Ketua Redaksi:
dr. Uripno Budiono, SpAn
Anggota Redaksi:
dr. Abdul Lian Siregar, SpAn, KNA
dr. Hariyo Satoto, SpAn
dr. Witjaksono, MKes, SpAn, KAR
dr. Ery Leksana, SpAn, KIC, KAO
dr. Heru Dwi Jatmiko, SpAn, KAKV, KAP
dr. Jati Listianto Pujo, SpAn, KIC
dr. Doso Sutiyono, SpAn
dr. Widya Istanto N, SpAn, KAKV, KAR
dr. Yulia Wahyu Villyastuti, SpAn
dr. Himawan Sasongko, SpAn, MSi.Med
dr. Aria Dian Primatika, SpAn, MSi.Med
dr. Danu Soesilowati, SpAn
dr. Hari Hendriarto, SpAn, MSi.Med
Mitra Bestari:
Prof. dr.Soenarjo,SpAn, KMN, KAKV (Semarang)
Prof. dr.Marwoto, SpAn, KIC, KAO (Semarang)
Dr. dr. Sofyan Harahap, SpAn, KNA (Semarang)
Dr. dr. Hari Bagianto, SpAn, KIC (Malang)
Dr. dr. Syarif Sudirman, Sp.An (Surakarta)
Prof. Dr. dr. Made Wiryana, Sp.An, KIC (Denpasar)
Seksi Usaha:
dr. Mochamat, Sp.An
Administrasi:
Maryani, Yulia Sekar Ayu Milasari, SAP
Alamat Redaksi:
Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif FK
UNDIP/ RS Dr. Kariadi,
Jl. Dr. Sutomo 16 Semarang.
Telp. 024-8444346.
Email: info@janesti.com
Website: www.janesti.com
Sejawat terhormat,
Jurnal Anestesiologi Indonesia (JAI) edisi ini memuat beberapa artikel penelitian.
Diantaranya adalah mengenai pengaruh terapi cairan terhadap asam basa tubuh, oral
hygiene pada penderita dengan ventilator mekanik, dan pengaruh penggunaan mesin
Cardiopulmonary Bypass terhadap jumlah leukosit.
Dua tinjauan pustaka, mengenai perkembangan sirkuit anestesi dan awareness dan recall
intraoperatif diharapkan menambah wawasan kita dalam bidang anestesi.
Semoga bermanfaat.
Salam,
TINJAUAN PUSTAKA
Taufik Eko Nugroho, Himawan Sasongko, Soenarjo
Perkembangan Sirkuit Anestesi 36
Sirkuit anestesi atau dikenal dengan sistem pernafasan merupakan sistem yang berfungsi
menghantarkan oksigen dan gas anestesi dari mesin anestesi kepada pasien yang
dioperasi. Sirkuit anestesi diklasifikasikan sebagai rebreathing dan non-rebreathing
berdasarkan ada tidaknya udara ekspirasi yang dihirup kembali
PENELITIAN
ABSTRACT
Keyword: HES 6%, balance solution, NaCl 0,9% solution, pH, SID, chloride level
ABSTRAK
Latar belakang penelitian: Pemberian koloid sebagai preload pada bedah sesar dengan
anestesi spinal lebih efektif dibandingkan kristaloid. Kebijakan pemilihan koloid
berdasarkan jenis pelarutnya mulai dikembangkan terkait dengan dampak terhadap
keseimbangan asam-basa.
Tujuan: Melihat perbedaan pengaruh pemberian preload HES 6% dalam larutan NaCl
0,9% dengan HES 6% dalam larutan berimbang terhadap perubahan pH, SID dan kadar
klorida pada pasien bedah sesar dengan anestesi spinal
Metode: Merupakan uji klinik eksperimental tahap II yang dilakukan secara acak
tersamar ganda, menggunakan consecutive sampling, dibagi dua kelompok (n=24),
kelompok HES 6% dalam larutan berimbang dan HES 6% dalam larutan NaCl 0,9%. Uji
statistik t-test atau Wilcoxon signed rank test digunakan untuk membandingkan nilai
pHSID, dan kadar klorida pada masing-masing kelompok, sedangkan uji statistik
antarkelompok digunakan independent t-test atau Mann-Whitney U-test
Hasil: Nilai pH, SID, dan kadar klorida kelompok HES 6 % dalam larutan
sebelum dan sesudah operasi antara berimbang dan HES 6% dalam larutan
NaCl 0,9% terdapat perbedaan yang 6% terdalam larutan berimbang secara
tidak bermakna (p>0,05) tidak bermakna.
Kesimpulan: Terdapat penurunan pH,
penurunan SID dan peningkatan kadar Kata Kunci: HES 6 %, larutan
klorida pada kelompok HES 6% dalam berimbang, larutan NaCl 0,9 %, pH, SID,
larutan NaCl 0,9% dibandingkan HES klorida
_________________________________________________________________________
3 Status ASA
*distribusi normal
p 0,831* 0,435*
p 0,885* 0,199**
p 0,480* 0,109*
Dari tabel di atas kita lihat bahwa, rerata dalam larutan NaCl 0,9 % tidak ada
nilai pH, SID, dan klorida sebelum dan perbedaan bermakna (p>0,05)
sesudah operasi antara kelompok HES 6
% dalam larutan berimbang dan HES 6% Bila dalam tubuh terdapat penambahan
dalam larutan NaCl 0,9 % terdapat asam, pH akan turun karena asam
perbedan yang tidak bermakna (p>0,05). ditangkap oleh unsur basa dari sistem
penyangga sehingga perubahan pH dapat
PEMBAHASAN dinetralkan. Demikian juga sebaliknya
bila dalam tubuh terdapat penambahan
Karakteristik kedua kelompok penelitian basa, pH akan naik, basa akan diikat oleh
yaitu umur, BMI, status fisik (ASA) asam dari sistem penyangga, sehingga
setelah diuji tidak ada perbedaan kenaikan pH dapat dikurangi. pH yang
bermakna (Tabel 1) sehingga layak untuk konstan dipelihara secara bersama oleh
dibandingkan. sistem penyangga (buffer) tubuh, paru-
paru dan ginjal.6
Pada tabel 3 terlihat pH sebelum dan
sesudah operasi pada kelompok HES 6 % Pada tabel 3 terlihat bahwa nilai SID
dalam larutan berimbang dan HES 6 % sebelum dan sesudah operasi pada
klorida akan diekskresi ke dalam serupa dengan sampel jumlah cairan yang
lambung dari plasma sehingga SID cairan lebih banyak serta jenis operasi yang
lambung menjadi kecil dan karena SID berbeda.
kecil maka [H+] akan lebih banyak dari
[OH-], maka pH akan turun, sehingga DAFTAR PUSTAKA
berdaasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan dengan menjaga SID tetap 1. Birnbach DJ, Browne IM. Anesthesia for
normal dapat diasumsikan pH tubuh juga obstetrics. In: Miller RD. Miller‟s
anesthesia. 6th ed. Pennsylvania:
normal.11 Elsevier Churcill Livingston, 2005; 326-
29.
Kelemahan penelitian ini adalah tidak 2. Mulyono I, Harijanto E, Sunatrio S.
memeriksa secara keseluruhan asam basa Cairan koloid. Panduan tatalaksana
Stewart seperti penilaian terhadap kadar terapi cairan perioperatif. Perhimpunan
Dokter Spesialis Anestesiologi dan
albumin dan unmeasured anionin. Reanimasi Indonesia. 2009; 130-31.
Penelitian ini juga hanya dilakukan pada 3. Abdelrachman RS, Elzeftawy AE, et al.
operasi bedah sesar dengan perdarahan Comparison of colloid versus crystalloid
kurang dari 500 ml, hal ini berhubungan preload for preventation of hypotension
dengan etika dan keselamatan pasien during spinal anesthesia for elective
section caesarian. Tanta Medical
karena belum ada penelitian sebelumnya. Sciences Journal Vol (2) No (1) January
2007; pp. 131-41 ISSN:1687-5788.
4. Rilley ET, Cohen SE, Rubenstein AJ,
SIMPULAN Flanagan B. Prevention of hypotension
after spinal anesthesia for caesarean
Dari penelitian ini didapatkan hasil section: six persent hetastarch versus
bahwa terdapat penurunan pH dan SID lactated ringer solution. AnestAnalg
pada kelompok HES 6% dalam larutan 1995; 81(4):838-42.
5. Ueyama H, Le H, Tanigami H, Mashimo
NaCl 0,9% dibandingkan HES 6 % dalam T, Yoshiva I. Effect of crystalloid and
larutan berimbang secara tidak bermakna. colloid preload on blood volum in the
Selain itu, juga terdapat peningkatan parturient undergoing spinal for elective
kadar klorida pada kelompok HES 6 % caesarian section. Anesthesiology 1999;
dalam larutan NaCl 0,9% dibandingkan 91; 1571-6.
6. Zander R. Fluid management.
kelompok HES 6% dalam larutan Bibliomed, Melsungen (Germany) 2006.
berimbang secara tidak bermakna. www.physioklin.de/immages/stories/pdf/
literatur/Z/fluidmanagement060728.pdf
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran (accesed 6 November 2006).
yang dapat diberikan peneliti antara lain 7. Ery Leksana. SIRS, sepsis,
keseimbangan asam basa, shock dan
HES 6% dalam larutan berimbang dan terapi cairan. SMF/Bag. Anestesi dan
HES 6% dalam larutan NaCl 0,9% dalam Terapi Intensif RSUP dr. Kariadi/Fak.
jumlah 500 mL dapat digunakan sebagai Kedokteran UNDIP Semarang. 2006
cairan preload tanpa mempengaruhi nilai 8. Brill SA, Stewart TR, Brundage SI,
pH, SID, dan klorida secara bermakna, Schreiber MA. Base deficit does not
predict mortality when secondary to
walaupun tampak adanya kecenderungan hyperchloremic acidosis. Shock 2002;
terjadinya peningkatan klorida pada 17: 459-62.
penggunaan HES 6% dalam larutan NaCl 9. Base E, Standl T, Mahl C, Jungheinrich
0,9%. Selain itu, penelitian ini dapat C. Comparisson of 6 HES in balanced
dijadikan dasar pertimbangan untuk electrolyte solution versus 6 % HES
saline solution in cardiac surgery.
memilih jenis cairan koloid sebagai Critical care
cairan preload pada bedah sesar dengan 2006.www.ccforum.com/content/10/SI/p
anestesi spinal serta perlu dilakukan studi 176 (accesed 6 November 2006).
10. Nicholas J. Wilkes, Rex Woolf, Marjorie and crystalloid solutions on acid-base
Mutch, Susan V. Mallett. The effect of and electrolyte status and gastric
balanced versus salin-based hetastarch
11. mucosal perfusion in erderly surgical elektrolit. Dalam: Patofisiologi konsep
patients. Anest-Analg 2001; 93:811-816. klinis proses penyakit. Edisi 1. Jakarta:
12. Finucane BT. Compllications of regional EGC; 1994: 302-23.
anaesthesia. Churchill Livingstone. New 14. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar
York. 2000. metodologi penelitian klinis. Edisi ke 2.
13. Price LA, Wilson LM. Gangguan pada Jakarta: CV Sagung Seto, 2002: p146-5
volume cairan, osmolaritas dan
PENELITIAN
Perbedaan Jumlah Bakteri Orofaring Pada Tindakan Oral Hygiene Menggunakan
Chlorhexidine Dan Povidone Iodine Pada Penderita Dengan Ventilator Mekanik
Mochamat*, Johan Arifin*, Jati Listiyanto Pujo*
*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang
ABSTRACT
Background: Oral hygiene antiseptic is one of the manner can reduce incident
ventilator associated pneumonia (VAP). Chlorhexidine and povidone iodine can reduce
number of bacteria on decontamination oropharyngel process
Objectives: To find the difference in decrease in the number of oropharyngeal bacteria
on oral hygiene with chlorhexidine 0.2% and povidone 0.1% on patients with
mechanical ventilator
Methods: A randomized clinical control trial study on 30 patients with mechanical
ventilator. Patients were divided into 2 groups (n=15), group 1 using chlorhexidine 0,2%
and group 2 using povidone iodine 1%. Each group was given oral hygiene every 12
hours for 48 hours. Each group was taken secretions from the oropharynx before and
after treatment, for later examination in counting the number and type of
oropharyngeal bacteria. Statistical test using paired t-test, Wilcoxon, and Mann
Whitney (with degrees of significance <0.05)
Result: In this study, a decrease in the number of oropharyngeal bacteria of
chlorhexidine group 140±76.625 (significant difference, p =0.000) while in
povidone iodine group amounted to 100.80±97.209 (significant difference,
p=0.008). While the comparative difference test result obtained both groups did not
differ significantly (p-0.234).
Conclusion: The decrease number of oropharyngeal bacteria on oral hygiene with
chlorhexidine 0,2% was not different from povidone iodine 1%
ABSTRAK
Latar belakang: Antiseptik oral hygiene merupakan salah satu cara yang dapat
menurunkan insiden ventilator associated pneumonia (VAP). Chlorhexidine dan
povidone iodine merupakan antiseptik yang mampu menurunkan jumlah bakteri pada
proses dekontaminasi orofaring.
Tujuan: Untuk mengetahui adanya perbedaan penurunan jumlah bakteri orofaring
pada tindakan oral hygiene dengan chlorhexidine 0.2% dan povidone iodine 1% pada
penderita dengan ventilator mekanik.
Metode : Merupakan penelitian Randomized clinical control trial pada 30 penderita
dengan ventilator mekanik. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok (n=15), kelompok
1 menggunakan chlorhexidine 0,2% dan kelompok 2 menggunakan povidone iodine
1%. Masing-masing kelompok diberikan oral hygiene tiap 12 jam selama 48 jam. Tiap
kelompok diambil sekret dari orofaring sebelum dan setelah perlakuan, untuk kemudian
normal (p > 0,05), sedangkan kelompok Jumlah bakteri orofaring yang diambil
povidone iodine memiliki distribusi tidak sebelum dan sesudah mendapat perlakuan
normal (p < 0,05) sehingga untuk uji pada masing-masing kelompok subyek
homogenitas diperlukan Mann Whitney U penelitian ditampilkan dalam tabel
test. Karakteristik jenis kelamin dengan berikut:
skala nominal digunakan uji kai-kuadrat
(x2). Hasilnya didapatkan data homogen
(p > 0,05) dari semua variabel.
Jumlah
bakteri 300±0,0 160±76,625 294,67±20,656 193,87±97,592
Data perubahan jumlah bakteri orofaring pada variabel jumlah bakteri pada
sebelum dan sesudah mendapat perlakuan kelompok chlorhexidine didapatkan
menggunakan uji Shapiro-Wilk dan distribusi normal, maka untuk masing-
didapatkan distribusi data normal (p > masing kelompok penelitian digunakan
0,05) pada kelompok chlorhexidine dan paired T-test. Jumlah bakteri pada
tidak normal pada kelompok povidone kelompok povidone iodine didapatkan
iodine (p < 0,05) distribusi tidak normal (p < 0,05),
sehingga digunakan Wilcoxon Signed
Berdasarkan uji normalitas data Rank Test. Hasil analisis disajikan dalam
sebagaimana terlihat pada tabel di atas, tabel berikut.
P
Variabel Chlorhexidine Povidone iodine
Pre Post Pre Post
P 0,000* 0,008**
*uji dengan paired t-test
**uji dengan Wilcoxon Signed Rank Test
PENELITIAN
Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat Dibandingkan Nacl 0,9% Terhadap
Keseimbangan Asam-Basa Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Regional
M Mukhlis Rudi P*, Hariyo Satoto**, Uripno Budiono**
* Bagian Anestesiologi FK Unsoed/ RSUD Margono Soekardjo, Purwokerto
**Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang
ABSTRACT
Back ground : Administration of crystalloid solution in patients prone for surgery,
especially sectio caesarian rarely completed with blood electrolyte examination previously
so could cause electrolyte imbalance and worse metabolic and healing process. Because of
fluid intervention during surgery, post operative electrolyte examination are important to
control electrolyte level and acid base balance.
Method : An experimental study with double blind randomize control trial method which
purposed to find the better solution, RL or NaCl 0,9% for SID acid base balance on Stewart
method. Patients prepared for sectio caesarian as require for regional anesthesia and
prevent nausea and vomit. At the operation theatre an intravenous line inserted while at the
same time blood venous sample was taken. Before inducing anesthesia patient received pre
medication and fluid “loading” to prevent regional anesthesia induce hypotension. During
surgery patient received crystalloid solution. At the end of surgery venous blood are
examined. The noted data for statistic count in this study is electrolyte level. Statistical t-test
are used in this study.
Result : Pre operative SID of RL (38,58 ± 2,28) show alkalosis state, while SID of NaCl
(37,42 ± 1,18) show acidosis. Post operative mean of RL SID (37,79 ± 1,18) more stable
than alkalosis NaCl SID (39,67 ± 3,10).
Conclusion : Administration of RL solution in caesarean section patients is more benefit
than sodium chloride (NaCl) 0,9% because of it lack effect on SID acid-base balance
shifting.
Keywords : Crystalloid solution, Stewart Acid base balance, caesarian section, regional
anesthesia.
ABSTRAK
Latar belakang: Pemberian cairan pada pasien yang akan operasi, khususnya sectio
caesaria (SC), sebelumnya jarang dilakukan pemeriksaan elektrolit, sehingga dapat
menimbulkan gangguan keseimbangan elektrolit yang akan memperberat proses metabolik
dan penyembuhannya. Pemeriksaan elektrolit setelah operasi sangat penting, karena
intervensi cairan selama operasi, dengan alasan untuk mengontrol elektrolit dan
keseimbangan asam-basa.
Metode: Penelitian ini termasuk eksperimental berupa uji klinik tahap 2 yang dilakukan
secara acak tersamar ganda dengan tujuan untuk mengetahui cairan mana yang lebih
baik, RL ataupun NaCl 0,9% terhadap strong ion difference (SID) keseimbangan asam-
basa yang didasarkan pada metode Stewart.
Februari – Mei 2006, sebanyak 76% (19 kristaloid, RL ataupun NaCl, pada pasien
kasus) mengalami asidosis, sedangkan operatif memerlukan penggantian cairan
sisanya mengalami alkalosis. yang cepat, dengan harapan dapat
mempertahankan kadar oksigen dalam
Setelah pemberian cairan kristaloid, tidak jaringan secara adekuat. Pemberian
dilakukan pengecekan ulang BGA, kristaloid harus tetap memperhatikan
elektrolit dan albumin. Pengecekan ulang kebutuhannya, karena bila berlebih dapat
tersebut merupakan hal yang penting menimbulkan edema yang berat serta
karena berkaitan dengan perbaikan atau dapat mempengaruhi keseimbangan
kesembuhan luka. elektrolit tubuh yang berakibat gangguan
keseimbangan asam-basa.1
Keseimbangan asam basa merupakan
keseimbangan antar komponen elektrolit Penilaian keseimbangan asam-basa
cairan tubuh yang dinilai dengan dengan metode Stewart memiliki
menggunakan persamaan dari Stewart. kelebihan dibandingkan metode
Penilaian didasarkan pada hasil Hendersen-Hasselbalch, dimana
pemeriksaan laboratorium BGA, kelebihan Stewart terletak pada
albumin, dan elektrolit (Na, K, Cl, Mg, konsistensi penilaian pada faktor
PO ) preoperatif dan postoperatif. kompensasi tubuh dalam
4
mempertahankan keseimbangan asam-
Berdasarkan gambaran awal dari kasus basa. Faktor kompensasi yang tidak
yang terjadi pada pasien yang menjalani didapatkan pada Hendersen-Hasselbalch
operasi sectio caesaria dengan regional adalah faktor yang menilai proses
anestesi, maka kejadian yang hampir pertukaran cairan tubuh yang dipengaruhi
sama mungkin akan terjadi pada pasien oleh tekanan onkotik. Penentu tekanan
operatif lain yang menggunakan regional onkotik tersebut adalah albumin.
anestesi dengan perdarahan yang tidak
lebih dari 15% EBV, sehingga pasien- Pemilihan keseimbangan asam-basa
pasien tersebut tidak memburuk Stewart didasarkan pada kenyataan yang
keseimbangan asam-basa dan akan terjadi di ICU (intensive care unit) RSUP
mempermudah perbaikan metabolik yang Dr. Kariadi, bahwa terapi cairan yang
terganggu selama tindakan operasi, didasarkan pada Handersson-Hasselbalch
ataupun pasca operasi. Setelah operasi tidak lebih baik daripada Stewart. Bukti
selesai, sebaiknya pasien dilakukan dari keseimbangan tersebut dinilai dari
pemeriksaan elektrolit, albumin, dan hasil pemeriksaan laboratorium blood gas
BGA ulang, dengan maksud agar dapat analysis (BGA), elektrolit, albumin, dan
mengetahui pengaruh pemberian cairan kondisi obyektif dari pasien. Berdasarkan
tersebut terhadap keseimbangan elektrolit kenyataan di ICU RSUP Dr. Kariadi
dan asam-basa tubuh. tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
yang membandingkan antara cairan dasar
Penelitian yang dilakukan selama ini (RL dengan NaCl 0,9%), karena kedua
hanya berkisar pada masalah cairan tersebut selain murah juga mudah
perbandingan antar cairan kristaloid didapat di daerah. Pemeriksaan yang
terhadap keseimbangan asam-basa akan dilakukan adalah penghitungan
Hendersen-Hasselbalch, akan tetapi strong ion difference (SID) yang
belum dilakukan penelitian yang lebih bersumber dari hasil pemeriksaan
spesifik dengan menggunakan metode elektrolit, sedangkan albumin dan pCO
2
Stewart. Padahal pemberian cairan tidak diperiksa dikarenakan SID (strong
ion difference) lebih mewakili status semua penderita yang dipersiapkan untuk
keseimbangan asam-basa Stewart. Tujuan operasi elektif, usia 20 – 35 tahun, ASA
penelitian ini adalah untuk membuktikan I-II, posisi terlentang, di mana semua
bahwa cairan RL lebih baik dibanding penderita yang memenuhi kriteria
NaCl 0,9% dalam mempertahankan dimasukkan dalam sampel sampai jumlah
keseimbangan asam-basa Stewart dalam yang diperlukan terpenuhi, bersedia
tindakan operasi. menjadi sukarelawan. Berdasarkan
jumlah sampel, maka penderita
METODE dikelompokkan ke dalam 2 kelompok
penelitian, yaitu :
Jenis penelitian ini termasuk
eksperimental berupa uji klinik tahap 2 1. Kelompok A (perlakuan 1) : penderita
yang dilakukan secara acak tersamar dengan diberikan infus RL
ganda dengan tujuan untuk mengetahui 2. Kelompok B (perlakuan 2) : penderita
efektivitas pemberian infus RL dan infus dengan diberikan infus NaCl
NaCL terhadap keseimbangan asam-basa
yang didasarkan pada metode Stewart. Data-data yang dicatat untuk perhitungan
Subyek penelitian ini adalah Semua statistik yang termasuk dalam tujuan
pasien RSUP Dr. Kariadi dengan operasi penelitian ini adalah kadar elektrolit (Na,
elektif ataupun cito sectio caesaria usia K, Cl). Data yang diperoleh dicatat dalam
20-35 tahun dengan status fisik ASA I-II, suatu lembar penelitian khusus yang telah
berat badan 50-70 kg, tinggi badan 150- disediakan satu lembar untuk setiap
170 cm, tidak ada indikasi kontra untuk penderita. Data diolah dan dianalisis
tindakan regional anestesi. Lama operasi dengan komputer menggunakan program
antara 60-120 menit. Penelitian dilakukan SPSS 13.0 dan dinyatakan dalam nilai
di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. rerata ± simpang baku. Uji statistik
Kariadi Semarang menggunakan t-test dan derajat
kemaknaan p < 0,05. Penyajian data
Kriteria inklusi : dalam bentuk tabel.
Umur antara 20 – 35 tahun
Status fisiknya ASA I – II HASIL
Diberikan cairan kristaloid (RL/
NaCl) Penelitian ini menganalisa pengaruh
Pembiusan dengan anestesi pemberian cairan kristaloid RL dan NaCl
regional 0,9% terhadap keseimbangan asam-basa
menurut metode Stewart. Analisa yang
Kriteria eksklusi : dilakukan pada karakteristik penderita
Terdapat permasalahan yang berdasarkan umur dan lama operasi,
timbul yang akibat oleh anestesi distribusi SID kedua kelompok sebelum
regional, seperti alergi, spinal dan sesudah operasi, rerata SID kedua
tinggi ataupun total spinal. kelompok sebelum dan sesudah operasi,
Adanya perdarahan masif serta rerata masing-masing kelompok
sebelum dan sesudah operasi. Penelitian
Dilakukan tindakan anestesi
dilakukan terhadap 48 pasien yang
umum karena anestesi regional
terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 24
gagal
orang diberikan RL dan 24 orang
diberikan NaCl 0,9%.
Cara pemilihan sampel dilakukan dengan
cara Consecutive Sampling terhadap
(n=24) (n=24)
Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov- Nilai SID untuk kelompok SID RL dan
Smirnov diperoleh probabilitas 0,063 SID NaCl dengan mengunakan uji t (p =
atau p > 0,05. Dengan demikian data nilai 0,01) dan Mann-Whitney (p = 0,043),
dari SID RL pasca operasi adalah normal, karena p < 0,05 ini berarti nilai SID dari
sedangkan hasil uji normalitas SID NaCl kelompok SID RL dan SID NaCl setelah
dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh operasi berbeda secara bermakna.
probabilitas 0,455 atau p > 0,05, dengan
demikian data nilai dari SID NaCl pasca
operasi adalah normal.
Median dari SID kelompok SID NaCl NaCl pasca operasi menunjukan
pasca operasi lebih tinggi dibadingkan distribusi agak miring ke kanan, ini
dengan kelompok SID RL pasca operasi berarti kelompok SID RL dan SID NaCl
(grafik 2). Kelompok SID RL dan SID pasca operasi berdistribusi tidak normal.
Tabel 2. Rerata SID pada kelompok RL, NaCl Pra dan Pasca Operasi
Tabel 3. Rerata SID pada kelompok NaCl Pra dan Pasca Operasi
Untuk rata-rata SID NaCl sebelum operasi juga tidak beda jauh yaitu 37,92
operasi adalah 37,42 dengan standar dengan standar deviasi 4,14 ini berarti
deviasi 4,35 ini berarti bersifat asidosis bersifat asidosis (<38).
(<38), sedangkan untuk SID NaCl setelah
Nilai median dari SID kelompok SID tebal median agak kebawah, ini
NaCl pra sama dengan kelompok SID menunjukan distribusi miring ke kanan.
NaCl pasca operasi (gambar 3). Maka dapat dikatakan kelompok SID
Kelompok SID NaCl pra dan SID NaCl NaCl pra dan SID NaCl pasca
pasca operasi mempunyai garis hitam berdistribusi tidak normal.
Untuk rata-rata SID RL sebelum operasi turun menjadi 37,96 dengan standar
adalah 38,58 dengan standar deviasi 2,28 deviasi 0,91 ini berarti bersifat netral
ini berarti bersifat alkalosis (>38), (=38).
sedangkan untuk SID RL setelah operasi
Nilai median dari SID kelompok SID RL atau bahkan alkalosis yang lebih berat,
pasca operasi lebih rendah dibandingkan dikarenakan keseimbangan kadar natrium
kelompok SID RL pra operasi. Kelompok dan kloridanya dalam cairan tersebut.
SID RL pasca menunjukkan garis hitam Namun, bila diberikan larutan RL,
median agak kebawah, berarti distribusi pergeseran keseimbangan asam-basanya
miring ke kanan, sedangkan untuk tidaklah terlalu besar, dikarenakan
kelompok SID RL pra, garis hitam kandungan natrium dan kloridanya
median paling atas ini menunjukan tidaklah sama, selain itu juga adanya
distribusi miring ke kiri, ini berarti tambahan laktat, yang nantinya akan
kelompok SID RL pasca operasi dimetabolisme melalui siklus Kreb yang
berdistribusi tidak normal. kemudian akan di buffer oleh bikarbonat
menjadi asam bikarbonat dan akhirnya
akan dilepaskan melalui paru-paru 1,2,
PEMBAHASAN sehingga tidak sampai menggeser
timbangan asam-basa secara berlebihan
Pemberian cairan pengganti selama ke salah satu sisi.
tindakan operatif, selama ini memang
menjadi suatu hal yang kontroversial Hasil SID untuk kelompok RL dan SID
dalam menentukan mana yang lebih NaCl dengan mengunakan uji t (p=0,253)
efektif dan efisien dalam penggantian dan Mann Whitney (P=0,264), karena p >
cairan. Keduanya dianggap merupakan 0,05 ini berarti nilai SID dari kelompok
cairan dasar yang paling baik yang SID RL dan SID NaCl sebelum operasi
didasarkan pada kandungannya. tidak berbeda bermakna, hal ini mungkin
terjadi, karena intervensi cairan yang
Hasil penelitian yang telah dilakukan, diberikan hanyalah 500 cc dan berfungsi
menunjukkan bahwa infus NaCl 0,9% sebagai ”loading” yang bertujuan untuk
akan berpengaruh pada pergeseran mengatasi kemungkinan terjadinya
keseimbangan asam-basa Stewart, karena hipotensi yang diakibatkan oleh anestesi
apabila pasien dengan SID < 38, regional. Untuk menimbulkan perubahan
kemudian diberikan larutan NaCl 0,9% yang nyata pada SID, paling tidak
dalam jumlah yang disesuaikan dibutuhkan intervensi hingga 3 kali
kebutuhannya, kemungkinan yang timbul perdarahan yang hilang. Kondisi
adalah menjadi asidosis yang lebih berat elektrolit pasien sebelum operasi juga
akan sangat mempengaruhi SID pasca sedangkan 8,33% (SID = 38) terdapat
intervensi.3 pada pemberian infus RL. Kemudian
alkalosis banyak terjadi pada pasien
SID cairan RL dan NaCL 0,9% untuk dengan pemberian RL sebelum operasi
kelompok RL dan NaCl dengan sebesar 58,33%, sedangkan pada NaCl
mengunakan uji t (p=0,01) dan Mann- hanya 16,66%. Berarti kedua kelompok
Whitney (p=0,043), karena p < 0,05 ini tersebut tidak berbeda. Distribusi data
berarti nilai SID dari kelompok SID RL SID pasca operasi, menunjukkan bahwa
dan SID NaCl setelah operasi berbeda asidosis yang berat (SID < 35) terjadi
secara bermakna. Pemberian cairan yang pada pemberian NaCl (25%), alkalosis
disesuaikan dengan perdarahannya, akan juga lebih banyak terjadi pada pemberian
mengakibatkan perubahan pada NaCl (25%).
keseimbangan elektrolit, karena setiap
perdarahan atau keluarnya cairan tubuh Rerata SID kelompok NaCl pra operasi
akan disertai dengan perubahan sebesar 37,42±4,35 dan pasca operasi
keseimbangan elektrolit tubuh.4,5,6 37,92±4,14 menunjukkan bahwa NaCl
bersifat asidosis (<38). Sedangkan pada
Selain itu, bila dilihat tonisitas cairannya, RL rata-rata SID sebelum operasi adalah
NaCl 0,9% lebih hipertonis bila 38,58 dengan standar deviasi 2,28 ini
dibandingkan dengan RL, karena berarti bersifat alkalosis (>38),
mengandung Na+ (154 mmol/L) yang sedangkan SID setelah operasi turun
tinggi, serta Cl- yang tinggi (154 menjadi 37,96 dengan standar deviasi
mmol/L). Padahal kandungan Na+ 0,19 ini berarti bersifat netral (=38).
plasma hanya berkisar antara 135-147 Berdasarkan analisa data yang dilakukan,
mmol/L, sedangkan Cl- plasma sebesar menunjukkan bahwa RL ataupun NaCl
94-111 mmol/L. Pemberian infus NaCl secara statistik berbeda tidak bermakna,
0,9% dalam jumlah yang besar akan akan tetapi perbedaan sebesar 1,00 secara
berakibat pada asidosis.2 klinis sangatlah bermakna.
PENELITIAN
ABSTRACT
Background: Recently more cardiopulmonary bypass device is used on cardiac surgery
procedure. The utilization of cardiopulmonary bypass device is increasing total leukocyte
count which could be one sign the Systemic inflammatory response syndrome (SIRS).
Purpose: to understand the effect of cardiopulmonary bypass device utilization on
leukocyte count increase on cardiac surgery.
Method: this is a prospective cohort observational study on 22 patients that underwent
cardiac surgery using Cardiopulmonary bypass device. Periphery blood samples for the
leukocyte count was obtained pre-sternotomy (Leukocyte 1), pre-cannulation (Leukocyte
2), 15th minute (Leukocyte 3) during CPB and 30th minute (Leukocyte 4) during CPB.
Blood sample was count using automatic device. Paired t-test and Wilcoxon signed ranks
test is used for statistical analysis (confidence interval < 0.05).
Result: patient's data characteristic will be presented as tables. This research shows no
significant results on Leukocyte 2 and Leukocyte 3, p = 0.170 (p > 0.05 ). However, there
is a significant result on Leukocyte 1 and Leukocyte 2, Leukocyte 1 and Leukocyte 3,
Leukocyte 1 and Leukocyte 4, Leukocyte 2 and Leukocyte 4, and Leukocyte 3 and
Leukocyte 4, with p = 0.019, p = 0.026, p = 0.001, p = 0.003 and p = 0.007 (p < 0.05 ),
respectively.
Conclusion: there is an increase on leukocyte count during CPB device utilization
especially on 30th minute. On 15th minute there is no significant increase on leukocyte
count during CPB device utilization.
ABSTRAK
Latar belakang : Prosedur bedah jantung menggunakan mesin cardiopulmonary bypass
semakin banyak dilakukan. Penggunaan mesin cardiopulmonary bypass dianggap
menyebabkan peningkatan jumlah leukosit yang merupakan salah satu tanda terjadinya
Systemic inflammatory response syndrome (SIRS).
Tujuan : untuk mengetahui pengaruh penggunaan mesin cardiopulmonary bypass
terhadap peningkatan jumlah leukosit pada operasi bedah jantung.
Metode : merupakan penelitian cohort observational prospective pada 22 pasien yang
menjalani operasi bedah jantung menggunakan Cardiopulmonary bypass. Pengambilan
sampel darah tepi untuk menghitung leukosit diambil pada saat pra sternotomy (Leukosit
1), pra kanulasi (Leukosit 2), menit ke 15 (Leukosit 3) selama CPB dan menit ke 30
(Leukosit 4) selama CPB. Sampel darah dihitung menggunakan mesin secara otomatis. Uji
statistik menggunakan Paired t-test dan Wilcoxon signed ranks test (dengan derajat
kemaknaan < 0,05).
sisanya 9.1% pasien menjalani DVR serta persentase 81.8% dan sisanya 18.2%
MVR. Pemasangan Swan Ganz tidak dilakukan pemasangan Swan-Ganz.
dilakukan pada 18 pasien dengan
4 Jenis
tindakan
CABG 18 - - 81.8
DVR 2 - - 9.1
MVR 2 - - 9.1
5 Pemasangan
Swan Ganz
Ya 18 - - 81.8
Tidak 4 - - 18.2
Uji normalitas leukosit ditunjukkan pada Hasil uji pada leukosit 2 dengan leukosit
tabel 2, dimana karakteristik subyek pada 3 didapatkan hasil yang tidak bermakna p
leukosit 1, leukosit 2, dan leukosit 3 = 0.170 (p > 0.05). Hasil uji pada
memiliki distribusi yang normal ( p > leukosit 1 dengan leukosit 2, leukosit 1
0.05 ), dan pada leukosit 4 memiliki dengan leukosit 3, leukosit 1 dengan
distribusi yang tidak normal (p < 0.05 ), leukosit 4, leukosit 2 dengan leukosit 4,
sehingga dilakukan uji statsitik dengan dan leukosit 3 dengan leukosit 4,
menggunakan Paired t-test dan uji didapatkan hasil yang bermakna dengan p
Wilcoxon signed ranks. = 0,019, p = 0.026, p = 0.001, p = 0.003,
dan p = 0.007 (p < 0.05).
No. Variabel P
15. Hunt IJ, Day JRS. Cardiac surgery and of the inhibitory mechanisms and strategies. J
inflammation: the inflammatory response and Cardiovasc Surg (Torino). 2000
strategies to reduce the systemic Dec;41(6):849-62.
inflammatory response syndrom . Current 19. Salamonsen RF, Anderson J. Total leukocyte
Cardiology Reviews 2007; 3: 91-98 control for elective coronary bypass surgery
16. Paparella D, Yau TM, Young E. does not improve short-term outcome. Ann
Cardiopulmonary bypass induced Thorac Surg Vol. 79.2005 :2032-2038
inflammation: pathophysiology and 20. Chiba Y, Morioka K, et al. Effects of
treatment. Eur J Cardiothorac Surg depletion of leukocytes and platelets on
2002;21:232-244. cardiac dysfunction after cardiopulmonary
17. Lappegard KT, Fung M, et al. Artificial bypass. Ann Thorac Surg 1998;65:107-1 13
surface-induced cytokine synthesis: effect of 21. Moen O, Hogasen K, et al. Attenuation of
heparin coating and complement inhibition. changes in leukocyte surface markers and
Ann Thorac Surg 2004;78:38-44 complement activation with heparin-coated
18. Kaul TK, Fields BL. Leukocyte activation cardiopulmonary bypass. Ann Thorac Surg
during cardiopulmonary bypass: limitations 1997;63:105-11
TINJAUAN PUSTAKA
ABSTRACT
For an anesthesiologist, an understanding of the functioning of anesthesia delivery systems
is very important. Based on the facts of the American Society of Anesthesiologists Data
(ASA), Caplan found that despite the demands of the patient against the errors of the
anesthesia delivery systems are rare, but when it happens it will be a big problem, which
often result in death or permanent brain damage.1,2 Anesthesia circuit, known as the
respiratory system is a system that functions to deliver oxygen and anesthetic gases from
the anesthesia machine to a patient who was operated. Anesthesia circuit is a pipe / tube
that is an extension of the upper respiratory tract of patients. Rebreathing anesthesia
circuit and is classified as a non-rebreathing based on presence or absence of expiratory
air is inhaled again. This circuit is also classified as open, semi open, semi closed and
closed based on the presence or absence of (1) reservoir bag, (2) expiratory air we breathe
again (rebreathing exhaled gas), (3) components to absorb korbondioksia and expiratory
(CO2 absorber) (4) one-way valve.
ABSTRAK
Bagi seorang ahli anestesi, pemahaman terhadap fungsi dari sistem penghantaran anestesi
ini sangatlah penting. Berdasarkan fakta dari data American Society of Anesthesiologists
(ASA), Caplan menemukan bahwa meskipun tuntutan dari pasien terhadap kesalahan dari
sistem penghantaran anestesi jarang terjadi, akan tetapi ketika itu terjadi maka akan
menjadi suatu masalah yang besar, yang sering mengakibatkan kematian atau kerusakan
otak yang menetap.
Sirkuit anestesi atau dikenal dengan sistem pernafasan merupakan sistem yang berfungsi
menghantarkan oksigen dan gas anestesi dari mesin anestesi kepada pasien yang
dioperasi. Sirkuit anestesi merupakan suatu pipa/tabung yang merupakan perpanjangan
dari saluran pernafasan atas pasien.
Sirkuit anestesi diklasifikasikan sebagai rebreathing dan non-rebreathing berdasarkan ada
tidaknya udara ekspirasi yang dihirup kembali. Sirkuit ini juga diklasifikasikan sebagai
open, semi open, semi closed dan closed berdasarkan ada tidaknya (1) reservoir bag, (2)
udara ekspirasi yang dihirup kembali (rebreathing exhaled gas), (3) komponen untuk
menyerap korbondioksia ekspirasi serta (CO2 absorber) (4) katup satu arah.
_________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Sistem penghantaran anestesi (Anesthesia seorang ahli anestesi, pemahaman
Delivery System) telah bekembang mulai terhadap fungsi dari sistem penghantaran
dari peralatan yang sederhana hingga anestesi ini sangatlah penting.
menjadi suatu sistem yang sangat Berdasarkan fakta dari data American
kompleks yang terdiri dari mesin Society of Anesthesiologists (ASA),
anestesi, sirkuit anestesi, vaporizer, Caplan menemukan bahwa meskipun
pembuangan gas serta monitor. Bagi tuntutan dari pasien terhadap kesalahan
dan hidung penderita sehingga ia dapat tersedia. Walaupun alat ini sederhana,
menghirup uapnya.6 Kemudian tetapi konsentrasi udara dan oksigen yang
Schimmelbusch (1860-1895), seorang masuk dapat diprediksi dan dikontrol.
ahli bedah di Berlin menggunakan Alat ini dapat dilengkapi dengan perlatan
masker yang dapat dipakai untuk yang memungkinkan Intermitent
memberikan kloroform, etil klorida atau Positive- Pressure Ventilation (IPPV)
dietil eter.7 Masker Schimmelbusch dan pembuangan pasif, serta Continuous
berupa masker rangka besi dengan Positive Airway Pressure (CPAP) dan
cekungan untuk mengumpulkan agen Positive End-Expiratory Pressure
4
anestesi yang berlebihan dan dilengkapi (PEEP).
rangka kawat yang dapat dilepas untuk
menahan kain penutup (gambar 3).8
Pada teknik ini sejumlah zat anestesi
inhalasi diteteskan melalui masker yang
dipasang pada wajah penderita diatas
mulut dan hidung. Zat anestesi yang
mudah menguap, seperti ether atau
halothane menetes di atas kain tipis yang
menutupi wajah (masker
Schimmebusch), digunakan pada wajah
pasien. Zat anestesi diteteskan secara Gambar 3. Masker Schimmelbusch
perlahan-lahan di atas masker kemudian
dialirkan oksigen yang cukup Pada sebagian besar dasar alat (gambar
dibawahnya sehingga didapatkan 4), udara diambil melalui alat penguap
sirkulasi udara yang baik di bawah resistensi rendah saat pasien inspirasi.
masker. Ketika proses inspirasi, udara Pasien bernafas spontan dengan udara
melewati kain, menguapkan agen cair ruang dan agen inhalasi, sering
dan membawa zat anestesi dalam menimbulkan saturasi oksigen (SpO2)
konsentrasi tinggi pada pasien. <90%, sehingga dalam situasi ini
Penguapan menurunkan temperatur diperlukan IPPV, suplemen oksigen, atau
masker, mengakibatkan kondensasi uap keduanya. Fraksi inspirasi oksigen (FIO2)
air dan pengembunan serta penurunan dapat ditambahkan dengan menggunakan
tekanan uap anestesi (tekanan uap reservoir tabung terbuka sekitar 400 mL,
sebanding dengan suhu). Turunan dari yang melekat pada sebuah T-piece di sisi
anestesi open drop modern adalah atas vaporizer. Kisaran tidal volume dan
menggunakan vaporizer draw over yang laju pernafasan disebutkan bahwa laju
tergantung pada usaha nafas pasien untuk aliran oksigen 1 L/menit memberikan
mengambil udara ruangan melalui ruang FIO2 (30-40%) atau dengan 4 L/menit
vaporizer.4 memberikan FIO2 (60-80%).4 Beberapa
sistem draw-over komersial yang tersedia
SISTEM DRAW-OVER memiliki beberapa sifat, diantaranya
mudah dibawa, kuat, resistensi rendah
Alat draw-over merupakan rangkaian
terhadap aliran gas, dapat digunakan
nonbreathing yang menggunakan udara
dengan beberapa agen, serta dapat
sekitar sebagai pengangkut gas, walaupun
mengontrol pengeluaran uap.
suplemen O2 dapat digunakan jika
Keuntungan dari sistem draw-over adalah Ini merupakan peralatan anestesi inhalasi
sederhana dan mudah dibawa. Meskipun draw-over yang paling terkenal pada saat
begitu terdapat beberapa kelemahan pada itu. Bagi Angkatan perang India alat ini
sistem ini. Tidak adanya reservoir bag, merupakan perlengkapan anestesi yang
menyebabkan kedalaman tidal volume penting di tempat-tempat terpencil
tidak dapat dinilai selama ventilasi dimana tentara bertugas. OIB (Oxford
spontan. Adanya katup nonrebreathing, Inflating Bellow) merupakan alat yang
katup PEEP, dan rangkaian saringan digunakan untuk bantuan ventilasi
tertutup (filter-close) yang berada pada manual.9 Sedangkan peralatan Triservice
kepala pasien, menyebabkan kesulitan merupakan sistem draw over yang dibuat
pada pembedahan kepala dan leher serta oleh tentara Inggris untuk digunakan
pada kasus-kasus anak. Jika kepala pada saat perang (Gambar 6).10
ditutupi, maka katup nonbreathing sering
tertutup juga.4
EMO merupakan sistem anestesi draw
over yang dirancang oleh Epstein dan
Machintosh di Oxford pada tahun 1952
(Gambar 5).
RANGKAIAN MAPLESON
Insuflasi dan sistem draw-over memiliki
beberapa kelemahan diantaranya
kurangnya kontrol terhadap konsentrasi
Gambar 5. Unit Vaporizer EMO dengan IOB
gas inspirasi dan kedalaman anestesi,
ketidakmampuan untuk membantu atau
mengontrol ventilasi, tidak ada
atau langsung melalui sebuah katup APL merupakan coaxial dari sistem mapleson
yang terbuka. Sebelum inhalasi terjadi, A (Gambar 11). 4,14
jika FGF melebihi menit ventilasi
alveolar, masuknya FGF akan memaksa Sistem Mapleson B dan C
gas alveolar yang tersisa dalam tabung
Kedua sistem ini pada dasarnya adalah
pernafasan untuk keluar melalui katup
sama dan untuk mengurangi tingkat
APL. Jika volume tabung pernafasan
rebreathing pada tingkat yang dapat
sama dengan atau lebih besar dari tidal
diterima, diperlukan FGF sama atau dua
volume pasien, inspirasi berikutnya
kali menit volume diperlukan selama
hanya akan berisi gas segar. 4,14
ventilasi spontan ataupun terkontrol. Dari
Sistem Mapleson A dua sirkuit ini, sistem mapleson C
menjadi kurang efisien karena tidak
Sistem mapleson A atau dikenal sebagai memiliki tabung yang berfungsi menjaga
sistem Magill merupakan susatu sistem pemisahan gas alveoli dengan dead space
yang populer digunakan di Inggris dari gas ekspirasi, dan seluruh volume
(Gambar 10). Pada pernafasan spontan, ekspirasi akan bercampur dalam
selama ekspirasi, bagian pertama dari gas reservoir bag. Meski begitu, merupakan
ekspirasi berasal dari dead space anatomi sistem yang baik untuk ventilasi manual
dan tidak mengandung CO2. Gas tersebut pasien sebelum intubasi. 4,14
berjalan sepanjang tabung corrugated
hingga reservoir bag, akan tetapi tidak Sistem Mapleson B dan C
memasukinya karena kapasitas tabung
Kedua sistem ini pada dasarnya adalah
corrugated melebihi volume tidal. Ketika
sama dan untuk mengurangi tingkat
reservoir bag diisi dan tekanan sirkuit
rebreathing pada tingkat yang dapat
meningkat, katup ekspirasi (katup APL)
diterima, diperlukan FGF sama atau dua
akan terangkat. Pada keadaan ini gas
kali menit volume diperlukan selama
yang akan keluar pada siklus respirasi
ventilasi spontan ataupun terkontrol. Dari
adalah gas alveoli yang mengandung
dua sirkuit ini, sistem mapleson C
CO2. Pada fase ekspirasi yang
menjadi kurang efisien karena tidak
selanjutnya, FGF yang memasuki
memiliki tabung yang berfungsi menjaga
reservoir bag selanjutnya akan mengalir
pemisahan gas alveoli dengan dead space
melalui tabung corrugated dan
dari gas ekspirasi, dan seluruh volume
mendorong gas alveoli yang tersisa.
ekspirasi akan bercampur dalam
Sistem ini baik dalam mengeluarkan gas
reservoir bag. Meski begitu, merupakan
alveoli. Pada sistem ini rebreathing tidak
sistem yang baik untuk ventilasi manual
terjadi hingga FGF turun di bawah 70 %
pasien sebelum intubasi. 4,14
dari minute volume. 4,14
Ketika digunakan untuk ventilasi
mekanik dengan kompresi manual dari
reservoir bag, kemampuan dari sistem ini
untuk mengeluarkan gas alveoli dari
sistem ini menjadi hilang, sehingga
selama inspirasi FGF akan keluar melalui
katup APL. Pada keadaan ini sistem
menjadi tidak efisisen dan diperlukan
FGF 3 kali menit volume untuk
mencegah rebreathing.Sistem Lack Gambar 10. Mapleson A
Sistem Mapleson D
Sistem ini merupakan sistem T-piece
yang memiliki cabang ekspirasi (tabung
corrugated) dengan reservoir bag dan
katup APL pada bagian akhir tabungnya
(Gambar 14). Selama ventilasi spontan
Gambar 11. Sistem Lack
sistem ini bekerja serupa dengan
mapleson E dan F, bahwa volume tidal
adalah kurang dari volume dari tabung
corrugated ekspirasi. Jika volume tidal
melebihi volume tabung corrugated
ekspirasi, campuran gas ekspirasi akan
dihirup dari reservoir bag. 4,14
Selama ventilasi kontrol sistem ini lebih
Gambar 12. Mapleson B efisien dibandingkan dengan mapleson A,
B, atau C. Efisiensi ini disebabkan
pemisahan pipa FGF dengan katup APL
(yang terletak jauh dari pasien). Desain
ini memungkinkan bahwa sebagian besar
gas yang dihirup selama inspirasi
merupakan FGF. Sistem Bain merupakan
coaxial dari sistem mapleson D (Gambar
15). 4,14
Gambar 13. Mapleson C
Sistem Mapleson E
Sistem Mapleson E merupakan T-pieces
yang sederhana dengan akhir cabang
ekspirasi yang terbuka yang
menggantikan reservoir bag. Sistem ini Gambar 17. Sistem Mapleson F (Jackson-Rees)
hanya untuk pernafasan spontan. Ukuran
dan bentuk dari tabung cabang ekspirasi
adalah penting. Tabung ini harus
memiliki diameter yang cukup untuk SISTEM LINGKAR / SISTEM
menghasilkan resistensi yang rendah CIRCLE
pada aliran gas, akan tetapi diameter yang Meskipun rangkaian Mapleson mengatasi
terlalu besar akan menghasilkan beberapa kelemahan dari insuflasi dan
campuran antara gas ekspirasi dan FGF sistem draw-over, tingginya FGF yang
sehingga menyebabkan efisiensi yang diperlukan untuk mencegah terjadinya
berkurang. Kapasitas tabung cabang rebreathing menyebabkan pemborosan
ekspirasi harus melebihi volume tidal agen anestesi, polusi ruang operasi dan
untuk menghindari kemungkinan hilangnya panas pasien dan kelembaban.
terhirupnya udara bebas. Kurangnya Upaya untuk menghindari masalah ini,
kapasitas tabung cabang ekspirasi dapat sistem lingkar menambahkan beberapa
dikompensasi dengan meningkatkan FGF komponen ke dalam sirkuit pernafasan.
(Gambar 16). 4,14 1,4,11,14
penyerap. Absorbent harus diganti bila dengan 50% dari kapasitas penyerap.
