BUKUAKADEMIK
PANDUAN
BUKU PANDUAN
Penyusun:
Diterbitkan oleh:
Departemen / Bagian Anestesiologi dan Terapi
Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Riau
RSUD Arifin Amad
2022
KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS RIAU
Visi Fakultas Kedokteran Universitas Riau adalah menjadi fakultas kedokteran berbasis riset
dengan unggulan kesehatan wilayah pesisir dan perbatasan di kawasan ASEAN pada tahun
2035. Sejalan dengan itu dalam kurun 2 dasawarsa usianya saat ini Fakultas Kedokteran
Universitas Riau secara terus menerus mengupayakan berbagai usaha untuk mengembangkan
sarana dan fasilitas, pengembangan mutu dan jumlah SDM, pembukaan program studi baru
dan pembinaan kerjasama lintas sektoral.
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Riau berdiri
sebagai jawaban dari tantangan kebutuhan tenaga ahli anestesiologi di Indonesia yang sudah
sangat mendesak terutama di lingkungan regional sumatera bagian Tengah disamping
pemenuhan upaya mengemban salah satu misi fakultas yaitu pengembangan diri dengan
membuka program studi baru.
Untuk menjamin kualitas proses belajar mengajar dan sebagai pedoman peserta didik dan
penyelenggara pendidikan, maka bagian Anestesiologi Dan Terapi Intensif, dalam usianya
yang relatif muda, dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan Standar
Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif tahun 2021 yang diterbitkan
oleh Konsil Kedokteran Indonesia yang telah berhasil menyusun buku panduan institusi
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Anestesiologi dan Terapi Intensif. Kami berharap buku ini
akan dipedomani dengan baik dan dievaluasi secara terus menerus sehingga selalu up to date
sesuai dengan kebutuhan.
Untuk semua upaya yang telah berhasil dilaksanakan, kami selaku pimpinan Fakultas
menucapkan selamat dan sekaligus ucapan terimakasih kepada Bagian Anestesi dan Terapi
Intensif. Semoga apa yag kita cita-citakan bersama dapat tercapai dengan pertolongan Tuhan
YME.
Assalamualaikum Wr.Wb,
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga revisi Buku Panduan Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan
Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Riau Palembang ini dapat diselesaikan. Buku
panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi pelaksanaan proses pendidikan dokter spesialis
Anestesiologi dan Terapi Intensif yang telah disesuaikan dengan kurikulum yang telah
ditetapkan oleh Kolegium Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (KATI) dan disahkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia.
Pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu kesehatan bagi
seluruh masyarakat. Pendidikan dokter adalah pendidikan akademik dan profesi yang
menghasilkan dokter umum, sedangkan pendidikan dokter spesialis adalah suatu program
pendidikan untuk mencapai kompetensi tertentu dan merupakan jenjang pendidikan lanjut
pendidikan dokter.
Buku panduan ini disusun berdasarkan acuan normatif yang berlaku di lingkungan Universitas
Riau (UNRI), acuan normatif yang berlaku di lingkungan organisasi profesi (PERDATIN)
khususnya, Kolegium Anestesi dan Terapi Intensif (KATI), dan acuan normatif yang berlaku
di lingkungan RSUD Arifin Ahmad.
Buku panduan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan memuaskan berbagai pihak, masukan
dan saran sangat diharapkan untuk lebih menyempurnakan pengelolaan dan pelaksanaan
proses belajar mengajar peserta program di Program Studi Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Sesuai dengan judulnya, buku ini berisi rincian proses belajar mengajar di Program
Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unri agar peserta
didik dapat mencapai kompetensi yang memiliki integritas keilmuan yang tinggi dan
profesional.
Semoga Allah SWT dapat mewujudkan apa yang kita cita-citakan bersama. Amin.
iii
iv
DAFTAR ISI x
BAB XV PENUTUP 96
LAMPIRAN
BAB I
VISI, MISI, DAN TUJUAN
VISI
Menjadi Program Studi riset unggul bermartabat di bidang saintek Anestesi
Emergensi dan Perawatan Pasien Kritis di kawasan ASEAN pada tahun
2035.
MISI
1. Menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi yang unggul dalam bidang
sains dan teknologi kedokteran dan kesehatan.
2. Melaksanakan tata kelola fakultas kedokteran yang bermartabat.
3. Mengembangkan potensi keunggulan mahasiswa kedokteran dan kesehatan.
4. Mengembangkan pusat informasi yang andal dan menerapkan inovasi di
bidang kedokteran dan kesehatan bagi kepentingan masyarakat.
TUJUAN
1. Menghasilkan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang unggul di bidang Saintek kedokteran dan kesehatan di
Asia Tenggara.
2. Mewujudkan tata kelola fakultas kedokteran yang baik.
3. Menghasilkan mahasiswa dan lulusan yang berkarakter dan kompeten
di Bidang Saintek kedokteran dan kesehatan.
4. Menyediakan kepakaran, keunggulan, dan inovasi pelayanan berbasis
sistem informasi untuk mengatasi permasalahan Kesehatan masyarakat.
BAB II
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
PROFESI ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
Psikomotor
1. Mampu melakukan penilaian kondisi pasien pre-operatif.
2. Mampu mengoptimalkan kondisi pasien sebelum operasi.
3. Mampu melakukan teknik dan interpretasi pemantauan fungsi
fungsi vital, EKG, oksimetri pulsa, kapnografi, monitor neuro-
muskular.
4. Mampu mengoperasikan meja operasi.
5. Mampu mengoperasikan berbagai mesin anestesi.
6. Mampu melakukan beberapa teknik induksi anestesia inhalasi,
intravena, per-rektal.
7. Mampu menggunakan sungkup muka, sungkup laring, intubasi
trakeal serta melakukan pemeliharaan anestesia dengan aman.
8. Mampu mengelola jalan napas dengan cara cara seperti yang
tertera pada butir-7.
9. Mampu memberikan ventilasi bantu dan ventilasi kendali
manual.
10. Mampu melakukan ekstubasi dan pengawasan problema-
problema dan komplikasi pasca-ekstubasi dan pasca- anestesi.
11. Mampu melakukan teknik anestesi/analgesi spinal, epidural dan
blok saraf tepi serta mampu mengatasi komplikasi akut yang
mungkin terjadi.
12. Mampu melakukan resusitasi jantung paru otak (RJPO), bantuan
hidup dasar dan bantuan hidup lanjut.
13. Mampu mengelola pasien dalam keadaan kedaruratan yang
mengancam nyawa dan atau cacat.
14. Mampu mengelola pasien pasca-anestesia, baik di ruang pulih
(PACU/Post Anesthesia Care Unit) maupun di ICU.
15. Mampu memberikan anestesi pada bedah digestif.
16. Mampu memberikan anestesi pada bedah ortopedi.
17. Mampu memberikan anestesi pada bedah plastik.
18. Mampu memberikan anestesi pada bedah onkologi.
19. Mampu memberikan anestesi pada bedah mata.
20. Mampu memberikan anestesi pada bedah THT dan bedah mulut.
21. Mampu memberikan anestesi pada bedah urologi.
22. Mampu melakukan anestesia rawat jalan.
23. Mampu melakukan anestesia pada lingkungan di luar kamar
bedah.
c. Ilmu Kedokteran Klinis Spesialis Lanjut (Advanced Specialist)
Kognitif
1. Memahami problema dan teknik anestesia bedah
kraniotomi, bedah jantung dan bedah paru.
2. Memahami teori critical care pada kasus kasus di
Intensive Care Unit.
3. Memahami cara melakukan prosedur klinik serta
penggunaannya, tindakan invasif, seperti pemasangan kateter
vena sentral, kateter intra arterial, kateter Swan Ganz,
krikotirotomi, pungsi pleura pada pneumothorak, dan lain lain.
4. Menguasai prinsip-prinsip penting pengelolaan pasien kritis.
5. Memahami cara mengelola unit ICU.
6. Memahami sistem penanganan bencana.
Psikomotor
1. Mampu menilai pasien ICU, baik pascabedah dan bukan
pascabedah, dan melakukan tindakan awal terhadap keadaan
yang mengancam nyawa pasien.
2. Mampu memberikan anestesia pada bedah saraf.
3. Mampu melakukan asistensi pada anestesi bedah jantung
terbuka.
4. Mampu memberikan anestesi bedah paru, vaskular, jantung
tertutup.
5. Mampu memberikan anestesi pada penyakit khusus.
6. Mampu melakukan intubasi sulit.
7. Mampu mengelola pasien PACU/RR, High Care Unit
(HCU) dan ICU.
8. Mampu melakukan tindakan invasif: pemasangan kateter vena
sentral, intra-arterial, krikotirotomi, punksi intrapleural.
9. Mampu menjawab konsultasi, baik dalam hubungan bidang
anestesia maupun kasus ICU dan manajemen nyeri.
10. Mampu melakukan dan mengkoordinasikan penanganan
bencana
Psikomotor
Menguasai keterampilan dalam posedur klinik, baik untuk pemantauan,
diagnosis, maupun untuk terapi:
1. Pemasangan kateter vena sentral, intra arterial.
2. Pemasangan drain intrapleura, pungsi pleura untuk
pneumothoraks ventil, dan krikotirotomi.
3. Menanggulangi keadaan yang mengancam nyawa pasien akibat
gangguan pernapasan, kardiovaskular, susunan saraf pusat,
gangguan keseimbangan cairan, asam basa dan elektrolit, infeksi
berat, gangguan hemostasis, krisis metabolik dan endokrin,
gangguan fungsi ginjal dan hepar.
4. Mampu mengelola nutrisi, sedasi, analgesi dan termoregulasi
pasien kritis.
5. Melakukan konsultasi pada disiplin ilmu kedokteran lain pada
saat yang tepat.
