Askep Stroke
Askep Stroke
PENDAHULUAN
terbagi atas dua yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.
2017).
tenaga kesehatan sebesar tujuh per mil dan yang terdiagnosis oleh
tenaga kesehatan (nakes) atau gejala sebesar 14,5 per mil. Jadi,
(Riskesdas, 2018).
2
semakin buruk kecacatan yang didapat. Berdasarkan data yang
berarti satu sisi tubuh lemah atau bahkan lumpuh. Menurut hasil
3
penelitian deskriptif yang dilakukan oleh Sari, Agianto dan Wahid
4
untuk menghindari ada nya komplikasi akibat kurang gerak,
Ulliya (2014).
Hemoragik.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
kerusakan karena aliran darah atau suplai darah ke otak terhambat oleh
dan darah yang keluar merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak
akut dan disebabkan oleh perdarahan pada substansi otak yang terjadi
2.1.2 Klasifikasi
a. Perdarahan Intraserebral
Perdarahan Intra Serebral diakibatkan oleh pecahnya
otak. Pada stroke jenis ini pembuluh darah pada otak pecah
sel otak yang berada jauh dari tempat perdarahan juga akan
b. Perdarahan Subarakhnoid
7
subarachnoid sekunder) dan sumber perdarahan berasal dari
2.1.3 Etiologi
/aktif dan pasif, makanan tidak sehat (junk food, fast food),
cara hidup.
1) Ttombosis serebral
2) Emboli serebral
dan
pemisahan jaringan otak yang berdekatan akibat otak
9
akan bengkan, jaringan otak internal tertekan sehingga
herniasi otak.
4) Migren
7) Kondisi hiperkoagulasi
stroke hemoragik tergantung dari sisi atau bagian mana yang terkena,
10
hemisfer kanan maka kelumpuhan otot pada sebelah kiri.
maupun fleksi
11
terletak pada lobus temporal. Pada afasia sensorik pasien
12
dan gluteus menutup kemudian makanan masuk ke
esophagus.
dan bowel.
2.1.5 Patofisiologi
setempat serta iritasi pada pembuluh darah otak. Perubahan yang terus
perdarahan.
(Perdana, 2017).
14
rusak. Kerusakan ini meluas akibat tekanan hidrostatik dari aliran
yang terbatas atau tidak ada sehingga mudah terjadi ruptur. Saat
15
oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan, kekurangan
(Wati, 2019).
pecahan darah lainnya. Keadaan ini akan memicu ion kalsium untuk
atau spasme akan semakin hebat dan lambat laun, yaitu sekitar hari
total dan darah tidak dapat mengalir lagi ke sel saraf yang
16
yang mengalami stroke hemoragik adalah sebagai berikut :
serebrospinal.
17
darah atau timbulnya plak) dan arterioklerosis (Munir,
f. Elektroensefalogram (Electroencephalogram-EEG).
perdarahan subarakhnoid.
h. Pemeriksaan Laboratorium
18
2.1.7 Penatalaksanaan
hipoglikemik
19
memberikan nilai GCS yang tidak jauh berbeda baik
c) Parenchymatous hemorrhage.
f. Neurologis
20
darah yang tinggi (hipertensi emergensi) diberikan
dengan pertimbangan
bukan hanya terhadap otak saja, tetapi juga terhadap
b) Natrii Etamsylate
c) Kalsium
d) Profilaksis vasopasme
3. Akupresur
4. Pengaturan Posisi
22
Pengaturan posisi pasien di tempat tidur setiap dua jam
5. Penilaian Kesadaran
23
rangsangan eksternal sehingga reflek pupil terhadap cahaya
hemoragik.
1) Eye
2) Verbal
a. 5 : orientasi baik
24
e. 1 : tidak berespon
f. Motorik
a. 6 : bereaksi terhadap perintah verbal
d. 3 : fleksi abnormal
e. 2 : ekstensi abnormal
f. 1 : tidak berespon
2.1.8 Komplikasi
1. Fase akut
b. Edema serebri
26
neurologi seperti adanya ganggua motorik, sensorik,
d. Aspirasi
a. Identitas Klien
27
1) Umur
20-40 tahun.
2) Jenis Kelamin
3) Pekerjaan
28
Stroke dapat menyerang jeis pekerjaan lainnya
2. Keluhan Utama
29
penyakit jantung, anemia, trauma kepala, kontrasepsi oral
riwayat penyakit
dahulu juga ditemukan riwayat tinggi kolesterol, merokok,
30
Pasien stroke sering mengalami disfagia yang
31
e. Pola Tidur dan Istirahat
gangguan bicara
32
Dalam hubungannya dengan kejadian stroke,
a. Keadaan Umum
33
e) Soparokomatus : keadaan tidak ada respon verbal
f) Tidak ada respon sama sekali
b. Tanda-Tanda Vital
a) Pemeriksaan Kepala
b) Pemeriksaan Integumen
34
ini capilarry refill timenya < 3 detik bila
c) Pemeriksaan Dada
d) Pemeriksaan Abdomen
e) Pemeriksaan Genitalia
f) Pemeriksaan Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
2) Ekstremitas Bawah
36
Pada pemeriksaan reflek, biasanya saat
patella (+)).
g) Pemeriksaan Neurologis
penciuman
membuka mulut.
2) Pemeriksaan Motorik
39
satu sisi tubuh adalah tanda yang lain. Juga
3) Pemeriksaan Refleks
reflek patologis.
tersendat-sendat.
2) Menjatuhkan tangan
40
kenaikan tonus (hipertoni) terdapat penundaan jatuhnya
jatuhnya cepat.
3) Tes menjatuhkan kepala
leher.
gerak
serebral
terbatas
2015).
44
rentang gerak untuk meluruskan pasien di tempat tidur
(ROM) postur tubuh a. Menggunakan
menurun, dan a. Gunakan papan kaki jika
nyeri saat papan kaki jika diperlukan
bergerak, diperlukan b. Mengubah posisi
gerakan b. Ubah posisi sendi tiap 2-4 jam
terbatas sendi tiap 2-4 c. Menyanggah
jam tangan dan
c. Sanggah pergelangan pada
tangan dan kelurusan
pergelangan alamiah
pada kelurusan 6. Mengobservasi
alamiah daerah yang tertekan,
6. Observasi daerah termasuk warna,
yang tertekan, oedema atau tanda
termasuk warna, lain gangguan
oedema atau tanda sirkulasi
lain gangguan 7. Menginspeksi kulit,
sirkulasi terutama pada daerah
7. Inspeksi kulit, yang tertekan
terutama pada 8. Melakukan massage
daerah yang pada daerah yang
tertekan tertekan
8. Lakukan massage 9. Kolaborasikan
pada daerah yang dengan ahli terapi
tertekan fisik dalam
9. Kolaborasi dengan mengembangkan dan
ahli terapi fisik menerapkan sebuah
dalam program latihan
mengembangkan 10. Kolaborasikan
dan menerapkan stimulai elektrik
sebuah program 11. Kolaborasi dalam
latihan penggunaan tempat
10. Kolaborasi tidur anti dekubitus
stimulai elektrik
11. Kolaborasi dalam
penggunaan
tempat tidur anti
dekubitus
46
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M dan Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah
Ed 8 Buku 2.
Singapura : Elsevier.
48
Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kesehatan Vol 6, No 1, September 2018, ISSN: 2338-9095 (Print) ISSN:
2338-9109 (online)
Kun Ika Nur Rahayu. (2015). “Pengaruh Pemberian Latihan Range Of Motion
(ROM) Terhadap Kemampuan Motorik Pada Pasien Post Stroke Di Rsud
Gambiran”. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri. Jurnal
Keperawatan. P-ISSN 2086-3071 E-ISSN 2443-0900
Jakarta: EGC.
50
Perdana, W. H. 2017. Asuhan Keperawatan Ny. S Di Ruang Teratai
RSUD Banyumas.Skripsi. Purwokerto: Fakultas Ilmu Kesehatan
UMP.
Wati, Eno Apriliya. (2019). ‘Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik Pada Ny.
B dan Ny. M
Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik Di Ruang Melati
RSUD Dr.
Haryoto Lumajang Tahun 2019’. Study Literatur, Prodi D-III
Keperawatan. Lumajang : Universitas Jember.
52