Anda di halaman 1dari 224

JAI

Jurnal Anestesiologi Indon


VolumeIII Nomor1 0

Dipersembahkan untuk kemanusiaan khususnya melalui insan yang berkarya,Anestesiologibelajarerapi IntensifdanTtertari


Diterbitkan olehAnestesiologiProgramTerapiStudIntensifan Fakultas Kedokteran Universitas Dipone

Perhimpunan DoktAnestesiologisrSpesiTerapidanIntensif (PERDATIN) TengahJawa

JAI
dr. Hari Hendriarto, SpAn, Msi.Med

Mitra Bestari:
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Prof. dr.Soenarjo,SpAn, KMN, KAKV Prof. dr.Marwoto, SpAn, KIC, KAO
Dr.dr. M.Sofyan Harahap, SpAn, KNA
Pelindung:
Seksi Usaha: dr. Mochamat
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
Administrasi:
Maryani, Nik Sumarni
Ketua Program Studi Anestesiologi dan Terapi
Intensif FK UNDIP
Jurnal Anestesiologi diterbitkan 3 kali per tahun, setiap bulan Maret,
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi Juli dan November sejak tahun 2009. Harga Rp.200.000,- per tahun.
dan Terapi Intensif (PERDATIN) Jawa Tengah
Untuk berlangganan dan sirkulasi: Ibu Nik Sumarni (081326271093)
Ketua Redaksi: Ibu Kamtini (081325776326)

dr. Uripno Budiono, SpAn Alamat Redaksi:

Wakil Ketua Redaksi: Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNDIP/ RS Dr.
Kariadi,
dr. Johan Arifin, SpAn, KAP
Jl. Dr. Sutomo 16 Semarang.
Telp. 024-8444346.
Anggota Redaksi:

dr. Abdul Lian Siregar, SpAn, KNA dr. Hariyo


Satoto, SpAn
Sejawat terhormat,
dr. Witjaksono, MKes, SpAn, KAR dr. Ery
Leksana, SpAn, KIC, KAO Jurnal Anestesiologi Indonesia (JAI) edisi ini memuat
artikel penelitian klinik dan preklinik. Diantaranya
dr. Heru Dwi Jatmiko, SpAn, KAKV, KAP dr. Jati mengenai pengaruh propofol dan etomidat terhadap
Listianto Pujo, SpAn, KIC agregasi trombosit, oral hygiene menggunakan povidone
iodine dan chlorhexidine, pengaruh pretreatment vitamin
dr. Doso Sutiyono, SpAn C terhadap kadar kortisol dan manfaat N2O untuk
mempercepat induksi dengan sevofluran.
dr. Widya Istanto N, SpAn, KAKV, KAR dr. Yulia
Wahyu Villyastuti, SpAn
Dua tinjauan pustaka, mengenai mekanisme obat
dr. Himawan Sasongko, SpAn, MSi.Med dr. Aria
anestesi lokal dan efek supresi imun pada anestesi
Dian Primatika, SpAn, Msi.Med dr. Danu epidural diharapkan menambah pengetahuan kita dalam
Soesilowati, SpAn bidang anestesi.
Semoga bermanfaat.

Salam,

dr. Uripno Budiono, SpAn

Artikel dalam jurnal ini boleh di-copy untuk kepentingan


pendidikan dan ilmu pengetahuan. Apabila akan
menggunakannya sebagai acuan, hendaknya
mencantumkan artikel tersebut sebagai daftar pustaka
dengan sitasinya.
DAFTAR ISI
PENELITIAN

Hal

Sri Tabahhati, Uripno Budiono, Mohamad Sofyan Harahap

Perbedaan Pengaruh Pemberian Propofol Dan Etomidat Terhadap Agregasi Trombosit


1

Propofol secara bermakna menurunkan persen agregasi maksimal trombosit

dibandingkan etomidat.

Kurniadi Sebayang, Jati Listiyanto Pujo, Johan Arifin

Perbedaan Efektifitas Oral Hygiene Antara Povidone Iodine Dengan Chlorhexidine


10

Terhadap Clinical Pulmonary Infection Score Pada Penderita Dengan Ventilator Mekanik

Chlorhexidine 0,2% merupakan antiseptik orofaring yang lebih efektif menurunkan skor

CPIS dibandingkan dengan povidone iodine 1% pada pasien dengan ventilator mekanik.
Tidak ada korelasi antara kenaikan skor GC plaque dengan penurunan skor CPIS.

Ratna Anggraeni, Hariyo Satoto, Widya Istanto Nurcahyo

Pengaruh Pretreatment Vitamin C 200 Miligram Terhadap Kadar Kolesterol Serum Pada
19

Induksi Etomidat

Pemberian vitamin C 200 mg intra vena 30 menit pre operasi dapat menurunkan efek

depresi kortisol oleh pemberian etomidat 0,2 mg/kgBB.

Tinon Anindita, Witjaksono, Aria Dian Primatika

Pengaruh Nitrous Oxide Pada Induksi Sevofluran 8% Dengan Tehnik Single Breath Terhadap
27
Kecepatan Induksi Anestesi

Penambahan Nitrous oxide pada induksi anestesi dengan sevofluran 8% dengan teknik

single-breath, tidak mempercepat waktu induksi anestesi.

TINJAUAN PUSTAKA

Ifar Irianto Yudhowibowo, Doso Sutiyono, Yulia Wahyu Villyastuti

Pengaruh Anestesi Epidural Terhadap Supresi Imun Yang Diinduksi Stres Operasi Selama
42

Pembedahan

Blok epidural dari segmen dermatom T4 sampai S5, dimulai sebelum pembedahan,

mencegah peningkatan konsentrasi kortisol dan glukosa pada histerektomi.

Ratno Samodro, Doso Sutiyono, Hari Hendriarto Satoto


Mekanisme Kerja Obat Anestesi Lokal
48

Mekanisme kerja obat anestesi local mencegah transmisi impuls saraf (blokade konduksi) dengan
menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium selektif pada membrane saraf.
Kegagalan permeabilitas gerbang ion natrium untuk meningkatkan perlambatan kecepatan depolarisasi
seperti ambang batas potensial tidak tercapai sehingga potensial aksi tidak disebarkan.
Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENELITIAN

Perbedaan Pengaruh Pemberian Propofol Dan Etomidat Terhadap Agregasi

Trombosit

Sri Tabahhati*, Uripno-Budiono*, Mohammad Sofyan Harahap*

*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT

Background: Perioperative bleeding is a serious and common problem in surgery.


Induction anesthetic agent usage is known for the inhibition of platelet aggregation.
Objective: To determine the difference effect of propofol and penthotal administration on
platelet aggregation.

Method: An experimental study on 40 patients who received general anesthesia. Samples


were divided into two groups (n:20, each). The first group received propofol and the second
group received etomidat as the induction anesthetic agent during the procedure, and five
minutes post induction, with the rate of administration propofol 2,5 mg/ body weight,
etomidat 0,3 mg/ body weight and O₂: N₂O ratio 50% : 50%. A specimens were taken to the
Clinical Pathology Laboratory for Platelet Aggregation testing. Statistical analyses were
performed using Paired T-Test and Independent T-Test (with level of significance p<0,05).

Result: The result showed significant difference in percentage of maximal platelet aggregation before and
after the administration of propofol (p=0,001) and not significant for etomidat group (p=0,089). In the
propofol and etomidat group, the mean percentage of maksimal platelet aggregation was 66,07 ± 18,04.
Statistically, propofol caused less significant hypo aggregation of plateled compared to etomidate, with
(p=0,053).

Conclusion: Propofol significantly decreased the percentage of maximal plateled


aggregation, however the difference was not significant between two experiment groups.

Keywords : Propofol, etomidate, ADP, platelet aggregation

ABSTRAK

Latar belakang penelitian: Perdarahan perioperatif merupakan masalah yang sering


dihadapi dalam setiap operasi. Penggunaan obat anestesi induksi dikatakan mempunyai
pengaruh dalam agregasi trombosit

Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian propofol dan etomidat terhadap
agregasi trombosit.

Metode: Merupakan penelitian eksperimental pada 40 pasien yang menjalani anestesi


umum. Penderita dibagi 2 kelompok (n=20), kelompok I menggunakan propofol dan
Volume III, Nomor 1, Tahun 2011
1
Jurnal Anestesiologi Indonesia

kelompok II menggunakan etomidat, yang diberi sejak awal induksi dengan besar
pemberian propofol 2,5 mg/kg intravena, etomidat 0,3 mg/kg intravena bersama O2 : N2O
= 50% : 50%. Masing-masing kelompok akan diambil spesimen sebelum induksi dan 5
menit setelah induksi. Semua spesimen dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik untuk
dilakukan pemeriksaan Tes Agregasi Trombosit. Uji statistik menggunakan Paired T-Test
dan Independent T-Test (dengan derajat kemaknaan <0.05).

Hasil: Karakteristik data penderita maupun data variabel yang akan dibandingkan
terdistribusi normal. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan persen agregasi maksimal
trombosit yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian propofol (p=0,001) dan tidak
bermakna untuk sebelum dan sesudah pemberian etomidat (p=0,089). Pada kelompok
propofol didapatkan rerata persen agregasi maksimal trombosit 66,07±8,28 dan etomidat
56,29+18,04 dan menunjukkan perbedaan yang bermakna antara keduanya (p=0,053).

Kesimpulan: Propofol secara bermakna menurunkan persen agregasi maksimal trombosit,


dibandingkan etomidat.

Kata kunci : Propofol, etomidat, ADP, agregasi platelet


Caterina
kedua melakukan
PENDAHULUAN pemeriksaan analisis regresi
tersebut dalam linier untuk
Penyulit yang mungkin muncul dalam setiap menilai dua mengetahui
operasi adalah risiko perdarahan. Bila parameter tersebut sensitifitas,
penyulit ini tidak diatasi dengan baik, dapat dalam perannya spesifisitas, nilai
menyulitkan dan meningkatkan morbiditas sebagai uji fungsi prediktif positif
dan mortalitas, serta berpengaruh terhadap koagulasi.5 dan negatif dari
proses hemodinamika selama dan sesudah BT. Nilai hasil
1 pemeriksaan BT
operasi. Faktor yang terlibat dalam proses Uji perdarahan
hemostasis adalah vasospasme pembuluh telah dilakukan dipengaruhi oleh
darah, reaksi trombosit (adhesi, pelepasan, beberapa dekade jumlah trombosit,
1,2 dengan metode dinding pembuluh
dan agregasi), dan faktor koagulasi. darah, hematokrit,
Interaksi obat-obatan dengan trombosit dapat Duke. Beberapa kualitas kulit, dan
memperberat risiko komplikasi perdarahan, modifikasi juga teknik yang
mengingat peran trombosit yang penting dilakukan oleh Ivy
6
pada proses hemostatis selama dan sesudah et al dan Mielke et digunakan.
3 al. Uji Penelitian lain
pembedahan. Clotting Time (CT) dan pemeriksaan juga menunjukkan
Bleeding Time (BT) merupakan pemeriksaan tersebut banyak tidak ada korelasi
rutin yang dilakukan untuk mengetahui jalur digunakan statistika antara
4
koagulasi intrinsik dan ekstrinsik. Beberapa pertengahan tahun BT preoperatif dan
penelitian menyatakan bahwa kekurangan 1980-an, di mana jumlah kehilangan
dalam muncul pertanyaan darah atau
mengenai validitas kebutuhan produk
pemeriksaan. De 7
darah.
2 Tahun 2011
Volume III,
Nomor 1,
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
obat tromb
anest osit
esi melal
denga ui
Anes n inhibi
tesi tromb si
dibut osit.8 mobil
uhka Seba isasi
n gian kalsiu
pada besar m
ham opera terha
pir si dap
semuyang stimu
a dilak lasi
tinda ukan agoni
9
kan di s.
pem Instal Propo
beda asi fol
han, Beda (2,6
dan h diiso
seba Sentr propy
gian al lphen
besarRSU ol)
deng P dr. meru
an Karia pakan
anest di obat
esi Sema anest
umu rang esi
m. dilak yang
Anes ukan serin
tesi denga g
umu n digun
m anest akan
berp esi pada
enga umu anest
ruh m. esi
secar Propo umu
a fol m
intra diketa selain
selul hui keta
er meru 1
min.
dan pakan 0,11
perlu agen
men anest Propo
dapa esi fol
t yang memi
perh berko liki
atian ntribu kemir
dala si ipin
m terha strukt
hal dap ur
inter disfu serup
aksi ngsi a
deng zat terha
an anest dap
alfat esi ini pasie
okof akan n
erol meng beda
dan hamb 15,1
h.
asam at
6
asetilagreg
salisi asi Prop
lat. tromb ofol
Efek osit mem
antio pada perli
ksidawhol hatka
nnya e n
disebblood efek
abka secar anti
n a in
kesa vitro agreg
maa dalam asi
n kisara
ditem
struk n
ukan
tur konse
deng ntrasi
serup
an serup a
alfat a pada
okof pada PRC
erol. plasm dan
12,13 a whol
e
Pada manu
bloo
pene sia 11,1
litian setela d.
yang h 7
dilat pemb Efek
arbel erian ini
akan intrav terkai
14
gi ena.
t
oleh
deng
keserEfek
an
upaa hipoa
n grega
struk si dua
tur trom meka
prop bosit nism
ofol ini e
deng telah dasar
an terlih yaitu
asam peng
at
salisi hamb
pada
lat, atan
pemb
mem sintes
perli erian is
hatk propo trom
an fol bosit
bah intrav A2
wa ena
dan hibisi 20
en.
peni oleh
ngka Etom Etom
tan idat idat
sinte pada meru
sis konse paka
NO ntrasi n
oleh 2 (28 gold
leuk %) stand
osit. dan ar, di
Ked 20ug/ RS
ua ml dr.
efek (38% Karia
dapa ). di
t Pasie etomi
berg n dat
antia opera perna
n, si h
terkavasku dipak
it ler, ai
efek induk sebag
antiosi ai
ksid anest agen
an esi induk
prop pada si,
ofol. kelo sekar
10,18, mpok
ang
19 ETO suda
mem h
berik tidak
an digun
pema akan
njang lagi.
Pene an
litia wakt Penel
n itian
u tenta
And perda
re rahan ng
Grie in etomi
s dat
vitro ini
(200 dan
4) inhibi meru
men si paka
unju ADP n
kkan dan penel
eksp agreg itian
resi asi payu
P- trom ng di
selecobsit mana
tin yang dihar
in diind apka
vitro uksi n
diin kolag sebag
ai pedia apatk
obat trik an
gold dan setela
stan neon h5
dard atus menit
etommem pemb
idat berik erian
dapa an prop
t kesan ofol
dipa bahw 2,5
kai a mg/k
kem etomi g
bali. dat bolus
tidak intra
Eto meng vena,
midaubah terjad
t profil i
men klinis penur
gura hemo unan
ngi dina agreg
fung mika asi
si secar trom
trom a bosit
bosit signif secar
baik ikan. a
ex 21 berm
vivo akna
dan Penel pada
in itian whol
vivo. Aoki e
Hasi dkk bloo
l 14,2
di d.
pene Jepan 2
litia g
n menu
Sark njukk Agre
ar an gasi
M, propo trom
dkk fol 2 bosit
pem mg/k dinila
beriag/jam i
n melal
meng ui
etomhamb
idat at peme
untu agreg riksa
k an
asi yang
indu trom
ksi bosit. diseb
anes Parol ut
tesi ari A, Tes
pada dkk Agre
pasi mend gasi
en Trom
bosit terga is
(TA ntung atau
T). jenis induk
Pem obat tor
iliha yang yang
n digun dapat
jenis akan.
TAT, Agon
m I, mor 1,
Vo e NTahun 2011
lu II o3
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
masi ADP
h 2uM;
diang 5uM
digu gap dan
naka baku 10u
n mem M
adal ang sebag
ah untuk ai
trom menil induk
bin, ai tor
trom fungs agoni
boks i s
an agreg trom
A2, asi bosit.
asa trom 21
m bosit.
arakiSetia Berd
dona p asark
t, kenai an
serot kan temu
onin trans an
, misi dari
vaso cahay penel
presi a itian
n, yang di
dan dicat atas,
ADPat akan
yang sebag dilak
dipa ai ukan
kai suatu penel
pada agreg itian
Lab asi perbe
orat trom daan
oriu bosit. peng
m Hasil aruh
Pato nya pemb
logi akan erian
Klin didap prop
ik di atkan ofol
RSU prese 2,5
P Dr.ntase mg/k
Kari agreg g
adi. asi intra
TAT maks vena
berd imal dan
asar trom etomi
kan bosit dat
peru yang 0,3
baha terjad mg/k
n i g
trans deng intra
misi an vena
caha pemb terha
ya erian
dap n ranca
agre pola ngan
gasi kurva rand
trom agreg omiz
bosit asi.22 ed
(Dos clinic
is Tujua al
anes n contr
tesi penel ol
indu itian trial.
ksi ini Penel
prop adala itian
ofol h dilak
2,5 meng ukan
mg/ analis di
kg is Instal
ekui perbe asi
vale daan Beda
n peng h
deng aruh Sentr
an pemb al
dosi erian dan
s propo Labo
indu fol ratori
ksi dan um
etometomi Patol
idat date ogi
0,3 terha Klini
mg/ dap k
6 RSU
kg). agreg
Pada asi P dr.
pene trom Karia
litia bosit. di
n ini Sema
dita rang
mba pada
hkan MET bulan
hasil ODE Mare
yang t
memPenel 2010
perti itian hingg
m- ini a
bang meru April
kan paka 2010.
inter n
pretapenel Samp
si itian el
TAT ekspe meru
deng rimen paka
an tal uji n
men klinik pasie
gam fase n
ati 4 beda
gam deng h
bara an onkol
ogi ompo sebag
di kkan ai
Insta deng obat
lasi an anest
Bed acak esi
ah meng induk
Sent guna si.
ral kan Samp
RSU rand el
P dr. omiz dieks
Kari ed klusi
adi clinic jika
yang al mend
memcontr erita
enuh ol DM,
i trial hiper
krite doub tensi,
ria le meng
inkl blind guna
usi . kan
yaituKelo NSA
menjmpok ID,
alani I kadar
oper meng trom
asi guna bosit
elekt kan <200.
if Etom 000/u
deng idat L
an 0,3 atau
gene mg/k >400.
ral g 000/
anes intrav mL,
tesi, ena riway
pasi sebag at
en ai mero
beda obat kok,
h, anest riway
statu esi at
s induk pasca
fisik si strok,
ASAsedan riway
I-II, gkan at
usia Kelo peny
19 - mpok akit
39 2 jantu
tahu meng ng
n, guna iske
BB kan mik.
nor Prop
mal. ofol Anali
Sam 2,5 sis
pel mg/k data
yang g meng
ada intrav guna
dikelena kan
Alphdiset Setia
a = ujui p
0,05 oleh pasie
perh komi n
itun si yang
gan Etik dilak
deng dan ukan
an Penel penel
SPS itian itian
S 15 FK dimi
for UND ntai
win IP/R perse
dow SUP tujua
s. dr. n.
Etik Karia
a di.
o I, Nomor 1,
l Tahun 2011
u
m
e
4
II
V
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 1. Karakteristik Umum Subjek pada Masing-Masing Kelompok

No
Variabel
Kel Etomidat
Kel. Propofol
P

(n=20)
(n=20)

1
Umur (tahun)
34,5 + 3,7
33,70 + 3,388
0,761
2
Body Mass Index (kg/m2
21,1 + 1,7
21,2 + 1,9
0,953
3
Tekanan Darah Sistol (mmHg)
127,6 + 9,2
127,9 + 7,7
0,569
4
Tekanan Darah Diastol (mmHg)
74,6 + 7,7
73,9 + 6,0
0,689
5
Nadi (x/menit)
80,2 + 9,6
80.8 + 7.9
0,824
6
Status ASA

ASA I
17
16

ASA II
3
4
sesudah penelitian
semua variabel pada kelompok I
yaitu umur, BMI, (etomidat) dan II
HASIL tekanan darah (propofol)
sistole, tekanan didapatkan hasil
Uji normalitas one-sample Kolmogorov darah diastol, uji normalitas
Smirnov digambarkan pada tabel 1, di nadi, dan status menunjukkan nilai
mana karakteristik umum subjek pada ASA sebelum % agregasi
masing-masing kelompok memiliki dilakukan trombosit
distribusi yang normal (p>0,05), sehingga penelitian. maksimal
untuk uji homogenitas diperlukan analisis berdistribusi
statistik dengan Independent T Test. Tabel 2 normal dengan
Hasilnya didapatkan data yang homogen menunjukkan data induktor 10uM
(perbedaan tidak bermakna, p>0,05) dari sebelum dan ADP (p>0,05).
Distribusi
Normal Test untuk melihat perbedaan
Tabel 2. Uji Normalitas Rerata % % agregasi
Agregasi Trombosit Trombosit
Tabel 3 menunjukkan
bahwa sebelum
Variabel
Induktor
Perlakuan
P % Agregasi
Keterangan maks.
10 uM ADP
Post Kelp I Data
0,942 kemudian
Distribusi
normal
dianalisis
secara
Trombosit maksimal
trombosit
% Agregasi maks. antara
10 uM ADP
Pre Kelp I
sebelum dan sesudah perlakuan
0,509 dan dengan induktor
Distribusi normal
% Agregasi
Trombosit maks. parametrik
10 uM ADP mengguna
Post Kelp II
0,935
kan uji
Distribusi Paired T
Normal sesudah
perlakuan Volume III, Nomor 1, Tahun
% Agregasi maks. Trombosit dengan 10 2011
10 uM ADP
Pre Kelp II
uM ADP.
0,792
5
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
bosit a
yang statis
secar tik
ADPa tidak
10u statis terbu
M tik kti
pada berbe meny
kelo da ebab
mpo berm kan
k akna penur
prop p=0, unan
ofol 001 %
terb (p<0, agreg
ukti 05). asi
men Seda maks
yeba ngka imal
bkan n trom
penu pada bosit
runa kelo deng
n % mpok an
agre nilai
gasi p=0,
mak 089
sima etomi (p>0,
l dat 05).
trom secar
e p uktor ADP
l o 10 uM)
Ta u k
bel m p No
3. r Keterangan
Nil d o Sebelum
ai a p Sesudah
rer n op
ata s f
da e o
n t l
si e d
mp l a
an a n
ga h e1
n p t Kel.
ba e o Etomidat
ku rl m73,45 + 7,33
per a i 66,07 + 8,28
sen k d 0,089
agr u a2
eg a t Kel.
asi n ( Propofol
ma p d 62,55 +
ksi a e 13,91
ma d n 56,29 +
l a g 18,04
tro k a 0,001*
mb e n
osi l i *=
t o n bermakna
seb m d (p<0,05)
1 S e
. - n
4 g
g
1 s a
6
G
e m
0 l b
a a
trombos i r
1 it
4
n k
0 a
% m n
1 e
2 7 n p
0 u o
n l
1 j a
0 u
0
k k
Et
o
k u
m a r
id n v
at a
80
p
Pr
o e a
p r g
of s r
ol e e
n g
6 Gambar a
0 2.
Perbeda a s
an % g i
4 agregasi r
6
0 maksim e y
al g a
2 trombosi
0 t antara a n
sesudah s g
0 pemberi i
an t
propofol t e
S
dan
sesudah r r
e
b pemberi o b
el an m e
u etomidat b n
m
o t
S Hasil s
et
u
el
Tes i k
a Agregat
h si o
Tromb j l
osit u e
G6 yang g h
a terbaca a
m oleh
b
m
ar
PACK m a
si a asing
n dosis
g indukt
- or
m ADP
a pada
si masing
n -
g masing
d kelom
o pok
si perlak
s uan.
in Semua
d sampel
u pada
kt kedua
o kelom
r pok
A perlak
D uan
P sebelu
p m
a perlak
d uan
a memp
m unyai
a gamba
si ran
n normo
g agrega
- si.
m Kemud
a ian
si setelah
n dilaku
g kan
k perlak
el uan
o gamba
m ran
p dari 20
o
k
p
er
la
k
u
a
n.
S
e
m
u
me I
6
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
pat jelas
14 terlih
orang at
hipoa pada
sam grega gamb
pel si ar 3.
untu (70%
k ), 3
kelo orang
mpo hipoa 18
k grega
Eto si
midaringa
t n
terda(15%
pat 2 ), dan
oran 3
g orang
hipo norm
agre oagre
gasi gasi
(10 (15%
%), ).
4
oran Secar
g a
hipo statist
agre ik
gasi propo
ring fol
an secar
(20 a
%) berm
dan akna
sisanmeny
ya ebab 16
14 kan
oran hipoa
g grega
nor si
moa darip
greg ada
asi pento
(70 tal,
%). p=0,0
Kelo 1
mpo (p<0,
k 05).
prop Hal
ofol ini
terdalebih
10
14

