A. Minoxidil
B. Dexmedetomidine
C. Terazosin
D. Amiloride
E. Valsartan
A.Bisoprolol
B.Dietiazem
C.Clonidine
D. Hydralazine
E. Furosemide
3. Yang tidak menentukan potensi obat anestesi lokal
B. Water solubility
membran hidrofilik
E. Lipid solubility
Pembahasan:
APGAR score 1 menit: skin incision to delivery time dan type of anesthesia
APGAR score 5 menit: skin incision to delivery time, gestational age, dan blood pressure
5. Absorbsi atelectasis terjadi :
B.Isoflurane
C.N2O
D. Halothane
E. Desflurane
A.Sufentanil
B. Alfentanil
C. Morfin
D. Remifentanil
E. Meperidin
10. Obat mana yang bukan merupakan intermediate
A.atracurium
B.cisatracurium
C.mivacurium
D.rocuronium
E.vecuronium
a. antibiotik
b. inhalasi anesthestic
c. Ketamine
d. Anticonvulsant
e. Magnesium sulfate
13. Obat–obat dibawah ini yang eliminasinya
A. atracurium
B. Rocuronium
C. mivacurium
D. Vecuronium
E. Cisatracurium
E. antikolinergik
15. Obat kolinesterase inhibitor yang bisa menyebabkan diffuse excitation pada otak adalah
A. aneostigmin
B. pyridostigmin
C. Edrophonium
D. Physostigmin
E. Glycopirolate
16. Antikolinergik yang paling efektif untuk mengobati bradiaritmia adalah:
A. atropin
B. scopolamin
C. glycopyrolate
D. edrophonium
E. neostigmine
A. atropin
B. scopolamin
C. glycopyrolate
D. edrophonium
E. neostigmin
18. Obat adrenergik agonist dibawah ini yang paling mempengaruhi reseptor alpha-1 yaitu :
A.Phenylephrine
B.Clonidine
C.Fenoldopam
D.Dobutamine
E.Methyldopa
19. Dari obat-obat adrenergik agonist dibawah ini yang paling meningkatkan renal blood flow :
A.Epinephrine
B.Dobutamine
C.Fenoldopam
D.Ephedrine
E.Dopexamine
20.Obat anestesi lokal yang paling cepat dimetabolisme oleh tubuh adalah :
A.Lidocaine
B.Prilocaine
C. Bupivacaine
D. Mepivacaine
E. Ropivacaine
A. 3 mg / kgBB
B. 5 mg / kgBB
C. 7 mg / kgBB
D. 8 mg/ kgBB
E. 12 mg/ kgBB
22. Dosis maksimum dari Lidocaine setelah ditambah Adrenaline adalah :
A. 3 mg / kgBB
B. 5 mg / kgBB
C. 7 mg / kgBB
D. 8 mg/ kgBB
E. 12 mg/ kgBB
23. Obat anti hipertensi yang didalam anestesi digunakan sebagai tambahan untuk epidural infusion
A. Captopril
B. Nifedipine
C. Amlodipine
D. Clonidine
E. Propanolol
24. Hal-hal tersebut dibawah ini adalah kontraindikasi anestesi blok perifer, KECUALI:
A. Infeksi
C. Perifer neuropathy
E. Anak-anak
A.Acetylcholine B.Endorphin
C. Glutamate
D.Serotonin
E.Substance-P
26. SA node merupakan special
A. sulcus terminalis
D. bundle of His
27. Tiga gelombang yang terdapat saat kontraksi atrium yakni gelombang a, c, v ; gelombang ‘a’
menyatakan :
A.kontraksi ventrikel
D.sistolik atrium
A.>100 mmHg
B.>105 mmHg
C.>110 mmHg
D.>115 mmHg
E.>120 mmHg
29. Penggunaan Pancuronium pada hipertensi tidak terkontrol ,harus ditunda kerena alasan ;
A.merupakan steroid
B.melepaskan histamin
E.blokade simpatis
A.Umur
B.Obat-obat anticholinergik
C. Emboli paru
D.Emfisema
E. Flexi leher
31. Berikut ini adalah hal yang benar tentang shunting, KECUALI :
A. Shunting adalah suatu proses desaturasi darah dari jantung kanan kembali ke jantung kiri
tanpa resaturasi dengan oksigen diparu-paru.
B. Shunt intrapulmonal sering diklasifikasikan menjadi shunt absolut dan shunt relatif
32. Dibawah ini yang merupakan penyebab demam pada perioperatif yang berhubungan dengan
gangguan metabolik adalah, KECUALI :
A.Alergi
B.Granulomatous disorders
C.Trombosis
D.Pheochromocytoma
E.Neoplastik disorders
33. Faktor-faktor yang memicu terjadinya komplikasi disfungsi pulmonal post operatif KECUALI
B. Merokok
C. Obesitas morbid
A. Perubahan mean arterial pressure < 60 mmHg atau >150 mmHg, tidak akan mempengaruhi
autoregulasi aliran serebral secara bermakna
B. Hipertensi kronik akan menggeser kurva ke kanan sehingga bila terjadi penurunan tekanan darah
selama MAP masih > 50 mmHg aliran darah serebral tidak akan terganggu
C. Autoregulasi tidak berubah dan mempertahankan aliran darah di daerah sekitar tumor atau infark
serebral
D. Metabolik asidosis akan menimbulkan vasokonstriksi yang akan menurunkan aliran darah serebral
E. Autoregulasi dan aliran darah serebral dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan
PCO2, PO2 dan MAP
A.T1 – L1
B.T1 – L2
C.T1 – L3
D. T2 – L1
E. T2 – L2
37.Keuntungan LMA dibandingkan dengan intubasi trachea adalah :
38. Posisi pasien pada waktu operasi yang menyebabkan penurunan kapasitas vital dan meningkatkan
kemungkinan aspirasi adalah :
A. Telungkup (prone)
B. Lateral decubitus
C. Trendelenburg
D. Lithotomy
E. Anti trendelenburg
39. Pada pemberian Midazolam untuk pasien yang mendapatkan analgetika dengan opioid, maka efek
dari opioid sebagai analgetiknya akan :
A. Tidak terpengaruh
D. Meningkat tajam
E. Bisa meningkat atau menurun, tergantung kondisi pasien
41. Seorang laki laki 40 th, 60kg, TD 180/95 mmHg, tidak ada keluhan menderita Hernia Inguinalis
Lateralis dextra, akan dilakukan bedah herniorrhaphy elektif. Hasil foto thorax dan laboratorium
dalam batas normal. Pasien ini termasuk:
C. PSASA III
42. Pemeriksaan laboratorium sebelum tindakan bedah elektip pasien usia 50 th, dengan kasus
perdarahan :
A. Leukosit
C. Hb
D. Serum creatinin
E. Cholesterol
A. 0.05%
B. 1%
C. 20%
D. 40%
E. >50%
E.Gagal jantung
A.volume loss
46. Bila diinfuskan cairan RL 1 liter, maka pada keseimbangan, yang akan bertahan dalam
intravascular:
A.750 ml
B. 500 ml
C. 250 ml
D. 100 ml
E. BSSD
47. Bila dinfuskan 1 liter Albumin 5%, maka provisinya akan sama dengan bila yang diinfuskan :
A. Gelatine 1 liter
E. RL 2 liter
48. Pada pemeriksaan pasien KLL didapat : pulse rate 125x/m, T 90/70 mmHg, R: 35 x/m,
kebingungan, maka estimasi jumlah perdarahan :
A. 10% EBV
B. 15% EBV
C. 15-30% EBV
A. RL 3000 ml
B. Tutofusin 1000 ml
D. D5W 3000 ml
E. Ivelip 500 ml
50. BB 50 kg, KLL, perdarahan banyak Hb 5 gr%, transfusi s/d Hb 9 gr% dengan WB (1 unit =250
ml) :
A. 2 unit
B. 3 unit
C. 4 unit
D. 5 unit.
E. 6 unit
4/0.75 = 4,3
51. Shock yang terjadi pada kasus cardiac-tamponade termasuk :
A.shock septic
B.shock hypovolemia
C.shock cardiogenic
D.shock obstructive
E.BSSD
52. Seorang laki-laki dengan BB. 70 kg, TB. 165 cm Bila diketahui Cardiac output = 5 L/menit, Hb =
15gr% SaO2 = 100%, SvO2 = 75% 52. Delivery Oxygen (DO2)
A. 2000 ml/menit
B. 1000 ml/menit
C. 1500 ml/menit
D. 350 ml/menit
E. 250 ml/menit
A.1100 ml/menit/m2
B.550 ml/menit/m2
C.750 ml/menit/m2
D.660 ml/menit/m2
E.100 ml/menit/m2
1. CaO2 (kandungan oksigen dalam darah arteri)
A. 15 ml/dl
B. 20 ml/dl
C. 25 ml/dl
D. 30 ml/dl
E. 35 ml/dl
CaO 2=¿) + (0.0031 x PaO2)
CaO2 = Arterial Oxygen Content
Hb = Haemoglobin
SaO2 = Oxygen Saturation
PaO2 = Partial pressure of oxygen
3. VO2
A. 250 ml/menit
B. 140 ml/menit
C. 100 ml/menit
D. 75 ml/menit
E. 50 ml/menit
VO2 max orang normal = 35-45 ml/kg/mnt.
4. Yang termasuk dalam sign of circulation adalah
A. Buka mata
B. Reaksi pupil
C. Mengeluarkan suara
D. Batuk
E. Mengeluh sakit
Poor circulation:
Nyeri / kelemahan otot
Sensasi tertusuk pada kulit
Pucat
Akral dingin
Bengkak
Kebas / mati rasa
10. Bila gambaran EKG VT dan nadi teraba lemah, TD rendah, tindakannya adalah
A. DC shock 360 J (bila VT polimorfik)
B. Cardioversi 1 J/kg
C. Lidokain 1 mg/kg/iv
D. SA 1 mg/iv
E. Adrenalin 1 mg/iv
11. Sewaktu visite, tiba-tiba pasien cardiac arrest (witness cardiac arrest), maka tindakannya
adalah:
A. Kardioversi
B. DC shock 200 J
C. DC shock 300 J
D. DC shock 360 J
E. Arenaline 1 mg/iv
12. Dosis awal DC shock pada kasus VF:
A. 50 J
B. 200 J
C. 300 J
D. 360 J
E. 1 J/kg
13. Yang tidak tepat dilaporkan pada waktu menghubungi Emergency Medical System adalah
A. Keadaan pasien saat itu
B. Petugas yang ada
C. Tindakan yang dilakukan
D. No HP yang bisa dihubungi
E. Alamat keluarga korban
14. Satu siklus bantu nafas dan pompa jantung luar adalah
A. 5 kali
B. 4 kali
C. 3 kali
D. 2 kali
E. 1 kali
16. Paru-paru neonates dan bayi mudah terjadi atelectasis disebabkan, kecuali
A. RR cepat
B. Compliance paru rendah
C. FRC rendah
D. Compliance dinding dada yang besar
E. Diameter trakea kecil
Frekuensi pernafasan pada neonatus normal 40x/menit, bayi 30x/menit, balita
25x/menit, anak 20x/menrt. Volume tidal dan ruang rugi perkilogram berat badan
relative konstan 2-2,5 ml/kg BB. Resistensi jalan nafas relatif lebih besar karena
kecilnya saluran jalan nafas terutama pada cabang yang kecil. Beban nafas menjadi
lebih berat sehingga otot pernafasan cenderung lebih mudah capai. , jumlah dan
ukuran alveoli lebih kecil sehingga komplians paru menurun namun tulang rawan
pada rusuk menyebabkan dinding dada sangat komplians. Kedua kombinasi tersebut
menyebabkan dinding dada kolaps saat inspirasi dan paru kolaps selama ekspirasi
sehingga FRC (Functional Residual Capacity) menurun. Hal ini penting karena
cadangan 02 selama periode apnea (saat intubasi) neonatus dan bayi cepat menjadi
hipoksemia dan atelektasis. Frekuensi nafas yang tinggi memperberat keadaan ini
karena kebutuhan oksigen yang meningkat 2x dewasa.
18. Tanda utama deplesi cairan intravascular pada neonatus dan bayi adalah
A. Takikardi
B. Bradikardi
C. Hipotensi dengan takikardi
D. Hipotensi dengan bradikardi
E. Hipotensi tanpa takikardi
Sistem vaskuler kurang berespon terhadap hipovolemi sehingga kekurangan cairan
intravaskuler pada neonatus dan bayi mengakibatkan hipotensi tanpa takikardi.
Tekanan darah neonatus 65/40 mmHg, bayi 95/65 mmHg, balita 100/70 mmHg, anak
110/60 mmHg
19. Hipotermia pada neonatus dan bayi disebabkan oleh hal di bawah ini, kecuali:
A. Luas permukaan tubuh relative lebih besar dari BB
B. Temperature yang rendah di dalam OT
C. Dry anesthetic gases
D. Kauterisasi pada luka operasi
E. Efek obat anestesi pada regulasi temperatur tubuh
Anak mempunyai luas permukaan tubuh per kilogram BB lebih besar dari dewasa.
Pada neonatus kehilangan panas lebih mudah terjadi karena kulit yang tipis, cadangan
lemak yang sedikit serta luas permukaan tubuh yang lebih besar
20. Produksi panas pada bayi dan neonatus didapat dari
A. Proses menggigil
B. Metabolisme air
C. Metabolisme karbohidrat
D. Metabolisme lemak coklat
E. Metabolisme protein
Pada neonatus kehilangan panas lebih mudah terjadi karena kulit yang tipis, cadangan
lemak yang sedikit serta luas permukaan tubuh yang lebih besar. Terdapat 2
mekanisme produksi pada neonatus, pertama non shivering thermogenesis oleh
metabolism lemak coklat kedua, menggigil. Pada 3 bulan pertama kelahiran bayi
kurang mempunyai kemampuan menggigil, oleh karena itu mekanisme produksi
panas lebih utama pada metabolisme lemak coklat. Proses tersebut menjadi terbatas
pada bayi prematur dan anak yang sakit
21. Puasa sebelum anestesi dan pembedahan pada bayi <6 bulan
A. Makan padat 6 jam, clear liquid 3 jam
B. Makan padat 4 jam, clear liquid 2 jam
C. Makan padat 3 jam, clear liquid 2 jam
D. Makan padat 8 jam, clear liquid 4 jam
E. Makan padat 4 jam, clear liquid 1 jam
Pada umumnya, sebelum dilakukan tindakan pembedahan elektif penderita harus
dipuasakan selama 6 jam untuk makanan padat. Sedangkan untuk dear fluids dapat
dalam waktu minimal 2 jam sebelum pembedaan dengan jumlah yang tidak banyak.
Pasien belum memberikan informed consent.
22. Pemeriksaan laboratorium yang wajib dilakukan sebelum anestesi dan pembedahan
A. Urine
B. Feces
C. Hemoglobin
D. Darah rutin
E. Factor pembekuan darah
Pemeriksaan rutin:
Hb, lekosit, hitung jenis lekosit, golongan darah, PTT, PTTK.
Urin: Protein, reduksi dan sedimen.
Foto X-ray, terutama untuk bedah mayor.
EKG, terutama untuk pasien usia 40 tahun ke atas
Pemeriksaan khusus:
EKG pada anak.
Spirometri dan bronkospirometri pada pasien tumor paru.
Fungsi hati pada pasien ikterus.
Fungsi ginjal pada pasien hipertensi
23. Yang menjadi pilihan untuk rute pemberian premedikasi pada neonatus dan bayi
A. Oral
B. Transdermal
C. Nasal
D. Intramuscular
E. Rektal
25. Drug of choice untuk fasilitasi intubasi pada bayi dan anak
A. Vecuronium
B. Atracurium
C. Pavulon
D. Rocuronium
E. Succinylcholine
Minimal cardiovascular effects and histamine release have made vecuronium a
popular choice for use in critically ill children. Vecuronium is clearly a long-
acting neuromuscular blocking agent in newborns and infants