A. Pengertian
al 2012).
tungkai.
B. Etiologi
(Yancy, et al 2013).
dyspnea.
cepat (sering).
SaO2<90%.
organ.
miokard.
(Rilantono, 2012).
a. Pemeriksaan Diagnostik
a. Elektrokardiogram
2015).
c. Ekokardiogarfi
(Perki, 2015).
(Perki, 2015)
2013).
4) Pembatasan cairan
2013).
5) Latihan fisik
b. Managemen farmakologi
2015).
Tabel 2
Managemen Farmakologi
Jenis Efek
Angiotensin- ACEI memperbaiki fungsi ventrikel,
converting mengurangi perburukan gagal jantung,
enzyme dan meningkatkan harapan hidup
inhibitors
(ACE-I)
Angiotensin ARB berfungsi memperbaiki fungsi
receptor blockers ventrikel serta mengurangi perburukan
(ARB) gagal jantung. ARB merupakan
alternatif lain jika pasien
intoleran ACEI.
Hydralazine Kombinasi H-ISDN merupakan
alternatif lain jika pasien intoleran
dan isosorbide terhadap ACEI dan ARB
dinitrate
(H-
ISDN)
Antagonis antagonis aldosterone dengan dosis kecil
aldosteron harus dipertimbangkan pada semua
e pasien dengan fraksi ejeksi ≤ 35 % dan
gagal
jantung simtomatik berat
Digoksin Pemberian digoksin direkomendasikan
untuk
memperlambat laju ventrikel, walaupun
obat penyekat beta bloker diutamakan
Diuretik Pemberian diuretik dianjurkan dengan
dosis yang sangat rendah , yaitu harus
disesuaikan dengan kebutuhan pasien,
untuk mencegah
dehidrasi atau reistensi
Diadaptasi dari Guidelines for the diagnosis and treatment of
acute and chronic heart failure (2008) ; PERKI (2015)
2.2. Konsep tidur
2.2.1. Tidur
2.2.1.1. Pengertian
memerlukan.
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana
metabolism juga menurun namun pada saat itu juga otak sedang
Potter & Perry, 2010). Tidur adalah proses fisiologi yang berputar
dengan bergantian, dengan periode jaga yang lebih lama. Siklus tidur-
massa rotasi bola dunia yang dikenal dengan nama irama sirkadian.
tanaman pada malam dan siang hari, awas dan waspadanya manusia
dan binatang pada siang hari dan tidurnya mereka pada malam hari
(Harsono, 1996).
seseorang sedang tidur bukan berarti susunan saraf pusatnya tidak aktif
batang otak (Potter and Perry, 2005). RAS merupakan sistem yang
kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian
adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah, yaitu BSR (Potter and Perry, 2005).
Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi
efek fisiologis dari tidur : pertama efek pada system saraf yang
diperkirakan akan memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan
diantara berbagai susunan saraf, dan kedua, efek pada struktur tubuh
fisiologis yang sangat terintegrasi dengan sistem syaraf pusat. Hal ini
2006).
dan Rapid Eye Movement/REM (Izac, 2006). Pola tidur normal untuk
hanya sadar dari kantuk yang secara bertahap meningkat. Periode ini
memiliki kesulitan untuk tertidur, hal itu akan berlangsung 1 jam atau
NREM dan periode REM (McCane & Huether, 2006). Berikut adalah
siklus - siklusnya :
ini orang akan merasa semakin rileks dan mudah terjaga. Tahap ini
melambat.
tahap ini. TTV secara signifikan lebih rendah dari pada jam
juga orang akan mengalami tidur sambil berjalan dan Enuresis atau
ngompol.
berwarna dan nyata muncul. Mimpi yang kurang jelas terjadi pada
frekuensi pernafasan yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang
otonom dan mimpi. Pada tidur REM terdapat fluktuasi luas dari
tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi nafas. Keadaan ini disertai
REM disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh
dengan gelombang beta, disertai mimpi aktif, tonus otot sangat rendah,
gerakan bola mata yang cepat atau REM), yang lebih sulit
1998).
aktivitas RAS ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar.
Jika aktivitas RAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur.
(Japardi, 2002).
2.3.1. Pengertian
(Hidayat, 2006).
dan kualitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang bisa dgunakan
EEG yang merupakan rekaman arus listrik dari otak. Perekaman listrik
adanya aktivitas listrik yang terus menerus timbul dalam otak. Ini
keadaan tidur, keadaan siaga atau karena penyakit lain yang diderita.
2.3.2.1. Penyakit
2.3.2.2. Lingkungan
2.3.2.3. Kelelahan
kembali normal.
2.3.2.7. Medikasi
2.3.2.8. Motivasi
2.3.2.9. Nutrisi
gejala dari berbagai gangguan fisik, mental dan spiritual (Johanna &
muda serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang
normal gangguan tidur yang berkepanjangan, akan mengakibatkan
Perry, 2001).
(2011), yaitu:
Modjod, 2007).
Modjod, 2007).
2.4.1.7. Disfungsi di siang hari
al 2012).
siang hari, tetapi kurang tidur atau sering terbangun dari tidur di
malam hari karena sesak. Gangguan tidur ini dapat berupa SDB
Baik
Kurang baik
Karakteristik responden
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Pendidikan
Ha :
Garut.