Anda di halaman 1dari 76

PEDOMAN AKADEMIK

TAHAP PROFESI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TA 2016/2017

1
PIMPINAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Pembina
Prof. dr. KHM. Arsyad, DABK, Sp.And

Dekan
dr. Yanti Rosita, M.Kes

Wakil Dekan I (Bidang Akademik)


dr. Liza Chairani, Sp.A.,M.Kes

Wakil Dekan II (Bidang Administrasi)


Mitayani, M.Si.,Med

Wakil Dekan III (Bidang Kedokter mudaan)


Trisnawati, S.Si, M.Kes

Wakil Dekan Bidang IV (Kemuhammadiyahan/NNI)


Drs. Antoni, M.H.I.

Ka Prodi Profesi Dokter


dr. Ni Made Elva Mayasari, Sp.JP

Sekretaris Prodi Profesi Dokter


drg. Dientyah Nur Anggina, MPH

2
3
4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UINIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

1. Rumah Sakit Umum Daerah Palembang Bari

2. Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

3. Rumah Sakit Bhayangkara Palembang

4. Rumah Sakit Rivai Abdulah

5. Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang

5
Tim Penyusun:
1. Prof. dr. KHM. Arsyad, DABK, Sp.And
2. dr. HM. Ali Muchtar, M.Sc
3. dr. Yanti Rosita, M.Kes
4. Wani Fitriah, SE, M.Si
5. Trisnawati, S.Si, M.Kes
6. Drs. Antoni, M.H.I.
7. dr. Ni Made Elva Mayasari, Sp.JP
8. drg. Dientyah Nur Anggina, MPH
9. dr. Puitri Zakila, M.Pd. Ked
10. dr. Budiman, Sp. S
11. dr. Yudi Fadillah, Sp.PD

Editor:
1. Efriyanto
2. Yunita Sari, SKM

6
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamua’laikum, wr. wb,

Program pendidikan profesi merupakan program pembelajaran kedokteran


yang langsung berhadapan dengan pasien. Untuk itu diperlukan proses
pendidikan yang baik agar seorang calon dokter benar-benar memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang memadai sebelum terjun di tengah-tengah
masyarakat. Ditahap ini seorang dokter muda diberikan pengalaman
kemandirian untuk dapat menyelesaikan masalah kesehatan pasien secara baik,
menyeluruh dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Program pendidikan profesi dokter diselenggarakan dengan mengacu
pada Standar Pendidikan Profesi Dokter dan Standar Kompetensi Dokter sesuai
arahan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) tahun 2012, agar dapat
menghasilkan seorang calon dokter yang baik sesuai amanah Undang-undang
No 20 tahun 2013 tentang pendidikan dokter dan UU No.29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
melaksanakan proses kepaniteraan klinik di rumah sakit pendidikan, puskesmas
dan komunitas. Program pembelajaran ini dilaksanakan selama minimal 4
semester. Dalam upaya menyelenggarakan program kepaniteraan klinik yang
bermutu guna mencapai lulusan dokter yang unggul dan islami, maka
disusunlah buku panduan pembelajaran kepaniteraan klinik. Panduan ini berisi
paparan seluruh kegiatan dalam pendidikan tahap profesi serta tata tertib dalam
menjalani program. Diharapkan buku ini dapat menjadi panduan bagi
mahasiswa, dosen pendidik klinik, maupun seluruh pihak yang terkait untuk
memahami dengan jelas seluruh kegiatan kepaniteraan, sehingga pembelajaran
dapat berjalan optimal

Nasrun minallah wa fathun qariib.


Wassalamu’alaikum, wr. wb.

Ka Prodi Profesi Dokter

7
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................iii


Daftar Isi ........................................................................................................xv
BAB I Pendahuluan .......................................................................................1
Visi dan Misi.......................................................................................2
Tujuan Kepaniteraan Klinik ..............................................................3
Kurikulum ..........................................................................................4
Karakteristik Mahasiswa ...................................................................9
Rumah Sakit Pendidikan ...................................................................9
BAB II Kompetensi Lulusan Dokter FK UMP .............................................11
Area Kompetensi ...............................................................................11
Tingkat kemampuan ..........................................................................13
BAB III Proses Kepaniteraan Klinik .............................................................17
BAB IV Metode dan Strategi Pembelajaran .................................................19
BAB V Sistem Evaluasi ................................................................................29
BAB VI Tata Tertib .......................................................................................47

8
BAB I
KURIKULUM PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2016

1.1. PENDAHULUAN
Pendidikan dokter ( program studi pendidikan kedokteran dan profesi
dokter) merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan
dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan
primer. Pendidikan kedokteran terdiri dari dua prodi, yaitu Program Studi
Kedokteran dan Program Studi Profesi Dokter.
Dalam Program Studi Profesi Dokter, calon dokter melakukan
kepaniteraan klinik secara nyata di rumah sakit dan wahana pendidikan lain
yang bertindak sebagai dokter muda dengan pengawasan bimbingan dokter
spesialis di rumah sakit. Dengan demikian dalam menjalankan tahap profesi,
institusi fakultas kedokteran membutuhkan lahan rumah sakit dengan segala
sumber daya insani, pasien, sarana dan prasarana yang memadai untuk
mengembangkan pengalaman belajar klinik secara nyata sesuai kompetensi
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dokter.
Selain itu guna mencapai kompetensi tambahan yaitu nilai-nilai Islam
dan Al-Islam Kemuhammadiyahan, maka diperlukan suasana pelayanan yang
menerapkan nilai-nilai keislaman di rumah sakit pendidikan. Dengan demikian,
calon dokter akan terbiasa memberikan pelayanan yang mengedepankan nilai-
nilai keislaman dan kemuhamadiyahan.

9
1.2. VISI, MISI, DAN TUJUAN FAKULTAS KEDOKTERAN
1. VISI
Menjadi salah satu fakultas kedokteran yang terkemuka, unggul, bermutu dan
islami dalam pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi profesi
dokter, peduli tehadap tuntutan pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan
zaman, menjunjung tinggi etika profesional yang berwawasan kebangsaan dan
kebersamaan pada tahun 2017 dan menuju standar internasional tahun 2022

2. MISI
1. Menyelenggarakan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah dalam
pendidikan Profesi Dokter, dan menyiapkan pendidikan spesialis yang berbasis
kompetensi dan berwawasan Islami untuk menghasilkan dokter yang memiliki
integritas tinggi berdasarkan nilai nilai Islam dan Kemuhammadiyahan
2. Melaksanakan pengembangan, penyerapan, penapisan Ilmu Pengetahuan, dan
Teknologi Kedokteran yang berwawasan Islami.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan, dan teknologi kedokteran yang berwawasan
Islami dalam menunjang pembangunan daerah dan nasional.
4. Menghimpun, mendayagunakan dan menyebarluaskan informasi ilmu
pengetahuan, dan teknologi kedokteran yang berwawasan Islami.
5. Menerapkan manajemen administrasi dan pendidikan, sumber daya manusia,
keuangan, dan mutu berdasarkan Good University Governance (GUG)

3 TUJUAN

10
1. Menghasilkan lulusan dokter yang berkompeten, memenuhi standar
AQAN, SNPT, dan KKI yang memiliki integritas tinggi
berdasarkan Nilai-Nilai Islami dan Kemuhammadiyahan
2. Meningkatkan kualitas penelitian dosen dan mahasiswa untuk
menunnjang mutu pendidikan berdasarkan Evidence Based
Medicine(EBM), sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran
3. Melakukan pelayanan kesehatan dan pengabdian kepada
masyarakat berbasis kedokteran keluarga yang berkualitas dan
berwawasan islami.
4. Melaksanakan manajemen administrasi dan pendidikan, sumber
daya manusia, keuangan dan mutu berdasarkan Good University
Governance

1.3. KURIKULUM
Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/ strategi SPICES (Student-
centred, Problem-based, Integrated, Community based, Early clinical
Exposure, Systematic). Struktur kurikulum pendidikan dokter terdiri dari dua
prodi, yaitu Program Studi Kedokteran dan Program Studi Profesi Dokter.
Kurikulum pendidikan dokter pada Program Studi Profesi Dokter terdiri dari 15
(lima belas) rotasi departemen klinik di rumah sakit pendidikan, kepaniteraan
di pusat layanan kesehatan dan komunitas, modul Ajaran Islam
Kemuhammadyahan (AIK) yang terintegrasi dalam beberapa rotasi serta
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Lama pendidikan profesi dokter berlangsung
selama minimal 4 semester (47 SKS/90 minggu) yang terdiri dari Pra

11
kepaniteraan selama dua minggu, 15 kepaniteraan klinik selama 84 minggu,
dan AIK terintergrasi dalam rotasi besar dengan total beban 43 SKS.
Pra Kepaniteraan Klinik adalah program orientasi dan pengayaan yang
dilakukan sebelum mengikuti rotasi kepaniteraan klinik. Setelah dinyatakan
lulus di seluruh rotasi kepaniteraan, dokter muda diharuskan lulus dalam ujian
kompetensi fakultas sebagai syarat mengikuti ujian kompetensi secara
Nasional. Kelulusan ujian kompetensi Nasional ini menjadi syarat kelulusan
Program Studi Profesi Dokter dan mendapat gelar Dokter (dr.)
Kegiatan Kepaniteraan Klinik dilaksanakan di :
1. RS Pendidikan Utama yaitu RSUD Palembang BARI
2. RS Muhammadiyah Palembang
3. RS Ernaldi Bahar
4. RS Bhayangkara
5. RS Rivai Abdullah
6. Puskesmas

1.3.1 STRUKTUR, KOMPOSISI, DAN DURASI KURIKULUM

1. Alur Syarat Masuk Program Studi Profesi Dokter di FK UMP

Program Studi Program Studi


kedokteran S.Ked Profesi Dokter

Diagram 1. Alur Syarat Masuk Program Studi Profesi Dokter di FK UMP

2. Alur Program Studi Profesi Dokter :


1. Pra Kepaniteraan Klinik
2. Kepaniteraan Klinik

Ujian Kompetensi Pelantikan &


Di RS Pendidikan utama,
Pengambilan
Mahasiswa
Afiliasi, Satelit, Pusat Sumpah
12kesehatan Masyarakat dan Peogram
Dokter
Pendidikan Dokter
lainnya.
Nasional
Ujian Komprehensif
Fakultas

Dokter

INTERNSHIP

Diagram 2. Alur Program Profesi Dokter

13
1.3.2 Jadwal Pelaksanaan Kepaniteraan Klinik

Pendidikan profesi kedokteran dilangsungkan melalui kepaniteraan di


rumah sakit pendidikan dan atau pusat layanan kesehatan, berlangsung
selama 4 semester (47 SKS/90 minggu) yang terdiri dari 15 kepaniteraan
selama 84 minggu, Pra kepaniteraan 2 minggu dengan total beban 41 SKS
dan AIK 2 SKS Kegiatan kepaniteraan klinik diawali dengan pelaksanaan
Pra Kepaniteraan Klinik (Pra KK) selama dua minggu. Kemudian dilanjutkan
dengan rotasi besar, rotasi sedang dan rotasi kecil. Rotasi besar yaitu Ilmu
Bedah, Obstetri dan Ginekologi, Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Kesehatan
Anak dilaksanakan selama sepuluh minggu. Untuk rotasi sedang yaitu Ilmu
Penyakit Saraf, Ilmu Kesehatan Jiwa, Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Penyakit
THT, Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin, Radiologi, Ilmu Kedokteran Forensik,
Anestesi dan Terapi Intensif, Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu
Kedokteran Keluarga dilaksanakan selama empat minggu. Untuk rotasi kecil
yaitu Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut dilaksanakan selama dua minggu, dan
pelaksanaan Al Islam Kemuhammadiyahan AIK profesi dokter selama 2
minggu serta terintegrasi di dalam stase kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit
Dalam, Ilmu Bedah, Ilmu Kesehatan Anak, dan Obstetri dan Ginekologi di
RSMP selama 40 minggu. Di akhir pelaksanaan semua rotasi, dokter muda
diwajibkan mengikuti ujian komprehensif (exit exam) dan UKMPPD.
Selanjutnya lulusan dokter akan mengikuti tahap internship sesuai dengan
ketentuan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

14
Tabel 1.1 Jadwal Kepaniteraan Klinik
KODE
NO KEGIATAN TAHAP PROFESI Waktu SKS
DEPARTEMEN
1 Pra Kepaniteraan Klinik 2 minggu -
2 KKP 001 Ilmu Bedah 10 minggu 5
3 KKP 002 Obstetri dan Ginekologi 10 minggu 5
4 KKP 003 Ilmu Penyakit Dalam 10 minggu 5
5 KKP 004 Ilmu Kesehatan Anak 10 minggu 5
6 KKP 005 Ilmu Penyakit Saraf 4 minggu 2
7 KKP 006 Ilmu Kedokteran Jiwa 4 minggu 2
8 KKP 007 Ilmu Penyakit Mata 4 minggu 2
9 KKP 008 Ilmu Penyakit THT 4 minggu 2
10 KKP 009 Ilmu Penyakit Kulit & Kela min 4 minggu 2
11 KKP 010 Radiologi 4 minggu 2
12 KKP 011 Ilmu Kedokteran Forensik 4 minggu 2
13 KKP 012 Anestesi dan Terapi Intensif 4 minggu 2
14 KKP 013 Ilmu Kedokteran Komunitas 4 minggu 2
15 KKP 014 Ilmu Kedokteran Keluarga 4 minggu 2
16 KKP 015 Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut 2 minggu 1
17 KKP 016 AIK Tahap Profesi terintegrasi 2
4
Jumlah 84 minggu 43 SKS

Tabel 1.2 Rotasi Bagian Klinik dan AIK di RS Pendidikan

15
Pelaksanaan
No. Bagian Lama Tempat Lama Tempat
Jumlah SKS
(minggu) (minggu)

1. Ilmu Bedah 6 RSUD BARI 4 RSMP 5

Obstetri dan
2. 5 RSUD BARI 5 RSMP 5
Ginekologi
Ilmu Penyakit
3. 5 RSUD BARI 5 RSMP 5
Dalam
Ilmu Kesehatan
4. 6 RSUD BARI 4 RSMP 5
Anak
5. Ilmu Penyakit Saraf 4 RSUD BARI - - 2
Ilmu Kesehatan
6. 4 RS ERBA - - 2
Jiwa
7. Ilmu Penyakit Mata 2 RSUD BARI 2 RSMP 2
8. Ilmu Penyakit THT 2 RSUD BARI 2 RSMP 2
Ilmu Penyakit Kulit
9 2 RS A. RIVAI 2 RSUD BARI 2
& Kelamin

10. Radiologi 4 RS Bhayangkara - - 2

RS
11. Forensik 2 RSUD BARI 2 2
Bhayangkara
Anestesi dan
12. 2 RSMP 2 RSUD BARI 2
Reanimasi
DEPARTEMEN
Ilmu Kedokteran
13. 4 IKM - - 2
Masyarakat (IKM)
Puskesmas
DEPARTEMEN
Ilmu Kedokteran -
14. 4 IKK - 2
Keluarga (IKK)
Puskesmas
15. Gigi dan Mulut 2 RSMP - - 1
16. AIK Profesi Dokter terintegrasi RSMP
43 SKS
JUMLAH
84minggu

1.3.3. Satuan Kredit Semester

Metode pembelajaran pada tahap profesi didominasi dengan bentuk kegiatan


work-based learning yang bersifat kerja lapangan. Hitungan satuan kredit semester

16
(SKS) dihitung perkegiatan dalam durasi rotasi tiap departemen. Dengan berpatokan
pada dasar hitungan 1 SKS pada kegiatan lapangan adalah untuk kegiatan 5-6 jam
perminggu dalam 1 semester (16 minggu), maka rata-rata besar SKS untuk 1
minggu rotasi Departemen klinik adalah 0,5 SKS.

1.4 Karakteristik Dokter muda

Dokter muda yang mengikuti pembelajaran tahap profesi ini adalah


dokter muda yang telah selesai menjalani pembelajaran tahap akademik dan
telah menyandang gelar sarjana kedokteran (S.Ked)

1.5 Rumah Sakit Pendidikan

Rumah sakit yang digunakan sebagai tempat pendidikan profesi


kedokteran disebut sebagai rumah sakit pendidikan (Teaching Hospital).
Rumah sakit pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
pendidikan dan pelatihan profesi kedokteran, dengan kinerja rumah sakit
pendidikan yang baik diharapkan dapat menghasilkan dokter yang baik. Oleh
karena itu untuk menjadikan rumah sakit sebagai rumah sakit pendidikan
mutlak harus memenuhi persyaratan, standard dan kriteria yang telah
ditetapkan.
Kualitas pendidikan klinik tidak dapat dilepaskan dari lingkungan belajar
selama siswa menimba pengalaman klinik di Rumah Sakit. Bagi siswa yang
beruntung akan memperoleh pengalaman klinik yang banyak, namun banyak
siswa yang kurang mendapatkan kesempatan belajar kompetensi klinik secara
memadai. Variasi pelaksanaan pendidikan klinik yang terjadi saat ini sangat

17
tergantung pada rumah sakit dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut.
Oleh karena itu Rumah Sakit yang terlibat dalam pendidikan harus memenuhi
standard dan kriteria sesuai dengan fungsinya sebagai tempat pendidikan yang
berkualitas.
Saat ini Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
telah melakukan kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis dengan
beberapa rumah sakit di wilayah kota Palembang yang terbagi dalam dua
kelompok, yaitu rumah sakit pendidikan utama dan rumah sakit pendidikan
jejaring (satelit dan afiliasi).
Tabel 1.3 Rumah Sakit Pendidikan Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
No Nama Rumah Sakit Kab/Kota/Propinsi Status
Pendidikan

1 RSUD Palembang BARI Kota Palembang Utama

RS Muhammadiyah
2 Kota Palembang Afiliasi
Palembang
3 RS A. Rivai Pemprov Sumsel Satelit (rotasi kulit)
4 RS Ernaldi Bahar Kota Palembang Satelit (Rotasi IKJ)
Satelit (rotasi
5 RS Bhayangkara Polda Sumsel radiologi dan
forensik)

18
BAB II
KOMPETENSI LULUSAN DOKTER FK UMP

2.1 Area Kompetensi


Standar Kompetensi dokter Indonesia yang diterbitkan oleh Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2012 telah menyatakan kompetensi lulusan
dokter yang meliputi 7 area kompetensi, ditambah satu komponen lulusan FK UMP,
yaitu:
1. Profesionalitas yang luhur
 Berperilaku professional dalam praktik kedokteran serta mendukung
kebijakan kesehatan
 Bermoral dan beretika serta memahami isu-isu etik maupun aspek
medikolegal dalam praktik kedokteran Menerapkan program
keselamatan pasien

2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri


 Melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas
kemampuan dan keterbatasannya
 Mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan
yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya.
 Belajar sepanjang hayat
 Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi
secara berkesinambungan

19
3. Komunikas efektif
Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal
dengan pasien pada semua usia, anggota keluarga, masyarakat, kolega
dan profesi lain
4. Pengelolaan informasi
5. Mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan
kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan
masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan
kesehatan di tingkat primer
6. Landasan Ilmiah ilmu kedokteran
Mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah
kesehatan secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir
untuk mendapat hasil yang optimum.
7. Keterampilan klinis
a. Melakukan prosedur klinis sesuai masalah, kebutuhan pasien dan
sesuai kewenangannya.
b. Pengelolaan masalah kesehatan
Mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun
masyarakat secara komprehensif, holistik, berkesinambungan,
koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks pelayanan kesehatan
tingkat primer.
8. Nilai-nilai Islam dan Al-Islam Kemuhammadiyahan
 Memiliki profesionalisme tinggi yang berwawasan Islam dan
berakhlak mulia serta dakwah amar ma'ruf nahi munkar.

2.2 Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter

20
1. Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit
ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran
klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini
mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran
klinik ini dan menduga penyakitnya, Dokter segera merujuk.

2. Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien
secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya
3. Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(bukan kasus gawat darurat).
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(kasus gawat darurat).

4. Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

21
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai saat lulus dokter
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internship dan/atau
pendidikan kedokteran berkelanjutan (PKB)

Berikut ini pembagian tingkat kemampuan menurut Piramid Miller :


Tingkat kemampuan 1 Mengetahui dan Menjelaskan
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini,
sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang
konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang
timbul, dan sebagainya.

Tingkat kemampuan 2 Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan


Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini
(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah
didemonstrasikan keterampilan ini.

22
Tingkat kemampuan 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah
supervisi
Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini
(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan
keterampilan ini, dan pemah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah
supervisi.

Tingkat kemampuan 4 Mampu melakukan secara mandiri


Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini
(baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan
sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan
ketrampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah
supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan
keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri.

23
Tabel 2.1 Tingkat Kemampuan Lulusan Dokter Berdasarkan SKDI/SNPT
Tingkat Kemampuan Sarana Media/aktivitas
I Mempelajari kasus  Ruang diskusi dan  Laporan kasus
secara teoritis fasilitasnya  Diskusi
(pustaka)  Text book/ modul  Simulasi
 Tinjuan Pustaka

II Mengobservasi  Manekin/ alat  Pantom


tindakan & peraga  Skill lab
peragaan dengan Alat-alat tindakan
alat (phantom/skill diagnostik dan
lab) intervensi
III Melakukan  Pasien  Bedside teaching
keterampilan  Alat-alat tindakan  Menangani pasien
dibawah supervisi diagnostik dan bangsal/poli/IGD/kamar
intervensi operasi

IV Melakukan secara  Pasien Menangani pasien


mandiri Alat-alat tindakan bangsal/poli/IGD
diagnostik dan
intervensi

BAB III
PROSES KEPANITERAAN KLINIK

24
3.1. Stase di Rumah Sakit Pendidikan
Stase di RS Pendidikan akan dijalani sesuai lama rotasi bagian dengan
pembagian waktu yang telah ditentukan di masing- masing rumah sakit. Rotasi
Ilmu Penyakit Dalam, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Bedah, Obstetri dan
Ginekologi, Syaraf, Anestesi, Mata dan THT akan dijalani di RSMP dan
RSUD BARI. Sedangkan rotasi Kulit Kelamin akan diselenggarakan di RSUD
BARI dan RS A. Rivai. Khusus untuk rotasi Radiologi hanya diselenggarakan
di RS Bhayangkara serta rotasi Kedokteran jiwa diselenggarakan di RS ERBA.

3.2 Stase Puskesmas


Stase Puskesmas merupakan stase bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
(IKM) yang akan dijalani selama 4 minggu dan Ilmu Kedokteran Keluarga
yang akan dijalani selama 4 minggu. Keduanya dikelola oleh bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga (IK2K) FK UMP. Diharapkan
setelah menjalani kepaniteraan di bagian IKM dokter muda mampu
menjelaskan tentang prinsip-prinsip kesehatan masyarakat, diagnosis
masyarakat beserta intervensinya serta manajemen pelayanan kesehatan di
tingkat Puskesmas. Sedangkan dalam rotasi IKK diharapkan dokter muda
dapat memberikan pelayanan kesehatan primer dengan pendekatan Kedokteran
Keluarga (Family Medicine approach). Proses pembelajaran akan dijelaskan
tersendiri dalam modul pembelajaran.

3.3 Stase Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal


Dokter muda akan menjalani rotasi bagian forensik dan medikolegal di Bagian

25
Forensik di RSUD BARI dan RS Bhayangkara. Diharapkan setelah menjalani stase di
bagian forensik, dokter muda dapat menerapkan prinsip pelayanan kedokteran
forensik mencakup dasar hukum terkait, termasuk pembuatan visum et repertum,
pemeriksaan barang bukti dan pertanggungjawabannya dalam proses hukum.

BAB IV
METODE, STRATEGI DAN LINGKUP BAHASAN PEMBELAJARAN

26
4.1 Metode dan Strategi Pembelajaran
Metode umum yang digunakan dalam pembelajaran kepaniteraan klinik di
tahap profesi adalah bersifat Experimental learning, dengan strategi :
1. Berbasis Departemental
2. Work based learning
3. Community oriented pada layanan primer
Beberapa metode pembelajaran yang digunakan selama rotasi klinik, yaitu:
A. Latihan Keterampilan : 20%
 Bedside teaching / mini cex proses
 Latihan keterampilan klinik (LKK)
B. Work based learning(WBL) : 50%
 Follow up pasien bangsal, ruang bayi dan bersalin
 Kerja poliklinik, kamar operasi dan IGD
 Pengelolaan kasus
C. Reflective learning(RL) : 25%
 Laporan kasus
 Simulasi kasus/Tutorial klinik
 Tulisan ilmiah (referat, journal reading)
 Laporan Jaga; Laporan kematian
D. Kegiatan AIK (5%)
Kegiatan AIK dilaksanakan terintegrasi pada rotasi-rotasi yang
diselenggarakan di rumah sakit Muhammadyah Palembang (RSMP).
Penjelasan kegiatan akan dirinci dalam modul AIK.

27
Bedside teaching (BST)
Bedside teaching merupakan bagian dari pembelajaran di kepaniteraan
klinik atau clinicall teaching yang ideal untuk mendemonstrasikan teknik
pemerikasaan fisik, wawancara dan pengembangan interpersonal skills. Selain
itu bedside teaching juga menunjukkan interaksi antara pembimbing, dokter
muda dan pasien serta merupakan role model dari pendidik klinik.
Bedside teaching merupakan kesempatan yang ideal untuk menilai
examination skills dokter muda, memperbaiki kemampuan problem solving
skills serta performance dokter muda secara keseluruhan dari aspek skills,
knowledge dan attitude. Bedside teaching dapat dilaksanakan baik di bangsal,
poli, IGD, dll dengan bimbingan dokter spesialis atau pendidik klinik.
Dalam satu kelompok, dokter muda diberi tugas satu atau dua dokter
muda sebagai presenter yang akan bertugas memeriksa pasien dan
mempresentasikan hasil temuan, penjelasan dan tatalaksana yang dipilh.
Anggota kelompok lain sebagai peserta. Dosen pendidik klinik akan
memberikan umpan balik terhadap pencapaian dokter muda. Kasus pasien yang
dipilih adalah yang terdapat pada modul bagian.
Kompetensi yang akan dicapai melalui bed side teaching :
1. Kemampuan wawancara medis (medical interviewing skill)
Memberi salam, memperkenalkan diri, memfasilitasi pasien/keluarga
pasien agar dapat bercerita; bertanya dengan efektif agar
memperoleh informasi yang akurat dan adekuat; bicara jelas,
mendengar aktif, mencatat; bereaksi secara tepat terhadap sikap dan
tanda-tanda non verbal lainnya.

28
2. Kemampuan pemeriksaan fisik (physical examination skill)
Mengikuti urutan logik, efisien; menyeimbangkan langkah skrining,
dan diagnostik; memberitahu pasien saat pemeriksaan; peka terhadap
kemampuan pasien dan bersikap sopan.
3. Keputusan Klinis (clinical judgment)
Membuat diagnosis banding; membuat diagnosis yang tepat dan
memformulasikan rencana penatalaksanaan pasien yang sesuai.
Selektif memilih pemeriksaan penunjang diagnosis yang sesuai,
dengan mempertimbangkan risiko dan manfaat.
4. Kemampuan konseling (counseling skill) dan Kualitas humanistik/
profesionalisme (humanistic qualities/professionalism)
Mengorek harapan pasien, bebas dari istilah-istilah Kedokteran
anuka dan jujur, empati, menjelaskan alas an/dasar pemeriksaan dan
terapi kepada pasien/ keluarga pasien, memperoleh persetujuan
tindakan medis kalau diperlukan kepada pesien/ keluarga pasien
(informed consent), memberi edukasi tentang penatalaksanaan,
pencegahan dan konseling lain yang terkait dengan penyakitnya.
Menghargai pasien, menunjukkan empati, belas kasih, menciptakan
kepercayaan, membantu agar pasien nyaman, bias menjaga rahasia.
5. Kompetensi klinis keseluruhan (overall clinical competence).
Menunjukkan bagaimana mencapai keputusan klinis yang memuaskan,
sintesis, peduli (caring), efektif, efisien dalam menggunakan sumber yang
ada, menyeimbangkan risiko dan manfaat, menyadari keterbatasan kita.

29
Latihan Keterampilan Klinik
Metode ini berupa latihan berbagai keterampilan yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik (clinical examination) maupun prosedur tatalaksana klinik
yang dilakukan pada pasien simulasi ataupun manikin. Metode ini dilakukan
pada beberapa departemen yang memerlukan pasien simulasi atau manikin
pada kasus-kasus yang tidak memungkinkan dilatihkan pada pasien nyata.

Work based learning


WBL adalah salah satu bentuk pembelajaran tahap profesi dalam
bentuk pengalaman nyata dalam melakukan pengelolaan kasus atau tatalaksana
masalah kesehatan secara mandiri terhadap pasien/individu lain baik di rumah
sakit maupun di komunitas.
Kegiatannya berupa :
1. Penanganan pasien
a. Melakukan Anamnesis, pemeriksaan fisik, penetapan diagnosis dan tata
laksana pasien baru rawat inap dibawah supervisi instruktur klinik.
b. Melakukan Follow up/visitasi rutin pasien lama rawat inap dibawah
supervisi instruktur klinik
c. Melakukan Anamnesis, pemeriksaan fisik, penetapan diagnosis dan tata
laksana pasien rawat jalan dibawah supervisi instruktur klinik
d. Melakukan tindakan/Asistensi tindakan bedah dan non bedah dibawah
bimbingan instruktur klinik
2. Kunjungan ke masyarakat

30
Melakukan kunjungan masyarakat untuk mengeksplorasi berbagai hal
yang berhubungan dengan kasus/penyakit berdasarkan departemen yang
terkait.
Reflective learning
Reflective learning adalah salah satu bentuk pendalaman teori dari hasil
umpan balik pengalaman klinis yang telah dilakukan ketika menjalankan
workbased learning atau kegiatan klinik lainnya Metode pembelajaran
Reflective learning ini memungkinkan dokter muda untuk melakukan refleksi
terhadap pencapaian pembelajarannya saat WBL kemudian menyusun strategi
pembelajaran selanjutnya untuk menguasai sasaran pembelajarn yang belum
dicapainya dalam berbagai jenis kegiatan telaah teori.
Kegiatannya terdiri dari :
1. Laporan kasus
Kegiatan pembelajaran ini merupakan diskusi tentang pasien yang sudah
pernah dilakukan dalam bedside teaching sebelumnya atau menggunakan
kasus-kasus yang spesifik disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang
memang dirasakan dokter muda sebagai kasus-kasus/ hal yang menarik
(tidak tahu) ataupun perlu diskusi lanjut.
Kegiatan ini merupakan kegiatan ilmiah berupa laporan kasus
spesifik individual yang akan mendorong kemampuan penalaran klinik dan
mengasah kemampuan refleksi. Dokter muda akan mengidentifikasi
kemampuan dan kekurangan pemahamannya terhadap kasus yang dipilih
dan menentukan strategi pembelajaran. Pada akhirnya hasil pembelajaran
tersebut akan dilaporkan dalam bentuk laporan kasus.

31
Kegiatan ini dilakukan di setiap rotasi di rumah sakit pendidikan,
yang dikerjakan perorangan. Pada rotasi 10 minggu dokter muda
diwajibkan membuat 1 (satu) laporan kasus. Laporan kasus ini akan
dipresentasikan pada pertemuan yang dijadwalkan di RS pendidikan dan
dilakukan penilaian sebagai salah satu komponen evaluasi sumatif.
2. Simulasi kasus/ Tutorial klinik
Kegiatan ini merupakan diskusi tentang kasus penting dengan
kompetensi 3 atau 4 atau isu-isu ilmiah terbaru yang tidak ditemui pada
saat rotasi, yang berkaitan dengan topik pembelajaran. Pelaksanaan
simulasi kasus akan ditentukan oleh dosen pendidik klinik berdasarkan
pencapaian belajar dokter muda selama menjalani rotasi. Dosen pendidik
klinik akan menjadwalkan sesi pertemuan untuk memberikan simulasi
kasus sebagai pemicu diskusi dokter muda berupa skenario kasus, video
atau gambar-gambar kasus. Selanjutnya dokter muda akan membahas
kasus tersebut merujuk kepada literatur. Bentuk kegiatan ini berupa tutorial
klinik dan hasil belajar dokter muda dilaporkan dalam bentuk format
tulisan ilmiah.

3. Tulisan Ilmiah
Setiap dokter muda akan mendapatkan tugas menyusun suatu
tulisan ilmiah (referat atau journal reading) dengan topik yang ditentukan
oleh dosen pendidik klinik yang menekankan pada topik-topik penting
sesuai sasaran pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih

32
kemampuan dokter muda dalam menerapkan evidence based medicine atau
EBM dalam memecahkan masalah-masalah klinis.
Setiap dokter muda akan mendapat satu orang dosen pendidik
klinik dalam penyusunannya. Tulisan ilmiah ini akan dipresentasikan dan
didiskusikan pada pertemuan yang telah dijadwalkan sebagai salah satu
bentuk metode evaluasi sumatif.
4. Laporan Jaga dan Laporan Kematian
Laporan jaga dilakukan di departemen yang memiliki tugas
jaga. Kegiatan pembelajaran ini merupakan laporan rekapitulasi pasien
masuk dan diskusi tentang pasien yang ditemui pada saat kegiatan jaga
baik di UGD maupun bangsal rawat inap dengan tujuan pembelajaran yang
memang dirasakan dokter muda sebagai kasus-kasus/ hal yang menarik
(tidak tahu) ataupun perlu diskusi lanjut.
Laporan kematian merupakan laporan rekapitulasi dan diskusi
kasus kematian pasien yang ditemui pada saat kegiatan di rotasi klinik
dengan tujuan pembelajaran yang memang dirasakan dokter muda sebagai
kasus-kasus/ hal yang menarik ataupun perlu diskusi lanjut.

4.2 Lingkup Bahasan Pembelajaran


a. Daftar Masalah (Keluhan/Gejala)
Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter berangkat dari
keluhan atau masalah pasien atau masalah klien. Melalui penelusuran
riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan, serta
karakteristik pasien, keluarga dan lingkungannya, dokter melakukan

33
analisis terhadap masalah kesehatan tersebut untuk kemudian
menentukan tindakan dalam rangka penyelesaian masalah tersebut.
Daftar ini berisikan masalah, keluhan atau gejala yang banyak
dijumpai pada tingkat pelayanan kesehatan primer berdasarkan alasan
yang membawa pasien atau klien mendatangi dokter atau pelayanan
kesehatan. Selama pendidikan dokter, dokter muda perlu dipaparkan
pada berbagai masalah, keluhan atau gejala tersebut, serta perlu dilatih
bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Semakin banyak terpapar
oleh berbagai jenis masalah, keluhan atau gejala yang akan dijumpai
di pelaya4nan kesehatan primer, lulusan dokter diharapkan memiliki
kemampuan penyelesaian masalah yang lebih baik.
Daftar masalah ini dibagi menjadi dua, yaitu daftar masalah
individu dan daftar masalah komunitas. Daftar masalah individu perlu
dikuasai oleh lulusan dokter, karena merupakan masalah dan keluhan
yang paling sering dijumpai pada tingkat pelayanan kesehatan primer.
Daftar masalah individu berisikan keluhan, gejala maupun hal-hal
yang membuat individu sebagai pasien atau klien mendatangi dokter
atau institusi pelayanan kesehatan. Daftar masalah komunitas
berisikan daftar masalah yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar
tempat dokter praktik dan berpotensi dapat menimbulkan masalah
kesehatan di tingkat individu, keluarga dan masyarakat.

b. Daftar Penyakit
Daftar penyakit merupakan penyakit-penyakit yang dipilih

34
menurut beban penyakit yang timbul berdasarkan perkiraan data
kesakitan, data kematian serta case fatality rate di Indonesia pada
tingkat pelayanan primer, tingkat keseriusan problem yang
ditimbulkan dan efeknya terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
Lulusan Dokter yang akan bekerja di tingkat pelayanan primer harus
mempunyai tingkat kemampuan yang memadai agar mampu merujuk,
membuat diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau
memberi penanganan tuntas. Oleh karena itu, pada setiap penyakit
yang dipilih, ditetapkan tingkat kemampuan yang diharapkan akan
dicapai di akhir pendidikan dokter berdasarkan perkiraan kewenangan
yang akan diberikan ketika bekerja di tingkat pelayanan kesehatan
primer, sesuai dengan kondisi rata-rata di Indonesia.
Apabila setelah lulus, dokter akan bekerja di daerah yang
terpencil dengan kondisi pelayanan kesehatan yang minimal atau di
daerah khusus sehingga membutuhkan kemampuan yang lebih,
diharapkan pihak yang berwenang dapat memberikan pembekalan
sebelum penempatan dokter.
Daftar penyakit dikelompokkan menurut sistem, organ dan tahapan
usia. Berikut ini tingkat kemampuan yang diharapkan akan dicapai di akhir
pendidikan.

c. Daftar Keterampilan Klinis


Keterampilan adalah kegiatan mental dan atau fisik yang
terorganisasi serta memiliki bagian-bagian kegiatan yang saling

35
bergantung dari awal hingga akhir. Dalam melaksanakan praktik
dokter, lulusan dokter perlu menguasai keterampilan klinis yang akan
digunakan dalam mendiagnosis maupun menyelesaikan suatu masalah
kesehatan. Keterampilan klinis ini perlu dilatihkan sejak awal
pendidikan dokter secara berkesinambungan hingga akhir pendidikan
dokter.
Daftar keterampilan klinis dikelompokkan menurut bagian atau
departemen terkait. Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat
kemampuan menggunakan Piramid Miller (knows, knows how, shows,
does) yang diharapkan dicapai oleh dokter muda di akhir pendidikan.

36
BAB V
SISTEM EVALUASI
5.1 Nilai Bagian
Setiap rotasi bagian akan melakukan evaluasi/penilaian terhadap dokter muda
dengan cara:
1. Evaluasi formatif
Bertujuan untuk membantu dokter muda dalam mencapai sasaran
pembelajaran yang diinginkan. Dalam evaluasi formatif ada proses umpan
balik dari dosen pembimbing klinik yang diberikan pada saat pembelajaran
berlangsung atau pada jadwal yang ditentukan
 Kinerja dalam bedside teaching
Setiap proses pembelajaran dalam BST, dokter muda akan mendapat
umpan balik oleh dosen pembimbing klinik
 Kinerja dalam latihan ketrampilan
Dokter muda akan diberikan umpan balik terhadap pencapaiannya
dalam ranah psikomotor melalui umpan balik yang diberikan dosen
pembimbing klinik dalam kegiatan Mini-Cex, DOPS ataupun
penilaian LKK.
 Kinerja dalam work based learning
Selama proses WBL, dokter muda akan mendapatkan umpan balik oleh
dosen pendidik klinik secara periodik.
 Kinerja dalam reflektif learning
Dalam pelaksanaan setiap kegiatan reflektif learning (laporan kasus,
simulasi kasus dan tulisan ilmiah) dokter muda akan diberikan umpan

37
balik terhadap pencapaian pembelajarannya dalam bentuk bimbingan
oleh dosen pendidik klinik sebelum pelaksanaan presentasi ujian
sumatif.

2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif bertujuan untuk menilai hasil belajar dokter muda sebagai
dasar untuk menentukan kelayakan kompetensi dokter muda. Prasyarat
untuk dapat mengikuti evaluasi sumatif adalah :
Rekapitulasi kehadiran
Dokter muda harus menghadiri 100% kegiatan dalam rotasi bagian, Jika
berhalangan dikarenakan alasan sakit, musibah orang tua/ saudara kandung/
suami/istri/anak kandung dan tugas fakultas, dokter muda diperkenankan
tidak menghadiri kegiatan rotasi selama maksimal 5 hari untuk rotasi 10
minggu dan 3 hari untuk rotasi 4 minggu. Bila tidak memenuhi prasyarat
tersebut, dokter muda yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti
evaluasi sumatif.
Evaluasi/ Penilaian sumatif dokter muda di tiap rotasi departemen akan
mencakup 3 domain penilaian, yaitu:
a. Attitude
Domain sikap ini dinilai melalui dua bentuk:
1. Implementasi nilai keislaman dalam pelayanan kedokteran
Penilaian sikap ini akan disebar dalam setiap instrumen penilaian
keterampilan dan pengetahuan dengan menilai implementasi sikap yang
mencerminkan nilai-nilai keislaman dalam pelayanan pasien.

38
2. Kondite selama rotasi
- Penilaian sikap selama rotasi dilakukan melalui instrumen khusus
kondite yang menilai beberapa komponen antara lain insiatif,
disiplin, kejujuran, tanggung jawab, kerjasama dan akhlak.
- Penilaian ini dilakukan oleh Koordinator Pendidikan di setiap
Departemen di rumah sakit pendidikan selama rotasi di rumah sakit
tersebut berdasarkan pelaporan dari setiap dokter pendidik klinik.
- Komponen penilaian kondite ini tidak diberi bobot dalam
komponen nilai akhir bagian, tetapi akan menjadi prasyarat
kelulusan
b. Skills
Penilaian ranah keterampilan ditekankan pada penilaian kemampuan
keterampilan Shows how atau Does, yaitu pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi dan mampu melakukan secara mandiri.
Penilaian ini dilakukan dengan beberapa metode, berikut:
1. Mini Clinical Examination (Mini-CEX)
2. Direct Observation Procedure Skills (DOPS)
3. Ujian Keterampilan Klinik
4. Logbook

1. Mini-Clinical Evaluation Exercise (Mini-CEX)


Penilaian dilakukan untuk menilai kemampuan atau ketrampilan
klinis dokter muda secara keseluruhan mulai dari ketrampilan
anamnesis, pemeriksaan fisik, konseling, clinical judgement dan

39
lain-lain. Dapat juga dilakukan untuk menilai satu atau beberapa
keterampilan. Bisa dilakukan sewaktu-waktu selama rotasi, misal
pada saat bedside teaching.
Penilaian ini dilakukan oleh dosen pendidik klinik pada tengah
rotasi (formatif) dan akhir rotasi (sumatif) di setiap rotasi pada setiap
RS Pendidikan. Pendidik klinik diharapkan menilai kegiatan ini
secara langsung di depan pasien sesuai form yang ada untuk
menentukan kemampuan dokter muda memuaskan atau tidak,
kemudian diikuti dengan pemberian umpan balik dan komentar.
Setting mini-CEX dapat dilakukan pada pasien rawat inap, IRD
Rawat jalan, atau lain-lain, saat masuk rumah sakit ataupun saat
pulang.
Hakekat dari mini-CEX adalah penilaian kemampuan klinik
dokter muda pada saat berhadapan dengan pasien. Mini-CEX mudah
dilakukan secara rutin oleh pendidik klinik yang bertugas dalam
berbagai situasi klinik/ ruangan, dan hanya perlu 15-20 menit untuk
dapat menilik interaksi dokter muda dengan pasien dari berbagai
jenis kompetensi. Untuk mini-CEX sumatif lengkap menilai seluruh
keterampilan sesuai daftar tilik.
Kompetensi yang dapat dinilai dalam mini-CEX :
1. Kemampuan Wawancara Medis (Medical Interview Skills)
Memberi salam memperkenalkan diri, memfasilitasi pasien/orang
tua pasien agar dapat bercerita; bertanya dengan efektif agar
dapat memperoleh informasi yang akurat dan adekuat; berbicara

40
jelas, mendengar aktif,mencatat; bereaksi secara tepat terhadap
sikap dan tanda-tanda non verbal lainnya.
2. Kemampuan pemeriksaan fisik (Physical Examination skills)
Mengikuti urutan logik efisien; menyeimbangkan langkah
skrining dan diagnostik; memberitahu pasien saat pemeriksaan;
peka terhadap kenyamanan pasien dan bersikap sopan.
3. Kualitas Humanistik/ Profesionalisme (Humanistic Qualities/
Professionalism)
Menghargai pasien, menunjukkan empati, belas kasih,
menciptakan kepercayaan ; membantu agar pasien nyaman,
bisa menjaga rahasia, memberi informasi.
4. Keputusan klinis (Clinical Judgment)
Membuat diagnosis yang tepat dan memformulasikan rencana
penatalaksanaan pasien yang sesuai. Selektif memilih
pemeriksaan penunjang diagnostik yang sesuai dengan
pertimbangan resiko dan manfaat.
5. Kemampuan konseling (Counseling Skills)
Mengorek harapan pasien, bebas dari istilah-istilah kedokteran,
terbuka dan julur, empati. Menjelaskan alasan/ dasar
pemeriksaan dan terapi kepada pasien / orang tua pasien.
Memperoleh persetujuan tindakan medik kalau diperlukan
kepada pasien/orang tua pasien (informed conset), memberi
edukasi tentang penatalaksanaan, pencegahan, dan konseling
lain yang terkait dengan penyakitnya.

6. Organisasi/Efisiensi (Organization/Efficiency)
Menentukan Prioritas, menyesuikan dengan waktu yang

41
tersedia.
7. Kompetensi klinis keseluruhan (Overall Clinical competence)
Menunjukkan bagaimana mencapai keputusan klinis yang
memuaskan. Sintesis, peduli (caring), Efektif efisien dalam
menggunakan sumber yang ada menyeimbangkan resiko dan
manfaat, menyadari keterbatasan kita.

2. Direct Observation Procedure Skills (DOPS)


DOPS adalah suatu bentuk evaluasi berupa observasi
keterampilan prosedural pada pasien yang dinilai oleh seorang
pendidik klinik sebagai penguji. Dokter muda yang diobservasi akan
mendapatkan umpan balik setelah selesai melakukan keterampilan
prosedural oleh penguji yang lebih berpengalaman dan ahli dalam
prosedur tertentu.
DOPS bertujuan untuk menilai prosedur klinis atau prosedur
pemeriksaan penunjang. Penilaian dilakukan dengan menggukan
suatu form DOPS berisi checklist dan rating scales. Tahapan-tahapan
yang dinilai adalah:
1. Pemahaman akan indikasi suatu prosedur klinis atau pemeriksaan
penunjang
2. Ketepatan penggunaan analgesia/sedasi
3. Kemampuan teknis prosedural
4. Kemampuan mempertimbangkan keadaan pasien
5. Penatalaksanaan komplikasi

42
6. Interpretasi hasil

3. Ujian Praktek Keterampilan Klinik


Ujian ini merupakan ujian terhadap beberapa keterampilan yang
diajarkan saat kegiatan latihan keterampilan klinis. Dokter muda
mendemonstrasikan keterampilan klinik pada manikin dihadapan
satu orang dosen pembimbing klinik sebagai penguji.
4. Log-book
Log book berisi dokumentasi variasi kasus, jumlah kasus,
jumlah pasien yang telah dikelola dokter muda dan jumlah serta jenis
keterampilan prosedural klinik yang telah dilakukan selama proses
pembelajaran di setiap rotasi pada setiap RS Pendidikan.
Kelengkapan kegiatan dokter muda dalam logbook ditentukan sesuai
panduan yang terdapat dalam modul tiap departemen. Log book
harus dikumpulkan sebelum masa evaluasi akhir departemen.
Penilaian kelengkapan logbook akan dilakukan pada awal minggu
ujian di akhir rotasi departemen, oleh dosen pembimbing klinik yang
ditunjuk di setiap RS Pendidikan.

c. Knowledge
1. Penilaian Laporan kasus
Dosen pembimbing laporan kasus, akan menilai laporan hasil refleksi
kasus yang telah disusun dokter muda dalam presentasi laporan yang telah

43
dijadwalkan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan form penilaian
laporan kasus. Komponen yang akan dinilai mencakup:
 Kemampuan untuk memaparkan pemahaman terhadap kasus secara
singkat dan ringkas.
 Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendiskusikan hal-hal yang
penting berkaitan dengan masalah yang diderita pasien serta hasil
refleksi nya terhadap kasus.
 Kemampuan menghubungkan, memanfaatakan dan mengintegrasikan
ilmu dasar kedokteran dan nilai-nilai Islam untuk menerangkan secara
menyeluruh mengenai permasalahan pasien.
 Kemampuan untuk membedakan antara kondisi penyebab dan akibat
dari permasalahan pasien.
 Professional behavior (bertanggung jawab dan memenuhi target yang
telah di tetapkan sendiri dalam strategi pembelajarannya)
 Kinerja siswa: sistematik penyajian, kemampuan berkomunikasi dan
sikap

2. Penilaian Tulisan Ilmiah


Dokter muda akan dinilai hasil tulisan ilmiahnya mengenai topik-
topik yang dirasakan dokter muda kurang dipahami atau butuh penelaahan
lebih lanjut. Penilaian ditekankan pada kemampuan mencari informasi
ilmiah terbaru dan juga kemampuan critical appraisal (analisa kritis).
Penilaian dilakukan oleh dosen pembimbing berdasarkan form penilaian
tulisan ilmiah dalam presentasi yang telah dijadwalkan .

44
3. Clinical reasoning problems (oral examination) dan Multiple Chioce
Question (MCQ) dengan vignette
Pada ujian akhir rotasi dilakuan ujian lisan (oral examination) dengan
menilai kemampuan penalaran klinis. Selain ujian lisan, jika diperlukan
dapat dilakukan salah satu jenis metode evaluasi MCQ dengan vignette
disesuaikan dengan aturan setiap departemen sebagai pretest ataupun
postest.

Clinical reasoning problems (oral examination)


Ujian lisan berupa clinical reasoning problem dilakukan pada minggu
ujian rotasi, yang dinilai oleh satu orang dosen pendidik klinik. Dalam
metode ini dokter muda diberikan pasien yang baru diketahui pada saat
ujian berlangsung. Dokter muda diminta untuk melakukan clinical
examination untuk dapat menegakkan diagnosis dan merencanakan
tatalaksananya yang akan ditulis dalam status rekam medik, kemudian
dilaporkan dalam sesi tanya jawab ujian lisan.
Komponen yang akan dinilai adalah kebenaran hasil clinical
examination, langkah-langkah penegakan diagnosis dan tatalaksana, paparan
pengetahuan yang melandasi masalah (penalaran klinis) dan kemampuan
implementasi nilai keislaman dalam pengelolaan masalah. Penilaian
dilakukan dengan menggunkan form penilaian ujian lisan. Bobot penilaian
pertanyaan pada ujian lisan dilakukan berdasarkan blueprint yang telah
dirumuskan setiap departemen sebelum ujian berlangsung.

45
MCQ dengan vignette
MCQ merupakan instrumen penilaian yang objektif dan menghasilkan
respon yang cepat. MCQ terdiri dari deskripsi masalah (stem), pertanyaan
(lead-in), dan pilihan. Dokter muda akan diberikan sejumlah soal pilihan
berganda yang didahului oleh deskripsi masalah (stem/vignette). Dokter
muda harus memilih satu jawaban benar dari 5 pilihan yang ada. Instrumen
ini dilakukan untuk menilai kemampuan kognitif tinggi.

Tabel 5.1 Bobot Komponen Penilaian sumatif:

Jenis Kegiatan Bobot Hasil

A. Proses 40-80%
1. Laporan kasus 10-20%
2. Tulisan Ilmiah – Referat 10-20%
3. Mini-Cex, DOPS, UKK 20-40%
B. Ujian Akhir Stase 20-60%
- Mini-Cex 10-30 %
- MCQ(posttest) /oral exam 10-30 %
Jumlah ( A + B ) 100%

Penilaian attitude/kondite
Kondite menjadi pertimbangan kelulusan dokter muda. Meskipun dokter
muda lulus dalam ujian sumatif, namun dianggap tidak lulus/tidak memiliki

46
attitude yang baik selama rotasi berdasarkan pertimbangan rapat evaluasi
dokter muda, maka dokter muda yang bersangkutan tidak dapat diluluskan
kegiatan rotasi dan harus mengulang sesuai dengan peraturan . (form
terlampir).

Kelulusan Bagian Tahap Klinik :


Nilai akhir bagian (proses + ujian akhir) = B (≥ 68) dan nilai
attitude Baik

Skala Penilaian
Sesuai dengan aturan dokumentasi penilaian dirjen Dikti maka batasan kompeten dari
pencapaian dokter muda sebagai berikut:
Nilai Huruf Nilai Bobot Rentang Nilai Keterangan Patokan Nilai
A 4,00 ≥ 80,00 Kompeten
B 3,00 68,00- 79,00 Kompeten
C 2,00 55,00-67,99 Tidak Kompeten
D 1,00 40,00-54,99 Tidak Kompeten
E 0,00 <40 Tidak Kompeten

5.2 Ketentuan Dalam Ujian Akhir Kepaniteraan Klinik


Ujian akhir kepaniteraan di rumah sakit pendidikan mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
1. Mahasiswa yang dapat mengikuti ujian akhir kepaniteraan klinik adalah
mahasiswa yang sudah melengkapi semua proses di departemen

47
tersebut.
2. Ujian akhir kepaniteraan klinik dilakukan di rumah sakit pendidikan
dan dilaksanakan pada minggu terakhir rotasi departemen.
3. Metode evaluasi yang dilakukan pada ujian akhir bagian adalah
menguji keterampilan (Mini-CEX) dan pengetahuan (Oral
examination, MCQ)
4. Hasil nilai komponen proses dan ujian akhir bagian di setiap RS
Pendidikan diserahkan kepada Fakultas Kedokteran UMP selambat--
lambatnya 1 minggu setelah ujian akhir bagian dilaksanakan melalui
staf administrasi di Rumah Sakit Pendidikan.
5. Penentuan kelulusan bagian akan diputuskan dalam rapat evaluasi rotasi
klinik Program Studi Profesi Dokter yang dihadiri oleh Pimpinan,
Kaprodi Profesi Dokter, sekretaris prodi profesi dokter, UPK,
koordinator pendidik klinik pada departemen yang bersangkutan dari
setiap RS Pendidikan yang menjadi wahana pembelajaran. Rapat ini
diselenggarakan minimal 1 (satu) kali per semester.
6. Penentuan kelulusan suatu bagian ditentukan dari hasil akhir (proses +
ujian akhir rotasi) dan penjumlahan hasil akhir di setiap RS Pendidikan
tempat penyelenggaraan rotasi bagian tersebut. Dokter muda akan
dinyatakan lulus , jika nilai akhir departemen adalah A atau B dengan
attitude baik.

5.3 Ketentuan Pengulangan Rotasi Kepaniteraan Klinik


Bagi dokter muda yang mendapatkan nilai akhir departemen selain dari

48
nilai A atau B dengan kondite baik, maka dokter muda diberikan kesempatan
memperbaiki nilai dengan melakukan rotasi. Aturan dalam pengulangan rotasi
sebagai berikut :
a. Proses pengulangan rotasi dilaksanakkan pada akhir seluruh
rotasi.
b. Ujian ulang yang harus diikuti dokter muda adalah ujian akhir
departemen (Mini-CeX dan Oral Exam).
c. Ujian ulang yang dilakukan di departemen rumah sakit
pendidikan tempat yang bersangkutan tidak lulus ujian sebelumnya
d. Kelulusan ditentukan berdasarkan nilai akhir ujian remedial ≥
68 (B) dan attitude Baik
Bagi dokter muda yang tidak lulus setelah menjalani pengulanggan rotasi
diharuskan mengulang dengan ketentuan sebagai berikut :
I. Untuk departemen minor :
a. Nilai A atau B Kondite Tidak Baik
1. Nilai A atau B Kondite Tidak Baik Mengulang setengah rotasi (2
minggu)
2. Hasil ulangan setengah rotasi untuk Mahasiswa yang mendapat nilai
A atau B dengan Kondite tidak baik, mendapat nilai B dengan
Kondite baik atau nilai B dengan Kondite tidak baik.
3. Bila tetap tidak lulus karena kondite maka tetap mengulang
setengah rotasi dan demikian seterusnya sampai dinyatakan lulus
kondite dengan nilai B
b. Nilai C Kondite Baik

49
1. Nilai C kondite baik mengulang 1 minggu
2. Hasil ulangan 1 minggu untuk Mahasiswa yang mendapat nilai C,
mendapat maksimal B jika dinyatakan lulus dan minimal C bila tetap
dinyatakan tidak lulus.
3. Jika mahasiswa tidak lulus (tetap mendapat nilai C) setelah
mengulang 1 minggu, maka diwajibkan mengulang kembali 1
minggu
4. Bila tetap tidak lulus maka tetap mengulang 1 minggu, dan demikian
seterusnya sampai dinyatakan lulus
c. Nilai C Kondite Tidak Baik, Nilai D Kondite Baik/Tidak Baik, Nilai E
Kondite Baik/Tidak Baik
1. Nilai C Kondite Tidak Baik, Nilai D Kondite Baik/Tidak Baik, Nilai
E Kondite Baik/Tidak Baik mengulang 1 rotasi
2. Hasil ulangan satu rotasi untuk Mahasiswa dengan nilai C Kondite
Tidak Baik, nilai D Kondite Baik/Tidak Baik, Nilai E Kondite
Baik/Tidak Baik, mendapat maksimal nilai B dengan Kondite Baik
3. Jika mahasiswa tetap tidak lulus pada kondisi :
 Mendapat nilai ulangan dari C Kondite tidak baik, nilai D
Kondite Baik/Tidak Baik, Nilai E Kondite Baik/Tidak Baik,
menjadi nilai C Kondite Baik maka berlaku seperti poin b.3
 dan demikian seterusnya sampai dinyatakan lulus
4. Bila tetap tidak lulus dengan nilai B Kondite tidak baik atau nilai C
Kondite Baik kembali mengulang dengan ketentuan Ia & Ib.

50
II. Untuk departemen Mayor :
a. Nilai A atau B Kondite Tidak Baik
1. Nilai A atau B Kondite Tidak Baik Mengulang setengah rotasi (5
minggu)
2. Hasil ulangan setengah rotasi untuk Mahasiswa yang mendapat nilai
A atau B dengan kondite tidak baik, mendapat nilai B dengan
kondite baik atau nilai B dengan kondite tidak baik.
3. Bila tetap tidak lulus karena kondite maka tetap mengulang
setengah rotasi dan demikian seterusnya sampai dinyatakan lulus
nilai B dengan kondite Baik
b. Nilai C Kondite Baik
1. Nilai C Kondite baik mengulang 2 minggu.
2. Hasil ulangan 2 minggu untuk Mahasiswa yang mendapat nilai C,
mendapat maksimal B jika dinyatakan lulus dan minimal C bila
tetap dinyatakan tidak lulus.
3. Jika mahasiswa tidak lulus (tetap mendapat nilai C) setelah
mengulang 2 minggu, maka diwajibkan mengulang kembali 2
minggu.
4. Bila tetap tidak lulus maka tetap mengulang 2 minggu, dan
demikian seterusnya sampai dinyatakan lulus
c. Nilai C Kondite Tidak Baik, Nilai D Kondite Baik/Tidak Baik, Nilai E
Kondite Baik/Tidak Baik mengulang 1 rotasi
1. Nilai C Kondite Tidak Baik, Nilai D Kondite Baik/Tidak Baik, Nilai
E Kondite Baik/Tidak Baik mengulang 1 rotasi

51
2. Hasil ulangan satu rotasi untuk Mahasiswa dengan nilai C Kondite
Tidak Baik, Nilai D Kondite Baik/Tidak Baik, Nilai E Kondite
Baik/Tidak Baik, mendapat maksimal nilai B dengan Kondite Baik.
3. jika mahasiswa tetap tidak lulus pada kondisi :
 Mendapat nilai ulangan dari C Kondite tidak baik, Nilai D
Kondite Baik/Tidak Baik, Nilai E Kondite Baik/Tidak Baik,
menjadi Nilai C Kondite Baik maka berlaku seperti poin b.3
 Mendapat nilai ulangan tetap (tidak berubah), maka tetap
mengulang 1 rotasi, dan demikian seterusnya sampai
dinyatakan lulus
4.Bila tetap tidak lulus dengan nilai B Kondite Tidak Baik atau nilai C
Kondite Baik kembali mengulang dengan ketentuan Ia & Ib

5.4 Ujian MCQ Departemen


MCQ CBT departemen dilakukan pada minggu akhir di setiap departemen klinik.
Mahasiswa diwajibkan mengikuti ujian departemen yang telah dilewati sampai
dinyatakan lulus. Kelulusan MCQ CBT seluruh departemen klinik merupakan syarat
mengikuti ujian komprehensif. Kepaniteraan klinik di departemen Penyakit
Dalam, Bedah, Obsgyn dan departemen Anak dilakukan ujian MCQ
departemen yang dilaksanakan pada akhir rotasi

5.5 Kelulusan Prodi Profesi Dokter

Nilai akhir bagian (proses + ujian akhir) = B (≥68) dan nilai attitude
Baik
Nilai MCQ departemen (Penyakit Dalam, Bedah, Obsgyn dan
52 Anak) = B (≥68)
Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ≥ 3.00
5.6 Ujian Komprehensif
Ujian Komprehensif adalah ujian akhir yang harus dijalani sebagai pra-
syarat untuk mengikuti Ujian Kompetensi Mahasiswa Program Profesi
Dokter (UKMPPD). Dilaksanakan setelah lulus menjalani seluruh kegiatan
Kepaniteraan Klinik. Ujian komprehensif ini dilaksanakan di Fakultas.
Bentuk Ujian Komprehensif ada dua bentuk, yaitu :
1. MCQ (Multiple Choice Question) 200 soal dengan alokasi waktu 200
menit dalam bentuk soal terintegrasi/ vignette.
2. Objective Structure Clinical Examination (OSCE)

53
Tabel 4. Distribusi soal bentuk MCQ
No Sistem
1 Saraf dan Perilaku
2 Kepala dan leher
3 Endokrin dan metabolisme
4 Saluran cerna, hepatobilier dan pancreas
5 Saluran pernapasan
6 Ginjal dan saluran kemih
7 Jantung, pembuluh darah dan limfatik
8 Darah dan sistem kekebalan tubuh
9 Kulit, otot, tulang dan jaringan lunak
10 Reproduksi
11 Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
12 Hukum dan etik
13 Saraf dan Perilaku
14 Kepala dan leher
15 Endokrin dan metabolisme
Total = 200 soal

Batas lulus ujian komprehensif adalah masing-masing nilai OSCE


dan MCQ = B (≥68)

BAB VI
TATA TERTIB

i. Tata Tertib Pelaksanaan Kepaniteraan Klinik

54
Setiap dokter muda yang mengikuti proses pembelajaran kepaniteraan klinik,
wajib mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Setiap dokter muda wajib mentaati tata tertib mahasiswa/i Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang berlaku
2. Setelah melapor kepada ketua Bagian/SMF dan diberi penjelasan
seperlunya, dokter muda menghadap koordinator dokter pendidik klinik
untuk diberikan tugas. Dokter muda menyerahkan surat pengantar dari
Dekan dengan meyertakan paspoto ukuran 3x4 cm sebanyak 3 (tiga)
buah untuk dicatat namanya dan ditempel pasfotonya di buku registrasi.
Koordinator dokter pendidik klinik akan :
a. Menentukan judul referat yang akan disusun dan dibacakan nanti pada
waktunya
b. Memerintahkan kepada ketua grup membuat daftar giliran tugas
presentasi kasus, diskusi kelompok untuk anggota grupnya.
3. Dokter muda melakukan kegiatan selama rotasi sesuai dengan yang
ditetapkan.
a. Jam Kerja : Senin –Sabtu : 07.00-14.00 WIB.
b. Jam Jaga :
 Hari Kerja : setelah jam kerja s.d 07.00WIB hari berikutnya.
 Hari libur :
-Kelompok pagi : 07.00-19.00 WIB
-Kelompok malam : 19.00 – 07.00 WIB hari berikutnya.
c. Jumlah frekuensi jaga ditentukan oleh Bagian yang bersangkutan
dengan ketentuan minimal satu kali dalam satu minggu.

55
d. Pengisian daftar hadir :
- Dilakukan minimal dua kali yaitu pada saat datang dan pulang
tepat pada waktunya
- Dilakukan sendiri, tidak boleh diwakilkan.
e. Dokter muda yang meninggalkan tugas dalam masa kepaniteraan harus
sepengetahuan dan memperoleh izin dari Kepala Bagian
4. Bila karena suatu sebab tidak dapat mengikuti pembelajaran dalam rotasi
maka dokter muda harus menyatakan dengan surat pemberitahuan resmi
dan menyebutkan alasan yang dapat diterima disertai bukti yang sah. Surat
tersebut harus diserahkan kepada kepala bagian selambatnya saat dokter
muda kembali mengikuti kegiatan
5. Peraturan berpakaian :
 Dokter muda diwajibkan menggunakan jas snellen selama bertugas di
lingkungan Rumah Sakit
 Dokter muda tidak diperkenankan menggunakan jas snellen di luar
lingkungan rumah sakit pendidikan, kampus Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang dan Puskesmas.
6. Setiap dokter muda harus senantiasa bertindak profesional, menjaga nama
baik almamater, menegakkan disiplin dan tata tertib dokter muda.
7. Dokter muda tidak boleh mengerjakan tugas Bagian lain pada saat
melakukan kegiatan di suatu bagian.

A. Sanksi Akademik

56
1. Dokter muda yang terbukti melanggar norma akademik, norma sosial
dan norma hukum dikenakan sanksi yang akan ditentukan dalam rapat
bagian
2. Keterlambatan pengisian daftar hadir/ Pengisian absen yang lebih awal
pada saat pulang:
a. 10-30 menit : membuat tugas
b. lebih dari 30 menit : dianggap tidak hadir pada hari itu.
c. jika tidak absen atau hanya absen satu kali maka dokter muda yang
bersangkutan dianggap tidak hadir

3. Ketidakhadiran :

Lama siklus Ketidakhadiran** Sanksi

10 minggu <5 hari Mengerjakan tugas *

> 5 hari Mengulang stase Bagian

4 minggu <3 hari Mengerjakan tugas

>3 Mengulang stase Bagian


5 minggu (remedial)

Hari

Keterangan:
* Pemberian tugas dapat berupa tugas membaca buku teks atau Jurnal

57
ilmiah,tugas menyusun laporan kegiatan dan lain-lain.
** Ketidakhadiran dengan melampirkan surat keterangan resmi

58
Lampiran 1
MINI C-EX PROSES / BED SIDE TEACHING
Waktu :..................................................................................................
......
Tanggal :........................................................................................................

Diagnosis/ Permasalahan pasien :


a. Poliklinik b. Rawat inap c. Ruang gawat darurat
Informasi pasien :....................Umur:.........  Baru  follow-up

Nama mahasiswa :

No Kemampuan yang dicapai Rentang nilai Nilai

1 Kemampuan wawancara medis 1-20


(medical
interviewing skill)
2 Kemampuan Pemeriksaan fisik 1-20
(physical examination skill)l
3 Keputusan klinis (clinical 1-20
judgement)
4 Kemampuan konseling 1-20
(counselling skill) dan kuantitas
humanistik/profesionalisme
(humanistic
qualities/Professionalism)

5 Kompetensi klinis keseluruhan 1-20


(overall clinical competence)

Umpanbalik : …………………………………………………………………………………..
Dosen Pendidik Klinik

(...................................)
NIDK.

59
Lampiran 2
LAPORAN KASUS
Tanggal :....................................................Waktu :.............................................
Kasus : ...................................................................................................................
Nama Mahasiswa:.....................................................................................................

No Kemampuan yang dinilai Alokasi Nilai

1 Kemampuan untuk memaparkan


pemahaman terhadap kasus secara singkat 0-10
dan ringkas.
2 Kemampuan untuk mengidentifikasi dan
mendiskusikan hal-hal yang penting
berkaitan dengan masalah yang diderita 0-30
pasien serta hasil refleksi nya terhadap
kasus.
3 Kemampuan menghubungkan,
memanfaatkan dan mengintegrasikan ilmu
dasar dan nilai-nilai Islam untuk 0-20
menerangkan secara menyeluruh mengenai
permasalahan pasien.
4 Kemampuan untuk membedakan antara
kondisi penyebab dan akibat dari 0-10
permasalahan pasien.
5 Professional behavior (bertanggung jawab
dan memenuhi target yang telah di tetapkan 0-10
sendiri dalam strategi pembelajarannya.
6 Penulisan :
b. Sistematika penulisan
c. Referensi 0-10
d. Penggunaan bahasa Indonesia
6 Presentasi :
d. Sistematik penyajian
e. Komunikasi 0-10
f. Penampilan dan sikap
Total 0-100

Dosen pendidik klinik

(....................................)

60
NIDK.

61
Lampiran 3
LAPORAN TULISAN ILMIAH (REFERAT)
Tanggal :................................................. Waktu : ........................................
Kasus :.............................................................................................................
Nama presentan:
NIM :
No Komponen penilaian Alokasi Nilai

A Sistematika penulisan

1. Kesesuaian format makalah dengan format/struktur


0-25
makalah yang baku
2. Kesinambungan antara bagian-bagian dalam tulisan
tersebut
3. Penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan
B Materi
1. Kedalaman materi yang dibahas 0-30
2. Analisis kritis terhadap materi tersebut
3. Implementasi EBM dalam pengumpulan informasi
4. Integrasi dengan materi lain yang berhubungan
C Diskusi
1. Kemampuan mengklarifikasi setiap pertanyaan 0-20
2. Kemampuan menganalisis kritis setiap pertanyaan
3. Kemampuan mengformulasikan sintesis hasil diskusi
D Referensi/rujukan
0-15
1. Kualitas dan kuantitas referensi yang digunakan
2. Cara mengutip/merujuk pada referensi
E Presentasi:
1. Penampilan slide (power point) presentasi 0-10
2. Kemampuan komunikasi melakukan
presentasi
3. Bahasa Indonesia yang digunakan
4. Penampilan dan sikap
Total Nilai 0-100

.
Dosen Pendidik Klinik

(.................................)
NIDK.

62
Lampiran 4
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Tahun Akademik 20…../20…..
Nama Mahasiswa : ………………………………….
NIM : ………………………………….
Penguji : ………………………………….
Bagian : ………………………………….
Rumah Sakit Pendidikan : ………………………………….
Hari/Tanggal : ………………………………….
Ujian : Pertama/HER/Remedial
KOMPONEN PENILAIAN SKOR NILAI
1. Dasar penegakkan diagnosis 50
a. Anamnesis (keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat perjalanan
penyakit, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga)
b. Pemeriksaan fisik (keadaan umum, keadaan spesifik)
c. Pemeriksaan penunjang (interpretasi hasil pemeriksaan penunjang
sederhana: darah rutin, urin rutin, feses rutin)
2. Pemahaman pengetahuan berkaitan kasus: 25
a. Epidemiologi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
3. Dasar rencana pengelolaan kasus:
a. Usulan pemeriksaan penunjang tambahan (Misal: Kimia darah, 25
Serologi Radiologi, Patologi Anatomi)
b. Preventif
c. Promotif dan konseling
d. Kuratif (Non Medikamentosa, Medikamentosa)
e. Rehabilitatif
TOTAL NILAI 100
TOTAL NILAI (dalam huruf) :

Palembang, ........................20...
Penguji,

( )

63
Lampiran 5

FORMULIR
MINI-CEX (Mini Clinical Evaluation Exercise)

Penilai:..............................................................
Tanggal:........................................................
Dokter Muda:................................................................................................................
Problem pasien/diagnosis:.................................................................................................
Situasi ruangan: 0 Rawat jalan 0 Rawat inap 0 IGD 0 Lain-lain
Pasien umur :.......................Jenis kelamin:..............................0 Baru 0 Follow up
Tingkat kerumitan: 0 Rendah 0 Sedang 0 Tinggi
Fokus : 0 Pengumpulan data 0 Diagnosis 0 Terapi 0 Konseling.

1. Kemampuan wawancara medis ( Tidak di observasi)


<40 40-54 55-67 68-79 ≥ 80,00
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali

2. Kemampuan pemeriksaan fisik (tidak di observasi)


<40 40-54 55-67 68-79 ≥ 80,00
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali
3. Kemampuan Humanistik/profesialisme (tidak di observasi)
<40 40-54 55-67 68-79 ≥ 80,00
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali
4. Kemampuan Klinis ( Tidak di observasi)
<40 40-54 55-67 68-79 ≥ 80,00
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali

64
5. Kemampuan Konseling ( Tidak di observasi)
<40 40-54 55-67 68-79 ≥ 80,00
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali
6. Organisasi/Efisiensi ( Tidak di observasi)
<40 40-54 55-67 68-79 ≥ 80,00
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali
7. Kompetensi klinis secara keseluruhan (tidak di observasi )
<40 40-54 55-67 68-79 ≥ 80,00
Kurang sekali Kurang Cukup Baik Baik sekali

CATATAN
1. Waktu mini-CEX:............... Observasi:........ Menit.
Memberikan umpan balik:..........menit

2. Kepuasan penilai terhadap mini-CEX


a. Kurang sekali b. kurang c. cukup d. baik sekali

3. Kepuasan clerkship / Dokter muda terhadap mini-CEX .

4. Komentar
a. Kurang sekali b. kurang c. cukup d. baik sekali

5. Komentar :
........................................................................................................................................ ..
...................................................................................................................................... ....
.................................................................................................................................... ......
..................................................................................................................................
Penilai

( ............................... )
Lampiran 6

65
FORMULIR
DOPS (DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURALSKILLS)
Penilai :..............................................................
Tanggal:........................................................
Dokter Muda… :............................................................................................................
Jenis prosedur:..................................................................................................................
Situasi ruangan : 0 Rawat jalan 0 Rawat inap 0 IGD 0 Lain-lain
Pasien umur :.......................Jenis kelamin:..............................

Tingkat kerumitan : 0 Rendah 0 Sedang 0 Tinggi


Fokus : 0 Pengumpulan data 0 Diagnosis 0 Terapi
0 Konseling.
No Komponen Skore
0 1 2
1 Memperagakan pemahaman indikasi, anatomi yang
relevan, tehnik prosedur
2 Melakukan informed consent
3 Memperagakan pre-paration procedur
4 Melakukan prosedur analgesia/sedasi
5 Keterampilan teknis
6 Tehnik aseptik
7 Mencari bantuan jika dibutuhkan
8 Manajemen setelah prosedur
9 Keterampilan komunikasi
10 Mempertimbangkan kondisi pasien (Profesionalisme)
11 Kemampuan prosedur ketrampilan secara menyeluruh
Jumlah skore
Skore maksimal
Nilai = jumlah skore/skore maksimal x 100

Keterangan :
Skor 0 : tidak dilakukan sama sekali
Skor 1 : dilakukan tetapi kurang benar
Skor 2 : dilakukan dengan benar sempurna
CATATAN

66
1. Waktu DOPS
a. Observasi :........ Menit.
b. Memberikan umpan balik :..........menit
2. Kepuasan penilai terhadap DOPS
a. Kurang sekali b. Kurang c. Cukup d. Baik sekali

Komentar umpan balik :


......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
...................................................................................................................................
3. Kepuasan Dokter muda terhadap DOPS
a. Kurang sekali b. kurang c. cukup d. baik sekali
Komentar:....................................................................................................................
......................................................................................................................................
...........................................

Penilai

( ............................... )

Lampiran 7
FORM
EVALUASI KASUS (FOLLOW UP PASIEN)

67
Waktu (Hari/Tanggal /Jam) :
Diagnosa/Problem :
Lokasi :
1. Poliklinik
2. Bangsal
3. IGD
4. Lain-lain
Data Pasien :
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Baru/Follow Up
Fokus :
1. Pengumpulan Data
2. Diagnosa
3. Terapi
4. Konseling

1. Bagaimana masalah pasien dipresentasikan oleh mahasiswa ?


a. oleh mahasiswa sendiri b. dengan bimbingan c. tidak ada
2. Bagaimana prosedur pemeriksaan fisik dilakukan oleh mahasiswa ?
a. benar b. perlu latihan lagi

68
3. Bagaimana rencana manajemen pasien ?
a. benar b. tidak benar
4. Bagaimana isu pembelajaran didiskusikan oleh mahasiswa ?
a. oleh mahasiswa sendiri b. dengan bimbingan c. tidak ada
5. Bagaimana mekanisme dasar masalah pasien didiskusikan oleh mahasiswa ?
a. adekuat b. tidak adekuat
6. Bagaimana penyediaan waktu untuk masalah ini ?
a. benar b. lama c. perlu
waktu lebih

Komentar :
...........................................................................................................................................
............................................................................................................................... ...........
...........................................................................................................................................
....................................................................................................................

Dosen pendidik klinik

................................................
NIDK.

69
Lampiran 8
NILAI KONDITE PENDIDIKAN KLINIK

Nama mahasiswa :
Tempat tugas :
Tanggal bertugas :

No Komponen penilaian Rentang nilai Skor


1 Inisiatif 0-3
2 Disiplin 0-3
3 Kejujuran 0-3
4 Tanggung jawab 0-3
5 Kerja sama 0-3
6 Akhlak 0-3
Total
Interpretasi nilai :
1. ≥ 12 :Baik
2. <12 : Tidak Baik
Catatan :
e. Setiap point tidak boleh bernilai ≤ 1
f. Kondite dinilai oleh dokter pendidik klinik berdasar sikap Dokter Muda
selama rotasi di tempat tugas.
g. Skor masing-masing aspek antara 0-3 (sehingga skor total minimal 0 dan
maksimal 15)
h. Dokter muda dengan nilai tidak baik harus mengulang rotasi seperti yang telah
ditentukan oleh koordinator Pendidikan Klinik.
Palembang
,........
Dosen Pendidik klinik

( )
NIDK.

70
Catatan Administrasi ( diisi oleh Staf Administrasi)
Absen dengan ijin :
Tanpa Ijin :
Keterangan :
Staf Administrasi

.............................................

71
Lampiran 9
JANJI DOKTER MUDA
Saya dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
di hadapan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang dan
Direktur Rumah Sakit ....................... dengan ini saya berjanji :

1. Saya akan menggunakan dengan sebaik-baiknya kesempatan yang diberikan


kepada saya untuk melanjutkan pendidikan kedokteran tingkat profesi dirumah
sakit dan tempat lain yang ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran Muhammadiyah
Palembang.
2. Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban dalam pendidikan tersebut sesuai
dengan sopan santun dan tata susila kedokteran yang setinggi-tingginya.
3. Saya akan melaksanakan tugas dan kewajiban saya sesuai dengan tata tertib dan
peraturan yang berlaku serta menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran.
4. Saya akan merahasiakan sesuatu yang saya ketahui karena tugas pendidikan dan
keilmuan saya sebagai sarjana kedokteran sesuai dengan ketentuan tentang rahasia
jabatan kedokteran.
5. Saya akan selalu mengutamakan kepentingan dan kesehatan penderita.
6. Saya dalam menunaikan tugas merawat penderita tidak akan terpengaruh
olehpertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, politik kepartaian atau
kedudukan sosial penderita.
7. Saya akan menghormati semua guru saya, tenaga medis, paramedis dan non medis
yang bekerja dirumah sakit atau tempat lain yang dipergunakan untuk pendidikan
dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
8. Saya akan mempergunakan dan merawat semua fasilitas yang dipergunakan untuk
pendidikan dengan sebaik-baiknya.

72
Untuk alasan sakit harus disertai surat keterangan dokter RSMP/RSUD
BARI/Klinik FK UMP. Untuk alasan musibah harus disertai surat keterangan tertulis.
Untuk tugas fakultas harus disertai surat tugas dari dekan FK UMP.

Saya ikrarkan janji ini dengan sungguh-sungguh dengan mempertaruhkan


kehormatan diri saya dan atas pelanggaran norma perilaku dan ketentuan, saya
sanggup menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

.................................201..
Yang menyatakan

(.........................................)

Dekan Direktur
Fakultas Kedokteran Rumah Sakit

(....................................................) (.....................................................)

73
Lampiran 10
SUMPAH DOKTER INDONESIA
Bismillahirrohmanirrohim
Ashadualla ilaha illallah, waashaduanna Muhammadarrosululloh
Saya dihadapan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang sebagai
dokter dengan ini menyatakan bersedia mengucapkan sumpah sesuai dengan agama/
kepercayaan yang saya anut sebagai berikut :

Demi Allah, Saya bersumpah bahwa ;


1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan
2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga, martabat dan tradisi luhur jabatan
kedokteran
3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai
dengan martabat dan pekerjaan saya sebagai dokter
4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat
5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan
karena keilmuan saya sebagai dokter
6. Saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam
7. Saya akan meghormati segala hidup insani mulai dari saat pembuahan
8. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita
9. Saya akan berikhtiar dengan sungguh sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh
pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian
atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita
10. Saya akan memberikan kepada guru guru saya penghormatan dan pernyataan terima
kasih yang selayaknya
11. Saya akan memberlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin
diperlakukan
12. Saya akan mentaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia Saya ikrarkan
sumpah ini dengan sungguh sungguh dan denga mempertaruhkan kehormatan diri saya
Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam

Palembang 20
Dekan Yang menyatakan sumpah
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang

(..............................................) (......................................)

74
Lampiran 11
PROTAP
CUTI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI FK. UMP

1. Peserta mengajukan Permohonan Cuti ke Kepala Bagian Tata Usaha


Program Pendidikan Profesi FK-UMP, dengan melengkapi surat-surat
keterangan sesuai dengan alasan pengajuan cuti.

2. Bagian Tata Usaha Program Pendidikan Profesi FK-UMP memproses surat


cuti sampai ada keputusan DISETUJUI / DITOLAK permohonan cuti
tersebut.

3. Pengajuan Cuti paling lambat 1 (satu) minggu sebelum tanggal cuti yang
diajukan dan paling lambat 4 (empat) minggu sebelum waktu kepaniteraan
klinik dimulai.

4. Cuti bagian dilakukan pada 1 (satu) bagian dan maksimal tidak lebih satu
semester atau separuh siklus.

5. Cuti semester dilakukan dalam satu semester atau dua semester berturut-
turut.

6. Selama menempuh Program Pendidikan Profesi, Total Waktu pengambilan


cuti adalah 2 semester.

75
DAFTAR RUJUKAN

Konsil Kedokteran Indonesia, 2012, Standar Pendidikan Profesi Dokter.Jakarta


Konsil Kedokteran Indonesia, 2012, Standar Kompetensi Dokter Indonesia Jakarta
MoU Kerja sama antara RS Pendidikan dengan FK UM Palembang

76

Anda mungkin juga menyukai