6. Melakukan jawaban atas konsultasi pasien-pasien dari ruang
perawatan atau rumah sakit lain yang akan dirawat di ICU.
7. Melakukan komunikasi dengan sejawat dari beberapa disiplin
terkait sebagai anggota tim.
8. Melakukan bimbingan kepada peserta program atau residen lain,
mahasiswa kedokteran maupun perawat.
9. Mampu menanggulangi dan mengelola pasien bayi di ICU
/ NICU
10. Mampu menanggulangi dan mengelola pasien anak di ICU
/ PICU.
11. Mampu menanggulangi dan mengelola pasien tua
(Geriatri) di ICU.
Capaian dan
Kompete
Tingkat
nsi
Kompetensi
Kompetensi Umum
Etika Profesionalisme
Etika profesionalisme Peserta didik Anestesiologi dan Terapi
Intensif adalah untuk menjadi dokter Spesialis Anestesiologi
dan Terapi Intensif yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat
yang mempunyai kemampuan yang baik:
1. Sikap terhadap penderita
2. Sikap terhadap staf pendidik dan kolega 6 7
< 0 0 >
3. Sikap terhadap paramedis dan non paramedis
4. Disiplin dan tanggung jawab 60 - - 80
5. Ketaatan pengisian dokumen medik 7 8
6. Ketaatan tugas yang diberikan 0 0
7. Ketaatan melaksanakan pedoman penggunaan obat dan
alat
Komunikasi Efektif
Komunikasi terhadap kolega, pasien/ keluarga, paramedis
dan staf pengajar dilakukan dengan : 6 7
1. Jujur < >
0 0
2. Terbuka 60 80
3. Bersikap baik - -
7 8
0 0
Kemampuan Kerjasama
1. Kerjasama yang baik antara kolega, dokter, perawat,
karyawan kesehatan, pasien dan keluarga pasien 6 7
2. Bisa bekerjasama dalam bentuk tim secara < 0 0 >
harmonis untuk pelayanan secara optimal 60 - - 80
7 8
0 0
Patient Safety
Mengikuti kaidah-kaidah Patient Safety 6 7
IPSG 1-6: Identifikasi, Cuci tangan, Time Out, Komunikasi < 0 0 >
efektif, Pencegahan Infeksi, Pemberian Obat. 60 - - 80
7 8
0 0
b. Capaian Kompetensi Dasar
Pencapaian
Tingkat
Kompeten Kompetensi
(jumlah Kompete
si
Kasus) nsi
Kompetensi Dasar
Jumlah semua tindakan anestesi untuk bedah elektif
100
dan darurat
0
Anestesi Bedah Elektif 85 1 2 3 4
0
Anestesi Bedah Darurat 15 1 2 3 4
0
Anestesi Umum 83 1 2 3 4
5
Anestesi / Analgesia Regional 16
5
Teknik Anestesi / Analgesia
9 1 2 3 4
Subarakhnoid
0
Teknik Anestesi / Analgesia Epidural
5 1 2 3 4
Lumbal / Thorakal
0
Teknik Anestesi / Analgesia Blok
5 1 2 3 4
Brakialis
Teknik Anestesi / Analgesia Kaudal 5 1 2 3 4
Teknik Anestesi / Analgesia Blok Saraf
1 1 2 3 4
Tepi Lainnya
5
Anestesi Bedah Umum 6
2
0
Digestif 15 1 2 3 4
0
THT dan Bedah Mulut 50 1 2 3 4
Mata 20 1 2 3 4
Urologi 25 1 2 3 4
Ortopedi 10 1 2 3 4
0
Plastik 15 1 2 3 4
Onkologi 25 1 2 3 4
Minimal Invasif 5 1 2 3 4
Manajemen Nyeri 50 1 2 3 4
Anestesi / Analgesia Rawat Jalan 30 1 2 3 4
Anestesi / Analgesia diluar kamar
50 1 2 3 4
operasi
Lain-lain 15 1 2 3 4
0
Anestesi dan analgesia Obstetri 1
0
0
Pre-eklamsi dan eklamsi 10 1 2 3 4
Lain-lain 90 1 2 3 4
Anestesi Bedah Pediatri 75
Neonatus 10 1 2 3 4
Bayi 15 1 2 3 4
Anak-anak 50 1 2 3 4
c. Capaian Kompetensi Lanjut
Pencapaian
Tingkat
Kompeten Kompetens
Kompete
si i (jumlah
nsi
Kasus)
Kompetensi Lanjut
Anestesi Bedah Saraf 35
Trauma kepala 15 1 2 3 4
Perdarahan intracranial non-trauma 5 1 2 3 4
Tumor intrakranial 5 1 2 3 4
Pintasan VP 5 1 2 3 4
Medula spinalis 5 1 2 3 4
Anestesi Bedah Thoraks Non
10 1 2 3 4
Jantung Terbuka dan Jantung
Terbuka
Anestesi pada Kondisi khusus 35
Kelainan jantung pada operasi non
15 1 2 3 4
jantung
COPD / asma 5 1 2 3 4
DM 5 1 2 3 4
