Kenisa Nazlia Rizal - 2211166176
Kenisa Nazlia Rizal - 2211166176
Komponen MMSE
Komponen penilaian pemeriksaan MMSE, yaitu (Setyopranoto I,
Lamsudin R, 1999):
1. Tes orientasi, untuk menilai kesadaran juga daya ingat.
2. Tes registrasi, untuk menilai memori kerja.
3. Tes recall, untuk menilai memori mengenal kembali. Bila
memori kerja negatif berarti informasi tidak disimpan. Bila
memori kerja negatif sedang memori mengenal kembali
positif berarti ada disfungsi proses pencarian/pemanggilan
kembali informasi.
4. Tes atensi dan kalkulasi, untuk melihat adanya penurunan
konsentrasi, biasanya terdapat pada degenerasi difus atau
gangguan metabolik.
5. Tes bahasa pasien diminta untuk menyebut nama (naming),
bila ada gangguan penamaan berarti ada lesi fokal di otak
atau disfungsi difus hemisfer. Pada tes pengulangan
kalimat pasien diminta untuk mengulang kalimat (repetisi),
bila ada gangguan repetisi berarti ada gangguan pada peri
sylvian hemisfer kiri. Tes lainnya adalah dengan menyuruh
pasien untuk melakukan tiga perintah bertahap (bahasa
komperhensif), bila ada gangguan pada tes ini berarti ada
disfungsi lobus temporal posterior kiri atau korteks parieto
temporal. Pasien juga disuruh untuk menulis kalimat
perintah dan melakukan perintah tersebut, pasien disuruh
menulis kalimat spontan dan menyalin gambar pentagon,
kesemuanya ini untuk menilai fungsi eksekutif.
Kelebihan
1. Sederhana, praktis, dan cepat dilakukan.
2. Mudah dilakuka karena hanya membutuhkan
waktu yang singkat (sekitar 10 menit) (Dahlan P.
1999).
3. Mempunyai nilai sensitivitas 79% dan spesifitas
88% untuk menentukan adanya gangguan fungsi
kognitif (Kiyenda, 2012).
Kekurangan
1. Kesulitan dalam memisahkan antara orang yang demensia ringan
dengan yang tidak demensia.
2. Terbatasnya kemampuan dalam mendeteksi penyebab pasti.
3. Walaupun bahasa yang digunakan sederhana, tetapi tetap
mengalami kesulitan orang yang menderita defisit linguistik ringan.
4. Besarya false-positive error karena bias pada orang yang memiliki
tingkat pendidikan rendah.
SKOR MMSE