Etomid Propof
at ol

12 8

6
o

ringan

Gamb
ar 3.
Perbed
aan
Propof
ol dan
Etomi
dat
dalam
menye
babka
n
hipoag
regasi

PEM
BAH
ASA
N
0
4
Hasil
dari
penel
itian
ini
bahw
a
deng
an
ADP
10µ
M
untuk
kelo
mpok
Hipo etomi
Hipo dat
Norm antar
a yang
sebe berm dilak
lum akna ukan
dan respo oleh
sesu n de La
dah trom Cruz,
perlabosit dkk
kuan terha di
tidakdap mana
memADP. dikat
beri 20 akan
perb prop
edaa Kelo ofol
n mpok 2,5m
ber propo g/kg
mak fol intra
na deng vena
p=0, an meng
089 induk hamb
(p>0 tor at
,05), 10µ inten
hal M sitas
ini antar maks
sem a imu
akin sebel m
berb um agreg
eda dan asi
deng sesud trom
an ah bosit.
pend perla Prop
apat kuan ofol
yang didap
men atkan meng
gata perbe hamb
kan daan at
bah yang agreg
wa berm asi
etomakna trom
idat p=0,0 bosit
bisa 01 pada
dikat(p<0, whol
akan 05). e
dapa Hasil blood
t ini secar
memmend a in
peng ukun vitro.
aruh g 17,19
i penel ADP
seca itian
ra sebel 10µ
umny M
a dihar
apka prime r
n r cAM
terja sehin P
di gga yang
pele kemb tingg
pasa ali i
n mem meny
gran buat ebab
ula jalur kan
seku araki kadar
nder donat ion
dari dan kalsi
per terbe um
muk ntuk bebas
aan trom dala
trom boksa m
bosit n A2. trom
dan Trom bosit
terbeboksa yang
ntuk digun
lah n A2 akan
agre ini dala
gasi akan m
seku menu prose
nder, runka s
di n agreg
man konse asi.
23
a ntrasi
perl cAP Hasil
u MP
penel
diin yang itian
gat berfu ini
agre ngsi mem
gasi meng perku
seku endal at
nder ikan perny
terja konse ataan
di ntrasi yang
akib ion meng
at kalsi ataka
pele um n
pasa bebas pemb
n yang erian
gran dibut propo
ula uhka fol
pada n secar
setel dala a
berm
ah m
akna
terja prose
menu
diny s runka
a agreg
n
agre asi. aktiv
gasi Kada
asi denga terku
ADP n at
pada etomi yang
pros dat.13 umu
es ,19 mnya
terja digun
diny Pemb akan
a erian sebag
agre induk ai
gasi tor pedo
trom ADP man
bosit 10 untuk
bila uM penet
diba meru apan
ndin pakan keada
gkan induk an
tor
m I, mor 1,
Vo e NTahun 2011
lu II o7
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
a asi
hany trom
a bosit,
hipo selekt namu
agre if n
gasi untuk penel
bila agreg itian
nilai asi terse
% trom but
agre obosi juga
gasi t dan meng
mak stimu hubu
sima lasin ngka
l ya n
trom bersif deng
bosit at an
lebihlangs kejad
rend ung.2 ian
ah 4 mem
dari anjan
renta gnya
ng Hasil wakt
nilai penel u
ruju itian perda
kan ini rahan
terenmend secar
dah ukun a
dan g signif
diser penel ikan
tai itian ditem
pola sejeni ukan
kurv s hubu
a penel ngan
agre itian kuat
gasi de La di
reve Cruz, antar
rsibe dkk anya.
l. yang Wala
ADPmeny upun
palinataka peran
g n agreg
tepat propo asi
dala fol trom
m menu bosit
menirunka pada
lai n mani
fung sensit festas
si ivitas i
agre ADP mem
gasi terha anjan
trom dap gnya
bosit terjad wakt
, di inya u
man agreg perda
raha fakto Gries
n r (200
dian pemb 1)
ggap uluh dkk
memdarah di
punydan mana
ai fakto etomi
pera r dat
n koag mem
besa ulasi. berik
r, 18 an
nam peng
un Seme hamb
juga ntara atan
haru etomi trom
s dat bosit
dipi pada secar
kirk penel a
an itian berm
peny ini akna.
ebab dinya 20
lainntakan
ya di tidak Keter
man berm batas
a akna an
juga p=0,0 penel
terja 89 itian
di (p>0, ini
relak05) adala
sasi menu h
sel runka masi
otot n h
polo rerata digun
s agreg akan
pem asi nya
bulu maks ADP
h imal sebag
dara trom ai
h bosit indik
akib berart ator,
at i di
halottidak mana
an di mend diket
sam ukun ahui
ping g etomi
akib penel dat
at itian mem
peng - peng
aruh penel aruhi
kom itian
pone sebel
n umny
lain a ADP
sepe seper dala
rti ti m
men n etomi
gha dapat dat
mbatdisim 0,3
agre pulka mg/k
gasi n g
trom bahw intra
bosit a vena
, dan terda serta
tidakpat prop
dilakperbe ofol
ukan daan menu
nya prese runka
pem ntase n
eriks agreg agreg
aan asi asi
pend maks maks
ahul imal imal
uan trom trom
untu bosit bosit
k sebel secar
men um a
ying dan berm
kirk setela akna
an h diban
variapemb dingk
bel erian an
pera propo etomi
ncu fol dat.
yang 2,5
dapa mg/k
t g
memintrav DAF
peng ena TAR
aruh namu PUS
i n TAK
agre tidak A
gasi terda
mak pat Baldy
sima perbe CM.
Pembe
l daan kuan.
trom prese Dalam
bosit ntase : Price
agreg SA,
asi Wilso
n LM.
maks Patofis
SIM imal iologi
PULtrom konse
AN bosit p
sebel klinis
proses
Berd um -
asar dan proses
kan sesud penya
hasil ah kit.
pene pemb Edisi
ke-4.
litia erian
Jakart
a: perdar e
EGC, ahan before
1995; pada surger
264-5 pembe y?
dahan. Med
Guyt Jakart Clin
on, a: North
Hall. Fakult Am
Buku as 1993;
Ajar Kedok 77:289
Fisiol teran -90.
ogi Univer
kedo sitas Rodge
ktera Indone rs
n. sia. RPC.
Edisi 1986; A
ke 9. 20-6. critical
Jakart reappr
a: Macph aisal
EGC. erson of
1997; DS. bleedi
579- Preope ng
82. rative time.
laborat Semin
Karto ory Throm
no D, testing b
Thaib : Haem
MR. Shoul ost
Masa d any 1990;
lah test be 16:131
routin -44.
m mahun 2011
e o
II r
8 I, 1
Vo N ,
lu o T
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
In intra
Clin ven
ical ous
Ane infu
sthe sion
Lind siol in
SE. ogy. hum
The 3rd ans.
bleedi Ed. Ana
ng Ne esth
time w Ana
does Yor lg
not k: 198
predicLan 7;
t ge 66:1
surgic Med 256-
al ical 63.
bleedi Boo
ng. k/M Stoe
Blood c lting
1991; Gre RK,
77:25 w- Hilli
47-52 Hill er
Med SC.
Lehm ical Pro
an Publ pofo
CM. ishi l.
Disco ng In:
ntinuaEdit Non
tion ion, barb
of BT 200 itura
witho 2; te
ut 127- intra
detec 51. ven
hable ous
adver Gep anes
se ts E, theti
clinic Ca c
al mu drug
impac F, . In:
t. ClinCoc Phar
Chem ksh mac
2001; ott olog
47:12 D, y
04- Dou and
11. glas Phy
EJ. siol
Morg Dis ogi
an posi in
GE, tion anee
Mikh of sthe
ail Pro tic
MS, pofo Prac
Murr l tice,
y MJ, adm 4th
Larso inist ed.
n CP. ered Phil
Inhalaas adel
tional cons phia
Anest tant :
hetic. rate Lip
pincotstres bloo
t s in d.
2006; an Ane
156- in sth
63. vitr Ana
o lg
Muac mod 199
chio el of 7;
E, ano 84:
Rizzo xia- 919-
li V, reox 21.
Bianc yge
hi M, nati Aok
Bindo on i H,
li A, in Miz
Galzi the obet
gna rat ,
L. brai Noz
Antio n. uchi
xidantBrai S,
action n Hira
of Res mat
propo 199 su
fol on 8; N.
liver 800: In
micro 136- vivo
somes44. and
, in
mitoc De vitr
hondr la o
ia, Cru stud
and z JP, ies
brain Car of
synap mon the
tosom a inhi
es in JA, bito
rat. Pae ry
Phar z effe
macol MV, ct of
. Bla prop
Toxic nco ofol
ol E, on
1991; San hum
69:15 chez an
-17. DC. plat
Pro elet
De la pofo aggr
Cruz l egat
JP, inhi ion.
Villal bits Ane
obos in sthe
MA, vitr siol
Seden o ogy
o G, plat 199
Sanch elet 8;
ez aggr 88:
DC. egat 362-
Effect ion 70.
of in
propo hum Dog
fol on an an
oxidatwho IV,
ive le Ova
li E, Br mon
Eti Z, Med a
Yayci J JA,
A, Phar San
Gogu mac chez
sf Y. ol DC.
The 199 In
in 9; vitr
vitro 128: o
effect 153 effe
of 8- ct of
isoflu 44. prop
orane, ofol
isovofDe on
luora la tissu
ne, Cru lar
and z JP, oxid
propo Zan ativ
fol on ca e
platel A, stres
et Car s in
aggre mon the
gationa rats.
. JA, Ane
Anest San sth
h chez Ana
Analg DC. lg
1999; Effe 199
88: ct of 8;
432- prop 87:
36. ofol 114
on 1-
oxid 615.
ativ
e Men
stres dez
De la s in D,
Cruz plat De
JP, elets la
Paez fro Cru
MV, m z JP,
Carm surg Arre
ona ical bola
JA, pati MM
Sanch ents. ,
ez Ane Gue
DC. sth rrer
Antip Ana o A,
latelet lg Gon
effect 199 zale
of the 9; z-
anest 89: Cor
hetic 105 ea,
drug 0-5. Gar
propo cia
fol Tem
influe De bour
nce of la y E,
red Cru et
cells z JP, al.
and Sed The
leuco eno effe
cytes. G, ct of
Car
propo Ana 125:
fol on esth 79-
the esio 82.
intera l
ction Sca Palo
of nd lari
platel 200 A,
ets 1; Gua
with 45: mier
leuco 449- i D,
cytes 57. Ala
and man
erythr Dor ni F,
ocyts doni Tosc
in PL, ano
surgic Fras T,
al sani Tant
patien to alo
ts. L, V,
Anest Bru Ghe
h no rli T
Analg MF, et
2003; Proi al.
etti Plat
713- R, elet
19. De func
Cris tion
Gries tofa and
A, ro anes
Weis R, theti
S, Cia cs in
Herr batt card
A, oni iac
Graf G, surg
BM, et er.
Seelo al. An
s R, In in
Marti vivo vitr
n E, and o
et al. in and
Etomi vitr ex
date o vivo
and effe stud
thiopects y.
ntal of Ane
inhibi diffe sth
t rent Ana
platel anae lg
et sthe 200
functi tics 7;
on in on 89:
patien plat 26-
ts elet 31.
under func
going tion. Shaf
infrai Br er
nguin Med Al.
al J Effe
vascu Hae cts
lar mat of
surgerol non
y. 200 ster
Acta 4; oida
l anti- agre gka
infla gasi n
mmat tro den
ory mbo gan
therapsit 40
y on pad tahu
platel a n ke
ets. subj atas.
Clin ek Med
Phar seha ia
macol t Med
J. kelo ika
1999; mpo Indo
106: k nesi
25 S- usia ana
36S. 19- 200
39 6;
Lisya tahu
ni BS.n 69-
Hasil diba 77.
tes ndin

Vo
lu
me
III
,
No
m
or
1,
Ta
hu
n
20
11
9
Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENELITIAN

Perbedaan Efektifitas Oral Hygiene Antara Povidone Iodine Dengan

Chlorhexidine Terhadap Clinical Pulmonary Infection Score Pada Penderita


Dengan Ventilator Mekanik

Kurniadi Sebayang*, Jati Listiyanto Pujo*, Johan Arifin*

*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT

Background : Oral hygiene antiseptic can reduce incidence of Ventilator Associated


Pneumonia (VAP) that reduce Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) in patients with
mechanical ventilation. Chlorhexidine can prevent formation of biofilm compare with
povidone iodine.

Objectives : This study was performed to find out wether chlorhexidine 0, 3 % was better
than povidone iodine 1 % on Clinical Pulmonary Infection Score in patients with
mechanical ventilation.

Methods : An experimental study, as consecutive sampling on 32 subjects was decided in


two groups (n = 16). Povidone iodine 1% was administrated in first group and
cholrhexidin 0,2 % in second group. Clinical Pulmonary Infection Score was determined
using Mann-Whitney before and after treatment in each group temperature, blood gas
analysis, tracheal secretion, blood analysis and chest x-ray. Statistical analysis was
performed with Wilcoxon test to compare CPIS and corelative test to analyzed GC plaque
and spearman test to analyzed the correlation between GC plaque score and CPIS.

Result : There were significant diference in the first group on CPIS (p<0,05) and no
difference in the second group (p>0,05). The difference score before and after treatment in
both group were significantly different (p=0,05). GC plaque score in chlorhexidinee group
were significantly different (p=0, 0000). There were no correlation between GC plaque
score and CPIS.

Conclusion : Chlorhexidinee 0,3% is more effective in oropharing decontaminated


antisepcic that decrease CPIS than povidone iodine on patients with mechanical
ventilation. No correlation between GC plaque score with score of CPIS.

Keywords : Povidone iodine 1 %, chlorhexidine 0, 2%, CPIS, mechanical ventilation, GC


plaque
10
Volume III, Nomor 1, Tahun 2011
Jurnal Anestesiologi Indonesia

ABSTRAK

Latar belakang : Antiseptik oral hygiene merupakan salah satu cara non farmakologi yang
dapat menurunkan insiden Ventilation Associated Pneumonia (VAP) dengan menurunkan
skor Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) pada penderita dengan ventilator mekanik.
Chlorhexidine adalah antiseptik yang lebih mampu mencegah pembentukan biofilm
dibandingkan dengan povidone iodine.

Tujuan : Mengetahui chlorhexidine 0,2% lebih efektif menurunkan angka Clinical


Pulmonary Infection Score (CPIS) dibandingkan dengan povidone iodine 1% pada
penderita dengan ventilator mekanik.

Metode : Merupakan penelitian eksperimental, dua subjek dibagi dua kelompok sama
besar (n =16). Kelompok chlorhexidinee 0,2 % dan kelompok kontrol povidone iodine 1%.
Kedua kelompok sebelum dan setelah perlakuan dilakukan pemeriksaan CPIS, yaitu: suhu,
analisa gas darah, sekret trakea, darah rutin dan foto ronsen dada. Uji wilcoxon adalah uji
korelatif untuk melihat GC plaque sebelum dan setelah perlakuan.Sedangkan uji spearman
melihat korelasi GC plaque dan skor CPIS pada kelompok perlakuan.

Hasil : Hasil skor CPIS berbeda makna pada kelompok I (p<0,05). Analisis komparatif
selisih skor sebelum dan sesudah perlakuan kedua kelompok berbeda bermakna (p<0,05).
Skor GC plaque sebelum [6,00 (5,60-7,00)] dan setelah aplikasi chlorhexidinee 0,2% [7,00
(6,80-7,20)] menunjukkan hasil berbeda bermakna (p= 0,000). Uji spearman skor GC
plaque dan CPIS menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna, hasil korelatif negatif.

Kesimpulan : Chlorhexidinee 0,2% merupakan antiseptik orofaring yang lebih efektif


menurunkan skor CPIS dibandingkan dengan povidone iodine 1% pada pasien dengan
ventilator mekanik. Tidak ada korelasi antara kenaikan skor GC plaque dengan penurunan
skor CPIS.

Kata kunci : Povidone iodine 1%, chlorhexidinee 0, 2%, ventilator mekanik, GC plaque
data di ICU RSUP petugas kesehatan
PENDAHULUAN Dr. Kariadi dan faktor resiko
Semarang. lain. Penelitian
terhadap 130
Penggunaan antiseptik terhadap oral hygiene 1,2,3,4 penderita yang
merupakan salah satu cara farmakologi yang diintubasi, kuman
dapat menurunkan insiden Ventilation gram negatif
Associated Pneoumonia (VAP) dengan Patogenesis VAP ditemukan dalam
menurunkan skor Clinical Pulmonary sangat komplek. trakea 58%
Infection Score (CPIS) pada penderita dengan Kollef menyatakan penderita yang
ventilator mekanik. Di Indonesia belum ada insiden VAP mendapatkan
data nasional kasus VAP, namun sudah ada tergantung dari pengobatan
lamanya paparan antasid,
lingkungan,
Nomor 1, 11
Volume III, Tahun 2011
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
ur. dingk
Biaka an
n deng
anta kuma an
goni n pence
s H2 diam gaha
serta bil n
30 berda VAP
% sarka secar
pend n a
erita tekni farma
yang k kolog
men prote i,
dapa cted yang
tkan speci melip
sukr men uti
alfat brus meng
4 h, hinda
. ri
bron intub
Pem choal asi
eriks veola trakh
aan r ea,
CPI lavag peng
S e guna
meli ataup an
puti un ventil
bebe blind asi
rapa sucti meka
kom onin nik
pone g sesin
n sekre gkat
yaitut. mung
suhu 1,5,6,7 kin,
tubu pemb
h, agian
leuk Penc kerja
osit, egaha tenag
sekr n non a
et farma keseh
trakekolog atan,
a, i intub
inde lebih asi
ks muda non
oksi h dan nasal,
gena lebih meng
si, mura hinda
pem h ri
eriks untuk mani
aan dilak pulas
radi sanak i
olog an yang
i dan bila tidak
kult diban
perl inasi ya
u selekt bahw
pada if a
sirkumeng chlor
it guna hexid
ventikan ine
lator antibi yang
, otika digun
posi pada akan
si salur dala
sete an m
ngah cerna deko
dudu(sele ntami
k, ctive nasi
dan deco orofa
men ntam ring
cuci inati dapat
tang on of menu
an the runka
dan diges n
pem tive kejad
akai tract ian
an (SD infek
disin D)) si
fektadan nasok
n dekot omial
sebe amin salur
lum asi an
dan orofa napas
sesu ring di
dah (orop ICU
kont hary samp
ak ngeal ai
deng denc 69%.
an otam 8
pend inati
erita on
2,5 (OD)
.
) Fourr
Penc meng ier
egah guna meny
an kan ataka
VAP antise n
seca ptik. bahw
8,9
ra a
farm chlor
akol De hexid
ogi Riso ine
dilakmeny dapat
ukan ataka menu
deng n runka
an dala n
cara m pertu
deko penel mbuh
ntamitiann an
kum n mulut
an menu meru
peny rut paka
ebab Hous n
VAP ton, para
sebe rerata meter
sar pend keseh
53% erita atan
9 deng mulut
.
Den an yang
gan pneu dapat
men moni mem
urun a berik
nya noso an
pert komi hasil
umb al diagn
uhan lebih osis
kum renda terha
an di h dap
orof deng patog
arin an enesi
g perid s
diha ex plak.
rapk chlor Tetap
an hexid i
insid ine belu
en 0,12 m
VAP % ada
juga darip data
men ada tenta
urun kontr ng
, hal ol penel
ini itian
dibu deng GC
ktikaan plaq
n meng ue
dala guna yang
m kan dihub
pene phen ungk
litia olic an
n mixtu deng
yang re. an
dilak11 peng
ukan guna
oleh an
Tant Guid antise
9
ipon e ptik.
g contr
dan ol Peny
Cha (GC) empu
9,1 rnaan
n. plaq
0 ue dari
penel
Seda dan itian
ngka pH sebel
umn diberi ODE
ya kan
yang dala
men m Penel
gana dosis itian
lisis yang ini
dan lebih adala
memkecil h
band yaitu penel
ingk 0,2%. itian
an Kare ekspe
efektna rimen
ifitasberda tal.
deko sarka Kelo
ntamn mpok
inasi penel penel
orof itian itian
arin sebel dibag
g umny i
deng a menj
an adi
men terbu dua
ggunkti yaitu
akan dapat kelo
chlo menu mpok
rhex runka I
idin n (chlo
e insid rhexi
2%. en dine
Pada VAP 0,2%
pene sebag
litia 11,12,13 ai
n ini antise
yang ptik
MET
m mahun 2011
e o
12 II r
Vo I, 1
lu N ,
o T
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
ventil a
ator cosec
meka utive
oral nik di samp
pada ICU ling.
pend RSU Samp
erita P Dr. el
deng Karia adala
an di h
ventipada laki-
lator bulan laki
mek April dan
anik - Juni pere
) 2010. mpua
dan Samp n
kelo el dewa
mpo dikel sa
k II ompo deng
(pov kkan an
idon deng GCS
e an <8
iodi cara serta
ne berur kelua
1% utan rga
seba dima setuj
gai na u
antis pend diikut
eptikerita serta
oral perta kan
pend ma dala
erita dima m
deng sukka penel
an n itian.
ventidala Total
lator m samp
mek kelo el
anik mpok adala
). 1(C), h 32
pend dan
erita dibag
Sam kedu i
pel a menj
men dima adi 2
gam sukka kelo
bil n mpok
sem kedal sama
ua am rata.
pend kelo
erita mpok
deng 2(P) Pada
an secar kelo
mpo ium, uji
k 1 perba
(C) nding Clini
dibe an cal
rika tekan Pulm
n an onar
chlo oksig y
rhex en Infec
idin deng tion
e an Score
0,2 fraksi pada
% oksig kedu
seba en a
nyak kelo
25 mpok
ml. perla
Pada (PaO kuan
kelo 2/Pa deng
mpo O2) an uji
k dan non
2(P) foto para
dibe thora metri
rika k dan k
n tes Man
povi GC n
don plaq Whit
e ue. hney,
iodi Wilc
ne Hasil oxon,
1% analis Spea
seba is rman
nyak disaji .
25 kan Semu
ml. dala a uji
Sem m analit
ua bentu ik
pend k meng
erita tabel guna
deng silan kan
an g, Sofw
ventigrafi are
lator k Statis
mek Box tiscal
anik Plot. Pack
dilakAnali age
ukan sis for
pem analit Socia
eriks ik l
aan akan Scien
klini dilak ce
s ukan (SPS
labo untuk S)
rator meng 15.
k iodin
yaitu e
kelo 1%.
HA mpok
SIL I Data
yang karak
mene teristi
Seca rima k
ra chlor pasie
beru hexid n
ruta ine pada
n 0,2% kedu
pasi dan a
en kelo kelo
diba mpok mpok
gi II dapat
dala yang diliha
m mene t
dua rima pada
kelo povid tabel
mpo one 1:
i 5 41-50 tahun
P 2
e 2 6,25
rs 0
Ta e
bel n – 51-60 tahun
1. ta 3 10
Da s 0 31
ta e ta
kar ( h > 60 tahun
ate % u 10
rist ) n 31
ik 3
pas 9,Total
ien 4 32
ke 100
du 3
a 1
kel < –
om 2 4
po 0 0
k T ta
h
a u
h n
Us u 3 Volume III,
ia n 9,Nomor 1,
Fre4 4 Tahun 2011
ku 1 13
ens2,
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
meng pada
etahu kelo
i mpok
Uji sebar II,
nor an tepat
mali data nya
tas masi untuk
dilakng- skor
ukan masi sebel
pada ng. um
kedu Hany dan
a a sesud
kelo terda ah
mpo pat perla
k dua kuan,
deng hasil deng
an sebar an
men an nilai
ggunyang p
akan merat mais
uji a ng-
Sap (p>0, masi
hiro 05) ng 0,
- yaitu 166
Wilk dan
untu 0,061
k .
o 150
Ta k (0,00-4,00)
bel P 0,019
2. e
Uji rl
nora S
ma k k Kelompok II
lita u o 4,00
s a r (1,00- 6,00)
sebn s 0,166
ara M e
n e b Skor
dat d elsebelum
a ia u perlakuan
sk n mKelompok I
0,50
or (
pa m p (0,00-4 ,00)
da i e 0,001
ke n rl
du - a
a m k Kelompok II
kel a u 4,00 (1,00-
om k a 7,00)
po s) n 0,061
k N K
il elSelisih Skor
ai o Kelompok I
p m0,00 (-3,00-
p 2,00)
Ke o 0,026
lo k
mp I
0 7 Hasil uji
Ke - Saphiro-
lo 2, Wilk,
mp 0 kelompok II
ok 0 sebelum dan
II ) setelah
0,5 0 perlakuan
0 , adalah p= 0,
(- 0 166 dan p =
3,0 3 0, 061
b Selisih
skor
didapat
K kan
et dari
i hasil
g pengur
a angan
p antara
u skor
l CPIS
u setelah
h perlaku
d an
u dengan
a skor
p CPIS
a sebelu
si m
e perlaku
n an per
te pasien.
rs
e
b
u
t
d
i
h
it
u
n
g
n
il
ai
C
P
I
S
-
n
y
a
s
e
m olume
p III,
Nomo
K r 1,
T
e
aK Tahun
b eN 2011
ei
l [
3M [
. m
U
ji
k
o
mS
p k1
a ,4
r ,0
a ,S
ti k0
f ,4
s ,0
e ,S
li e0
si ,0
h ,0
s,
k
o
r
H
s
a
e
b
e
l
u
m

d
a
n
s
e
s
u
d
a
h
p
e
rl
a
k
u
a
n
k
e
d
u
a
k
e
l
o
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
terpis Dida
ah patka
pada n
Selaimasi hasil
n itu ng- yang
dilakmasi berbe
ukan ng da
juga kelo berm
uji mpok akna
kom perla pada
paratkuan kelo
if deng mpok
antaran I (p
a <0,05
skor ),
sebe namu
lum meng n
dan guna tidak
sesu kan pada
dah uji kelo
perlaanalsi mpok
kuan s II (p>
seca Wilc 0,05).
ra oxon.
S -maks)]
s [median
S et(min-maks)]
el
Ta k a
bel o h
4. r p
Uji C e
ko P rl
mp I a
ara S k
tif s u
sk e a
Kel I
or b n
(0,00-4,00)
sebel 0,50 (0,00-
elu u N4,00)
m m il 0,000
da a
n p i Kel II
ses e p 4,00 (1,00-
ud rl 6,00)
ah a 4,00 (1,00-
per k
lak u [ 7,00)
ua a m0,227
n n e
sec S d
ara k ia
ter o n
pis r ( Hasil uji
ah. C mkomparatif
P i Wilcoxon
I n adalah p=
0,0 k n sebelum dan
00 y e sesudah
da perlakuan
np
a 0
= n ,
0, g 2 Jenis Skor
22 j %Median
7 u . Nilai p
g S Korelasi
a k
Pe d o
ne i r
litia G
an m C
ini b p Sebelum
ju il e Perlakuan
GC plaque
ga s rl6,00 (5,60-
me a 7,00)
en b k 0,122
ga e u -0,403
ml a
bil u n CPIS
da m 1,50 (0,00-
. 4,00)
ta
sk d
or a Sesudah
pl n Perlakuan
aq s T GC plaque
ue e a 7,00 (6,80-
se s b 7,20)
pe u el0,274
5 -0,291
rti d .
ha a UCPIS
ln h ji 0,50 (0,00-
ya k 4,00)
pa m o
r
da e el
sk n a
or d si
C a s Hasil uji
PI p k Spearman
o adalah p= 0,
S a r 122 (-0,
t G403) dan p=
Gc C 0, 274 (-0,
C h p 291)
pl l la
q
aq o u
ue r e
pa h d
da e a
ke x n
C
lo i
P
md I
po i S
o e III,
l Nomor 1,
V u Tahun 2011
m15
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
hyloc yang
occu belu
s m
PE aure memi
MB us, liki
AH pseu syste
ASAdomo m
N nas pelay
aero anan
ginos keseh
VAP a atan
adal dan yang
ah enter sepen
inef obact uhny
ksi eriac a
noso ea.7,8 terja
kom min
ial CPIS oleh
pneu sendi asura
mon ri nsi.
ia berda Tidak
yang sarka adan
terja n ya
di komp peme
pada onen riksa
pasi nya an
en dapat kultu
CPIS r
deng modi pada
an fikasi negar
bant tidak a-
uan disert negar
ventiai a
lasi peme terse
mek riksa but
anik an tentu
setel kultur nya
ah 12 akan
48 . meng
jam. CPIS urang
4,8,11 modi i
fikasi biaya
. sanga
Etiol t keseh
ogi meng atan,
yang untun dan
palingkan pada
g akhir
negar nya
serin a-
g meng
negar untun
a gkan
adal berke
ah mban pasie
stap g n.
. para
Fakto meter
Insidr- untuk
en fakto mem
VAP r bandi
berv resik ngka
arias o n
i terjad antar
antarinya a
a 9- VAP antise
27% yang ptik
dan telah chlor
angk dibuk hexid
a tikan ine
kem lewat 0,2%
atian berba dan
nya gai povid
bisa penei one
mele tian iodin
bihi adala e1
50% h %.
2,4 usia, Hasil
.
Di jenis analis
Indo kela is
nesi min, komp
a traum aratif
belu a, Man
m peny n-
ada akit Whit
data paru ney
nasi obstr antar
onal uktif a
tenta kroni kelo
ng k mpok
kasu (PPO I dan
s K) II
VAP,dan
term lama
asuk pema
di kaian menu
ICU ventil njuka
RSU ator. n
4,5 perbe
P Dr.
Kari daan
adi Penel berm
Sem itian akna
aran ini baik
g, meng pada
tempguna skor
at kan CPIS
pene CPIS sebel
litia modi um
n ini fikasi maup
dilaksebag un
ukan ai setela
h eda nilai
perlasecar p=0,0
kuan a 51,
. signif hasil
Nam ikan ini
un, sebel berad
hasil um a
ini perla sanga
tidakkuan, t
dapa maka dekat
t akan deng
dijaddijum an
ikan pai nilai
dasa perbe cutt
r daan off
untu yang signif
k juga ikasi
men signif dala
yata ikan m
kan setela studi,
bah h yaitu
wa perla 0,05.
chlo kuan.
rhex Untu
idin k itu, Selan
e dilak jutny
0,2 ukan a
% uji dilak
lebihkomp ukan
efektaratif uji
if terha Wilc
diba dap oxon
ndin selisi untuk
gkan h meng
deng skor analis
an CPIS is
povi sebel skor
don um CPIS
e dan antar
iodi sesud a
ne ah kedu
1%. perla a
Kare kuan kelo
na antar mpok
skor kedu secar
CPI a a
S kelo terpis
antarmpok ah.
a perla Hasil
kelo kuan. uji
mpo Dari ini
k I hasil menu
dan uji njukk
II didap an
berb atkan bahw
a kan kuat
skor kejad oleh
pada ian cara
kelo VAP. kerja
mpo Wala antise
k I upun ptik
(p=0 hasil ini
,000 uji yang
), komp tidak
nam aratif hany
un selisi a
tidakh mem
pada skor bunu
kelo CPIS h
mpo sebel bakte
k II um ri
(p= dan dala
0,22 setela m
7). h rongg
Hasi perla a
l ini kuan mulut
men antar ,
unju a namu
kkan kedu n
bah a juga
wa kelo menc
chlo mpok egah
rhex hany timbu
idin a lnya
e meng biofil
0,3 hasil m.
% kan Biofil
lebihnilai m
efektp
if bord adala
diba erlin h
ndin e 0, awal
gkan 051. terbe
deng ntukn
an ya
povi plak
don Lebih dan
e efekti temp
iodi fnya at
ne chlor berku
1% hexid mpul
dala ine 0, nya
m 2% bakte
men ditunj 14,1
ri.
urun ang 5,16

m o , Tahun
e m2011
16 II o
Vo I, r
lu N 1
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
litian one
sebel iodin
umny e.
Selaia 17,18
n meng
CPI guna Anali
S, kan sis
pada CPIS Wilc
pene klasi oxon
litia k menu
n ini yang njukk
dihit meny an
ung ataka terda
pula n pat
GC bahw perbe
plaq a daan
ue chlor yang
pada hexid signif
kelo ine ikan
mpo lebih antar
k I ungg a
yang ul skor
men diban GC
dapa dingk plaq
t an ue
chlo deng sebel
rhex an um
idin povid dan
e one sesud
0,2 iodin ah
%. e, pemb
Skor selain erian
GC itu chlor
plaq pemb hexid
ue erian ine
hany chlor 0,2%
a hexid .
dihit ine Nilai
ung telah GC
pada dianj plaq
kelo urkan ue
mpo secar yang
kI a lebih
berp intern tinggi
egan asion setela
g al h
pada untuk pema
pene meng kaian
litia ganti chlor
n- kan hexid
pene povid ine
0,2 yang untuk
% mene menu
men rima runka
ujuk chlor n
kan hexid insid
bah ine en
wa 0,2 VAP,
chlo %. wala
rhex u
idin penel
e Hasil itian
menipenel ini
ngka itian meng
tkan ini guna
pH sesua kan
intra i CPIS
oral deng modi
seca an fikasi
ra hasil sedan
signi penel gkan
fika itian 3
n. sebel penel
umny itian
a sebel
Hal oleh umny
ini Tanti a
bera pong yang
rti H et diseb
ada al,10 tkan
hubudan di
ngan Genu atas
yang it T meng
berlaet guna
wan 13 kan
an al. CPIS
antarYang klasi
a meng k.
CPI ataka CPIS
S n ,
dan bahw seper
GC a ti
plaq chlor
ue hexid
pada ine
pasi 0,2% yang
en meru disa
ICU paka mpai
deng n kan
an antis Pugin
ventiptik et al
lator yang dala
mek efekti m
anik f publi
kasi lebih ai
nya efekti deko
di f ntami
tahu diban nasi
n dingk orofa
1991an ring
mer deng pada
upak an pend
an povid erita
skor one ventil
terpaiodin ator
du e 1 meka
yang %. nik.
memTidak
uat ada
variakorel
bel asi DAF
klini antar TAR
s, a PUS
labo skor TAK
rator GC A
ik plaq
dan ue
radi deng Luna
olog an CM,
19 Blanza
is. skor co D,
CPIS Niedm
. an
MS,
Matur
SIM ucco
PULSebai W,
AN knya Brades
peng NC,
guna Desme
ry P,
Chl an et.al.
orhe antise Resolu
xidi ptik tion of
ne chlor ventila
0,2 hexid tor
associ
% ine ated
mer 0,2% pneum
upak dilak onia :
an sanak prospe
antis an ctive
evalua
eptikuntuk tion of
deko meng the
ntamganti clinica
inasi kan l
orof povid pulmo
nary
arin one infecti
g iodin
on
yang e 1% score
sebag
as an Care 405.
early Med
clinic 2002; Sallam
al 65 : SA,
predi 67- Arafa
ctor 903. MA,
of Razek
outco Kollef AA,
me. M. Naga
Crit Preven M,
Care tion of Hamid
Med hospit MA :
2003; al Devic
31: associ e
676- ated related
82. pneum nosoc
onia omial
Chast and infecti
re J, ventila on in
Frago tor intensi
n JY. associ ve
Ventil ated care
ator pneum units
assoc onia. of
iated Crit Alexa
pneo Care ndria
mina. Med Univer
AM J 2004; sity
Respi 32: Studen
r Crit 1396- ts
l e Nomor 1,
u IITahun 2011
Vo m I, 17
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
al y for
car pneum
e: onia
na preven
Hosp so tion.
ital. co Crit
East mi Care
Med. al Med
Healtpn 2002;3
h J eu 0:
2005 m 1427-
;11 : on 7.
52- ia.
61. Th
DeRis
or o AJ,
Ibrah ax et.al.
im 20 Chlorh
EH, 02 exidin
Trac ; e
y L, 57 glucon
Hill : ate 0,
C, 36 12 %
faser 6- oral;
VJ, 71. rinse
Koll reduce
ef Co s the
MH. ok incide
The DJ nce of
occu , total
rrenc M nosoc
e of ea omial
venti de respira
lator M tory
assocO, infecti
iated Ha on an
pneu nd non
moni LE proph
a in a, ylactic
com et. system
unity Al ic
hospi: antibio
tal. to tic use
Ches wa in
t rd patient
2001 un s
; de underg
120: rst oing
555- an heart
61. di sugery
ng . Chest
Ewig evi 1996;
E, de 109:15
Baue nc 56-61.
ur T, e
Torreup Fpurri
s A. tak er F,
The e: Duboi
pulm se s D,
onar mi Pronni
y rec er P, et
phsyiu al.
cian m Effect
in be of
critic nc gingiv
al d ol
and tri 2008;
dentaal 29:131
l an -6.
plaq d
ue me Houst
antis ta- un S,
eptic an Hougl
deco aly and P,
ntam sis Ander
inati of son JJ,
on or LaRoc
on al co M,
noso de Kened
comi co y V,
al nta Gentry
infec mi LO.
tions nat Effecti
acquiio veness
red n of 0,
in wi 12%
the th chlorh
inten 2 exidin
sive % e
care chl glucon
unit : or ate
A he oral
doub xi rinse
lebli di in
nd ne recudi
place sol ng
bo- uti preval
contr on ence
olled for of
multi the nosoc
cente pr omial
r ev pneum
studyent onia in
. Crit io
care n
Med of
2005 ve
;33:1 nti patient
728- lat s
36. or underg
ass oing
Tntipoci heart
ong ate surgey
H, d . Am J
Morcpn Crit
khar eu care
eonp m 2002;
ong on (11) :
C, ia 567-
jayin inf 70.
dee ect
S, io Koem
Tha n an M,
mliki Co Van
tkul ntr der
V. ol van
Rand Ho Andre,
omiz sp Hak E,
ed Ep Joore
contr ide HCA,
rolle mi Kaasja
ger 20 pharm
K, 01 aceuti
De ;2( cal
Smet 1): resear
A, 5- ch
et.al. 18. 2005;2
Oral :105-
Deco Po 109.
ntam ur
inati bb Schiot
on as t CR,
with a Loe H.
chlor R, The
hexi De sensiti
dine laz vity of
0, ar oral
2% b strepto
Redu A, cocci
ces Ch to
the isa chlorh
incid za exidin
ience M e. J.
of T. Period
venti Th ont.
lator-e Res
assoceff 1973;1
iated ect 2:61.
pneu of
moni ge McGe
a. rm e DC,
Am J an Gould
of ch MK :
Resp am preven
and o ting
Criti mi comlic
cal le ations
care m of
Med oy central
ecien hw venou
e as s
2006 h catheri
; on zation.
173: de N
1348 nta Engl
- l Med
1355 pla 2003;3
. qu 84:112
e 3-33.
Genuan
it T, d Gjerm
Boch gi o P,
icchi ng Bones
o G, iva voll P,
Napol Rolla
litan inf G.
o la Relati
LM, ma onship
Mc tio betwe
Carten en
r RJ, Ira plaque
Roghnia inhibit
man n ing
MC. Jo effect
Surg ur and
Infec nal relatio
tion of
n of tre n J,
chlor at Aucke
hexi me nthaler
dine nt R, mili
in for N.
the B Diagn
hum A ostic
an L- of
oral co ventila
cavit nfi tor
y. rm associ
Arch ed ated
. ve pneum
Oral nti onia
Biol. lat by
1974 or bacteri
;19:1 ass ologic
031. oci analys
ate is of
Mich d bronch
el F, pn ocopic
franc eu and
eschi m
ni B, on nonbr
Berg ia. oncho
er P, Ch cospic
Arna est ―blin
l JM, 20 d‖br r
Gain 05 lavage
ier ;1 fluid.
M, 27 Am
Saint :5 Rev
y 89 Respir
JM, - Dis
et.al. 97. 1991;
Early
antib Pu 143:11
iotic gi 21-9
l , Nomor 1,
uTahun
m2011
e
I
1 I
V I
Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENELITIAN

Pengaruh Pretreatment Vitamin C 200 Miligram Terhadap Kadar Cortisol


Serum Pada Induksi Etomidat

Ratna Anggraeni*, Hariyo Satoto*, Widya Istanto Nurcahyo*

*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT

Backgrounds: Etomidate is one of anesthetic agent which has minimal effect on


cardiovascular function. However, etomidate depress cortisol production. Vitamin C is one
of the agent that hamper the effect of etomidate toward cortisol production.

Objectives: To analyze the effect of pre-treatment with vitamin C 200 mg on cortisol serum
concentration in elective surgery under general anesthesia.

Method: This double blind, Randomized Controlled Trial with 30 subjects which divided
into two groups (n=15), control group and treatment group which received etomidate 0,2
mg/kgBW and combination of etomidate and vitamin C 200 mg in pre-operation
respectively. Each group was then examined for cortisol serum concentration pre-
anesthesia, 2 hours post induction, and 8 hours post induction. Wilcoxon Signed Rank Test
and Paired T Test was performed to compare cortisol serum concentration in each group.
While Mann Whitney and Independent Sample T Test was used to compare between control
and treatment group.

Results: Cortisol serum concentration in control group between pre-anesthesia ;244,15


(181,39-382,75)] and 2 hours post induction [185,52 ± 35,88]; and between 2 hours and 8
hours post induction [349,81 ± 121,28] was significantly different with value 0,002 and
0,000 respectively. It showed that decrement of etomidate dosage mo 0,2 mg/kgBW still able
to decrease cortisol serum production significantly. However, in treatment group cortisol
serum concentration pre-anesthesia [258,49 1"5,45-369,09)] and 2 hours post induction
[202,14 ± 45,3]; and between 2 hours and 8 hours post induction [251,39 ± 122,91] was
non significant, with p value 0,256 and 0,691 respectively. It proved the negative effect of
vitamin C on cortisol depression effect of etomidate. Cortisol serum concentration between
control and treatment group was significantly different on 2 hours post induction, but non
significant on 8 hours post induction. It showed that the negative effect of vitamin C in
cortisol depression because of etomidate only significant during 8 hours post eduction

Conclusions: The effect of Vitamin C 200 mg iv 30 minutes pre-operation can minimize


Cortisol depression on administration of etomidate 0,2 mg/kgBW

Keywords: Pretreatment, vit c 200 mg, cortisol serum, etomidate

Volume III, Nomor 1, Tahun 2011


19
Jurnal Anestesiologi Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang: Etomidat adalah salah satu agen anestesi yang berefek minimal terhadap
kardiovaskular. Namun, etomidat mendepresi produksi kortisol. Salah satu agen yang
dapat meminimalisir efek depresi tersebut adalah vitamin C.

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pretreatment vitamin C 200
mg pada operasi elektif dengan anestesi umum terhadap kadar kortisol serum.

Metode: penelitian ini merupakan penelitian Randomized Contolled Trial dengan 30


subjek yang dibagi dalam dua kelompok sama besar (n=15), yaitu kelompok kontrol yang
menerima etomidat 0,2 mg/kgBB dan kelompok perlakuan yang menerima etomidat dan
vitamin C 200 mg iv preoperasi. Masing-masing kelompok tersebut selanjutnya diperiksa
kadar kortisolnya pre anestesi, 2 jam pasca induksi, 8 jam pasca induksi. Uji statistik
Wilcoxon Signed Rank Test dan Paired T Test digunakan untuk membandingkan kadar
kortisol di masing-masing kelompok. Uji Mann Whitney dan Independent Sample T Test
digunakan untuk membandingkan antar kelompok kontrol dan perlakuan.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kontrol, kadar kortisol preanestesi
244,15 dan 2 jam pasca induksi 185,52 + 35,88 berbeda bermakna (p=0,002). Begitu pula
antara kadar 2 jam dengan 8 jam pasca induksi 349,81 + 121,28 (p=0,000). Sedangkan
pada kelompok perlakuan, kadar kortisol antara pre anestesi 258,49 (175,45-369,09) dan
2 jam pasca induksi 202,14 + 45,3 tidak berbeda bermakna (p=0,256), begitu pula 2 jam
pasca induksi dengan 8 jam pasca induksi 251,39 + 122,91 (p=0,691).

Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C 200 mg
intra vena 30 menit pre operasi dapat menurunkan efek depresi kortisol oleh pemberian
etomidat 0,2 mg/kgBB.

Kata kunci: pretreatment, vit c 200 mg, cortisol serum, etomidat


yang biasa berbeda dengan
digunakan pada obat-obat induksi
PENDAHULUAN Rapid Sequence 1
sejenis lainnya .
Induction (RSI), Etomidat
Pemberian obat induksi anestesi berpotensi tetapi beberapa mempunyai
yang diikuti pemberian obat penghambat obat bias spesifikasi onset
aktivitas neuromuskuler, bertujuan digunakan dan durasi yang
menghilangkan kesadaran dan paralisis tergantung dari cepat, efek
motorik akan menghasilkan keadaan yang keuntungan, minimal pada
optimal dari suatu proses intubasi dan juga kondisi klinik, parameter
dapat menurunkan serendah mungkin risiko efek samping, kardiovaskuler,
aspirasi paru pada pasien-pasien yang tidak serta kontra depresi nafas
1 2
puasa . indikasinya . maupun pada
Etomidat mekanisme
merupakan obat lepasnya
sedasi-hipnotik 3,4,5
histamin .
Sekarang ini tidak hanya satu jenis obat saja yang secara kimia
Volume III, Tahun 2011
20 Nomor 1,
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Birnbaumer menyatakan bahwa Etomidat


kortisol serum yang sama sebelum

bersifat aman dan efektif untuk menjadi


operasi, setelah pemberian infus etomidat

obat pilihan pada RSI di unit gawat


11
durante operasi .

darurat Amerika Serikat karena efeknya


Vitamin
C berperan
sebagai
kofaktor

aman
untuk aktivitas
miokardium dan

dalam sejumlah
reaksi
hidroksilasi dan

perfusi serebral, serta insidensi yang

amidasi
dengan
memindahkan
elektron

2
rendah terkait hipotensi .
ke dalam enzim yang ion metalnya

Etomidat diketahui dapat


menyebabkan
berada dalam keadaan tereduksi, dan

supresi adrenal baik pada pemberian


dalam
keadaan
tertentu
sebagai

1,6
dosis tunggal maupun infus lama .
antioksidan. Onset kerja dari vitamin C

Makna klinis dari efek obat ini terus


30 menit pada orang sehat dan 1,5 jam

diperdebatkan,
terkait
adanya
efek
12
pada orang dengan diabetes mellitus .

supresi
7,8,9
adrenal .
Pada penggunaan
Kortisol
sangat
berperan
penting untuk

dosis
tunggal
etomidat
menyebabkan
kehidupan,
berperan
dalam

penurunan fungsi adrenokortikal


selama

mempertahankan
tekanan
darah
dengan

8
paling tidak 24 jam .

cara meningkatkan
sensitivitas
vaskular

Penggunaan etomidat dosis tunggal pada


untuk epinefrin dan norepinefrin, ekskresi

unit gawat darurat belum pernah


air oleh ginjal, mempertahankan kadar

dilaporkan
menyebabkan
supresi
gula darah, respon imun dan memiliki

adrenokortikal
yang
signifikan
hingga
efek anti inflamasi dengan mengurangi

7
menyeabkan kematian . Penggunaan
sekresi
histamin
serta
menstabilkan

etomidat dosis tunggal pada pasien syok


membran lisosomal. Stabilisasi membran

septik juga masih merupakan kontroversi


lisosomal mencegah robeknya membran,

karena
akan
mempengaruhi
fungsi
sehingga
mencegah
kerusakan
jaringan

kelenjar adrenal dalam 24 sampai 72 jam


sehat. Kadar kortisol yang terlalu rendah

setelah pemakaian etomidat dengan cara


mampu
menyebabkan
hipotensi, syok,

menghambat 11β hydroxylaseyangakandemam, koma, dan pada akhirnya dapat

menambah
angka
kesakitan
serta
berujung
pada
kematian.
Sedangkan

10
kematian pasien .
kadar kortisol yang meningkat terlalu

Etomidat
seharusnya
tidak
digunakan
tinggi, juga akan menimbulkan gangguan

13
hemodinamik .
Pemberian
vitamin C

untuk sedasi
jangka lama
di ruangan
500 mg
pre
operasi
menurut studi

Intensive
Care Unit
(ICU)
karena

Pirbudak
L
et
al akan
menormalkan

menyebabkan
supresi
adrenal,
yang

kembali kadar kortisol pada 6 jam post

berakibat meningkatnya jumlah kematian

14
operasi . Sedangkan menurut Nathan et

8
di ICU .

al pemberian pretreatment infus vitamin

Penggunaan vitamin C sebelum tindakan


C 1 gr dalam 500 ml glukosa sebelum
operasi akan
mengembalikan
kadar
induksi dengan
etomidat
0,3 mg/kgBB

Volume III, Nomor 1, Tahun 2011

21
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
akan MET
vitam ODE
in C
memdosis Penel
beri 500 itian
kan mg ini
gam deng meru
bara an paka
n tamb n uji
insufahan klinik
isien xylito fase
si l 0,25 2
adre mg/k deng
nal g an
yang mem bentu
lebihapark k
ting an ranca
15
gi . hal ngan
Kontyang ekspe
radi berla rimen
ksi wana tal
kedu n ulang
a deng (pret
hasil an est
studi kesi and
ini mpul postt
men an est
unju studi contr
kkan Pirbu olled
adan dak grou
ya et p
16 desig
dualial.
tas Maka n).
efek dari Penel
vita itu di itian
min penel ini
C. itian dilak
Nam ini ukan
un, digun di
men akan Instal
urut dosis asi
Schr vitam Beda
aag in C h
S et yang Sentr
al lebih al
dala renda RSU
m h P Dr
artik yaitu Karia
el 200 di
studi mg. Sema
nya rang
men dan
ggun Labo
rator 08.00 intrav
ium samp ena
GA ai tanpa
KY 10.00 pretr
Sem WIB eatm
aran pada ent
g bulan vitam
pada Mare in C
ling t 200
kup samp mg
wakt ai intrav
u Mei ena.
bula 2010. Kelo
n Tekni mpok
Mar k 2 (C)
et peng meng
sam ambil guna
pai an kan
Mei samp obat
2010el anest
. meng esi
guna induk
Pop kan si
ulasi rand etomi
dala omiz date
m ed 0,2
pene clinic mg/k
litia al gBB
n ini contr intrav
adal olled ena
ah trial deng
sem dibag an
ua i pretr
pasi dala eatm
en m ent
yang dua vitam
menjkelo in C
alani mpok 200
oper . mg
asi Kelo intrav
deng mpok ena
an 1 (E) 30
anes meng menit
tesi guna
umu kan
m obat
dan anest sebel
diin esi um
duks induk induk
i si si.
anes etomi Samp
tesi date el
antar0,2 harus
a mg/k mem
jam gBB enuhi
krite raindi menj
ria kasi adi 2
inkl terha kelo
usi : dap mpok
statu obat masi
s yang ng-
fisik dipak masi
ASAai ng 15
I-II, selam orang
usia a .
14- penel
50 itian, Selek
tahu pasie si
n, n pend
jenis meng erita
oper guna dilak
asi kan ukan
deng steroi saat
an d, kunju
anes pasie ngan
tesi n prabe
umu deng dah
m, an di
oper kadar RSU
asi koles P Dr.
dilakterol Karia
ukan >200 di
antarmg, Sema
a pasie rang
jam n pada
08.0 meng pend
0 – guna erita
10.0 kan yang
0 kontr akan
WIB aseps menj
, i alani
berathorm opera
bada onal, si
n pasie elekti
nor n f
mal yang deng
(BM meng an
I 18- kons anest
25 umsi esi
kg/ vitam umu
2
m ), in C. m.
deng Pend
an Total erita
krite samp diberi
ria el kan
eksk adala penje
lusi: h 30 lasan
alerg orang dan
i/ dibag meng
kont i isi
form tesi um
ulir yang opera
info bertu si
rme gas deng
d meng an
cons ambil meng
ent. undia guna
Pasi n kan
en terse caira
tidakbut. n
men Perla Ring
geta kuan er
hui yang Lakta
peril dilak t.
aku ukan Peng
yang pada ambil
akan pasie an
diter n samp
ima. sesua el
Dise i sebel
diak label um
an yang perla
kertadiam kuan
s bil dilak
undi saat uaka
an undia n
berlan. sekita
bel r
C Semu pukul
dan a 08.00
E pasie WIB
yang n saat
dilip dipua pasie
at, sakan n tiba
masi 6 jam di
ng- sebel kama
masi um r
ng opera opera
berj si, si
umlakebut sebel
h 15,uhan um
satu caira dilak
hari n ukan
sebe selam induk
lum a si
oper puasa anest
asi dipen esi.
ahli uhi Samp
anes sebel el
m mahun 2011
e o
22 II r
Vo I, 1
lu N ,
o T
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
mung onda
kin nsetr
untuk on 4
adal meng mg
ah hinda 30
dara ri menit
h hemo sebel
vena lisis um
perif sel opera
er darah si
seba mera dan
nyak h. fenta
3 Samp nyl
ml, el 1µg/
yang seger kg 3
kem a menit
udia dikiri sebel
n m ke um
dimaLabo induk
sukk ratori si.
an um Selan
dala GAK jutny
m Y FK a
tabu Undi dilak
ng p ukan
tanp untuk induk
a dilak si
antikukan anest
oagu peme esi
lan riksa dima
dan an na
dibiakadar kelo
rkan koles mpok
beku terol E
seca seru meng
ra m. guna
alam kan
i Setel obat
sam ah anest
pai dipas esi
seru tikan induk
m/pl jalur si
asm intrav etomi
a ena dat
terpi lanca 0,2
sah r, mg/k
dari pasie g iv,
beku n sedan
an dipre gkan
sese medi kelo
gera kasi mpok
C mpuh mkan
men otot ke
ggunmeng Labo
akan guna ratori
pretr kan um
eat vecur GAK
men oniu Y.
t m
vita brom Samp
min ide el
C 0,1 diberi
200 mg/k nome
mg g. r
30 Pada well
menisemu kemu
t a dian
sebe kelo pena
lum mpok mbah
obat samp an
anes el samp
tesi darah el
indu sesud dan
ksi ah konu
etomperla gat-
idat kuan HRP.
0,2 diam Selan
mg/ bil 2 jutny
kg jam a
iv. dan 8 diink
Ane jam ubasi
stesi pasca kan
dipe induk selam
rtahasi a 60
nkan etomi menit
pada dat pada
selur seban suhu
uh yak o
37 C,
kasu 3ml pada
s dima akhir
deng sukka inkub
an n asi isi
inhaldala tiap
asi m well
cam tabun dibila
pura g s
n tanpa deng
N2O antik an
oagul 300
: O2 an
(50 dan µl
%:5 seger aqua
0%). a destil
Pelu dikiri ata.
Sela peng Wilc
njut ukura oxon
nya n Signe
dilakpeny d
ukan erapa Rank
pew n Test
arna pada dan
an 450
deng nm. Paire
an d T-
subs Data Test
trat yang digun
TM diku akan
B, mpul untuk
plate kan mem
menc bandi
akup ngka
karak n
diin teristi kadar
kuba k kortis
si umu ol di
pada m masi
suhu samp ng-
o
37 el masi
C (umu ng
sela r, kelo
ma jenis mpok
15 kela . Uji
menimin, Man
t dan MAP, n
dihi tekan Whit
ndar an ney
kan arteri dan
dari rata- Inde
caha rata, pend
ya status ent
kem ASA Samp
udia ) dan le T-
n kadar Test
dilakkortis digun
ukan ol akan
peng seru untuk
hentim mem
an sebel bandi
reak um ngka
si dan n
dan sesud antar
sela ah kelo
njut perla mpok
nya kuan. kontr
dilakUji ol
ukan statist dan
ic perla
kuan an merat
hasil a,
yang kecua
tidak li
HA berbe kelo
SIL da mpok
DA berm kontr
N akna. ol
PE prean
MB Data estesi
AH kadar dan
ASAkortis kelo
N ol mpok
yang perla
Data didap kuan
kara atkan 8 jam
kteri pada post
stik ketig induk
umu a si.
m kelo Kem
sam mpok udian
pel : dilak
yang prean ukan
telah estesi analis
dipe , 2 is
riksa jam data
(datapasca uji
base induk hipot
line) si, esis
dilakdan 8 dan
ukan jam didap
uji pasca atkan
kom induk hasil
paratsi analis
if sebag is
untu ian yang
k besar disaji
tiap mem kan
variaperlih dala
ble atkan m
dan distri tabel
dida busi berik
patk yang ut.
m I, mor 1,
Vo e NTahun 2011
lu II o 23
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 1. Nilai distribusi tiap kelompok

Kelompok

Nilai p

Pre anestesi
E
244,15 (181,39-382,75)
0,10

C
258,49 (175,45-369,09)
0,47

2 jam pasca induksi


E
185,52 + 35,88
0,174

C
202,14 + 45,3
0,121
8 jam pasca induksi
E
349,81 + 121,28
0,487

C
251,39 + 122,91
0,032

Tabel 2. Hasil uji hipotesis

Deskripsi uji hipotesis

Nilai p
Etomidat
Pre vs 2 jam

0,002*

2 jam vs 8 jam

0,000**

Etomidat & vit C


Pre vs 2 jam

0,256*

2 jam vs 8 jam

0,691*

2 jam pasca induksi


Etomidat vs vit C

0,300***

8 jam pasca induksi


Etomidat vs vit C

0,036****
* Wilcoxon Signed Rank Test **Paired T test

***Mann Whitney

****Independent Sample T Test


bermakna. menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok adanya efek
kontrol, kadar kortisol preanestesi dan 2 jam Sedangkan pada negatif dari
pasca induksi berbeda bermakna (p=0,002). kelompok vitamin C terhadap
Begitu pula antara kadar 2 jam dengan 8 jam perlakuan, kadar efek depresi
pasca induksi (p=0,000). Hal ini berarti efek kortisol antara pre kortisol etomidat.
depresi kortisol etomidat tetap berlangsung anestesi dan 2 jam Efek tersebut telah
walau kadarnya telah dikurangi sebanyak 0,1 pasca induksi tidak muncul pada 2 jam
mg/kgBB. Selain itu diperlihatkan pula bahwa berbeda bermakna pasca induksi dan
efek depresi kortisol tersebut terjadi secara (p=0,256), begitu dipertahankan
bertahap, sehingga kadar kortisol antara 2 jam pula 2 jam pasca hingga 8 jam
dan induksi dengan 8 paska induksi.
jam pasca induksi Hasil ini jauh lebih
8 jam pasca induksi dapat berbeda secara (p=0,691). Hal ini cepat
Volume III,
24 Nomor 1,
Tahun 2011
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
ksi, anjan
namu g
n pada
diba tidak pemb
ndin pada erian
gkan 2 jam etomi
hasil pasca dat.
yang induk Temu
disaj si. an di
ikan Hal atas
oleh ini juga
studi menu dapat
Pirb njukk diarti
udak an kan
et al. bahw bahw
a a
Pada efek pemb
anali depre erian
sis si vitam
kom kortis in C
paratol mam
if etomi pu
antardat mens
a hany tabilk
kelo a an
mpo berta kadar
k han kortis
kont kuran ol
rol g dari darah
dan 8 jam pada
perlapasca pemb
kuan induk erian
dida si. etomi
patk Temu dat.
an an ini
perb sekali
edaa gus
n meny SIM
yang angk PUL
signi al AN
fika kekh
n awati Pemb
pada ran erian
kada adan Vita
r ya min
korti depre C
sol 8 si 200
jam kortis mg
pasc ol intra
a yang vena
indu mem 30
meniB. ion.
t Efek Safe
Anest
preo depre hesia
pera si intubat
si kortis ion
dapa ol 1996:
t oleh 113-26
men etomi
urun dat
kan hany
Morga
efek a n.
depr berta GE,
esi han Mikha
korti kuran il MS,
sol g dari MUrry
MJ.
oleh 8
pem jam. Nonvo
beria latile
n agent
etom anesth
idate DAF esia.
In:
0,2 TAR
Clinic
mg/ PUS al
kgB TAK Anest
B. A hesiol
Penu ogy.
runa Reves 3rd ed.
n JG, New
Glass York:
efek P. Large
depr Intrav Medic
esi enous al
korti anesth Books
sol esia. /McGr
ew-
terse In:
Miller Hill
but RD, Medic
tidaked al
diti Miller Publis
mbu anesth hing
Editio
lkan esia
th n;
lewa 7 2002,
edition
t . 199-
peng Califo 200
uran rnia:
gan Churc Stoelti
ng
dosi hill RK,
livings
s tone; Hillier
etom2005 SC.
idat Pharm
sebe Licille acolog
y and
sar B. physic
0,3 Endotr ology
acheal
mg/ intubat in
kgB anesth
etic Suraba 177-8
practi ya:
ce 3rd Salem Ogles
editio ba by AJ.
n. Medik Shoul
Phila a; d
delph 2002, etomid
ia: 153-4 ate be
Lippi the
ncot- White inducti
Rave PF. on
n; Nonop agent
1999, ioid of
141-3 intrave choice
nous for
Arde anesth rapid
n esia. sequen
Phar ce
maco In: intubat
logy Barash ion in
of PG, emerg
etomi Cullen ency
date. BF, depart
Avail Stoelti ment.
able ng Emerg
from RK. ency
http:/ Clinic medic
www. al al
metro anesth journa
healt esia l 2004;
hanes 5th 21:
thesia edition 655-9
.com .
Lippin Willia
Katzu cott m L,
ng Willia Jacson
BG. ms & jr.
Farm Willki Shoul
akolo ns; d we
gi 2006,3 use
dasar 44-5 etomid
dan ate as
klinik Chung an
, edisi DC, intubat
8 ion
Lam
bahas AM, agent
a for
editors
Indon . endotr
esia. Essent acheal
Bagia ial of intubat
n ion in
anesth
Farm esiolo patient
akolo gy, 3rd with
gi septic
edition shock.
Kedo
. CHES
ktera
Londo T
n
n: W.B journa
Univ
Saund l 2005;
ersita
ers 127:
s
Comp 1031-
Airla
any; 8
ngga.
2001,
Dietar 25
Boidi y bahasa
n MP, referen Indone
Erdm ce sia.
intakes Jakart
ann.
for a.
The
vitami EGC:
role n,
of 2003,
vitami
ascor n e, 598-
bic seleniu 612
acid m and
in caroten Pirbud
etomi oids. ak L,
date Washi Balat
toxici ngton O.
ty. DC: Effects
Euro Nation of
pe al ascorb
journ acade ic acid
al my on
anest press surgic
hesiol 2000: al
95-131
ogy stress
1986: respon
417- Murra se in
22 y RK , gynec
Grann ologic
Natio er DK, surger
nal Mayes y.
Acad PA, Journa
emy Rodw l of
of ell clinica
Scien VW. l
ce. Bioki practic
Vitam mia e
in C Harper 2004:9
In: , edisi 28-31
V mNomor 1,
o e Tahun 2011
l II 25
u I,
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
fr ic acid
anesth and
esiolo xylith
gy ol in
Natha reanim etomid
n N, ation ate-
Vandr journa induce
oux l d
JC. 1991:3 adeno
Role 29-32 cortica
of l
vitam suppre
in C ssion
and in
adren Schraa human
ocorti g S, .
cal Pawlin Europ
effect k M, ean
s of Mohl journa
etomi U. The l 1996:
date. role of 346-
Ann ascorb 51

26
Volume III,
Nomor 1,
Tahun 2011
Jurnal Anestesiologi Indonesia

PENELITIAN

Pengaruh Nitrous Oxide Pada Induksi Sevofluran 8% Dengan Tehnik Single


Breath Terhadap Kecepatan Induksi Anestesi

Tinon Anindita*, Witjaksono*, Aria Dian Primatika*

*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT

Backgrounds: The addition of Nitrous Oxide increase induction time of anesthesia


agent,because of second gas effect and concentration effect.

Objectives: The aims of this study is to compare induction time of 8% sevoflurane with and
without Nitrous oxide using a single-breath vital capacity induction.

Methods: Seventy two healthy unpremedicated patients were randomized to inhale a single-
breath, one of three gas mixture : 8% sevoflurane in Oksigen (group I), 8% sevoflurane in
50% Nitrous oxide (group II) and 8% sevoflurane in 66 2/3% Nitrous oxide (group 111).The
time to absent of the eyelash reflex and induction-related complications, if present, were
noted by independent observer. Blood pressure (systolic, diastolic and mean arterial
pressure/MAP), and heart rate were measured pre and post induction. Data was analyzed
using student T-Test and ANOVA at significancy level of 0,05.

Results: Three groups had similar distribution on sex,age,body weight, and early clinical
state. The time to absent of the eyelash reflex with 8% sevofllurane in 50% Nitrous oxide,
24,96 ± 4,14 second ,and for 8% sevoflurane in 66 2/3% Nitrous oxide , 24,81 ± 3,85
second, were less than that with 8% sevoflurane in Oksigen, 27,21 ± 4,14 second, but this
was no significant (p = 0,098).Changes in blood pressure (systolic,diastolic, mean arterial
pressure), heart rate and oksigen saturation were no significant different on three
groups.The induction-related complications in the sevoflurane with Nitrous oxide groups
were less than that in the sevoflurane without Nitrous oxide group, but this was no
significant different.

Conclusions: The addition of Nitrous oxide do not increase induction time of anesthesia
with a single-breath of 8% sevoflurane.

Keywords: Sevoflurane,nitrous oxide, induction time.

Volume III, Nomor 1, Tahun 2011


27
Jurnal Anestesiologi Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang: Penambahan nitrous oxide pada induksi anestesi akan mempercepat
waktu induksi, oleh karena adanya second gas effect dan concentration effect.

Tujuan: Membandingkan kecepatan induksi anestesi sevofluran 8% dengan atau tanpa


nitrous oxide, dengan menggunakan tehnik single breath vital capacity induction.

Metode: Tujuh puluh dua pasien tanpa diberikan premedikasi , dibagi dalam 3 kelompok
secara random dan diminta untuk menghirup salah satu dari tiga campuran gas dengan
tehnik single breath vital capacity : kelompok I diberikan sevofluran 8% + Oksigen,
keiompok II diberikan sevofluran 8% + 50% nitrous oxide dan kelompok III diberikan
sevofluran 8% + 66 2/3% nitrous oxide. Dicatat waktu saat hilangnya reflek bulu mata
dan komplikasi yang terjadi. Tekanan darah (sistolik, diastolik, tekanan arteri rerata), laju
jantung dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah induksi. Data diuji dengan
Student T Test dan ANOVA dengan derajat kemaknaan < 0,05.

Hasil: Karakteristik penderita (umur, usia, berat badan dan lain-lain) pada ketiga
kelompok berbeda tidak bermakna. Waktu saat hilangnya reflek bulu mata untuk kelompok
sevofluran 8% + 50% nitrous oxide (24,96 ±4,14 detik), dan untuk kelompok sevofluran
8% + 66 2/3% nitrous oxide (24,81 ± 3,85 detik) lebih sepat dibandingkan dengan
kelompok sevofluran 8% + Oksigen (27,21 ±4,14 detik) , tetapi perbedaan ini tidak
bermakna (p=0,098), Perubahan tekanan darah (sistolik, diastolik, tekanan arteri rerata),
laju jantung dan saturasi oksigen yang terjadi pada ketiga kelompok berbeda tidak
bermakna. Komplikasi induksi anestesi yang terjadi pada kelompok sevofluran 8% dengan
nitrous oxide lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok sevofluran 8% tanpa nitrous
oxide , tetapi perbedaan ini tidak bermakna .

Kesimpulan: Penambahan Nitrous oxide pada induksi anestesi dengan sevofluran 8%


dengan tehnik single-breath, tidak mempercepat waktu induksi anestesi.

