oleh:
dr. Krishna Ari Nugraha*
NIM. 178070900011003
Pembimbing:
dr. Djoko Heri Hermanto, Sp. PD-KHOM**
*PPDS 1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FKUB-RSUD dr. Saiful Anwar Malang
**SMF Ilmu Penyakit Dalam Divisi Hematologi-Onkologi Medik RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Aritmia terkait kemoterapi juga merupakan sebuah entitas yang secara klinis
memerlukan perhatian dalam hal penanganan dan studi lebih lanjut.
Myocyte
inflammation necrosis dan Atrial Fibrilasi
fibrosis
Prevalensi AF pada pasien kanker merupakan suatu realita klinis, namun sayangnya
penelitian untuk menunjang tata laksana yang optimal masih sangat terbatas.
• Sampai saat ini belum ada studi perbandingan insidensi AF pasca operasi antara pasien dengan
keganasan dan pasien tanpa keganasan dengan prosedur dan jenis operasi yang sama.
• CHA2DS2-VASc risk scores digunakan untuk menkalkulasi risiko tromboemboli pada AF.
Pada umumnya keganasan hematologi dan tumor intrakranial baik primer maupun
metastatik terjadi peningkatan risiko perdarahan.
• warfarin (vitamin K antagonist) sebagai prevensi tromboemboli pada AF berisiko 6x lebih tinggi terjadi
perdarahan pada pasien dengan keganasan.
• Sedangkan penggunaan NOAC belum banyak diteliti.
• Penggunaan antikoagulan sebagai prevensi tromboemboli pada AF dengan keganasan masih
diperdebatkan.
Antibiotik, antijamur, dan antiemetik yang cukup sering digunakan pada pasien
kanker juga meningkatkan risiko Torsade de Pointes
• Imbalance elektrolit dalam hal ini terkait kalium dan magnesium turut meningkatkan risiko.
Risiko SVT, Aritmia Ventricular dan perubahan QTc beberapa
obat kemoterapi
Antimicrotubules amsacrine
Thalidomide
ANTIMETABOLITES
5-fluorouracil adalah salah satu obat kemoterapi dengan insidensi kardiotoksik
simptomatik tertinggi.
• Secara luas digunakan untuk keganasan gastrointestinal, payudara, dan tumor kepala leher.
• Capecitabine merupakan oral prodrug dari 5-FU yang memiliki kemiripan profile cardiotoxicity ;
pengunaan pada kanker colorectal dan metastatic breast cancer.
• Keluhan kardiak mencapai 1.2–4.3% dan risiko sudden cardiac death hingga 0.5%
Manifestasi
• Chest pain adalah keluhan yang paling sering dilaporkan dan biasanya disertai perubahan segmen ST
yang mirip gambaran iskemia atau cedera myocard.
• Keluhan nyeri dada dan perubahan ECG yang terjadi umumnya disebabkan coronary vasospasm.
• Namun myocarditis, dan Takotsubo cardiomyopathy dilaporkan terjadi .
Monitoring
• ECG monitoring
• Penghentian sementara kemoterapi
• Pemberian nitrate
THALIDOMIDE
Cyclophosphamide
• Efek toksik terhadap jantung tidak bergantung dosis kumulatif.
• High-dose cyclophosphamide (HDC) dikatakan sebagai penyebab kardiotoksik akut
selama proses kemoterapi.
• Komplikasi kardiak yang bermakna secara klinis pada saat ini terjadi kurang dari
5% dari pasien yang mendapatkan HDC.
ALKYLATING AGENTS
Melphalan
• Melphalan dosis tinggi dikaitkan dengan munculnya AF pada beberapa
studi dengan subset pasien berusia ≥ 40 tahun.
• Sebuah penelitian dengan subjek berusia ≥65 tahun yang diterapi
melphalan dosis 200 mg/m2 terjadi AF dengan insidensi 33%.
• Pasien yang mengalami AF pada semua penelitian tersebut diterapi
secara efektif dengan propafenone atau amiodarone; sebagian kecil
diantaranya kembali menjadi sinus rhythm.
• Adanya pre-existing cardiac disease dan atau dilatasi atrium
kiriinsidensi AF lebih tinggi.
Monitoring
• Pasien yang diterapi dengan melphalan harus dimonitor kemungkinan
menuju AF, terutama pasien usia lanjut dengan predisposing factors
seperti hipertensi, diabetes, dan structural heart disease.
HER2-TARGETING AGENTS AND TYROSINE
KINASE INHIBITORS
HER-2 Targeting agents
VEFG TKIs
(Trastuzumab )
• Efek kardiotoksik berupa • Terbukti memperpanjang QTc dan
asymptomatic left ventricular berpotensi mengakibatkan suatu
dysfunction life-threatening aritmia
• Tidak bergantung kumulasi dosis ventricular.
• Umumnya reversible • Memerlukan monitoring ECG
• Tidak memerlukan monitoring secara ketat.
spesifik terjadinya aritmia. • Kontraindikasi bagi pasien dengan
pemanjangan interval QTc.
• Sangat waspada bagi pasien
dengan hypokalemia,
hypocalcemia, atau
hypomagnesemia; dan pasien
bradicardia.
ANTHRACYCLINES
Merupakan polycyclic aromatic compounds yang bekerja sebagai
antibiotik sitostatika dan mencegah sintesis DNA dan RNA sel-sel
tumor.
• Digunakan luas untuk berbagai keganasan, antara lain kanker payudara,
childhood solid tumors, soft-tissue sarcomata, limfoma, leukemia, dll.
CARDIAC TOXICITY
• Anthracyclines secara umum dikaitkan dengan kerusakan myocard dan sebagai
konsekuensinya mengakibatkan dilated nonischemic cardiomyopathy
• Efek cardiotoxic terikat dengan dosis kumulatif.
• Upaya modifikasi dengan encapsulation (e.g., liposomal doxorubicin)
menunjukkan hasil posistif dan penurunan insidensi cardiomyopathy.
• Terbentuknya radikal bebas dan stress oksidatif mendasari mekanisme
anthracycline-induced cardiomyopathy.
• Pasien dengan penyakit jantung sebelumnya (hipertensi, DM, PAD, CAD)
merupakan kelompok risiko tinggi kardiotoksik.
ANTHRACYCLINES
ELECTROPHYSIOLOGIC TOXICITY
• Aritmia anthracycline-triggered lebih jarang terjadi dan apabila ada umumnya terjadi
akut (saat diberikan kemoterapi)
• Gambaran ECG berupa berkurangnya voltage QRS limb lead 15–30% terjadi pada
pasien yang diterapi dengan first-generation anthracyclines dan dapat menjadi tanda
awal suatu kerusakan myocardial.
• Dapat pula terjadi perubahan nonspecific segmen ST, PAC, PVC, dan AF dengan
insidensi 10% pada pasien yang diterapi dengan doxorubicin.
• Pada kasus yang jarang dapat terjadi AV blok Mobitz type-II dan complete
atrioventricular blocks.
Monitoring
• Electrolyte (potassium)
• ECG monitoring
• Echocardiography
ARSENIC TRIOXIDE
Arsenic trioxide digunakan baik secara tunggal maupun
kombinasi dalam kemoterapi acute promyelocytic leukemia.
Peningkatan ROS
Peningkatan apoptosis
intraselular
arsenic cardiotoxicity
Mengganggu kanal
kaliumQTc prolongation
Manifestasi
• Dapat terjadi beberapa kemungkinan aritmia (AF, SVT, VT, dan bradycardia)
• Pada pasien dengan underlying CAD dilaporkan terjadi ischemic events
hingga kematian.
• Pada sebagian besar pasien yang diterapi dengan IL-2 dosis tinggi terjadi
capillary leak syndrome hipotensi dan takikardia tachyarrhythmia
Monitoring
• Pasien dengan underlying CAD dan perubahan hemodinamik yang tidak stabil
memerlukan pengawasan hemodinamik secara ketat sekaligus monitoring
ECG.
AMSACRINE
Manifestasi
• QTc prolongation
• Atrial dan ventricular arrhythmias
• heart failure
• Sudden death
Kontraindikasi
• Pasien dengan unstable angina
• Riwayat recent myocardial infarction
• QTc interval lebih dari 450 ms
• Abnormalitas baseline ST-segment atau gelombang T yang bermakna.
Risiko of SVT, Ventricular Arrythmia dan
QTc
KESIMPULAN
Proarrhythmic kardiotoksik dari obat kemoterapi penting untuk
dikenali.