapat menundukkan dunia dengan lahirnya anak memperoleh
kebahagiaan yang abadi dengan kelahiran cucu-cucunya.
Pengingkat tali kasih keluarga, kelairan seorang anak/anak angkat dalam
keluarga dapat sebagai pengingkat tali kasih dalam keluarga hal ini
diungkapakan dalam sastra hindu, yakni dalam Adiparwa yang di sebutkan

10
seorang anak merupakan pengikat tali kasih yang sangat kuat dalam
keluarga, ia merupakan pusat penyatunya cinta kasih orngtuanya. Dalam
ajaran agama Hindu dapat dikatakan kehadiran seorag anak/anak angkat
sebagai penjain cinta kasih dalam kelurga. Penomena yang ada betapa pun
kemulut yang terjadi antaraa orang tua dan anak akan selalu damai dalam
pelukan orang tua, anak juga akan menjadi pelekat diantara kemulut orang
tau. Anak juga dapat menciptakan kedamian dalam keluarga disamping
orang suci dan seorng istri. Dengan melihat begitu pentngya peranan anak
dalam kelurag ayang perlu di simak seagi seorang anak adalah menyucikan
dan mengagungkan tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang melakat pada anak
sesuai dengan sastra-sastra Hindu dengan berlaku.
C. Aborsi
1. Definisi aborsi
Secara umum, pengertian aborsi adalah suatu tindakan yang bertujuan
untuk mengakhiri masa kehamilan atau pengguguran kandungan dengan
cara mengeluarkan janin (embrio) sebelum memiliki kemampuan untuk
bertahan hidup di luar rahim.
Dalam kedokteran, arti aborsi adalah keluarnya produk konsepsi (janin,
selaput janin, dan plasenta) secara prematur dari rahim. Aborsi dapat terjadi
secara spontan atau tidak disengaja yang disebut dengan keguguran.
Sedangkan aborsi yang terjadi secara disengaja disebut dengan aborsi
induksi atau abortus provocatus.
Aborsi sudah dilakukan sejak zaman kuno dengan menggunakan obat-
obatan herbal, benda-benda tajam, bahkan dengan paksaan atau
menggunakan metode tradisional. Dilihat dari segi hukum dan pandangan
agama, terdapat perbedaan tentang hukum aborsi. Dalam beberapa kasus
aborsi dilegalkan misalnya karena pemerkosaan, terdapat masalah pada
janin, kemiskinan, resiko pada kesehatan ibu maupun inses.

11
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Menurut KUHP, pengertian aborsi adalah pengeluaran hasil konsepsi pada
setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap
tercapai (38-40 minggu). Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan, dimana berat kurang dari 500 gram atau kurang
dari 20 minggu. Dari segi medikolegal maka istilah abortus, keguguran, dan
kelahiran prematur mempunyai arti yang sama dan menunjukkan
pengeluaran janin sebelum usia kehamilan yang cukup.
3. Jenis-Jenis Aborsi
Dalam ilmu kedokteran atau medis, aborsi dibedakan menjadi Spontaneous
Abortion dan Induced Abortion. Berikut masing-masing penjelasannya:
a. Spontaneous abortion
Disebut juga sebagai aborsi spontan yaitu terjadinya keguguran
kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan atau sebab-sebab
secara alamiah atau tidak sengaja.
b. Induced Abortion
Merupakan pengguguran kandungan secara disengaja dimana di
dalamnya termasuk;
c. Therapeutic abortion; tindakan aborsi karena kehamilan mengancam
kesehatan jasmani dan rohani sang ibu. Misalnya kehamilan akibat
perkosaan.
d. Eugenic abortion; tindakan aborsi karena diketahui kondisi janin cacat.
e. Elective Abortion; tindakan aborsi karena berbagai alasan lain.
4. Penyebab Tindakan Aborsi
Tindakan aborsi dilakukan karena adanya beberapa faktor. Adapun
beberapa faktor penyebab wanita melakukan aborsi adalah sebagai berikut:
a. Faktor Janin

12
Kondisi janin yang mengalami kelainan saat berada dalam kandungan
merupakan salah satu faktor penyebab mengapa seseorang melakukan
abortus. Kelainan tersebut dianggap akan mengganggu hidup sang anak,
misalnya kelainan genetik pada anak, cacat fisik, dan lain-lain.
b. Faktor Kesehatan Ibu Hamil
Kondisi kesehatan ibu hamil juga merupakan faktor penyebab dilakukannya
tindakan abortus. Misalnya ibu hamil memiliki penyakit kandungan yang
membahayakan nyawanya.
c. Faktor Lainnya
Selain faktor kesehatan ibu dan anak, ada faktor lain yang menjadi
penyebab dilakukannya tindakan abortus. Misalnya faktor ekonomi, faktor
sosial, faktor psikologis ibu hamil akibat perkosaan, dan lain sebagainya.
5. Dampak dan Risiko Melakukan Aborsi
Kegiatan aborsi sendiri memang menimbulkan pro dan kontra di berbagai
negara. Kasus-kasus aborsi sendiri di seluruh dunia sangat tinggi. Mirisnya,
kebanyakan aborsi dilakukan di usia remaja. Padahal tidak terhitung
banyaknya bukti akademik yang melaporkan potensi dampak dari aborsi
yang dapat merusak tubuh.

Efek samping yang umum dirasakan setelah tindakan aborsi seperti sakit
perut, kram, mual, diare, bercak darah dan muntah. Bahkan Aborsi dapat
menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius bagi wanita.
Sangat penting untuk mengetahui beberapa dampak berbahaya dari aborsi,
diantaranya:
a. Pendarahan vagina berat; salah satu dampak buruk dari aborsi yaitu
terjadi pendarahan vagina berat yang disertai dengan demam tinggi
beserta gumpalan jaringan janin dari rahim. 1 dari 1000 kejadian aborsi
mengalami pendarahan berat.

13
b. Infeksi; selain pendarahan, wanita yang melakukan aborsi juga dapat
terjadi infeksi dengan peluang yang lebih tinggi. Infeksi ini terjadi di
leher rahim karena leher rahim yang melebar selama proses aborsi
akibat penggunaan obat yang diinduksi. Gejala infeksi setelah aborsi ini
dirasakan seperti sakit kepala, nyeri otot, pusing dan adanya sensasi
tidak enak badan.
c. Sepsis; ini merupakan kondisi medis serius di mana terjadi peradangan
di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi. Sepsis atau septicaemia
adalah penyakit yang mengancam kehidupan yang dapat terjadi ketika
seluruh tubuh bereaksi terhadap infeksi..
d. Endometritis; ini merupakan kondisi dimana terjadi peradangan pada
lapisan rahim yang juga diakibatkan karena infeksi. Wanita yang masih
berada di usia remaja dan melakukan aborsi akan lebih rentan terserang
endometritis.
e. Infeksi peradangan panggul; ini merupakan masalah yang dapat
meningkatkan resiko kehamilan ektopik atau mengurangi kesuburan
seorang perempuan di masa depan setelah melakukan aborsi. Kondisi
ini juga dapat berpotensi mengancam nyawa. Gejala dari infeksi
peradangan panggul juga dapat dirasakan dalam waktu 4 minggu setelah
melakukan aborsi di trimester pertama.
6. Aborsi menurut pandangan agama hindu
Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut
“Himsa karma” yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan
membunuh, meyakiti, dan menyiksa.Membunuh dalam pengertian yang
lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa” mendasari falsafah “atma”
atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih
berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia.
Segera setelah terjadi pembuahan di sel telur maka atma sudah ada atas
kuasa Hyang Widhi. Dalam “Lontar Tutur Panus Karma” penciptaan

14
manusia yang utuh kemudian dilanjutkan oleh Hyang Widhi dalam
manifestasi-Nya sebagai “Kanda-Pat” dan “Nyama Bajang”.
Selanjutnya Lontar itu menuturkan bahwa Kanda-Pat yang artinya “empat-
teman” adalah: I Karen, sebagai calon ari-ari; I Bra, sebagai calon lamas; I
Angdian, sebagai calon getih; dan I Lembana, sebagai calon Yeh-nyom.
Ketika cabang bayi sudah berusia 20 hari maka Kanda-Pat berubah nama
menjadi masing-masing: I Anta, I Preta, I Kala, dan I Dengen.
Selanjutnya setelah berusia 40 minggu barulah dinamakan sebagai: Ari-ari,
Lamas, Getih, dan Yeh-nyom.
Nyama Bajang yang artinya “saudara yang selalu membujang” adalah
kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang tidak berwujud. Jika Kanda-Pat
bertugas memelihara dan membesarkan jabang bayi secara phisik, maka
Nyama Bajang yang jumlahnya 108 bertugas mendudukkan serta
menguatkan atma atau roh dalam tubuh bayi.
Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan
nyawa. Kitab-kitab suci Hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan:
MA NO MAHANTAM UTA MA NO ARBHAKAM
artinya: Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi.
Atharvaveda X.1.29:
ANAGOHATYA VAI BHIMA
artinya: Jangan membunuh bayi yang tiada berdosa.
Dan Atharvaveda X.1.29:
MA NO GAM ASVAM PURUSAM VADHIH
artinya: Jangan membunuh manusia dan binatang.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sewa rahim dikenal dengan istilh surrogate mother adalah perjanjian
antara seorang wanita yang mengikatkan diri melalui suatu perjanjian
dengan pihak lain (suami-isteri) untuk menjadi hamil terhadap hasil
pembuahan suami isteri tersebut yang ditanamkan ke dalam rahimnya, dan
setelah melahirkan diharuskan menyerahkan bayi tersebut kepada pihak
suami isteri berdasarkan perjanjian yang dibuat.
agama hindu dengan tegas menegaskan bahwa penciptaan manusia adalah
hak dan kedaulatan Tuhan meskipun dengan ilmu pengetahuan yang
berkembang saat ini, manusia dapat menciptakan ciptaan yang baru tetapi,
ingtregritas sebagai manusia harus dihormati.

Adopsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pengangkatan anak


orang lain sebagai anak sendiri.
adopsi yang di dalam bahasa Sanskerta disebut: Parigraha atau
Putrìkaåaóam dan anak yang diangkat disebut: Kåtakaputra, Datrimasuta
atau Putra Dattaka. Jika kedududkan anak angkat sama dengan anak
kandung, kehadiran seseorng anak dalam keluarga memiliki makna yang
sama dengan anak kandung.
Salah satu makna melakukan adopsi anak yakni Meneruskan warisan,
menurut ajaran agama hindu yang tercermin dalam hukum adat bali bahwa
yang dimaksud dengan warisan adalah segala kewajiban (swadharma) dan
hak, baik dalam hubungnannya dengan parahyangan, pawongan maupun
pelemahan.

16
aborsi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengakhiri masa
kehamilan atau pengguguran kandungan dengan cara mengeluarkan janin
(embrio) sebelum memiliki kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim.
Jenis-Jenis Aborsi:
Dalam ilmu kedokteran atau medis, aborsi dibedakan menjadi Spontaneous
Abortion dan Induced Abortion.
Faktor penyebaba aborsi yaitu faktor janin, faktor ibu hamil serta faktor
lainnya.
Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut
“Himsa karma” yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan
membunuh, meyakiti, dan menyiksa.Membunuh dalam pengertian yang
lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa” mendasari falsafah “atma”
atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih
berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia.
B. Saran
Seorang yang melakukan penyewaan rahim terhadap wanita lain sudah
saharusnya lebih mengutamakan wanita tersebut apalagi dalam hal materi,
agar wanita yang menjadi tempat nyewa rahim dapat memberikan nutrisi
yang bergizi agar bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat.
Mengenai hal adopsi, tidak ada yang baik-baik saja dengan adanya
peristiwa tersebut, jadi untuk kedepannya semoga anak yang diadopsi dapat
lebih mendapatkan penghidupan yang layak.
Saran penulis, seorang perawat yang sedang merawat klien yang akan
melakukan aborsi, hendaknya menumbuhkan suasana yang membuat klien
dapat berdiskusi secara terbuka tentang aborsi, agar tidak terjadi
pelanggaran terhadap asas-asas yang ada. Sehingga semua dapat berjalan
dengan lancar.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. HALIMAH, Mimi. Pandangan Aksiologi Terhadap Surrogate Mother. Jurnal


Filsafat Indonesia, 2018, 1.2: 51-56.
2. ARLITA, MARWATI. PENGATURAN HAK MELANJUTKAN KETURUNAN DALAM
PERJANJIAN SURROGACY (SEWA RAHIM). Diss. Universitas Mataram, 2017.
3. I MADE AGUS HERMANTO. Landasan Teori Dan Dasar Hukum Aborsi.(2011)
4. M.PRAWIRO. Aborsi. (2019)

18
19

Anda mungkin juga menyukai