Kata kunci : sevofluran, nitrous oxide, waktu induksi


bila digunakan spasme laring dan
LATAR BELAKANG untuk induksi waktu induksi
anestesi, tidak 1,2
yang lama.
Sejak ditemukan obat anestesi intravena pada menyenangkan
tahun 1935, induksi dengan obat anestesi bagi pasien dan Penemuan halotan
inhalasi atau induksi inhalasi mulai ahli anestesi pada tahun 1951,
ditinggalkan. Hal ini disebabkan karena obat karena sifat-sifat yang bersifat tidak
anestesi inhalasi bersifat merangsang/ bau tersebut sering merangsang
kurang enak dan mengiritasi saluran menyebabkan saluran
pernafasan sehingga pasien batuk,
menahan napas,
28 Tahun 2011
Volume III,
Nomor 1,
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
ditem para
ukan ahli
obat anest
pern anest esi
afas esi untuk
an inhal meng
serta asi emba
membaru, ngka
punyyaitu n
ai sevof kemb
koef luran. ali
isien Sevof induk
parti luran si
si mem inhal
dara puny asi
h/ ai pada
gas sifat- semu
yang sifat : a
rend bau pasie
ah, enak, 1,2
n .
memkoefi
ungksien Induk
inka partis si
n i inhal
untu darah asi
k / gas dapat
dilakrenda dilak
ukan h ukan
kem (lebih deng
bali renda an
indu h dari berba
ksi halot gai
inhalan, tehni
asi enflu k,
dan ran yaitu
berh dan :
asil isoflu tehni
baik ran), k
terut dan grad
ama tidak ual
pada meng induc
pasi iritasi t
en salur induc
anak an tion,
2
. perna tehni
pasan k,
Pada , singl
tahu sehin e-
n gga breat
1968mend h
, orong vital
cap n3. mini
acit mal,
y Tekni koefi
indu k sien
ct singl partis
ion e- i
dan breat darah
tehnih / gas
k vital renda
tripl capa h dan
e- city dapat
brea induc digun
th tion akan
(mul diper deng
tiple kenal an
- kan konse
brea oleh ntrasi
th) Brour tinggi
vital ne .
cap pada Sevof
acit tahun luran
y 1954 mem
indu 4 enuhi
ctio . persy
n. Tehni arata
Tehn k ini n
ik mem terse
tripl butuh but,
e- kan sehin
brea sifat gga
th koop dapat
vital eratif digun
cap dari akan
acit pasie untuk
y n dan induk
mer obat si
upak anest inhal
an esi asi
variainhal deng
si asi an
dari yang tehni
tehnibersif k ini.
k at: Tehni
sing bau k
le- tidak singl
brea meny e-
th engat breat
vital , h
cap iritasi vital
acit salur capa
y an city
indu perna
ctio pasan
entra efek
indu si terha
ctio sevof dap
n luran organ
men di tubuh
ggunalveo seper
akan li ti
sevo menj otak
flura adi dan
n lebih siste
kons tinggi m
entra, kardi
si diban ovask
ting dingk uler
gi an akan
8% bila maki
dan pasie n
setel n besar,
ah langs tetapi
napa ung konse
s meng ntrasi
dala eluar dala
m kan m
sesu napas darah
ai nya dibut
deng lagi. uhka
an Kons n
vital entra hany
cap si a
acity sevof untuk
, uran meni
pasi di durka
en alveo n
dimi li pasie
nta yang n
men tinggi (sam
ahan , ini pai
napa meny reflek
s ebab bulu
sela kan mata
ma konse negat
mun ntrasi 4,5,
if)
gkin obat 6,7,8
(lebi dalan
h 20 darah
detikjuga N2O
), akan (Nitr
hal maki ous
ini n oxide
inen tinggi )
yeba , adala
bkan sehin h
kons gga obat
anest meny rima
esi ebabk 70%-
inhal an 75%
asi penin N2O,
yang gkata akan
mem n meny
puny konse erap
ai ntrasi samp
sifat- alevo ai
sifat: lar 1000
kelar dari ml/m
utan suatu enit
dala obat
m anest N2O
dara esi saat
h inhal fase
dan asi, awal
jarin oleh induk
gan karen si,
rend a sifat sehin
ah secon gga
dan d gas meng
tidak effect hasilk
men dan an
girit conce perub
asi ntrati ahan
salur on signif
an effect ikan
pern dari pada
apas N2O, laju
an sehin penye
sehi gga rapan
ngga pemb gas
ditol erian lain.
eran Seora
si N2O ng
baik pada pende
untu saat rita
k induk mene
indu si rima
ksi anest 10%-
deng esi 25%
an dapat N2O,
mas mem akan
ker. perce meny
Pem pat erap
beria induk hanya
n si 150
anest ml/m
N2O esi.
pada Seora enit
saat ng N2O,
indu pende hal
ksi rita ini
akan mene tidak
men ghasil kan
l e Nomor 1,
u IITahun 2011
Vo m I, 29
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
litian si
meng deng
guna an
peru kan sevof
baha halot luran
n an bersif
signi dan at
fika isoflu kontr
n 13 overs
ran
pada deng ial.
laju an Pada
peny tehni orang
erap k dewa
an singl sa,
gas e- pemb
9 erian
lain breat
,10,11 h N2O
. mem : O2 ;
bukti 2:1
kan pada
N2O bahw
men a induk
urun pemb si
kan erian sevof
koef luran
isien N2O 8%
parti pada deng
si saat an
dara induk tehni
h/ si k
gas anest singl
halotesi, e-
an akan breat
dan mem h
isofl perce terny
uran pat ata
, induk tidak
sehi si mem
ngga anest perce
akan esi. pat
memLapo induk
perc ran- si
epat lapor anest
peng an esi.
ambipenel Begit
lan itian u
halottenta pula
an ng pada
dan pemb anak-
isofl erian anak,
uran N2O pemb
12 erian
. pada 66%
Pene induk
N2O O2 2/3%
pada saja, N2O
indu terha dan
ksi dap O2
sevo kecep saja,
flura atan terha
n induk dap
8% si kecep
deng anest atan
an esi, induk
tehnipada si
k induk anest
sing si esi,
le- anest pada
brea esi induk
th deng si
tidakan anest
memsevof esi
perc luran deng
epat 8%, an
indu deng sevof
ksi an luran
anes tehni 8%,
tesi. k tehni
14,15, singl
k
16 e- singl
breat e-
h breat
Berd vital
asar capa h
kan city vital
hal induc capa
terse tion. city
but induc
diata Tujua tion.
s, n dari
mak penel
a itian
kamiini MET
akan adala ODE
men h
eliti untuk Penel
peng menc itian
aruh ari ini
pem bukti meru
beriaobye paka
n n uji
ktif klinik
50% peng
tahap
N2O aruh 2.
, 66 pemb Ranc
2/3 erian anga
% 50% n
N2O N2O, penel
dan 66 itian
yang jantu ia
digu ng inklu
naka dan si
n satur dan
adal asi ekskl
ah oksig usi.
eksp en. Pemil
erim ihan
ental Popu samp
sede lasi el
rhan pada dilak
a penel ukan
(pos itian deng
t test ini an
only adala cara
cont h cons
rol pend ecuti
grou erita ve
p yang rand
desi menj om
gn) alani samp
untu opera ling
k si dima
variaelekti na
bel f di setiap
wakt Instal pend
u asi erita
indu Beda yang
ksi h mem
dan Sentr enuhi
eksp al kriter
erim RSU ia
ental P dr dima
ulan Karia sukka
g di n
Sema dala
(pret rang m
est- deng samp
post an el
test anest penel
cont esi itian
rol umu samp
grou m, ai
p ASA jumla
desi I-II, h
gn) setela yang
untu h diperl
k pend ukan
variaerita terpe
bel tersel nuhi.
teka eksi
nan berda Data
dara sarka diku
h, n mpul
laju kriter kan
dan tai Pasie
dicat kisar n
at an RSU
dala (rang P Dr.
m e). Karia
lembUji di
ar statist yang
khus ik akan
us deng menj
pene an alani
litia ANO opera
n VA, T si
yang Test elekti
telah dan f
dise Chi deng
diak Squa an
an re, anest
serta Two- esi
diolaFail umu
h Signi m,
deng fican laki-
an ce, laki
kom dan dan
pute deraj wanit
r at a,
men kema umur
ggunknaa 16-40
akan n< tahun
prog 0,05. ,
ram Peny BMI
SPS ajian
S dala (Bod
dan m y
diny bentu Mass
atak k Index
an tabel ) 20-
dala dan 25
m grafi kg/m
rerat k. 2
, dan
a± tanpa
simp Krite pemb
ang ria erian
baku inklu obat-
(me si obat
an ± terdir prem
SO) i edika
diser dari : si.
V II r 1, Tahun
o I, 2011
l N
u o
30 m m
e o
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
kelo N2O
mpok +
dilak 50%
Krit ukan
eria induk O2
eksk si dan
lusi anest kelo
terdi esi mpok
ri deng III
dari an (n-
: sevof 24)
kelai luran diberi
nan 8% kan
paru deng 66
- an 2/3%
paru tehni N2O
, k + 33
kelai singl 1/3%
nan e O2.
kard breat Penel
iova h itian
skul (alira ini
er. n gas mem
segar bandi
HA sesua ngka
SIL i n
deng wakt
Tela an u
h volu induk
dilakme si
ukan seme anest
pene nit), esi
litia dima antar
n na a
terhakelo kelo
dap mpok mpok
72 I (n = I
sam 24 ) deng
pel diberi an
yang kan kelo
terbaO2 mpok
gi murn II,
menji, kelo
adi 3 kelo mpok
kelo mpok II
mpo 11 deng
k, (n=2 an
masi 4) kelo
ng- diberi mpok
masi kan III
ng 50% dan
kelo r, erita
mpo jenis pada
k III kela ketig
deng min, a
an berat kelo
kelo bada mpok
mpo n, ditunj
k I. tinggi ukka
Uji bada n
stati n, pada
stik BMI tabel
deng (bod 1.
an y
AN mass Kara
OVA index kteris
dan ), tik
t- TDS pend
test, P erita
deng (teka pada
an nan ketig
uji darah a
kem sistol kelo
akna ik mpok
an prem berda
digu edika sarka
naka si), n
n p TDD statist
dua P ik
ekor (teka berbe
(two nan da
tail darah tidak
sign diast berm
ifica olik akna
nce) prem (p >
, edika 0,05).
deng si) ,
an LJP
deraj(laju
at jantu Kece
kem ng patan
akna prem wakt
an p edika u
< si), induk
0,05.LNP si
(laju kelo
Kara napas mpok
kteri prem lebih
stik edika cepat
pend si) diban
erita dan dingk
sepe status an
rti ASA deng
umu pend an
kelo , (p >
mpo hubu 0,05).
k II ngan
dan konse Kece
I. ntrasi patan
seda N2O wakt
ngka deng u
n an induk
kelo wakt si
mpo u kelo
k II induk mpok
lebihsi lebih
cepa menu cepat
t njukk diban
diba an dingk
ndin hubu an
gkan ngan deng
kelo linier an
mpo negat kelo
k I, ive, mpok
tetap deng II
i an dan I.
seca koefi sedan
ra sien gkan
stati korel kelo
stik asi = mpok
men r = II
unju -0,55 lebih
kkan 3 cepat
berb (Tabe diban
eda l 2) dingk
tidak an
ber Kara kelo
mak kteris mpok
na di tik I,
antarpend tetapi
a erita secar
ketigpada a
a ketig statist
kelo a ik
mpo kelo menu
k mpok njukk
terse berda an
but sarka berbe
(p=0n da
,098 statist tidak
). ik berm
Berd berbe akna
asar da di
kan tidak antar
uji berm a
keor akna ketig
elasi a
kelo hubu diban
mpo ngan ding
k linier kelo
terse negat mpok
but ive, II
(p=0deng dan
,098 an kelo
). koefi mpok
Berd sien I,
asar korel serta
kan asi = kelo
uji r = mpok
keor -0,55 II
elasi 3 lebih
, (Tabe cepat
hubul 2) diban
ngan ding
kons Grafi kelo
entrak 1 mpok
si menu I,
N2O njukk tetapi
deng an secar
an wakt a
wakt u statist
u induk ik
indu si berbe
ksi kelo da
men mpok tidak
unju III berm
kkan lebih akna.
cepat
Vme III,
o Nomor 1,
l Tahun 2011
u 31
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 1. Karakteristik Penderita pada Kelompok I, II dan III.

Variabel
Kelompok I
Kelompok II
kelompok III
p

(n = 24 )
(n - 24)
(n = 24)

Umur (tahun)
26,79 ± 6,79
27,58 ±7,29
26,04 ±6,86
0,747

Jenis kelamin

0,346*
laki-laki
11
10
11

perempuan
13
14
13

BB(kg)
55,79 ±7,19
58,71± 5,52
57,25 ± 5,67
0,269

TB (cm)
160,7117,36
163,21±5,09
161,63 ±5,62
0,362

BM1 (kg/m2)
21,55 ± 1,26
21,75±1,32
22,08 ±1,45
0,400

TDSP (mmHg)
122,29 ±5,71
122,08±5,50
12 1,88 ±7,04
0,973

TDDP (mmHg)
76,88 ±4,62
75,63±4,73
76,67 ±4,58
0,610

LJP (x/memt)
85,79 + 6,04
84,63±7,11
85,00 ± 6,23
0,817
LNP (x/menit)
14, 13 ±1,45
14,64±1,33
14,00 ±1,29
0.949

FGF (L/memt)
7,83 ±0,76
8, 17 ±0,82
8,00±0,82
0,378

ASA

0.949*

I
18
19
18

II
6
5
6

Keterangan : BB = berat badan, TB = tinggi badan , BMI = body mass index, TDSP=tekanan darah sistolik
premedikasi, TDDP = tekanan darah diastolik premedikasi, LJP=laju jantung premedikasi dan LNP = laju napas
premedikasi, FGF =fress gas flow.Uji statistik dengan ANOVA dan Chi square* .

Tabel 2. Waktu Induksi Anestesi pada Kelompok I, II, dan III.

Variabel
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
P*
WI
27,21±4,71
24,96±4,14
24,81±3,85
0,098

Keterangan : WI = berlaku induksi (dalam detik), p* =uji statistik dengan ANOVA

32
Volume III, Nomor 1, Tahun 2011
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
laju njukk
jantu an
ng berbe
Pada sesud da
ketigah tidak
a induk berm
kelo si akna
mpo diban (p>0,
k dingk 05),
terja an begit
di deng u
penu an pula
runa sebel pada
n um masi
teka induk ng-
nan si, masi
dara tetapi ng
h perba kelo
sisto nding mpok
lik, an uji juga
teka statist menu
nan ik njukk
dara antar an
h a berbe
disto ketig da
lik, a tidak
teka berm
nan akna
arter (p
i 0,05).
rerat kelo (Tabe
a mpok l3)
dan menu
2 u.I
5 k Kel.II
si Kel.III

W
A 2
K 0 Induksi
T sevoflurane
U 18%
IN
0
D Grafik 1
U 1 menunjukka
KS5 n waktu
I induksi
w 5 kelompok
a III lebih
30 k cepat
t dibanding
u kelompok II
K
in dan
el kelompok I ,
d
ser 1
ta T 2
kel E 4 118
om K
po A
k N
II A
leb N Kel. I
ih D Kel.II
ce A S Kel.III
pat R e
dib A ri
an H e
din s
g S
1
kel I Induksi
om S sevoflurane
po T 18%
k I,O 2
tet L 2 Grafik 2.
api I Tekanan
sec K S Darah
ara e Sistolik
sta ri Sebelum
tist e dan Sesudah
ik 1 s Induksi pada
ber 2 2 Kelompok I,
be 8 II dan III.
da
tid
ak
ber 1
ma 2
kn
6 1 Volume III,
a. 2 Nomor 1,
0 Tahun 2011
33
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Tabel 3. Tekanan Darah Sistolik,Tekanan Darah Diastolik, Tekanan arteri Rerata dan Laju jantung Sebelum dan
Sesudah Induksi pada Kelompok I, II dan III..

Variabel
kelompok. I
kelompok. II
kelompok III
p*

TDS :

-Sebelum induksi
124,92 ±6,95
124,71 ±7,39
124,83 ±7,09
0,995
-Setelah induksi
123,42 ±4,49
123, 13 ±4,70
122,38 ±5,27
0,636
P'
0,382
0,089
0,115

TDD:

-Sebelum induksi
78,29 ± 5,42
78,04 ± 6,05
78,33 + 5,91
0,982
-Setelah induksi
77,17±4,10
76,67 ±3,51
76,96 ±4,58
0,914
P'
0,444
0,258
0,207

TAR:
-Sebelum induksi
92,42 ± 5,69
92,25 ±6,32
92,50 + 6,17
0,989
-Setelah induksi
91,29 ± 4,19
90,46 ± 3,49
90,75 ± 4,59
0,777
P'
0,460
0,156
0,134

LJ

-Sebelum induksi
86,04 ± 6,96
86,38 ±5,24
86,29 + 4,80
0,978
-Setelah induksi
84,67 ±9,41
83,46 ± 6,98
83,29 ± 8,46
0,824
P'
0,615
0,179
0,208

Keterangan : TDS = tekanan darah sistolik, TDD = tekanan darah diastolik, TAR = tekanan arteri rerata, : LJ =
Laju jantung, p* = uji statistik denganANOVA, p' = uji statistik dengan / test

Grafik 2 menunjukkan penurunan takanan darah sistolik antara sebelum dan sesudah induksi
pada masing-masing kelompok dan antara ketiga kelompok, tetapi secara statistik berbeda
tidak bermakna

34
Volume III, Nomor 1, Tahun 2011
Jurnal Anestesiologi
Indonesia

TEKANAN DARAH DIASTOLIK

80

78

76

74

72

Kel.I
Kel.II
Kel.III

Sebelum
Induksi

Setelah
Induksi
otik sesudah
Seb induksi pada
elu
m
masing-
dan masing
Indu sesu
ksi dah bermakana.
sevof indu
lura ksi
TEKANAN
ne 8 pad
ARTERI
% a
RERATA
Kel
Grafi omp
k 3. ok
Teka I,II,
nan dan
Dara III.
h
Diasl Gra

8 Setelah
94 8 Induksi

92 8
6

90
K
e
m Nomor
1,
In Tahun
du 2011
ks 35
i
se
vo
flu
ra
ne
8
%

Gr
afi
k
4.
Te
ka
na
n
Ar
ter
i
Re
rat
a
Se
be
lu
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Grafik
4
menunjukkan
penurunan
kelompok dan antara ketiga kelompok,
takanan
arteri rerata antara sebelum dan
tetapi secara statistik berbeda tidak
sesudah

induksi pada masing-masing


bemakna.

LAJU JANTUNG
82

90
80
Sebel
88 um
Kel.I Induks
Kel.II i

86 Kel.III

Setela
h
84 Induk
si

Induksi sevoflurane afik 5. Laju jantung Sebelum


8% Gr dan Sesudah Induksi pada
Kelompok I. II dan III.
tidak sduksi, 0,05), ukkan
Grafik 5 menunjukkan bemakna. e begitu berbeda
penurunan laju jantung sberdasarkan pula tidak
antara sebelum dan Perubahan uperbandingan uji pada bemakn
sesudah induksi pada saturasi dstatistik antara masing- a (p >
masing-masing oksigen aketiga kelompok masing 0,05).
kelompok dan antara antara hmenunjukkan kelomp (tabel 4)
ketiga kelompok, tetapi sebelum iberbeda tidak ok juga
secara statistik berbeda dan nbennakna (p > menunj
kelompo ngan : n v4M9K4, p' = uji
k III -Setelah induksi SaO2 statistik dengan t test
Tabel 4. Saturasi P* 99,42 ± 0,58 =
Oksigen Sebelum dan 99,33 ± 0,64 saturas 36
Sesudah Induksi pada 99,17 ± 0,56 i
Volume III, Nomor 1,
Kelompok I, II dan III. 0,340 oksige
n, p*
Tahun 2011
P' = uji
0,450 statisti
Variabel k
kelompok. I 0,604
0,417 denga
kelompok. II Ketera
Jurnal Anestesiologi
Indonesia

SATURASI OKSIGEN

100

99

98

97

96

Kel.I
Kel.II
Kel.III

Sebelu
m
Induksi

Setela
h
Induks
i
ofl pada
ura Kelompok
Ind ne I, II dan III.
uks 8
i %
sev
Gra
i tidak N p
berma 2 e
p kna O l
a antara
Gd ketiga + s
ra a kelom e
fi pok 3 p
k m (p = 3 e
6 a 0,259) r
ms . 1 t
eni Komp / i
u n likasi 3
nj g yang % u
u - timbul m
k m adalah O u
kaa batuk, r
n s yaitu , 2
pei 3 . j
ru n orang e
bag pada P n
ha kelom E i
n k pok M s
sa e yang B
tu l diberi A k
ra o kan H e
si m A l
O2, 1 S
o p orang A a
ks o pada N m
ig k kelom i
en pok K n
and yang a ,
ta a diberi r
ra n kan a b
se 50% k e
bea r
lu n N2O +t a
mt 50% e t
daa 02 dan r
n r 1 i b
se a orang s a
su pada t d
dak kelom i a
h e pok k n
in t diberi ,
d i kan s
u g 66 a t
ks a 2/3% m i
n t langn u
g o ya r (
gi l kesad a s
bai aran n e
dak (ditan s
n dai k u
Bp denga o a
Mr n n i
I e hilang s
( m nya e d
Be reflek n e
o d bulu t n
d i mata) r g
v k akibat a a
Ma pembes n
a s rian i
ss i obat- v
In obat t i
d l aneste i t
e a 17,18n a
si
x) j Pada g l
, u Peneli g
te tian i
kaj ini
naa induks (
n n i
dat aneste 8
ra u si %
h n meng )
si g gunak
st an d
ol p sevofl a
ik r uran n
e 8%
m denga s
e n e
d tehnik t
pr i single e
e k breat l
ma h a
eds vital h
ik i capac
as ity n
i, l a
te a induct p
kaj ion, a
nau yaitu s
n sampe
dan l d
ra a diberi a
h p kan l
di a sevofl a
as s m
V
3
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
yang effect
tinggi dan
, conc
cap meny entra
acit ebab tion
y, kan effect
kira- konse 19,20
.
kira ntrasi
20 obat Wakt
detikdala u
), m induk
hal darah si
ini juga pada
akan maki kelo
men n mpok
yeba tinggi yang
bkan , diberi
kons sehin kan
entragga
si N2O
sevo akan (kelo
flura mem mpok
n di perce 50%
pat N2O
alve wakt =
oli u
menjinduk 24,96
adi si ±
lebihanest 4,14
5,6,
ting esi detik
gi, 7,8. dan
diba Wakt kelo
ndin u mpok
gkan induk 66
bila si 2/3%
sam anest N2O
pel esi =
men juga 24,81
gelu ±
arka akan 3,85
n diper detik)
napa cepat lebih
snya deng cepat
lagi. an diban
pemb dingk
Kon erian an
sentr N2O, kelo
asi oleh mpok
sevo karen tanpa
flura a pemb
n di sifat erian
alve seco
oli nd N2O
gas (kelo
mpo N2O besar
k = konse
O2 24,96 ntrasi
saja ±4,14 N20
detik) tidak
=.27 , sema
,20 tetapi kin
± berda mem
4,71 sarka perce
detikn uji pat
) statist induk
dan ik si
makididap anest
n atkan esi.
besa hasil Hasil
r berbe ini
kons da sama
entratidak deng
si berm an
N2O akna penel
yang sehin itian-
dibe gga penel
rika pemb itian
n erian induk
akan N2O si
makipada sevof
n induk luran
memsi 8%
perc anest deng
epat esi an
wakt deng tehni
u an k
indu sevof singl
ksi luran e
(kel 8% breat
omp deng h
ok an yang
66 tehni dilak
2/3 k ukan
% singl oleh
Yurin
N2O e o dan
- breat
Kimu
24,8 h ra
1 ± tidak (kelo
3,85 mem mpok
detikperce
, pat N2O
seda induk : O2
ngka si (2 :1)
n anest = 41
kelo esi ± 16
mpo dan detik
k sema sedan
50% kin gkan
kelo N2O anest
mpo = esi
k (berb
24,25
tanp detik eda
a tidak
sedan berm
N20 gkan
akna)
= kelo 2,4,14.
48+ mpok
21
16 tanpa .
detikN2O
), = Penel
Ross 25,08 itian
dkk detik) lain
(kel , di meny
omp mana impul
ok penel kan
66 itian- bahw
% penel a
N2O itian N2O
= 34 terse tidak
±12 but poten
detikmeny siasi
seda impul deng
ngka kan an
n bahw sevof
kelo a luran
mpo pemb tetapi
k erian poten
tanp N2O siasi
a pada deng
induk an
si halot
anest an
N2O esi dan
= 38 deng isoflu
± 8 an ran
detiksevof (Ler
) luran man
dan 8% dkk),
pene deng serta
litia an pemb
n tehni erian
Tata k N2O
ng singl akan
Bisri e menu
pada runka
wani breat n
ta h koefi
hamitidak sien
l mem partis
(kel perce i
omp pat
ok induk darah
60% si /gas
halotepata digun
an n akan
dan induk sevof
isofl si luran
uran anest konse
. esi ntrasi
(Go antar tinggi
u a lain yaitu
dkk) dipen 8%
2,12,2 garuh dan
1 i oleh sevof
. konse luran
Pene ntrasi sendi
litia zat ri
n anest mem
indu esi puny
ksi dan ai
anes pemi koefi
tesi ndah sien
an partis
men zat i
ggunanest darah
akan esi /gas
halotdari 0,63 ,
an alveo sedik
dan li ke it
isofl darah lebih
uran . tinggi
e Pemi diban
memndah ding
bukt an
ikan zat N2O
bah anest (0,47
wa esi )
pem dari tetapi
beriaalveo lebih
n renda
li ke h
N2O darah diban
akan dipen ding
memgaruh halot
perc i oleh an,
epat koefi isoflu
indu sien ran
ksi partis (1,4)
anes i dan
tesi darah enflu
seca /gas ran
ra dan (1,91
ber aliran ),
mak darah sehin
13, 5,6
na . gga
14,22 Pada meny
.
penel ebab
Kec itian kan
ini induk
si yang akan
anes tinggi menu
tesi dan tup
berlakoefi efek
ngsu sien N2O
ng partis (seco
deng i nd
an darah gas
cepa /gas effect
t. yang dan
Kon renda conc
sentr h entra
asi terse tion
sevo but effect
flura seaka ),
n n-
II o ahun 2011
38 I, r
Vo N 1
lu o ,
mem T
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
induk (koef
si isisen
anest korel
sehi esi asi r
ngga deng = - 0,
N2O an 553) ,
tidaksevof berart
dapa luarn i
t 7,14, terda
e
beke 23 pat
rja kecen
opti Mesk derun
mal ipun gan
untu pemb maki
k erian n
memN2O tinggi
perc tidak konse
epat mem ntrasi
peni perce N20
ngka pat yang
tan induk diberi
kons si kan ,
entrasevof maka
si luran, akan
sevo tetapi maki
flura berda n
n di sarka mem
alve n uji perce
oli korel pat
dan asi, wakt
dara teray u
h.. ata induk
Hal hubu si
terse ngan anest
but konse esi
mun ntrasi sevof
gkin N2O luran.
yang deng
men an Penel
yeba wakt itian
bkan u ini
men induk menu
gapa si njukk
pem menu an
berianjukk bahw
n an a
N2O hubu sevof
tidakngan luran
memlinier dapat
perc negat menj
epat if amin
stabi deng dina
litas an mik
kard setela yang
iova h 4,
baik
skul induk 7,14,24
er. si
Ini pada dan
terli masi
hat ng- pemb
dan masi erian
hasil ng N2O
kelo akan
peng mpok meny
ukur dan ebab
an antar kan
teka a efek
nan ketig klinis
dara a yang
h kelo signif
(sist mpok ikan
olik . terha
dan Penel dap
diast itian- tekan
olik) penel an
, itian darah
teka sebel dan
nan umny laju
arter a jantu
i menu ng
rerat njukk apabi
a an la
dan bahw diberi
laju a kan
jantuinduk lebih
ng si 80%
men sevof 24
.
unju luran Penur
kkan 8% unan
peru deng tekan
baha an an
n tehni darah
berb k (sisto
eda singl lik
tidake dan
ber diast
mak breat olik),
na h tekan
antarmem an
a berik arteri
kead an rerata
aan kesta dan
sebe bilan laju
lum hemo
jantuhany mata
ng a negat
yang untuk if,
terja meni yang
di durka berbe
diakin da
batk pasie adala
an n h
pem samp wakt
beriaai u
n hilan induk
sevo gnya sinya
flura reflek 24,25
n bulu
kons mata. Perub
entraPenel ahan
si itian satur
ting terda asi
gi hulu oksig
yaitumeny en
8% impul menu
sehi kan njukk
ngga bahw an
efek a hasil
pemb berbe
erian da
sevof tidak
terhaluran berm
dap 4% akna
kard dan antar
iova sevof a
skul luran ketig
er 8% a
akan mem kelo
makipuny mpok
n ai dan
besa peng antar
r , aruh a
tetap penur sebel
i unan um
kons tekan deng
entraan an
si darah sesud
sevo dan ah
flura laju induk
n jantu si
yang ng pada
ting yang masi
gi sama ng-
ini pada masi
dibu saat ng
tuhk reflek kelo
an bulu
mpo lum h
k. induk batuk
Sehi si ,
ngga cuku yaitu
pena p 3
mba efekti orang
han f pada
N2O untuk kelo
sam meni mpok
pai ngkat 02 , 1
kons kan orang
entracadan pada
si gan kelo
662/ oksig mpok
(4,7 50%
3% en
tidak,14). N2O
mem dan 1
peng Kom orang
aruh plika pada
i si kelo
satur induk mpok
asi si 66
oksi anest 2/3%
gen esi N2O.
pada pada Hal
saat masi ini
indu ng- mung
ksi masi kin
anes ng diseb
tesi. kelo abka
Hal mpok n
ini adala oleh
mun h karen
gkin mini a
dise mal sifat-
babk dan sifat
an menu sevof
oleh njukk luran
wakt an dan
u hasil
indu berbe N2O,
ksi da yaitu
sevo tidak iritasi
flura berm jalan
n napas
akna. mini
yang Kom
cepa plika mal
t dan si dan
oksi yang koefi
gena terjad sien
si i partis
sebe adala i
darah
/ gas dan si
yang cepat lebih
rend . sedik
ah, Kelo it
sehi mpok diban
ngga yang dingk
indu diberi an
ksi kan tanpa
berjaN2O, N2O.
lan komp Hal
mul likasi ini
us induk
m I, mor 1,
Vo e NTahun 2011
lu II o 39
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
induk an
si. atau
4,7,14, tanpa
dise 26 N2O ,
babk . deng
an an
pem tehni
beria k
n SIM
PUL singl
N2O AN e
akan breat
men Pemb h
yeba erian menu
bkan njukk
seda N2O an
si pada gejol
ring induk ak
an si kardi
(mul anest ovask
ai esi uler
25% deng yang
) an mini
dan sevof mal
peni luran (teka
ngka 8% nan
tan deng darah
kons an ,
entratehni tekan
si k an
akan singl arteri
men e rerata
yeba breat dan
bkan h , laju
penu tidak jantu
runa mem ng).
n perce Induk
sens pat si
asi wakt anest
pera u esi
saan induk deng
khus si an
us anest sevof
misa esi. luran
lnya Induk 8%
bau si deng
sehi anest an
ngga esi atau
men deng tanpa
gura an N2O ,
ngi sevof deng
kom luran an
plika8% tehni
si deng k
sing dap Nitro
le kecep us
brea atan oxide
th induk ,
berjasi sehin
lan anest gga
lanc esi dapat
ar deng diket
tanp an ahui
a sevof apaka
kom luran. h
plikaPerlu seco
si dilak nd
yang ukan gas
bera penel effect
rti. itian dan
tenta conc
Perl ng entra
u peng tion
dilakaruh effect
ukan pemb dari
pene erian Nitro
litia Nitro us
n us oxide
deng oxide masi
an pada h
juml induk dapat
ah si beref
sam anest ek
pel esi, maks
yang deng imal
lebihan atau
besa meng tidak.
r guna
dan kan
berv obat
arias anest DAF
i esi TAR
sehi inhal PUS
ngga asi TAK
akan yang A
dapa mem
t puny Bisri
diketai T.
Konse
ahui koefi p
deng sien VIMA
an partis denga
tepat i n
peng darah sevofl
uran.
aruh / gas Bandu
Nitr sama ng,
ous atau 1998 :
oxid lebih 2-22
e renda
terhah dari Bisri
T. gases. Edisi
Sevof In A III.
luran Synop Jakart
untuk sis of a:
VIM Anest Bagia
A hesia. n
pada 12th Farma
pedia ed. kologi
tnk Oxfor FK.
anest d : UI,
esi. Butter 1987 ;
Dala worth 103 -
m : Co, 15.
Kum 1999 ;
pulan 152- Joenoe
Maka 63. rham
lah J,
Simp Latif
Agnor
osiu SA.
RC,
m Aneste
Sikich
Anest sia
NB,
esi Umum
Leman
Pedia .
J.
trik. Dalam
Single
Band :
-
ung : Muhi
breath
Bagia man
vital
n M,
capaci
Anest Sunatr
ty
esiolo io,
rapid
gi FK Dahla
inhalat
Unpa n R,
ion
d/ penyu
inducti
RSU nting.
on in
P dr. Aneste
childre
Hasa siologi
n : 8%
n .
sevofl
Sadik Jakart
uran
in a : CV
versus
dan Infom
5%
IDSA edia,
haloth
I 1989 ;
ane.
Jawa 80- 1.
Anest
Barat,
hesiol
1998. Yurino
ogy
1998 ; M,
Rush 89 : Kimur
man 379 - a H.
GB, 84. Induct
Davie ion of
s anesth
Hando
NJH, esia
ko T.
Cash with
Aneste
yman sevofl
tik
JN. uran,
umum
Admi Nitrou
.
nistra s
Dalam
tion oxide
: Gan
of and
S,
Volati Oxyge
penyu
le n :A
nting.
Farma Comp
anaes kologi arison
thetic dan of
s and Terapi. sponta
neus odyna s VJ.
ventil mic Pharm
ation and acolog
and catech y of
vital olamin Inorga
capac chang nic
ity es Gas
rapid during Anest
inhal rapid hetics.
ation sevofl In :
induc uran Collin
tion inducti s VJ,
tehni on ed.
ques. with Physio
Anest tidal logic
hesia volum and
and e Pharm
Anal breathi acolog
gesia ng. ic
1993 Canad Bases
; 76 : ian of
598 - Journa Anest
601. l of hesia.
Anest Chica
Nishi hesia go :
yama 1997; Willim
T, 44: and
Aibik 1066- Wilkin
i M, 1070. s,
Hana 1996;
oka Baswe 712-
K. ll MV, 23.
Haem Collin
V II r 1, Tahun
o I, 2011
l N
u o
40 m m
e o
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
199 Br J
7; Ana
78 : esth
618 198
10. - 7;
Morg 625. 59 :
an E, 121
Mikh Gou 4-
ael M, 18.
M. Ale
Inhalax Yuri
tional M, no
Anest Rolf M,
hetics L. Kim
. In : Nitr ura
Clinic ous H.
al oxid Co
Anest e mpa
hesiol decr riso
ogy. ease n of
1st ed solu indu
Conn bilit ctio
ecticu y of n
t: Hal time
Prenti otan and
ce- and char
Hall isofl acte
Intern uran risti
ationa e in cs
l Inc, bloo bet
1992 d. wee
; 105 Ane n
- 07. sthe sevo
sia flur
Korm and an
an W, Ana and
Mapl lges sevo
esson ia flur
WW. 199 an /
Conc 3 ; nitr
entrat 77 : ous
ion 761 oxid
and –5. e.
secon Ana
d gas Lam esth
effect bert esio
: can J. logy
the Sing 199
accep le- 5;
ted brea 39 :
expla th 356
nationindu - 8.
be ctio
impro n of Smi
ved ? anes th I,
Britis thes Nat
h ia hans
Journ with on
al of isofl HM,
Anaesuran Whi
thesia e. te
PF. MV, hard
Sevof Coll t
luran ins
- a VJ.
long- Fluo
await rinat
ed ed WF,
volati Ethe Pere
le r se
anaestAne DA,
hetic. sthe eds.
Britis tic. Clin
h In : ical
Journ Coll Ane
al of ins sthe
AnaesVJ, sia
thesia ed. Proc
1996 Phy edur
; 76 : siol es
435 - ogic of
45. and the
Phar Mas
ach
Cousi mac uset
ns M, olog ts
Seato ic Gen
n H. Bas eral
Volati es Hos
le of
pital
anaestAne
hetic sthe . 4th
agent sia. ed.
s and Chi Bost
their cag on :
delive o : Littl
ry Will e,
iam Bro
wn
syste and
and
ms. InWik
ins, Co
:
mpa
Healy 199
6; ny,
T,
199
Cohe 700
3;
n PJ, - 3.
143
eds. A
- 50.
Practi Len
se of non
AnaesP. Guy
thesia Intr ton
AC.
6lh ave
nou Fisi
ed. olog
s
Lond i
and
on : Ked
Inha
Edwa okte
latio
rd ran.
n
Arnol Edis
Ane
d, i
sthe
1995
tic.
; 117
In : Jaka
-119.
Dav rta :
ison EG
Basw KJ, C,
ell Eck 198
3 : 6 - Eli M.
8. min Effe
atio ct of
Price n of sevo
SA, inha flur
Wilso latio an
n LM.n con
Patofi anes cent
siolog theti ratio
i: cs. n on
Kons In : inha
ep Coll latio
klinis ins n
prose VJ, indu
s- ed. ctio
prose Phy n of
s siol anae
penya ogic sthe
kit. and sia
Cetak Phar in
an I. mac the
Jakart olog elde
a: ic rly.
EGC, Bas Briti
1995 es sh
: 667 of Jour
-77. Ane nal
sthe of
Colin sia. Ana
s VJ. Chi esth
Anato cag esia
mical o : 199
aspectWill 9;
s of iam 82 :
respir s 2-
ation. and 24.
In : Wil
Physi kins Bau
ologic, m
and 199 VC,
Phar 6 ; Yem
macol 730. en
ogic TA.
Bases Bisr Im
of i, T. med
Anest Neu iate
hesia. roan 8%
Chica este sevo
go : si. flur
Willia Edis an
ms i 1. indu
and Ban ctio
Wilki dun n in
ns, g chil
1996 199 dren
; 6:1 :A
- 15. Co
- 12. mpa
Wal riso
n
Halod pole with
ay R,
incr
DA. Log eme
an
ntal LL, adul
sevofl Roaf t
uran ER. amb
anf Com ulat
incre paris ory
menta on anes
l of thesi
halothvital a.
capa
ane.
city Ane
Anaet
indu sthe
hesia ctio
and n si
analg with and
esia sevo anal
1997 flura gesi
; n to a,
85:31 intra 199
3-16. veno 9;
us 89 :
Philip with 623
BK, prop
Lomb ofol –
ard for 7.

Vo
lu
me
III
,
No
m
or
1,
Ta
hu
n
20
11
41
Jurnal Anestesiologi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Anestesi Epidural Terhadap Supresi Imun Yang Diinduksi Stres


Operasi Selama Pembedahan

Ifar Irianto Yudhowibowo*, Doso Sutiyono*, Yulia Wahyu Villyastuti*

*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT

Major surgery associated with dysfunction of the innate immune system. More recently,
demonstrated that the stress of surgery can rapidly induce a temporary reduction of the
blood response to endotoxin from 2 hours after incision and that plasma IL-10 increased
during surgery, contributes to reducing the response.

It has been reported that epidural anesthesia has beneficial effects on immune reactions
and response to the stress of surgery. Some researchers have reported that epidural
anesthesia maintains NK cell activity and reduced stress response in patients undergoing
hysterectomy. Epidural block from T4 to S5 dermatomal segments, starting before surgery,
to prevent an increase in cortisol and glucose concentrations in the hysterectomy. Regional
anesthesia techniques for major surgery may reduce the release of cortisol, adrenaline
(epinephrine) and other hormones, but has little effect on the cytokine response. Recent
studies (Kawasaki et al., 2007) suggests that the innate immune system, such as
phagocytosis, suppressed by the stress of surgery and that epidural anesthesia did not
prevent this decline in immune responsiveness during upper abdominal surgery

ABSTRAK

Operasi besar berhubungan dengan disfungsi sistem kekebalan tubuh bawaan. Baru-baru
ini, dibuktikan bahwa stres akibat pembedahan dapat dengan cepat menginduksi
penurunan respon sementara dari darah terhadap endotoksin sejak 2 jam setelah insisi
dan bahwa IL-10 plasmayang meningkat selama pembedahan, berperan dalam penurunan
respon ini.

Telah dilaporkan bahwa anestesi epidural memiliki efek menguntungkan pada reaksi
imunitas dan respon terhadap stres akibat pembedahan. Beberapa peneliti telah
melaporkan bahwa anestesi epidural mempertahankan aktivitas sel NK dan mengurangi
respon stres pada pasien yang menjalani histerektomi. Blok epidural dari segmen
dermatom T4 sampai S5, dimulai sebelum pembedahan, mencegah peningkatan
konsentrasi kortisol dan glukosa pada histerektomi. Teknik anestesi regional untuk operasi
besar dapat mengurangi pelepasan kortisol, adrenalin (epinefrin) dan hormon lain, namun
memiliki pengaruh kecil pada respon sitokin.

42
Volume III, Nomor 1, Tahun 2011
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Penelitian terbaru (kawasaki et al.,2007) menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh


bawaan, misalnya fagositosis, ditekan oleh stres akibat pembedahan dan bahwa
anestesi epidural tidak mampu mencegah penurunan respon kekebalan tubuh ini selama
operasi perut bagian atas.
bagian bawah. diproduksi adalah
Namun demikian, interleukin-1 (IL-
beberapa peneliti 1), tumor
PENDAHULUAN telah melaporkan necrosing factor
bahwa anestesi (TNF-) dan
Banyak peneliti telah melaporkan bahwa epidural tidak interleukin-6 (IL-
stres akibat pembedahan dapat berefek terhadap 6). IL-6 adalah
menginduksi imunosupresi. Operasi besar stres operasi pada sitokin utama yang
berhubungan dengan disfungsi sistem pasien yang bertanggung
kekebalan tubuh bawaan. Baru-baru ini, menjalani jawabuntuk
dibuktikan bahwa stres akibat pembedahan pembedahan perut
dapat dengan cepat menginduksi bagian atas. menginduksi
penurunan respon sementara dari darah perubahan sistemik
terhadap endotoksin sejak 2 jam setelah yang dikenal
insisi dan bahwa IL-10 plasma yang sebagai respon fase
meningkat selama pembedahan, berperan akut.
1,2,3,4
dalam penurunan respon ini. Penurunan ini RESPON IMUN
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi TERHADAP Dalam 30-60 menit
paska operasi, seperti SIRS (systemic STRES setelah
inflammatory response syndrome), sepsis, OPERASI pembedahan
dan kegagalan multi organ. dimulai,
Sitokin memiliki konsentrasi IL-6
Telah dilaporkan bahwa anestesi epidural peran utama dalam mulai meningkat;
memiliki efek menguntungkan pada reaksi respon inflamasi perubahan
imunitas dan respon terhadap stres akibat terhadap konsentrasinya
pembedahan. Beberapa peneliti telah pembedahan, menjadi signifikan
melaporkan bahwa anestesi epidural trauma dan setelah 2-4 jam.
mempertahankan aktivitas sel NK dan mekanisme nyeri. Produksi sitokin
mengurangi respon stres pada pasien yang Sitokin memiliki mencerminkan
menjalani histerektomi. Blok saraf simpatis efek lokal menjadi tingkat kerusakan
yang disebabkan oleh anestesi epidural mediator dan jaringan, sehingga
dapat mengurangi respon stres akibat mempertahankan prosedur dengan
pembedahan dari katekolamin dan kortisol respon inflamasi tingkat invasif dan
plasma serta meningkatkan beberapa pada jaringan yang traumatis minimal
respon imun, seperti sitotoksisitas sel cedera, dan juga dapat
Natural Killer (NK) pada memacu terjadinya menyebabkan
beberapa pelepasan
perubahan
sistemik. Setelah
operasi besar,
pasien yang menjalani pembedahan perut sitokin utama yang
Volume III, Tahun 2011 43
Nomor 1,
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
l. Aksi
Setela
h TNF-
Pro-
sitok operas inflama
in i ini, si;
palinkonse pelepas
g ntrasi an
sedi sitoki leukosi
t
kit, n
olehsu
misa menca msum
lnya pai tulang;
beda tingka aktivasi
h t leukosi
t dansel
laparmaksi
endotel
osko mal
pi. setela
IL-1
Peni h 24 Demam
ngka jam ;
tan dan aktivasi
sel T
IL-6 tetap
dan
terbetinggi makrof
sar sampa ag
terja i 48-
di 72 IL-6
setel jam Pertum
buhan
ah setela dan
oper h diferen
asi operas siasi
besa i limfosit
r (Sheer ;aktivas
i
sepe an respon
rti dan protein
oper Hall, fase-
asi 1997). akut
peng 5
ganti IL-8
an Tabel Kemot
aksis
send 1. Jenis untuk
i, –jenis
neutrof
oper sitokin il dan
pada
asi inflama sel T
pem si akut.
bulu IL-10
h SITOK Mengh
ambat
dara IN
YANG fungsi
h kekebal
utamTERLI
BAT an
a DALA tubuh
dan M
oper INFLA (TNF
=
asi MASI
tumor
kolo AKUT necrosi
rekta s
Sitokin
factor;
IL = denga gkat
interl n selam
eukin
)
disfun a
gsi pemb
sistem edaha
kekeb n,
SUP alan berper
RES tubuh an
I bawaa dalam
IM n. penur
UN Baru- unan
YA baru respo
6
NG ini, n ini.
DII dibukt
ND ikan Berda
UK bahwa sarkan
SI stres hasil
STR akibat peneli
ES pemb tian
OP edaha (kawa
ER n saki
ASI dapat et
denga al,200
Ban n 7)
yak cepat terhad
pene mengi ap 20
liti nduks pasien
telah i yang
mela penur menja
pork unan lani
an respo operas
bah n i
wa semen gastre
stres tara ktomi
akib dari parsi
at darah al
pem terhad didap
beda ap atkan:
han endot Aktivi
dapa oksin tas
t sejak fagosi
men 2 tosis
gind neutr
uksi ofil
imu menur
nosu jam un
presi setela secara
. h signifi
Operinsisi kan 2
asi dan jam
besa bahwa setela
r IL-10 h
berh plasm operas
ubunayang i
gan menin dimul
ai kemb 6
i.
dan ali ke
puli tingka
h ke t pra-
ting operas PEN
kat i pada GAR
pra- hari UH
oper keem ANE
asi pat STES
pada paska I
hari operas EPID
kee i; URA
mpatprodu L
pask ksi TER
a TNF- HAD
oper α AP
asi, menur SUPR
kons un ESI
entrasecara IMU
si signifi N
IL- kan 2 YAN
10 jam G
plas setela DIIN
ma h DUK
menioperas SI
ngka i STRE
t dimul S
seca ai dan OPE
ra menca RASI
signi pai
fika nilai Telah
n2 minim dilapo
jams um rkan
etela pada bahwa
h akhir aneste
oper operas si
asi i. epidur
dim Produ al
ulai ksi memil
dan TNF- iki
men αyang efek
capa diindu meng
i ksi- untun
punc LPS gkan
akny pulih pada
apad ke reaksi
a tingka imunit
akhi t pra- as dan
rope operas respo
rasi, i pada n
kons hari terhad
entraperta ap
si ma stres
IL- paska akibat
10 operas pemb
edah sel dimul
6,
an. NK ai
7,8 dan sebelu
meng m
Beb urangi pemb
erap respo edaha
a n stres n,
pene pada mence
liti pasien gah
telah yang penin
mela menja gkata
pork lani n
an hister konse
bah ektom ntrasi
wa 9 kortis
anes i. ol dan
tesi Blok gluko
epid epidur sa
ural al dari pada
memsegme hister
pertan ektom
hank derma 10
an tom i.
aktivT4 Tekni
itas sampa k
i S5,
III or 2011
44 , 1,
Vo N Ta
lu o hu
mem n
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
meng Tamp
urangi aknya
respon hanya
anes inflam teknik
tesi asi aneste
regi pasca si
onal operas region
untu i al saja
k melal yang
oper ui dua dapat
asi cara: menur
besa memb unkan
r lokir respon
dapa trans stres
t misi jangka
men sarafp panjan
gura ada 2
g.
ngi lokasi
pele kerusa Terda
pasa kan pat
n jaring perbe
korti an dan daan
sol, meng produ
adre urangi ksi
nali inflam IL-6
n asi yang
(epi neuro signifi
nefri genik kan
n) (Code antara
dan rre et pasien
hor al, yang
mon 1993); menda
lain, aneste pat
nam si analge
un lokal tik
memjuga terkon
iliki memil trol
peng iki (patie
aruh sifat nt
kecil anti- contro
pada inflam lled
resp asi analg
on sistem esia-
sitok ik PCA),
3
in. sendir pasien
i yang
Ane (Holl menda
stesi mann pat
lokaldanDu analge
dapa rieux, tik
t 2000). epidur
al PCEA ukkan
terk , bahwa
ontr hampi fungsi
ol r limfos
(pati kemba it dan
ent- li ke mono
cont nilai sitaka
rolle preop n
d eratif tersup
epid setela resi di
ural h 72 bawah
anal jam. aneste
gesi Sebali si
a- knya, umum
PCE IL-6 ,
A) paling namu
dan banya n bisa
pasi k dipert
en menin ahank
yang gkat an di
men pada bawah
dapa kelom aneste
t pok si
reji IOR epidur
men dan al
opiatmasih pada
inter menin pasien
mite gkat yang
n(int setela menja
ermi h 72 lani
ttent jam, pengg
opio sedan antian
ates- gkan pangg
IOR kadar ul
) IL-6 total.
sela di Selain
ma kelom itu,
72 pok merek
jam. PCA a juga
Kad naik
ar secara
IL- interm
6tidaediet menu
k (Beili njukk
terla n et an
lu al., bahwa
meni2003). aneste
ngka 2,11 si
t epidur
pada Hole al
kelo dkk,M menek
mpo enunj an
k penin
gkat respon menu
an terhad njukk
kons ap an
entrastres. bahwa
si Tonne sistem
korti sen kekeb
sol dkk, alan
seru Melap tubuh
m orkan bawaa
sela bahwa n,
ma aktivit misaln
pem as sel ya
beda NK fagosi
han. selam tosis,
Seba a diteka
likn operas n oleh
ya, i perut stres
pada bagian akibat
pasi atas pembe
en menur dahan
yang un dan
menjsecara bahwa
alani signifi aneste
oper kan si
asi selam epidur
peru a al
t aneste tidak
bagi si mamp
an umum u
atas, dan mence
ada aneste gah
bebe si penur
rapa umum unan
lapo yang respon
ran digab kekeb
bah ung alan
wa denga tubuh
anes n ini
tesi aneste selam
epid si a
ural epidur operas
tidakal.6 i perut
mem bagian
perb Peneli 6
atas.
aiki tian
pene terbar
kana u
n (kawa RING
siste saki KAS
m et AN
imu al.,20
n 07) Opera
atau
si han dahan,
besa dapat berper
r denga an
berh n dalam
ubuncepat penur
gan mengi unan
deng nduksi respon
an penur ini.
disfuunan
ngsi respon Telah
siste semen dilapo
m tara rkan
keke dari bahwa
bala darah aneste
n terhad si
tubu ap epidur
h endot al
baw oksin memil
aan. sejak iki
Baru 2 jam efek
- setela meng
baru h untun
ini, insisi gkan
dibu dan pada
ktikabahwa reaksi
n IL-10 imunit
bah plasm as dan
wa ayang respon
stres menin terhad
akib gkat ap
at selam stres
pem a akibat
beda pembe
V m , Nomor 1,
ol e Tahun 2011
u III 45
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
m T4
sampai Penelit
S5, ian
pem dimula terbaru
beda i (kawas
han. sebelu aki et
Beb m al.,200
erap pembe 7)
a dahan, menun
pene mence jukkan
liti gah bahwa
telah pening sistem
mela katan kekeba
pork konsen lan
an trasi tubuh
bah kortis bawaa
wa ol dan n,
anes glukos misaln
tesi a pada ya
epid histere fagosit
ural ktomi. osis,
memTeknik diteka
pertaaneste n oleh
hank si stres
an region akibat
aktival pembe
itas untuk dahan
sel operas dan
NK i besar bahwa
dan dapat aneste
men mengu si
gura rangi epidur
ngi pelepa al
resp san tidak
on kortis mamp
stres ol, u
pada adren mence
pasi alin gah
en (epine penuru
yang frin) nan
menjdan respon
alani hormo kekeba
histe n lain, lan
rekt namun tubuh
omi. memili ini
Blok ki selama
epid pengar operas
ural uh i perut
dari kecil bagian
seg pada atas.
men respon
der sitokin
mato.
DA 2010 nal
FTA Okt 26].
Availabl
surgery
[homep
R e from: age on
PUS http://ve the
TA rsita.met Internet
KA apress.c
om/cont
]. c2005
[update
ent/1710
Choil 1800 2005
eain 28u232l Okt 21;
N N, 2/fulltex cited
Redmt.pdf 2010
ond Jan 26].
H P. Walsh T Availabl
Cell S. The e from:
respo metabol http://xa
nse to ic .yimg.c
surge respons om/kq/g
ry roups/1
e to
[hom injury 864568/
epage [homep 287187
on age on 149/na
the the me/Inter
InternInternet leukin1
et]. ]. c2007 0+Prod
c200 [cited uction.p
6 df
2010
[cited Sep 26].
2010 Availabl Herma
Okt e from: wan A
5]. http://w G.
Avala ww.med Sitokin
ible icaltext yang
from: booksre berpera
http://vealed.c n dalam
archs om/file SIRS
urg.a s/11217 dan
ma- -53.pdf sepsis.
assn. SIRS,
org/c
X sepsis
gi/rep dansyok
rint/ Kato M, septik.
141/1 Honda Surakart
1/113 I, a: UNS
2.pdf Hitoshi press,
Suzuki 2008;
Goluo H, 23.
vska Muraka
I, mi M, Kawasa
Vanag Matsuk ki T,
s I. awa S, Ogata
Anaes Hashim M,
thesia oto Y. Kawasa
and Interleu ki C,
stress kin-10 Okamot
respo o K,
nse to Sata T.
surger
Effects
y
of
[hom producti
epage on epidural
on the during anaesth
Intern and esia on
et]. after surgical
c2008 upper stress-
[cited abdomi induced
immu acaine /322/72
nosupdecreas 84/473.f
pressi es stress ull.pdf.
on respons
durin e in Gottsch
g paediatr alk A,
upper ic Ford J
abdo cardiac G,
minal surgery Regelin
surge [homep C C,
ry age on You J,
[hom the Mascha
epage Internet E J,
on ]. c2008 Sessler
the [update D I, et
Intern2010 al.
et]. Apr 6; Associa
c200 cited tion
6 2010 between
[upda Sep 26]. epidural
te Availabl analgesi
2007 e from: a and
Jan http://w cancer
11; ww.ane recurren
cited stesiado ce after
2010 lor.org/r colorect
Sep epositor al
26]. io/Anes cancer
Avail tesia- surgery
able en- {homep
from: pediatri age on
http://a/region the
bja.o al/Sufen internet
xford ta-bupi }.c2010
journ %20cau {cited
als.or dal 2010
g/con %20en Sep
tent/9 %20nin 26}.
8/2/1 os.pdf Availabl
96.f X e from :
ull.pd http://w
f ww.men
Willmor
e DW, deley.co
Send Kehlet m/reser
asgup H. ch/assoc
ta C, Manage iation-
Makh ment of between
ija N, patients -
Kiran in fast epidural
U, track -
Chou surgerty analgesi
dhary {homep a-and-
S K, age on
cancer-
Laks the
hmy Internet recurren
R, }.c2001 ce-after-
Das S {cited colorect
N. 2010 al-
Caud Sep cancer-
al surgery/
26}. X
epidu Availabl
ral e from ;
sufen http://w Desboro
tanil ww.bmj gh J P.
and /content The
bupiv stress
respo ge on e from :
nse to the http://bj
traum Internet a.oxford
a and }.c2000 journals
surge {cited .org/con
ry 2010 tent/85/
{Ho Sept}. 1/109.f
mepa Availabl ull.pdf.
me 1, 11
III, Ta
46 No hu
Vo mo n
lu r 20
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
epidur page
al on
anesth the
esia Inter
Yoko and net].
yama analge c200
M, sia on 5
Itano stress [cited
Y, respon 2010
Katayse and Sep
ama immu 26].
H, ne Avail
Mori functi able
matsuon in from:
H, patien http:/
Take ts /ww
da Y, under w.ane
Taka going sthesi
hashi radica a-
T, et l analg
al. esia.o
rg/co
The ntent/
effect 101/5
s of esoph /1521
conti agecto .full.
nuousmy pdf
[home

Volume III,
Nomor 1,
Tahun
2011
47
Jurnal Anestesiologi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme Kerja Obat Anestesi Lokal

Ratno Samodro*, Doso Sutiyono*, Hari Hendriarto Satoto*

*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang

ABSTRACT

Regional anesthesia is growing and expanding its use, given the variety of benefits offered,
such as relatively cheap, minimal systemic effects, produce adequate analgesia and the
ability to prevent the stress response is more perfect.

Local anesthetic drug is chemically divided into two major categories, namely the class of
Amide and ester groups. These chemical differences are reflected in differences in the
metabolism of the place, where the ester group is mainly metabolized by the enzyme
pseudo-cholinesterase in the plasma while the Amide groups mainly through enzymatic
degradation in the liver. This difference is also related to the magnitude of the possibility of
allergies, in which the ester group derived from p-amino-benzoic acid has a greater
frequency of allergic tendencies. Local anesthetic commonly used in our country for the
class of esters are procaine, whereas the Amide groups are lidocaine and bupivacaine.

Mechanism of action of local anesthetic drugs to prevent transmission of nerve impulses


(conduction blockade) by inhibiting the delivery of sodium ions through selective sodium
ion gates in neuronal membranes. Failure of the sodium ion permeability of the gate to
increase the speed of depolarization of the slowdown as a potential threshold was not
reached so that action potentials are not propagated. Local anesthetic did not alter the
resting potential or transmembrane potential threshold.

Pharmacokinetics of the drug include absorption, distribution, metabolism and excretion.


Complications of local anesthetic is a local side effects can occur at the injection site
hematoma and abscess while systemic side effects such as neurological in the central
nervous, respiratory, cardiovascular, immunological, musculoskeletal, and hematologic

Some local anesthetic drug interactions include coadministration may increase the potency
of each drug. decreased metabolism of local anesthetics as well as increase the potential
for intoxication.

ABSTRAK

Anestesi regional semakin berkembang dan meluas pemakaiannya, mengingat berbagai


keuntungan yang ditawarkan, diantaranya relatif lebih murah, pengaruh sistemik yang
minimal, menghasilkan analgesi yang adekuat dan kemampuan mencegah respon stress
secara lebih sempurna.

48
Volume III, Nomor 1, Tahun 2011
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar, yaitu golongan ester
dan golongan amide. Perbedaan kimia ini direfleksikan dalam perbedaan tempat
metabolisme, dimana golongan ester terutama dimetabolisme oleh enzim pseudo-
kolinesterase di plasma sedangkan golongan amide terutama melalui degradasi enzimatis
di hati. Perbedaan ini juga berkaitan dengan besarnya kemungkinan terjadinya alergi,
dimana golongan ester turunan dari p-amino-benzoic acid memiliki frekwensi
kecenderungan alergi lebih besar. Obat anestesi lokal yang lazim dipakai di negara kita
untuk golongan ester adalah prokain, sedangkan golongan amide adalah lidokain dan
bupivakain.

Mekanisme kerja obat anestesi local mencegah transmisi impuls saraf (blokade konduksi)
dengan menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium selektif pada
membrane saraf. Kegagalan permeabilitas gerbang ion natrium untuk meningkatkan
perlambatan kecepatan depolarisasi seperti ambang batas potensial tidak tercapai
sehingga potensial aksi tidak disebarkan. Obat anestesi lokal tidak mengubah potensial
istirahat transmembran atau ambang batas potensial.

Farmakokinetik obat meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Komplikasi


obat anestesi lokal yaitu efek samping lokal pada tempat suntikan dapat timbul hematom
dan abses sedangkan efek samping sistemik antara lain neurologis pada Susunan Saraf
Pusat, respirasi, kardiovaskuler, imunologi ,muskuloskeletal dan hematologi

Beberapa interaksi obat anestesi lokal antara lain pemberian bersamaan dapat
meningkatkan potensi masing-masing obat. penurunan metabolisme dari anestesi lokal
serta meningkatkan potensi intoksikasi.
memperkenalkan
untuk yang pertama
kali penggunaan
PENDAHULUAN kokain secara
pengetahuan topikal pada
Anestesi regional semakin berkembang dan tentang operasi mata.
meluas pemakaiannya, mengingat berbagai farmakologi obat Gaedicke (1885)
keuntungan yang ditawarkan, diantaranya 1 mendapatkan
anestesi lokal.
relatif lebih murah, pengaruh sistemik yang kokain dalam
minimal, menghasilkan analgesi yang bentuk ester asam
adekuat dan kemampuan mencegah respon benzoat yang
stress secara lebih sempurna. Namun SEJARAH diisolasi dari
demikian bukan berarti bahwa tindakan tumbuhan koka
anestesi lokal tidak ada bahayanya. Hasil Carl Koller (1884), (erythroxylon coca)
yang baik akan dicapai apabila selain seorang ahli mata yang
persiapan yang optimal seperti halnya telah
anestesi umum juga disertai
Volume III, Tahun 2011 49
Nomor 1,
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
lis, pada
puden tahun
dal, yang
bany tibiali sama
ak s digun
tum poster akan
buh ior untuk
di dan aneste
pegu plexus si
nungbrachi lokal
an alis. oleh
And Selanj Heinri
es. utnya ch
Kem Augus Braun
udia t Bier .
n (1898) Pena
olah , mbah
Albe meng an
rt gunak epinef
Nai an 3 rin
man ml untuk
(186 kokai memp
0) n erpanj
dala 0,5% ang
m intrate aksi
bent kal aneste
uk untuk tik
ekstr aneste lokal
ak. si dilaku
Willispinal kan
am dan perta
Hals pada ma
ted 1908 kali
(188 memp oleh
4), erkena Heinri
seor lkan ch
ang aneste Braun
ahli si 1,2,3
.
beda region
h al Ferdin
telah intrav and
men ena Cathel
ggun(Bier in dan
akan Block Jean
koka ). Sicard
in Alfred (1901
intra Einho )
der rn memp
mal (1904) erken
dan mensi alkan
blok ntesa aneste
saraf prokai si
fasia n dan epidur
al uksi
kaud lebih
al kuat Ropiv
dan daripa akain
Frig da dan
el Prokai levob
Page n dan upiva
s menja kain
(192 di adalah
1) pemba obat
memnding baru
perk semua denga
enal aneste n aksi
kan si durasi
anes lokal. hampi
tesi Pengg r sama
epid unaan sepert
ural klinis i
lum lidoka bupiv
bal in acain
yang sejak tetapi
diik 1947. kardio
uti Sebel dan
oleh umny neurot
Achi a oksisit
lle dibuk asnya
Doglain lebih
ioti (1930) 1
kecil.
(193 , -4
1). tetrak
Sela ain
njut (1932)
nya dan
Lofg sesuda
ren h itu
(194 klorop
3) rokain
men (1955)
sinte , Pengg
sa mepiv olong
anes akain an
tesi (1957) Obat
lokal, Anest
amidprilok esi
e, ain Lokal
yaitu(1960)
lido , Secar
kain bupiv a
yang akain kimia
men (1963) wi
ghas , obat
ilkanetidok aneste
blok ain si
ade (1972) lokal
kond. dibagi
dala sedan lebih
m gkan besar.
dua 3
golo golon
ngan gan Untuk
besa amide kepen
r, teruta tingan
yaituma klinis,
golo melal aneste
ngan ui si
ester degra lokal
dan dasi dibed
golo enzim akan
ngan atis di berdas
amidhati.1, arkan
e. 2,3,4 potens
Perb i dan
edaa lama
n Perbe
kerjan
kimi daan ya
a ini ini menja
diref juga di 3
leksi berkai group.
kan tan Group
dala denga I
m n melip
perb besarn uti
edaa ya prokai
n kemu
n dan
tempngkin klorop
at an rokain
meta terjadi yang
bolis nya memil
me, alergi, iki
dimadiman potens
na a i
golo golon lemah
ngan gan denga
ester ester n
terut turuna lama
ama n dari kerja
dimep- singka
tabolamino t.
isme - Group
oleh benzo II
enzi ic melip
m acid uti
pseu memil lidoka
do- iki in,
koli frekue mepiv
nest nsi akain
eras kecen dan
e di derun prilok
plas gan ain
ma alergi yang
mem2,3 memil
iliki Anest iki
pote esi mula
nsi lokal kerja
dan juga sedan
lama dibeda g,
kerjakan sedan
seda berdas gkan
ng. ar prokai
Gro pada n dan
up mula tetrak
III kerjan ain
meli ya. bermu
puti Kloro la
tetra prokai kerja
kain, n, lamba
bupi lidoka 3
t.
vaka in,
in mepev Obat
dan akain, aneste
etidoprilok si
kain ain lokal
yang dan yang
memetidok lazim
iliki ain dipak
pote memil ai di
nsi iki negar
kuat mula a kita
deng kerja untuk
an yang golon
lama relatif gan
kerjacepat. ester
panj Bupiv adalah
ang. akain
lu N Tahun 2011
m o
e m
50 III or
Vo , 1,
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
ain 3
Bupivak 15
ai
Toksisit
prok as
ain, 1
seda 2
ngka n 10
n
golo Golonga
ngan n
amidEster mengh
e Amide asilka
adal Amide n
ah Mula blocka
lido Kerja de
kain 2 menit kondu
dan 5 menit ksi
bupi 15 menit impuls
vaka saraf
in. Lama
Kerja
seperti
Seca 30 –45 obat
ra 45 –90 aneste
garis 2 –4 si
besa local
r ester
ketigmenit atau
menit obat
a
jam
obat aneste
ini Metabol si
dapa isme amide
t Plasma (Gamb
dibe Hepar ar 2).
daka Hepar Perbed
n aan
Dosis
seba 12 pentin
gai 6 g
beri 2 antara
kut : obat
1-4 maksim aneste
al si
Tabel lokal
1. ester
Jenis dan
anest amide
esi (mg/kgB berkait
lokal B)
an
denga
n
Proka tempat
in Potensi metab
Lidok 1 olisme
dan local
kem terdiri
dari
apua bagian
n lipofilik
men dan
yeba hidrofili
bkan k yang
dihubun
reak gkan
si dengan
alerg ikaran
2-7
i. Gambar
1. Obat
rantai
hidroka
anestesi rbon.

lip in o a
H ofi ter m b
U lik sie p a
B — r o gi
U bia —k a
N sa be hi n
G
ny rd dr li
A
N a as of p
STde ar ili o
R ng ka k fi
U an n bi li
K cin ra as k
T cin nt a bi
U be ai n a
R ze int y s
A ne er a a
K — ma n
TI
di ed m y
VI
T be iat in a
A da ya e m
S ka ng te er
n m rs u
A da e ie p
ne ri mi r, a
stekel lik se k
si o i p a
lo m ca er n
ka po ba ti ci
l k ng di n
ter hi est et ci
dirdr er il n
i ofi at a ar
da lik au m o
ri — a in m
ke bia mi e, at
lo sa da di ic
m ny . ). m ta
po a K a k
k am el n je
nu un ua li
h, a co k.
se un nt Si
pe tu oh fa
rti k , t
as ob ik d
a at at as
m an an ar
pa est est ik
ra esi er at
a loc (- a
mi al C n
no ya O- in
be ng ) i
nz me at a
oa m au d
t. bu a al
Batu mi a
gi hk de h
an an (- d
lip ke N as
ofisei H ar
lik m C- u
pe ba ) nt
nti ng mu
ng an en k G
un ya gh m a
m
tu ng ub e ba
k ba un n r
ak gu gk g 2.
tiv s an kl O
ita ant ra as ba
t
s ara nt if an
ob kel ai ik es
at ar hi as te
an uta dr ik si
estn ok a lo
ca
esilip ar n l
, id bo o es
da da n b te
n n de at r
se kel ng y da
n
ca ar an a
a
ra uta ra n m
ter n nt g id
ap air. ai e.
eu Pa ar M
ep
tik da o
iv
sa ha m ac
ng m ati ai
at pir c ne
be se lip ,
rg m ofi b
upi cai kar m o
va ne en ili n
cai ada a ki as
ne lah mo at i
da oba lek o m
n t uln m et
ropkhi ya ka ri
iva ral me rb s.
o e, m1,
l I oTahun
Vu IN r2011
m Io 51
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
ngkat Pengu
denga kuran
n nya
Pote menin adalah
nsi gkatn pH
berk ya diman
orelajumla a
si h total jumla
deng atom h obat
an karbo yang
kelarn pada terioni
utan molek sasi
lema ul. dan
k, Onset yang
kare dari tidak
na kerja terioni
itu obat sasi
mer berga sama.
upak ntung Obat
an dari denga
kem banya n
amp k kelaru
uan faktor, tan
anes termas lemak
tesi uk yang
lokalkelaru lebih
untu tan renda
k lemak h
men dan biasan
emb konse ya
us ntrasi memil
memrelatif iki
bran bentu onset
, k yang
ling larut- lebih
kunglemak cepat.
an tidak- 2,3
yang terioni
hidr sasi Anest
ofob (B) esi
ik. dan lokal
Seca bentu denga
ra k n pKa
umu larut- yang
m, air mend
pote terioni ekati
nsi sasi pH
dan (BH+) fisiolo
kelar, gis
utan dieksp akan
lema resika memil
k n oleh iki
menipKa. konse
ntras Onset aneste
i klinis si ini
basa dari kemu
tak- kerja ngkin
terio aneste an
nisassi beraks
i lokal i
lebihdenga denga
ting n pKa n
gi yang meka
yang sama nisme
dapa tidak yang
t identi berga
mele k. ntian
wati Faktor (conto
mem- h:
bran faktor memp
sel lain, erleba
saraf seperti r
, dan kemu memb
umu dahan ran
mny berdif lipid).
a usi 2,4
memmelal
iliki ui Hal
onse jaring yang
t an pentin
yang ikat, g dari
lebihdapat bentu
cepa memp k
t. engar ionisa
Ons uhi si dan
et onset tak-
dari kerja terioni
kerjain sasi
anes vivo. adalah
tesi Lebih implik
lokallagi, asi
dala tidak klinis
m semua nya.
serat aneste
saraf si
yang lokal
teris berub Laruta
olasi ah n
seca menja aneste
ra di si
lang bentu lokal
sung k dipers
berk terioni iapka
orelasasi n
si (conto secara
deng h: komer
an benzo sial
pKa. caine) dalam
bent ekuen diinje
uk si ksi ke
gara langsu dalam
m ng, jaring
hidr sediaa an
oklo n ini yang
rida memil bersif
yang iki at
larut konse asam
-air ntrasi (misal
(pH basa :
6-7). bebas jaring
Kare yang an
na lebih yang
epin renda terinfe
efrin h dan ksi).
tidakonset Walau
stabi yang pun
l lebih masih
dala lamba merup
m t akan
suas diban kontro
ana ding versi,
alkal denga beber
i, n apa
mak epinef peneli
a rin ti
larut yang melap
an ditam orkan
anes bahka bahwa
tesi n oleh alkali
lokalklinisi nisasi
yang saat laruta
terse akan n
dia, digun aneste
yang akan. si
men Hal lokal
gand yang (biasa
ung sama, nya
epin rasio sediaa
efrin basa- n
, kation komer
dibu ekstra sial,
at selular yang
dala dituru meng
m nkan andun
suas dan g
ana onset epinef
asa diham rin)
m bat denga
(pH sewak n
4-5). tu mena
Seba aneste mbah
gai si kan
kons lokal sodiu
m memp umum
bika erpanj nya
rbon ang berkor
at durasi elasi
(mis bloka denga
al, 1 de n
mL denga kelaru
8,4 n tan
% menin lemak
sodi gkatka .
um n Anest
bika jumla esi
rbon h basa lokal
at bebas denga
dala yang n
m tersedi kelaru
tiap a. tan
10 Yang lemak
mL menar tinggi
lido ik, memil
kain alkali iki
) nisasi durasi
akan juga yang
memmenur lebih
perc unkan panja
epat nyeri ng,
onse saat diperk
t, dilaku irakan
memkan karen
perb infiltr a
aiki asi lebih
kualipada lama
tas jaring dibers
dari an.2,3 ihkan
blok dari
ade Durasi dalam
dan kerja darah.
e or 1, Tahun
52 III 2011
V ,
ol N
u o
m m
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
terwor perme
th dan abilita
Strich s
Mek artz, natriu
anis 1990). m.
me Gerba Kegag
Kerjng alan
a natriu perme
m abilita
Obat sendir s
anes i gerba
tesi adalah ng ion
local resept natriu
men or m
cega spesifi untuk
h k menin
trans molek gkatka
misi ul n
imp obat perla
uls aneste mbata
saraf si n
(blo local. kecep
kade Penyu atan
kondmbaat depola
uksi)n risasi
deng gerba seperti
an ng ion amban
men yang g
gha terbuk batas
mbata potens
peng denga ial
irim n tidak
an molek tercap
ion ul ai
natri obat sehing
um aneste ga
mela si potens
lui local ial
gerb berko aksi
ang ntribu tidak
ion si diseba
natri sedikit rkan.
um sampa Obat
sele i aneste
ktif hampi si
pada r local
memkeselu tidak
bran ruhan meng
e dalam ubah
saraf inhibi potens
(But si ial
istiraobat deraja
hat lain, t
trans seperti mielin
memantide isasi,
bran presan dan
atau trisikli berba
amb k gai
ang (amytr faktor
bata iptilin anato
s e), mi
pote meper dan
nsial idine, fisiolo
. aneste gi
si lain.
Lok inhala Diame
al si, dan ter
anes ketam yang
tesi in kecil
juga juga dan
memmemil banya
blok iki knya
kana efek mielin
l memb menin
kalsi lok gkatka
um kanal n
dan sodiu sensiti
pota m. vitas
sium terhad
dan Tidak ap
rese semua aneste
ptor serat si
N- saraf lokal.
methdipen Denga
yl- garuhi n
D- sama demik
aspa oleh ian,
rtat obat
(NM aneste
DA) si
deng lokal. sensiti
an Sensit vitas
derajivitas saraf
at terhad spinali
yang ap s
berb bloka terhad
eda- de ap
beda ditent aneste
. ukan si
Beb dari lokal:
erap diame auton
a ter om >
golo akson sensor
ngan al, ik >
mot dipent cepat.
2
orik ingka Kulit
,4,6 n yang
tentan utuh
g memb
FAR elimin utuhk
MA asi an
KO dan aneste
LO toksisi si
GI tas lokal
KLI obat larut-
NIS diban lemak
ding denga
Far denga n
mak n efek konse
okin klinis ntrasi
etik yang tinggi
dihara untuk
Kare 2 meng
na pkan. hasilk
,3,6
anes an
tesi efek
lokalA. analge
bias Absor 2
anya psi sia.
diinj
eksi Sebag Absor
kan ian psi
atau besar sitemi
diaplmemb k dari
ikasi ran aneste
kan mukos si
sang a lokal
at memil yang
deka iki diinje
t barier ksi
deng yang berga
an lemah ntung
loka terhad pada
si ap aliran
kerjapenetr darah,
mak asi yang
a aneste ditent
farm si ukan
akok lokal, dari
ineti sehing bebera
k ga pa
dari menye faktor
obat babka di
umu n bawah
2,5
mny onset ini
a kerja
lebihyang Lokas
i interc
injekostal penam
si— > bahan
laju caudal epinef
abso > rin—
rpsi parase atau
siste rvikal yang
mik > lebih
prop epidur jarang
orsioal > fenilef
nal pleksu rin—
deng s menye
an brakhi babka
vask alis > n
ulari ischia vasok
sasi dikus onstri
loka > ksi
si subkut pada
injekaneus. tempa
si : t
intra Adany pembe
vena a rian
> vasok aneste
trakeonstri si.
al > ksi—
m , mor 1,
Vo e N Tahun 2011
lu III o 53
Jurnal Anestesiologi Indonesia

Sebabkan penurunan absorpsi dan


3. Massa jaringan—otot
merupakan

peningkatan

pengambilan

reservoar
paling
besar
untuk

neuronal,
sehingga
meningkatkan

anestesi
lokal
karena
massa
dari

kualitas analgesia, memperpanjang

otot yang besar.

durasi,
dan
meminimalkan
efek
toksik. Efek
vasokonstriksi
yang
Metabolisme dan Ekskresi

digunakan biasanya dari obat yang


Metabolisme
dan ekskresi dari lokal

memiliki

masa
kerja
pendek.

anestesi
dibedakan

berdasarkan

Epinefrin juga dapat meningkatkan

2,5
strukturnya :
kualitas

analgesia

dan

memperlama

kerja
lewat
1.
Ester-anestesi

lokal
ester

aktivitasnya
terhadap
resptor

dominan
dimetabolisme

oleh

adrenergik α2.

pseudokolinesterase
3.
Agen
anestesi
lokal—anestesi

(kolinesterase
palsma

atau

lokal
yang

terikat
kuat
dengan

butyrylcholinesterase).
Hidrolisa

jaringan
lebih
lambat
terjadi

ester

sangat

cepat,

dan
absorpsi. Dan agen
ini bervariasi

metabolitnya
yang

larut-air

dalam
vasodilator
intrinsik
yang

diekskresikan
ke
dalam

urin.
dimilikinya.

Procaine

dan

benzocaine

dimetabolisme menjadi asam p-

B. DISTRIBUSI
aminobenzoiz
(PABA),

yang

Distribusi tergantung dari ambilan organ,

dikaitkan
dengan
reaksi
alergi.

yang
ditentukan

oleh
faktor-faktor
di
Pasien
yang
secara
genetik

1,6
ini :

bawah

memiliki

pseudokolinesterase

1.
Perfusi
jaringan-organ
dengan

yang
abnormal
memiliki
resiko

intoksikasi,
karena metabolisme

perfusi jaringan yang tinggi (otak,

dari ester yang menjadi lambat.

paru, hepar,
ginjal, dan
jantung)

2.
Amida-anestesi

lokal

amida

bertanggung
jawab
terhadap
dimetabolisme (N-dealkilasi dan

ambilan

awal

yang cepat
(fase α),

yang diikuti redistribusi yang lebih

hidroksilasi)

oleh

enzim

mikrosomal P-450 di hepar. Laju

lambat
(fase
β)

sampai
perfusi

jaringan moderat (otot dan saluran


metabolisme
amida
tergantung

dari

agent
yang

spesifik

cerna

(prilocine

>

lidocaine
>

2.
Koefisien
partisi
jaringan/darah-

mepivacaine
>
ropivacaine >

ikatan
protein plasma yang
kuat

bupivacaine),
namun

secara

cenderung
mempertahankan
obat

keseluruhan
jauh
lebih
lambat

anestesi di
dalam
darah, dimana

dari
hidrolisis
ester.
Penurunan

kelarutan

lemak

yang
tinggi

fungsi
hepar (misal pada sirosis

memfasilitasi ambilan jaringan.


hepatis)
atau
gangguan
aliran

54
Volume III, Nomor 1, Tahun 2011
9-10
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
kit atau
obat apabil
yang a
dara dieksk pende
h ke resika rita
hepa n menda
r tetap pat
(mis oleh terapi
al ginjal, anti
gaga walau koagu
l pun lan
jantumetab atau
ng olitny ada
konga gangg
estif, berga uan
vaso ntung pembe
pres pada kuan
or, bersih darah,
atau an maka
blok ginjal. akan
ade dapat
rese Kom timbul
ptor plikas hemat
H2) i obat om.
akan Anest Hemat
men esi om ini
urun lokal. bila
kan 1.Efek terinfe
laju sampi ksi
meta ng akan
bolis lokal dapat
me memb
dan Pada entuk
mer tempa abses
upak t Apabi
an suntik la
pred an, tidak
ispo apabil infeks
sisi a saat i
terja penyu mung
di ntikan kin
into tertus saja
ksik uk terben
asi pemb tuk
siste uluh infiltr
mik. darah at dan
Sangyang akan
at cukup diabso
sedi besar, rbsi
tanp i engar
a dilaku uhi
menikan bangk
ngga aneste itan
lkan si aksi
beka lokal potens
s. denga ial di
n seluru
Tind campu h
akan ran tubuh,
yang adrena sehing
perl lin, ga
u dapat bukan
adal saja hal
ah terjadi yang
kons nekros
ervatis
if yang
deng meme menge
an rlukan jutkan
kom tindak jika
pres an aneste
hang nekrot si
at, omi, lokal
atau diserta dapat
insis i menye
i babka
apab denga n
intoksi
ila n
kasi
telah antibi
sistem
terja otika
ik.
di yang 2,4,5,7,1
abse sesuai
1
s .
diser
tai A.
pem 2. Neuro
beriaPenga logis
n ruh
antibPada Siste
iotik Siste m
a m saraf
yang Organ pusat
sesu merup
ai. Karen akan
Apa a bagian
bila bloka yang
suat de paling
u kanal rentan
orga sodiu terjadi
n m intoks
end ikasi
arter memp dari
anes lihata adany
tesi n a
lokalyang kejang
dan kabur. tonik-
mer Tanda klonik
upak eksita .
an si Biasa
siste (kuran nya
m g diikuti
yang istirah denga
dim at, n
onit agitasi gagal
orin , nafas.
g gelisa Reaks
awal h, i
dari paran eksita
gejal oid) si
a sering merup
over menu akan
dosi njukk hasil
s an dari
pada adany bloka
pasi a de
en depres selekti
yang i f pada
sada sistem jalur
r. saraf inhibit
Geja pusat or.
la (misal Anest
awal , esi
adal bicara lokal
ah tidak denga
rasa jelas/p n
keba elo, kelaru
s, muda tan
pare h lemak
stesi menga tinggi
lidahntuk, dan
, dan dan ponte
pusi tidak nsi
ng. sadar) tinggi
Kelu . menye
han Kontr babka
sens aksi n
orik otot kejang
dapa yang pada
t cepat, konse
beru kecil ntrasi
pa dan obat
tinit sponta lebih
us, n renda
dan menga h
peng wali dalam
dara hiperv yang
h entilas baik
diba i harus
ndin menin tetap
g gkatka dipert
agen n ahank
anes batas an.
tesi amban
deng g Lidok
an terjadi ain
pote nya intrav
nsi kejang ena
yang karena (1,5
lebihaneste mg/kg
rend si )
ah. lokal. menur
Den Thiop unkan
gan ental aliran
men (1-2 darah
urun mg/kg otak
kan ) dan
alira denga menur
n n unkan
dara cepat penin
h dan gkatan
otak tepat tekana
dan meng n
pem hentik intrakr
apar an anial
an kejang yang
obat, . biasan
benz Ventil ya
odia asi timbul
zepi dan pada
n oksige
dan nasi
m , mor 1,
Vo e N Tahun 2011
lu III o 55
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
dari ya
aneste poolin
si g obat
intu inhala di
basi si kauda
pasi sampa ekuin
en i 40%. a,
deng yang
an Dosis sebab
penu lidoka kan
runa in penin
n berula gkata
kom ng 5% n
pliandan konse
s 0,5% ntrasi
intra tetraca obat
kran ine dan
ial. dapat kerusa
Lido menja kan
kain di saraf
dan penye yang
prok bab perma
ain dari nen.
infusneurot Peneli
sela oksik tian
ma (sindr pada
ini oma hewan
digu kauda menu
naka ekuina njukk
n ) an
seba setela neurot
gai h oksisit
tambdilaku as
ahan kan pada
dala infus pemb
m kontin erian
tekniu berula
k melal ng
anes ui melal
tesi ketete ui
umu r intrate
m, bore- kal
kare kecil bahwa
na pada lidoka
kem aneste in =
amp si tetrac
uann spinal. aine >
ya Hal in bupiv
men terjadi acaine
urun mung >
kan kin ropiva
MA karena caine.
C adann
Geja tkan dan
la denga nervu
neur n s
olog adany phreni
is a cus
trans iritasi atau
ien, pada depres
yang radiks i dari
terdi , dan pusat
ri gejala respir
dari ini asi
disesbiasan dapat
tesia ya meng
, meng akibat
nyer hilang kan
i dalam apneu
terba1 setela
kar, mingg h
dan u. pema
nyer Faktor paran
i resiko langsu
pada nya ng
ekstr adalah aneste
emit pengg si
as unaan lokal.
dan lidoka Anest
bokoin, esi
ng posisi lokal
pern litoto merel
ah mi, aksasi
dilapobesit kan
orka as, otot
n dan
setel kondis
ah i
dilakpasien polos
ukan . bronk
anes hus.
tesi B. Lidok
spin Respir ain
al asi intrav
deng ena
an Lidok (1,5m
berb ain g.kg)
agai mende terkad
agen presi ang
t respon mung
anes hipoks kin
tesi. ia. efektif
PenyParali untuk
ebab sis memb
dari dari lok
gejal nervus reflek
a ini interk s
dikaiostalis bronk
okontesi saraf
strik lokal auton
si mende om.
saat presi Semu
dilakautom a
ukan atisasi aneste
intu mioka si
basi. rd lokal,
Lido (depol kecual
kain arisasi i
dibe sponta cocain
rika n fase e,
n IV) merel
seba dan aksasi
gai menur kan
aero unkan otot
sol durasi polos,
dapa dari yang
t period sebab
seba e kan
bkan refrakt vasodi
bron ori. latasi
kosp Kontr arterio
asm aktilit lar.
e as Komb
pada mioka inasi
bebe rd dan yang
rapa kecep terjadi
pasi atan , yaitu
en kondu bradik
yang ksi ardi,
men juga bloka
derit terdep de
a resi jantun
peny dalam g, dan
akit konse hipote
salur ntrasi nsi
an yang dapat
nafa lebih meng
s tinggi. kulmi
reaktPenga nasi
if. ruh ini terjadi
menye nya
C. babka henti
Kardn jantun
iova perub g.
skul ahan Intoks
ar memb ikasi
ran pada
Umuotot jantun
mny jantun g
a, g dan mayor
sem inhibi biasan
ua si ya
anes sistem memb
utuh onal milan,
kan menga hipok
kons kibatk semia,
entraan dan
si reaksi adisos
tiga kardio is
kali toksik respir
lipat yang atorik
dari berat, merup
kons termas akan
entrauk faktor
si hipote predis
yang nsi, posisi.
dapa blok
t atriov Ropiv
seba entrik acaine
bkan ular, memil
keja irama iki
ng. idiove banya
Inje ntrikul k
ksi ar, kesam
intra dan aan
vask aritmi dalam
ular a yang psiko
bupi dapat kimia
vicai menga denga
ne ncam n
yang nyawa bupiv
tidakseperti acaine
dise takika kecual
ngaj rdi i
a ventri bahwa
sela kular sebagi
ma dan an
anes fibrila dari
tesi si. ropiva
regi Keha caine
m o hun 2011
e m
56 III or
Vo , 1,
lu N Ta
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
g caine
menja ini
di mung
adal perhat kin
ah ian, diseba
larut ropiva bkan
- caine karena
lema memil kelaru
k. iki tan
Wak index lemak
tu terapi nya
onse yang yang
t dan besar renda
dura karena h atau
si 70% availi
kerjalebih bilitas
sam sedikit nya
a, menye sebag
nam babka ai
un n isome
ropi intoks r S(-)
vaca ikasi yang
ine kardia murni,
memdiban yang
blok dingk bertol
mot an ak
orik denga belaka
lebihn ng
rend bupiv denga
ah, acaine n
yang . strukt
seba Ropiv ur dari
bkan acain bupiv
pote dikata acaine
nsi kan .
lebihmemil Levob
rend iki upivac
ah, tolera aine,
ditu nsi merup
njuk terhad akan
kan ap isome
dala sistem r S(-)
m saraf dari
bebe pusat bupiv
rapa yang acain,
pene lebih yang
litia besar. tidak
n. Keam lagi
Yan anan tersedi
g dari a di
palinropiva Ameri
ka vacain t ester
Seri e. yaitu
kat, asam
dilapD. p-
orka Imuno amino
n logi benzoi
mem c,
iliki Reaks yang
efek i merup
sam hipers akan
ping ensitiv suatu
terhaitas alerge
dap murni n.
carditerhad Sediaa
ovas ap n
kula agent komer
r aneste sial
dan si multid
sere lokal osis
bral — dari
yang yang amida
lebihbukan biasan
kecil intoks ya
dari ikasi menga
pada sistem ndung
strukik methy
tur karena lparab
cam konse en,
pura ntrasi yang
n; plasm memil
pene a yang iki
litia berleb strukt
n ihan ur
men — kimia
gata merup mirip
kan akan denga
bah hal n
wa yang PABA
efek jarang .
nya . Ester Bahan
terhamemil
dap iki
kard kecen
iova derun tamba
skul gan han
ar mengi ini
ham nduksi yang
pir reaksi bertan
men alergi ggung
yeru karena jawab
pai adany terhad
efek a ap
ropi deriva sebagi
an etal h 3-4
besa mingg
r Saat u.
reak diinje Steroi
si ksikan d
alerg langsu tamba
i. ng ke han
Ane dalam atau
stesi otot injeksi
lokalskelet epinef
dapa al rin
t (trigge memp
memr- erburu
bant point k
u injeksi nekros
men ), is
gura aneste otot.
ngi si Data
resp lokal peneli
on adalah tian
infla mioto hewan
masi ksik menu
kare (bupiv njukk
na acaine an
pem > bahwa
beda lidoca ropiva
han ine > caine
deng procai meng
an ne). hasilk
cara Secara an
men histol kerusa
gha ogi, kan
mbathiperk otot
peng ontrak yang
aruh si tidak
asa miofib terlalu
m ril berat
lyso menye diban
phos babka ding
phatin bupiv
dic degen acaine
dala arasi .
m litik,
men edema F.
gakti, dan Hemat
vasi nekros ologi
neut is.
rofil. Regen Telah
erasi dibukt
E. biasan ikan
Mus ya bahwa
kulo timbul lidoka
skel setela in
men elasto yang
urun graph menda
kan y. patkan
koag Penga aneste
ulasi ruh ini si
(me mung epidur
nceg kin al.
ah berhu
trom bunga Intera
bosi n ksi
s denga Obat
dan n
men penur Anest
urun unan esi
kan efikasi lokal
agre autolo menin
gasi g gkatka
plate epidur n
let) al potens
dan setela i
menih bloka
ngka pembe de
tkan rian otot
fibri aneste non-
nolis si depola
is lokal risasi.
dala dan Suksi
m inside nil
dara nsi kolin
h terjadi dan
yang nya aneste
diuk embol si
ur i yang lokal
deng lebih ester
an renda berga
thro h pada ntung
mbo pasien
m , mor 1,
Vo e N Tahun 2011
lu III o 57
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
n untuk Opioid
mendet (misal,
eksi fentanil,
pada kelaina morfin)
pseu n dan
dokogenetik agonis
lines enzim. adrener
teras gikntoh
e Inhibit :pinefri
untu or n,
k pseudo klonidi
meta kolinae n)
bolis sterase mening
men dapat katkan
ya. menye potensi
Pem baban penghil
beriapenuru ang rasa
n nan nyeri
bers metabo anestesi
ama lisme lokal.
an dari Kloropr
dapa anestes okain
t i lokal epidural
meniester. dapat
ngka mempe
tkan Cimeti ngaruhi
pote dine kerja
nsi dan analgesi
masi propan k dari
ng- olol morfin
masi menuru intraspi
ng nkan 2-5
nal.
obat. aliran
darah
Dibuhepatik RING
cain dan KASA
e, bersiha N
anes n
tesi lidokai Anestes
lokaln. i
amidLevel regional
a, lidokai semaki
men n yang n
gha lebih berkem
mbattinggi bang
pseu dalam dan
dokodarah meluas
lines mening pemaka
teras katkan iannya,
e potensi mengin
dan intoksi gat
digu kasi. berbaga
naka i
keun lokal tis di
tung dibagi hati.
an dalam Perbeda
yang dua an ini
dita golong juga
warkan berkaita
an, besar, n
diantyaitu dengan
aran golong besarny
ya an ester a
relat dan kemung
if golong kinan
lebihan terjadin
mur amide. ya
ah, Perbed alergi,
peng aan dimana
aruh kimia golonga
siste ini n ester
mik direflek turunan
yang sikan dari p-
mini dalam amino-
mal, perbed benzoic
men aan acid
ghas tempat memili
ilkanmetabo ki
anal lisme, frekwen
gesi dimana si
yang golong kecende
adek an ester rungan
uat terutam alergi
dan a lebih
kem dimeta besar.
amp bolism Obat
uan e oleh anestesi
men enzim lokal
cega yang
h lazim
resp dipakai
on pseudo di
stres - negara
s kolines kita
seca terase untuk
ra di golonga
lebihplasma n ester
sem sedang adalah
purn kan prokain,
a. golong sedangk
an an
Seca amide golonga
ra terutam n amide
kimi a adalah
awi melalui lidokain
obat degrad dan
anes asi bupivak
tesi enzima ain.
ang ion isme
dan
α2

Mek
anis
(co

ekskresi
me natrium .
kerjauntuk Kompli
obat mening kasi
anes katkan obat
tesi perlam anestesi
local batan lokal
men kecepat yaitu
efek
cega an
samping
h depolar lokal
trans isasi
pada
misi seperti tempat
imp amban suntikan
uls g batas dapat
saraf potensi timbul
(blo al tidak hemato
kade tercapa m dan
kondi abses
uksi)sehingg sedangk
deng a an efek
an potensi samping
men al aksi sistemik
gha tidak antara
mbatdisebar lain
peng kan. neurolo
irim Obat gis pada
an anestes Susunan
ion i lokal Saraf
natri tidak Pusat,
um mengu respirasi
mela bah ,
lui potensi kardiov
askuler,
gerb al
imunolo
ang istiraha
gi
ion t
,muskul
natri transm oskeleta
um embran l dan
sele atau hematol
ktif amban ogi
pada g batas
mempotensi Bebera
bran al. pa
e interaks
saraf Farmak i obat
. okineti anestesi
Keg k obat lokal
agal meliput antara
an i lain
per absorps pemberi
mea i, an
bilit distribu bersam
as si, aan
gerb metabol dapat
menimasing nan
ngka - metabol
tkan masing isme
pote obat. dari
nsi penuru anestesi
me Tah
58 III, un
Vo No 201
lu mor 1
1,
Jurnal Anestesiologi
Indonesia
kedokte Philade
ran lphia :
UNDIP, Church
2010: ill &
lokal309-22. Livings
serta tone,
meniMorgan 2000 :
ngka GE, 491 –
515.
tkan Mikhail
pote MS,
Murray Stoeltin
nsi MJ. gR
into Local Hillier
ksik Anesth SC.
asi. etics. Pharma
In: cology
Clinical and
DA Anesth Physiol
FTA esiolog ogy in
R y. 4th Anesth
PUS edition. etics
Practic
TA New
e. 4th
KA York:
Mc ed.
Graw Phillad
Marw Hill elphia :
oto, Lange JB
Prima Medica Lippinc
tika l ott –
DA. Books, Raven,
Anest 2006 : 2006:
esi 151-52, 179 -
lokal/ 263-75. 83.
Regio
nal.
Brown
Dala
DL,
m:
Factor Gaiser
Soen
DA. RR.
arjo,
Region Pharma
Jatmi
al cology
ko
Anesth of
DH.
esia Local
editor
and Anesth
.
Analge etic.
Anest
sia. In :
esiolo
Philade Longne
gi.
lphia : cker
Sema
WB DE,
rang :
Saunde Murph
Bagia
rs, y SL,
n
1996 : ed.
Anest
188 – Introdu
esiolo
205. ction to
gi
dan Anaest
Terap Miller hesia.
i RD. Philade
Inten Anesth lphia :
th
sif esia. 5 WB
Fakul edition Saunde
tas . rs
Com Mantap Davids
pany, . on JK,
1997 Penerbi Eckhar
: 201- t : dt WF,
14. Perkum Perese
pulan DA.
Long Kontras Clinical
necke epsi Anaest
r DE ,Mantap hesia
Murp .Indone Proced
hy FLsia, No. ure of
. 2 the
Intro Tahun Massac
ducti XII, luisets
on to April – General
anest Juni Hospita
hesia 1992 : l, 4th
. 9th 44-9 ed,
editio Little
n Raj Brown
.Phila Prithvi & Co
delph P. Boston,
ia : Local Toronto
WB Anaest ,
Saun hetics London
ders , In : 1993 :
1997 Ross A,
: 201 editors. 197 –
–14 Textbo 205.
ok of
regiona
Marw Mehrke
l
oto, ns H,
anesthe
Mudz Geiger
sia.
akkir. MP. .
Kom Local
plikas Philade Anaest
i lphia : hetics.
anest Elsevie In :
esi r Periphe
lokal Science ral
dan . 2003 : regiona
penan 120-27. l
ganan 10.
nya. Sweitze Anaest
Majal r B. hesia.
ah Local 3rd.
Ilmia Anaest ed.
h hetics.
Ulm
PKM In : 2005 :
I 16-9.

Volume III,
Nomor 1,
Tahun 2011
59
Jurnal Anestesiologi Indonesia
60
Volume III, Nomor 1, Tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai