Tim Penyusun
Adapun rujukan yang digunakan terdiri dari Undang-Undang Guru dan Dosen, Peraturan
Pemerintah tentang Pendidikan, Standar Kompentensi Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi
dan Terapi Intensif (KATI), buku panduan dan pedoman yang dikeluarkan oleh Universitas
Padjadjaran, dan lain-lain seperti yang tercantum di halaman belakang.
Diharapkan buku panduan ini dapat menjadi pedoman bagi peserta didik atau calon peserta
didikprodi Anestesiologi dan Terapi Intensif, para pembimbing, pendidik, dan penilai, sehingga
dapat mengenal dan memahami lebih jelas mengenai Program Pendidikan Dokter Spesialis-1
(PPDS-1) Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran yang pelaksanaannya dilakukanan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung dan RS
Jejaringnya.
Kami mencoba menyusun buku panduan ini seefisien dan sepraktis mungkin agar menjadi lebih
mudah dalam penerapannya, walaupun sudah dapat dipastikan masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu kami senantiasaterbuka menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
menjadikan buku panduan ini lebih baik lagi.
Akhir kata, kami ucapkan banyak terimakasih kepada Ketua Program Studisebelumnya, Kepala
Departemen, staf pengajar dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang
telah banyak berjasa dalam penyusunan buku panduan ini.
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur hanya bagi Allah Subhanahuwata’ala karena
dapat diterbitkannya Buku Panduan Pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif edisi 2016.
Akreditasi yang akan dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan
Indonesia (LAM-Ptkes) akan dilaksanan tahun 2017 dan buku panduan ini adalah sebagai salah
satu syarat untuk akreditasi pendidikan spesialis anestesiologi dan terapi intensif.
Buku Panduan Pendidikan Anestesiologi dan Terapi Intensif berisi sejarah, proses penyelenggaraan
pendidikan, evaluasi dan penilaian, tata tertib dan sanksi yang berlangsung di Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Unpad.
Akhir kata, saya sebagai Kepala Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif RSUP Dr. Hasan
Sadikin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua staf pengajar yang telah berhasil
membuat buku panduan ini yang cikal bakalnya adalah buku panduan PPDS-1 Anestesiologi
tahun 2004, 2006, 2011, dan 2014.
Kata Pengantar i
Daftar Singkatan iv
BAB 5 Kurikulum 37
Negeri 143
Nasional, 146
CR Chief Residen
CCM Critical Care Medicine
CVC Central Vein Catether
FK Fakultas Kedokteran
FKUP Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
FKN Fakultas Kedokteran Negeri
JR Journal Reading
MM Magister Managemen
MKes Magister Kesehatan
MKDK Mata Kuliah Dasar Khusus
MKDU Mata Kuliah Dasar Umum
MKK Mata Kuliah Keahlian
MKKI Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia
MKEK Majelis Kehormatan Etika Kedokteran
1.1 Sejarah
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung atau lebih dikenal
dengan RSHS diresmikan pertama kali pada tanggal 23 Oktober 1923 dengan nama
Her Algemeene Bandoengsche Ziekenhuis atas prakarsa dari perkumpulan orang-
orang terkemuka di Bandung yang bernama Vereneeging Bandoengsche Ziekenhuis.
Saat itu RSHS hanya memiliki kapasitas 102 tempat tidur.
Pada tanggal 30 April 1927, nama RSHS diubah menjadi Gmeente
Ziekenhuis Juliana dengan kapasitas 300 tempat tidur. Pada tahun 1928, bekerja dua
orang dokter pribumi pertama, yaitu dr. Tjokrohadidoyo dan dr. Djoendjoenan
Setiakusumah. Selanjutnya nama rumah sakit diganti menjadi Rumah Sakit
Rancabadak, latar belakang pergantian nama ini tidak diketahui dengan pasti tetapi
konon disesuaikan dengan nama kampung tempat rumah sakit ini berada. Selama
masa pendudukan Jepang, 1942-1945, Rumah Sakit Rancabadak digunakan sebagai
rumah sakit tentara Ryukugun Byoin. Setelah Jepang menyerah, rumah sakit dikuasai
lagi oleh Belanda dan digunakan sebagai rumah sakit umum. Dalam
perkembangannya, Rumah Sakit Rancabadak berada di bawah Kota Pradja Bandung,
kemudian pada tahun 1954 ditetapkan oleh Menteri Kesehatan menjadi Rumah
Sakit Propinsi dan berada dibawah Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Pada tanggal 24 Juli 1956, Rumah Sakit Rancabadak ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas 600 tempat tidur. Pada pertengahan
tahun 1956, terbentuk Yayasan Fakultas Kedokteran Bandung, kemudian
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1957 berdirilah Universitas
Padjadjaran dengan Fakultas Kedokteran sebagai salah satu program pendidikan.
Tanggal 8 Oktober 1967, Rumah Sakit Umum Pusat Bandung berganti nama men-
jadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin sebagai tanda
penghormatan atas jasa-jasa Dr. Hasan Sadikin (Direktur pribumi ke!3).
Pada awalnya, Bagian Anestesiologi berada di bawah Bagian Ilmu Bedah,
PanduanPenyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Anestesiologi dan Terapi Intensif
1
2
dan tindakan anestesi umum dilakukan oleh para dokter asisten bedah. Perhatian
utama masih pada pembedahan, bukan pada anestesinya. Dalam perkembangan
selanjutnya, bagian Anestesiologi memisahkan diri dari Bagian Ilmu Bedah untuk
membentuk bagian tersendiri. Pemisahan ini dianggap perlu mengingat
perkembangan Ilmu Anestesi pada khususnya dan Ilmu Kedokteran pada umumnya
yang demikian pesat.
Saat didirikan, bagian Anestesiologi hanya memiliki satu orang dokter
spesialis Anestesi, yaitu dr. Tb. Zuchradi (alm), namun secara berangsur-angsur
Bagian Anestesiologi mulai mengembangkan diri baik dalam jumlah staf, peralatan,
maupun teknik anestesi. Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran/RSUP Dr. Hasan Sadikin pada tahun 1969 diakui sebagai Pusat
Pendidikan Ilmu Anestesi di Indonesia bersama-sama dengan Jakarta, Surabaya, dan
Semarang. Sebagai Kepala Bagian saat itu adalah dr. Tb. Zuchradi, Wakil Kepala
Bagian dr. Marsudi Rasman, serta staf yang terdiri dari dr. Budi Sayuto, dr. A.
Himendra Wargahadibrata dan dr. Afifi Ruchili.
Masih pada tahun yang sama, timbul gagasan dari dr. Tb. Zuchradi sebagai
Kepala Bagian Anestesiologi RSHS untuk membangun Intensive Care Unit (ICU).
Pada bulan Desember 1969 ICU selesai dibangun dan baru diresmikan pada tanggal
1 September 1971 dengan dr. Tb. Zuchradi sebagai Kepala ICU dan dr. Demin Shen
sebagai Wakil Kepala Bagian ICU. Saat itu ICU RSHS merupakan satu-satunya ICU di
kota Bandung.
Per tanggal 1 Januari 1975, kedudukan ICU berada di bawah Bagian
Anestesiologi dan dr. Tb. Zuchradi diangkat sebagai Kepala Bagian Anestesiologi/
ICU, dr. Marsudi Rasman sebagai Pelaksaan Harian dan dr. A. Himendra sebagai
pejabat kepala sub-bagian.
Seiring dengan berjalannya waktu, Bagian Anestesiologi dan Perawatan
Intensif Fakultas Kedokteran UNPAD/RSHS semakin berkembang dan jumlah staf
pengajarnya pun semakin bertambah. Tahun 1980, jumlah staf pengajar bertambah
dengan masuknya dr. U. Kaswiyan Adipradja, SpAn. Tahun 1984 masuk pula dr.
Zubair Dangkua, SpAn, dr. Deddy Koesmayadi, SpAn dan dr. Errasmus Soerasdi,
PanduanPenyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Anestesiologi dan Terapi Intensif
3
SpAn untuk memperkuat barisan staf pengajar. Tahun 1985, dr. Eri Surahman, SpAn
masuk menjadi staf pengajar disusul kemudian oleh dr. Atik Sutisna, SpAn pada
tahun 1986, tetapi kemudian beliau pindah tugas ke RSUD Gunung Jati Cirebon.
Pada tahun 1987, dr. Tatang Bisri, SpAn masuk menjadi staf pengajar, dan dr. A.
Himendra Wargahadibrata, SpAn diangkat menjadi Pembantu Rektor III Universitas
Padjadjaran sampai tahun 1998.
Berturut-turut bergabung menjadi staf pengajar, dr. Ike Sri Redjeki, SpAn
dan dr. Muthalib Nawawi, SpAn (1990), dr. Husi Husaeni, SpAn. (1991), dr. Ruli
Herman Sitanggang, SpAn (1995), dr. Tinni Trihartini Maskoen, SpAn dan dr. Doddy
Tavianto, SpAn (1999) dr. Rudi K. Kadarsah (2001), dr. Ezra Oktaliansyah, SpAn,
MKes. dr. Erwin Pradian, SpAn, MKes. dan dr. Iwan Fuadi, SpAn, MKes. (2004), dr.
Dedi Fitri Yadi, SpAn dan dr. Suwarman, SpAn., MKes. (2006), dr. Indriasari, SpAn,
M.Kes, dr. Dewi Yulianti Bisri, SpAn, M.Kes, dr. Reza Widianto Sudjud, SpAn, M.Kes
(2010), dr. Ardi Zulfariansyah, SpAn, M.Kes, dr. Iwan Abdul Rahman, SpAn, M.Kes, dr.
M. Andy Prihartono, SpAn, M.Kes, (2011), dr. Ricky Aditya, SpAn, M.Kes, dr. Dhany
Budipratama, SpAn (2012), dr. Nurita Dian KSS, SpAn (2013), dr. M. Erias Erlangga,
SpAn, dr. Radian Ahmad Halimi, SpAn, dr. Osmond Muftilov Pison Sirait, SpAn
(2015). Total jumlah staf pengajar di Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
FK UNPAD/RSHS saat ini adalah 24 orang.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien, pada tahun 1998 didirikan
Instalasi Anestesi yang dipimpin oleh dr. Deddy Koesmayadi, SpAn, KIC. Pada tahun
yang sama Bagian Anestesiologi dan Perawatan Intensif FK UNPAD/RSHS
menghasilkan satu orang Guru Besar dalam Bidang Anestesiologi yang juga
merupakan Guru Besar Pertama untuk bidang tersebut di Jawa Barat, sekaligus juga
merupakan alumni pertama lulusan Anestesiologi dan Perawatan Instensif FK
UNPAD yang meraih gelar Guru Besar. Beliau adalah Prof. dr. A. Himendra
Wargahadibrata, SpAn, KNA, KIC.
Tahun 2002 seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, Bagian
Anestesiologi dan Perawatan Intensif berubah nama menjadi Departemen
Anestesiologi dan Reanimasi atas dasar pemikiran bahwa lingkup pelayanan dan
perawatan anestesiologi tidak hanya terbatas pada masalah pembiusan dan
perawatan intensif saja, tetapi juga meliputi resusitasi, kedokteran gawat darurat,
PanduanPenyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Anestesiologi dan Terapi Intensif
4
PanduanPenyelenggaraan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 (PPDS-1) Anestesiologi dan Terapi Intensif