Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PRAKTEK

KERJA LAPANGAN (PMPKL) KELOMPOK DI WILAYAH KERJA


KELURAHAN SAPIRAN KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH (ABTB)
TAHUN 2021

OLEH :

1 RISKA MARNETRIYANI 1714201166


2 SUDELFI MARNI 1714201170
3 GUSTI NURBAYA 1814401160

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. VERA SESRIYANTI, M.Kep

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

TAHUN 2021

HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusun bisa
menyelesaikan penyusunan laporan ini.Laporan ini merupakan laporan Pengabdian Masyarakat Praktek
Kerja Lapangan (PMPKL) di Kelurahan Sapiran Kota Bukittinggi yang disusun untuk memenuhi salah
satu tugas PMPKL tahun 2021.

Dalam penyelesaian laporan ini, penyusun menyadari bahwa dalam proses awal pembuatan laporan hingga
akhir terselesaikannya laporan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1 Allah SWT, yang telah memberikan nikmat sehat maupun rezki dari mulai proses pengkajian
masalah hingga penyusunan laporan.
2 Para semua Dosen yang berperan dalam PMPKL yang telah mengarahkan pemikirannya dan juga
Dosen pembimbing kami ibu Ns. Vera sesriyanti,M.Kep yang bersedia mengarahkan dan
meluangkan waktunya sampai laporan ini terselesaikan
3 Ibu lurah yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengkaji masalah yang ada di
kelurahan Sapiran.
4 Kepada orang tua penyusun yang telah yang telah memberikan dukungan moril maupun materil
kepada kami selama proses pembelajaran di Kelurahan Sapiran.
5 Teman – teman PMPKL 2021 yang sama – sama saling memberi dukungan selama proses belajar
di Kelurahan Sapiran.

Penyusun menyadari bahwa ada kekurangan yang terdapat dalam laporan ini.walaupun demikian penyusun
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi dunia kesehatan khususnya dalam bidang kesehatan. Kritik
dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Bukittinggi, Juli 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

DAFTAR TABEL................................................................................................

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Tujuan Kegiatan........................................................................................
1. Tujuan Umum......................................................................................
2. Tujuan Khusus.....................................................................................

BAB II KONSEP TEORITIS.............................................................................


1. Keperawatan Komunitas...........................................................................
A. Defenisi Keperawatan Komunitas.......................................................
B. Falsafah dan Paradigma Keperawatan Komunitas..............................
C. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas......................................
D. Sasaran Keperawat Komunitas............................................................
E. Teori dan Model Keperawatan Komunitas..........................................
F. Strategi dan Intervensi Keperawatan Komunitas................................
G. Askep Teoritis Keperawatan Komunitas.............................................

BAB III APLIKASI ASUHAN...........................................................................

A. Pengkajian.................................................................................................
1. Pengumpulan Data...............................................................................
2. Masalah................................................................................................
3. Perencanaan.........................................................................................
4. Tabel Implementasi dan Evaluasi........................................................

BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................

BAB V PENUTUP...............................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan komunitas
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai
(values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang
jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya
pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Dari penjelasan diatas maka
kelompok tertarik membahas mengenai konsep dasar keperawatan kounitas.

B. Tujuan kegiatan
1. Tujuan umum
Berdasarkan latar belakang diatas laporan ini bertujuan untuk mengetahui masalah pada
kelurahan sapiran tentang konsep komunitas dan perilaku PHBS di Era New Normal untuk
pencegahan covid 19.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui konsep keperawatan komunitas
b. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin dan umur dikelurahan
sapiran
c. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan dikelurahan sapiran
d. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan dikelurahan sapiran
e. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan PHBS di Era New Normal
dikelurahan sapiran
f. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan sikap PHBS di Era New Normal
dikelurahan sapiran
g. Mengetahui distribusi frekuensi berdasarkan tindakan PHBS di Era New Normal
dikelurahan sapiran

BAB II
KONSEP TEORITIS

A. Defenisi keperawatan komunitas


Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu kelompok sosial
yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada
rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spritual secara komprehensif,
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia (Harnilawati, 2013).
Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup perawatan
kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas,
membantu masyarakat mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan
yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain (WHO,1947).
Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice) merupakan sintesi teori
keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan
kesehatan populasi melalui pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan
kelompok yag mempunyai pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan Lancaster,
2010).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi kesehatan dan
melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial
dan ilmu kesehatan masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit
yang sehat (Anderson & McFarlane, 2011).

B. Falsafah dan Paradigma Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan pelayanan terhadap
pengaruh lingkunngan (bio-psiko-sosial-cultural-spritual) terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan pencegahan. Falsafah
yang melandasi komunitas mengacu kepada falsafah atau paradigma keperawatan secara umum
yaitu manusia atau kemanusia merupakan titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai dan bertolak dari pandangan ini disusun falsafah atau paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari 4 komponen dasar, Berdasarkan gambar di atas, dapat
dijabarkan masing-masing unsur sbg berikut :
1. Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien  yang berada pada lokasi atau
batas geografi  tertentu yang memiliki  niliai-nilai, keyakinan dan minat  yang  relatif  sama
serta adanya interaksi satu sama lain  untuk mencapai tujuan.
2. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi  terbebasnya  dari  gangguan pemenuhan kebutuhan dasar klien /
komunitas.  Sehat merupakan  keseimbangan  yang  dinamis  sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.
3. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal  atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis,
psikologis, social, cultural dan spiritual.
4. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk  menekan  stressor, melalui  pencegahan primer,
sekunder dan tersier.
(Efendi Ferry dan Makhfudli, 2009).

