Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL KTI

KEPERAWATAN JIWA

“PENGARUH AKTIVITAS TERJADWAL TERHADAP TERJADINYA


HALUSINASI DI RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Halusinasi dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam jumlah atau pola


stimulus yang datang disertai gangguan respon yang berkurang,berlebihan atau
distorsi terhadap stimulus.(nanda-1,2012). Dapat pula persepsi yang tanpa dijumpai
adanya rangsangan dari luar,walaupun tampak sebagai suatu yang “hayal”,halusinasi
sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang
tersepsi(yosep,2010). Dalam jurnal halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulasi yang mendekat yang
disebabkan secara internal atau eksternal disertai dengan sesuatu pengurangan
berlebihan. Distorsi atau kelainan berespon terhadap setiap stimulus (Yosep, 2011,
hlm.123).

Berdasarkan riset penelitian dari kemenkes pada tahun 2013 sendiri penduduk
Indonesia yang mengalami gangguan jiwa sebesar 1,71% prevalensi tertinggi berada
didaerah Aceh dan DIY yaitu masing-masing sejumlah 0,27%. Untuk Jawa Tengah
sebesar 0,23%. Kemudian mengenai proporsi rumah tangga dengan art gangguan jiwa
tahun 2018 hasil yang didapatkan meningkat yaitu sebesar 7% . Untuk wilayah
provinsi Jawa Tengah sendiri pada tahun 2018 didapatkan hasil 9%.
(Kemenkes,2018).

Halusinasi jika tidak diatasi akan menimbulkan beberapa resiko salah satunya
dapat berakibat menciderai diri sendiri maupun orang lain.( Maramis,2005).
Halusinasi sendiri dapat diatasi dengan berbagai macam cara yaitu menghardik
halusinasi,melatih bercakap-cakap dengan orang lain,melatih klien beraktivitas secara
terjadwal,melatih pasien mengonsumsi obat secara teratur. Selain itu perawat juga
bisa melibatkan keluarga dalam terapi yang diterapkan kepada pasien.(yosep,H.iyus
dan titin sutini,20 hlm 229)

1
Namun dalam karya tulis ini akan membahas salah satunya yaitu terapi aktivitas yang
terjadwal pada pasien gangguan jiwa dengan halusinasi. Terapi penjadwalan aktivitas
ini bertujuan untuk mengurangi resiko tingkat halusinasi. Dengan cara menjadwalkan
aktivitas sehari-harinya, diharapkan pasien dapat menyibukkan diri dan lupa akan
halusinasinya.( Yosef,2011 hlm 124). Dengan terapi dapat mengalihkan dengan
aktifitas yang telah dijadwalkan bersama. Terapi ini dilakukan menggunakan
kuisioner mengenai tanda dan gejala halusinasi dan menggunakan analisa per variabel
yang meliputi analisa jenis kelamin, usia, pendidikan, dan frekuensi Kejadian
halusinasi sebelum dan sesudah diberikan terapi aktivitas terjadwal.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari halusinasi?
2. Apa Faktor penyebab terjadinya halusinasi?
3. Bagaimana tanda dan gejalanya?
4. Apa tipe Halusinasi?
5. Bagaimana tahapan halusinasi?
6. Bagaimana cara menanganinya?
7. Apa maksud dari terapi aktivitas terjadwal?
8. Apa indikasi dari terapi aktivitas terjadwal?
9. Apa tujuan dari terapi aktivitas terjadwal?
10. Bagaimana proses dari terapi aktifitas terjadwal?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum

Untuk mengetahui cara menurunkan tingkat halusinasi dengan terapi


aktivitas terjadwal

Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui Bagaimana pengertian dari halusinasi


2. Untuk mengetahui Faktor penyebab terjadinya halusinasi
3. Untuk mengetahui tanda dan gejalanya
4. Untuk mengetahui tipe Halusinasi

2
5. Untuk mengetahui tahapan halusinasi
6. Untuk mengetahui cara menangani halusinasi
7. Untuk mengetahui maksud dari terapi aktivitas terjadwal
8. Untuk mengetahui indikasi dari terapi aktivitas terjadwal
9. Untuk mengetahui tujuan dari terapi aktivitas terjadwal
10. Untuk mengetahui proses dari terapi aktifitas terjadwal

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk penulis
a. Dapat dijadikan sebagai pengalaman
b. Dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran
2. Manfaat untuk mahasiswa
a. dapat digunakan sebagai bahan diskusi lebih lanjut
b. dapat digunakan sebagai bahan penambah wawasan
3. Manfaat untuk masyarakat
a. dapat digunakan sebagai terapi untuk masyarakat dalam menangani
orang dengan gangguan jiwa halusinasi
b. dapat digunakan sebagi penambah wawasan maupun pembelajaran

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar halusinasi


1. Bagaimana pengertian dari halusinasi
Halusinasi dapat didefinisikan sebagai perubahan dalam jumlah
atau pola stimulus yang datang disertai gangguan respon yang
berkurang,berlebihan atau distorsi terhadap stimulus.(nanda-1,2012).
Dapat pula persepsi yang tanpa dijumpai adanya rangsangan dari
luar,walaupun tampak sebagai suatu yang “hayal”,halusinasi sebenarnya
merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang
tersepsi(yosep,2010)

2. Faktor penyebab terjadinya halusinasi


a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
Berhubungan tugas perkembangan nya yang terganggu
misalnya ketidak mandirian seseorang saat masih kecil
sehingga membuat dirinya tidak percaya diri,malu dan lebih
berpotensi untuk mengalami tingkat stres lebih tinggi
2) Faktor sosiokultural
Klien merasa dikucilkan sejak kecil oleh
masyarakat,teman bahkan keluarganya
3) Faktor biologis
Klien memang mempunyai pengaruh terjadinya
gangguan jiwa, bisa juga disebabkan stres yang
berkepanjangan
4) Faktor psikologis
Kepribadian yang lemah dan tidak ada keseimbangan
dengan agamanya sehinga dirinya mudah terjerumus ke hal
yang salah dan dapat menimbulkan tingkat stres pada dirinya
dan tidak mampuan dirinya dalam mengambil keputusan
secara tepat

4
5) Faktor genetik dan pola asuh
Hasil penelitian yang ada menyebutkan bahwa anak
yang meskipun sehat namun diasuh oleh orang yang
mengalami gangguan jiwa maka,anak tersebut juga
berpotensi mengalami gangguan jiwa

b. Faktor presipitasi
Perilaku:

3. Tanda dan gejalanya halusinasi


a. Berbicara,senyum,ketawa sendiri
b. Menggerakkan bibir tanpa bersuara
c. Pergerakan mata yang cepat
d. Respon verbal lambat
e. Menarik diri/berusaha menghidari orang lain
f. Tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak
nyata
g. Perhatian pada lingkungan kurang
h. Sulit diajak berinteraksi,sulit dalam mengikuti perintah
i. Mudah tersinggung,jengkel,marah
j. Perilaku panik
k. Bertindak merusak diri bahkan orang lain
l. Tidak dapat mengurus diri
m. Mudah takut
n. Biasa terdapat disorientasi waktu,tempat,dan orang.

4. Tipe Halusinasi
a. Halusinasi penglihatan

b. Halusinasi pendengaran

c. Halusinasi penghidu

d. Halusinasi peraba

5
e. Halusinasi pengecap

5. Tahapan halusinasi
Tahap halusinasi karakteristik
Stage 1: sleep disorder Klien merasa banyak masalah,ingin
(fase awal seseorang belum menghindari dari lingkungan,takut
muncul halusinasi) diketahui orang lain
Stage 2 : comforting Klien mengalami emosi yang berlanjut
seperti adanya cemas,kesepian perasaan
berdosa ketakutan dan mencoba
memusatkan pemikiran pada timbulnya
kecemasan. Ia beranggapan bahwa
pengalaman pikiran dan sensorinya
dapat dia kontrol bila kecemasannya
diatur dalam tahap ini ada
kecenderungan klien merasa nyaman
dengan halusinasinya
Stage 3 : condemning Pengalaman sensori klien menjadi sering
datang dan klien mulai merasa tidak
mampu lagi mengontrolnya dan mulai
berupaya menjaga jarak antara dirinya
dengan obyek yang dipersepsikan klien
mulai menarik diri dari orang lain
dengan intesitas waktu yang lama
Stage 4: controlling severe Klien mencoba melawan suara maupun
level of anxiety sensori abnormal yang datang .klien
dapat merasakan kesepian bila halusinasi
berakhir dari sinilah dimulai fase
gangguan psikotik
Stage 5: conquering panic Pengalaman sensorinya terganggu.klien
level of anxiety mulai terasa terancam dengan datang
nya suara atau sensori terutama bila

6
klien tidak dapat menuruti ancaman atau
perintah yang ia dengar dari
halusinasinya. Halusinasi dapat
berlangsung selama minimal empat jam
atau seharian bila klien tidak
mendapatkan komunikasi terapeutik.
Terjadi gangguan psikotik berat

6. Cara menanganinya halusinasi


a. menghardik halusinasi

b. melatih bercakap-cakap dengan orang lain

c. melatih klien beraktivitas secara terjadwal

d. melatih pasien mengonsumsi obat secara teratur

B. Konsep terapi aktivitas terjadwal


1. Maksud dari terapi aktivitas terjadwal
Aktifitas merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
guna memenuhi kebutuhannya (hidayat,2006 hlm.228).penjadwalan
sendiri merupakan strategi dalam mengelola atau memanajemen atau
mengatur waktu. Jadi, aktivitas terjadwal merupakan suatu pemenuhan
kebutuhan seseorang melalui kemampuan dengan pengelolaan waktu
yang diatur atau ditetapkan supaya bisa lebih efektif.
2. Indikasi dari terapi aktivitas terjadwal

3. Tujuan dari terapi aktivitas terjadwal


Untuk menyibukan diri pasien,mengalihkan pasien agar tidak
mengalami halusinasi berulang. Jadi terapi ini dapat mengurangi resiko
halusinasi pada pasien(kristiadi,yoel.2015)

4. Proses dari terapi aktifitas terjadwal


7
Proses ini dimulai dari pembagian kuisioner mengenai kejadian
halusinasi. Kemudian pasien akan diberikan aktifitas dari bangun tidur
hinngga tidur lagi yang telah dijadwalkan secara bersama namun tetap
dengan bimbingan dan arahan dari perawat sehingga dapat mengatur
waktunya secara efektif.

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan studi kasus

B. Subjek studi kasus


1. Kriteria inklusi berdasarkan jurnal
2. Kriteria eksklusi berdasarkan jurnal
C. Fokus studi kasus
D. Definisi operasional studi kasus
E. Instrumen studi kasus
F. Metode pengumpulan data
1. Menggunakan data observasi
2. Diambil dari hasi pre-test dan post test
3. Pengumpulan informasi dari per satuan grup
G. Analisa data dan penyajian data
H. Lokasi dan waktu studi
1. Lokasi : RSJ DR AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH
2. Waktu studi :2 bulan

8
DAFTAR PUSTAKA

Kristiadi,yoel,heppy dwi rochmawati dan sawab(2015)”PENGARUH AKTIVITAS


TERJADWAL TERHADAP TERJADINYA HALUSINASI DI RSJ DR AMINO
GONDOHUTOMO”provinsi jawa tengah

Hidayat A. A. (2006). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika

www.depkes.go.id>materi_rakorpop_2018>HasilRiskesdas2018 (diunduh hari selasa,


tanggal 24 september 2019 pukul 20.00 WIB)

Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama(hlm 124)

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai