Oleh :
JULIANTI HADIJAH 1914101110011
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 3
1.2 Tujuan Penulisan............................................................. 4
1.3 Manfaat............................................................................ 4
1.4 Metode Penulisan............................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan...................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN..................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
Robins & Coulter (2007) menyatakan bahwa fungsi ini adalah fungsi yang
terakhir di dalam manajemen dan fungsi memantau dan mengevaluasi setiap
kegiatan yang telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan
dan memantau kinerja stafnya, Kinerja tersebut kemudian dibandingkan
dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila kinerja tersebut
menyimpang maka fungsi manajemen yang lain diperiksa kembali. Proses
pengendalian ini meliputi memantau, memperbandingkan, dan mengoreksi.
3
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui POAC
manajemen keperawatan.
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan pengetahuan
tentang POAC manajemen keperawatan.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk
memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomi pada pasien (Gillies,
2000).
2. Fungsi Managemen
Menurut Rosmalia (2019) Manajemen memerlukan peran tiap anggota
yang terlibat di dalamnya untuk menyingkapi posisi masing-masing,
sehingga diperlukan adanya fungsi yang jelas mengenai manajemen.
Terdapat 4 (empat) fungsi manajemen menurut G.R Terry yaitu plannning,
organizing, actuating dan controlling/ POAC.
1. Planning/ perencanaan adalah keputusan masa mendatang artinya apa,
siapa, kapan, di mana, berapa dan bagaimana yang akan dan harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum
perencanaan dapat ditinjau dari sisi proses pemilihan dan
pengembangan tindakan yang paling menguntungkan untuk mencapai
tujuan, fungsi kepemimpinan dan kewenangan dapat mengarahkan
kegiatan dan tujuan yang harus dicapai organisasi, keputusan apa yang
akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.
2. Organizing/organisasi secara statis merupakan wadah kegiatan
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, secara dinamis
merupakan aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan dinamis
untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Actuating/penggerakan mempengaruhi orang lain agar mau dan suka
bekerja sama dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya
tujuan bersama, diusahakan agar orang yang diperintah janganhanya
melakukan kegiatan untuk menerima perintah dari atasan, tetapi
tergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya dengan kesadaran
sendiri. Sering terjadi hambatan pada penggerakan kerena yang
digerakkan adalah manusia yang mempunyai keinginan pribadi, sikap,
6
dan perilaku khusus, sehingga kepemimpinan dapat meningkatkan
motivasi dan sikap kerja bawahan menjadi hal yang penting.
4. Controlling pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah
pelaksanaan kegiatan sesuai rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan,
tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengawasan
bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, dan ketidak sesuaian.
2.2 Konsep kepemimpinan
1. Definisi
Kepemimpinan memiliki arti pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan disuatu bidang sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain
untuk bersama-sama untuk melakkan akivitas tertentu demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan, sedangkan kepemimpinan atau lidership
dipahami sebagai daya upaya bersama untk menggerakkan semua sumber
atau alat yang tersedia dalam suatu organisasi (setiawati, 2015).
7
a. Tujuh sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif :
Penggerak (drive). Pemimpin menunjukan tingkat usaha yang tinggi.
Mereka memiliki keinginan yang relativ tinggi terhadap keberhasilan,
ambisius, memiliki banyak energi, tidak kenal lelah dalam
aktifitasnya, dan menunjukan inisiatif.
b. Hasrat untuk memimpin (desire to lead). Pemimpin memiliki hasrat
yang kuat untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain. Mereka
menunjukan kemauan untuk menerima tanggung jawab.
c. Kejujuran dan integritas (honesty and integrity). Pemimpin
membangun hubungan terpercaya dengan pengikutnya dengan cara
jujur dan tidak berkhianat, dan dengan menjaga konsistensi antara
kata-kata dan perbuatannya.
d. Kepercayaan diri (self confidence). Pengikut pencari pemimpin yang
tidak ragu-ragu. Dengan demikian, para pemimpin harus dapat
menunjukan kepercayaan diri agar dapat meyakinkan pengikutnya
terhadap keputusan dan tujuan yang harus dicapai.
e. Kecerdasan (inteligence). Pemimpin harus cukup cerdas agar dapat
mengumpulkan, menyatukan dan menafsirkan banyak informasi, dan
mereka harus dapat menciptakan visi, memecahkan persoalan, dan
mengambil keputusan yang tepat.
f. Pengetahuan yang relevan mengenai pekerjaan (job-relevant
knowledge). Pemimpin yang efektif memiliki pengetahuan tingkat
tinggi mengenai perusahaan, industri, dan permasalahan teknis.
Dengan pengetahuan yang mendalam, pemimpin dapat membuat
keputusan terbaik dan memahami implikasi keputusan tersebut.
g. Extrsversion. Pemimpin adalah orang yang energik dan penuh
semangat. Suka bergaul, tegas dan jarang sekali berdiam diri atau
menarik diri.
3. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan noma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain seperti yang ia inginkan. Gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat
8
diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif dan
membangun iklim motivasi bagi karyawan sehingga diharapkan akan
menghasilkan produktifitas yang tinggi (Fahrurozi, 2014).
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk
mencapai suatu tujuan (Suarli, 2012).
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang
pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat
diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam
memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin
pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahannya.
Pemimpin tidak dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sama
dalam memimpin bawahannya, namun harus disesuaikan dengan karakter-
karakter tingkat kemampuan dalam tugas setiap bawahannya. Pemimpin
yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya
terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya,
mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana
caranya memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan
yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan pimpinan
dalam mempengaruhi para pengikutnya (Isnaeni, 2017).
AS Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
la in seperti yang ia inginkan. Gaya kepemimpinan dalam organisasi
sangat diperlukan untuk 'mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif
dan membangun iklim motivasi bagi karyawan sehingga diharapkan akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi (Fahrurozi, 2014).
4. Jenis jenis kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat
diterapkan dalam suatu organisasi (Nursalam, 2013) antara lain :
a. Menurut Hersey dan Blanchard
9
1) Membedakan empat gaya kepemimpinan dimana keempat gaya
kepemimpinan tersebut memiliki ciri-ciri tiap gaya kepemimpinan
yaitu : Intruksi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan, komunikasi
sejarah, pengambilkan keputusan berada pada pemimpin dan peran
bawahan sangat minimal, pemimpin banyak memberikan
pengarahan atau instruksi yang spesifik serta mengawasi dengan
ketat.
2) Konsultasi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan, komunikasi dua
arah, peran pemimpin dalam ahan masalah dan pengambilan
kepuasan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi
masukan dan menampung keluhan.
3) Partisipasi, tinggi hubungan tapi rendah tugas, pemimpin dan
bawahan bersama-sama memberi gagasan.
4) Delegasi, rendah hubungan dan rendah tugas, komunikasi
mengambil keputusan. dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian
antara pemimpin dan bawahan dalam mengambil keputusan
pemecahan masalah.
b. Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan k. White
Terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu :otoriter, demokratis, dan
liberal atau laissez fire yang mulai dikembangkan di Universitas lowa.
1. Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri antara lain :
a. Wewenang mutlak berada pada pemimpin,
b. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin,
c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin,
d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pemimpin kepada
bawahan,
e. Pengawasan terhadap sikap,
f. Tingkah laku, pembuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara ketat,
g. Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin,
10
h. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran
pertimbangan atau pendapat,
i. Tugas-tugas bawahan diberikan secara intruktif,
j. Lebih banyak kritik dari pada pujian,
k. Pimpinan menurut prestasi sempurna dari bawahan tanpa sarat,
l. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman, kasar
dalam bersikap,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh
pemimpin.
2. Demokratis
Gaya kepemimpinan adalah kemampuan dalam mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan
bersama antara pimpinan dan bawahan
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain :
a. Wewenang pemimpin tidak mutlak
b. Pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan,
c. Keputusan dibuat bersama antara pemimpin dan bawahan
d. Komunikasi berlangsung timbal balik
e. Pengawasan dilakukan secara wajar, prakarsa dapat datang dari
bawahan,
f. Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran
dan pertimbangan,
g. Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan
daripada intruktif,
h. Pujian dan kritik seimbang
i. Pemimpin mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam
batas masing-masing,
j. Pemimpin meminta kesetiaan bawahan secara wajar,
k. Pemimpin memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak
11
l. Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling
menghargai,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-
sama.
3. Liberal Atau Laissez Fire
Kepemimpinan gaya liberal atau laissez fire adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia berkerja sama untuk
mencapai tujuan dengan lebih banyak menyerakhan pelaksanaan
berbagai kegiatan kepada bawahan. Ciri gaya kepemimpinan ini
antara lain :
a. Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
c. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh MIHA
bawahan
d. Prakarsa selalu berasal dari bawahan
e. Hamper tidak ada pengarahan dari pimpinan
f. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
g. Kepentingan pribadi lebih penting dari pada kepentingan
kelompok
h. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perorangan.
c. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang menurut
Gillies (1996) dalam nursalam (2013) yangdiberikan menjadi empat:
1. Otoriter,
merupakan kepemimpina yang berorientasi pada tugas atau
pekerjaan. Gaya kepemimpinana ini memiliki ciri-ciri yaitu:
a. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin,
b. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam
pengambilan keputusan
c. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas
12
d. Motivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman.
2. Demokrasi, merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan
kemampuan setiap staf. Gaya kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri
yaitu :
a. Menggunakan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide- ide
staf,
b. Otifasi kelompok untuk enentukan tujuan sendiri,
c. Membuat dengan pengontrolan dalan rencana menerapannya.
Informasi diberikan seluas-luasnya dengan terbuka.
3. Partisipastif, merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis,
yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan
kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya.
Pemipin meminta saran dan kritk staf serta mempertimbangkan
respon terhadap usulannya, kepuasan akhir berdasaran kelompok
4. Bebas tindak, merupakan pimpinan ofisial karyawan menentukan
sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervise dan koordinasi. Staf
atau bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya
sendiri. Pemimpin hanya sumber informasi dan pengadilan secara
minimal.
13
BAB III
PEMBAHASAN
POAC dibagi menjadi 4 yaitu
3.1 Planning/ perencanaan adalah keputusan masa mendatang artinya apa, siapa,
kapan, di mana, berapa dan bagaimana yang akan dan harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum perencanaan dapat ditinjau dari
sisi proses pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling
menguntungkan untuk mencapai tujuan, fungsi kepemimpinan dan
kewenangan dapat mengarahkan kegiatan dan tujuan yang harus dicapai
organisasi, keputusan apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.
14
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke
departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk
memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas
kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.
Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab
dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan
pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul,
ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu
membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
3.3 Actuating/penggerakan mempengaruhi orang lain agar mau dan suka bekerja
sama dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama,
diusahakan agar orang yang diperintah janganhanya melakukan kegiatan
untuk menerima perintah dari atasan, tetapi tergerak hatinya untuk
menyelesaikan tugasnya dengan kesadaran sendiri. Sering terjadi hambatan
pada penggerakan kerena yang digerakkan adalah manusia yang mempunyai
keinginan pribadi, sikap, dan perilaku khusus, sehingga kepemimpinan dapat
meningkatkan motivasi dan sikap kerja bawahan menjadi hal yang penting.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas
dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja
15
harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada
hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan,
inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang
berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat
segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
POAC managemen keperawatan dibagi menjadi 4 yaitu: Planning/
perencanaan yang Specific, rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya, dapat dicapai atau bukan anggan-angan, sesuai dengan
kemampuan serta ada batas waktu yang jelas (SMART), terorganisasi secara
berkelompok, SDM pengerak yang sesuai tugas, fungsi dan peran, keahlian
dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan, dan controlling sgar pekerjaan
berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan
pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga
audit.
17
Daftar Pustaka
AIMahmoud. 2017. Persepsi perawat tentang Gaya kepemimpinan Manajer Perawat.
Amerucan Jumal dari Nursing Research, 5 (1). Diakses 06 Oktober 2018
dari http://bit.ly/2m[FNRJ.
Robbins, P. Stephen dan Mary Coulter. 2010. Manajemen, diterjemahkan oleh Bob
Sabran, Wibi Hardani. Erlangga: Jakarta.
18