50-70 % telah berubah warna. Meskipun Indikator pewarna dapat dipantau melalui
butiran yang telah digunakan dapat dinding transparan penyerap.
kembali ke warna aslinya jika Terpakainya penyerap biasanya pertama
diistirahatkan, tetapi pemulihan kapasitas terjadi pada lokasi dimana gas
CO2 absorbent yang terjadi tidak dihembuskan memasuki penyerap dan
signifikan. Ukuran butiran menunjukkan sepanjang dinding tabung yang halus.
dengan daya serap permukaan yang Absorbers generasi yang lebih baru dapat
tinggi dari butiran-butiran kecil dan aliran digunakan hingga CO2 ditemukan dalam
gas dengan resistensi yang rendah dari gas yang dihirup yang dapat diamati pada
butiran-butiran yang besar. Garam-garam monitor gas anestesi, yang menunjukkan
hidroksida mengiritasi kulit dan selaput saatnya tabung untuk diganti. 1,4,11,14
lendir. Meningkatkan kekerasan sodalime
dengan menambahkan silika
meminimalkan resiko menghirup debu
natrium hidrokida. Karena kapur barium
hidroksida memasukkan air ke dalam
struktur tersebut (air kristal), sehingga
cukup keras tanpa silika. Tambahan air
ditambahkan untuk kedua absorbent
selama pembungkusan untuk memberi
kondisi yang optimal untuk pembentukan
asam karbonat. Sodalime komersial
memiliki kandungan air 14 – 19 %.
Butiran penyerap dapat menyerap dan
kemudian melepaskan sejumlah volatile
anestesi (anestesi yang mudah menguap)
secara signifikan. Alat ini dapat Gambar 18. Carbon dioksida absorbers
merespon untuk induksi yang tertunda
atau muncul. Sodalime yang lebih kering Undirectional Valves (Katup searah)
besar kemungkinan akan menyerap dan
mengurangi anestesi inhalasi. 1,4,11,14 Katup searah, yang berfungsi sebagai
katup pengecek, mengandung sebuah
Carbon dioksida absorbers keramik atau piringan (disk) mika yang
diletakkan horizontal di atas sebuah
Butiran-butiran penyerap yang tempat katup berbentuk cincin (gambar
terkandung dalam satu atau dua tabung 19). Selanjutnya aliran gas mendorong
yang melekat antara kepala dan alas piringan ke atas, memungkinkan gas
lapisan. Bersama-sama, unit ini disebut untuk mengalir melalui sirkuit. Aliran
absorbers (gambar 18). Meskipun besar, balik mendorong piringan melawan
tabung ganda memungkinkan penyerapan tahanan, mencegah refluks. Kerusakan
CO2 yang lebih lengkap, frekuensi katup biasanya disebabkan oleh piringan
perubahan absorbent lebih sedikit/tidak yang bengkok atau wadah yang tidak
banyak, dan resistensi aliran gas lebih sesuai. Katup ekspirasi menerima gas
rendah. Untuk memastikan penyerapan alveolar yang lembab.
lengkap, tidal volume pasien tidak boleh
melebihi volume udara ruang antara
butiran penyerap, yang kurang lebih sama
Inlet gas segar / fresh gas inlet besar laju FGF, semakin sedikit waktu
ditempatkan antara penyerap dan katup yang dibutuhkan untuk mengubah
inspirasi. Posisinya di hilir (ujung) dari konsentrasi gas segar anestesi, yang
katup inspirasi akan memungkinkan gas tercermin dalam sebuah perubahan
segar untuk memotong jalan pasien konsentrasi gas inspirasi anestesi.
selama pengeluaran nafas dan menjadi Kecepatan aliran induksi dan pemulihan
pemborosan (sia-sia). Gas segar yang yang lebih tinggi, dapat mengkompensasi
ditempatkan antara katup ekspirasi dan kebocoran dalam sirkuit dan mengurangi
penyerap akan diencerkan oleh gas resiko campuran gas tak terduga. 1,4,11,14
resirkulasi. Selanjutnya, anestesi inhalasi
dapat diserap atau dilepaskan oleh butiran Dead space
sodalime, sehingga memperlambat
Bagian dari tidal volume yang tidak
induksi dan kemunculannya.
mengalami ventilasi alveolar disebut
Katup APL harus ditempatkan tepat ruang kosong (dead space). Setiap
sebelum abesorber untuk memelihara peningkatan dalam dead space harus
kapasitas penyerapan dan untuk disertai oleh peningkatan yang sesuai
mengurangi pengeluaran gas segar. pada tidal volume jika ventilasi alveolar
Resistensi terhadap udara ekspirasi tetap tidak berubah. Karena terdapatnya
berkurang dangan menempatkan katup searah, perangkat dead space dalam
reservoir bag di cabang komponen suatu sistem lingkar terbatas pada daerah
ekspirasi. Kompresi reservoir bag selama distal titik percampuran gas inspirasi dan
ventilasi terkontrol akan mengeluarkan ekspirasi di Y-piece. Tidak seperti
gas ekspirasi melalui katup APL, rangkaian Mapleson, tabung nafas
sehingga juga memelihara absorbent. panjang tidak mempengaruhi dead space.
1,4,11,14 Seperti rangkaian Mapleson, panjang
rangkaian mempengaruhi compliance dan
Karakteristik Kinerja Sistem Lingkar dengan demikian sejumlah volume tidal
akan hilang ke rangkaian selama tekanan
Kebutuhan gas segar ventilasi positif. Sistem lingkar pada anak
mungkin memiliki suatu septum yang
Dengan adanya absorber, sistem lingkar
membagi gas inspirasi dan ekspirasi di Y-
dapat mencegah rebreathing CO2 pada
piece dan tabung-tabung pernafasan
FGF rendah atau yang dianggap rendah
dengan compliance rendah untuk
(</= 1 L) atau bahkan FGF yang sama
mengurangi dead space, meskipun alat
dengan pengambilan gas anestesi dan
ini jarang digunakan dalam praktek saat
oksigen dari pasien dan rangkaian itu
ini.
sendiri (anestesi sistem). Pada aliran gas
segar lebih dari 5 L/menit, rebreathing Resistensi
begitu minimal sehingga CO2 absorber
biasanya tidak diperlukan. Katup searah dan absorber meningkatkan
resistensi sistem lingkar, terutama pada
Dengan FGF rendah, konsentrasi oksigen laju respirasi yang tinggi dan tidal
dan anestesi inhalasi bervariasi yang volume yang besar. Meskipun demikian,
mencolok antara gas yang dihirup (gas bayi prematur dapat diventilasi dengan
pada fresh gas inlet) dan gas inspirasi sukses dengan menggunakan sistem
(gas pada inspiratory limb dari tabung lingkar.
pernafasan), yang merupakan campuran
gas segar dan gas yang dihembuskan
yang telah melewati penyerap. Semakin
Pemeliharaan kelembaban dan panas 2. Eisenkraft JB, Longnecker DE, Brown DL,
Newman MF, Zapol WM. Anesthesia
Sistem penghantaran gas medis Delivery System. In: Anesthesiology. New
memberikan gas-gas yang tidak York : McGraw-Hill, 2008; 767 – 820
3. Bready LL, Mullin RM, Noorily SH.
dilembabkan ke sirkuit anestesi pada Anesthesia Breathing System. In: Decision
suhu kamar. Gas ekspirasi dipenuhi Making in Anesthesiology. 4th ed. Texas :
dengan uap air pada suhu tubuh. Oleh Mosby Elsevier, 2007; 14-8
karena itu, panas dan kelembaban gas 4. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ.
inspirasi tergantung pada proporsi relatif Breathing System. In: Clinical
Anesthesiology. 4th ed. McGraw-Hill. New
dari gas rebreathing ke gas segar York: Lange Medical Books, 2006; 242-52
inspirasi. Aliran yang tinggi akan disertai 5. Roth PA, Howley JE. Anesthesia Delivery
dengan kelembaban yang relatif rendah, Systems. In: Basic of Anesthesia. 5th ed.
sedangkan aliran yang rendah Philadelphia: Elsevier, 2007; 185-205
memungkinkan saturasi air yang lebih 6. Michael AE, Ramsay, MD. Anesthesia and
Pain Management at Baylor University
besar. Butiran absorbent menghasilkan Medical Center. New York: BUMC
sumber panas yang signifikan dan Proceedings, 2000; 151- 65.
kelembaban di dalam sistem lingkar. 7. Atkinson RS, Rushman, GB, Lee, Alfred J.
A Synopsis of Anaesthesia - Asian Economic
Kontaminasi bakteri ed. Singapore: Elsevier, 1988; 4 - 12
8. Col AK, Bhargava. Early Devices for
Resiko terdapatnya mikroorganisme pada Inhalation of Ether and Chloroform. Indian
komponen-komponen sistem lingkar Journal Anaesthesia, 2003: 47(3); 176 - 7
9. Col AK, Bhargava. Anaesthetic Devices.
secara teoritis dapat mengakibatkan Indian Journal Anaesthesia, 2003: 47(6); 437-
infeksi saluran pernafasan pada pasien 8
yang menggunakan sirkuit ini berikutnya. 10. Aitkenhead AR, Rowbotham DJ, Smith G.
Karena alasan ini, penyaring bakteri Anaesthetic Apparatus. In: Textbook of
kadang-kadang ditambahkan ke dalam Anesthesia. 4th ed. Philadelphia: Livingstone,
2002; 380 – 90
tabung pernafasan inspirasi atau ekspirasi 11. Barrash Pg, Cullen BF, Stoelting RK.
atau di Y-piece. Delivery System for Inhaled Anesthetics. In:
Clinical Anesthesia. 5th ed. Yale: Lippincott
Kekurangan sistem lingkar Williams & Wilkins, 2006; 558-94
12. Ward CS. Breathing Attachment and Their
Meskipun sebagian besar masalah Components. In: Anaesthetic Equipment –
rangkaian Mapleson terselesaikan oleh Physical Principles and Maintenance.2nd ed.
sistem lingkar, sistem ini tetap memiliki Portsmouth: Baillier Tindall, 1985; 122 - 70
13. Ward C, Moyle JT, Davey A. Breathing
kekurangan, seperti ukuran lebih besar System and Their Components. In: Ward‟s
dan kurang praktis dibawa, meningkatnya Anaesthetic Equipment. 4th ed. London:
kompleksitas, mengakibatkan resiko Saunders, 1992; 109 - 30
tinggi pemutusan atau malfungsi, 14. White DC, Calkins J. Anesthetic Machine
meningkatkan resistensi, dan kesulitan and Breathing System. In: General
Anesthesia. 5th ed. Philadelphia: Butlerworth
memprediksi konsentrasi gas inspirasi International edition, 1989; 440 – 54
selama FGF rendah. 1,4,11,14
DAFTAR PUSTAKA
1. Brockwell RC, Andrews JJ. Inhaled
Anesthetic Delivery Systems. In: Miller‟s
Anesthesia.7th ed. San Fransisco : Elsevier,
2010. ebook
TINJAUAN PUSTAKA
Awareness dan Recall Intraoperatif
Aunun Rofiq*, Witjaksono*, Widya Istanto Nurcahyo*
*Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang
ABSTRACT
ASA reports the latest on intraoperative awareness conducted by the ASA is centered
around the postoperative recall. As can be inferred from this chapter, introperatif
awareness and postoperative recall is not a phenomenon that is not related at all, thereby
allowing clinicians and researchers to use one of the two partially substitute for the other.
Recall that typically do not provide actual estimates of the incidence of intraoperative
awareness and simply represents the peak of the iceberg phenomenon. Monitor brain
function can not be predicted with less recall very well, but better than the traditional
autonomic parameters in knowing lost or the emergence of consciousness. Monitor brain
function represents the rapid developments in anesthesia practice management. The ability
to recognize intraoperative awareness and prevention by maintaining a depth of hypnosis
level, offers great potential to prevent postoperative recall.
ABSTRAK
Laporan ASA terbaru mengenai awareness intraoperatif yang dilakukan oleh ASA
dipusatkan seputar recall postoperative. Seperti dapat disimpulkan dari Bab ini,
awareness introperatif dan recall postoperative bukanlah fenomena yang tidak
berhubungan sama sekali, sehingga membolehkan para klinisi dan peneliti untuk
menggunakan salah satu di antara keduanya sebagia substitusi bagi yang lain.
Recall secara khas memberikan estimasi yang tidak sebenarnya terhadap insidensi
awareness intraoperatif dan hanya merepresentasikan puncak dari fenomena gunung es.
Monitor fungsi otak tidak dapat memprediksi recall dengn sangat baik, tetapi lebih baik
dari parameter otonom yang tradisional dalam mengetahui hilang atau timbulnya
kesadaran. Monitor fungsi otak merepresentasikan perkembangan yang pesat dalam
manajemen praktek anestesi. Kemampuan untuk mengenali awareness intraoperatif dan
pencegahannya dengan mempertahankan kedalaman tingkat hypnosis, menawarkan
potensi yang besar untuk mencegah recall postoperative.
_________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
sehingga seringkali dibantu dengan alat salah terjadi?”). Monitoring yang adekuat
bantu pernafasan. bergantung pada penggambaran yang
benar tentang keadaan pasien, sehingga
DEFINISI akan menimbulkan pertanyaan: apakah
kesadaran intraoperatif ini disertai
Istilah kesadaran (awareness) masih memori postoperatif? Bagaimana
kontroversial. Sejauh ini, laporan dari menguraikan kedua hal yang
ASA yang didiskusikan di akhir tulisan berhubungan namun tidak sama ini akan
ini belum dapat menjawab kerumitan kita diskusikan pada tulisan ini.
mengenai awareness ini. Salah satu yang
membuat kontroversi adalah istilah Untuk saat ini, mari kita bedakan
awareness yang masih ditujukan pada awareness dengan recall dan awareness
consciousness. Tentu saja, hilangnya tanpa recall. Walaupun konsekuensi dari
consciousness merupakan periode klinis awareness tanpa recall tidak diketahui,
yang umum, dan merupakan endpoint namun kami mempertimbangkan adanya
yang penting pada intraoperatif. Tetapi, hubungan antara kejadian dan fenomena
apa yang sebenarnya hilang ketika pasien awareness dengan recall yang belum
mulai hilang consciousness-nya? Prinsip dapat dimengerti sepenuhnya.
biologi pada keadaan mental ini, atau
keadaan yang semisal dengannya, belum Nah, walaupun telah diberi anestesi
dapat ditentukan secara pasti walaupun dengan perhitungan yang teliti dari dokter
telah banyak menarik perhatian para ahli anestesi, dilaporkan 1-2 dari 1000
ilmuwan.1 Karena alasan ini, secara orang mungkin mengalami “anaesthesia
praktis, kita dapat mengadopsi beberapa awareness”, yaitu tersadar selama
definisi. Umumnya, awareness pembiusan, dengan berbagai tingkatan.
merupakan keadaan didapatkannya Ada yang tersadar penuh, setengah
pengalaman secara sadar (seperti seorang tersadar, atau hanya sedikit tersadar.
yang mengatakan, “saya mendengar
seseorang berbicara”).2 Namun, pada Ada beberapa bentuk kesadaran ini,
anestesi klinik, istilah ini mempunyai antara lain:
makna yang berbeda, yaitu merujuk pada
adanya memori pada pasien atau mampu 1. Pasien sadar, dapat bergerak, tapi
mengingat tindakan bedah yang tidak merasakan sakit. Pasien
dilakukan (recall) (seperti, pasien semacam ini mungkin mendapatkan
berkata: “Saya mendengar dokter bedah analgesik yang cukup, tetapi kurang
bicara”). Oleh karena itu, ketika cukup obat untuk melemaskan otot
mendiskusikan mengenai awareness dan obat biusnya.
selama anestesi, kita tidak hanya merujuk 2. Pasien sadar, tapi tidak bisa bergerak
pada pengalaman subjektif, tetapi juga atau berteriak, dan tidak merasakan
memori yang ada. Perbedaan yang sakit. Pasien ini mungkin
signifikan ini, yaitu antara pengertian mendapatkan obat analgesik dan
awareness dari literatur dan yang pelemas otot dengan dosis yang
digunakan dalam anestesi klinis, akan cukup, tetapi kurang dalam obat
menjadi jelas ketika kita membicarakan biusnya.
tentang teknik monitoring (lihat Bab 3. Yang paling mengerikan buat pasien
tentang “ apakah terdapat tanda adalah jika pasien sadar, merasakan
peringatan selama anestesi yang sakitnya operasi, tetapi tidak bisa
memberitahu kita bahwa sesuatu yang bergerak atau berteriak, atau
Intubasi sulit (ingat untuk memberikan dosis ulang obat anestesi i.v)
Adanya faktor risiko (dosis obat yang inadekuat mungkin dibutuhkan untuk menghindari efek
samping)
Recall seringkali terjadi dalam fase pada individu laki-laki dan perempuan
maintenance dari anestesi (80-85%), dan atau tidak,23 atau kecenderungan yang
sejumlah faktor-faktor yang lebih besar pada wanita dalam
mempengaruhi telah teridentifikasi (lihat penyimpanan obat dalam tubuh.
tabel 26-3). Di sisni, pelayanan anestesi Penelitian yang luas mengenai awareness
di bawah standar menjadi penyebab pada gender yang berbeda belum
sebagian kecil kasus (43%), dan memberikan hasil yang bermakna.8,9
pembiayaan pengobatan pasien
dibebaskan pada sekitar setengah dari Perbedaan individu
kasus yang ada. Sebanyak 84% dari
penuntut terhadap kasus recall menderita Persyaratan anestesi yang berbeda untuk
ditress emosional yang sementara, di setiap individu yang satu dengan yang
mana 10% di antaranya akan berkembang lain, dapat mencegah efek anestesi seperti
menjadi PTSD. munculnya awareness. Pertanyaan apakah
beberapa orang lebih mudah mangalami
Sebuah penelitian tertutup yang lebih awareness daripada sebagian orang
jauh menunjukkan bahwa, tidak lainnya jarang disebutkan. Laporan kasus
bergantung pada standar pelayanan, yang ada umumnya tidak
opiod-based anestesi intraoperatif, muscle menggambarkan pola yang umum pada
relaksan, dan tidak adanya agen anestesi pasien yang mengalami awareness
inhalasi atau dalam konsentrasi rendah postoperative, namun faktor risiko
meningkatkan jumlah tuntutan untuk lainnya telah banyak didiskusikan
recall setelah anestesi general.15 Variabel dibandingkan dengan karakter individu.
yang lain, seperti usia, status ASA, Sedikit pengecualian adalah adanya
petugas anestesi, penggunaan riwayat depresi 11 dan riwayat
benzodiazepine, perbedaan teknik mengalami awareness sebelumnya18,
induksi, dan agen inhalasi atau intravena, kedua faktor ini dapat membuat orang-
secara umum tidak mempengaruhi orang tertentu mempunyai risiko yang
kejadian recall. Jenis kelamin perempuan lebih besar mengalami awareness.
juga berhubungan dengan peningkatan Pengaruh dari ansietas dan distress
jumlah tuntutan terhadap kejadian recall, preoperatif 11 pada terjadinya awareness
walaupun tidak jelas apakah peningkatan intraoperatif masih controversial 12,
faktor risiko internal ini menggambarkan walaupun stress menimbulkan pengaruh
perbedaan metabolism obat yang berbeda neuromodulatori yang meregulasi
anestesi general. Beritahu pasien bahwa episode awareness yang berat dapat
awareness dengan recall dapat terjadi memicu pasien menjadi marah dan
terlambat atau mungkin absen sementara kecewa. Ajukan pertanyaan tambahan
karena residu obat sedasi dan obat yang (tabel 5) untuk mengeksplor pengalaman
menginduksi amnesia. Idealnya, yang dirasakannya, atau minta orang lain
pertanyaan tersebut diajukan selama di melakukannya, jika anda tidak leluasa
PACU atau sebelum penghentian melakukannya. Jangan mengabaikan
anestesi. Ini akan menjamin kevalidan pasien, dan pastikan untuk terus
penilaian terhadap memori. Ketika mengelola pasien. Ditambah,
berhadapan dengan pasien yang mungkin mewawancarai pasien sebelum
akan mengalami awareness, penting meninggalkan PACU atau rumah sakit
untuk mengobati pasien dengan benar adalah penting untuk memfasilitasi
(lihat tabel 4). Respon empati kita, adanya diskusi dan penjelasan yang
dengan penjelasan yang baik, akan dibutuhkan. Jika simptom menetap,
membantu Pasien memahami apa yang PTSD (tabel 2) dapat berkembang, dan
terjadi dan memaklumi kesalahan yang penting untuk merujuknya pada dokter
mungkin terjadi. Sebaliknya, pengabaian psikiatri atau psikoterapis untuk
terhadap pasien, penolakan terhadap mengobatinya.
pengalaman yang dirasakannya atau
Jaga komunikasi dan bagaimana mengelola pasien dengan penuh rasa hormat
Mewawancarai pasien setelah operasi
Dapatkan pengalaman yang dirasakan pasien dengan detail, jika ada
Jika awareness terjadi, mintalah maaf kepada pasien
Memberikan simpati kepada pengalaman yang tidak menyenangkan
Percaya pada kebenaran apa yang dikeluhkan pasien
Jelaskan apa yang (mungkin) terjadi, dan mengapa
Tawarkan diskusi ulangan dan rujukan ke psikiatri
Beritahu dokter bedah dan sejawat lain yang berhubungan
Buatlah keluhan yang dilaporkan pasien dalam grafik
Follow-up atau rencanakan untuk melakukan follow-up (1 minggu/1 bulan) setelah penghentian anestesi
Catatan pada CM pasien akan muncul dalam jumlah yang cukup (76%)
mempersiapkan tindakan apa yang akan dari kasus awareness, dan pada kasus
dilakukan untuk meperbaiki keadaan control sebanyak 21%. Penelitian lain
pasien. Selain itu, jika komunikasi di mengesankan tanda klinis bukanlah
antara staf di ruang operasi yang hanya parameter yang sensitif dan spesifik
berisi hal-hal yang professional dan untuk mengukur tinggi rendahnya
menghormati pasien, memori buruk yang kemungkinan terjadinya awareness.
potensial akan berkembang tidak perlu
ditakuti. Konsentrasi Gas End-Tidal
10 detik. Jika tidak ada respon, ulangi stilmuasi auditori. Untuk contoh seperti
perintah untuk memastikan pasien ini, kami merekomendasikan untuk
memang tidak merespon. Selain itu, jika mengulang memerintahkan pasien untuk
pasien tidak memegang tangan anda, memegang tangan anda dua kali dan lihat
minta ia untuk memegang tangan anda apa yang terjadi. Jika ada respon, ulangi
dua kali. Tidak adanya respon terhadap lagi beberapa saat kemudian (dalam 5-10
perintah mungkin diakibatkan oleh menit). Jika pasien kembali sadar, ia akan
respon yang tidak adekuat yang merespon dengan baik dalam 5-10 menit.
menggambarkan munculnya kelemahan
(pasien merespon, tetapi tidak cukup
kuat), atau ini mungkin adalah reflex dari
Secara umum, disepakati bahwa respon sedang merasakan nyeri. Jangan kaget
terhadap perintah untuk memegang mendapatkan beberapa pasien baik-baik
tangan dua kali yang didapatkan dengan saja padahal mereka dalam keadaan
jelas, membuktikan bahwa pasien dalam setengah bangun (partially awake). Kita
keadaan awareness. Ketika pasien harus membandingkan dengan pasien
memegang dua kali terhadap perintah yang merespon perintah dengan jelas dan
yang diberikan, (gambar 26-1), tegaskan konsisten tetapi tidak menginginkan
bahwa ia telah bangun dan lanjutkan anestesi yang lebih dalam.
dengan mengeksplor apa yang ia rasakan.
Minta ia untuk memegang dua kali lagi Dua catatan akhir pada gerakan. Pertama,
(atau tiga kali!) untuk melihat apakah pastikan untuk menjawab gerakan ketika
keadaannya baik-baik saja, atau untuk anda melihatnya, baik dengan respon
meregangkan jari-jarinya. Kita menilai gerakan yang jelas, samar, atau tak
perasaan pasien selama ia menerima infus teratur. Karena pasien dapat kehilangan
sedasi yang dalam. 25 Selain itu, anda kemampuan untuk memonitor
juga dapat mengeksplor keinginan keinginannya untuk bergerak di bawah
mereka untuk mendapatkan anestesi yang pengaruh obat sedatif (lhat bagian, “Apa
lebih dalam atau untuk melihat apakah ia yang harus Dilakukan?” dalam subbagian
intraoperatif), menjawab gerakan akan
Kunjungan Preoperatif, menyebutkan possible awareness, khususnya kasus dengan risiko tinggi: section
cesarean, trauma, bedah thoraks, obesitas, penyalahgunaan obat atau alcohol, riwayat awareness sebelumya
Epiphenomena: Apakah yang Ada di juga telah tercatat pada hipotensi sistolik
dalam Monitor? intraoperatif. Namun, faktor komorbiditas
tetap muncul sebagai faktor risiko
Hasil Jangka Pendek dan Jangka terbesar. Penelitian ini mengesankan
panjang penyebab yang mungkin dan telah
terkonfirmasinya hubungan efek antara
Monitoring status hipnosis dengan
dalamnya sedasi dan mortalitas,
menggunakan teknologi mutakhir (EEG)
monitoring terhadap kedalaman anestesi
mungkin bukan hanya bermanfaat saat
membuktikan pentingnya manajemen
anestesi, tetapi juga mempunyai implikasi
pasien, sehingga hasil observasi ini
pada prosedur operasi. Dibandingkan
membutuhkan penelitian yang lebih jauh.
dengan prosedur yang tidak
menggunakan monitor, titrasi sampai Insidensi yang Lebih Rendah
mencapai level hipnosis yang optimal
(cukup untuk mencegah awareness Tes tolok terhadap monitoring efikasi
namun tidak terlalu dalam), dapat adalah untuk mengetahui apakah
mengurangi semua efek samping obat teknologi yang digunakan dapat
dan secara umum mempercepat proses menurunkan insidensi awareness, yaitu
recovery, sebagai contoh penghentian di apakah teknologi dapat mereduksi
PACU.48,49 Sebagian besar bukti datang kejadian recall postoperative pada
dari penelitian dengan menggunakan BIS, penelitian control random. Karena recall
tetapi efek sekunder sekarang juga setelah anestesi jarang terjadi, jumlah
ditemukan pada AER dan pengukuran sampel yang besar dibutuhkan untuk
spectral. menggambarkan perbedaan antara
kelompok yang dimonitor menggunakan
Lebih jauh, ini juga berguna untuk teknologi dan kelompok yang dimonitor
merubah pengalaman dramatis. dengan alat pengukur lainnya. Pada saat
Manajemen anestesi selama operasi ini, penelitian control random hanya
sementara ini berimplikasi terhadap dilakukan dengan menggunakan BIS 18.
angka mortalitas dalam 1 tahun lebih. Di US, penelitian tentang awareness
Setelah laporan postoperative inisial,50 dengan menggunakan BIS, dengan
dua buah penelitian prospektif di Eropa51 kehadiran dokter anestesi selama
dan US52 terbaru memperkenalkan penelitian, menemukan tidak adanya
masalah ini pula. Keduanya menemukan hubungan antara penggunaan BIS dengan
angka yang signifikan (lebih dari 1000 insidensi awareness yang ditemukan.8
dan 4000) pasien nonkardiak dan hasil Pada penelitian control random yang
observasi terhadap angka kematian dalm dilakukan di Australia pada orang dewasa
1 tahun post operatif adalah sekitar 5,5%. dengan risiko tinggi terhadap terjadinya
di antara banyak faktor yang telah awareness, sekitar 2500 pasien diberikan
dilaporkan yang berhubungan dengan anestesi dengan monitor BIS di mana
kematian, kedua kelompok ini dikenali ketika diberikan anestesi dilakukan
dengan durasi dari anestesi yang dalam penyesuaian untuk memepertahankan
(waktu kumulatif), seperti diukur dengan BIS pada 40-60 di antara laringoskop dan
BIS<45, melengkapi faktor risiko yang penutupan luka, atau untuk perawatan
independen. Setiap jam dari anestesi rutin, di mana sensor EEG digunakan
dalam, memberikan peningkatan 24% tetapi unit monitoring BIS tidak
risiko kematian dalam 1 tahun post diaktifkan. Observasi blind pada
operasi, dibandingkan dengan durasi total kelompok ini melakukan folow-up
anestesi. Risiko yang tidak signifikan terhadap awareness dengan menggunakan
sistematika kuesioner yang sudah tantangan baru, karena EEG normal pada
dijelaskan sebelumnya.8,9 (tabel 26-1). anak sangat berbeda dengan dewasa tidak
Seperti sebelumnya, hasil pengukuran hanya pada jumlah yang besar, yang
yang utama adalah insidensi awareness menampilkan variasi yang besar.
yang terkonfirmasi. Anestesi dengan Parameter EEG ini seperti BIS kurang
menggunakan BIS mengurangi insidensi dapat dipercaya pada anak (tetapi lihat
sebanyak 82% (dari 11 menjadi 2 kasus), penelitian sebelumnya57). Secara umum,
sebuah angka yang menyerupai perubahan aktivitas elektrik pada otak
penemuan pada penelitian control selama pertumbuhan dan perkembangan
nonrandom di Swedia, dengan pasien membutuhkan pertimbangan kespesifikan
nonkardiak risiko rendah.53 penelitian usia dan kehati-hatian dalam
control trial di Australia, menemukan menginterpretasikan data EEG pada anak.
potensi yang jelas untuk mereduksi recall
postoperative dengan menggunakan Poin Kunci
teknik monitoring cerebral dibandingkan
1. Laporan ASA terbaru mengenai
dengan monitoring tradisional. Pada
awareness intraoperatif yang
kelompok ynag dimonitor dengan BIS,
dilakukan oleh ASA58 dipusatkan
awareness terjadi pada nilai di atas 55,
seputar recall postoperative. Seperti
yang sebanding dengan nilai dari
dapat disimpulkan dari Bab ini,
observasi terhadap respon yang jelas pada
awareness introperatif dan recall
perintah, yaitu 55-6025,26, mirip dengan
postoperative bukanlah fenomena
petunjuk dari pabrik untuk
yang tidak berhubungan sama sekali,
mempertahankan nilai di bawah 60 untuk
sehingga membolehkan para klinisi
menghindari awareness intraoperatif.
dan peneliti untuk menggunakan
Bagaimana awareness Mengenai salah satu di antara keduanya sebagia
Anak-Anak? substitusi bagi yang lain.
2. Recall secara khas memberikan
Kejadian dan pencegahan awareness pada estimasi yang tidak sebenarnya
anak-anak lebih controversial daripada terhadap insidensi awareness
pada dewasa. Mungkin karena intraoperatif dan hanya
pengambilan informasi yang lebih rumit, merepresentasikan puncak dari
penelitian tentang awareness pada anak fenomena gunung es.
ini jarang dilakukan. Sebuah penelitian 3. Monitor fungsi otak tidak dapat
prospektif terbaru, menunjukkan memprediksi recall dengn sangat
insidensi sebanyak 0,8%, mengesankan baik, tetapi lebih baik dari parameter
bahwa anak lebih berisiko 4-8 kali otonom yang tradisional dalam
daripada dewasa, sehingga perlu mengetahui hilang atau timbulnya
55
diperhatikan. saat ini, tidak jelas apakah kesadaran.
insidensi yang lebih besar ini adalah
sesuatu yang unik pada anak- Monitor fungsi otak merepresentasikan
sebagaimana peningkatan persyaratan perkembangan yang pesat dalam
anestesi-, atau apakah ini merefleksikan manajemen praktek anestesi.
sebuah overestimate karena spesifiknya Kemampuan untuk mengenali awareness
penelitian dan prosedur penilaian yang intraoperatif dan pencegahannya dengan
dilakukan. mempertahankan kedalaman tingkat
hypnosis, menawarkan potensi yang
Monitoring intraoperatif terhadap besar untuk mencegah recall
awareness pada anak juga menjadi postoperative.