Anda di halaman 1dari 15

BUKU PANDUAN PENDIDIKAN

Program Pendidikan Dokter Spesialis-1


(PPDS-1)
Anestesiologi
dan
T e r a p i 9I n t e n s i f

Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif


Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Jl.Pasteur No.38 Bandung


(022) 2038285
Buku PanduanPendidikan Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif

DepartemenAnestesiologi dan Terapi Intensif


FakultasKedokteranUniversitasPadjadjaran
RSUP Dr. Hasan SadikinBandung
2016/2017
BUKU PANDUAN PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
ANESTESIOLOGIDAN TERAPI INTENSIF
2016/2017

Tim Penyusun

Staf Pengajar Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif


Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
LEMBAR PENGESAHAN

Buku Panduan Pendidikan Dokter Spesialis ini


telah disahkan pada tanggal yang tertera dibawah ini

Bandung, 1 Mei 2016

Ketua Program Studi Kepala Departemen


Anestesiologi dan Terapi Intensif Anestesiologi dan Terapi Intensif

Dr. Iwan Fuadi, dr.,SpAn, KNA, Mkes Ruli H Sitanggang, dr.,SpAnKIC,KAP,MKes

Dekan Fakultas Kedokteran Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin,


Universitas Padjadjaran,

Dr.Yoni Fuadah Syukriyani, dr.,SpF.,DFM Ayi jembarsari, dr., MARS


Kata Pengantar

Dr. Iwan Fuadi, dr., SpAn,KNA, M.Kes.


Ketua Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Unpad/RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur hanya bagi Allah Subhanahuwata’ala karena
dapat diterbitkannya Buku Panduan PendidikanProgram studi Anestesiologi dan Terapi Intensif
edisi 2016. Penerbitan Buku Panduan edisi terbaru ini menjadi penting karena edisi terakhir yang
dikeluarkan Prodi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
adalah tahun 2015. Pada tahun 2015 Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif (KATI) telah
menerbitkan Standar Kompentensi Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi Indonesia. Sehingga
dengan demikian Buku panduan edisi tahun 2016 perlu diperbaiki untuk mengikuti kemajuan.

Adapun rujukan yang digunakan terdiri dari Undang-Undang Guru dan Dosen, Peraturan
Pemerintah tentang Pendidikan, Standar Kompentensi Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi
dan Terapi Intensif (KATI), buku panduan dan pedoman yang dikeluarkan oleh Universitas
Padjadjaran, dan lain-lain seperti yang tercantum di halaman belakang.

Diharapkan buku panduan ini dapat menjadi pedoman bagi peserta didik atau calon peserta
didikprodi Anestesiologi dan Terapi Intensif, para pembimbing, pendidik, dan penilai, sehingga
dapat mengenal dan memahami lebih jelas mengenai Program Pendidikan Dokter Spesialis-1
(PPDS-1) Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran yang pelaksanaannya dilakukanan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dan RS
Jejaringnya.

Kami mencoba menyusun buku panduan ini seefisien dan sepraktis mungkin agar menjadi lebih
mudah dalam penerapannya, walaupun sudah dapat dipastikan masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu kami senantiasaterbuka menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
menjadikan buku panduan ini lebih baik lagi.

Akhir kata, kami ucapkan banyak terimakasih kepada Ketua Program Studisebelumnya, Kepala
Departemen, staf pengajar dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang
telah banyak berjasa dalam penyusunan buku panduan ini.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, Mei 2016


Ketua Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif

Dr. Iwan Fuadi, dr., SpAn, KNA, M.Kes.


NIP. 19711209 199903 1002
Kata Pengantar

Ruli Herman S., dr., SpAn, KIC, KAP, M.Kes.


Kepala Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Unpad/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Periode 2014-2017

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur hanya bagi Allah Subhanahuwata’ala karena
dapat diterbitkannya Buku Panduan Pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif edisi 2016.

Akreditasi yang akan dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan
Indonesia (LAM-Ptkes) akan dilaksanan tahun 2017 dan buku panduan ini adalah sebagai salah
satu syarat untuk akreditasi pendidikan spesialis anestesiologi dan terapi intensif.

Buku Panduan Pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif berisi sejarah, proses penyelenggaraan
pendidikan, evaluasi dan penilaian, tata tertib dan sanksi yang berlangsung di Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Unpad.

Akhir kata, saya sebagai Kepala Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Hasan
Sadikin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua staf pengajar yang telah berhasil
membuat buku panduan ini yang cikal bakalnya adalah buku panduan PPDS-1 Anestesiologi
tahun 2004, 2006, 2011, dan 2014.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bandung, Mei 2016


Kepala Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif

Ruli Herman S., dr., SpAn, KIC, KAP, M.Kes.


NIP. 19551207 198312 1001
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Daftar Singkatan iv

BAB 1 Sejarah Program Studi, Visi, Misi dan Tujuan 1

BAB 2 Organisasi penyelenggara 8

BAB 3 Tata Cara Penerimaan Peserta Didik 20

BAB 4 Tenaga Pengajar 27

BAB 5 Kurikulum 37

BAB 6 Evaluasi dan Penilaian 90

BAB 7 Etika Pendidikan 107

BAB 8 Tata Tertib 117

BAB 9 Sanksi 129

BAB 10 Pemutusan Studi, Pemutusan Studi Sementara dan

Pengunduran Diri 139

BAB 11 Adaptasi Dokter Spesialis Anestesiologi Lulusan Luar

Negeri 143

BAB 12 Panduan Karya Tulis Laporan Kasus, Tinjauan Pustaka,

Tesis, Ringkasan Penelitian, Penulisan Di Jurnal Ilmiah

Nasional, 146

BAB 13 Bimbingan Akademik dan Konseling 198

BAB 14 Stase Peserta Didik dari Program Studi Lain 201

BAB 15 Sarana dan Prasarana 203

BAB 16 Penelitian dan Kerjasama 205

BAB 17 Organisasi Peserta Didik 208

Daftar Pustaka 226


DAFTAR SINGKATAN

AHA American Heart Association


ALS Advanced Life Support
ASA American’s Society of Anesthesiologist
ATLS Advanced Trauma Life Support
ACLS Advanced Cardiac Life Support

BLS Basic Life Support


BUMN Badan Usaha Milik Negara
BM Bedah Mulut
BT Bedside Teaching

CR Chief Residen
CCM Critical Care Medicine
CVC Central Vein Catether

DPJP Dokter Penanggung Jawab Pasien


Dr Doktor
dr dokter
Depkes Departemen Kesehatan
DO Drop out

EKG Elektro Kardio Grafi

FK Fakultas Kedokteran
FKUP Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
FKN Fakultas Kedokteran Negeri

GICU General Intensive Care Unit


Hc Honoris causa
HCU High Care Unit

IPK Indeks Prestasi Kumulatif


IPDS Institusi Pendidikan Dokter Spesialis
ICU Intensive Care Unit
INA-SNACC Indonesian Society of Neuroanesthesia and Critical Care
IDI Ikatan Dokter Indonesia

JR Journal Reading

KATI Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia


KUN Komisi Ujian Nasional
KPS Ketua Program Studi
KNA Konsultan Neuroanestesi
KIC Konsultan Intensive Care
KAKV Konsultan Anestesi Kardio Vaskuler
KAP Konsultan Anestesi Pediatrik
KAO Konsultan Anestesi Obstetrik
KMN Konsultan Managemen Nyeri
KAA Konsultan Anestesi Ambulatori
KAR Konsultan Anestesi Regional
KODEKI Kode Etik Kedokteran Indonesia
Kemkes Kementrian Kesehatan

Kemdiknas Kementrian Pendidikan Nasional

Kemhan Kementrian Pertahanan

Kemdagri Kementrian Dalam Negri

LAM Lembaga Akreditasi Mandiri


LK Laporan Kasus
LMA Laryngeal Mask Airway

MM Magister Managemen
MKes Magister Kesehatan
MKDK Mata Kuliah Dasar Khusus
MKDU Mata Kuliah Dasar Umum
MKK Mata Kuliah Keahlian
MKKI Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia
MKEK Majelis Kehormatan Etika Kedokteran

NC Neurochirurgi (Bedah Saraf)

ODS One Day Surgery


OK Operatie Kamer (Kamar Operasi/Ruang Operasi/Kamar
Bedah)
OPA oropharyngeal airway
OHP Overhead projector

PACU Post Anesthesia Care Unit


Perdici Perhimpunan Dokter Intensif Care Indonesia
PAP Penilaian Acuan Patokan
Perdatin Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif Indonesia
PPDS Program Pendidikan Dokter Spesialis
PPCD Program Pascasarjana Combined Degree
PONV Post operative Nausea and Vomiting
PNS Pegawai Negri Sipil
Polri Polisi Republik Indonesia
PPISLN Panitia Penilai Ijazah Sarjana Lulusan Luar Negeri
PTC Primary Trauma Care
PLS Prolonged Life Support

RJP Resusitasi Jantung Paru


RJPO Resusitasi Jantung Paru Otak
RR Recovery Room
RS Rumah Sakit
RSHS Rumah Sakit Hasan Sadikin
RSU Rumah Sakit Umum
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
RSJP Rumah Sakit Jantung Pusat
RUSPAU Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara

SpAn Spesialis Anestesiologi


SPS Sekretaris Program Studi
SIP Surat Ijin Praktek
STR Surat Tanda Registrasi
SKS Satuan Kredit Semester

TIU Tujuan Instruksional Umum


TIK Tujuan Instruksional Khusus
TBR Textbook Reading
THT Telinga Hidung Tenggorok
TNI Tentara Nasional Indonesia

Unpad Universitas Padjadjaran


UP Usulan Penelitian
UGD Unit Gawat Darurat
Uro Urologi
BAB 1
SEJARAH PROGRAM STUDI, VISI, MISI, DAN TUJUAN

1.1 Sejarah
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung atau lebih dikenal
dengan RSHS diresmikan pertama kali pada tanggal 23 Oktober 1923 dengan nama
Her Algemeene Bandoengsche Ziekenhuis atas prakarsa dari perkumpulan orang-
orang terkemuka di Bandung yang bernama Vereneeging Bandoengsche Ziekenhuis.
Saat itu RSHS hanya memiliki kapasitas 102 tempat tidur.
Pada tanggal 30 April 1927, nama RSHS diubah menjadi Gmeente
Ziekenhuis Juliana dengan kapasitas 300 tempat tidur. Pada tahun 1928, bekerja dua
orang dokter pribumi pertama, yaitu dr. Tjokrohadidoyo dan dr. Djoendjoenan
Setiakusumah. Selanjutnya nama rumah sakit diganti menjadi Rumah Sakit
Rancabadak, latar belakang pergantian nama ini tidak diketahui dengan pasti tetapi
konon disesuaikan dengan nama kampung tempat rumah sakit ini berada. Selama
masa pendudukan Jepang, 1942-1945, Rumah Sakit Rancabadak digunakan sebagai
rumah sakit tentara Ryukugun Byoin. Setelah Jepang menyerah, rumah sakit dikuasai
lagi oleh Belanda dan digunakan sebagai rumah sakit umum. Dalam
perkembangannya, Rumah Sakit Rancabadak berada di bawah Kota Pradja Bandung,
kemudian pada tahun 1954 ditetapkan oleh Menteri Kesehatan menjadi Rumah
Sakit Propinsi dan berada dibawah Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pada tanggal 24 Juli 1956, Rumah Sakit Rancabadak ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas 600 tempat tidur. Pada pertengahan
tahun 1956, terbentuk Yayasan Fakultas Kedokteran Bandung, kemudian
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1957 berdirilah Universitas
Padjadjaran dengan Fakultas Kedokteran sebagai salah satu program pendidikan.
Tanggal 8 Oktober 1967, Rumah Sakit Umum Pusat Bandung berganti nama men-
jadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin sebagai tanda
penghormatan atas jasa-jasa Dr. Hasan Sadikin (Direktur pribumi ke!3).
Pada awalnya, Bagian Anestesiologi berada di bawah Bagian Ilmu Bedah,

PanduanPenyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Anestesiologi dan Terapi Intensif
1
2

dan tindakan anestesi umum dilakukan oleh para dokter asisten bedah. Perhatian
utama masih pada pembedahan, bukan pada anestesinya. Dalam perkembangan
selanjutnya, bagian Anestesiologi memisahkan diri dari Bagian Ilmu Bedah untuk
membentuk bagian tersendiri. Pemisahan ini dianggap perlu mengingat
perkembangan Ilmu Anestesi pada khususnya dan Ilmu Kedokteran pada umumnya
yang demikian pesat.
Saat didirikan, bagian Anestesiologi hanya memiliki satu orang dokter
spesialis Anestesi, yaitu dr. Tb. Zuchradi (alm), namun secara berangsur-angsur
Bagian Anestesiologi mulai mengembangkan diri baik dalam jumlah staf, peralatan,
maupun teknik anestesi. Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin pada tahun 1969 diakui sebagai Pusat
Pendidikan Ilmu Anestesi di Indonesia bersama-sama dengan Jakarta, Surabaya, dan
Semarang. Sebagai Kepala Bagian saat itu adalah dr. Tb. Zuchradi, Wakil Kepala
Bagian dr. Marsudi Rasman, serta staf yang terdiri dari dr. Budi Sayuto, dr. A.
Himendra Wargahadibrata dan dr. Afifi Ruchili.
Masih pada tahun yang sama, timbul gagasan dari dr. Tb. Zuchradi sebagai
Kepala Bagian Anestesiologi RSHS untuk membangun Intensive Care Unit (ICU).
Pada bulan Desember 1969 ICU selesai dibangun dan baru diresmikan pada tanggal
1 September 1971 dengan dr. Tb. Zuchradi sebagai Kepala ICU dan dr. Demin Shen
sebagai Wakil Kepala Bagian ICU. Saat itu ICU RSHS merupakan satu-satunya ICU di
kota Bandung.
Per tanggal 1 Januari 1975, kedudukan ICU berada di bawah Bagian
Anestesiologi dan dr. Tb. Zuchradi diangkat sebagai Kepala Bagian Anestesiologi/
ICU, dr. Marsudi Rasman sebagai Pelaksaan Harian dan dr. A. Himendra sebagai
pejabat kepala sub-bagian.
Seiring dengan berjalannya waktu, Bagian Anestesiologi dan Perawatan
Intensif Fakultas Kedokteran UNPAD/RSHS semakin berkembang dan jumlah staf
pengajarnya pun semakin bertambah. Tahun 1980, jumlah staf pengajar bertambah
dengan masuknya dr. U. Kaswiyan Adipradja, SpAn. Tahun 1984 masuk pula dr.
Zubair Dangkua, SpAn, dr. Deddy Koesmayadi, SpAn dan dr. Errasmus Soerasdi,

PanduanPenyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Anestesiologi dan Terapi Intensif
3

SpAn untuk memperkuat barisan staf pengajar. Tahun 1985, dr. Eri Surahman, SpAn
masuk menjadi staf pengajar disusul kemudian oleh dr. Atik Sutisna, SpAn pada
tahun 1986, tetapi kemudian beliau pindah tugas ke RSUD Gunung Jati Cirebon.
Pada tahun 1987, dr. Tatang Bisri, SpAn masuk menjadi staf pengajar, dan dr. A.
Himendra Wargahadibrata, SpAn diangkat menjadi Pembantu Rektor III Universitas
Padjadjaran sampai tahun 1998.
Berturut-turut bergabung menjadi staf pengajar, dr. Ike Sri Redjeki, SpAn
dan dr. Muthalib Nawawi, SpAn (1990), dr. Husi Husaeni, SpAn. (1991), dr. Ruli
Herman Sitanggang, SpAn (1995), dr. Tinni Trihartini Maskoen, SpAn dan dr. Doddy
Tavianto, SpAn (1999) dr. Rudi K. Kadarsah (2001), dr. Ezra Oktaliansyah, SpAn,
MKes. dr. Erwin Pradian, SpAn, MKes. dan dr. Iwan Fuadi, SpAn, MKes. (2004), dr.
Dedi Fitri Yadi, SpAn dan dr. Suwarman, SpAn., MKes. (2006), dr. Indriasari, SpAn,
M.Kes, dr. Dewi Yulianti Bisri, SpAn, M.Kes, dr. Reza Widianto Sudjud, SpAn, M.Kes
(2010), dr. Ardi Zulfariansyah, SpAn, M.Kes, dr. Iwan Abdul Rahman, SpAn, M.Kes, dr.
M. Andy Prihartono, SpAn, M.Kes, (2011), dr. Ricky Aditya, SpAn, M.Kes, dr. Dhany
Budipratama, SpAn (2012), dr. Nurita Dian KSS, SpAn (2013), dr. M. Erias Erlangga,
SpAn, dr. Radian Ahmad Halimi, SpAn, dr. Osmond Muftilov Pison Sirait, SpAn
(2015). Total jumlah staf pengajar di Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
FK UNPAD/RSHS saat ini adalah 24 orang.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien, pada tahun 1998 didirikan
Instalasi Anestesi yang dipimpin oleh dr. Deddy Koesmayadi, SpAn, KIC. Pada tahun
yang sama Bagian Anestesiologi dan Perawatan Intensif FK UNPAD/RSHS
menghasilkan satu orang Guru Besar dalam Bidang Anestesiologi yang juga
merupakan Guru Besar Pertama untuk bidang tersebut di Jawa Barat, sekaligus juga
merupakan alumni pertama lulusan Anestesiologi dan Perawatan Instensif FK
UNPAD yang meraih gelar Guru Besar. Beliau adalah Prof. dr. A. Himendra
Wargahadibrata, SpAn, KNA, KIC.
Tahun 2002 seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, Bagian
Anestesiologi dan Perawatan Intensif berubah nama menjadi Departemen
Anestesiologi dan Reanimasi atas dasar pemikiran bahwa lingkup pelayanan dan
perawatan anestesiologi tidak hanya terbatas pada masalah pembiusan dan
perawatan intensif saja, tetapi juga meliputi resusitasi, kedokteran gawat darurat,

PanduanPenyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Anestesiologi dan Terapi Intensif
4

kedokteran bencana alam, pengelolaan nyeri dan detoksifikasi narkotik.


Tahun 2004, keluarga besar Anestesi Bandung berduka atas kepergian putra
terbaiknya yaitu dr. Tb. Zuchradi, SpAn
Tanggal 9 Oktober 2004, Prof. Dr. Tatang Bisri, dr., SpAn-KNA dikukuhkan
sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran UNPAD dalam Bidang Ilmu Anestesiologi,
dan pada tahun 2007, Prof. U. Kaswiyan Adipradja, dr, SpAnK dikukuhkan sebagai
Guru Besar dalam Bidang Ilmu Anestesiologi.
Pusat pendidikan Anestesiologi dan Reanimasi Fakulltas Kedokteran
UNPAD/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung berkembang dengan pesat dan mulai
tahun 2004 dibuka pendidikan Spesialisasi 2 (Sp2) untuk bidang kajian
Neuroanestesi (KNA) dan untuk saat ini merupakan satu-satunya pusat pendidikan
di Indonesia. Tahun 2005 diresmikan pendidikan Spesialisasi 2 (Sp2) bidang kaijan
Intensive Care (KIC), selain di Jakarta dan Surabaya. Tahun 2010, pada Kongres
Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi di Medan, Kolegium Anestesiologi dan
Reanimasi Indonesia berubah menjadi Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif
Indonesia, yang diikuti dengan perubahan nama Departemen dan Program Studi
menjadi Departemen/Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Dalam segi pengembangan staf, hampir seluruh staf pengajar pernah
mengikuti pendidikan lanjutan di berbagai negara seperti Amerika, Jepang, Belanda,
Belgia, Australia, Phillipina, Thailand dan lain-lain. Untuk meningkatkan kemampuan
psikomotor dan kemandirian para peserta didik dalam pengelolaan pasien, proses
belajar mengajar tidak terbatas hanya di RSUP Dr Hasan Sadikin dan RS Mata
Cicendo saja tetapi juga dilakukan di beberapa rumah sakit jejaring baik di Jawa
Barat maupun di luar Jawa Barat.
Para peserta didik PPDS Anestesiologi mendapat kepercayaan dalam tugas-
tugas penting sebagai anggota Tim Kesehatan Kepresidenan (RI 1) dan Wakil
Presiden (RI 2), pejabat khusus atau undangan tamu negara bila mengadakan
kunjungan ke kota Bandung dan sekitarnya, Bakti Sosial operasi bibir sumbing
bersama tim Bedah Mulut dan Bedah Plastik keseluruh wilayah di Indonesia dan Tim
Siaga Bencana RSUP Hasan Sadikin yang sewaktu-waktu harus bersedia dikirim ke

PanduanPenyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Anestesiologi dan Terapi Intensif

Anda mungkin juga menyukai