Tiroid 5 1 2 3 4
Geriatri 3 1 2 3 4
Obesitas 2 1 2 3 4
Mengelola pasien ICU (10 variasi kasus) 50 1 2 3 4
Melakukan resusitasi di luar kamar bedah dan
30 1 2 3 4
ICU
Memasang kateter intra-arterial dan pungsi
10 1 2 3 4
intra-arterial
Memasang kateter vena central 20 1 2 3 4
Melakukan intubasi sulit 5 1 2 3 4
BAB III
STANDAR PENDIDIKAN
Tabel Modul
Modul 1 Keterampilan Dasar Anestesiologi I
Modul 2 Keterampilan Dasar
Anestesiologi II
Modul 3 Kedokteran Perioperatif I
Modul 4 Persiapan Obat Dan Alat
Anestesia
Modul 5 Anestesi Umum I
Modul 6 Pengelolaan Nyeri
Modul 7 Keterampilan Dasar Anestesiologi II
Modul 8 Keterampilan Dasar Anastesiologi III
Modul 9 Kedokteran Perioperatif II
Modul 10 Emergensi danTraumatologi I
Modul 11 Anestesi Umum II
Modul 12 Anestesi Regional I (Bier’s block, Spinal)
Modul 13 Anestesi Bedah Ortopedi I
Modul 14 Anestesi Obstetri I
Modul 15 Anestesi Bedah Darurat
Modul 16 Post Anesthesia Care Unit (PACU)
Modul 17 Anestesi Regional II
(Epidural, caudal, nerve block)
Modul 18 Anestesi Bedah Ortopedi II
Modul 19 Anestesi Bedah Onkologi dan Bedah
Plastik
Modul 20 Anestesi Bedah Urologi
Modul 21 Anestesi Bedah THT I
Modul 22 Anestesi Bedah Mata
Modul 23 Anestesi Bedah Pediatri I (simple
procedure)
Modul 24 Anestesi Diluar Kamar Bedah
Modul 25 Emergensi dan Traumatologi II
Modul 26 Ketrampilan Dasar
Anestesiologi III
Modul 27 Anestesi Obstetri II
Modul 28 Anestesi Bedah THT II
Modul 29 Anestesi Bedah Saraf I (semester 4)
Modul 30 Anestesi dan Penyakit Khusus
Modul 31 Pengelolaan Nyeri
Modul 32 Intensive Care I
Modul 33 Anestesi Bedah Rawat Jalan
Modul 34 Anestesi Kardiotorasik I
Modul 35 Anestesi Bedah Invasif Minimal
Modul 36 Penelitian
Modul 37 Anestesi Bedah Pediatri II (advanced)
Modul 38 Anestesi Bedah Saraf II (semester 6)
Modul 39 Anestesi Kardiotorasik II
Modul 40 Anestesi dan Uncommon Diseases
Modul 41 Intensive Care II
Modul 42 Penelitian
Modul 43 Penelitian
Modul 44 Kemampuan Komunikasi dan
Professionalisme
3.3 Tahapan Pendidikan
Program Pendidikan dokter spesialis Anestesiologi dan Terapi
Intensif dibagi dalam tiga tahap pendidikan, dengan masing-masing tahap
mempunyai tujuan pendidikan yang utuh, dan dicapai melalui pengalaman
belajar dari pendidikan tertentu.Tahap pendidikan yang dimaksud bukan
merupakan pembagian berdasarkan tahun, melainkan merupakan tahapan
atau pembagian tingkat perilaku yang dicapai:
1. Tahap I (tahap pemahaman / adaptasi) selama 4 (empat) semester
2. Tahap II (tahap pendalaman) selama 2 (dua) semester
3. Tahap III (tahap akhir) selama 2 (dua )semester
Jadi jumlah beban seluruhnya adalah 120 SKS, sedangkan jumlah modul
yang harus dipelajari semuanya ada 44 modul.
3.3.1 Tahap I (semester 1-4)
Tahap ini merupakan tahap pertama dalam pendidikan program
studi anestesi dan terapi intensif. Dalam tahap ini, peserta program
diharapkan mampu merubah mind set atau pola pikir serta kemampuan
kognitif, psikomotor dan afektif-nya agar dapat menjalani masa studi pada
tahap-tahap pendidikan berikutnya.
Pencapaian pada tahap ini meliputi sebagian dari kompetensi
utama, dan / atau kompetensi pendukung dan khusus / lain. Mata kuliah
dalam tahap ini dapat berupa materi akademik dan / atau materi profesi.
Tahap ini memiliki beban studi total 56 (lima puluh enam) SKS sebagai
bagian dari kurikulum inti yang terbagi menjadi 4 (empat) semester.
Mata kuliah pada tahap I dapat terdiri dari:
a. MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum): yaitu mata kuliah yang dirancang
untuk memberikan dasar pengetahuan agar peserta program menjadi
seorang ilmuwan, peneliti, pemikir yang berlandaskan etika kedokteran
dan mempunyai hubungan antar manusia yang baik, serta memahami
problema yang berkaitan dengan medikolegal.
b. MKDK (Mata Kuliah Dasar Keahlian): yaitu mata kuliah yang dirancang
untuk memberikan pengetahuan dasar (basic sciences) yang
diperlukan untuk spesialis Anestesiologi dan terapi intensif, yang
melandasi keterampilan yang dipersyaratkan.
c. Mata Kuliah Keahlian (MKK) merupakan pengalaman belajar yang
didapatkan dari teori, pengalaman klinis, dan pengalaman meneliti.
d. Mata Kuliah Lain: yaitu mata kuliah yang dirancang untuk mencapai
kompetensi pendukung dan kompetensi khusus / lain.
e. Keterampilan klinis Spesialis dasar (KKSD) / Basic Specialist
Training yang berdasarkan etik dan hubungan antar manusia, berupa
keterampilan dalam mempertahankan patensi jalan nafas
(dengan/tanpa alat), pemberian ventilasi buatan manual dan resusitasi
jantung paru
Keterampilan klinis spesialis dasar dapat berupa keterampilan
yang setara dengan keterampilan setelah mengikuti kursus PTC, ALS,
ACLS, dan sebagainya. KKSD juga meliputi pengelolaan anestesi untuk
pasien dengan Status Fisik 1-2, untuk pembedahan superfisial (termasuk
ortopedi sedang), yang dimulai dari masa prabedah, selama pembedahan
sampai pascabedah, dan yang mencangkup terapi cairan, stres, dan nyeri
akut sesuai kasus yang ditangani.
Pada tahap ini juga diajarkan pengetahuan dan keterampilan
memberi anestesi regional, anestesi bedah abdominal bawah dan atas (pada
pasien tanpa kelainan endokrin), bedah ortopedi besar (tidak termasuk leher
dan tulang punggung), bedah mata, THT, ginekologi, urologi sedang, disertai
dengan tatalaksana prabedah dan pascabedah, penanggulangan nyeri dan
penyulit yang mungkin timbul. Kesemuanya diterapkan baik pada
pembedahan elektif maupun darurat.
Selain itu juga diajarkan pengetahuan dan keterampilan tentang
anestesi pediatrik (kecuali bedah saraf dan jantung), anestesi pasien dengan
penyakit endokrin (diabetes melitus dan tiroid), bedah kepala-leher (kecuali
bedah saraf), bedah obstetri, urologi besar, baik untuk tindakan elektif
ataupun darurat. Kesemuanya disertai dengan tatalaksana pra dan
pascabedah, pemberian nutrisi enteral dan parenteral (mencangkup
pemasangan CVC), dan pengalaman dasar- dasar terapi intensif (tahap I).
Akhir tahap ini akan dilakukan evaluasi nasional berupa ujian tulis nasional /
Ujian Board.
Setelah menyelesaikan pendidikan tahap I, diharapkan peserta
program:
a. Mampu menjelaskan proses pembelajaran klinis multidisiplin dengan
benar, filsafat ilmu dengan benar, metodologi riset dan
statistik dengan benar, epidemiologi klinik dengan benar, biologi
molekuler dengan benar dan imunologi dengan benar
b. Mampu melakukan komunikasi medis
c. Mampu menjelaskan prinsip anestesi elektif tingkat awal dengan benar
dan melakukan keterampilan anestesi elektif tingkat awal
d. Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada bedah emergency tingkat
awal dengan benar dan melakukan prinsip anestesi pada bedah
emergency tingkat awal dengan benar
e. Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup dasar dan lanjutan tingkat
awal dengan benar, melakukan penatalaksanaan bantuan hidup dasar dan
lanjutan tingkat awal dengan benar
f. Mampu mejelaskan perawatan intensif dasar dengan benar, melakukan
perawatan intensif dasar dengan benar, menjelaskan dasar perawatan
pasca henti jantung denga benar dan melakukan perawatan pasca henti
jantung
2 Metodologi Penelitian 2
- - Pendukun MKDU
g
3 Epidemiologi - 2
- Pendukun MKDU
g
8
Kemampuan Dasar 1,2 2 - Dasar MKDK
Anestesi
9 Bantuan Hidup Dasar 1,2 1 Dasar MKDK
-
dan Bantuan Hidup
Lanjut
1 MKDK
8
1 Seminar Ilmiah 1 - Dasar
0
Seminar Ilmiah 2 8 -
1 1 lanjutan MKK
8
2 25 - Dasar MKDK
7 Anestesi Bedah Mata 1
2 26 - Lanjutan MKDK
8 Anestesi Bedah 2
Onkologi dan Bedah
Plastik
2 27 - Dasar MKDK
9 Anestesi Pediatrik 1 2
3 28 - Dasar MKDK
0 Anestesi Bedah Saraf 2
1
3 29 - Dasar MKDK
1 Anestesi Kardiotorasik 2
1
3 30 - Dasar MKDK
2 Anestesi dan Penyakit 2
Penyerta
3 31 - Dasar MKDK
3 Anestesi Bedah Rawat 1
Jalan
3 8 1 Lanjutan MKK
4 Seminar Ilmiah 4 _
17 39 56
Beban studi Pendidikan Tahap
1 sks sks
Prosentase 31.4 68,5 100%
8% 2%
Tabel Organisasi Materi Pendidikan Tahap 2
Pendidikan Tahap 2 – Semester 5 s/d 6 (Open semester)
dul Wa
jib
3 Anestesi 11,15,18 - 3
5
Emergensi Lanjut M
dan K
Traumatologi K
3
3 Anestesi 32 - 2 Lanjut M
6 K
Obstetri 2 K
3 Intensive 23,33 - 3 Lanjut M
7 K
Care Unit K
(ICU) 3
3 Anestesi 34 1 MKK,
8 - Lanjut
Orthopedi 2 MKB
3 Anestesi 36 2
9 - Lanjut M
Pediatrik 2
K
K
4 Anestesi 37 - 3 Lanjut M
0 KK
Bedah Saraf 2
4 Pengelolaan 7 2 Lanjut
1 - M
Nyeri dan
KK
Post Anethesi
Care Unit
4 Seminar 39 - MKK
3 1 Lanjut
Ilmiah 5
4 Anestesi 40 - 2 Umum M
4
Kardiotorasik K
2
K,
M
K
B
4 Anestesi - 2 Lanjut M
5 K
Uncommon K
Disease
46 Komprehensif - 3 Lanjut MKK
Anestesi
Traumatologi
4 Publikasi - MKK
8 3 Lanjut
Ilmiah
4 Sidang 2 MKK
9 - Lanjut
Usulan
Penelitian
Beban studi pendidikan tahap 2 7 26 34
sks sks sks
Prosentase 15. 84,9 100
1% % %
5
4 Komprehensif 6
Anestesi Emergensi
dan Critical Care
- Lanj MKK
ut
5
5 Komprehensif 3
Anestesi
Uncommon - Lanj MKK
Disease ut
5 - Lanj MKK
6 Komprehensif 2 ut
Anestesi Penyakit
Khusus
5 - Lanj MKK
7 Pengabdian Kepada 3 ut
Masyarakat
5 - Lanj MKK
8 Tugas Akhir 6 ut
Beban studi pendidikan tahap 3 0 sks 31 31
sks sks
Prosentase 0% 100 100
% %
BAB V
MONITORING DAN
EVALUASI
Penetapan Angka:
1. Masing-masing anggota tim penguji menggunakan daftar jawaban yang
telah disiapkan sebagai dasar pemberiak nilai minimum
2. Angka terakhir adalah jumlah angka masing-masing penguji dibagi
jumlah penguju.
3. Jika perbedaan nilai diantara penguji > 20, penetapan angka dilakukan
dengan mendengarkan rekaman jawaban dan catatan notulis bukan
penguji
6.3.4 Penilaian
6.3.4.1 Sistem Penilaian
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 75 – 100 A 4
> 70 – 75 AB / B+ 3,5
> 65 – 70 B 3
> 60 – 65 BC / C+ 2,5
> 55 – 60 C 2
> 50 – 55 CD / D+ 1,5
> 45 – 50 D 1
≤ 45 E 0
6.3.4.2 Pedoman Penghitungan Indek Prestasi
Kisaran angka Huruf mutu Bobot
> 3,75 A 4
2,75 – 3,24 B 3
1,75 – 2,24 C 2
0,75 – 1,24 D 1
< 0,75 E 0
U
Ujian Nasional Spesialis Anestesi:Mampu memberikan pelayanan anestesi paripurna sesuai standar operasional prosedur, etik dan j
i
hukum kedokteran; Mampu memberikan pelayanan bantuan hidup baik dasar atau lanjutan dalam kegawatdaruratan sesuai standar
a
operasional prosedur, etik dan hukum kedokteran; Mampu memberikan pelayanan terapi intensif dasar sesuai standar operasional
n
prosedur, etik dan hukum kedokteran; Mampu memberikan pelayanan nyeri paripurna sesuai standar operasional prosedur, etik
dan hukum kedokteran; Mampu menghasilkan karya ilmiah yang sesuai dengan kaidah ilmiah nasional dan internasional A
Ujian
Ujian kompetensi Tahap 3 (Ujian Lokal
S
Mampu melakukan manajemen paripurna
Mampu melakukan manajemen e
anestesi terapi intensif dasar m
paripurna nyeri perioperatif e
Mam
Mampu menghasilkan karya ilmiah dengan s
Mampu melakukan pu
benar
melak
manajemen paripurna anestesi
ukan
Ujian Kompetensi
mana
Nasional
jeme
n
parip
urna
emester 5,
kega
6
watd
arurat
an
pada bedah emergency tingkat lanjut tingkat lanjut dengan benar, melakukan penatalaksanaan bantuan mpu
dengan benar dan melakukan anestesi hidup dasar dan lanjutan tingkat lanjut dengan benar dan memb
uat
Mam Mampu menjelaskan prinsip anestesia Mampu menjelaskan prinsip anestesia
pu elektif tingkat lanjut dengan benar dan kasus khusus dengan benar, dan
Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri akut dan nyeri kronik perioperatif dan analgesia preemptif secara
farmakologik, blok neuroaksial atau kombinasi, melakukan penatalaksanaan nyeri akut dan nyeri kronik
perioperatif dan analgesia preemptif secara farmakologik dan blok neuroaksial atau kombinasi
Mampu menjelaskan prinsip bantuan hidup Mampu mejelaskan perawatan intensif dasar dengan
dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar, melakukan perawatan intensif dasar dengan
benar, melakukan penatalaksanaan bantuan benar, menjelaskan dasar perawatan paska henti jantung
hidup dasar dan lanjutan tingkat awal dengan benar dan melakukan perawatan paska henti
dengan benar Mampu menjelaskan proses 5
jantung pembelajaran
dengan klinis
benar
Mampu menjelaskan
multidisiplin denganprinsip
benar, filsafat ilmu dengan benar,
Mampu menjelaskan prinsip anestesi pada
Mamp anestesi elektif tingkat awal
dengan benar dan melakukan bedah emergencyklinik
tingkat awal dengan benar
u metodologi riset dan statistik dengan benar, epidemiologi
keterampilan anestesi elektif
tingkat awal
melaku dan melakukan prinsip anestesi pada bedah
kan emergency tingkat awal denganbenar
komun
ikasi
medis
BAB VII
PESERTA
DIDIK
7.2.2 Kewajiban
Secara umum seorang peserta didik mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1. Wajib untuk patuh terhadap tata tertib yang berlaku
2. Wajib menjalani semua proses kurikulum yang berlaku
3. Wajib bekerja di bawah supervisi tenaga pengajar
4. Wajib bekerja sesuai dengan tahapan pendidikannya (level
kompetensinya)
Bila ada pelanggaran ketentuan ini akan dikenakan sanksi dari mulai berupa
teguran lisan lalu teguran tertulis dan paling berat dari mulai skorsing 1
bulan, 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan, sampai dikeluarkan sebagai peserta
pendidikan anestesiologi. Pelanggaran afektif dapat dikenakan hukuman
paling berat sekaligus berdasarkan sidang seluruh staf pengajar. Keputusan
skorsing yang melebihi 3 bulan harus berdasrkan sidang staf pengajar (tidak
diputuskan oleh KPS, SPS, Kabag secara tersendiri). Drop Out diberlakukan
bila melakukan empat kali kesalahan fatal., KPS dengan timnya dapat
menjatuhkan sanksi tanpa sidang seluruh konsulen dengan pengecualian
hukuman skorsing yang melebihi 3 bulan / dikeluarkan dari pendidikan
anestesi. Sanksi dikenakan berdasarkan norma afektif, psikomotor, dan
kognitif.
a. Sanksi Atas Pelangggaran Norma Afektif
Jenis
N Jenis Pelanggaran Sanksi
o. Pertama Kedua Ketiga
Peringatan
1 Memberi keterangan palsu Dikeluark
keras an
Mabuk, berjudi, berkelahi
di
2 tempat pendidikan Dikeluark
dengan siapapun an
Jenis
Sanksi
N Jenis Pelanggaran
o Pertam Kedua Ketiga
a
Menyebabkan kematian
Peringata
1 atau kecacatan Dikeluark
n Keras an
pasien tanpa konsultasi
dengan Chief Residen / Konsulen
Menyebabkan
penderita Peringata Peringata
2 Dikeluark
menanggung kerugian atas tindakan nI n II an
yang dilakukan tanpa konfirmasi
dengan Chief Residen / Konsulen
Menyebabkan kondisi pasien lebih Peringata Peringatan
3 n Dikeluark
buruk dari perkiraan sebelumnya II an
I
Kelalaian dalam menangani pasien
Peringata Peringata
4 sehingga jatuh dalam kondisi yang Dikeluark
nI n II an
lebih buruk
Melakukan tindakan tidak sesuai
Peringata Peringata
5 dengan kompetensi pada semester Dikeluark
nI n II an
yang dijalani
Melakukan tindakan baru / coba-
coba tanpa konsultasi dengan Chief Peringata Peringata
6 Residen / Konsulen Dikeluark
nI n II an
Jenis
No Jenis Pelanggaran Sanksi
. Pertama Kedua Ketiga
Tidak melakukan kegiatan ilmiah Peringatan Tidak Naik
1 Peringatan
sesuai dengan semesternya Keras Semester
Tidak ujian pada waktu yang Peringatan Tidak Naik
2 Peringatan
telah ditentukan Keras Semester
Tidak mengajukan Peringatan Tidak Naik
3 proposal Peringatan
Keras Semester
penelitian pada waktunya
8.1 Definisi
Dosen / staf pengajar adalah mereka yang karena keahliannya diberi
wewenang untuk menilai, mendidik, dan membimbing pada Program
Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif. Dosen wajib
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan.
Berdasarkan Permendikbud no.49 tahun 2014, Kualifikasi akademik yang
dimaksud adalah setiap dosen harus memiliki kualifikasi minimal spesialis
dua dan memiliki pengalaman kerja paling sedikit 2 tahun. Kompetensi
pendidik adalah setiap dosen harus memiliki sertifikat pendidik dan/atau
sertifikat profesi.
Dosen dapat berasal dari perguruan tinggi, Rumah Sakit Pendidikan,
dan Wahana Pendidikan Kedokteran. Dosen di Rumah Sakit Pendidikan dan
Wahana Pendidikan Kedokteran memiliki kesetaraan, pengakuan, dan angka
kredit yang memperhitungkan kegiatan pelayanan kesehatan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
13.1 Tujuan
Tujuan penyelengaraan adapatasi spesialis lulusan luar negeri ialah
untuk memberikan kesempatan penyesuaian bagi mereka yang sah ijazahnya
serta dinilai layak untuk memperoleh kesempatan adapatasi untuk
mendapatkan sertifikat kompetensi dari KATI setelah menjalani ujian
Nasional (Ujian Tulis, Ujian Kompetensi dan Ujian Lisan). Peserta program
adaptasi adalah mahasiswa WNI atau WNA lulusan profesi dokter dan / atau
dokter spesialis Anestesiologi luar negeri yang telah diakui oleh pemerintah
melalui dirjen Dikti dan KKI serta melalui mekanisme yang berlaku
berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pada akhir program adapatasi, peserta program adaptasi diharapkan:
1. Dapat menerangkan kemampuannya dalam bidang Anestesiologi dan
Terapi Intensif yang sudah dipelajarinya, menurut kaidah yang lazim
dianut dokter spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif di Indonesia,
sesuai dengan problema kesehatan di Indonesia dan sumber daya yang
tersedia.
2. Menguasai pola penatalaksanaan bidang Anestesiologi dan Terapi
Intensif dalam pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di Indonesia.
3. Memahami dan menghayati tata nilai yang dianut di Indonesia, Etika
Profesi Anestesiologi dan Terapi Intensif serta Kode Etika Kedokteran
Indonesia, sehingga dapat diterima di kalangan profesi Anestesiologi dan
Terapi Intensif serta kalangan profesi dokter pada umumnya.
13.2 Prosedur Penerimaan
1. Membuat surat permohonan adaptasi kepada KPS
2. Melampirkan surat permintaan dari MKKI
3. Melengkapi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh prodi
4. Mulai masuk bersamaan dengan magang PPDS Pradik
5. Mengikuti stase/rotasi per divisi per 1 bulan
14.3 Persyaratan
Calon adaptasi harus mempunyai persyaratan administrasi (urut
nomor) :
1. Ijazah dinilai sah oleh Panitia Penilai Ijazah Sarjana Lulusan Luar
Negeri (PPISLN, Depdikbud).
2. Bersama dengan ijazah, peserta wajib melampirkan :
- Logbook
- Kurikulum pendidikan
- Standar Kompetensi yang telah dicapai
- Transkrip akademik
- Karya tulis akhir
3. Kurikulum pendidikannya telah dikaji oleh KATI, minimal mencapai
75% kurikulum / modul Anestesiologi dan terapi Intensif Indonesia
4. Surat permintaan dari Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI)
13.4 Penatalaksanaan
1. Lama adaptasi ditentukan minimal 2 (dua) semester dan kompetensi
ditentukan oleh Kolegium setelah mendapat masukan dari KPS tempat
yang bersangkutan menjalani adaptasi.
2. Daya tampung bagi peserta adaptasi tergantung pada daya tampung dan
ketentuan yang berlaku pada IPDS terkait.
3. Harus memahami kebijaksanaan rumah sakit, etika medis, dan aspek
medikolegal dimana dia beradaptasi.
13.5 Penilaian
1. Penilaian dilakukan secara terus menerus dengan pengujian secara
bertahap sesuai dengan tempat stase.
2. Peserta adaptasi diharuskan membuat makalah ilmiah dan melakukan
penyajian dalam konferensi ilmiah.
3. Pelaporan kemajuan hasil program adaptasi yang mencakup bidang
perilaku dilakukan setelah peserta menjalani program yang ditetapkan
dengan kemungkinan sebagai berikut :
a. Perkembangan pencapaian adaptasinya menunjukkan penyelesaian
sesuai jadwal semula.
b. Perkembangannya menunjukkan kekurangan yang akan mengubah
jadwal semula dengan penambahan waktu adaptasinya
4. Penilaian akhir dengan ujian nasional (Ujian Tulis Nasional, Ujian
Kompetensi Nasional dan Ujian Akhir Nasional) yang akan diatur oleh
KATI melalui KUN.