Anda di halaman 1dari 14

Student Oral Case (SOCA)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU.S DENGAN DIAGNOSA STROKE


HEMORAGIC DIRUANG KEMUNING RSUD MARGONO SOEKARJO

SYAIFUL FADHLAN ABRIANSYAH (1811040110)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018/2019
KASUS

 Ibu S 66 tahun Pendidikan SD pekerjaan wiraswasta dibawa ke RS oleh keluarga dengan keluhan nyeri kepala, setelah
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan pasien dinyatakan stroke hemoragic (SH).

 Dari riwayat kesehatan sekarang didapatkan: pasien datang ke IGD RSMS pada hri rabu 19 desember 2018 pada pukul
13.00 dengan keluhan nyeri kepala dan lemas, pasien dipindahkan ke HCU untuk perawatan yang lebih intensif. pada
tanggal 21 desember 2018 selama 2 hari kemudian di pindah ke kemuning hari minggu 23 desember 2018 pasien
dipindahkan ke bangsal kemuning dengan keluhan nyeri kepala dan sesak nafas, sesak nafas, dan bicara pelo.

 kesehatan dahulu didapatkan data pasien belum pernah di rawat di RS, pasien sudah mengetahui bahwa terkena
penyakit hipertensi tetapi jika tekanan darah sedang tinggi pasien hanya periksa ke puskesmas dan minum obat
penurun tekanan darah
• PATHWAY
Hipertensi kronik

Perubahan patologis dinding pembuluh darah: anurisme vasospasme arteri cerebral

Peningkatan tekanan darah secara mendadak iscemic

Pecahnya arteri penetrating area Grocca

Penekanan pada arteriola dan kapiler keruskan fungsi N. VII dan N. XII

Pembuluh darah pecah kerusakan komunikasi verbal

Hematoma cerebral

Peningkatan tekanan intra kranial

Perfusi jaringan cerebral tidak adekuat



penekanan sistem saraf pernafasan penekanan sistem saraf Sel melepaskan mediator nyeri : prostaglandin, sitokinin


Hemiparase dextra
pola nafas tida aefektif ↓ Impuls ke pusat nyeri di otak (thalaamus

Hambatan mobilitas fisik ↓


Impuls ke pusat nyeri di otak


Somasensori korteks otak : nyeri dipersepsikan


nyeri
Analisa data
Data Etiologi Masalah

Ds : pasien mengatakan nyeri kepala terasa cekot cekot dengan skala nyeri 6 dari 0- Peningkatan tekanan intra kranial Nyeri akut
10 terasa hilang timbul
Do : pasien tamoak menyeringai ketika nyeri timbul
pasien tamoak gelisah nadi 88x/menit

Ds : Pasien Mengeluh sesak nafas Peningkatan sistem saraf pusat Pola nafas tidak efektif
pernafasan
Do : terlihat sesak untuk bernafas, menggunakan otot bantu pernafasan, RR
28x/menit, terlihat gelisah, nafas tidak teratur,

Ds : Pasien mengatakan lemas dan lemah pasien mengatakan susah untuk bergerak Penurunan kekuatan otot Hambatan mobilitas fisik
5 4
Do : 5 4
- pasien tampak tirah baring
- ada kelemahan otot pada ekstrmitas kanan

Ds : pasien mengatakan susah berbicara.

Do : -pasien tampak pelo Gangguan sistem saraf pusat Hambatan komunikasi verbal
- pasien tampak afasia
- pasien berbicara tidak jelas
- pasien tampak pelo
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intra kranial
Polanafas tidak efektif b.d tekanan sistem saraf
pernafasan
Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
Hambatan komunikasi verbal b.d gangguan sistem saraf
pusat
No.Dx NOCNOC dan NIC NIC
1 tingkat nyeri -Managemen nyeri
Nyeri bekurang 1/ 4 5 1.Kaji tingkat nyeri
Mampu tidur 2/ 4 5 2.Gali dengan pasien faktor yang memperberat dan menurunkan nyeri
Tampak rileks 1/ 4 5 3. Kontrol nyeri relaksasi nafas dalam
4. Fasilitasi lingkungan nyaman
5. Bantu pasien memposisikan paling nyaman
Status pernafasan
1. Penggunaan otot bantu pernafasan 1/45 Bantuan ventilasi
2 2. Gangguan suara saat auskultasi 2/45 1. Evaluasi fungsi pernafasan
3. Retraksi dinding dada 1 /45 2. Perhatikan pernafasan yang cepat dan dangkal
3. Auskultasi suara nafas
4. Pertahankan kepatenan jalan nafas
5. Bantu klien membebat area nyeri saat batuk
6. Pertahankan posisi yang nyaman (semi fowler)
7. Pertahankan sikap tenang, bantu klien untuk melaksanakn kontrol dengan menggunakan
pernafasan yg lebih dalam

3 pergerakan -perawatan tirah baring , - terapi latihan: mobilitas sendi


1. Gerakan otot 1/45 1. Jelaskan alasan diperlukannya tirah baring
2. Gerakan sendi 1/45 2. Posisikan pasien sesuai body alignment yang tepat
3. Bergerak dengan mudah 1/45 3. Gunakan alat ditempat tidur pasien
4. Balikkan pasien yang tidak dapat mobilisasi paling tidak setiap 2 jam
5. Monitor kondisi kulit pasien
6. Tentukan Batasan pergerakan sendi dan efeknya terhadap fungsi sendi
7. Lakukan latihan ROM pasif atau ROM dengan bantuan sesuai indikasi
8. Intruksikan pasien/ keluarga cara melakukan latihan ROM pasif, ROM dengan bantuan ata
ROM aktif

Terapi validasi
-komunikasi, - komunikasi: mengekspresikan 1. Tentukan tahap gangguan kognisi klien.
1. Menggunakan Bahasa lisan 1/ 4 5 2. Dengarkan pasien dengan menunjukkan empati
4 2. Menggunakan Bahasa isyarat 2/ 4 5 3. Ulangi pernyataan, ulangi setiap kata kunci sementara klien memulai tempo mereka
3. Mengenali pasien yang diterima 2/4 5 4. Gunakan sentuhan yang mendukung
4. Kejelasan berbicara 5. Hubungkan perilaku dengan kebutuhan seperti cinta, keamanan, aktivitas dan kegunaan
6. Pertahankan kontak mata ketika merefleksikan apa yangtampak dalam pandangan mata pas
implementasi
Hari / tgl Implementasi Respon
Senin, 24 1.Mengkaji tingkat nyeri • Pasien mengatakan nyeri cekat cekot dibagian
desember 2018 2.Menggali dengan pasien faktor yang memperberat dan kepala denga skla nyeri 6 dari 10 terasa hilang
09.30 wib menurunkan nyeri timbul
3. Mengkontrol nyeri relaksasi nafas dalam
• Pasien dapat mengontrol nyeri
4. Memfasilitasi lingkungan nyaman
5. Membantu pasien memposisikan paling nyaman
• Pasien mampu melakukan relaksasi nafas
6. mengevaluasi fungsi pernafasan dalam
7. memperhatikan pernafasan yang cepat dan dangkal • Pasien nyaman ketik tidur dengn lampu
8. mengauskultasi suara nafas dimatikan
9. mempertahankan kepatenan jalan nafas • Pasien nyaman dengan posisi telentang
10. Memberikan oksigenasi 3-4 l/menit • Fungsi pernafasan kurang baik
11. Menjelaskan alasan diperlukan tirah baring • Pernafasan klien cepat dan dangkal RR:
12. Memposisikan pasien sesuai body alignment yang
30x/menit
tepat.
13. Membalikkan pasien setiap 2 jaln sesuai jadwal
• Suara auskultasi paru wheezing
14. Memonitor kondisi kulit pasien • Jalan nafas paten
15. Melakukan latihan ROM pasif atau ROM aktif • Pasien nyaman dengan oksigen 3-4 l/menit
dengan bantuan sesuai indikasi. • Pasien dan keluarga mengetahui alasan tirah
16. Mendengarkan pasien dengan menunjukkan baring yaitu untuk mencegah terhjadinya
empati. decubitus.
17. Mempertahankan kontak mata ketika • Posisi pasien seuai body alignment
merefleksikan apa yang tampak dalam pandangan
• Pasien dibantu keluarga membalikkan tubuh
mata pasien.
setiap 2 jan sekali
• Kondisi kulit pasien lembap
Selasa, 25 1. Mengkaji tingkat nyeri 1. Pasien mengatakan nyeri cekat cekot
desember 2018 2. Menggali dengan pasien faktor yang dibagian kepala denga skla nyeri 5 dari
wib memperberat dan menurunkan nyeri 10 terasa hilang timbul
3. Mengkontrol nyeri relaksasi nafas dalam 2. Pasien dapat mengontrol nyeri
4. Memfasilitasi lingkungan nyaman 3. Pasien mampu melakukan relaksasi
5. Membantu pasien memposisikan paling nafas dalam
nyaman 4. Pasien nyaman ketik tidur dengn
6. engevaluasi fungsi pernafasan lampu dimatikan
7. memperhatikan pernafasan yang cepat 5. Pasien nyaman dengan posisi telentang
dan dangkal 6. Fungsi pernafasan kurang baik
8. mengauskultasi suara nafas 7. Pernafasan cepat dan dangkal RR:
9. Memberikan oksigenasi 3-4 l/menit 24x/menit
10. Membalikkan pasien setiap 2 jaln sesuai 8. Suara nafas weezing
jadwal 9. Pasien nyaman dengan oksigen 3-4
11. Memonitor kondisi kulit pasien l/menit
12. Melakukan latihan ROM pasif atau ROM 10. Pasien dibatu keluarga membalikkan
aktif dengan bantuan sesuai indikasi. badan setiap 2 jam seklai
13. Mendengarkan pasien dengan 11. Kulit teraba lembap
menunjukkan empati. 12. Pasien dibantu perawat dan keluarga
14. Mempertahankan kontak mata ketika latihan ROM pasif
merefleksikan apa yang tampak dalam 13. Pasien menyampaikan keinginannya
pandangan mata pasien. dengan pelan
14. Kontak mata pasienkurang
Rabu 1. Mengkaji tingkat nyeri 1. Pasien mengatakan nyeri cekat
526desember 2018 2. Menggali dengan pasien faktor yang memperberat cekot dibagian kepala denga skla
07.00 dan menurunkan nyeri nyeri 4 dari 10 terasa hilang
3. Mengkontrol nyeri relaksasi nafas dalam timbul
4. Memfasilitasi lingkungan nyaman 2. Pasien dapat mengontrol nyeri
5. Membantu pasien memposisikan paling nyaman 3. Pasien mampu melakukan
6. Mengevaluasi fungsi pernafasan relaksasi nafas dalam
7. Memperhatikan pernafasan yang cepat dan 4. Pasien nyaman ketik tidur dengn
dangkal lampu dimatikan
8. Mengauskultasi suara paru 5. Pasien nyaman dengan posisi
9. Memberikan O2 3-4 l/menit telentang
10. Monitor kondisi kulit pasien 6. Fungsi pernafasna cukup baik
11. Melakukan latihan ROM pasif dengan bantuan 7. Pernafasan pasien cepat dan
sesuai indikasi dangkal
12. Mendengarkan pasien dengan menunjukkan 8. Suara nafas weezing
empati 9. Pasien nyaman dengan oksigen
13. Mempertahankan kontrak mata ketika 3-4 l/menit
merefleksikan apa yang tampak da;am pandangan 10. Kulit terapa lembap
mata pasien. 11. Pasien dibantu perawat dan
keluarga latihan ROM pasif
12. Pasien menyampaikan
keinginannya denan lambat.
13. Kontak mata baik.
komplikasi
1. Infark cerebri
2. Hidrocephalus yang sebagian kecil menjadi hydrocephalus
normotensive
3. Fistula caricocavernosum
4. Epistaksis
5. Peningkatan tekanan intranial, tonus otot abnormal
prognosis
Diindonesia stroke hemoragic menduduki posisi ketiga setelah
jantung dan kanker. Sebanyak 28,5% penderita meninggal dunia dan
sisanya menderita kelumpuhan sebagian atau total. Hanya 15% saja
yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan (riset
kesehatan dasar, 2007).
Pasien membaik karena ditandai dengan:Nyeri berkurang
Sesak nafas berkurang, keadaan umum pasien compos mentis, tidak
teradi komplikasi stroke yang lebih berat.
Format soal uji kompetensi
Tinjauan Jabaran
Tinjauan 1 Pemberian asuhan dan menejemen keperawatan

Tinjauan 2 Pengetahuan comprehensif,/berpikir kritis


Tinjauan 3 KMB
Tinjauan 4 Penentuan diagnosis atau masalah
Tinjauan 5 kuratif
Tinjauan 6 oksigen
Tinjauan 7 sistem pernafasan
Kasus (vignate)
Seorang laki-laki berusia 59 tahun masuk dengan keluhan sesak nafas, saat ini perawatan
hari ke-3. hasil pengkajian didapatkan pasien batuk disertai lender, ronchi pada semua
lapang paru. TTV: TD=120/80 mmHg, N=56 x/menit dan s= 36◦c. hasil EKG: bradikardia, Q
patologis II, III, AVF, V5-V6. Hasil Torax: efusi pleura kanan dan LVH.

Pertanyaan soal: apakah diagnose keperawatan pada kasus diatas?


Pilihan jawaban: A. penurunan curah jantung
B. Intoleransi aktivitas
C. bersihan jalan nafas tidak efektif
D. kelelahan
Kunci jawaban: D
Refrensi: Black, J. M., & Hawks,J.H.(2009).
Medical surgical nursing clinical
management for positif outcome. 8th
edition.St.Louis Missouri.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai