Anda di halaman 1dari 17

PERIPARTUM CARDIOMYOPATHY

Sharon Gabriella Darnel


DEFINISI

• Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai miokardium secara primer, dan


bukan sebagai akibat hipertensi, kelainan kongenital, katup, koroner, arterial
dan perikardial.
KARDIOMIOPAT
I

dilatasi restriktif hipertrofik

• Kardiomiopati peripartum merupakan kardiomiopati dilatasi.


DEFINISI

• Kardiomiopati peripartum merupakan disfungsi ventrikel kiri yang


belum dapat dijelaskan dengan pasti mekanismenya, yang timbul pada
bulan terakhir kehamilan atau dalam 5 bulan pasca persalinan dan
dikonfirmasi dengan pemeriksaan ekokardiografi.
• Kardiomiopati peripartum adalah gagal jantung yang timbul pada
bulan-bulan terakhir kehamilan sampai dengan 5 bulan setelah
melahirkan, tidak ada faktor lain yang menyebabkan gagal jantung,
tidak ada riwayat penyakit jantung sebelumnya, adanya disfungsi
sistolik ventrikel kiri yang ditunjukkan oleh ekokardiografi.
EPIDEMIOLOGI

• Insiden kardiomiopati peripartum hingga saat ini belum diketahui dengan pasti.
Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan insiden kardiomiopati peripartum
adalah sebesar 0,03-0,06% dari total kehamilan. Sembilan puluh persen
kardiomiopati ini terjadi dalam 2 bulan pasca melahirkan. Terdapat sekitar 1
kasus per 1300, 4000 dan sampai 15.000 dari kelahiran hidup di Amerika
Serikat (Rinta,2016).
• Insidens PPCM adalah sebesar 1:2500-4000 (USA), 1:1000 (Afrika Selatan),
1:300 (Haiti), 1:6000 (Jepang). PPCM jarang didapat, namun merupakan
komplikasi serius kehamilan (Setiantiningrum, 2015).
ETIOLOGI

• Sampai saat ini, etiologi pastinya belum ditemukan, diperkirakan


karena miokarditis, respon imun abnormal terhadap kehamilan, respon
maladaptif terhadap stress hemodinamik saat hamil, aktivasi sitokin
akibat stress, dan terapi tokolitik yang berkepanjangan.
• Salah satu teori yang saat ini sering dikemukakan adalah hormon
prolaktin yang berlebihan disertai dengan stres oksidatif yang tinggi
pada ibu hamil sehingga dapat menimbulkan kerusakan sel-sel
miokardium.
FAKTOR RESIKO

• Multiparitas
• Usia ibu yang tua saat kehamilan
• Hipertensi kronik
• Preeklamsia berat
• Eklampsia
• Obesitas
MANIFESTASI KLINIS

• Sesak nafas (paroxysmal nocturnal dyspnea dan ortopnea)


• Mudah lelah
• Nyeri dada
• Berdebar-debar
• Hemoptisis
• Edema pedis
• Batuk persisten
PATOFISIOLOGI

• Penyebab dari gejala klinis yang tampak pada kardiomiopati dilatasi


adalah adanya penurunan fungsi kontraksi miokardium diikuti oleh
adanya dilatasi pada ruang ventrikel.
• Pada kardiomiopati dilatasi juga terjadi peningkatan tekanan pengisian
ventrikel yang akan menimbulkan gejala- gejala kongesti paru seperti
dispnea, ortopnea, ronki basah dan juga gejala-gejala kongesti sistemik
seperti peningkatan tekanan vena jugularis, hepatomegali dan edema
perifer.
PATOFISIOLOGI

• Penurunan fungsi kontraksi miokardium disebabkan karena adanya


kerusakan pada kardiomiosit, kerusakan ini akan mengakibatkan
kontraksi ventrikel menurun, dan diikuti dengan penurunan volume
sekuncup serta curah jantung. Penurunan kontraksi ventrikel jika sudah
tidak dapat diatasi lagi oleh mekanisme kompensasi maka akan
menyebabkan ventrikel hanya dapat memompa sejumlah kecil darah ke
sirkulasi, sehingga nantinya darah tersebut akan lebih banyak tertimbun
di ventrikel, timbunan darah inilah yang akan menyebabkan dilatasi
ruang ventrikel yang bersifat progresif.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

• Anamnesis :
• Ditemukan keluhan pada pasien seperti ortpneu, dispneu,
paroxysmal nocturnal dyspneu, palpitasi dan batuk

• Pemeriksaan Fisik :
• Ditemukan tekanan darah yang tinggi atau normal, peningkatan
tekanan vena jugularis, pembesaran jantung, bunyi gallop S3 dan
S4, ronki basah halus pada paru, hepatomegali, asites, edema
kaki.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

• Pemeriksaan Penunjang :
• Pemeriksaan laboratorium pada PPCM biasanya tidak menunjukkan
kelainan, kecuali telah terjadi komplikasi hipoksia kronik. Pemeriksaan
dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding, seperti pre-
eklampsia dan noncardiogenic pulmonary edema.
• Gold standard penegakan diagnosis PPCM adalah echocardiography,
yang dapat memeriksa fungsi ventrikel kiri. Pada pemeriksaan
ekokardiografi, dapat ditemukan dilatasi ventrikel.
• Pada pemeriksaan EKG, dapat ditemukan sinus takikardi atau aritmia
atrium, gelombang T terbalik.
• Pada foto toraks, dapat ditemukan kardiomegali, kongesti vena
pulmonal, dan infiltrat pada kedua basal paru.
PENATALAKSANAAN

• Oksigen dapat diberikan lewat face mask atau continuous positive airway pressure
(CPAP) dengan tekanan 5-7,5 cm H2O untuk membantu meringankan cardiac output
dan mendapatkan saturasi oksigen arteri ≥95%.
• Pembatasan garam kurang dari 2 g/ hari dapat mencegah retensi air, sedangkan loop-
diuretic dengan dosis efektif terkecil dapat menurunkan pulmonary congestion. Diuretik
terutama yang digunakan adalah loop diuretic (furosemide) dan golongan thiazide
(hydrochlorothiazide/ HCT).
• Terapi angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-I) adalah terapi lini pertama pada
wanita postpartum, tetapi kontraindikasi pada ibu hamil karena efek teratogeniknya
terutama pada trimester kedua dan ketiga, adanya hubungan peningkatan angka abortus,
fetopati karena hipotensi fetus, oligohidramnion-anuria, dan renal tubular dysplasia.
• Beta-blockers, seperti metoprolol, dapat menurunkan denyut jantung, memperbaiki
fungsi diastolik ventrikel kiri dan melindungi terhadap aritmia. Beta-blockers digunakan
sebagai terapi lini kedua.
• Antikoagulan disarankan untuk pasien PPCM, terutama bagi yang mempunyai ejection
fraction <35% dan mempunyai beberapa faktor risiko, seperti dilatasi ventrikel berat,
fibrilasi atrium, dan adanya trombus mural pada echocardiography atau riwayat adanya
trombus.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA

• Rinta,F., Ketaren,I., Wicaksono,A. 2016. Gambaran Kardiomiopati Peripartum


di Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak Tahun 2008-2012. Jurnal
Cerebellum. 2(1). Viewed on 27 June 2020. from <http://jurnal.untan.ac.id>
• Rodiani., Legowo,G. 2017. Multigravida Hamil 36 Minggu dengan Gemeli dan
Peripartum Kardiomiopati. J Agromed Unila. 4(1). Viewed on 26 June 2020.
from <http://repository.lppm.unila.ac.id>
• Setiantiningrum,M.H., Vallentino,J.E. 2015. Penatalaksanaan Kardiomiopati
Peripartum. CDK-228. 42(5). Viewed on 27 June 2020. from
<http://media.neliti.com>
• Vera. 2015. Diagnosis dan Penatalaksanaan Kardiomiopati Peripartum. JKM.
4(2). Viewed on 27 June 2020. from <http://media.neliti.com>
• William. 2014. Patofisiologi dan Patogenesis Kardiomiopati. J Kedokteran
Meditek. 20(52). Viewed on 29 June 2020. from <http://journal.uii.ac.id>

Anda mungkin juga menyukai