Anda di halaman 1dari 9

Pengertian

Tanda dan gejala ganguan citra tubuh :


 Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap
1. Syok psikologis
perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai 2. Menarik diri

dengan yang diinginkan (Stuart-Laraia, 2009) 3. Aktualisasi diri


4. Hargadiri rendah
 Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam
5. penerimaan atau pengakuan secara bertahap
memandang fisik diri sendiri (Nanda, 2008).

a. Kecemasan Ringan yaitu dihubungkan dengan ketegangan


yang dialami sehari-hari.
b. Kecemasan Sedang yaitu Individu terfokus hanya pada
Faktor Predisposisi pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif
lapangan persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan
arahan orang lain.
dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri.
c. Kecemasan Berat yaitu lapangan persepsi individu sangat
b. Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan sempit.
peran kerja, dan harapan peran kultural. d. Panik yaitu individu kehilangan kendali diri dan detail
c. Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi perhatian hilang.
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan dalam struktur sosial.

Mekanisme Koping :
Faktor Presipitasi 1. Konstruktif
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau a. Berfokus pada masalah :negosiasi, konfrontasi dan meminta
menyaksikan kejadian mengancam kehidupan nasehat/saran.
b. Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang b. Berfokus pada kognitif :perbandingan yang positif, penggantian
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga rewards, antisipasi.
jenis transisi peran : 2. Destruktif
1. Transisi peran perkembangan Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi, Isolasi.
2. Transisi peran situasi
3. Transisi peran sehat /sakit
Faktor yang mempengaruhi gangguan cintra tubuh: Bb Pengkajian :
a. Sosialkultural
b. Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan ASUHAN

c. Status hubungan KEPERAWATAN

d. Agama

2. Diagnosa keperawatan: Gangguan citra RENCANA TINDAKAN


tubuh KEPERAWATAN
Tujuan: setelah pemberian asuhan
keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Diagnosa keperawatan: gangguan
harga diri rendah berhubungan
gangguan citra tubuh menurun
dengan gangguan citra tubuh
Kriteria hasil: POHON MASALAH :
 Gambaran diri meningkat Tujuan:

 Gambaran diri sesuai Setelah pemberian asuhan selama 3 x HDR Effect

 Bisa menyesuikan diri 24 jam klien menunjukkan


peningkatan harga diri.
dengan status kesehatannya GCT Core Problem
Kriteria Hasil:
PENYAKIT FISIK Causa
- Klien dapat menigkatkan
keterbukaan dan hubungan
3. Diagnosa keperawatan : isolasi sosial
saling percaya.
b.d perubahan fisik
Tujuan: setelah pemberian asuhan selama - Klien mengidentifikasi
4x4 jam klen dapat bersosialisasi perubahan citra tubuh.

Kriteria hasil: - Klien dapat menilai kemampuan


- klien dapat melakukan cara dan aspek positif yang dimilki.
Diagnosa :
berinteraksi dengan orang lain
- Klien dapat menerima realita 1. Gangguan harga diri: harga diri rendah
- Klien mampu mengungkapkan
perubahan struktur, bebntuk 2. Gangguan citra tubuh
pentingnya bersosialisasi atau fungsi tubuh.
3. Isolasi social:menarik diri
EVALUASI

1. Gangguan harga diri rendah berhubungan DOKUMENTASI

dengan gangguan citra tubuh


- Klien dapat menerapkan perubahan
- Klien memiliki beberapa cara
mengatsi perubahan yang terjadi.
- Klien beradaptasi dengan cara yang
dipilh dan digunakan.

2. Gangguan citra tubuh

- Klien mengatakan dapat menerima


keadaan tubuhnya

- Klien dapat mengaplikasikan


strategi koping

3. Isolasi sosial b.d perubahan fisik

- klien dapat melakukan cara


berinteraksi dengan orang lain
- Klien mampu mengungkapkan
pentingnya bersosialisasi
HDR Tanda dan Gejala Rentang Respon

Pengertian :  menunda keputusan  Respon adaptif :


Perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri  sulit bergaul Aktualisasi diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif  menghindari kesenangan Konsep diri positif
 menarik diri dari realitas
terhadap diri sendiri atau kemampuan diri.  merusak diri  Respon Maladaptif :
 merusak/melukai orang lain Kerancuan identitas
 perasaan tidak mampu Depersonalisasi
 pandangan hidup yang pesimistis
 tidak menerima pujian
 penurunan produktifitas
 penolakan terhadap kemampuan diri
 kuranf memerhatikan perawatan diri
Proes Terjadinya  berpakaian tidak rapih
Predisposisi :  berkurang selera makan
 tidak berani menatap lawan bicara
Penolakan ortu yang tdk realistis, kegagalan  lebih banyak menunduk
Pohon Masalah :
berulang kali, krg mempunyai tanggung jawab  bicara lambat dengan nada suara
Resiko tinggi perilaku kekerasan
lemah
personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri
yang tidak realistis.
Perubahan persepsi sensori ; Halusinasi
Presipitasi :.
Kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan
Isolasi sosial
atau bentuk tubuh, kegagalan/produktivitas yang
menurun
HDR kronis

Koping individu tdk efektif


Diagnosa :

Traumatik tumbuh kembang


1. HDR kronis
2. Koping individu tdk efektif
3. Isolasi sosial
4. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
5. Risti perilaku kekerasan
Intervensi : Lanjutan :

 Mengidentifikasi kemampuan dan  Bantu klien menetapkan aktivitas


aspek positif yg masih dimiliki klien mana yang dapaat dilakukan secara
dg cara mendiskusikan bahwa klien mandiri maupun dibantu
masih memiliki sejumlah
 Berikan contoh pelaksanaan
kemampuan dan aspek positif
aktivitas yang dapat dilakukan dan
 Beri pujian secara nyata dan susun daftar aktivitas bersama klien
hindarkan penilaian negatif
 Melatih kegiatan klien sesuai
 Membantu klien menilai kemampuan dengan cara
kemampuan yg digunakan saat ini memperagakan beberapa kegiatann
 Menyebutkan dan menguatkan  Berikan dukungan dan pujian
terhadap kemampuan diri yang
 Yakinkan bahwa keluarga
diungkapkan klien
mendukung setiap aktivitas yang
 Perlihatkan respon positif dan dilakukan klien
menjadi pendengar aktif
 Berikan kesempatan
 Membantu klien memilih dan mengungkapkan perasaannya setelah
menetapkan kegiatan sesuai pelaksanaan kegiatan
kemampuan dg diskusi
faktor predisposisi: Mekanisme koping:
a. Faktor psikologis
Pengertian perilaku kekerasan: a. Kerusakan otak otak
b. Faktor sosial budaya
c. Faktor biologis organik,retadasi mental
b. Rejeksi yang berlebihan pada
Suatu akibat yang ekstrim dari masa kanak-kanak
marah/ketakutan(panik). Faktor presipitasi c. Terpapar kekerasan selama
a. Klien: kelemahan fisik,
masa perkembangan
keputusasaan,ketidakberdayaan,
kurang pd
b. Lingkungan : ribut,kehilangan
orang/objek yang berharga
Tanda dan gejala: konflik interaksi sosial
a. Fisik:
a. muka merah,tengang
b. mata melotot/pandangan tajam
c. tangan mengepal
d. rahang mengatup adaptif maladaptif
e. wajah memerah dan tegang
f. postur tubuh kaku
g. jalan mondar-mandir
b. Verbal
a. Bicara kasar
b. Suara tinggi
c. Mengancam
d. Mengumpat
e. Suara keras ketus
c. Perilaku Asertif frustasi pasif agresif amuk/pk
a. Melempar/memukul,menyerang
b. Melukai diri sendiri/orang lain
c. Merusak lingkungan
d. agresif
d. Emosi
e. Intelektual
f. Spiritual
g. Sosial
h. perhatian
i.
Intervensi: Evaluasi:
Pengkajian:
a. Baringkanlah klien dengan pakaian rumah a. Identifikasi situasi yang dapat
1. Perilaku asertif,pasif dan sakit diatas tempat tidur yang tahan air
membangkitkan kemarahan
agresif/kekerasan b. Balut sprei pada tubuh klien dengan rapi
pastikan bahwa permukaan kulit tidak saling klien
a. Aspek
bersentuhan b. Bagaimana keadaan klien saat
 Isi pembicaraan
c. Tutupi sprei basah dengan selapis selimut marah dan benci pada orang
 Tekanan suara d. Amati klien dengan konstan tersebut
 Posisi badan e. Pantau suhu,nadi dan pernafasan jika c. Sudahkah klien menyadari
 Jarak nampak sesuatu yang bermakna buka akibat dari marah dan
 Penampilan\kont pengekangan
pengaruhnya pada orang lain
f. Berikan cairan sesering mungkin
ak mata d. Buatlah kommentar yang
g. Pertahankan suasana lingkungan yang
b. Pasif menenangkan kritikal
c. Asertif h. Kontak verbal dengan suara yang e. Apakah klien mampu
d. agresif menenangkan menggunakan aktivitas secara
i. Lepaskan balutan setelah lebih kurang dari 2 fisik untuk mengurangi
jam
Mekanisme koping klien perasaan marah
j. Lakukan perawatan kulit sebelum
membantu klien berpakaian f. Mampu mentoleransi rasa
marahnya
g. Konsep diri klien sudah
meningkat
h. Kemandirian dalam berpikir
dan aktivitas meningkat
Fafaktor predisposisi: Sleep disorder
a. Faktor perkembangan
Halusinasi adalah terganggunya sensori, b. Faktor sosiokultural
c. Faktor biokimia Comforting Condemning
dimana tidak adanya stimulus
d. Faktor psikologis
e. Faktor genetik dan
Controling conquering
pola asuh

Faktor presipitasi:

Tahapan halusinasi:
Perilaku(curiga,
ketakutan, 1. Sleep disorder(fase awal
perasaan tidak seseorang sebelum muncul
aman,gelisah dan halusinasi)
bingung) 2. Comforting moderate level of
anxiety(halusinasi secara umum ia
menerima sebagai sesuatu yang
alami)
Jenis halusinasi 3. Condemning severe level
1. Halusinasi dengar (auditory-hearing voices anxiety(secara umum halusinasi
or sounds) sering mendatangi pasien)
2. Halusinasi penglihatan (visual-seeing person 4. Controling severe level
or things) anxiety(fungsi sensori menjadi
3. Halusinasi penghidu (olfactory-smeling tidak relevan dengan kenyataan)
odors) 5. Conquering panic level of
4. Halusinasi perabaan(tactile-feleling bodily anxiety(klien mengalami
gangguan dalam menilai
sensation)
5. Halusinasi pengecapan(gustatory lingkungannya)
experiencing tastes)
6. Cenesting dan kinestetic hallucinations
Diagnosa keperawatan : Pengkajian:
1. Resiko tinggi perilaku 1. Membina hubungan saling percaya
kekerasan dengan pasien
2. Perubahan persepsi sensori 2. Mengkaji data obyektif dan
halusinasi subyektif
3. Isolasi sosial 3. Mengkaji waktu,frekuensi dan
4. Harga diri rendah kronis situasi munculnya halusinasi
4. Mengkaji respon terhadap
halusinasi
5. Mengkaji tahapan halusinasi

Anda mungkin juga menyukai