Abstrak
Percutanous coronary intervention (PCI) dapat menimbulkan komplikasi yang tidak terduga. Komplika-
si tersebut dapat timbul sebagai akibat dari karakteristik peralatan yang digunakan atau karakteristik
dari intervensi itu sendiri. Komplikasi PCI secara tradisional dikelompokkan berdasarkan indikasi tin-
dakan, tahapan tindakan dan penggunaan instrumen tertentu. Perkembangan peralatan, penggunaan
stent dan terapi antiplatelet yang agresif telah menurunkan insidensi komplikasi mayor PCI selama
15-20 tahun terakhir. Salah satunya turunnya angka coronary bypass surgery (CABG) dari 1,5 persen
di tahun 1992 menjadi 0,14 persen tahun 2000 dan dari 2,9 persen di tahun 1979-1994 menjadi 0,3
persen di periode tahun 2000-2003.
Katakunci
Percutaneous coronary intervention, komplikasi, PCI.
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
SMF Jantung & Pembuluh Darah RSUD Provinsi NTB
*e-mail: yusra97@yahoo.com
urtikaria dengan memberikan diphenhydramine sebe- secara adekuat sebelum prosedur, kontras low ionic, hi-
lum prosedur. Pasien dengan rekasi anafilaksis yang drasi dengan sodium bikarbonat, dan N-acetylcysteine.
terdokumentasi harus diberikan terapi agresif dengan Penggunaan kontras iso-osmolar lebih sedikit menye-
steroid oral 24 jam sebelum prosedur (boleh diberik- babkan disfungsi renal daripada kontras osmolar tinggi
an secara intravena saat prosedur) bersamaan dengan ada penderita resiko tinggi. Obat-obatan nefrotoksik
diphenhydramine. 4 diantaranya antibiotic, obat anti inflamasi non steroid,
dan siklosporin harus dihentikan 24-48 jam sebelum
2.1.2 Diabetes dilakukan PCI dan 48 jam setelah prosedur jika me-
Pasien diabetes memiliki mortalitas yang lebih tinggi mungkinkan. Hidrasi intravena dengan salin 0,9% atau
baik setelah PCI maupun CABG dibandingkan tanpa 0,45% selama 12-48 jam sebelum pemberian kontras
diabetes. Penggunaan metformin sebagai terapi diabe- direkomendasikan pada penderita dengan insufisiensi
tes tidak hanya menyebabkan disfungsi renal tapi dapat renal. 4 POSEIDON trial menunjukkan bahwa hidrasi
memicu asidosis laktat yang fatal. Untuk itu harus dihen- dengan petunjuk LVEDP (LVEDP-guided hydration) le-
tikan sebelum prosedur sampai 48 jam setelahnya, dan bih superior disbanding hidrasi biasa untuk mencegah
dapat dimulai lagi apabila serum kreatinin normal. 3,4 AKI pada pasien dengan gangguan ginjal yang stabil. 5
2.1.3 Disfungsi ventrikel kiri dan syok
2.1.6 Penyakit vaskuler perifer
Analisis dari NHLBI Dynamic Registry dari tahun 1997
Adanya penyakit vaskler perifer juga mempengaruhi
sampai 1998 menunjukkan angka kematian saat pera-
pemilihan akses vascular dan insiden komplikasi vas-
watan dan kejadian infark miokard setelah PCI secara
kuler. Faktor yang mempengaruhi komplikasi vaskuler
signifikan berkaitan dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri
diantaranya penggunaan warfarin, trombolitik, terapi
(left ventricular ejection fraction /LVEF). Faktor yang
anti platelet, adanya penyakit vaskuler perifer sebelum-
dapat menyebabkan peningkatan resiko kolaps kardio-
nya, wanita, obesitas, dan prosedur yang lama dengan
vaskuler selama PCI diantaranya: 4
penggunaan heparin, pelepasan sheath yang tertunda,
a. LVEF kurang dari 25% dan usia tua. Insiden hematom terjadi berkisar 1%-3%
berkaitan dengan pemilihan ukuran sheath, penggunaan
b. Diameter stenosis koroner antikoagulan, anti platelet, dan obesitas. Pseudoane-
urisma dan fistula arteriovena juga berkaitan dengan
c. Penyakit Jantung Koroner (PJK) multivessel
kanulasi arteri femoral dibawah bifurkasio. 4
d. Diffuse disease pada segmen yang sudah dilebark-
an. 2.1.7 Anemia
Anemia bukan kontrakindikasi kateterisasi diagnostik.
