Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN ILMIAH

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DI LINGKUNGAN KELUARGA


DAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH:

Nama : Tina RahayuSilitonga


NIM : 197046006
Email : tina.rahayusilitonga@yahoo.com

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Abstrak
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat
menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator,
komunikator dan pendidik. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui peran dan fungsi
perawat di lingkungan keluarga dan masyarakat. Metode dalam penulisan ini yaitu dengan
mendeskripsikan dan menguraikan tentang mengetahui peran dan fungsi perawat di lingkungan
keluarga dan masyarakat. Hasil dalam penelitian ini dapat diimplikasikan dalam bidang
keperawatan tentunya. Seperti, memberikan informasi kepada tenaga keperawatan untuk lebih
meningkatkan perannya sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, penetapan diagnosa, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi agar masyarakat
yang menjadi konsumen semakin mendapatkan pelayanan yang optimal dan menyeluruh sesuai
dengan peran dan fungsi keperawatan yang diaplikasikan dalam standar proses keperawatan.

Kata Kunci : Peran, perawat, keluarga, masyarakat


1. LATAR BELAKANG

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai salah
satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.Seiring dengan berjalannya waktu dan
bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki
pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang
lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam
kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan
etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan
pendidik (Almizra,2016).
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan
pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial (Amperaningsih, 2013). Pemberi asuhan
memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan
waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan
agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang
kompleks (Erwing, 2015).
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 004 tahun 2014 menyatakan bahwadalam
strategi pendidikan kesehatan harus diperkuat dengan metode dan media yang tepat
(Kemenkes RI, 2014). Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran
yang paling utama bagi seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan baik dan terampil akan membangun citra keperawatan
menjadi lebih baik di mata masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Saat ini, perawat
vokasional memang masih mendominasi praktik keperawatan di rumah sakit maupun di
tempat pelayanan kesehatan lainnya.Tidak dapat dipungkiri bahwa perawat vokasional
memiliki kemampuan aplikasi yang baik dalam melakukan praktik keperawatan.
Namun, perawat vokasional memiliki pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika
dibandingkan dengan perawat profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat
professional saat ini, diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh
perawat vokasional (Sunaryo, 2015). Seorang perawat professional harus memahami
landasan teoritis dalam melakukan praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut akan
sangat berguna bagi perawat professional saat menjelaskan maksud dan tujuan dari
asuhan keperawatan yang diberikan secara rasional kepada klien (Mardhiah, 2015).

2. TUJUAN
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui peran dan fungsi perawat di
lingkungan keluarga dan masyarakat.

3. METODE
Metode dalam penulisan ini yaitu dengan mendeskripsikan dan menguraikan
tentang mengetahui peran dan fungsi perawat di lingkungan keluarga dan masyarakat.

4. HASIL

Berdasarkan penelitian Gobel (2016) tentang hubungan peran perawat sebagai


care giver dengan tingkat kepuasan pasien instalasi gawat darurat di RSU. GMIMB
Monompia Kota Bagu Kabupaten Bolaang Mongondow, terdapat hubungan peran
perawat sebagai care giver dengan tingkat kepuasan pasien instalasi gawatdarurat di
RSU. GMIBM Monompia Kotamo bagu Kabupaten Bolaang Mongondow.
Berdasarkan Almirza (2016) tentang Peranperawatdalampelaksanaan program
perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas Sukowono Kabupaten
Jember, persepsi perawat puskesmas tentang peran perawat sebagai educator
dipuskesmas Se-Kota Pekanbaru sudah dilakukan dengan baik dan diharapkan kualitas
kesehatan masyarakat semakin meningkat kearah yang lebih baik.

5. PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian Gobel (2016) tentang hubungan peran perawat sebagai


care giver dengan tingkat kepuasan pasien instalasi gawat darurat di RSU. GMIMB
Monompia Kota Bagu Kabupaten Bolaang Mongondow, terdapat hubungan peran
perawat sebagai care giver dengan tingkat kepuasan pasien instalasi gawatdarurat di
RSU. GMIBM Monompia Kotamobagu Kabupaten Bolaang Mongondow. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan peran perawat sebagai care giver
dengan tingkat kepuasan pasien Instalasi Gawat Darurat, maka dapat disimpulkan
bahwa; peran perawat sebagai care giver di RSU. GMIBM Monompia Kotamobagu
pada kategori baik, tingkat kepuasan pasien di RSU. GMIBM Monompia Kota
mobaguberada pada kategori puas, serta ada hubungan peran perawat sebagai care giver
dengan tingkat kepuasan pasien instalasi gawatdarurat di RSU. GMIBM Monompia
Kotamobagu Kabupaten Bolaang Mongondow.
Penelitian Almirza (2016), didapatkan bahwa gambaran hasil penelitian
menunjukkan bahwa peran perawat perkesmas sebagai educator memiliki empat
tanggungjawab yang harus dilakukan oleh perawat. Responden yang setuju untuk
menjelaskan konsep dan fakta mengenai kesehatan sebanyak 91,7% (110 orang).
Responden yang setuju untuk mendemonstrasikan prosedur perawatan dan
pemeliharaan kesehatan sebanyak 92,5% (111 orang). Responden yang setuju untuk
memperbaiki tingkah laku klien sebanyak 90,8% (109 orang). Responden yang setuju
mengevaluasi kemajuan klien dalam belajar setelah dilakukan pendidikan kesehatan
adalah sebanyak 89,2% (107 orang).

6. KESIMPULAN

Hasil dalam penelitian ini dapat diimplikasikan dalam bidang keperawatan


tentunya. Seperti, memberikan informasi kepada tenaga keperawatan untuk lebih
meningkatkan perannya sebagai care giver atau pemberi asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, penetapan diagnosa, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi agar
masyarakat yang menjadi konsumen semakin mendapatkan pelayanan yang optimal
dan menyeluruh sesuai dengan peran dan fungsi keperawatan yang diaplikasikan dalam
standar proses keperawatan.
DaftarPustaka
Almirza, A., Supriyadi, & Hamid, M. A. (2016). Peran perawat dalam pelaksanaan
program perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas Sukowono
Kabupaten Jember. Diperoleh tanggal 06 Februari 2018 dari
http://digilib.unmuhjember.ac.id

Amperaningsih, Y., & Agustianti, D. (2013). Kinerja perawat dalam pelaksanaan


perkesmas. Jurnal Kesehatan, IV(1). Diperoleh tanggal 01 Februari 2018 dari
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id

Burhan, W.I.S., Mulyadi., & Hamel, R.S. (2015). Hubungan antara imbalan jasa dan
motivasi kerja perawat di Puskesmas Manganitu Kabupaten Sangihe. e-Journal
Keperawatan. 3(2). Diperoleh tanggal 22 Juli 2018 dari http://ejournal.unsrat.ac.id

Erwing. (2015). Optimalisasi peran perawat puskesmas dalam peningkatan capaian


indikator kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) di Kabupaten
Soppeng. Jurnal Keperawatan. Diperoleh tanggal 24 Mei 2018 dari
http://repository.unhas.ac.id

Kemenkes RI. (2014). Pusat kesehatan masyarakat. Jakarta: Kementrian Kesehataan


Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2016). Pedoman penyelengaraan program indonesia sehat dengan


pendekatan keluarga. Jakarta: Kementrian Kesehataan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2017). Profil kesehatan indonesia tahun 2016. Jakarta: Kementrian
Kesehataan Republik Indonesia.

Lasmito, W. (2009). Motivasi perawat melakukan pendidikan kesehatan di Ruang


Anggrek RS Tugurejo Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Diperoleh tanggal 31 Juli 2018 dari http://eprints.undip.ac.id

Mardhiah, A., Abdullah, A., & Hermansyah. (2015). Pendidikan kesehatan dalam
peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dengan hipertensi. Jurnal
Ilmu Keperawatan. Diperoleh tanggal 20 Juli 2018 dari www.jurnal.unsiyah.ac.id

Notoatmodjo, S. (2010).Promosikesehatanteoridanaplikasinyaedisirevisi. Jakarta:


RinekaCipta.
Novianta, M.A., &Hendriyawan, A.M.S.
(2017).Sisteminformasikesehatanmasyarakatmemanfaatkanlayananpesansingkat.Jurn
alPenelitian. 10. Diperolehtanggal 21 Juli 2018 dari bappeda.jogjakota.go.id
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamental keperawatan. Buku 1 Edisi 7. Jakarta:
Salemba Medika.

Sunaryo. (2015). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.


Simamora, Roymond H. (2012). Buku Ajar ManajemenKeperawatan. Jakarta: EGC.
Tafwidhah, Y. (2010). Hubungan kompetensi perawat puskesmas dan tingkat
keterlaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) di Kota
Pontianak. Tesis. Depok: FIK UI. Diperoleh tanggal 22 Juli 2018 dari
http//lib.ui.ac.id

Anda mungkin juga menyukai