Anda di halaman 1dari 21

CONGESTIV

E HEART
FAILURE
Here is where your presentation begins
DEFINISI
Gagal jantung dapat didefinisikan sebagai abnormalitas dari
struktur jantung atau fungsi yang menyebabkan kegagalan dari
jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.

Secara klinis, gagal jantung merupakan kumpulan gejala yang


kompleks dimana seseorang memiliki tampilan berupa: gejala gagal
jantung; tanda khas gagal jantung dan adanya bukti obyektif dari
gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat.
EPIDEMIOLOGI
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2016
menunjukkan pada tahun 2015 terdapat 23 juta atau
sekitar 54% kematian yang disebabkan gagal jantung atau
Congestive Heart Failure (CHF). Di Indonesia data dari
Riskesdas tahun 2018 menunjukkan prevalensi gagal
jantung sebanyak 1,5%.
ETIOLOGI
1. Penyakit jantung iskemik
2. Efek toksik ( zat/obat/radiasi)
3. Penyakit terkait system imun dan inflamasi
4. Infiltrasi (misalnya akibat metastasis/keganasan)
5. Gangguan metabolic
6. Kelainan genetic
7. Hipertensi
8. Kelainan pericardium
9. High output states : anemia berat, sepsis, tirotoksikosis, kehamilan
10. Volume overload : gagal ginjal, iatrogenic fluid overload
11. Aritmia : takiaritmia, bradiaritmia
Perjalanan penyakit gagal jantung dimulai setelah terjadinya index
PATOFISIOLOGI
event atau suatu kejadian tertentu yang merusak otot jantung dan
hilangnya miosit atau menghalangi miokardium untuk menghasilkan
energi yang akan berakibat jantung gagal memompa darah secara
normal yang mengakibatkan remodeling struktural, lalu diperberat
oleh progresivitas beban/penyakit tersebut dan menghasilkan sindrom
klinis yang disebut gagal jantung.

Remodeling struktural ini dipicu dan diperberat oleh berbagai


mekanisme kompensasi sehingga fungsi jantung terpelihara relatif
normal (gagal jantung asimtomatik). Sindrom gagal jantung yang
simtomatik akan tampak bila timbul faktor presipitasi seperti infeksi,
aritmia, infark jantung, anemia, hipertiroid dan kehamilan, aktivitas
berlebihan,emosi atau konsumsi garam berlebih, emboli paru,
hipertensi, miokarditis, virus, demam reumatik , endokarditis infektif.
Gagal jantung simtomatik juga akantampak kalau terjadi kerusakan
miokard akibat progresivitas penyakit yang mendasarinya.
ISTILAH GAGAL JANTUNG
Gagal Jantung Kanan dan
Kiri
Gagal jantung dapat memengaruhi sisi jantung kanan, kiri atau bahkan keduanya. Penyebab tersering
gagal jantung kiri adalah iskemi, hipertensi, dan penyakit katup jantung.

Gagal jantung kiri adalah ketidakmampuan ventrikel kiri untuk memompa darah seperti pada keadaan
normal, menyebabkan adanya bendungan pada vaskularisasi paru dan berkurangnya resistensi perifer.
Proses ini menyebabkan kongesti paru dan edema paru yang bermanifestasi sebagai sesak napas dan
batuk. Batuk sendiri diakibatkan oleh terdesaknya cairan ke alveoli. Gejala ortopnea juga dapat dirasakan
oleh pasien akibat meningkatnya aliran balik vena dari ekstremitas bawah. Tanda-tanda lain yang dapat
ditemukan ialah pembesaran jantung, nafi yang cepat dan kecil, bunyi jantung 3, dan ronki pada
auskultasi paru bagian basal.
Gagal jantung kanan biasanya diakibatkan oleh kasus hipertensi pulmonal, penyakit
katup pulmonal dan trikuspid, serta penyakit jantung bawaan, umumnya disebabkan
oleh akibat tidak langsung dari gagal jantung kiri. Pada proses gagal jantung kanan,
ventrikel kana tidak mampu menerima volume darah dalam jumlah banyak yang tidak
disertai dengan tekanan yang cukup. Berbeda dengan gagal jantung kiri, tidak
ditemukan kongesti paru pada gagal jantung kanan. Gejala dan tanda yang dialami
pasien kebanyakan adalah kongesti vena portal dengan hepato dan/atau splenomegali,
edema perifer, efusi pleura, dan asites.
Acute Decompensated Heart Failure (ADHF)

ialah perburukan secara tiba-tiba dari gejala dan tanda gagal jantung. ADHF sendiri
digunakan untuk mendeskripsikan perburukan tiba-tiba dari pasien dengan gagal jantung
kronik. Kasus ADHF sendiri biasanya diakibatkan oleh faktor pemberat yang akut
misalnya infark miokard akut atau aritmia. Patofisiologinya sendiri diakibatkan oleh
kegagalan ventrikel kiri untuk memompa darah saat adanya peningkatan beban kerjanya.
hal ini dipengaruhi juga oleh preload, afterload, dan kontraktilitas jantung. Perubahan
dari faktor-faktor ini dapat mengakibatkan gagal jantung akut.
Gagal Jantung Kronik
gagal jantung kronik sudah terjadi setelah beberapa waktu dengan gejala-gejala yang dapat
diatasi. (mengenai kompensasi tubuh yang pada jangka panjang menyebabkan adanya remodeling.)

Gagal Jantung Sistolik


Gagal jantung sistolik adalah gagal jantung yang diakibatkan abnormalitas pada fase sistolik
sehingga menghambat fungi normal pompa jantung. Kondisi ini menghasilkan ejection fraction (EF)
yang rendah. Remodeling yang terjadi adalah dilatasi dari jantung yang tidak dimbangi dengan
kemampuan kontraktilitas yang baik.

Gagal Jantung Diastolik


Kondisi ini dapat ditemukan akibat abnormalitas dari fungsi diastolik misaliya pada saat pengisian
dan relaksasi jantung. Berbeda dengan gagal jantung sistolik, EF pasien biasanya masih normal,
yakni di atas 45%, walau memiliki gejala-gejala gagal jantung. Segala penyebab yang mampu
berujung pada gangguan pengisian dan relaksasi jantung akan menyebabkan gangguan diastolic.
.
KLASIFIKASI
KRITERIA FRAMINGHAM
MANIFESTASI
KLINIS
DIAGNOSIS
Anamnesis
1. Sesak napas (dispnea) yang semakin berat
2. Pasien mungkin tidur dengan kepala yang dielevasi untuk mengurangi dispnea sambil telentang
(ortopnea); terlebih lagi, dispnea mungkin muncul secara spesifik dalam keadaan telentang
pada sisi kiri (trepopnea).
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea, napas pendek dalam keadaan telentang
4. Batuk pada malam hari. Gejala-gejala ini secara umum menunjukkan kongesti paru, dimana
riwayat dari peningkatan berat badan, peningkatan lingkar perut, rasa kenyang yang datang
dengan cepat, dan munculnya edema pada bagian organ tertentu (ekstremitas atau skrotum)
menunjukkan kongesti jantung kanan;
5. rasa sakit nonspesifik pada kuadran kanan atas karena kongesti hati cukup sering ditemukan
pada penderita gagal jantung kanan dan mungkin berkaitan dengan kondisi lainnya.
Riwayat Lainnya
1. Informasi mengenai riwayat gangguan medis dahulu dan sekarang dari pasien dan keluarganya, serta riwayat sosial
memberikan latar belakang untuk menginterpretasikan gejala dan menyusun rencana manajemen.
2. Keberadaan hipertensi, penyakit arteri koroner, dan/atau diabetes
3. Riwayat medis juga harus difokuskan pada obat-obatan apa yan digunakan oleh pasien; terutama agen yang
diasosiasikan dengan insidensi gagal jantung, termasuk kemoterapi kanker, obat-obatan diabetes (seperti
thiazolidinediones), obat-obatan antimigrain berbasis ergot, penekan nafsu makan, beberapa agen antidepresan dan
antipsikotik (terutama termasuk clozapine), dekongestan seperti pseudoephedrine (karena kemampuannya untuk
menimbulkan hipertensi berat), dan agen antiinflamasi seperti obat antimalaria hydroxychloroquine (terkadang
dikaitkan dengan kardiomiopati infiltratif), dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
4. Riwayat keluarga beberapa generasi harus diperhatikan untuk mencari riwayat gagal jantung atau kematian
mendadak
PEMERIKSAAN
FISIK
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Elektrokardiogram
Foto Thorax
Pemeriksaan penunjang lainnya
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Peptida natriuretik
3. Troponin L atau T
4. Ekokardiografi
TATALAKSANA NON
FARMAKOLOGI
Ketaatan Pemantauan BB
berobat mandiri

Latihan Fisik Asupan Cairan


FARMAKOLOGI
TERIMA
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai