Anda di halaman 1dari 18

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh :
JULIANTI HADIJAH 1914101110011

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................. 3
1.2 Tujuan Penulisan............................................................. 4
1.3 Manfaat............................................................................ 4
1.4 Metode Penulisan............................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan...................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN..................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan...................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam
memililh alternatif kegiatan untuk untuk mencapai tujuan organisasi, dan
rasional dalam pengambilan keputusan manajerial (Muninjaya, 2004).

Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu


Planning (perencanaan), Organizing (pengaturan), Directing (Pengarahan),
Controlling (Pengendalian/evaluasi).

Pengendalian atau pengevaluasian adalah suatu fungsi yang terus menerus


dari manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan,
pengorganisasian, dan pengerahan aktivitas. Melalui prsoses ini standar
dibuat dan kemudian digunakan, diikuti umpan balik yang menimbulkan
perbaikan (Swansburg, 2000). Huber (2006) menyatakan bahwa fungsi
pengendalian adalah fungsi yang digunakan untuk memantau dan mengatur
perencanaan, proses, dan sumber daya manusia yang efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Robins & Coulter (2007) menyatakan bahwa fungsi ini adalah fungsi yang
terakhir di dalam manajemen dan fungsi memantau dan mengevaluasi setiap
kegiatan yang telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan
dan memantau kinerja stafnya, Kinerja tersebut kemudian dibandingkan
dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila kinerja tersebut
menyimpang maka fungsi manajemen yang lain diperiksa kembali. Proses
pengendalian ini meliputi memantau, memperbandingkan, dan mengoreksi.

3
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui POAC
manajemen keperawatan.

1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah memberikan pengetahuan
tentang POAC manajemen keperawatan.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan makalah ini yaitu menggunakan metode pustaka
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka
yang berhubungan baik berupa buku, jurnal maupun informasi dari internet. 

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari:
1.Daftar Isi
2.Bab I Pendahuluan (Latar belakang masalah, Tujuan penulisan, Manfaat,
Metode penulisan dan Sistematika penulisan)
3.Bab II Tinjauan Teoritis
4.Bab III Pembahasan
5.Bab IV Penutup (Kesimpulan dan Saran)

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep managemen keperawatan


1. Pengertian
Manajemen merupakan suatu yang dinamis dan proaktif dalam suatu
kegiatan diorganisasi.  Manajemen tersebut meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, aktualisasi, pengendalian (POAC) terhadap staf, sarana,
dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2013).

Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja melalui staf


keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional.Proses manajemen keperawatan sesuai dengan proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional, sehingga diharapkan dapat saling mendukung.  Proses
keperawatan menyetujui manajemen, terdiri atas pengumpulan data,
pengumpulan masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil
(Nursalam, 2013).

Manajemen keperawatan merupakan bentuk koordinasi dan sumber


perpaduan sumber keperawatan dengan proses manajemen untuk mencapai
tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan (Huber, 2000).  Kelly dan
Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat di
definisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan.  Proses
manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis
dan Huston, 2010). Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen
keperawatan adalah kelompok dari keperawatan menejer yang mengatur
organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhimya manajemen
keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi
mereka.

5
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk
memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager
keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan
mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk
memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomi pada pasien (Gillies,
2000).
2. Fungsi Managemen
Menurut Rosmalia (2019) Manajemen memerlukan peran tiap anggota
yang terlibat di dalamnya untuk menyingkapi posisi masing-masing,
sehingga diperlukan adanya fungsi yang jelas mengenai manajemen.
Terdapat 4 (empat) fungsi manajemen menurut G.R Terry yaitu plannning,
organizing, actuating dan controlling/ POAC.
1. Planning/ perencanaan adalah keputusan masa mendatang artinya apa,
siapa, kapan, di mana, berapa dan bagaimana yang akan dan harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum
perencanaan dapat ditinjau dari sisi proses pemilihan dan
pengembangan tindakan yang paling menguntungkan untuk mencapai
tujuan, fungsi kepemimpinan dan kewenangan dapat mengarahkan
kegiatan dan tujuan yang harus dicapai organisasi, keputusan apa yang
akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.
2. Organizing/organisasi secara statis merupakan wadah kegiatan
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, secara dinamis
merupakan aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan dinamis
untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Actuating/penggerakan mempengaruhi orang lain agar mau dan suka
bekerja sama dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya
tujuan bersama, diusahakan agar orang yang diperintah janganhanya
melakukan kegiatan untuk menerima perintah dari atasan, tetapi
tergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya dengan kesadaran
sendiri. Sering terjadi hambatan pada penggerakan kerena yang
digerakkan adalah manusia yang mempunyai keinginan pribadi, sikap,

6
dan perilaku khusus, sehingga kepemimpinan dapat meningkatkan
motivasi dan sikap kerja bawahan menjadi hal yang penting.
4. Controlling pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah
pelaksanaan kegiatan sesuai rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan,
tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengawasan
bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, dan ketidak sesuaian.
2.2 Konsep kepemimpinan
1. Definisi
Kepemimpinan memiliki arti pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan disuatu bidang sehingga ia mampu mempengaruhi orang lain
untuk bersama-sama untuk melakkan akivitas tertentu demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan, sedangkan kepemimpinan atau lidership
dipahami sebagai daya upaya bersama untk menggerakkan semua sumber
atau alat yang tersedia dalam suatu organisasi (setiawati, 2015).

Almahmoud (2017) mengemukakan bahwa kepemimpianandidefinisikan


sebgai proses dimana seseorang mempengaruhi sekelompok individu lain
untuk mencapai tujuan bersama. Karena para pemimpin dan pengikut
keduanya merupakan bagian dari proses ini, penting untuk menangani isu
yang dihadapi para pengikut sekaligus menjadi isu yang dihadapi para
pemimpin.

Kepemimpinan adalah faktor yang paling berpengaruh dalam membentuk


budaya organisasi, dan untuk memastikan bahwa perilaku, strategi, dan
kualitas kepemimpinan yang diperlukan dikembangkan (Almahmoud,
2017)
2. Teori kepemimpinan
Menurut Robbins (2010), teori-teori awal kepemimpinan berfokus pada
pemimpin (reori sifat) dan bagaimana pemimpin berinteraksi dengan
anggota kelompoknya (teori perilaku).

7
a. Tujuh sifat yang berkaitan dengan kepemimpinan yang efektif :
Penggerak (drive). Pemimpin menunjukan tingkat usaha yang tinggi.
Mereka memiliki keinginan yang relativ tinggi terhadap keberhasilan,
ambisius, memiliki banyak energi, tidak kenal lelah dalam
aktifitasnya, dan menunjukan inisiatif.
b. Hasrat untuk memimpin (desire to lead). Pemimpin memiliki hasrat
yang kuat untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain. Mereka
menunjukan kemauan untuk menerima tanggung jawab.
c. Kejujuran dan integritas (honesty and integrity). Pemimpin
membangun hubungan terpercaya dengan pengikutnya dengan cara
jujur dan tidak berkhianat, dan dengan menjaga konsistensi antara
kata-kata dan perbuatannya.
d. Kepercayaan diri (self confidence). Pengikut pencari pemimpin yang
tidak ragu-ragu. Dengan demikian, para pemimpin harus dapat
menunjukan kepercayaan diri agar dapat meyakinkan pengikutnya
terhadap keputusan dan tujuan yang harus dicapai.
e. Kecerdasan (inteligence). Pemimpin harus cukup cerdas agar dapat
mengumpulkan, menyatukan dan menafsirkan banyak informasi, dan
mereka harus dapat menciptakan visi, memecahkan persoalan, dan
mengambil keputusan yang tepat.
f. Pengetahuan yang relevan mengenai pekerjaan (job-relevant
knowledge). Pemimpin yang efektif memiliki pengetahuan tingkat
tinggi mengenai perusahaan, industri, dan permasalahan teknis.
Dengan pengetahuan yang mendalam, pemimpin dapat membuat
keputusan terbaik dan memahami implikasi keputusan tersebut.
g. Extrsversion. Pemimpin adalah orang yang energik dan penuh
semangat. Suka bergaul, tegas dan jarang sekali berdiam diri atau
menarik diri.
3. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan noma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain seperti yang ia inginkan. Gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat

8
diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif dan
membangun iklim motivasi bagi karyawan sehingga diharapkan akan
menghasilkan produktifitas yang tinggi (Fahrurozi, 2014).
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk
mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk
mencapai suatu tujuan (Suarli, 2012).
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang
pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat
diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam
memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin
pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahannya.
Pemimpin tidak dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sama
dalam memimpin bawahannya, namun harus disesuaikan dengan karakter-
karakter tingkat kemampuan dalam tugas setiap bawahannya. Pemimpin
yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya
terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya,
mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana
caranya memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan
yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan pimpinan
dalam mempengaruhi para pengikutnya (Isnaeni, 2017).
AS Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
la in seperti yang ia inginkan. Gaya kepemimpinan dalam organisasi
sangat diperlukan untuk 'mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif
dan membangun iklim motivasi bagi karyawan sehingga diharapkan akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi (Fahrurozi, 2014).
4. Jenis jenis kepemimpinan
Menurut para ahli, terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat
diterapkan dalam suatu organisasi (Nursalam, 2013) antara lain :
a. Menurut Hersey dan Blanchard

9
1) Membedakan empat gaya kepemimpinan dimana keempat gaya
kepemimpinan tersebut memiliki ciri-ciri tiap gaya kepemimpinan
yaitu : Intruksi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan, komunikasi
sejarah, pengambilkan keputusan berada pada pemimpin dan peran
bawahan sangat minimal, pemimpin banyak memberikan
pengarahan atau instruksi yang spesifik serta mengawasi dengan
ketat.
2) Konsultasi, tinggi tugas dan rendahnya hubungan, komunikasi dua
arah, peran pemimpin dalam ahan masalah dan pengambilan
kepuasan cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi
masukan dan menampung keluhan.
3) Partisipasi, tinggi hubungan tapi rendah tugas, pemimpin dan
bawahan bersama-sama memberi gagasan.
4) Delegasi, rendah hubungan dan rendah tugas, komunikasi
mengambil keputusan. dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian
antara pemimpin dan bawahan dalam mengambil keputusan
pemecahan masalah.
b. Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan k. White
Terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu :otoriter, demokratis, dan
liberal atau laissez fire yang mulai dikembangkan di Universitas lowa.
1. Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri antara lain :
a. Wewenang mutlak berada pada pemimpin,
b. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin,
c. Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pemimpin,
d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pemimpin kepada
bawahan,
e. Pengawasan terhadap sikap,
f. Tingkah laku, pembuatan atau kegiatan para bawahan
dilakukan secara ketat,
g. Prakarsa harus selalu berasal dari pemimpin,

10
h. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran
pertimbangan atau pendapat,
i. Tugas-tugas bawahan diberikan secara intruktif,
j. Lebih banyak kritik dari pada pujian,
k. Pimpinan menurut prestasi sempurna dari bawahan tanpa sarat,
l. Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman, kasar
dalam bersikap,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh
pemimpin.
2. Demokratis
Gaya kepemimpinan adalah kemampuan dalam mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan
bersama antara pimpinan dan bawahan
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain :
a. Wewenang pemimpin tidak mutlak
b. Pemimpin bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan,
c. Keputusan dibuat bersama antara pemimpin dan bawahan
d. Komunikasi berlangsung timbal balik
e. Pengawasan dilakukan secara wajar, prakarsa dapat datang dari
bawahan,
f. Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran
dan pertimbangan,
g. Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan
daripada intruktif,
h. Pujian dan kritik seimbang
i. Pemimpin mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam
batas masing-masing,
j. Pemimpin meminta kesetiaan bawahan secara wajar,
k. Pemimpin memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak

11
l. Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling
menghargai,
m. Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-
sama.
3. Liberal Atau Laissez Fire
Kepemimpinan gaya liberal atau laissez fire adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia berkerja sama untuk
mencapai tujuan dengan lebih banyak menyerakhan pelaksanaan
berbagai kegiatan kepada bawahan. Ciri gaya kepemimpinan ini
antara lain :
a. Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
b. Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
c. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh MIHA
bawahan
d. Prakarsa selalu berasal dari bawahan
e. Hamper tidak ada pengarahan dari pimpinan
f. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
g. Kepentingan pribadi lebih penting dari pada kepentingan
kelompok
h. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perorangan. 
c. Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang menurut
Gillies (1996) dalam nursalam (2013) yangdiberikan menjadi empat:
1. Otoriter,
merupakan kepemimpina yang berorientasi pada tugas atau
pekerjaan. Gaya kepemimpinana ini memiliki ciri-ciri yaitu:
a. Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam
memimpin,
b. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam
pengambilan keputusan
c. Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas

12
d. Motivasi dilakukan dengan imbalan dan hukuman.
2. Demokrasi, merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan
kemampuan setiap staf. Gaya kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri
yaitu :
a. Menggunakan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide- ide
staf,
b. Otifasi kelompok untuk enentukan tujuan sendiri,
c. Membuat dengan pengontrolan dalan rencana menerapannya.
Informasi diberikan seluas-luasnya dengan terbuka.
3. Partisipastif, merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis,
yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil analisis masalah dan
kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya.
Pemipin meminta saran dan kritk staf serta mempertimbangkan
respon terhadap usulannya, kepuasan akhir berdasaran kelompok
4. Bebas tindak, merupakan pimpinan ofisial karyawan menentukan
sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervise dan koordinasi. Staf
atau bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai dengan caranya
sendiri. Pemimpin hanya sumber informasi dan pengadilan secara
minimal.

13
BAB III
PEMBAHASAN
POAC dibagi menjadi 4 yaitu
3.1 Planning/ perencanaan adalah keputusan masa mendatang artinya apa, siapa,
kapan, di mana, berapa dan bagaimana yang akan dan harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum perencanaan dapat ditinjau dari
sisi proses pemilihan dan pengembangan tindakan yang paling
menguntungkan untuk mencapai tujuan, fungsi kepemimpinan dan
kewenangan dapat mengarahkan kegiatan dan tujuan yang harus dicapai
organisasi, keputusan apa yang akan dilakukan untuk waktu yang akan datang.

Membuat keputusan menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan


dibuat berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting
karena banyak berperan dalam menggerakan fungsi manajemen yang lain.
Contohnya, setiap manajer harus membuat rencana pekerjaan yang efektif di
dalam kepegawaian organisasi.

Dalam perencanaan, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu


harus SMART :
1. Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang
lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
2. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya.
3. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
4. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada.
Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
5. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

3.2 Organizing/organisasi secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok


orang untuk mencapai tujuan tertentu, secara dinamis merupakan aktivitas dari
tata hubungan kerja yang teratur dan dinamis untuk mencapai tujuan tertentu.

14
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke
departemen atau beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk
memastikan bahwa sumber daya manusia diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan merupakan aktifitas
kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
terkadang diklasifikasikan sebagai fungsi yang terpisah dari organizing.

Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam organisasi


biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah
menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas,
tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description).

Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab
dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya. Dengan
pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul,
ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu
membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.

3.3 Actuating/penggerakan mempengaruhi orang lain agar mau dan suka bekerja
sama dalam rangka menyelesaikan tugas demi tercapainya tujuan bersama,
diusahakan agar orang yang diperintah janganhanya melakukan kegiatan
untuk menerima perintah dari atasan, tetapi tergerak hatinya untuk
menyelesaikan tugasnya dengan kesadaran sendiri. Sering terjadi hambatan
pada penggerakan kerena yang digerakkan adalah manusia yang mempunyai
keinginan pribadi, sikap, dan perilaku khusus, sehingga kepemimpinan dapat
meningkatkan motivasi dan sikap kerja bawahan menjadi hal yang penting.

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas
dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja

15
harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada
hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.

Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi yang telah ditetapkan.

3.4 Controlling pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah


pelaksanaan kegiatan sesuai rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan, tujuan
dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengawasan bertujuan untuk
mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, dan ketidak sesuaian.

Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja
maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan,
inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang
berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat
segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
POAC managemen keperawatan dibagi menjadi 4 yaitu: Planning/
perencanaan yang Specific, rencana harus dapat diukur tingkat
keberhasilannya, dapat dicapai atau bukan anggan-angan, sesuai dengan
kemampuan serta ada batas waktu yang jelas (SMART), terorganisasi secara
berkelompok, SDM pengerak yang sesuai tugas, fungsi dan peran, keahlian
dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan, dan controlling sgar pekerjaan
berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan
pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga
audit.

17
Daftar Pustaka
AIMahmoud.  2017. Persepsi perawat tentang Gaya kepemimpinan Manajer Perawat. 
Amerucan Jumal dari Nursing Research, 5 (1).  Diakses 06 Oktober 2018
dari http://bit.ly/2m[FNRJ.

Gillies, D.A.  1996 .Perawatan Manajemen: Suatu Pendekatan Sistem Philadelphia: WB


Saunders.

Fahrurozi.  M. 2014.  SKRIPSI Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang dengan


Kepuasan Kerja perawat Pelaksana Puskesmas Langsa lama.  Diakses
dari http://bit.ly/2BODCX3.

Isnaeni. (2017).  Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepla Ruang dengan Kunalitas


dokumentasi Keperawatan di Rumah Sakit Umum.  Jurnal skripsi poltekes
Kemenkes Aceh.Diakses dari http://bit.ly/2Dwqano.

Nursalam.  (2013).  Manajemen Keperawatan.  Jakarta: Salemba Medika.

Robbins, P. Stephen dan Mary Coulter.  2010. Manajemen, diterjemahkan oleh Bob
Sabran, Wibi Hardani.  Erlangga: Jakarta. 

Rosmalia. 2019. dokumentasi keperawatan pada poliklinik gigi. Sleman:


Deepublish publisher

Setiawan.  (2015).  Setiawan.


(2015). Hubungan kepemimpinan demokrasi
kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat dirumah sakit jiwa
daerah Dr. RM Soedjarwadin.

Rosmalia. 2019. dokumentasi keperawatan pada poliklinik gigi. Sleman:


Deepublish publisher

18

Anda mungkin juga menyukai