KEPERAWATAN JIWA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan riset penelitian dari kemenkes pada tahun 2013 sendiri penduduk
Indonesia yang mengalami gangguan jiwa sebesar 1,71% prevalensi tertinggi berada
didaerah Aceh dan DIY yaitu masing-masing sejumlah 0,27%. Untuk Jawa Tengah
sebesar 0,23%. Kemudian mengenai proporsi rumah tangga dengan art gangguan jiwa
tahun 2018 hasil yang didapatkan meningkat yaitu sebesar 7% . Untuk wilayah
provinsi Jawa Tengah sendiri pada tahun 2018 didapatkan hasil 9%.
(Kemenkes,2018).
Halusinasi jika tidak diatasi akan menimbulkan beberapa resiko salah satunya
dapat berakibat menciderai diri sendiri maupun orang lain.( Maramis,2005).
Halusinasi sendiri dapat diatasi dengan berbagai macam cara yaitu menghardik
halusinasi,melatih bercakap-cakap dengan orang lain,melatih klien beraktivitas secara
terjadwal,melatih pasien mengonsumsi obat secara teratur. Selain itu perawat juga
bisa melibatkan keluarga dalam terapi yang diterapkan kepada pasien.(yosep,H.iyus
dan titin sutini,20 hlm 229)
1
Namun dalam karya tulis ini akan membahas salah satunya yaitu terapi aktivitas yang
terjadwal pada pasien gangguan jiwa dengan halusinasi. Terapi penjadwalan aktivitas
ini bertujuan untuk mengurangi resiko tingkat halusinasi. Dengan cara menjadwalkan
aktivitas sehari-harinya, diharapkan pasien dapat menyibukkan diri dan lupa akan
halusinasinya.( Yosef,2011 hlm 124). Dengan terapi dapat mengalihkan dengan
aktifitas yang telah dijadwalkan bersama. Terapi ini dilakukan menggunakan
kuisioner mengenai tanda dan gejala halusinasi dan menggunakan analisa per variabel
yang meliputi analisa jenis kelamin, usia, pendidikan, dan frekuensi Kejadian
halusinasi sebelum dan sesudah diberikan terapi aktivitas terjadwal.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari halusinasi?
2. Apa Faktor penyebab terjadinya halusinasi?
3. Bagaimana tanda dan gejalanya?
4. Apa tipe Halusinasi?
5. Bagaimana tahapan halusinasi?
6. Bagaimana cara menanganinya?
7. Apa maksud dari terapi aktivitas terjadwal?
8. Apa indikasi dari terapi aktivitas terjadwal?
9. Apa tujuan dari terapi aktivitas terjadwal?
10. Bagaimana proses dari terapi aktifitas terjadwal?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Tujuan khusus
2
5. Untuk mengetahui tahapan halusinasi
6. Untuk mengetahui cara menangani halusinasi
7. Untuk mengetahui maksud dari terapi aktivitas terjadwal
8. Untuk mengetahui indikasi dari terapi aktivitas terjadwal
9. Untuk mengetahui tujuan dari terapi aktivitas terjadwal
10. Untuk mengetahui proses dari terapi aktifitas terjadwal
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk penulis
a. Dapat dijadikan sebagai pengalaman
b. Dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran
2. Manfaat untuk mahasiswa
a. dapat digunakan sebagai bahan diskusi lebih lanjut
b. dapat digunakan sebagai bahan penambah wawasan
3. Manfaat untuk masyarakat
a. dapat digunakan sebagai terapi untuk masyarakat dalam menangani
orang dengan gangguan jiwa halusinasi
b. dapat digunakan sebagi penambah wawasan maupun pembelajaran
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5) Faktor genetik dan pola asuh
Hasil penelitian yang ada menyebutkan bahwa anak
yang meskipun sehat namun diasuh oleh orang yang
mengalami gangguan jiwa maka,anak tersebut juga
berpotensi mengalami gangguan jiwa
b. Faktor presipitasi
Perilaku:
4. Tipe Halusinasi
a. Halusinasi penglihatan
b. Halusinasi pendengaran
c. Halusinasi penghidu
d. Halusinasi peraba
5
e. Halusinasi pengecap
5. Tahapan halusinasi
Tahap halusinasi karakteristik
Stage 1: sleep disorder Klien merasa banyak masalah,ingin
(fase awal seseorang belum menghindari dari lingkungan,takut
muncul halusinasi) diketahui orang lain
Stage 2 : comforting Klien mengalami emosi yang berlanjut
seperti adanya cemas,kesepian perasaan
berdosa ketakutan dan mencoba
memusatkan pemikiran pada timbulnya
kecemasan. Ia beranggapan bahwa
pengalaman pikiran dan sensorinya
dapat dia kontrol bila kecemasannya
diatur dalam tahap ini ada
kecenderungan klien merasa nyaman
dengan halusinasinya
Stage 3 : condemning Pengalaman sensori klien menjadi sering
datang dan klien mulai merasa tidak
mampu lagi mengontrolnya dan mulai
berupaya menjaga jarak antara dirinya
dengan obyek yang dipersepsikan klien
mulai menarik diri dari orang lain
dengan intesitas waktu yang lama
Stage 4: controlling severe Klien mencoba melawan suara maupun
level of anxiety sensori abnormal yang datang .klien
dapat merasakan kesepian bila halusinasi
berakhir dari sinilah dimulai fase
gangguan psikotik
Stage 5: conquering panic Pengalaman sensorinya terganggu.klien
level of anxiety mulai terasa terancam dengan datang
nya suara atau sensori terutama bila
6
klien tidak dapat menuruti ancaman atau
perintah yang ia dengar dari
halusinasinya. Halusinasi dapat
berlangsung selama minimal empat jam
atau seharian bila klien tidak
mendapatkan komunikasi terapeutik.
Terjadi gangguan psikotik berat
BAB III
8
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. A. (2006). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika
9
LAMPIRAN
10