Anda di halaman 1dari 96

PROPOSAL

STUDI LITERATUR PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI

PIJAT DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI HAID

PADA REMAJA PUTRI

(Systematic Reviuw)

DISUSUN OLEH

ROSMILA YUSDY PORUMAU

NPM :12114201170108

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON

2021
LEMBARAN PERSETUJUAN

Kami menerima dan menyetujui proposal yang disusun oleh Rosmila.Y.Porumau,

NPM : 12114201170108 untuk diseminarkan.

Ambon, Juni 2021

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns.S. R. Maelissa, S.Kep., M.Kep) (Ns.W.Tahapary, S.Kep.,M.Kep)


NIDN :1232038001 NIDN:

Mengetahui

Ketua Program Studi Keperawatan

(Ns. S. R. Maelissa, S.Kep., M.Kep)


NIDN : 1223038001

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esaatas kasih dan rahmat-Nya

sehingga penyusunan proposal dengan judul “Studi Literatur Perbandingan

fektivitas terapi pijat dengan kompres hangat terhadap nyeri haid pada

remaja putri” ini dapat diselesaikan.Penyusunan proposal ini merupakan syarat

dalam penyelesaian tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

(S.Kep) di Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Ns. S. Mealissa

S.Kep., M.Kep selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan semangat dan

motivasi guna meneyelesaikan proposal ini,dan terimakasih juga kepada

Ns.Westy Tahapary.,S.Kep.M.Kep sebagai pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan masukan demi kesempurnaan proposal ini.

Dengan terselesainya proposal ini, perkenankan penulis mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. J. Damamain, M.Th selaku Rektor Universitas Kristen Indonesia

Maluku berserta Pembantu Rektor I, II, III dan IV yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis dalam menimbah ilmu di

Program Studi Keperawatan Universitas Kristen Indonesia Maluku.

2. B. Talarima, SKM., M.Kes Selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Kristen Indonesia Maluku beserta para pembantu Dekan I-III

yang telah memberi dukungan dalam memberikan persetujuan berupa

surat-surat yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan proposal ini.

3. Ns. S. Maelissa., S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Universitas Kristen Indonesia Maluku sekaligus sebagai

ii
pembimbing 1 yang dengan tulus hati telah membagi waktunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan proposal.

4. Ns.Westy Tahapary.,S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing 2 yang juga

dengan tulus hati telah membagi waktunya untuk membimbing penulis

dalam menyelesaikan penulisan proposal.

5. Dosen Fakultas Kesehatan Program Studi Keperawatan, yang telah

membimbing dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama

proses perkuliahan.di program studi keperawatn.

6. Keluarga dan sahabat yang telah memberi dukungan dan doa kepada

penulis.

Akhir penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang dengan

berbagai macam cara dan perannya telah membantu penulis dalam proses

penyusunan sehingga terselesaikannya proposal ini. Penulis juga mengharapkan

saran dan kritik yang dapat membantu perbaikan dan perkembangan proposal ini.

Semoga proposal ini bisa memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khusunya dalam bidang kesehatan.

Ambon, April 2021

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

iii
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………..……..iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….v

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………..….vi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..vii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………....…….…..1

A. Latar Belakang……………………………………………………….……...…1

B. Rumusan masalah………………………………………………………….…..7

C. Tujuan penelitian……………………………………………………………....7

D. Manfaat penelitian……………………………………………………………..8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..9

A.Tinjauan Umum Tentan Remaja……………………………………………..…9

B.Tinjauan Umum Tentang Nyeri……………………………………………….12

C.Tinjauan Umum Tentang Nyeri Haid……………………………………..…..14

D.Tinjauan Umum Tentang Terapi Pijat ……………….................................…26

E.Tinjauan Umum Tentang Kompres Hangat......................................................29

F.Kerangka Konsep…………………………………………………………..….32

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………34

A. Jenis Penlitian………………………………………………………………...34

B. Tahap Sytematika Review…………………………………………………....34

C. Populasi , Sampel dan Teknik Samping……………………………………....38

iv
D. Variabel Penelitihan…………………………………………………………..39

E. Analisis Data………………………………………………………………….39

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..42

LAMPIRAN…………………………………………………………………….43

v
DAFTAR GAMBAR

2.1. Kerangka Konsep

2.2. Diagram PRISMA Tahapan Systematic Review

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa dewasa dan

sering disebut masa pubertas, salah satu perubahan fisiologis hal yang

sering terjadi dalam kehidupan remaja adalah onset menarche, yang sering

dikaitkan dengan masalah menstruasi (Aboushady, 2016).

Menstruasi adalah proses ilmiah yang terjadi pada perempuan.

Mentruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda

bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya, remaja

mengalami menarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun.

Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya

psikologis dan lainnya. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami

mentruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus mentruasi normal

terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari ,

Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama masa reproduksi,

dimulai saat pubertas atau menarche dan berakhir pada masa menopause

(Kusmiran, 2016).

Nyeri haid adalah nyeri yang timbul saat haid pada remaja putri

yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari, bahkan tidak dapat

mengikuti kegiatan sekolah akibat nyeri haid/dismenore. Nyeri haid dibagi

menjadi dua yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder. Nyeri haid

primer merupakan nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis,

sedangkan nyeri haid sekunder merupakan nyeri haid yang di dasari

2
dengan kondisi patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista

ovarium. Awal nyeri haid primer biasanya terjadi dalam waktu 6 sampai

12 bulan setelah menarke dengan durasi nyeri umumnya 8 sampai 72

jam.nyeri haid primer berkaitan dengan kontraksi otot uterus atu

miometrium dan sekresi prostaglandin, sedangkan nyeri haid sekunder

disebabkan adanya malsalah patologis di rongga panggul. Dampak dari

nyeri haid selain menganggu aktivitas sehari – hari dan menurunnya

kinerja yaitu mengalami mual, muntah, dan diare. Masih banyak wanita

yang menganggap nyeri haid sebagai hal yang biasa, mereka beranggapan

1 – 2 hari sakitnya akan hilang. Padahal nyeri haid bisa menjadi tanda dan

gejala suatu penyakit misalnya endometritis yang bisa mengakibatkan

sulitnya mendapat keturunan (Wiknjosastro dkk, 2014).

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2018

bahwa angka kejadian nyeri haid di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari

50% perempuan di setiap negara mengalami dismenore, seperti di

Amerika angka presentasinya sekitar 60%, di Swedia sekitar 72% dan di

Inggris sebuah penelitian menyatakan bahwa 10% dari remaja sekolah

lanjut tampak absen 1-3 hari setiap bulannya karena mengalami nyeri haid

(Umi Nur Chayati, 2019).

Data dari riset kesehatan dasar (RISKESDAS, 2013) menunjukan

bahwa sebagian besar 68% perempuan di Indonesia yang berusia 10-59

tahun melaporkan menstruasi teratur dan 13,7% mengalami masalah siklus

menstruasi yang tidak teratur dalam satu tahun terakhir. Penelitian Lestari

pada tahun 2018 menunjukkan prevalensi nyeri haid di Indonesia sebesar

3
107.673 jiwa (64,25%) yang terdiri dari 59.671 jiwa (54,89%) nyeri haid

primer dan9.496 jiwa (9,36%) nyeri haid sekunder.

Di Indonesia angka kejadian nyeri haid tipe primer adalah sekitar

54,89% sedangkan sisanya penderita dengan nyeri haid sekunder. Nyeri

haid terjadi pada remaja dengan prevalensi berkisar antara 43% hingga

93%, dimana sekitar 74- 80% remaja mengalami nyeri haid ringan,

sementara angka kejadian endometriosis pada remaja dengan nyeri

panggul diperkirakan 25-38%, sedangkan pada remaja yang tidak

memberikan respon positif terhadap penanganan untuk nyeri haid,

endometriosis ditemukan pada 67% kasus. Kelainan terjadi pada 60-70%

wanita di Indonesia dengan 15% diantaranya mengeluh bahwa aktivitas

mereka menjadi terbatas akibat nyeri haid (Nurwana dkk, 2017).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Maluku tahun

2018 dengan proporsi riwayat menstruasi dan umur pertama kali remaja

putri 10-19 tahun, yang mengalami menstruasi yaitu 61,03% dan umur

pertama kali menstruasi yaitu 13,09%, Berdasarkan Data Survei Kesehatan

Reproduksi Remaja (SKRR) Provinsi Maluku pada Tahun 2018 ditemukan

sekitar 3.653 remaja mengalam nyeri haid. Angka kejadian nyeri haid

Primer sebanyak 3.297 (90,25%) dan yang lainnya mengalami nyeri haid

sekunder sebanyak 365 orang (9,75%). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi

Maluku Tahun 2020 ditemukan 3 orang remaja putri berusia 10-14 tahun

yang mengalami gangguan nyeri haid dan dilakukan tindakan konseling,

dan kasus ini didapat pada saat penjaringan anak disekolah. Selain itu,telah

dilakukan wawancara terhadap 15 siswi DI SMA 12 SALOBAR yang

4
mengalami nyeri haid pada saat menstruasi dengat tingkatan nyeri dan

gejala berbeda-beda, dimana 8 siswa diantaranya mengalami nyeri

(rasanya seperti ditusuk atau keram pada bagian bawah perut) pada waktu

haid atau menjelang haid dan 7 siswi diantaranya mengalami keluhan-

keluhan seperti ; sakit kepala, mual, muntah atau diare, dan juga

mengatakan bahwa nyeri saat menstruasi mengganggu aktifitas di sekolah.

Remaja yang mengalami nyeri haid dirumah pada saat menstruasi

mempunyai lebih banyak hari libur dan prestasinya kurang begitu baik di

sekolah dibandingkan remaja yang tidak terkena nyeri haid. nyeri haid

sangat berdampak pada remaja putri, hal ini menyebabkan terganggunya

aktivitas sehari-hari. Remaja yang mengalami nyeri haid pada saat

menstruasi membatasi aktivitas harian khususnya aktivitas belajar di

sekolah. Seorang siswi mengalami nyeri haid, aktivitas belajar di sekolah

terganggu dan tidak jarang hal ini membuat siswi tidak masuk sekolah.

Selain itu, kualitas hidup menurun, sebagai contohnya seorang siswi yang

mengalami nyeri haid tidak dapat berkonsentrasi belajar dan motivasi

belajar akan menurun karena nyeri haid yang dirasakan pada saat proses

belajar mengajar. Situasi ini tidak hanya memiliki dampak signifikan

terhadap kualitas hidup dan pribadi kesehatan tetapi juga dapat memiliki

dampak ekonomi global. Dampak dari nyeri haid apabila tidak segera

ditangani dapat menyebabkan infertilitas (kemandulan) (Susanti

dkk,2018).

Penanganan nyeri haid sangat penting untuk dilakukan, terutama

pada usia remaja, karena bila tidak ditangani akan berpengaruh pada

5
aktifitas remaja itu sendiri. Banyak remaja putri yang belum mengetahui

cara penanganan nyeri haid, sehingga menimbulkan masalah bagi remaja

tersebut setiap menstruasi (Mahua dkk, 2018). Penanganan untuk

mengurangi atau menghilangkan nyeri haid (dismenorea) biasanya

dilakukan dengan dua metode yaitu secara farmakologi dan non-

farmakologi. Pengobatan farmakologi pada dismenorea dengan

menggunakan obat analgetik pada dosis biasa mempunyai efek samping

antara lain mual, muntah, konstipasi, kegelisahan dan rasa ngantuk

(Dahlan dan Syahminan, 2017). Sedangkan pengobatan non-farmakologis

dapat dilakukan dengan terapi komplementer yaitu penggunaan terapi pijat

dan kompres hangat (Yunianingrum, 2017).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut: “Bagaimana studi literatur

perbandingan efektivitas terapi pijat dan kompres hangat terhadap nyeri

haid pada remaja putri.

C. TUJUAN PENELITIAN

1. TUJUAN UMUM

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah ntuk mengetahui

perbandingan efektivitas terapi pijat dan kompres hangat tehadap

nyeri haid pada remaja putri

6
2. TUJUAN KHUSUS

a. Untuk mengetahui efektivitas terapi pijat terhadap nyeri haid

pada remaja putri

b. Untuk mengetahui efektivan kompres hangat terhadap nyeri

haid pada remaja putri

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah literature ilmu keperawatan khususnya

keperawatan komunitas dan dapat dijadikan reverensi bagi peneliti

selanjutnya tentang perbandingan efektivitas terapi pijat dan kompres

hangat terhadap nyeri haid pada remaja putri.

2. Manfaat praktis

a. Bagi remaja

Penelitian ini diharapkan berguna bagi remaja yang

mengalami nyeri haid yang dilakukan terapi pijat dan kompres

hangat sebagai alternative dalam mengatasi penyakit nyeri haid

b. Peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan mengantikan

variable yang berkaitan dengan keperawatan maternitas sehingga

dapat memberikan informasi kepada remaja putri berkaitan dengan

nyeri haid.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Remaja Putri

1. Definisi Remaja

Menurut World Health Organization (WHO) (2015), remaja adalah

masa tumbuh kembang manusia setelah masa anak-anak dan sebelum

masa dewasa penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun, dan menurut Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia

remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok usia

10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak

43,5 juta atau sekitar 18% dari jumlah penduduk.

Batasan usia seseorang yang telah memasuki usia remaja adalah

dari usia 16 atau 17 tahun sampai usia 21 tahun. Seseorang dikatakan

remaja apabila telah ditandai dengan kematangan seksual,

memepersiapkan diri dalam menghadapi perkembangannya, mampu

menghadapi masa depannya, dan mencapai usia matang secara hukum

negara (Herri Zan Pieter dkk. 2018).Dalam perkembangan kesehatan

saat ini kesehatan reproduksi wanita merupakan masalah yang cukup

kompleks. Setiap wanita melewati berbagai siklus dalam

pertumbuhannya yaitu mulai dari masa bayi, kanak-kanak, pubertas,

reproduksi, klimakterium hingga masa senium. Perubahan dari bentuk

dan fungsi tubuh wanita terjadi dalam waktu relatif cepat. Hal ini

8
menunjukkan berkembangnya tanda seks sekunder, menyebabkan

remaja secara fisik mampu melakukan fungsi proses reproduksi

(Prijatni & Rahayu, 2016).

2. Klasifikasi Remaja

Menurut Sarwono (2011) ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu:

a. Remaja Awal

Masa ini merupakan masa dimana telah melewati masa

anak-anak dan baru memulai masa pubertas. Masa remaja awal

pada anak perempuan biasanya terjadi pada usia 10-13 tahun

sedangkan pada anak laki-laki pada usia 10,5-15 tahun. Masa

remaja awal berada pada masa operasional formal yaitu terjadi

pada anak yang memasuki usia 12 tahun, yang secara progresif

terjadi perkembangan tentang konsep dan ide-ide yang abstrak.

Adapun proses belajar yang mencakup pendekatan yang

sistematis terhadap pemecahan masalah,.Remaja dalam masa

ini memiliki persepsi bahwa benar atau salah merupakan

mutlak dan tidak bisa dipertanyakan. Remaja dengan

lingkungan keluarga, adanya ketidaktergantungan terhadap

keluarga yang mengakibatkan hubungan antara keluarga yang

awalnya sangat erat akan menjadi terpecah. Seorang remaja

juga dapat mempengaruhi keseimbangan dalam kehidupan

keluarga. Remaja dengan teman sebaya, pada masa ini biasanya

remaja akan berkumpul dengan teman yang sejenis.

9
Persahabatan pada masa ini lebih berpusat pada kegiatan

bersama dibandingkan dengan hubungan perorangan.

b. Masa Remaja Menengah

Usia pada masa remaja menengah berkisaran usia antara

11-14 tahun pada anak perempuan dan pada anak laki-laki 12-

15 tahun ,masa remaja ini keluarga, kelompok teman sebaya

dan sekolah maupun masyarakat merupakan kondisi utama

dalam pergaulan, remaja pada masa ini dapat melakukan

pemberontakan apabila ada ketidaksesuaian dengan

dirinya.Remaja pada masa ini biasanya berkelompok dengan

teman sejenisnya, dan pada masa ini pula remaja mulai timbul

ke arah pergaulan dengan teman lawan jenisnya.Masa remaja

menengah memiliki pemikiran yang difokuskan pada

pencapaian pekerjaan dan pendidikan.

c. Masa Remaja Akhir

Remaja akhir atau istilah asing yaitu late adolenscence

merupakan remaja yang berusia antara 17-20 tahun. Masa ini

merupakan masa menuju dewasa dengan sifat egois yaitu

mementingkan diri sendiri dan mencari pengalaman baru.

Remaja akhir juga sudah terbentuk identitas. Pada masa remaja

akhir ini adalah tahap terakhir dari perkembangan pubertas

sebelum masa dewasa. Pada masa remaja akhir ini remaja

menunjukkan bahwa telah mempunyai kemampuan untuk

memperoses informasi.

10
B. Tinjauan Umum Tentang Nyeri

1. Pengertian Nyeri

Nyeri merupakan dimana kondisi yang tidak diharapkan oleh setiap

individu.Setiap individu merasakan nyeri yang berbeda. Nyeri

merupakan suatu kondisi yang bersifat pribadi, sesuatu yang subjektif

yang dipengaruhi oleh budaya, persepsi seseorang, perhatian, dan

variabel-variabel psikologis lainnya, yang kemudian akan mengganggu

perilaku individu (Andarmoyo,2016).Nyeri yang timbul merupakan

hasil dari berbagai respon.Berupa respon fisiologis maupun psikologis.

Nyeri merupakan sebuah pengalaman yang tidak menyenangkan, baik

sensori maupun emosional yang berhubungan dengan risiko kerusakan

jaringan tubuh (Andarmoyo, 2016).

2. Klasifikasi Nyeri

Menurut Wolf nyeri secara kualitatif dibedakan menjadi dua, yaitu

nyeri fisiologis dan patologis. Nyeri fisiologis merupakan nyeri yang

berfungsi secara normal sebagai alat proteksi tubuh. Sedangkan nyeri

patologis merupakan sensor abnormal yang di rasakan setiap individu,

adapun faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu adanya trauma, infeksi

bakteri atau virus.Menurut para ahli nyeri juga di klasifikasikan secara

khusus. Nyeri secara khusus dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Berdasarkan Durasi :

1) Nyeri Akut

Menurut Meinhart dan Mc Caffery nyeri akut

merupakan nyeri yang terjadi setelah cidera akut, penyakit,

11
inflamasi, atau intervensi. Nyeri akut berdurasi kurang dari

enam bulan, bisa hilang dengan sendirinya tanpa

pengobaan.Adapun gejala yang dirasakan seperti

peningkatan nadi, peningkatan tekanan darah, peningkatan

denyut jantung, menangis, mengerang kesakitan,

mengerutkan wajah.

2) Nyeri Kronik

Setiap individu yang mengalami nyeri kronik akan

sering mengalami gejala yang hilang timbul

sebagian ,maupun keseluruhan. Menurut (Potter dan Perry)

nyeri kronis dibedakan menjadi dua, yaitu nyeri kronis

nonmalignat dan malignan.Nyeri kronis nonmalignan

merupakan nyeri akibat cedera jaringan yang tidak prgresif,

seperti nyeri pinggang, dan osteoatrhitis.Sedngkan nyeri

kronik maligna merupakan nyeri kanker yang memiliki

penyebab yang jelas dan bisa diidentifikasi.

b. Berdasarkan Asal Nyeri

1) Nyeri Nosiseptif

Nyeri ini merupakan nyeri merupakan nyeri yang

terjadi karena adanya stimulus yang dapat mengenai kulit,

tulang, sendi, otot, jaringan ikat,dan lain-lain. Nyeri ini

biasany terjadi pada nyeri kanker dan nyeri post operatif.

Nyeri ini bersifat akut yang mengenai daerah perifer dan

letaknya lebih terlokalisasi.

12
2) Nyeri Neuropatik

Nyeri ini timbul akibat suatu ciedera pada struktur

saraf perifer maupun sentral. Nyeri ini akan betahan lebih

lama di bandingkan dengan nyeri nosiseptif , dan nyeri

neuropatik ini lebih sulit diobati, pasien yang mengalami

nyeri ini akan merasakan nyeri seperti terbakar, dan

bersifat kronik.

C. Tinjauan Umum Tentang Nyeri Haid

1. Pegertian Nyeri Haid/Dismenore

Nyeri menstruasi (dismenore) berasal dari bahasa Yunani kuno,

dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan

rrhea yang berarti aliran atau arus yang dapat disimpulkan bahwa

dysmenorrhea adalah aliran menstruasi yang mengalami nyeri

(Anurogo,2015).Dysmenorrhea atau dismenore dalam bahasa

Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi (Icemi & Wahyu, 2013).

Menurut Reeder (2013) dismenore yakni nyeri menstruasi yang

dikarakteristikan sebagai nyeri singkat sebelum atau selama

menstruasi. Nyeri yang dirasakan setiap individu sangat berbeda

antara satu dengan yang lainnya. Nyeri saat haid menyebabkan

ketidaknyamanan dalam aktivitas fisik sehari-hari. Keluhan ini

berhubungan dengan ketidakhadiran remaja disekolah sehingga dapat

mengganggu produktivitas. 40 –70% wanita pada masa reproduksi

mengalami nyeri haid, dan sebesar 10% mengalaminya hingga

mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekitar 70 –90% kasus nyeri haid

13
terjadi saat usia remaja dan remaja yang mengalami nyeri haid akan

terpengaruh aktivitas akademis, sosial dan olahraganya.

Dalam penatalaksanaan nyeri banyak hal yang dapat dilakukan

untuk mengurangi nyer haid, baik melalui terapi farmakologis dan

non-farmakologis. Terapi farmakologis dapat menggunakan obat

untuk mengurangi nyeri tetapi dapat berdampak buruk bagi kesehatan

tubuh diantaranya bisa mual, muntah, alergi, dan lain-lain. Terapi non-

farmakologi berupa kompres hangat,dan pijatan pada

pinggang,olahraga,nutrisi yang baik. Pijatan punggung memerlukan

waktu yang lama serta membutuhkan bantuan orang lain, olahraga

memerlukan gerakan fisik, nutrisi memerlukan biaya untuk

menyediakan makanan yang dapat mengurang nyeri haid ,dan terapi

kompres hangat merupakan salah satu alternatif yang sangat efektif

dalam menurunkan nyer haid,kompres hangat tidak memerlukan biaya

yang banyak, waktu yang lama, serta dapat dilakukan sendiri. Dan

terapi ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi tubuh tetapi perlu

diingat juga bahwa air yang terlalu panas dapat menimbulkan iritasi

pada kulit (Dahlan, dkk 2017).

Nyeri haid yang dialami setiap siklus menstruasi merupakan

pertanda adanya gangguan di dalam tubuh seseorang. Nyeri haid dapat

berasal dari kram pada rahim saat proses menstruasi, nyeri haid timbul

akibat gangguan pada organ reproduksi, faktor hormonal maupun

faktor psikolog. Adanya gejala nyeri yang dirasakan belum tentu

timbul karena adanya suatu penyakit (Sari,dkk 2010).

14
2. Klasifikasi Nyeri Haid

Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan tidaknya

kelainan atau sebab yang diamati. Berdasarkan jenisnya nyeri

dibedakan menjadi dua yaitu nyeri haid spasmodic dan nyeri haid

kongestif. Nyeri haid spasmodic adalah nyeri yang dirasakan dibagian

bawah perut dan terjadi sebelum atau segera setelah haid dimulai.

Nyeri haid spasmodic dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita

berusia 40 tahun keatas dengan tanda nyeri haid spasmodic antara lain

pingsan,mual dan muntah (Judha dkk,2018), sedangkan nyeri haid

kongestif adalah nyeri haid yang dapat diketahui beberapa hari

sebelum haid datang, gejala ini berlangsung 2 dan 3 hari sampai

kurang dari 2 minggu dengan tanda pegal dibagian paha, sakit pada

daerah payudara, lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan

dan gangguan tidur (Judha dkk, 2018).

Menurut Nanang Winarto Astarto, et all (2011) penyebab

pasti nyeri haid belum diketahui secara pasti, pada dismenore

primer nyeri timbul akibat tingginya kadar prostaglandin.

Sedangkan pada dismenore sekunder diduga penyebab

terbanyak adalah endometriosis. Adapun faktor-faktor risiko

dari dismenore primer yaitu wanita yang belum pernah

melahirkan, obesitas, perokok, dan memiliki riwayat keluarga

dengan nyeri haid. Sedangkan faktor yang dapat memperburuk

keadaan adalah rahim yang menghadap ke belakang, kurang

15
berolahraga dan stres psikis atau stres sosial (Icemi & Wahyu,

2013).

Menurut Sinclair (2010) dan Reeder (2012) Pada nyeri

haid sekunder dikaitkan dengan patologis pelvis dan lebih

sering dialami wanita yang berusia diatas 20 tahun. Nyeri haid

sekunder terjadi akibat penyakit panggul organik seperti

adenomiosis, leiomiomata, polip endometrium, malformasi

kongenital, stenosis servikal, endometriosis, mioma uterus,

sindrom kongesti pelvis, kista atau tumor ovarium, sindrom

asherman (perlekatan intrauterus), prolaps uterus, penggunaan

AKDR atau trauma.

3. Derajat Nyeri Haid

Derajat nyeri haid dapat dibedakan menjadi tiga yaitu nyeri haid

ringan yaitu nyeri dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat

sehingga perlu beristirahat untuk menghilangkan nyeri namun individu

masih mampu beraktivitas sehari-hari dengan rentang skala (1-3).