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia,
keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik
keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.

a. Individu Sebagai Klien

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga Sebagai Klien

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus


menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu :
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah
satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien

Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua
warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.
Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti
air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami
wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya
sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling
menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok
dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat,
dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini
meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

C. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care ) terhadap individu, keluarga, dan
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat ( health general community )
dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat
mempengaruhi keluarga, individu, dan kelompok. 
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk :
a) Mengindentifikasi masalah kesehatan yang dialami
b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan maslah tersebut
c) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan
d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

2. Fungsi Keperawatan Komunitas


a) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b) Agar masyarakt mendapatkan pelayan yang optimal sesuai dengan kebutuhannnya di
bidang kesehatan.
c) Memeberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d) Agar masyarakat bebas mengemukan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau
kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada
akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak,2006).

D. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,keluarga


dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi
dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil.

Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari 3 tingkat, yaitu :

a. Tingkat Individu

Perawat memberikan asuhan keperawatan pada individu yang mempunyai masalah kesehatan
tertentu (misalnya, TBC,Ibu hamil,dll) yang dijumpai di poliklinik, puskesmas dengan sasaran
dan pusat perhatian pada masalah kesehatan individu.
b. Tingkat Keluarga

Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarganya yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya
tugas kesehatan keluarga yaitu, mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan,memberikan perawatan pada anggota keluarga,menciptakan
lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk
meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: Ibu hamil
yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neo-
natusnya,balita tertentu,penyakit kronis menular yang tidak bisa di intervensi oleh
program,penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan
tertentu.
2) Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah
gizi, seperti anemia gizi berat (hb kurang dari 8 gr%) ataupun kurang Energi Kronis
(KEK),keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti, pendarahan, infeksi,
hipertensi,keluarga dengan balita dengan BGM,keluarga dengan neonates BBLR,keluarga
dengan usia lanjut jompo,atau keluarga dengan kasus percobaan bubuh diri.
3) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan

c. Tingkat Komunitas

Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien

1) Pembinaan kelompok khusus

2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

E. Teori dan Model Keperawatan Komunitas

1. Model Sistem Imogene M.King (1971)

Teori keperawatan model king memahami model konsep dari teori keperawatan
dengan menggunakan psistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan
limgkungan, sehingga King mengemukakan kkonsep kerjanya yang meliputi adanya system
personal, system interpersonal dan system sosial yang saling berhubungan satu dengan yang
lain. Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana di dalamnya
terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kemban, gambaran tubuh, ruang dan waktu
dariindividu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan
antara perawat dan pasien serta huhbungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu
interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system sosial sesuai dengan situasi yang
ada.
2. Model Adaptasi C.Roy (1976)
Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi tujuannya adalah untuk
mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada komunitas.
Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan
kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif. Menurut Roy elemen dari proses
keperawatan meliputi pengkajian tingkat pertama dan kedua, diagnosa keperawatan,
penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi.

3. Model “Self Care” D.E Orem (1971)

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah : “Suatu pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai keadaan, baik sehat
maupun sakit” (Orem,1980)
Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah:

a) Klien : Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma atau
coping dan efeknya.
b) Sehat : Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan ndan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan
c) Lingkungan : Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self
care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik
d) Keperawatan : Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas structural, fungsi dan
perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.
4. Model “Health carae System” B. Neuman (1972)
Model konsepsual dari Neuman memberi penekanan pada penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri baik yang bersifat fleksibel, normal maupun yang
resisten. Intervensi ini diarahkan pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait dengan
tiga level prevensi. Model ini menganalisa interaksi dari empat variable yang menunjang
komunitas, yaitu fisiologis, Psikologis, Sosial cultural, dan perkembangan spiritual, adapun
tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.

F. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Dalam Efendi Ferry dan Makhfudli (2009) dijelaskan strategi intervensi keperawatan
komunitas antara lain :
1. Proses kelompok (group process) 
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/ pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah  kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang
paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau
pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang
bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok. 
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan
tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran
dari dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari
pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi
maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat jika tidak ditangani
dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja
sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas
melalui upaya ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.

G. Askep Teoritis Keperwatan Komunitas


Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan dengan
pendekatan proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya menyelesaikan masalah
kesehatan komunitas. Proses keperawatan komunitas meliputi pengkajian, analisa dan diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan negatif)
yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun strategi untuk promosi
kesehatan. Dimana menurut model Betty Neuman (Anderson and Mc Farlane, 2000) yang
dikaji meliputi demografi, populasi, nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang
dipengaruhi oleh sub system komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, perumahan,
pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan, kesehatan, pelayanan
sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut dikaji melalui pengamatan
langsung, data statistik, angket dan wawancara.
2. Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas
Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa besar stresor
yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi yang timbul dalam masyarakat
tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan.
Diagnosa keperawatan menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik
populasi dan lingkungan yang dapat bersifat aktual, ancaman dan potensial.
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier yang cocok
dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai dengan diagnosa yang telah
ditetapkan. Proses didalam tahap perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah
berdasarkan diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah), penetapan
tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana evaluasi.
4. Pelaksanaan (Implementasi)
Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson
dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan prime
Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi dan
diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada kegiatan kesehatan
secara umum dan perlindungan khusus terhadap suatu penyakit. Misalnya, kegiatan
penyuluhan gizi, imunisasi, stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan inervensi yang tepat
untuk menghambat proses penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu
sakit dan tingkat keparahan. Misalnya mengkaji dan memberi intervensi segera
terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada pengembalian
individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga.
Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya kecacatan atau ketidakmampuan yang
menetap bertujuan untuk mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses
penyakit.

5. Evaluasi
Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan.
Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Tugas
dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria
evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
Kota : Bukittinggi
Kecamatan : Aur Birugo Tigo Baleh
Kelurahan : Sapiran
Kelompok : Wilayah Bukittinggi
Tehnik Pengumpulan Data
1. Wawancara
a. Sumber Data : Puskesmas, Kelurahan, Kader, Satgas Covid dan lainnya
b. Wawancara Ke : 1
c. Tanggal dan Waktu Wawancara : 30 juni 2021, 10.25 WIB
d. Tempat Wawancara : Kantor Kelurahan Sapiran
e. Yang di wawancarai : Kasi Pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan
ekonomi
2. Hasil Wawancara
Hasil Wawancara T,Tangan Pihak
Yang Diwawancarai
Data yang didapatkan dari wawancara di kelurahan sapiran
dengan kasi pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan
ekonomi. Didapatkan data sebagai berikut :
1. Data penduduk kelurahan sapiran
- Jumlah penduduk : 800 KK
- Jumlah penduduk laki-laki : 1.578 orang
- Jumlah penduduk perempuan : 1.477 orang
- Total jumlah penduduk : 3.055 orang

2. Data tentang Covid-19 di kelurahan sapiran


- Jumlah penduduk yang terinfeksi Covid-19 di
kelurahan sapiran sebanyak 16 orang dari awal
tahun 2021 sampai dengan tanggal 30 juni 2021
- Penyebaran terkonfirmasi Covid-19 di kelurahan
sapiran yaitu keluarga, lingkungan, dan juga ada
yang tidak diketahui
- Jumlah penduduk yang dinyatakan sembuh dari
Covid-19 di kelurahan sapiran sebanyak 21 orang
dari awal tahun 2021 sampai tanggal 30 juni 2021

Data yang didapatkan dari wawancara dengan masyarakat


kelurahan sapiran
- Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada
masyarakat di Kelurahan Sapiran rata-rata masih
banyaknya masyarakat yang tidak mematuhi protokol
kesehatan Covid-19 seperti kadang-kadang
menggunakan masker keluar rumah bila hanya ada
keperluan saja baru dipakai, tidak melakukan
olahraga/aktifitas fisik karena sudah banyak melakukan
pekerjaan dirumah. Masyarakat juga sudah melakukan
vaksinasi dengan memperlihatkan kartu tanda vaksinasi
Covid-19 dikarenakan mereka di daerah keluharan
sapiran diwajibkan vaksinasi Covid-19.

3. Studi Dokumentasi
a. Sumber data : Buku, Permenkes, PMK, Data dan Kebijakan di Web Kemenkes, WHO,
Dinkes, Puskesmas dan lainnya
b. Data Yang Dikumpulkan
Data Yang Dicari Tanda Tangan
Pembimbing
Pada tahun 2019 terjadi kasus wabah dunia yaitu Coranavirus
Disease 2019 (Covid 19) yang menjadi ancaman serius di
Indonesia bahkan seluruh dunia, sehingga disebut sebagai
pandemi global. COVID-19 merupakan varians dari virus-
virus yang pernah melanda di dunia seperti SARS, flu burung,
Flu babi, dan MERS. Namun yang membedakan adalah
mudah menular, transparansi informasi, kekurangan pasokan
bagi tenaga medis, masalah inkubasi virus tidak jelas,
karantina bersakala besar, dan “infodemic” yang unik, yaitu
banyaknya informasi di media sosial yang menyebabkan
pengaruh psikologis pada banyak orang (Dong & Bouey,
2020). Dalam hitungan bulan saja, virus ini sudah menyebar
ke seluruh negara di dunia. Di Indonesia, hampir semua
provinsi telah terdeteksi kasus COVID-19. Selain itu, dampak
COVID-19 itu begitu dashyat. Dampaknya yang nyata adalah
kehilangan nyawa atau kematian, penurunan dan pelambatan
ekonomi (resesi), terganggu aktivitas pendidikan, ekonomi
dan sosial, dan yang paling mengkhawatir dampak psikologis
dan perubahan perilaku pada masyarakat (Ivan, 2020).

4. Data Observasi
a. Aspek Yang Diobeservasi : Perilaku Manusia, Tempat, dan lainnya yang relevan dengan
covid
b. Tanggal dan Waktu Observasi : 01 juli 2021/ 11.35 WIB
c. Lokasi Obervasi : di wilayah kelurahan sapiran
d. Hasil Observasi
Hasil Observasi Keterangan
KK binaan R
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 1 minggu
didapatkan data bahwa masyarakat di kelurahan sapiran ada
yang memakai masker jika pergi keluar rumah dan ada yang
tidak memakai masker keluar rumah, masih banyak yang
terlihat masyarakat berkumpul tanpa mematuhi protokol
kesehatan dan jarang melakukan aktifitas fisik/ berolahraga
dan masyarakat sapiran sudah memperlihatkan kartu tanda
vaksinasi. Di lingkungan masyarakat kelurahan sapiran
terlihat bersih tidak ada sampah yang bergeletak dijalanan
KK binaan S
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatan data
bahwa masyarakat di kelurahan Sapiran ada yang memakai
masker jika pergi keluar, ada yang tidak mencuci tangan
setelah melakukan suatu kegiatan, masih banyak yang terlihat
masyarakat berkumpul tanpa mematuhi protokol kesehatan
dan jarang melakukan aktifitas fisik/ berolahraga
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan Sapiran Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Tahun 2021

KK binaan R
Umur

Jumlah
Kelurahan 0–1 >1 – 5 >5 – 12 >12 – 20 >20 – 45 >45 – 65 > 66
sapiran
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
0 2 5 3 5 6 5 8 15 21 7 6 1 1 85

Total 2 8 11 13 36 14 2 85
Persentase 2,35% 9,41% 12,94% 15,30% 42,35% 15,30% 2,35% 100%

Analisa Tabel KK binaan R. Menunjukkan bahwa responden berdasarkan umur dan jenis kelamin dari 20 KK, di Kelurahan Sapiran di Kota Bukittinggi
Tahun 2021 didapatkan data sebanyak 36 orang (42,35%) penduduk paling banyak berusia lebih dari 20-45 tahun dengan 15 orang berjenis kelamin laki-laki
dan 21 orang berjenis kelamin perempuan.
Jadi dapat disimpulkan sebagian besar penduduk di Kelurahan Sapiran berusia lebih dari 20-45 tahun.

KK binaan S
Umur

Kelurahan Sapiran Jumlah


0–1 >1 – 5 >5 – 12 >12 – 20 >20 – 45 >45 – 65 > 66
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
2 1 7 4 6 2 5 6 16 16 8 6 1 2 82

Total 82
Persentase 1,64% 0,82% 5,74% 3,28% 4,92% 1,64% 4,1% 4,92% 13,12% 13,12% 6,56% 4,92% 0,82% 1,64% 100%

Analisa Tabel KK binaan S. Menunjukan bahwa responden berdasarkan umur pada 20 KK di sapiran di Kota Bukittinggi Tahun 2021. Dikelurahan sapiran
didapatkan bahwa penduduk yang paling banyak yaitu pada usia >20-45 tahun sebanyak 32 (16 orang laki-laki dan 16 orang perempuan ) orang dengan
persentase 26,24% , sedangkan penduduk yang palig sedikit yaitu pada usia 0-1 tahun ( 2 laki-laki dan 1 perempuan ) dan >66 tahun ( 1 laki-laki dan 2
perempuan) sebanyak 3 orang dengan persentase 2,46 %.

KK binaan G
Umur

Jumlah
Kelurahan 0–1 >1 – 5 >5 – 12 >12 – 20 >20 – 45 >45 – 65 > 66
Sapiran
♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀
1 3 0 1 3 4 4 4 13 16 8 9 2 2 70

Total 4 1 7 8 29 17 4 70
Persentase 1,4%  4,2%  0%  1,4%  4,2%  5,7%  5,7%  5,7%  18,5%  22,8%  11,4%  12,8%  2,8%  2,8%  100%

Dari 20 kk (responden) didapatkan data sebagai berikut

Analisa Tabel KK binaan G.


Berdasarkan tabel di atas dari 75 responden atau 20 KK dikelurahan sapiran, didapatkan sebanyak 16 orang perempuan berusia lebih
Jadi dapat di simpulkan sebagian penduduk di kelurahan sapiran berusia >20-45 tahun
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Sapiran Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Tahun 2021

KK binaan R

Tingkat Pendidikan
Kelurahan Sapiran Jumlah
Belum SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi
Sekolah

Total 85
10 14 8 34 19

Persentase 11,77% 16,48% 9,4% 40% 22,35% 100%

Analisa Tabel KK binaan R. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 85 responden atau 20 KK di Kelurahan Sapiran berdasarkan tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu SLTA sebanyak 34 orang dengan persentase 40%. Jadi dapat disimpulkan sebagian besar penduduk di Kelurahan
Sapiran dengan tingkat pendidikan SLTA.

KK binaan S

Tingkat
Pendidikan
Kelurahan
Sapiran Jumlah
Belum Tidak SD SMP SM Perguruan Tinggi
Sekolah Sekolah A
SS Tm.S TT SS Tm.S TT SS Tm.S TT SS Tm.S TT

Total 14 9 10 5 6 2 23 2 11 82
Persenta 11,4% 7,3% 8,2% 4,1% 4,9% 1,6% 18,8% 1,6% 9,0% 100%
se

Analisa Tabel KK binaan S. Menunjukan bahwa responden berdasarkan pendidikan pada 20 KK dikelurahan Sapiran di Kota Bukittinggi tahun 2021.
Dikelurahan sapiran didapatkan data paling banyak yaiut pada tingakt pendidikan SMA sebanyak 25 orang ( 2 sedang sekolah dan 23 tamat sekolah) dengan
persentase 20,4 %. Dan data tingkat pendidikan paling sedikit yaitu SMP sebanyak 11 orang ( 5 orang sedang sekolah dan 6 orang tamat sekolah) dengan
persentase 9%.

N Pendidikan terakhir F %
o
1 Perguruan tinggi 11 15,71%
2 SLTA 28 40,1%
3 SLTP 11 15,71%
4 SD 11 15,71%
5 Belum sekolah 9 12,86%
Jumlah 70 100%
KK binaan G
Analisa tabel KK binaan G. Berdasarkan tabel di atas dari 20 KK dikelurahan sapiran didapatkan penduduk tingkat pendidikan terendah 9 orang
( 12,86%) jadi dapat Disimpulkan tingkat pendidikan terendah adalah belum sekolah

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pekerjaan di Kelurahan Sapiran kecamatan Aur Birugo Tigo BalehTahun 2021
KK binaan R
Pekerjaan
Tdk
Kelurahan PNS Peg.Swasta Wiraswasta Pensiunan Buruh Tani Rumah Tangga
Sapiran bekerja
Total 11 5 3 1 1 2 20 42

Persentase 12,94% 5,9% 3,53% 1,17% 1,17% 2,35% 23,53% 49,41%


Analisa Tabel KK binaan R. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan dari 20 KK di Kelurahan Sapiran didapatkan data berdasarkan tingkat pekerjaan paling
banyak yang tidak bekerja sebanyak 42 orang dengan persentase 49,41%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Sapiran berdasarkan tingkat pekerjaan masih banyak yang tida k bekerja/penggangguran.