Pada penderita yang mengalami disfungsi LV atau syok, Namun PCI elektif dengan stent sebaiknya dihindari
penggunaan kateter arteri pulmonal untuk monitor te- pada anemia defisiensi besi. 3
kanan dan penggunaan obat inotropic disarankan. Peng-
gunaan intra-aortic balloon pump (IABP) sebelum in- 2.2 Komplikasi Selama Tindakan
tervensi disarankan untuk memperbaiki outcome pada 2.2.1 Komplikasi Arteri Koroner
pasien dengan hemodinamik compromise, iskemia atau 1. Diseksi dan penutupan pembuluh darah mendadak
syok kardiogenik. Alternative lainnya adalah dengan setelah PCI (acute vessel closure). Kematian pasi-
tehnik terbaru, yaitu percutaneous left ventricular assist en saat PCI elektif kebanyakan berkaitan dengan
device (PLVADs) yang dapat mendukung hemodina- menutupnya pembuluh darah secara mendadak
mik saat prosedur resiko tinggi. 4 Pasien dengan gagal sehingga menyebabkan kegagalan fungsi ventri-
jantung dekompensasi merupakan kontraindikasi untuk kel kiri dan hemodinamik tidak stabil. Resiko
kateterisasi kecuali pasien terintubasi dan terventilasi. tersebut meningkat seiring dengan kompleksitas
Tanpa support tersebut, edema pulmonal akut diatas lesi. Prosedur yang menyebabkan diseksi, pan-
meja operasi dapat meningkatkan morbiditas dan morta- jangnya stent, dan banyaknya jumlah stent yang
litas. 3 ditempatkan serta diameter lumen berkaitan de-
2.1.4 Acuity of presentation
ngan kemungkinan stent thrombosis. 6
Resiko kejadian infark miokard post PCI, CABG, dan
2. Intramural hematoma
kematian meningkat pada pasien yang menjalani Pri-
mary PCI pada infark miokard akut dibandingkan de- 3. Perforasi
ngan angina stabil atau tidak stabil. 4
Perforasi adalah penetrasi secara anatomi inte-
2.1.5 Insufisiensi renal / acute kidney injury (AKI) gritas tunika adventitia sampai arteri perikard se-
Pasien dengan fungsi renal terganggu juga resiko ting- hingga menyebabkan ekstravasasi darah, sampai
gi terjadi contrast-induced nephropathy (CIN). Defini- menuju miokard, perikard atau ruang jantung. Di-
si CIN jika terjadi peningkatan serum kreatinin >0,5 sebabkan oleh balon yang terlalu besar atau stent,
mg/dL post procedural PCI. Kejadian CIN sekitar 2% rupture balon, paska dilatasi stent secara agresif,
sampai 40% pada pasien resiko rendah sampai ting- terapi laser, rotablasi, atau guidewire yang keluar.
gi. Pencegahan CIN diantaranya memberikan hidrasi Resiko tinggi perforasi pada wanita, usia lanjut,
Jurnal Kedokteran
34 Pintaningrum
CABG sebelumnya, PCI pada keluhan yang ti- Tabel 3. Prediksi embolisasi distal saat PPCI
dak stabil, tortuous, kalsifikasi dan arteri kecil,
Prediksi embolisasi distal saat PPCI
penggunaan IVUS dan intervensi CTO. 3
trombus angiografi > 3x diameter lumen referensi
4. Emboli udara cut-off mendadak sebelum oklusi
Kehadiran akumulasi trombus proksimal oklusi
Terjadinya emboli udara pada PCI cukup berbaha- Kehadiran mengambang proksimal trombus untuk
ya. Data retrospektif menunjukkan emboli udara oklusi
disebabkan tehnik yang tidak tepat. 3 Sebaliknya Persistent menengah distal obstruksi
Referensi diameter pembuluh > 4mm
5. Oklusi side branch – stent jail
Jurnal Kedokteran
Komplikasi Intervensi Koroner Perkutan 35
satu tahun, angka kematian 3,6% pada ke- 3. AV fistula AV fistula merupakan komplikasi ia-
lompok aspirasi thrombus dan 6,7% pada trogenik yang dapat terjadi <1% dengan transfe-
kelompok PCI konvensional (p=0,020). moral. Penelitian prospektif (n=10.272) menun-
c. Direct stenting Direct stenting dapat dila- jukkan punksi femoral kiri , wanita, penggunaan
kukan jika lesi jelas terlihat dengan tujuan antikoagulan (warfarin dan heparin) serta hiper-
menjebak material emboli. tensi merupakan faktor prediksi terjadinya AV
fistula.
d. Conditioning Mengacu pada mekanisme ak-
tifasi miokard intraseluler yang dapat me- 4. Infeksi
rangsang iskemia pada kondisi IMA. Condi-
tioning merupakan strategi potensial untuk 5. Hematom Komplikasi yang tersering adalah he-
mencegah cedera reperfusi (reperfusion in- matom. Terapa massa di daerah pungsi dan harus
jury) yang berkaitan dengan no-reflow. 3 dibedakan dengan ekimosis. Penatalaksanaan-
nya dengan menekan secara manual atau meka-
nik. Data prospektif di Brisbane Australia, dari
1089 pasien yang menjalani PCI dari 1 Janua-
3. Iskemia dan Infark Miokard ri 20115-31 desember 2006 menunjukkan angka
1. Iskemia dan Infark Miokard Inflasi balon saat perdarahan sebanyak 22,4% dan hematom 7,1%. 9
PCI sering menyebabkan iskemi sementara, wa-
laupun ada tidaknya nyeri dada atau perubahan 6. Neuropraxia Berkaitan dengan nervus femoralis
ST-T. Injuri miokard dengan nekrosis bisa terja- , tidak mengancam jiwa, tapi simtomatik dengan
di saat prosedur, bisa bersamaan dengan diseksi prognosis yang baik.
koroner, oklusi arteri koroner mayor maupun side 7. Iskemi ekstremitas bawah (thrombosis atau em-
branch, disrupsi aliran kolateral, slow flow atau boli) Thrombosis arteri atau emboli pada arteri
no re-flow, emboli distal, dan microvascular plug- femoral merupakan komplikasi yang mengancam
ging. Menurut universal classification of myo- jiwa. Tanda-tanda dari acute limb ischemia (ALI)
cardial infarction, infark miokard yang berkaitan diantaranya pulseless, pale, painful, paraesthetic
dengan PCI termasuk tipe 4A, dan infark miokard foot, dimana harus dirujuk ke bedah vascular un-
berkaitan dengan stent thrombosis termasuk tipe tuk penatalaksanaan lebih lanjut.
4b , dibuktikan dengan angiografi atau otopsi. 7
8. Diseksi Peralatan apa pun yang kontak dengan
2. CABG emergensi setelah gagal PCI Menurut pe- endotel vaskuler dapat menyebabkan cedera trau-
nelitian tahun 1992-2000 pada 18.593 prosedur, matik. Dilatasi mekanik pada arteri dengan balon,
indikasinya CABG emergensi setelah gagal PCI stent, guidecatheter, guidewire, dapat menyebabk-
sebagai berikut: 3 an fraktur plak, intimal splitting, dan diseksi se-
cara local ke medial. Diseksi menyebabkan terpi-
a. Diseksi koroner ekstensif (54%)
sahnya lapisan endotel dengan media. Tergantung
b. Perforasi / tamponade (20%) dari beratnya cedera yang dapat menimbulkan
c. Berulangnya penutupan pembuluh darah se- hematom dan intra plak sehingga terjadi penyum-
cara akut (20%) batan pembuluh darah secara mekanik. Diseksi
dapat juga terjadi di aorta maupun arteri perifer.
d. Hemodinamik tidak stabil (3%) Diseksi atrial kiri dan hematom dilaporkan di Tur-
e. Diseksi aorta (2%) ki 2016. 3,10 Untuk menurunkan komplikasi akses
transfemoral: 3
f. Fraktur guidewire (1%)
1. Menggunakan floroskopi atau ultrasound
3.1 Komplikasi Terkait Akses Vaskular
2. Pungsi tepat atau dibawah femoral head
Akses arteri femoral lebih meningkatkan komplikasi
daripada radial. Tehnik pungsi yang tepat sangat funda- 3. Angiogram femoral (RAO 30 LAO 60)
mental untuk mengurangi komplikasi. Komplikasi yang 4. PCI dan antikoagulan hanya untuk pasien
dapat terjadi diantaranya: 3,8 tertentu
1. Perdarahan retroperitoneal Data CathPCI Registry dari 2005 sampai dengan
Penelitian retrospektif pada >110 ribu pasien me- 2009 dengan total prosedur PCI dengan akses
nunjukkan perdarahan retroperitoneal setelah PCI femoral sebanyak 1.819.611 menunjukkan bah-
jarang terjadi yaitu <1%. wa Vascular closure device (VCD) terbukti menu-
runkan perdarahan dan komplikasi vascular diban-
2. Pseudoaneurisma Pseudoaneurisma dapat terjadi ding dengan penekanan secara manual. 11 Akses
jika tempat pungsi menimbulkan kantong hema- arteri radial dapat menurunkan komplikasi perda-
tom. Terjadi pada arteri femoral karena penekan- rahan, terutama pada penderita yang menggunak-
an yang kurang efektif. an antikoagulan, obesitas berat, penyakit pernafas-
Jurnal Kedokteran
36 Pintaningrum
an kronik, gangguan hemostasis, dan primary PCI. glycoprotein 2b3a antagonist (GP 2b/3a) dapat mengura-
Komplikasi yang bisa terjadi pada akses radial: 3 ngi resiko frekuensi penutupan pembuluh darah. Guide-
line merekomendasikan heparin 50-100 u/kg cukup men-
1. Sindroma kompartemen capai level anti koagulan (anticoagulation level /ACT)
2. Abses steril 250-300 detik (dengan HemoTec analyser). Untuk pasi-
en yang mendapatkan Gp 2b/3a cukup dengan heparin
3. Pseudoaneurisma 50-70 u/kg. 3 Walaupun jarang, oklusi trombotik pada
4. Perforasi atau cedera pembuluh darah left coronary artery (LCA) dapat terjadi. Hal tersebut
disebabkan oleh: 3
5. Vasospasme berat
a. Instrumen yang banyak dan aktif melewati LCA
Untuk mengurangi komplikasi akses transradial selama PCI tanpa flushing adekuat.
diantaranya: 3
b. Antikoagulan yang tidak cukup
1. Hidrasi dan mengurangi kecemasan
c. Injeksi thrombus yang terdapat pada guiding ca-
2. Pemberian “cocktail” (biasanya calcium chan- theter karena kurangnya flushing.
nel antagonist dan / atau nitrat)
d. Lepasnya thrombus saat menarik kateter aspirasi
3. Heparin (3-5000 unit) pada left main atau pembuluh darah proximal.
4. Hindari punksi pada flexor retinaculum
5.4 Stent Entrapment
5. Perfusion heaemostasis Stent yang terjebak (stent entrapment) merupakan ka-
sus yang jarang, namun telah dilaporkan sebelumnya,
diterapi dengan atau tanpa pembedahan. 13
4. Krakteristik Lesi
Kalsifikasi, tortous (angulasi >45 derajat), left main, 5.5 infeksi stent koroner
bifurkasio, degenerated saphenous vein graft, chronic Infeksi stent koroner jarang terjadi, namun pernah di-
total occlusion, unprotected left main disease, dan mul- laporkan di Swedia dimana terjadi 4 minggu paska pe-
tivessel disease berkaitan dengan peningkatan kompli- masangan stent dengan kultur darah positif. Penyebab
kasi. 3,2 utamanya adalah infeksi nosokomial. 14
Jurnal Kedokteran
Komplikasi Intervensi Koroner Perkutan 37
dapat terjadi saat PCI elektif. Komplikasi terkait akses JACC: Cardiovascular Interventions. 2008;1(2):202–
vaskuler yang dapat terjadi diantaranya adalah perda- 209.
rahan retroperitoneal , pseudoaneurisma, AV fistula, in-
feksi, hematom, neuropraxia, iskemi ekstremitas bawah 9. Higgins M, Theobald KA, Peters J. Vascular access
(thrombosis atau emboli), diseksi. Akses arteri radial and cardiac complications after PCI: In-and out-of-
dapat menurunkan komplikasi perdarahan, terutama pa- hospital outcome issues. British Journal of Cardiac
da penderita yang menggunakan antikoagulan, obesitas Nursing. 2008;3(3):111–116.
berat, penyakit pernafasan kronik, gangguan hemosta- 10. Yapici MF, Ozer N, Okmen AS, Sagir A, Denizalti
sis, dan primary PCI. Komplikasi yang bisa terjadi pada TB, Ozler A, et al. A Rare Complication of Primary
akses radial diantaranya sindroma kompartemen, abses Percutaneous Coronary Intervention: Left Atrial
steril, pseudoaneurisma, perforasi atau cedera pembuluh Dissection and Hematoma. Research in Cardiova-
darah, vasospasme berat. Kalsifikasi, tortous (angulasi scular Medicine. 2016;5(4).
>45 derajat), left main, bifurkasio, degenerated saphe-
nous vein graft, chronic total occlusion, unprotected left 11. Tavris D, Wang Y, Albrecht-Gallauresi B, Curtis
main disease, dan multivessel disease berkaitan dengan J, Messenger JC, Resnic FS, et al. Bleeding and
peningkatan komplikasi. Vascular Complications at the Femoral Access Si-
te Following Percutaneous Coronary Intervention
(PCI): An Evaluation of Hemostasis Strategies. Cir-
Daftar Pustaka culation. 2011;124(Suppl 21):A16084–A16084.
1. Tavakol M, Ashraf S, Brener SJ. Risks and com- 12. Anonymous;Available from: http://www.
plications of coronary angiography: a compre- nhlbi.nih.gov/health-topics/
hensive review. Global journal of health science. topics/angioplasty.
2012;4(1):65.
13. Cicek D, Pekdemir H. A rare and avoidable compli-
2. Joseph C P, Levin T, Carrozza JP. Per- cation of percutaneous coronary intervention: stent
iprocedural complications of percutane- trapped in the left main coronary artery and its unu-
ous coronary intervention; 2016. Avai- sual treatment. Hellenic J Cardiol. 2011;52(4):367–
lable from: http://www.uptodate. 370.
com/contents/periprocedural_
complications_of_percutaneous_ 14. Kaufmann BA, Kaiser C, Pfisterer ME, Bonetti PO.
coronary_intervention#H9. Coronary stent infection: a rare but severe compli-
cation of percutaneous coronary intervention. Swiss
3. De Palma R, Christian R, Adel A, Olivier M, Tito K, medical weekly. 2005;135(33/34):483.
Eric E. The prevention and management of compli-
cations during percutaneous coronary intervention
Chapter 24. Available at. Europa Organisation.
2012;Available from: http//www.pcronline.
com/eurointervention/textbook/
pcr-textbook/chapter/3-24.php.
4. Eeckhout E, Carlier S, Lerman A, Kern M. Handbo-
ok of Complications During Percutaneous Coronary
Interventions. London: Taylor and Francis: Informa
Healthcare; 2007.
5. Redwood SR. Coronary Intervention. Euro-
pean heart journal. 2013;34(5):338–344. Ava-
ilable from: http://www.medscape.com/
viewarticle/778734_7.
6. Gumina RJ, Holmes Jr DR. Optimal patient prepa-
ration and selection to avoid complications. Han-
dbook of Complications during Percutaneous Ca-
rdiovascular Interventions. 2006;p. 17.
7. Thygesen K, Alpert J, Jaffe A, Simoons, Chaitman
B, White H. Third Universal Definition of Myoca-
rdial Infarction. 2012;.
8. Doyle BJ, Ting HH, Bell MR, Lennon RJ, Mathew
V, Singh M, et al. Major femoral bleeding com-
plications after percutaneous coronary intervention.
Jurnal Kedokteran