Nyeri haid sedang merupakan nyeri yang memerlukan obat untuk

menghilangkan rasa nyeri tanpa meninggalkan aktivitas sehari-hari dan

nyeri ini menyebar dibagian perut bawah dengan rentang skala (4-6)

dan nyeri haid berat (7-10) merupakan nyeri yang penderitanya

memerlukan istirahat lama, akibatnya meninggalkan aktiivitas sehari-

hari selama satu hari atau lebih dan nyeri ini disertai pingsan, diare,

rasa tertekan, mual dan sakit kepala (Kusmiyati, 2012).

16
4. Pengukuran Skala Nyeri Haid

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif

dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama

dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Tamsuri,

2015).

a. Verbal Rating Scale (VRS)

Alat ukur yang menggunakan kata sifat untuk menggambarkan

level intensitas nyeri yang berbeda, range dari “no pain” sampai

“nyeri hebat” (estreme pain). VRS dinilai dengan memberikan

angka pada setiap kata sifat sesuai dengan tingkat intensitas

nyerinya.

“Gambar Skala Verbal Rating Scale (VRS)”

bNumeral Ratting Scale (NRS)

Suatu alat yang meminta pasien untuk menilai nyerinya

sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala numeral 0-10

atau 0-100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10 atau 100 berarti

“severe pain” (nyeri hebat).

17
5. Patofisiologi

Peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya (terutama

PGF2α) dari endometrium selama menstruasi menyebabkan kontraksi

uterus yang tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga

menimbulkan nyeri. Selama periode menstruasi, wanita yang

mempunyai riwayat nyeri haid dan tekanan intrauteri yang lebih tinggi

dan memiliki kadar prostaglandin dua kali lebih banyak dalam darah

(menstruasi) dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami nyeri.

Uterus lebih sering berkontraksi dan tidak terkoordinasi atau tidak

teratur. Akibat peningkatan aktivitas uterus yang abnormal tersebut,

aliran darah menjadi berkurang sehingga terjadi iskemia atau hipoksia

uterus yang menyebabkan timbulnya nyeri. Mekanisme nyeri lainnya

disebabkan oleh protaglandin (PGE2) dan hormon lain yang membuat

saraf sensori nyeri diuterus menjadi hipersensitif terhadap kerja

bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan kimiawi lainnya (Reeder,

2013).

Kadar vasopresin mengalami peningkatan selama menstruasi pada

wanita yang mengalami nyeri haid primer. Apabila disertai dengan

peningkatan kadar oksitosin, kadar vasopresin yang lebih tinggi

menyebabkan ketidakteraturan kontraksi uterus yang mengakibatkan

adanya hipoksia dan iskemia uterus. Pada wanita yang mengalami

nyeri haid primer tanpa disertai peningkatan prostaglandin akan terjadi

peningkatan aktivitas alur 5-lipoksigenase. Hal seperti ini

18
menyebabkan peningkatan sintesis leukotrien, vasokonstriktor sangat

kuat yang menginduksi kontraksi otot uterus (Reeder, 2013).

6. Gejala

Gejala pada nyeri haid sesuai dengan jenis yaitu:

a. Nyeri haid primer

Gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah,

mual, muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala, kadang-

kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan

cemas dan gelisah, hingga jatuh pingsan (Anurogo, 2011). Nyeri

dimulai beberapa jam sebelum atau bersamaan dengan awitan

menstruasi dan berlangsung selama 48 sampai 72 jam. Nyeri yang

berlokasi di area suprapubis dapat berupa nyeri tajam, dalam,

kram, tumpul dan sakit. Sering kali terdapat sensasi penuh di

daerah pelvis atau sensasi mulas yang menjalar ke paha bagian

dalam dan area lumbosakralis. Beberapa wanita mengalami mual

dan muntah, sakit kepala, letih, pusing, pingsan, dan diare, serta

kelabilan emosi selama menstruasi (Reeder, 2013).

Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-ciri atau gejala nyeri haid

primer, yaitu

1) Nyeri berupa keram dan tegang pada perut bagian bawah

2) Pegal pada mulut vagina

3) Nyeri pinggang

4) Pegal-pegal pada paha

19
5) Pada beberapa orang dapat disertai mual, muntah, nyeri

kepala, dan diare.

b. Nyeri haid Sekunder

Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan pada nyeri haid

sekunder yang terbatas pada onset haid. Nyeri haid terjadi selama

siklus pertama atau kedua setelah haid pertama, nyeri haid dimulai

setelah usia 25 tahun. Sedangkan menurut Sari (2012) ciri-ciri atau

gejala nyeri haid sekunder, yaitu

1) Darah keluar dalam jumlah banyak dan kadang tidak

beraturan

2) Nyeri saat berhubungan seksual

3) Nyeri perut bagian bawah yang muncul di luar waktu

haid

4) Nyeri tekan pada panggul

5) Ditemukan adanya cairan yang keluar dari vagina

6) Teraba adanya benjolan pada rahim atau rongga panggul.

7. Pencegahan

Pencegahan nyeri haid menurut Anurogo (2011) yaitu;

a. Menghindari stress

b. Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang

memadai, memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna

c. Hindari makanan yang cenderung asam dan pedas, saat

menjelang haid

20
d. Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah,

dan tidak menguras energi yang berlebihan

e. Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-

8 jam dalam sehari

f. Lakukan olahraga ringan secara teratur

8. Penatalaksanaan

Menurut Reeder (2013) penatalaksanaan pada nyeri haid yaitu:

d. Nyeri haid primer

Penatalaksanaan medis pada nyeri haid primer terdiri atas

pemberian kontrasepsi oral dan NSAIDs. Pada kontrasepsi oral

bekerja dengan mengurangi volume darah menstruasi dengan

menekan endometriumdan ovulasi, sehingga kadar

protaglandin menjadi rendah. Golongan obat NSAID yang

diberikan pada pasien nyeri haid primer yaitu ibuprofen,

naproksen dan asam mefenamat. Medikasi diberikan setelah

nyeri dirasakan, dan dilanjutkan selama 2 sampai 3 hari

pertama pada saat menstruasi.

e. Nyeri haid sekunder

Penatalaksanaan atau terapi fisik untuk nyeri haid sekunder

bergantung dengan penyebabnya. Pemberian terapi NSAIDs,

karena nyeri yang disebabkan oleh peningkatan protaglandin.

Antibiotik dapat diberikan ketika ada infeksi dan pembedahan

dapat dilakukan jika terdapat abnormalitas anatomi dan

struktural.

21
9. Penanganan Nyeri Haid (Dismenore)

Penanganan nyeri haid dapat dilakukan dengan mengurangi

atau menghambat stimulus nyeri, agar tidak sampai keotak. Nyeri

haid terjadi karena peningkatan prostaglandin dalam darah yang

merangsang peningkatan kontraksi uterus sehingga terjadi

penurunan aliran darah dan oksigen ke dalam uterus yang

mengakibatkan iskemia.Impuls nyeri dapat diatur dan dihambat

melalui mekanisme pertahanan disepanjang system saraf pusat,

impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan ini dengan

merangsang sekresi endorphin yang akan menghambat pelepasan

subtansi nyeri. Tindakan apapun yang dilakukan dalam

mengatasi nyeri haid bertujuan untuk mengurangi ketegangan

uterus melalui mekanisme fisiologis yaitu memperlancar

pembuluh darah, menghambat sensasi nyeri dan memberikan

kenyamanan pada individu (Kusmiyati, 2012).

Beberapa cara untuk mengurangi nyeri dapat dilakukan

melalui upaya farmakologi dan nonfarmakologi. Upaya

penanganan secara farmakologi yang dapat dilakukan dalam

mengurangi rasa nyeri haid adalah sedative yang merupakan

salah satu jenis obat untuk mengurangi kecemasan dan

merangsang individu untuk tidur dan analgesic yaitu obat untuk

menghilangkan nyeri dengan mencegah impuls saraf ke otak

22
meliputi anti nyeri, relaksasi, dan aktivitas rileks. Beberapa jenis

obat analgesic yaitu ibuprofen, ketoprofen, naproxen dan obat

antiinflamasi lainnya. Obat-obatan analgesic ini akan mengurangi

produksi prostaglandin (Ernawati dkk,2017). Sedangkan upaya

penanganan secara nonfarmakologi merupakan salah satu upaya

dalam mengurangi nyeri haid, meskipun dalam mengurangi nyeri

haid ada upaya farmakologi namun dengan mengkonsumsi jenis

obat pereda rasa nyeri tersebut memiliki risiko dan membutuhkan

biaya dibandingkan dengan melakukan upaya penanganan secara

nonfarmakologi (Black & Jane, 2014).

Penanganan nyeri haid (dismenore) secara non farmakologi

dapat melakukan massage yang merupakan pijatan lembut pada

bagian tubuh yang mengalami nyeri dengan menggunakan

tangan. Teknik ini dapat merangsang tubuh untuk melepaskan

senyawa endorphin yang merupakan pereda sakit alami sehingga

akan menyebabkan relaksasi otot dan memberikan efek sedasi

(Kusmiyati, 2012). Melakukan kompres hangat merupakan

tindakan mengkompres dengan air panas yang bersuhu 43-46⁰

celcius atau bisa juga dengan air hangat. Kompres hangat ini

digunakan untuk meningkatkan aliran darah, menurunkan

ketegangan otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau

kekakuan (Kusmiyati, 2012) atau melakukan kompres dingin

yang bertujuan untuk membatasi akumulasi pada jaringan

tubuh,mengurangi ketegangan otot, meperlambat transimisi nyeri

23
dan impuls-impuls lainnya melalui neuron sensorik (Kusmiyati,

2012).

D. Tinjauan Umum Teori Tentang Terapi Pijat

1. Definisi Terapi pijat

Terapi Pijat Merupakan salah satu teknik relaksasi yang bertujuan

untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan dengan cara

melemaskan otot-otot badan,Pijat pada bagian tubuh tertentu seperti

pada tangan, punggung atau kaki dapat membantu memperlancar

peredaran darah dan tubuh menjadi lebih segar(Arsi Nadella,2021).

Pemberian massage/pijat terhadap nyeri haid yang diderita remaja

mampu memberikan pengaruh pada tingkat nyeri. Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian pijat efektif dilakukan untuk

menurunkan tingkat nyeri haid. Sebelum dilakukan pijat tingkat nyeri

haid remaja sangat berat, namun setelah diberikan pijat mampu

mengurangi tingkat nyeri haid remaja pada tingkat ringan. Pijatan

yang ringan dan melingkar dengan menggunakan jari pada perut

bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri menstruasi.

2. Manfaat Terapi Pijat

Manfaat dari terapi pemijatan antara lain : melancarkan sirkulasi

darah di dalam seluruh tubuh menjaga kesehatan agar tetap prima

membantu mengurangi rasa sakit dan kelelahan merangsang produksi

hormon endorfin yang berfungsi untuk rileksasi tubuh mengurangi

beban yang ditimbulkan akibat stress menyingkirkan toksin

menyehatkan dan menyeimbangkan kerja organ-organ tubuh. Dengan

24
pemijatan ini stres, nyeri, dan ketegangan dapat diminimalisir.

Kekuatan dan kelenturan pikiran, tubuh, dan emosi bisa ditingkatkan.

Tidur bisa lebih berkualitas. Restrukturisasi tulang, otot, dan organ

dapat dibantu. Keuntungan pemijatan bermanfaat untuk melenturkan

otot-otot dan melancarkan peredaran darah serta meningkatkan daya

tahan tubuh (Hadibroto, 2007).

3. Prosedur Tindakan Terapi Pijat

Prosedur terapi pijat pada perut dan punggung bagian bawah

adalah sebagai berikut:

a. Posisikan klien tidur dengan posisi terlungkup

b. Usapkan punggung bagian bawah klien dengan gerakan berawalan

dari tengah area lumbal pada titik terendah nya menuju kearah perut.

Gunakan kedua tangan secara bilateral. Lakukan tiga usapan dengan

setiap usapan semakin melengkung ke atas hingga mencakup seluruh

area lumbal. Jangan biarkan tangan terangkat dari kulit klien.

Lanjutakan pola gerakan selama 3-5 menit.

c. Posisikan klien untuk tidur dengan posisi terlentang

d. Usapkan abdomen klien dengan gerakan berawalan dari sisi bokong

bagian atas melengkung ke bawah dan berakhir pada akhir midline di

atas pubis. Ulangi dua kali gerakan dengan awal gerakan semakin ke

atas sehingga pada gerakan ketiga pijat dimulai dari area bawah rusuk.

Ulangi gerakan selama 3-5 menit.

25
e. Lakukan usapan melintasi abdomen dari arah kiri ke kanan pasien

dengan pola dari atas ke bawah hingga mencakup semua bagian

abdomen. Ulangi gerakan selama 3-5 menit.

f. Gunakan tangan kanan untuk melakukan gerakan melingkar

mengelilingi umbilikus. Ulangi gerakan selama 3-5 menit.

4. Tujuan Terapi Pijat

a. Mengurangi ketegangan otot

b. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis.

c. Meningkatkan sirkulasi darah pada area yang di pijat

d. Member efek penguluran/peregangan

e. Membantu meningkatkan proses metabolisme tubuh, dan

mencegah venostatis

E. Tinjauan Umum Teori Tentang Kompers Hangat

1. Defenisi Terapi Kompres Hangat

Kompres hangat merupakan pengompresan yang dilakukan dengan

mempergunakan buli-buli panas atau botol air panas yang di bungkus

kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas dari buli-

buli ke dalam tubuh sehingga menyebabkan pelebaran pembuluh darah

dan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang di

rasakan akan berkurang atau hilang. Kompres hangat sebagai metode

yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri(Yunianingrum, 2017).

Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan

fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau

menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah (Nida,dkk

26
2016). Hal ini dikarenakan kompres hangat menyebabkan vasodilatasi

(pelebaran) pembuluh darah sehingga mengakibatkan terjadinya

peningkatan sirkulasi darah maka oksigen akan mudah bersirkulasi,

mengurangi ketegangan otot (relaksasi) akibat spasme (kekakuan) otot

sehingga nyeri yang dirasakan berkurang (Yunianingrum. 2018).

Efek hangat dari kompres dapat menyebabkan vasodilatasi pada

pembuluh darah yang nantinya akan meningkatkan aliran darah ke

jaringan Penyaluran zat asam dan makanan ke sel-sel diperbesar dan

pembuangan dari zat-zat diperbaiki yang dapat mengurangi rasa nyeri

haid primer yang disebabkan suplai darah ke endometrium kurang

(Nida, 2016).

Pemberian kompres hangat memakai prinsip pengantaran panas

melalui cara konduksi yaitu perpindahan panas dari buli-buli panas ke

dalam perut, sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita dengan

nyeri haid primer, karena pada wanita dengan nyeri haid ini

mengalami kontraksi uterus dan kontraksi otot polos (Anugraheni, dkk

2015). Menurut penelitian yang dilakukan Nida (2016) menyebutkan

bahwa kompres hangat berpengaruh terhadap penurunan nyeri haid.

Kompres hangat memberikan rasa hangat pada responden dengan

menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian

tubuh yang memerlukannya ( Saraswati, R. (2017). Kompres hangat

efektif untuk menurunkan nyeri haid yang dirasakan remaja putri baik

dihari pertama menstruasi maupun dihari kedua menstruasi. Pemberian

27
aplikasi hangat pada tubuh merupakan suatu upaya untuk mengurangi

gejala nyeri akut maupun kronis (Mahua dkk,2018).

2. Tujuan Kompres Hangat

Tujuan dari kompres hangat ini untuk menurunkan intensitas nyeri

dengan manfaat pemberian kompres hangat secara biologis yang

menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang mengakibatkan

peningkatan sirkulasi darah. Pemberian kompres hangat memakai

prinsip pengantaran panas melalui cara konduksi dimana panas

ditempelkan pada daerah yang sakit untuk melancarkan sirkulasi darah

dan menurunkan ketegangan otot sehingga akan menurunkan nyeri

pada wanita dengan nyeri haid primer, karena pada wanita dengan

nyeri haid ini mengalami kontraksi uterus dan kontraksi otot polos

(Anugraheni, dkk 2013).

3. Manfaat Kompres Hangat

Kompres hangat bermanfaat untuk meningkatkan suhu kulit lokal,

melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah,

mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri,

menghilangkan sensasi rasa nyeri, serta memberikan ketenangan dan

kenyamanan (Mahua dkk, 2018).

Pemberian kompres hangat memakai prinsip pengantaran panas

melalui cara konduksi dimana panas ditempelkan pada daerah yang

sakit untuk melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan ketegangan

28
otot sehingga akan menurunkan nyeri pada wanita dengan dismenore

primer, karena pada wanita dengan dismenore ini mengalami kontraksi

uterus dan kontraksi otot polos (Anugraheni, dkk 2013).

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep atau kerangka berfikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting (Sugiyono, 2019).

Berdasarkan kerangka teori, maka disusun kerangka konsep mengenai

efektivitas terapi pijat dengan kompres hangat terhadap nyeri haid pada

remaja putri.

Terapi Pijat

Nyeri Haid pada remaja


putri
Kompres Hangat

Keterangan ;

: Variabel Independen (Bebas)

: Variabel Dependen (Terikat)

:Hubungan antara variabel Bebas dan Variabel

terikat

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

menggunakan metode Systematic Review yakni sebuah sintesis dari studi

literatur yang bersifat sitematik, jelas, menyeluruh, dengan

mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi melalui pengumpulan data-

data yang sudah ada dengan metode pencarian yang eksplisit dan

melibatkan proses telaah kritis dalam pemilihan studi. Tujuan dari metode

ini adalah untuk membantu peneliti lebih memahami latar belakang dari

penelitian yang menjadi subyek topik yang dicari serta memahami

bagaimana hasil dari penelitian tersebut sehingga dapat menjadi acuan bagi

penelitian baru.

B. Tahap Sytematika Review

Dalam penelitian systematic review ada beberapa tahapan yang harus

di lakukan sehingga hasil dari studi literatur tersebut dapat di akui

kredibikitasnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :

1. Identifikasi pertanyaan penelitian

Identifikasi pertanyaan penelitian merupakan pertanyaan yang akan

kita gunakan sebagai dasar melakukan review, sebagai acuan untuk

30
kita merumuskan pertanyaan penelitian kita dapat menggunakan

“PICO” (Population in Question, Intervention of Interest,

Comparator dan Outcome). Berdasarkan Judul penelitian dapat

menentukan PICO :

P (Populasi) : Artikel penelitian tentang perbandingan efektivitasa

terapi pijat dan kompres hangant terhadap nyeri haid pada remaja

putri

I (Intervensi) : Ada intervensi dalam penelitian ini

C (Comparator) : Ada perbandingan atau intervensi lainnya.

O (Outcome) : Terdapat perbandingan efektivitas terapi pijat dan

kompres hangat terhadap nyeri haid pada remaja

putri.

2. Menyusun Protokol

Menyusun protokol merupakan detail perencanaan yang telah di

persiapkan secara tepat, yang mencakup beberapa hal seperti lingkup

dari studi, prosedur, kriteria untuk menilai kualitas (kriteria inklusi

dan eksklusi), skala penelitian yang akan dilakukan. untuk menyusun

protokol Riview kita menggunakan metode PRISMA Preferred

Reporting Items For Systematic Riviews and Meta Analyses).

a. Pencarian Data

Pencarian data mengacu pada sumber data base seperti

pubmed , proquest, Google Scholar, Science Direct, dan lain-

lain yang sifatnya resmi, yang di sesuaikan dengan judul

penelitian,abstrak dan kata kunci yang di gunakan untuk

31
mencari artikel, kata kunci ini dapat di sesuaikan dengan

pertanyaan penelitian yang telah di buat sebelumnya.

b. Skrining Data

Skrining adalah penyaringan atau pemilihan data (artikel

penelitian) yang bertujuan untuk memilih masalah penelitian

yang sesuai dengan topic atau judul, abstrak dan kata kunci

yang diteliti

c. Penilaian Kualitas (Kelayakan) Data

Penilaian kualitas atau kelayakan didasarkan pada data

(artikel penelitian) dengan teks lengkap (full text) dengan

memenuhi kriteria yang di tentukan (kriteria insklusi dan

eksklusi).

d. Hasil Pencarian Dari

semua data (artikel penelitian) berupa artikel penelitian

kuantitatif atau kualitatif yang memenuhi semua syarat dan

kriteria untuk dilakukan analisis lebih lanjut

3. Menyusun Strategi Pencarian

Strategi pencarian di lakukan mengacu pada protokol yang telah di

buat dan menentukan lokasi atau sumber database untuk pencarian

data serta dapat melibatkan orang lain untuk membantu riview.

4. Ekstrasi Data

32
Ekstrasi dapat di lakukan setelah proses protokol telah di lakukan

dengan menggunakan metode PRISMA, ekstrasi data dapat dilakukan

secara manual dengan membuat formulir yang berisi tentang : tipe

artikel, nama jurnal atau konferensi, tahun, judul, kata kunci, metode

penelitian, dan lain-lain.

Gambar 1.2 Diagram PRISMA tahap Systematic Review

“Studi Literature Tentang Perbandingan Efektivitas Terapi Pijat dengan

Kompres Hangat Terhadap Nyeri Haid pada Remaja Putri”


Pencarian pada situs

(Geogle Scholar)

Hasil jurnal secara keseluruhan ( n= 250)

Screening Screening

( n=210) a. Rentang Waktu 5 Tahun Terakhir


(2016-2021)
b. Tipe Jurnal Nasional
c. Jurnal Menggunakan Bahasa Indonesia
Geogle Scholar (n=210)

Jurnal yang dapat diakses Full


TextGoogle Sholar (n= 114)

Kriteria Inklusi :

a. Jurnal yang membahas tentang remaja


putri yang mengalami nyeri haid
b. Jurnal yang membahas tentang terapi pijat
Jurnal akhir yang sesuai terhadap nyeri haid pada remaja putri
dengan kriteria inklusi
c. Jurnal yang membahas tentang kompres
(n :13) hangat terhadap nyeri haid pada remaja
putri

33 d. Jurnal yang membahas tentang


perbandingan antara terapi pijat dan
kompres hangat
Sumber : Syarifuddin,2019

C. Populasi , Sampel dan Teknik Samping

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah jurnal nasional dan internasional yang berkaitan

dengan judul penelitian “Studi Literature Perbandingan Efektivitas

terapi pijat dan kompres hangat terhadap nyeri haid pada remaja putri”.

2. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 13 jurnal nasional yang berkaitan dengan judul penelitian

“Studi Literature Tentang Perbandingan Efektivitas terapi pijat dan

kompres hangat terhdap nyeri haid pada remaja putri”.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan cara-cara yang digunakan dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang sesuai dari

keseluruhan subjek penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan

34
sampel dengan cara memilih sample diantara populasi sesuai dengan

yang dikehendaki peneliti (tujuan dan masalah dalam penelitian),

sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi yang telah

diketahui sebelumnya. Berdasarkan karakteristik populasi yang telah

diketahui, maka dibuat kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria Inklusi

adalah semua aspek yang harus ada dalam sebuah penelitian yang akan

kita review dan kirteria eksklusi adalah faktor – faktor yang dapat

menyebabkan sebuah penelitian menjadi tidak layak untuk di review;

sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

1) Jurnal penelitian nasional dalam rentang waktu tahun

2016-2021.

2) Jurnal penelitian mencakup variabel atau permasalahan

yang sesuai dengan judul atau masalah yang diteliti.

3) Jurnal penelitian yang dapat diakses fulltext.

b. Kriteria eksklusi

1) Jurnal penelitian nasional dan internasional yang tidak

berkaitan dengan permasalahan penelitian yang diteliti.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menunjukkan pada variabel yang diteliti, terdiri

dari variabel variabel independen dan dependen.Variabel independen dalam

penelitian ini adalah terapi pijat dan kompres hangat, sedangkan variabel

dependen dalam penelitian adalah nyeri haid pada remaja putri.

E. Analisa Data

35
Setelah melewati tahap protokol sampai pada ekstraksi data, maka

analisis data dilakukan dengan menggabungkan semua data yang telah

memenuhi kriteria inklusi menggunakan teknik secara deskriptif untuk

memberikan gambaran sesuai permasalahan yang diteliti.

36
37
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan salah satu bagian penting pada penelitian ilmiah. Hasil penelitian yang telah ditemukan akan menjadi dasar pembahasan lebih lanjut. Berikut merupakan hasil penelitian yang

dibuat dalam tabel dengan menggunakan Systematic Review.

Tabel 4.1

Hasil Systematic Review Studi Literatur Tentang Perbandingan Efektivitas Terapi Pijat Dengan Kompres Hangat Terhadap Nyeri Haid Pada Remaja Putri

No Judul Penelitian Tahun Lokasi Tujuan Desain Jenis Metode Teknik Intervensi Hasil

Penelitian Responden Pengukuran Analisis

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1 Pengaruh terapi kompres 2017 SMK perbankan Untuk metode pra 16 Numeric Rating Menggunakan Kompres Hasil

hangat terhadap nyeri haid simpang haru padang mengetahui eksperimen Responden Scale (NRS). uji paired t- hangat penelitia

pada siswi SMK pengaruh terapi dengan test dilakukan n

perbankan simpang haru kompres hangat rancangan selama 20 Menunju

padang terhadap nyeri one group menit kan

haid pretest-postes terhadap nyeri bahwa

haid rata-rata

nyeri

38
responde

sebelum

diberikan

kompres

hangat

adalah

5.60

dengan

standar

deviasi

1.549,

rata-rata

nyeri

responde

n setelah

diberikan

kompres

hangat

adalah

2.62

39
dengan

standar

deviasi

1.204,

terdapat

perbedaa

n yang

bermakn

sebelum

dan

setelah

dilakuka

kompres

hangat

dengan p

= 0,000

dimana

p < 0,05.

2 Perbedaan efektivitas 2016 Asrama hurun inn Untuk desain 32 Numeric Rating uji statistik Teknik Hasil

40
teknik effleurage dengan pondok pesantren mengetahui penelitian responden Scale (NRS) Wilcoxon effleurage analisa

kompres hangat terhadap darul ulum jombang perbedaan teknik “Quasy dan Mann – dilakukan melalui

penurunan dismenore pada effleurage dan eksperiment Whitney selama 3-5 uji mann

santri putri asrama hurun kompres hangat dengan menit dan whitney

inn pondok pesantren darul terhadap nyeri menggunakan Kompres nilai

ulum jombang haid program hangat ρ=0,296

computer dilakukan Hal ini

SPSS selama 20 berarti

menit tidak ada

terhadap nyeri perbedaa

haid n

efektifita

penggun

aan

teknik

effleurag

e dengan

kompres

hangat

terhadap

41
tingkat

dismenor

e.

3 Pengaruh massage 2020 Remaja putri di SMA Untuk Kuantitatif- 15 Numeric Rating Uji statistic T- Teknik Hasil uji

effleurage terhadap N 1 sutera kabupaten mengetahui quasy responden Scale (NRS). tes effleurage statistic

penurunan nyeri pesisir selatan pengaruh massage eksperimen dilakukan didapatk

dismenore primer pada effleurage design selama 3-5 an

remaja putri di SMA N 1 terhadap dengan menit untuk p-Value

sutera kabupaten pesisir penurunan nyeri pendekatan penurunan 0,0005

selatan haid pada remaja one group nyeri artinya

putri di SMA N 1 pretest- dismenore ada

Sutera Kabupaten posttest pengaruh

Pesisir Selatan massage

Tahun 2018 Effleurag

terhadap

penuruna

n nyeri

haid pada

remaja

putri

42
4 Pengaruh pemberian 2017 Mahasiswa stikes Untuk Pra- 20 kuisioner lembar Uji Wilcoxon Pemberian Penuruna

kompres air hangat jenderal achmadyani mengetahui Eksperiment responden karakteristik Kompres n

terhadap penurunan yogyakarta pengaruh dengan responden hangat intensitas

intensitas nyeri dismenore pemberian desain One- dan Numeric dilakukan nyeri

pada mahasiswa stikes kompres air Group Pre- Rating Scale (NSR) selama 20 dengan

jenderal achmadyani hangat terhadap Post Test menit intervens

yogyakarta penurunan Design terhadap i

intensitas nyeri penurunan kompres

dysmenorrhea intensitas air

primer nyeri haid hangat

diperoleh

nilai Z =

-4.029a

dengan

nilai

Asymp

Sig.

(2

tailed)=

0,00.

Terdapat

43
perubaha

yang

signifika

n dengan

0,00 (< α

0,05).

5 Pengaruh Terapi Massage 2019 Pada Remaja Putri di Untuk metode 34 NRS (Numeric uji Mann Terapi Hasil

Effleurage terhadap Klaten mengetahui Quasy responden Rating Scale Whitney Test massage penelitia

Penurunan Nyeri Haid pengaruh terapi Eksperiment effleurage n

Pada Remaja Putri di massage dengan dilakukan menunju

Klaten effleurage rancangan selama 3-5 k

terhadap non- menit untuk kan

penurunan nyeri equivalent penurunan bahwa

haid pada remaja control grup nyeri skala

putri dismenore nyeri

responde

n pada

kelompo

eksperim

44
en

setelah

dilakuka

massage

effleurag

e skala

nyeri

minimu

m 1, nilai

maksimu

m 4,

dengan

rata-rata

skala

nyeri

2.24 ±

0.970,

sedangka

pengukur

45
an kedua

skala

nyeri

minimun

2,nilai

maksimu

m 5,

dengan

rata-rata

skala

nyeri

3.71 ±

1.047.

Hasil

analisa

data

dengan

menggun

akan uji

mann

whitney

46
test

didapatk

an

Pv = 0.00

< α =

0.05.

Simpulan

, terapi

massage

effleurag

berpenga

ruh untuk

menurun

kan nyeri

haid.

6 Pengaruh pijat refleksi 2017 Di panti yatim putri Tujuan penelitian Eksperimen 30 Visual Analog Paired Sample Pengaruh pijat Terdapat

terhadap penurunan nyeri daerah klaten ini adalah dapat dengan responden Scale. t-test refleksi di pengaruh

haid pada wanita di panti mengetahui rancangan lakukan pijat

yatim putri daerah klaten pengaruh pijat Time series selama 4-5 refleksi

refleksi terhadap design menit terhadap

47
penurunan nyeri terhadap penuruna

haid (Dismenore) penurunan n nyeri

pada wanita di nyeri haid haid pada

Panti Asuhan pada remaja wanita

Putri Aisyiyah putri diPanti

Daerah Klaten Yatim

Putri

Daerah

Klaten

Tahun

2016”dit

erima

dengan t

hitung

sebesar

8,305

dan p <

0,01.

7 Pengaruh Terapi Kompres 2021 Kepulauan Kelang untuk Pre-test and 40 Observasi Uji paired Terapi Hasil

Hangat terhadap menganalisis post-test responden samples t-test kompres penelitia

Dismenore pada Remaja pengaruh terapi design with dan hangat sangat n

48
Putri di Kepulauan Kelang kompres hangat control group independent bermanfaat menunju

terhadap samples t-test dalam kkan

dismenore pada penurunan bahwa

remaja putri di skala nyeri rerata

wilayah kerja menstruasi dismenor

Puskesmas (dismenore) e

Masohi dimana sebelum

terjadinya pemberia

relaksasi otot n

serta kompres

mengurangi hangat

iskemia uterus adalah

sehingga 6,00 dan

nyeri dapat setelahny

berkurang a adalah

atau hilang. 3,65,

dengan

p-value

0,000,

sehingga

49
ada

perbedaa

dismenor

e antara

sebelum

dan

sesudah

diberikan

kompres

hangat.

Hasil uji

perbedaa

b antar

kelompo

menghasi

lkan p-

value =

0,003,

sehingga

50
ada

pengaruh

terapi

kompres

hangat

terhadap

dismenor

e pada

remaja

putri di

wilayah

kerja

Puskesm

as

Masohi.

8 Pengaruh pemberian 2019 SMA negeri 10 kota Untuk Pra- 30 kuesioner lembar wilcoxon Pengaruh Hasil

kompres air hangat bengkulu mengetahui Eksperiment responden karakteristik signed-rank Pemberian penelitia

terhadap penurunan pengaruh dengan responden dan test Kompres n ini

intensitas nyeri dysmenore pemberian desain One- Numeric Rating hangat terdapat

pada remaja putri di SMA kompres air Group Pre- Scale (NRS) dilakukan pengaruh

Negeri 10 kota bengkulu hangat Post Test selama 20 pemberia

51
terhadap Design menit n

penurunan terhadap kompres

intensitas nyeri penurunan air

dysmenorrhea intensitas hangat

pada remaja putri nyeri haid terhadap

di SMA Negeri penuruna

10 n

Kota Bengkulu intensitas

nyeri

dysmeno

rrhea

pada

remaja

putri

di SMA

Negeri

10 Kota

Bengkul

diperoleh

nilai Z =

52
-4.801

dengan

pvalue=

0,000<0,

05 yang

berarti

signifika

9 Pengaruh terapi pijat dan 2020 Universitas Bhakti Untuk Penelitian 44 Observasi Uji sample T- Pengaruh Hasil

aroma terapi mawar kencana mengetahui Analitik responden test terapi pijat penelitia

terhadap penurunan nyeri pengaruh terapi dengan dan n

menstruasi pada remaja pijat dan Pendekatan aromaterapi menunju

putri aromaterapi Eksperimen mawar kkan

mawar terhadap dilakukan bahwa

penurunan nyeri selama 30 skala

menstruasi. menit untuk nyeri

menurunkan menstrua

intensitas si

nyeri pascates

menstruasi lebih

rendah

53
dibandin

gkan

dengan

skala

nyeri

menstrua

si prates

pada

kelompo

perlakua

n dengan

p-value

(0,000),

sedangka

n pada

kelompo

k kontrol

tidak

terdapat

penuruna

54
n yang

signifika

n pada

skala

nyeri

menstrua

si dengan

p-value

(0,789).

10 Pengaruh relaksasi nafas 2019 Siswi SMA Negeri 13 Untuk Quasi 40 Visual Analog Uji paired t- Relaksasi Penuruna

dalam dan massage Medan mengetahui Eksperimenta responden Scale test nafas dalam n rata-

effleurage terhadap pengaruh yang l dilakukan rata

intensitas nyeri dismenore lebih besar antara (Eksperimen secara intensitas

pada remaja putri di relaksasi nafas Semu) mandiri dan nyeri

SMAN 13 medan tahun dalam dan dengan maasage sebelum

2018 massage rancangan effleurage dan

effleurage penelitian dilakukan sesudah

terhadap two group selama 3-5 dilakuka

penurunan comparison menit untuk n

intensitas nyeri pretest- menurunkan relaksasi

dismenore posttest nyeri nafas

55
design. dismenora dalam

sebesar

4,70

skala

nyeri

sedangka

massage

effleurag

4,25

skala

nyeri.

Hasil

uji

paired t-

test p =

0,000 < α

(0,05).

Nilai

korelasi

56
relaksasi

nafas

dalam >

Nilai

korelasi

massage

effleurag

e.

11 Pengaruh pemberian 2016 SMPN 3 depok Untuk pre 13 Kuesioner NRS uji Paired t- Pemberian Hasil

massage punggung sleman yogyakarta mengidentifikasi eksperimen responden Test massage penelitia

terhadap tingkat nyeri haid pengaruh dengan punggung di n

(dismenore) pada remaja pemberian desain one lakukan menyimp

putri kelas VIII di SMPN 3 massage group pretest selama 10-15 ulkan

depok sleman yogyakarta punggung posttest menit adanya

terhadap tingkat terhadap nyeri pengaruh

nyeri haid haid pada signifika

(dismenore) pada remaja putri n

remaja putri kelas pemberia

VIII SMPN 3 n

Depok Sleman massage

Yogyakarta punggun

57
g

terhadap

tingkat

nyeri

haid

(dismeno

re) pada

remaja

putri

12 Pengaruh 2020 Prodi DIII Kebidanan Untuk One Group 16 NRS (Numeric Uji Wilcoxon Pemberian Hasil

Pemberian FKM UMI mengetahui Prestest responden Rate Rank Test Kompres penelitia

Kompres Hangat dan pengaruh Posttest Only Scale) Hangat dan n

Endorphine Massage pemberian Endorphine menunju

Terhadap Kejadian pemberian Massage kkan

Dismenorhoe Remaja kompres hangat dilakukan perbandi

dan endorphine selama 30 ngan

massage terhadap menit skala

kejadian Terhadap nyeri

dismenore Kejadian haid

Dismenore (dismneo

rhoe)

58
sebelum

dan

sesudah

kompres

hangat

dan

endorphi

ne

massage.

Hasil

perbandi

ngan

menunju

kkan

bahwa

nilai p

adalah

0,007,

sehingga

dapat

disimpul

59
kan

terdapat

pengaruh

pemberia

kompres

hangat

dan

endorphi

ne

massage

terhadap

penuruna

n nyeri

haid

(dismeno

rhoe).

13 Pengaruh pemberian 2018 Di SMK Penerbangan Untuk Pra 50 kuisioner dan Uji analisis Pengaruh Hasil ini

kompres air hangat Angkasa Singosasi mengidentifikasi eksperimenta responden lembar observasi dengan pemberian menunju

terhadap Dismenore pada Malang pengaruh l dengan Numerical Rating wilcoxon kompres k

remaja putri di SMK pemberian menggunaka Scale (NRS) signed rank hangat selama kan

60
penerbangan angkasa kompres air none group test 20 menit bahwa

singosari malang hangat terhadap pretest- terhadap (p-value

dismenore pada postest penurunan < 0,05)

remaja putri di intensitas artinya

SMK nyeri haid terdapat

Penerbangan pada remaja pengaruh

Angkasa putri yang

Singosari Malang signifika

n dan

efektif

terhadap

penuruna

n tingkat

nyeri

dismenor

e pada

remaja

putri

61
62
Penelitian dari (Asmita dahlan, Tri Veni Syahminan,2017) dalam artikel

pengaruh terapi kompres hangat terhadap nyeri haid pada remaja putri. desain

penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah, Jenis penelitian ini pra-

eksprerimen one goup pre-post test. Pengumpulan data telah dilakukan pada bulan

April – Mei 2015. Populasi pada penelitian ini siswi SMK Perbankan Simpang

Haru Padang yang mengalami dismenorea. Sampelnya 16 responden teknik

pengambilan dengan secara purposive sampling. Data dianalisis menggunakan

paired t-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata nyeri responden

sebelum diberikan kompres hangat adalah 5.60 dengan standar deviasi 1.549, rata-

rata nyeri responden setelah diberikan kompres hangat adalah 2.62 dengan standar

deviasi 1.204, terdapat perbedaan yang bermakna sebelum dan setelah dilakukan

kompres hangat dengan p = 0,000 dimana p < 0,05. Kompres hangat dapat

menurunkan tingkat nyeri dismenorea pada siswi SMK Perbankan Simpang Haru

Padang. Oleh karena itu direkomendasikan pada tenaga kesehatan kompres hangat

sebagai salah satu cara alternatif non-farmakologi untuk mengurangi nyeri

dismenorea.

Penelitian dari (Umami, Afriza, Dessy Lutfiasari, and Galuh Pradian,2016)

dalam artikel Perbedaan efektivitas teknik effleurage dengan kompres hangat

terhadap penurunan dismenore pada santri putri asrama hurun inn pondok

pesantren darul ulum jombang. Desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah, desain penelitian “Quasy eksperiment” yang dibagi atas

kelompok teknik effleurage dan kompres hangat. Penelitian dilakukan pada santri

putri Asrama Hurun Inn Jombang. Jumlah sampel sebanyak 32 orang yang terdiri

atas 16 orang kelompok teknik effleurage dan 15 orang kelompok kompres hangat

1
dengan menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi

yaitu: santri yang berusia 10-21 tahun, santri yang sedang menstruasi hari pertama

hingga ketiga dan bersedia menjadi responden. Alat ukur yang digunakan untuk

mengetahui perubahan nyeri pada kedua kelompok adalah Numeric Rating Scale.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Wilcoxon

dan Mann – Whitney dengan menggunakan program computer SPSS. Hasil

analisa melalui uji mann whitney nilai ρ=0,296 Hal ini berarti tidak ada perbedaan

efektifitas penggunaan teknik effleurage dengan kompres hangat terhadap tingkat

dismenore.

Penelitian dari (Zuraida,and Missi Aslim,2020) dalam artikel Pengaruh

massage effleurage terhadap penurunan nyeri dismenore primer pada remaja putri

di SMA N 1 sutera kabupaten pesisir selatan. Desain penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah, Jenis penelitian Kuantitatif-quasy eksperimen design

dengan pendekatan one group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling sebanyak 15 siswi. Penelitian ini dilakukan di

SMA N 1 Sutera yang dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2018. Untuk

mengetahui pengaruh massage effleurage terhadap penurunan nyeri haid diuji

dengan uji statistic T-test, dengan derajat kepercayaan 95% atau p< 0,05. Hasil uji

statistic didapatkan p-Value 0,0005 artinya ada pengaruh massage Effleurage

terhadap penurunan nyeri haid pada remaja putri di SMA N 1 Sutera Kabupaten

Pesisir Selatan Tahun 2018. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada pengaruh

massage effeleurage terhadap penurunan nyeri haid dimana terjadi penurunan

rata-rata tingkat nyeri haid setelah pemberian massage effleurage secara uji

statistik didapatkan p Value =0,0005 (p<0,05). Peneliti menyarankan kepada

2
remaja putri, khususnya remaja putri di SMA N 1 Sutera Kabupaten Pesisir

Selatan untuk dapat menggunakan terapi Massage Effleurage ini dalam

penanganan nyeri haid/dismenore karena lebih mudah, efisien dan dapat

dilakukan secara mandiri.

Penelitian dari (Rofiqoh, Anis 2017) dalam artikel Pengaruh pemberian

kompres air hangat terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada

mahasiswa stikes jenderal achmadyani Yogyakarta. Desain penelitian yang

digunakan adalah, Pra-Eksperiment dengan desain One-Group Pre-Post Test

Design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 20 responden. Alat yang

digunakan adalah kuisioner lembar karakteristik responden dan Numeric Rating

Scale (NSR) untuk mengetahui intensitas nyeri. Analisa yang digunakan adalah

wilcoxon, dengan tingkat kemaknaan p<0,05 Penurunan intensitas nyeri dengan

intervensi kompres air hangat diperoleh nilai Z = -4.029a dengan nilai Asymp Sig.

(2 tailed)= 0,00. Terdapat perubahan yang signifikan dengan 0,00 (< α 0,05)

Kompres air hangat untuk nyeri dysmenorrhea dapat menurunkan intensitas nyeri

dysmenorrhea, terlihat dari adanya penurunan skala nyeri. Kompres air hangat

memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan

mengurangi atau membebaskan nyeri.

Penelitian dari (Sari, Devi Permata, dan Sri Sat Titi Hamranani,2019)

dalam artikel Pengaruh Terapi Massage Effleurage terhadap Penurunan Nyeri

Haid Pada Remaja Putri di Klaten. Desain penelitian yang digunakan adalah,

Quasy Eksperiment dengan rancangan non-equivalent control grup dan

menggunakan uji Mann Whitney Test. Teknik pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 34 responden. Pengukuran

3
tingkat nyeri dengan menggunakan NRS (Numeric Rating Scale). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa skala nyeri responden pada kelompok eksperimen setelah

dilakukan massage effleurage skala nyeri minimum 1, nilai maksimum 4, dengan

rata-rata skala nyeri 2.24 ± 0.970, sedangkan pengukuran kedua skala nyeri

minimun 2, nilai maksimum 5, dengan rata-rata skala nyeri 3.71 ± 1.047. Hasil

analisa data dengan menggunakan uji mann whitney test didapatkan Pv = 0.00 < α

= 0.05. Simpulan, terapi massage effleurage berpengaruh untuk menurunkan nyeri

haid.

Penelitian dari (Paryono, and Dwi Retna Prihati,2017) dalam artikel

Pengaruh pijat refleksi terhadap penurunan nyeri haid pada wanita di panti yatim.

Desain penelitian yang digunakan adalah, eksperimen dengan rancangan Time

series design. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara

Cluster sampling. Sampel yang diambil pada kelompok wanita yang telah haid

dan mengalami nyeri haid (disminore) sebanyak 30 orang. simpulan Nyeri haid

(desminore) dirasakan sebelum dilakukan pijat refleksi pada wanita di Panti

Yatim Putri Daerah Klaten Tahun 2016 tergolong nyeri ringan yang mengganggu

(skala 3,4 yang diukur melalui Visual Analog Scale). Nyeri haid (desminore)

dirasakan setelah dilakukan pijat refleksi pada wanita di Panti Yatim Putri Daerah

Klaten Tahun 2016 tergolong sedikit nyeri ringan (skala 1,63 yang diukur melalui

Visual Analog Scale).

Penelitian dari (Rattu, Oktaviana S., et al,2021) dalam artikel Pengaruh

Terapi Kompres Hangat terhadap Dismenore pada Remaja Putri di Kepulauan

Kelang. Desain penelitian yang digunakan adalah, pre-test and post-test design

with control group. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang

4
mengalami dismenore di wilayah kerja Puskesmas Masohi. Ukuran sampel adalah

40 responden, yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan

melalui observasi, lalu dianalisis dengan paired samples t-test dan independent

samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata dismenore sebelum

pemberian kompres hangat adalah 6,00 dan setelahnya adalah 3,65, dengan p-

value = 0,000, sehingga ada perbedaan dismenore antara sebelum dan sesudah

diberikan kompres hangat. Hasil uji perbedaab antar kelompok menghasilkan p-

value = 0,003, sehingga ada pengaruh terapi kompres hangat terhadap dismenore

pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Masohi.

Penelitian dari (Colin, Vellyza, Buyung Keraman, and Dwi Rolita,2019)

dalam artikel Pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan

intensitas nyeri dysmenore pada remaja putri di SMA Negeri 10 kota Bengkulu.

Desain penelitian yang digunakan adalah, Pra-Eksperiment dengan desain One-

Group Pre-Post Test Design, menggunakan Accidental sampling dengan jumlah

sampel 30 responden. Alat yang digunakan adalah kuesioner lembar karakteristik

responden dan Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengetahui intensitas nyeri.

Analisis data menggunakan wilcoxon signed-rank test. Hasil penelitian ini

terdapat pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap penurunan intensitas

nyeri dysmenorrhea pada remaja putri di SMA Negeri 10 Kota Bengkulu

diperoleh nilai Z = -4.801 dengan pvalue= 0,000<0,05 yang berarti signifikan.

Diharapkan bagi sekolah dan siswi melakukan kompres air hangat sebagai salah

satu alternatif terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri dysmenorrhea.

Penelitian dari (Salamun, Sri Ayu Arianti, and Mentari

Mentari,2020) dalam artikel Pengaruh terapi pijat dan aroma terapi mawar

5
terhadap penurunan nyeri menstruasi pada remaja putri. Desain penelitian

yang digunakan adalah, Penelitian Analitik dengan Pendekatan

Eksperimen. Sampel dalam penelitian 44 orang mahasiswi kebidanan

menggunakan Teknik Random Sampling dengan kriteria inklusi remaja

putri yang sedang mengalami nyeri menstruasi, belum menikah dan belum

mempunyai anak. Data diperoleh dengan cara prates tingkat nyeri dengan

instrumen skala penilaian, Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan

1 kali terapi pijat dan aromaterapi mawar selama 30 menit, kemudian

dilakukan pascates untuk mengetahui penurunan tingkat nyerinya. Analisis

statistik menggunakan t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala

nyeri menstruasi pascates lebih rendah dibandingkan dengan skala nyeri

menstruasi prates pada kelompok perlakuan dengan p-value (0,000),

sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat penurunan yang

signifikan pada skala nyeri menstruasi dengan p-value (0,789). Terdapat

pengaruh terapi pijat dan aromaterapi mawar terhadap penurunan nyeri

menstruasi.

Penelitian dari (SYAFITRI, FEBRIANI,2019) dalam artikel

Pengaruh relaksasi nafas dalam dan massage effleurage terhadap intensitas

nyeri dismenore pada remaja putri di SMAN 13 medan tahun 2018. Desain

penelitian yang digunakan adalah, Quasi Eksperimental (Eksperimen

Semu) dengan rancangan penelitian two group comparison pretest-posttest

design. Populasi siswi SMA Negeri 13 Medan dengan sampel 40 orang

menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dalam penelitian

ini menggunakan uji paired t-test. Penurunan rata-rata intensitas nyeri

6
sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi nafas dalam sebesar 4,70 skala

nyeri sedangkan massage effleurage 4,25 skala nyeri. Hasil uji paired t-

test p = 0,000 < α (0,05). Nilai korelasi relaksasi nafas dalam > Nilai

korelasi massage effleurage. Relaksasi nafas dalam lebih efektif terhadap

penurunan intensitas nyeri dismenore dibandingkan massage effleurage.

Bagi remaja putri yang mengalami dismenore, relaksasi nafas dalam atau

massage effleurage dapat digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri

dismenore yang mereka alami.

Penelitian dari (SARI, NITA KOMALA, and Siti Khotimah,2016)

dalam artikel Pengaruh pemberian massage punggung terhadap tingkat

nteri haid (dismenore) pada remaja putri kelas VIII di SMPN 3 depok

sleman Yogyakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah, penelitian

pre eksperimen dengan desain one group pretest posttest digunakan pada

penelitian ini. Responden penelitian terdiri dari 13 remaja putri dan

diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling (n=13 ). Analisis

Paired T-Test menunjukkan pada taraf signifikansi p=0,05, diperoleh nilai

p=0,000 sehingga p<0,05. Pengumpulan data menggunakan instrument

kuesioner NRS dan diuji dengan teknik uji Paired t-Test. Hasil penelitian

menyimpulkan adanya pengaruh signifikan pemberian massage punggung

terhadap tingkat nyeri haid (dismenore) pada remaja putri kelas VIII

SMPN 3 Depok Sleman Yogyakarta.

Penelitian dari (Nurhayati, Nurhayati, and Nurlina Akbar,2020)

dalam artikel Pengaruh Pemberian Kompres Hangat dan Endorphine

Massage Terhadap Kejadian Dismenorhoe Remaja. Desain penelitian yang

7
digunakan adalah, metode eksperimen dengan desain quasi experiment

tanpa kelompok kontrol dengan pendekatan one group pretest posttest

desain. Populasi penelitian ini adalah Semua Mahasiswi Angkatan 2017

dan 2018 Prodi DIII Kebidanan FKM UMI. Tekhnik pengambilan sampel

dalam penelitian adalah tekhnik non-probability sampling yaitu secara

Purposive Sampling.diperoleh sebanyak 16 mahasiswi yang mengalami

nyeri haid pada saat menstruasi dimana jumlah sampel tersebut sesuai

dengan jumlah mahaiswa yang jadwal menstruasinya pada saat dilakukan

peneltian selama dua bulan(11) dengan kriteria yaitu Remaja yang

mengalami nyeri menstruasi, Remaja yang berstatus mahasiswi Prodi DIII

Kebidanan FKM UMI, Mahasiswi yang bersedia menjadi responden,

Mahasiswi yang mengetahui siklus haid normal. Metode Pengumpulan

data dengan terlebih dahulu meminta persetujuan responden, mengkaji

jadwal menstruasi responden, mengukur skala nyeri haid sebelum tindakan

menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) untuk mengetahui skala nyeri

melalui lembar observasi yang dapat diisi oleh responden. Hasil penelitian

menunjukkan perbandingan skala nyeri haid (dismneorhoe) sebelum dan

sesudah kompres hangat dan endorphine massage. Hasil perbandingan

menunjukkan bahwa nilai p adalah 0,007, sehingga dapat disimpulkan

terdapat pengaruh pemberian kompres hangat dan endorphine massage

terhadap penurunan nyeri haid (dismenorhoe).

Penelitian dari (Mahua, Hawa, Sri Mudayatiningsih, and Pertiwi

Perwiraningtyas,2018) dalam artikel Pengaruh pemberian kompres air

hangat terhadap Dismenore pada remaja putri di SMK penerbangan

8
angkasa singosari malang. Desain penelitian yang digunakan adalah, pra

eksperimental dengan menggunakanone group pretest-postest. Jumlah

populasi sebanyak 50 responden dan sampel diambil secara purposive

sampling dengan jumlah 16 responden. Instrument yang digunakan adalah

kuisioner dan lembar observasi Numerical Rating Scale (NRS) dengan

menggunakan analisa datawilcoxon signed rank test. Hasil penelitian

menunjukan bahwa setelah diberikan kompres air hangat terdapat

penurunan tingkat nyeri sedang dari 75% menjadi 18,8% responden dan

terdapat 12,5% responden yang nyeri nya hilang. Uji analisis dengan

wilcoxon signed rank test menunjukkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,001

dan nilai Z= -3,317. Hasil ini menunjukkan bahwa (p-value < 0,05) artinya

terdapat pengaruh yang signifikan dan efektif terhadap penurunan tingkat

nyeri dismenore pada remaja putri di SMK Penerbangan Angkasa

Singosari.

A. Pembahasan

Berdasarkan hasil review dari journal atau artikel yang di dapatkan oleh

peneliti dengan jumlah sebanyak 13 dan yang berkaitan dengan judul

penelitian study literature perbandingan terapi pijat dengan kompres

hangat terhadap nyeri haid pada remaja putri. Berikut ini adalah

pembahasan hasil review dari 13 jurnal yang peneliti gunakan sebagai

hasil dalam penelitian ini.

Hasil penelitian dari Asmita Dahlan dkk, (2017) menyatakan bahwa

Dari hasil yang didapatkan bahwasanya kompres hangat sangat

9
berpengaruh terhadap penurunan tingkat nyeri dismenorea. Kompres

hangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasikan otot-

otot yang tegang, kompres hangat dilakukan dengan botol yang diisi air

hangat dengan suhu 37-40 oC secara konduksi dimana terjadi pemindahan

panas dari botol ke perut sehinga perut yang dikompres menjadi hangat.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Lowdermilk, dkk (2013) dimana

nyeri dismenorea dapat berkurang dengan terapi non-farmakologi berupa

kompres hangat yaitu memberikan rasa aman pada pasien dengan

menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian

tubuh yang memerlukan.

Hasil penelitian dari Umami dkk, (2016) menyatakan bahwa

Penggunaan teknik effleurage untuk mengurangi nyeri menstruasi

memiliki beberapa keunggulan. Hal ini dikarenakan sentuhan pada teknik

effleurage akan memberikan rasa nyaman dan rilex sehingga system saaf

akan merespon stimulasi sentuhan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan

teori yang dikemukan oleh Smeltzer & Bare (2003) bahwa effleurage

dapat mengurangi nyeri dengan menutup mekanisme pertahanan di sistem

saraf, yang dikenal dengan teori gate control.sedangkan kompres hangat

pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-buli panas

yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan

panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran

pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga

10
nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang (Perry &

Potter,2005).

Hasil penelitian dari Zuraida dkk, (2020) menyatakan bahwa Massage

effluerage bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah, menghangatkan

otot abdomen, dan meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Massage

effleurage merupakan teknik relaksasi yang aman, mudah, tidak perlu

biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau

dengan bantuan orang lain (Setianingsih, 2013, dalam Trisnowiyanto,

2012). Hal ini di dukung oleh penelitian oleh Siti Nurkhasana (2014) yang

melakukan penelitian tentang pengaruh massage effleurage terhadap

penurunan intensitas dismenore pada remaja putri.

Hasil penelitian dari Rofiqoh dkk, (2017) menyatakan bahwa

pemberian kompres hangat di area punggung bawah masih jarang

dilakukan pada nyeri dysmenorrhea, padahal kompres hangat di area

punggung bawah dapat mengurangi sensasi nyeri dan juga kram.

Penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2011) juga menemukan bahwa

ada pengaruh terapi kompres hangat terhadap penurunan dan pencegahan

peningkatan skala nyeri dismenorea sesudah diterapi selama 20 menit

pemberian kompres hangat pada punggung bagian bawah.

Hasil penelitian dari Sari dkk, (2019) menyatakan bahwa dalam

penelitian ini adalah terapi massage effleurage berpengaruh terhadap

11
penurunan nyeri haid pada remaja. Massage Effleurage adalah suatu

gerakan dengan menggunakan seluruh permukaan tangan melekat pada

bagian abdomen yang digosok dengan ringan dan menenangkan. Teknik

ini bertujuan untuk untuk meningkatkan sirkulasi darah, memberi tekanan,

dan menghangatkan otot abdomen serta meningkatkan relaksasi fisik dan

mental.

Hasil penelitian dari Paryono dkk, (2017) meyatakan bahwa pijat

refleksi yang diberikan kepada wanita selama periode haid akan

mengurangi nyeri yang dirasakan. Pijat refleksi juga memberikan

kesempatan untuk beristirahat sel-sel tubuh. Pijat refleksi merupakan

bantuan terapi dengan proses menyembuhkan sendiri (self-healing) yang

ditujukan kepada seseorang untuk pemulihan kondisi fisik, mental dan

spritual. Peran terapis dalam hal ini adalah menghantarkan tubuh

menerima penyembuhan sendiri dengan berfokus pada kemampuan

membaca dan interpretasi isyarat yang ada di kaki.

Hasil penelitian dari Rattu dkk, (2021) menyatakan bahwa Penggunaan

kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan

mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa

hangat lokal. Hal ini dikarenakan kompres hangat menyebabkan

vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah sehingga mengakibatkan

terjadinya peningkatan sirkulasi darah maka oksigen akan mudah

bersirkulasi, mengurangi ketegangan otot (relaksasi) akibat spasme

12
(kekakuan) otot sehingga nyeri yang dirasakan berkurang. Hasil penelitian

ini didukung oleh teori Lowdermilk, dkk dalam Dahlan dimana nyeri

dismenorea dapat berkurang dengan terapi non-farmakologi berupa

kompres hangat yaitu memberikan rasa aman pada pasien dengan

menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian

tubuh yang memerlukan.

Hasil peneltian dari Colin dkk, (2019) menyatakan bahwa Kompres

hangat dengan menggunakan buli-buli panas yang mana secara konduksi

dimana terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga

akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah sirkulasi menjadi lancar dan

akan menjadi ketegangan otot, sesudah otot miometrium rilek, rasa nyeri

yang dirasakan berangsur-angsur berkurang bahkan hilang (Merdianita,

2013). Hasil penelitian ini didukung oleh teori Lowdermilk, dkk (2013)

dimana nyeri dysmenorrhea dapat berkurang dengan terapi non-

farmakologi berupa kompres hangat yaitu memberikan rasa aman pada

responden dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan

hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.

Hasil penelitian dari Salamun dkk, (2020) menyatakan bahwa Terapi

pijat berupa usapan yang lembut dapat mengurangi hipoksia pada jaringan

sehingga kadar oksigen pada jaringan meningkat yang menyebabkan nyeri

menstruasi berkurang. Selain itu, masase atau pijat juga dapat

meningkatkan pelepasan hormon endorfin sehingga ambang nyeri dapat

13
meningkat. Salah satu teknik pijat yang efektif dalam mengurangi nyeri

menstruasi adalah pijat aromaterapi. Melalui pengobatan aromaterapi,

kandungan dari minyak esensial yang memiliki daya penyembuhan dapat

lebih optimal dengan dipadukan antara metode pijat menggunakan minyak

esensial mawar dan inhalasi atau menghirup aroma bunga mawar untuk

diserap oleh organ tubuh yang memerlukan perawatan.

Hasil penelitian dari SYAFITRI dkk, (2019) meyatakan bahwa

Effleurage adalah bentuk masage dengan menggunakan telapak tangan

yang memberi tekanan lembut ke atas permukaan tubuh dengan arah

sirkular secara berulang. Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan

sirkulasi darah, memberi tekanan dan menghangatkan otot abdomen serta

meningkatkan relaksasi fisik dan mental. Teknik relaksasi nafas dalam

adalah teknik melakukan nafas dalam, nafas lambat dan bagaimana

menghembuskan nafas secara perlahan (Smeltzer & Bare, 2002). Beberapa

penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari relaksasi nafas

dalam seperti Retno Wida Hapsari (2013) mendapatkan hasil yang

signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore. Sedangkan, Trie

Wahyu Agustina (2016) mendapatkan hasil bahwa massage effleurage

juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas

nyeri dismenore.

Hasil penelitian dari SARI dkk, (2016) menyatakan bahwa pemberian

massage punggung dengan demikian dapat menjadi salah satu teknik

14
manajemen nyeri independen atau teknik pengobatan non-farmakologis

yang meliputi teknik relaksasi dan sentuhan yang dapat dilakukan sebagai

teknik pengobatan tunggal pada nyeri ringan dan sedang. Adapun pada

nyeri sedang dan berat, Muttaqin (2012) mengungkapkan bahwa teknik

manajemen nyeri independen dapat dipadukan dengan pemberian

analgesik non-opioid jika diperlukan pada manajemen nyeri haid berat.

Hasil penelitian dari Nurhayati dkk, (2020) menyatakan bahwa Hasil

penelitian menunjukkan ada pengaruh kompres hangat dan endorphine

massage terhadap dismenore. Kompres hangat dan endorphine massage

yang dilakukan bersamaan efektif untuk menurunkan nyeri dismenore.

Kompres hangat menimbulkan respon fisiologis yang berbeda. Pada

umumnya apabila pemanas digunakan selama 20 menit atau lebih maka

aliran darah akan menurun akibat reflek vasa konsentrasi karena tubuh

berusaha mengontrol kehilangan panas diarea tersebut. Kompres hangat

dapat membuat sirkulasi darah lancer. Sementara tindakan endorphin

massage merupakan suatu metode sentuhan ringan yang pertama kali

dikembangkan oleh Constance Palinsky dan digunakan untuk mengelola

rasa sakit. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh perbedaan intensitas

nyeri sebelum dan sesudah kompres hangat dan endorphine massage

sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan kompres hangat dan

endorphine massage berpengaruh dapat menurunkan intensitas nyeri haid

(Dismenorhoe).

15
Hasil penelitian dari Mahua dkk, (2018) menyatakan bahwa Kompres

hangat merupakan metode memberikan rasa hangat pada klien dengan

menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian

tubuh yang memerlukan. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah

pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan

atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar aliran darah (Kompas,

2009). Kompres hangat bermanfaat untuk meningkatkan suhu kulit lokal,

melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah,

mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri, menghilangkan

sensasi rasa nyeri, serta memberikan ketenangan dan kenyamanan

(Simkin, 2005).

16
ABSTRAK

Rosmila.Y.Porumau, 2021. “ Studi Literature Perbandingan Efektivitas

Terapi Pijat Dengan Kompres Hangat Terhadap Nyeri Haid Pada Remaja

Putri. Dibimbing oleh Ns. S. R.Maelissa S.Kep., M.Kep dan Ns.Westy

Tahapary.,S.Kep.,M.Kep.

Pendahuluan : Menstruasi merupakan salah satu tanda remaja putri mengalami

pubertas. Menstruasi seringkali menimbulkan nyeri pada remaja putri, terutama

dibagian perut yang menjalar hingga ke paha, rasa nyeri ini disebut nyeri haid/

dismenore. Nyeri haid/ Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang

disebabkan oleh kejang otot uterus, terjadinya nyeri haid dikarenakan adanya

peningkatan kadar prostaglandin. Di Indonesia angka kejadian nyeri haid tipe

primer adalah sekitar 54,89% sedangkan sisanya penderita dengan nyeri haid

sekunder. Hal tersebut dapat membuat konsentrasi belajar remaja putri berkurang

sehingga nyeri haid perlu diatasi. Cara mengatasi nyeri haid/ dismenore ada 2

yaitu secara farmakologis (menggunakan obat-obatan) dan secara non

farmakologis yaitu terapi pijat dan kompres hangat. Tujuan : untuk mengetahui

perbandingan terapi pijat dan kompres hangat terhadap nyeri menstruasi

(dismenore) pada remaja putri. Metode : Jenis penelitian yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode

systematic review, yakni sebuah sintesis dari studi literature. Populasi pada

penelitian ini adalah jurnal nasional yang berhubungan dengan judul penelitian.

Sampel pada penelitian ini yaitu 13 jurnal nasional yang berhubunan dengan judul

penelitian. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik porpuse

sampling. Hasil : Hasil uji statistik dengan menggunakan uji paired sample t test

17
didapatkan di peroleh hasil p value=0, 000, p<0,05 maka memiliki arti terdapat

pengaruh dilakukannya terapi pijat terhadap nyeri haid pada remaja putri,

sedangkan Hasil uji wilcoxon nilai p menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara kompres hangat dengan penurunan derajat nyeri haid

(p=0,0001). Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa ada perbandingan antara

terapi pijat dan kompres hangat terhadap penurunan nyeri haid pada remaja putri.

Kata Kunci: Remaja, Terapi Pijat, Kompres Hangat, Dismenore

18
ABSTRACT

Rosmila.Y.Porumau, 2021. “Literature Study Comparing the Effectiveness of

Massage Therapy with Warm Compress on Menstrual Pain in Young

Women. Supervised by Ns. S. R.Mealissa S.Kep., M.Kep and Ns.Westy

Tahapary., S.Kep., M.Kep.

Introduction: Menstruation is one of the signs of adolescent girls going through

puberty. Menstruation often causes pain in young women, especially in the

abdomen that radiates to the thighs, this pain is called menstrual

pain/dysmenorrhea. Menstrual pain / Dysmenorrhea is pain during menstruation

caused by uterine muscle spasms, the occurrence of menstrual pain due to

increased levels of prostaglandins. In Indonesia, the incidence of primary type of

menstrual pain is around 54.89% while the rest sufferers with secondary

menstrual pain. This can reduce the concentration of learning for young women so

that menstrual pain needs to be overcome. There are 2 ways to deal with

menstrual pain/dysmenorrhea, namely pharmacological (using drugs) and non-

pharmacological, namely massage therapy and warm compresses. Purpose : to

find out the comparison between massage therapy and warm compresses on

menstrual pain (dysmenorrhea) in adolescent girls. Methods : The type of

research used by the author in this study is descriptive research using a systematic

review method, which is a synthesis of literature studies. The population in this

study is a national journal related to the research title. The sample in this study

were 13 national journals related to the research title. Sampling in this study using

a porpuse sampling technique. Discussion : The results of statistical tests using

the paired sample t test were obtained, the results obtained p value = 0.000, p

19
<0.05, it means that there is an effect of massage therapy on menstrual pain in

adolescent girls, while the Wilcoxon test results p value indicates that there is a

significant relationship between warm compresses with a decrease in the degree of

menstrual pain (p = 0.0001). Conclusion : It can be concluded that there is a

comparison between massage therapy and warm compresses on reducing

menstrual pain in adolescent girls.

Keywords : Adolescents girls, Massage Therapy, Warm Compress,

Dysmenorrhea

20
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai hasil analisis pembahasan dalam menjawab tujuan penelitian

dengan menggunakan Systematic Review, maka kesimpulan yang dapat di

ambil dalam penelitian ini adalah : Terdapat perbandingan efektivitas

terapi pijat dengan kompres hangat terhadap nyeri haid pada remaja putri.

B. Saran

Dari hasil literature review penulis memberikan saran :

1) Bagi responden

hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan

tentang adanya perbandingan efektivitas terapi pijat dengan

kompres hangat terhadap nyeri haid pada remaja putri

2) Bagi institusi studi literature

Hasil penelitian ini dapat di jadikan pedoman untuk

dapat meneliti variable-variabel yang belum di teliti dalam

penelitian ini

3) Bagi peneliti selanjutnya

penelitian ini masih banyak kekurangan sehingga

diharapkan ada penelitian lebih lanjut mengenai temuan

penelitian ini.

21
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, S. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ruzz


Media.

Andarmoyo, Sulistyo. 2016. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

22
Andriany, E., Gamayani, U., & Arisanti, N. (2021). EFEKTIFITAS KOMPRES
HANGAT DAN BIRTH BALL TERHADAP PENURUNAN RASA
NYERI PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF DI PMB
MARTINI DAN PMB ROSLINA KABUPATEN ACEH UTARA.
JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU, 12(1), 70-80.

Anurogo, D dan Wulandari, A. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri


Haid.Yogyakarta: C.V. Andi Offset.

Anugraheni, V dan WahyuNingsih, A. 2013. Efektifitas Kompres Hangat dalam


Menurunkan Intensitas Nyeri Dysmenorrhoea. Kediri: Jurnal STIKES
Baptis Volume 6, No. 1

Ardini, Y. D. (2021). EFEKTIVITAS PEMBERIAN AROMA TERAPI


LAVENDERDAN MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP
PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI
SMAN 10 PEKANBARU. JOMIS (Journal of Midwifery Science), 5(1),
42-51

Ariyanto, 2010 World Healthoranization Kesehatan Reproduksi Wanita Umami


Afriza, dkk, 2015. Perbedaan Efektivitas Teknik Effleurage Dan
Kompres Hangat Terhadap Penurunan Dismenore Pada Santri Putri
Asrama Pondok Pasantren Darul Ulum Jombang. Diakses tanggal 12
Desember 2018.

Asmarani, A. (2020). Pengaruh Pemberian Kompres Air Hangat Tehadap


Penurunan Intesitas Dismenore Primer Pada Mahasiswi AKBID Pondok
Pesantren Assanadiyah Palembang. Kampurui Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 2(2), 13-19.

23
Ayu Sundari, M. (2019). Efektivitas Massage Effleurage Dan Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Dysmenorrhea Pada Remaja di SMKN 1 Metro
(Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).

Dahlan, A., & Syahminan, T. V. (2017). Pengaruh terapi kompres hangat terhadap
nyeri haid (Dismenorea) pada siswi smk perbankan simpang haru
padang. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(1),
37-44.

Dahlan, A., & Syahminan, T. V. (2016). Pengaruh Terapi Kompres Hangat


terhadap Nyeri Haid (Dismenorea) pada Siswi Smk Perbankan Simpang
Haru Padang. Jurnal Ipteks Terapan, 10(2), 141-147

Dahlan, A., & Syahminan, T. V. (2017). Pengaruh terapi kompres hangat terhadap
nyeri haid (Dismenorea) pada siswi smk perbankan simpang haru
padang. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan.

Dewi Soraya, A., Winarni, W., & Widayati, R. S. (2019). PENGARUH


MASSAGE AROMATERAPI TERHADAP NYERI
DYSMENORRHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMP
NEGERI DUA JATEN KARANGANYAR (Doctoral dissertation,
STIKES'Aisyiyah Surakarta).

Dhirah, U. H., & Sutami, A. N. (2019). Efektifitas Pemberian Kompres Hangat


Terhadap Penurunan Intensitas Dismenorea Pada Remaja Putri Di
SMAS Inshafuddin Banda Aceh. JOURNAL OF HEALTHCARE
TECHNOLOGY AND MEDICINE, 5(2), 270-278.

Erman, D. W., & Aryani, Y. (2018). EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DAN


SELF AROMATHERAPY MASSAGE TERHADAP INTENSITAS
DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA
MUHAMMADIYAH 1 PEKANBARU. JURNAL IBU DAN ANAK,
6(2), 89-95.

Farhan, (2013:1) Gangguan Siklus Menstruasi Berakibat Gannguan Kesuburan

24
Gunawan, G. (2015). Pijat Refleksi, teknik mudah dan lengkap. Media Pressindo,
Yogyakarta.

Handayani, E. Y., & Rahayu, L. S. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Nyeri Menstruasi (Dismenorea) Pada Remaja Putri Di Beberapa
SMA Di Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Martenity and Neonatal, 1(4),
161-171.

Hasanah, O. (2014). Efektifitas Akupresur terhadap Dismenore pada Remaja Putri


(Doctoral dissertation, Riau University).

Hasrinta dan Pajeriaty. 2014. Faktor Yang Berhubungan dengan


KejadianDismenore pada Siswi di SMAN 21 Makasar. Jurnal Ilmiah
KesehatanDiagnosis. Vol. 5 No. 2 Tahun 2014. ISSN: 2302-1721.

Husna, H. (2018). Perbedaan Intensitas Nyeri Haid Sebelum dan Sesudah


Diberikan Kompres Hangat pada Remaja Putri di Universitas Dharmas
Indonesia. Journal for Quality in Women's Health, 1(2), 43-49.

Issabella, C. M. (2015). Perbedaan Kompres Hangat dengan Teknik Effleurage


terhadap Penurunan Nyeri Dismenore pada Siswi di MTs N Ngemplak
Sleman Tahun 2015 (Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah
Yogyakarta).

Larasati, T. A., & Alatas, F. (2016). Dismenore primer dan faktor risiko
Dismenore primer pada Remaja. Jurnal Majority, 5(3), 79-84.

Lestari, N. M. S. D. (2013, December). Pengaruh dismenorea pada remaja. In


Prosiding Seminar Nasional MIPA.

Manggul, M. S. (2016). HUBUNGAN STRES DENGAN GANGGUAN SIKLUS


MENSTRUASI PADA SISWI KELAS XII SMA KARYA RUTENG.
Wawasan Kesehatan, 1(2), 142-148.

Munthe, L. (2021). PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT


TERHADAP NYERI DISMENOREA PADAREMAJA DI WILAYAH

25
PUSKESMAS SIMALANGALAM. JIDAN (JURNAL ILMIAH
KEBIDANAN), 1(1).

Mutia, O. (2018). HUBUNGAN TINGKAT STRES TERHADAP GANGGUAN


SIKLUS MENSTRUASI PADA MAHASISWI FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS ANGKATAN 2017
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas).

Nurhayati, N., & Akbar, N. (2020). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat dan
Endorphine Massage Terhadap Kejadian Dismenorhoe Remaja. Jurnal
Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES (Journal of Health Research
Forikes Voice), 12(1), 50-53.

Rattu, O. S., Malisngorar, M. S. J., & Nastiti, E. T. (2019). Pengaruh Terapi


Kompres Hangat terhadap Dismenore pada Remaja Putri di Kepulauan
Kelang Tahun 2020. GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS), 5(3), 151-
154.

Rustam E. (2014). Gambaran Pengetahuan Remaja Puteri Terhadap Nyeri Haid


(Dismenore) dan Cara Penanggulangannya. Jurnal Kesehatan Andalas.
Diakses pada tanggal 12 Maret dari http://jurnal.fk.unand.ac.id.

Salamun, S. A. A., & Mentari, M. (2020). PENGARUH TERAPI PIJAT DAN


AROMATERAPI MAWAR TERHADAP PENURUNAN NYERI
MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI. Jurnal Keperawatan'Aisyiyah,
7(2), 61-68.

Septiani, H., & Dewi, S. W. R. (2021). PERBANDINGAN PENGARUH


TEKNIK ENDORPHINE MASSAGE DENGAN KOMPRES HANGAT
DALAM MENURUNKAN SKALA DISMENORE. JKM (Jurnal
Kebidanan Malahayati), 7(2), 319-323.

Sholikhah, H., & Susilowati, E. (2021). Mengkaji Efektivitas Kompres Air


Hangat Untuk Mengurangi Tingkat Nyeri Dismenorhea. Jurnal Sosial
Sains, 1(6), 469-476.

26
Solehati, T., Trisyani, M., & Kosasih, C. E. (2018). Gambaran pengetahuan,
sikap, dan keluhan tentang menstruasi diantara remaja puteri. Jurnal
Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal), 4(2), 86-
91.

Survei Kesehatan Reproduksi Remaja. (2018). Angka Kejadian Dismenore di


Provinsi Maluku.

Susanti, Rosi, Ngesti W Utami, and Lasri. 2018. “Hubungan Nyeri Haid
(Dysmenorrhea) DenganAktivitas Belajar Pada Remaja Putri.”

Swariningrum, N. I. (2019). Efektivitas Massage Effleurage dan Deep Breathing


Exercise terhadap Penurunan Dismenore Primer pada Mahasantri Putri
Pesma KH. Mas Mansyur UMS (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Umami, A., Lutfiasari, D., & Pradian, G. (2016). Perbedaan Efektivitas Teknik
Effleurage Dan Kompres Hangat Terhadap Penurunan Dismenorea Pada
Santri Putri Asrama Hurun Inn Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.
Journal Hospital Science.

Witantra, Y. F. A. (2012). PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT


TERHADAP PENURUNAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI
DI DUSUN PENDOWO, PENDOWOHARJO SEWON BANTUL
YOGYAKARTA.

Yunianingrum, E., & Widyastuti, Y. (2018). Pengaruh Kompres Hangat dan


Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Primer
Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren As Salafiyyah Dan Pondok
Pesantren Ash-Sholihah Sleman (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta).

27
28

Anda mungkin juga menyukai