KK binaan S

pekerjaan
Kelurahan tidak
Sapiran PNS Peg.swasta wiraswasta pensiunan buruh tani RT bekerja jumah
total 4 16 5 4 2 14 37 82
3,28
persentase % 13,12% 4,10% 3,28% 1,64% 11,48% 30,34% 100%

Analisa Tabel KK binaan S. Menunjukan bahwa responden berdasarkan pekerjaan pada 20 KK di kelurahan Sapiran di Kota Bukittinggi tahun 2021.
Dikelurahan sapiran didapatkan data paling banyak berdassrkan pekerjaan yaitu tidak bekerja sebanyak 37 orang dengan persentase 30,34%. Sedangkan
yang paling sedikit yaitu pekerjaan buruh sebanyak 2 orang dengan persentase 1,64%.

Pekerjaan

Jorong PNS Peg.Swasta Wiraswasta Pensiunan Buruh Tani Rumah Tangga Tdk bekerja/ Penga
 Kelurahan 10 2 15 4 1 0 14 24
sapiran

Total 10 2 15 4 1 0 14 24

Persentase 21,2% 4,2% 31,9% 8,5% 2,1% 0% 29,7% 34,28%


KK binaan G

Analisa tabel KK binaan G. Dari tabel3 diatas didapatkan dari 20 KK di kelurahan sapiran pekerjaan yang tertinggi 15 (31,9%). Jadi kesimpulan penduduk di
kelurahan sapiran rata-rata penduduk bekerja wiraswasta
Tabel 4

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Tentang PHBS Era New Normal di Kelurahan Sapiran tahun 2021

KK binaan R
No Ket Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9

B S B S B S B S B S B S B S B S B S

1 Jlh 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0 19 1 20 0

2 Psn 100 100 100 100 100 100 100 95% 5% 100
% % % % % % % %

Analisa tabel KK binaan R. Menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan keluarga tentang PHBS di kelurahan sapiran kota bukittinggi tahun
2021 dari 20 KK, didapatkan dari 9 pernyataan diberikan rata- rata responden sudah mengetahui tentang PHBS di era new normal, 8 pernyataan
responden menjawab dengan benar dengan persentase 100%, sedangkan pada pernyataan 8 1 dari 20 KK menjawab salah tentang berolahraga atau
aktifitas fisik dapat meningkatkan daya tahan tubuh dengan persentase 5%.
KK binaan S

No Pernyataan Data Pengetahuan Hidup Bersih Dan Sehat


PHBS
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
B S B S B S B S B S B S B S B S B S
Jumlah 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0 20 0 19 1
Persen % 100 0 100 o 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 100 0 95 5

Analisa tabel KK binaan S. Menunjukkan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan keluarga tentang PHBS di keluarahan Sapiran kota bukittinggi
tahun 2021, dari 9 pernyataan diberikan rata- rata responden sudah mengetahui tentang PHBS di era new normal 8 pernyataan responden menjawab
dengan benar dengan persentase 100%, sedangkan pada pernyataan 9, 1 dari 20 KK menjawab salah atau tidak mengetahui tentang vaksin dengan
persentase 5%.

DATA PENGETAHUAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT

PHBS
NO Pernyataan
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan6 Pertanyaaan 7 P

Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah Benar Salah B
1   19 1 19 1  19  1  19  1  19  1  20  0  20  0 

2                            
             
  Jumlah 20 20  20  20  20  20  20 

  persentase 95%  5%  95%  5%  95%  5%  95%  5%  95%  5%  100%  0%  100%  0%  9

KK binaan G

Tabel 5
Distribusi Frekuensi Sikap Keluarga tentang PHBS di Kelurahan Sapiran Tahun 2021

KK binaan R

No Ket Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan

S S T S S S T S S S T S S S T S S S T S S S T S S S T S S S T S S S T
S S T S S T S S T S S T S S T S S T S S T S S T S S
S S S S S S S S

1 Jlh 1 8 0 0 8 1 0 0 9 1 0 0 1 9 0 0 1 8 0 0 1 9 0 0 1 1 0 0 1 9 0 0 9 1 0
2 2 1 1 2 1 0 0 1 1

2 Psn 6 4 4 6 4 5 5 4 6 4 5 4 5 5 5 4 4 5
0 0 0 0 5 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 5 5 5
% % % % % % % % % % % % % % % % % %
Analisa Tabel KK binaan R. Menunjukan bahwa distribusi frekuensi sikap keluarga tentang PHBS di kelurahan sapiran kota bukittinggi tahun 2021 dari 20
KK, didapatkan data dari 9 pernyataan diberikan rata- rata responden menjawab sangat setuju dengan persentase tertinggi 60%, sedangkan rata-rata responden
menjawab setuju dengan persentase tertinggi yaitu 60% pada pernyataan 2 mengenai setiap keluar rumah saya menggunakan masker.

N Ket Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
SS S T S S S T S S S T S S S T S S S T S S S T S S S T S S S T S S S T S
S T S S T S S T S S T S S T S S T S S T S S T S S T
S S S S S S S S S
1 Jlh 8 1 8 1 6 1 1 6 1 5 1 5 15 7 1 5 1 6 1 1
2 2 3 4 5 3 5 3
2 Psn 40 6 4 6 3 6 5 3 7 1 7 1 75 3 6 2 7 3 6 5
Analisa Tabel KK binaan S. Menunjukan bahwa distribusi frekuensi sikap keluarga tentang PHBS di keluarahan sapiran kota bukittinggi tahun
% % 0 0 0 0 5 % 0 0 5 5 5 % 5 5 5 5 0 5 %
2021, dari 9 pernyataan diberikan rata- rata responden menjawab setuju dengan persentase tertinggi 75%, sedangkan pada pernyataan 9 1 dari 20
% % % % % % % %% % % % % % %%
KK menjawab tidak setuju tentang vaksin dengan persentase 5%.

KK binaan S
KK binaan G

N KE DATA SIKAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT


O T DATA SIKAP PHBS
Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 P

ST T S S ST TS S S ST TS S S ST T S S ST TS S S ST T S S ST T S S ST T S S ST T S S ST
    S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S
 - 1 4 1 -  1  11  7   -  1   1  -  -   1  -  1   1  -  -   1  -  - 5 1 -   2   1          
1 Jml 5 6 3  7 3  4 5  4 6    5  4 4 
Pers 5%   5  55     5              5                                      
2 en %  % %  %
Tabel 6

Distribusi Frekuensi Tindakan Keluarga tentang PHBS di Kelurahan Sapiran Tahun 2021

KK binaan R

N Ket Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8


o

S S K T S S K T S S K T S S K T S S K T S S K T S S K T S S K T
K P K P K P K P K P K P K P K P

1 Jlh 1 4 4 0 1 5 3 0 1 6 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 7 2 0 9 7 4 0 1 4 3 0
2 2 2 2 1 1 3

2 Psn 6 2 2 6 2 1 6 3 1 6 3 1 5 3 1 5 3 1 4 3 2 6 2 1
0 0 0 0 5 5 0 0 0 0 0 0 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 0 5
% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %

Analisa Tabel KK binaan R. Menunjukkan bahwa distribusi frekuensi tindakan keluarga tentang PHBS di kelurahan sapiran kota Bukittinggi
Tahun 2021 dari 20 KK,didapatkan data dari 8 pernyataan diberikan rata-rata responden menjawab selalu dengan persentase tertinggi 60% ,
responden yang menjawab sering dengan persentase tertinggi 35%, sedangkan pernyataan 1 dan pernyataan 7 responden yang paling banyak
menjawab kadang-kadang ada 4 responden dari 20 KK yang menjawab kadang-kadang dengan persentase 20% mengenai penggunaan masker
keluar rumah dan berolahraga .
KK binaan S

N Ke Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8


o t 1 2 3 4
S S K T S S K T S S K T S S K T S S K T S S K T S S K T S S K T
L R K P L R K P L R K P L R K P L R K P L R K P L R K P L R K P
1 Jlh 11 4 5 1 3 3 1 3 6 1 3 7 1 3 7 9 4 7 9 2 9 1 2 5
2 1 0 0 3
2 Ps 55 2 2 6 1 1 5 1 3 5 1 3 5 1 3 4 2 3 4 1 4 6 1 25
n % 0 5 0 5 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 %
% % % % % %% % % % % % % % % % % % % % % %

Analisa Tabel KK binaan S. Menunjukan bahwa distribusi frekuensi tindakan keluarga tentang PHBS di keluarahan sapiran kota
bukittinggi tahun 2021, dari 8 pernyataan diberikan rata- rata responden menjawab pernyataan selalu dengan persentase tertinggi 65%,
sedangkan pada pernyataan 7, 9 dari 20 KK menjawab kadang-kadang tentang berolah raga dan melakukan aktifitas fisik dengan
persentase 45%, penyataan 3 sebanyak 6 responden menjawab kadang-kadang dengan persentase 30%, penyataan 4,5,6 sebanyak 7
responden menjawab kadang-kadang dengan persentase 35%, dan pernnyataam ,8 senbanyak 25 %.

KK binaan G
NO KET DATA TINDAKAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT
DATA SIKAP PHBS
Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7
S S K TP S Sr K TP S Sr K TP S S K TP S S K TP S S K TP S S Kd T
    r d d d r d r d r d r P
 10 4 6 0  11 7 2   0  1  6 1  0   15 4 1  0   11  6 3  0   14 6  0  0   15  3 2  0   
1 Jml 3
50% 20% 30% 55% 35% 10% 65% 30% 5% 75% 20% 5% 55% 30% 15% 70% 30% 0% 75%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 15%10% 0%
         
2 Persen    
B. MASALAH

ANALISA DATA

No DATA MASALAH
.

KK binaan R
1. Tindakan tentang PHBS Perilaku kesehatan cendrung
beresiko.
1. Data Kuesioner
a. 40% penduduk di kelurahan sapiran rata-
rata memiliki tindakan yang tidak baik
terhadap PHBS era new normal sebanyak 8
KK dari 20 KK yaitu tentang:
1. 20% masyarakat yang kadang- kadang
menerapkan PHBS di era new normal
dengan tidak menggunakan masker
keluar rumah
2. 20% masyarakat tidak melakukan olah
raga atau aktifitas fisik.
2. Data Wawancara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada
masyarakat di Kelurahan Sapiran memiliki
perilaku yang tidak sehat, hal ini dapat terlihat
dari banyaknya masyarakat yang tidak
mematuhi protokol kesehatan Covid-19 seperti
kadang-kadang menggunakan masker keluar
rumah bila hanya ada keperluan saja baru
dipakai, tidak melakukan olahraga/aktifitas fisik
karena sudah banyak melakukan pekerjaan
dirumah. Masyarakat juga sudah melakukan
vaksinasi dengan memperlihatkan kartu
vaksinasi Covid-19 dikarenakan mereka di
daerah keluharan sapiran diwajibkan vaksinasi
Covid-19.
3. Data observasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan


selama 1 minggu didapatkan data bahwa
masyarakat di kelurahan sapiran ada yang
memakai masker jika pergi keluar rumah dan
ada yang tidak memakai masker keluar rumah,
masih banyak yang terlihat masyarakat
berkumpul tanpa mematuhi protokol kesehatan
dan jarang melakukan aktifitas fisik/
berolahraga dan masyarakat sapiran sudah
memperlihatkan kartu tanda vaksinasi. Di
lingkungan masyarakat kelurahan sapiran
terlihat bersih tidak ada sampah yang bergeletak
dijalanan

KK binaan S perilaku kesehatan cendrung


beresiko
2. Tindakan keluarga tentang PHBS
1. Data Kuesioner
b. penduduk di kelurahan sapiran rata-rata
memiliki tindakan yang kurang baik
terhadap PHBS era new normal yaitu
tentang:
3. 45% masyarakat yang kadang- kadang
menerapkan PHBS di era new normal
tentang berolah raga dan melakukan
aktifitas fisik
4. 35% masyarakat yang kadang- kadang
menerapkan PHBS di era new normal
tentang mencuci tangan menggunakan
sabun dan air mengalir atau
handsanitizer
5. 35% masyarakat yang kadang- kadang
menerapkan PHBS di era new normal
tentang menjaga jarak dan tidak
berkumpul-kumpul dikeramaian
6. 35% masyarakat yang kadang- kadang
menerapkan PHBS di era new normal
tentang mengkonsumsi makanan bergizi
untuk meningkatkan daya tahan tubuh
7. 25% masyarakat yang kadang- kadang
menerapkan PHBS di era new normal
tentan menggunakan masker saat keluar
rumah g
8. 25% masyarakat yang kadang- kadang
menerapkan PHBS di era new normal
tentang akan bersedia divaksin untuk
mencegah penularan covid

2. Data Wawancara
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada
masyarakat di Kelurahan sapiran memiliki
perilaku yang kurang sehat, hal ini dapat terlihat
dari banyaknya masyarakat yang tidak
mematuhi protokol kesehatan Covid-19 seperti
jarang melakukan aktifitas fisik dan berolah
raga karena banyak melakukan pekerjaan
dirumah, lalu masyarakat kadang-kadang
menggunakan masker hanya bila ada keperluan
dekat rumah misalnya kerumah tetangga,
masyarakat jarang mencuci tangan dengan air
mengalir karena kebanyakan dirumah nya tidak
memliki kran air,masyarakat berkumpul-
kumpul biasanya pada sore hari bersama
tetangga bercerita dan melepas penat setelah
bekerja.
3. Data obsevasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
didapatan data bahwa masyarakat di kelurahan
Sapiran ada yang memakai masker jika pergi
keluar, ada yang tidak mencuci tangan setelah
melakukan suatu kegiatan, masih banyak yang
terlihat masyarakat berkumpul tanpa mematuhi
protokol kesehatan dan jarang melakukan
aktifitas fisik/ berolahraga

KK binaan G Masyarakat dikelurahan


sapiran mempunyai perilaku
3. PENGETAHUAN BERKAITAN PHBS ERA kesehatan cenderung beresiko
NEW NORMAL dan bisa tertular virus covid 19

1) DATA KUESIONER

30% penduduk dikelurahan sapiran rata-rata


memiliki tindakan yang kurang baik terhadap
PHBS era new normal sebanyak dari 20 KK yaitu
tentang:
a. 30% masyarakat yang kadang-kadang
menerapkan PHBS di era new normal
tentang pemakaian masker
2) DATA WAWANCARA

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada


masyarakat dikelurahan sapiran memiliki perilaku
yang tidak mematuhi protokol kesehatan yaitu
seperti pemakaian masker.

SCORING

N Diagnosa Pentingnya Kemungkina Peningkata Priorita Tota


o Masalah n Untuk n Kualitas s l
Diubah Hidup Masala
h

KK binaan R
1. Perilaku kesehatan 3 3 3 6 15
cenderung
beresiko
berhubungan
dengan kurang
terpapar informasi,
ketidakadekuatan
dukungan sosial
dibuktikan
dengan:
1. 20%
masyarak
at yang
kadang-
kadang
menerapk
an PHBS
di era new
normal
dengan
tidak
mengguna
kan
masker
keluar
rumah.
2. 20%
masyarak
at tidak
melakuka
n olah
raga atau
aktifitas
fisik.

KK binaan S
2. Perilaku kesehatan 3 3 3 6 15
cendrung beresiko
berhubungan
dengan kurang
terpapar informasi,
ketidakadekuatan
dukungan sosial
dibuktikan
dengan :
3. 45%
masyarakat
yang kadang-
kadang
menerapkan
PHBS di era
new normal
tentang
berolah raga
dan melakukan
aktifitas fisik
4. 35%
masyarakat
yang kadang-
kadang
menerapkan
PHBS di era
new normal
tentang
mencuci
tangan
menggunakan
sabun dan air
mengalir atau
handsanitizer
5. 35%
masyarakat
yang kadang-
kadang
menerapkan
PHBS di era
new normal
tentang
menjaga jarak
dan tidak
berkumpul-
kumpul
dikeramaian
6. 35%
masyarakat
yang kadang-
kadang
menerapkan
PHBS di era
new normal
tentang
mengkonsumsi
makanan
bergizi untuk
meningkatkan
daya tahan
tubuh
7. 25%
masyarakat
yang
menerapkan
PHBS di era
new normal
tentang
kadang-kadang
menggunakan
masker saat
keluar rumah
8. 25%
masyarakat
yang
menerapkan
PHBS di era
new normal
tentang
kadang-kadang
akan bersedia
divaksin untuk
mencegah
penularan
covid

KK binaan G
3. PENGETAHUAN 1 0 3 9 13
BERKAITAN
PHBS ERA NEW
NORMAL

DATA
KUESIONER

30% penduduk
dikelurahan
sapiran rata-rata
memiliki tindakan
yang kurang baik
terhadap PHBS era
new normal
sebanyak dari 20
KK yaitu tentang:

30% masyarakat
yang kadang-
kadang
menerapkan PHBS
di era new normal
tentang pemakaian
masker
DATA
WAWANCARA

Berdasarkan
wawancara yang
dilakukan kepada
masyarakat
dikelurahan
sapiran memiliki
perilaku yang
tidak mematuhi
protokol kesehatan
yaitu seperti
pemakaian masker
C. Perencanaan

PLANNING OF ACTION

KELURAHAN SAPIRAN K KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH KOTA BUKITTINGGI

SUMBER DAYA

N MASALAH KEGIATAN TUJUAN Penanggung Waktu Tempat Media/Al Alokasi


O at Bantu Dana
Jawab

KK binaan R

1. Perilaku Pemberian edukasi kesehatan Memberikan informasi a. Camat Rabu Kantor Melalui Dana
kesehatan tentang pentingnya menjaga tentang PHBS dan pentingnya Aur 22 Juli Kelurahan media mandiri
cendrung beresiko kesehatan dan pentingnya penggunaan masker dan Birugo 2021 Sapiran Whatsapp Mahasiswa
menggunakan masker keluar berolahraga untuk Tigo Kecamatan group.
rumah serta berolahraga peningkatan daya tahan tubuh Baleh Pukul Aur Birugo
untuk peningkatkan daya di Era New Normal kepada Kota 10.00 Tigo Baleh
tahan tubuh masyarakat di Kelurahan Bukittin wib Kota Leaflet.
Sapiran Kecamatan Aur ggi Bukittinggi
Birugo Tigo Baleh Kota Video
Bukittinggi b. Keluraha edukasi
n
Sapiran

c. Dosen
Pembim
bing dari
UPERTI
S

d. Semua
mahasis
wa/i
PMPKL
di
Kelurhan
Sapiran
Kecamat
an Aur
Birugo
Tigo
Baleh
Kota
Bukittin
ggi

KK binaan S
Perilaku Pemberian edukasi kesehatan Memberikan informasi Masyarakat kamis, Kantor Whatsaap Dana
2. kesehatan tentang pentingnya menjaga tentang PHBS di Era New kelurahan 22 juli Kelurahan Group mandiri
cendrung beresiko kesehatan dan pentingnya Normal kepada masyarakat sapiran 2021. Sapiran Mahasiswa
PHBS di era new normal di Kelurahan Sapiran Kec.aua birugo Pukul Kecamatan Leaflet
Kecamatan Aur Birugo Tigo tigo baleh 10.00 Aur Birugo
Baleh Kota Bukittinggi Kota bukittinggi wib Tigo Baleh Video
a. Camat Kota edukasi
aua Bukittinggi
birugo
tigo
baleh
b. Kelurahan
sapiran
c. Dosen
Pembimbin
g dari
UPERTIS
d. Semua
mahasiswa/i
PMPKL di
Kelurhan
Sapiran
Kecamatan
Aur Birugo
Tigo Baleh
Kota
Bukittinggi
KK binaan G
Masyarakat Pemberian edukasi kesehatan Memberikan informasi a. Camat aur Kamis Kantor 1) leaflet dana
3. dikelurahan tentang pentingnya tentang PHBS dan penting birugo tigo 22 juli kelurahan melalui mandiri
sapiran pemakaian masker nya memakai masker di baleh kota 2021 sapiran media mahasiswa
mempunyai new normal ini kepada bukittinggi kecamatan whatsapp
perilaku masyarakat di kelurahan b. Kelurahan aur birugo group.
kesehatan sapiran kecamatan aur birugo sapiran tigo baleh 2) Leaflet
cenderung tigo baleh kota bukittinggi Dosen kota
beresiko dan bisa pembimbingd bukittinggi
tertular virus ari UPERTIS
covid 19 d. Semua
mahasiswa/i
PMPKL
dikelurahan
sapiran
kecamatan aur
birugo tigo
22baleh kota
bukittinggi
A. Tabel Implemntasi dan Evaluasi

Tabel implementasi dan Evaluasi Kegiatan

No Masalah Hari/tanggal Implementasi Evaluasi

1. Masyarakat Kamis, 22 Memberikan Tindakan


di kelurahan juli 2021 penyuluhan berkaitan
sapiran Pukul 10.00 kesehatan PHBS era
memiliki wib tentang new normal
tindakan tindakan masyarakat
berkaitan berkaitan meningkat
PHBS era PHBS era yang
new normal new normal dibuktikan
yang kurang menggunakan dengan
baik via Whatsap -50%
Group masyarakat
mau
melakukan
tindakan
berkaitan dg
PHBS era
new normal
-50%
masyarakat
mampu
memahami
tindakan
berkaitan dg
PHBS era
new normal
BAB IV

PEMBAHASAN
BAB V

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anderson & McFarlane, 2011. Community As Partner: Theory And Practice In Nursing.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Efendi,Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Harnilawati.2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka


As Salam

Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Salemba


Medika : Jakarta.

Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas
1. Jakarta : CV. Sagung Seto

Riyadi. 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika


Stanhope dan Lancaster, 2010) community & public health nursing (six ed. St. Louis,
Missouri: Mosby

Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta : EGC


Riyadi. Sugeng. 2007.Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai