Anda di halaman 1dari 24

Pendahuluan

Kardiomiopati peripartum (peripartum


cardiomyopathy, PPCM) adalah penyakit langka
yang masih sedikit diketahui penyebabnya.
Terdapat banyak hipotesis etiologi dan patogenesis
PPCM.
Definisi PPCM berbeda berdasarkan organisasi
pembuatnya, definisi terbaru mengacu kepada 4
kriteria dengan PPCM merupakan diagnosis eksklusi.
Etiologi dan perjalanan penyakit masih hipotetis
membuat PPCM suatu penyakit gagal jantung dalam
kategori tersendiri.

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Heart Failure Association of the European Society of
Cardiology Working Group on PPCM pada tahun 2010
menyatakan bahwa PPCM adalah
suatu keadaan kardiomiopati idiopatik,
berhubungan dengan kehamilan,
bermanifestasi sebagai gagal jantung karena disfungsi
sistolik ventrikel kiri,
biasanya terjadi pada 1 bulan terakhir kehamilan sampai 5
bulan masa postpartum;
adalah diagnosis eksklusi,
terjadi pada wanita tanpa penyakit kardiovaskular lain,
tidak harus disertai dengan dilatasi ventrikel kiri, namun
fraksi ejeksi biasanya selalu <45%.

Epidemiologi
Di Asia didapati 1:1374 (Rumah Sakit Tersier di India),
1:1000 (Jepang), 1:837 (Pakistan), 34:100000 (Malaysia).
Analisis retrospektif di pusat kesehatan tersier di Singapura
mendapatkan insiden 0.89:1000 kelahiran hidup.
Kasus tertinggi dilaporkan di Nigeria, sebesar 1% dari
semua kelahiran hidup. Hal ini karena budaya orang
Nigeria yang mengharuskan setiap ibu postpartum
memakan kanwa (garam danau yang sudah dikeringkan) 2
hari sekali selama 40 hari setelah melahirkan.
Di Amerika didapatkan umur rerata penderita 31 6
tahun, sedangkan di India 31,81 3,7 tahun.
Sebagai acuan, umur rerata kejadian PPCM adalah wanita
antara 19-38 tahun.

Faktor risiko

HT
DM
Merokok
Umur saat hamil>32 th
Multipara
Kehamilan multifetal
Preeklampsia
Obesitas

Etiopatogenesis
Stres Oksidatif
Prolaktin, Prolaktin 16 Kda dan
Katepsin D
Miokarditis
Autoimun
Genetik

Manifestasi Klinis
oedem pedis, dyspneu deff ort, ortopnea,
paroxysmal nocturnal dyspnea, dan batuk
persisten
abdominal discomfort sekunder terhadap
kongesti hepar, pusing, nyeri sekitar jantung
dan epigastrium, palpitasi, pada stadium lanjut
didapat hipotensi postural, peningkatan tekanan
vena jugularis, murmur regurgitasi yang tidak
ditemukan sebelumnya, serta gallop S3 dan S4
NYHA functional class III atau IV
aritmi ventrikel atau cardiac arrest

Diagnosis
pasien harus telah diperiksa dan
disingkirkan penyebab lain gagal
jantung selain kehamilan seperti
IDCM (Idiopathic Dilated
Cardiomyopathy)
miokarditis banyak ditemukan pada
PPCM
Ukuran jantung dapat kembali
normal pada PPCM, namun dapat
juga menjadi progresif

keadaan kardiomiopati idiopatik,


berhubungan dengan kehamilan,
bermanifestasi sebagai gagal jantung karena
disfungsi sistolik ventrikel kiri,
biasanya terjadi selama 1 bulan terakhir
kehamilan sampai 5 bulan masa postpartum,
adalah diagnosis eksklusi,
terjadi pada wanita tanpa penyakit kardiovaskular
lain,
tidak harus disertai dilatasi ventrikel kiri, namun
fraksi ejeksi biasanya selalu <45%.

Pemeriksaan penunjang
Rontgen Toraks

Elektrokardiografi (EKG)
Pencitraan Jantung
Ekocardiografi (GOLD STANDARD)
Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal PPCM adalah
istirahat, pembatasan garam, dan
terapi diuretik, oksigen dapat
diberikan lewat face mask atau CPAP
ACE-I kontraindikasi pada ibu
hamil karena efek teratogenik, harus
digunakan pada pasien PPCM masa
postpartum dan aman untuk wanita
menyusui

Hydralazine dan nitrat


Nitrogliserin
Nitroprusside kontraindikasi pada wanita hamil karena
adanya risiko penumpukan thiocyanate dan cyanide pada
fetus
Dobutamin dan milrinon
Digoxin, digitalis
CCB kecuali amlodipin, memberikan efek inotropik negatif
dan harus dihindari
Metoprolol
Levosimendan
Antikoagulan warfarin teratogenik, digunakan saat
postpartum
Enoxaparin
Cardiac Resynchronization Therapy dan Implantable
Cardioverters/Defibrillators

Strategi Terapi Baru

Agen Immunosuppressant
Intravenous Immunoglobulin (IVIG)
Bromocriptine
Cabergoline
Pentoxifylline

Metode Melahirkan
Melahirkan spontan per vaginam lebih dianjurkan untuk
wanita PPCM dengan kondisi jantung terkontrol dan
fetus sehat.
Pada kala II melahirkan spontan dapat dibantu
menggunakan forsep atau vakum untuk mempersingkat
waktu melahirkan dan mengurangi beban jantung.
Kala III dalam fase melahirkan dapat dibantu dengan
pemberian oxytocin IM. Ergometrin merupakan
kontraindikasi. Setelah melahirkan, auto transfusi darah
dari ekstremitas bawah dan uterus yang berkontraksi
dapat meningkatkan preload secara signifi kan,
dianjurkan pemberian furosemide IV.

Sectio caesarea terencana dianjurkan


untuk wanita dalam keadaan kritis dan
memerlukan terapi inotropik atau support
mekanis.
Analgesik epidural lebih dianjurkan pada
kala 1 karena dapat menstabilisasi cardiac
output.
Pada sectio caesarea continuous spinal
anesthesia dan kombinasi anestesi spinal
dan epidural telah dianjurkan.

Menyusui
menyusui tidak dianjurkan pada
pasien yang dicurigai menderita
PPCM atau didiagnosis pasti PPCM.
Jika perlu, dapat diberikan ACEinhibitors (captopril, enalapril, dan
quinapril).

Prognosis
Penelitian besar pada populasi di
Haiti oleh Fett, et al, angka
mortalitas berkisar antara 15,8%.

Kehamilan Berikutnya
LVEF <25% pada saat terdiagnosis atau LVEF tidak kembali
normal setelah melahirkan, pasien dengan riwayat PPCM
disarankan untuk tidak hamil lagi.
menggunakan metode kontrasepsi karena menghentikan
kehamilan mungkin tidak dapat mencegah PPCM
harus disarankan menggunakan metode kontrasepsi karena
menghentikan kehamilan mungkin tidak dapat mencegah
PPCM.
Intrauterine device/ IUD (copper dan progesterone releasing
IUD) adalah tipe yang paling efektif dan pada jangka
panjang tidak meningkatkan risiko trombo-embolisme.
Kontrasepsi yang mengandung hormon kombinasi (estrogen
dan progestin - bentuk sintetik progesteron) harus dihindari.

KESIMPULAN
Kardiomiopati peripartum adalah keadaan kardiomiopati
idiopatik, berhubungan dengan kehamilan, bermanifestasi
sebagai gagal jantung karena disfungsi sistolik ventrikel
kiri, biasanya terjadi selama 1 bulan terakhir kehamilan
sampai 5 bulan masa postpartum, adalah diagnosis
eksklusi, terjadi pada wanita tanpa penyakit
kardiovaskular lain, tidak harus disertai dengan dilatasi
ventrikel kiri, namun fraksi ejeksi biasanya selalu <45%.
Faktor risiko PPCM termasuk multipara, umur ibu lebih dari
30 tahun, kehamilan dengan bayi lebih dari 1, hipertensi
gestasional, dan ras Afrika-Amerika.
Bermacam teori etiopatogenesis PPCM antara lain stres
oksidatif, prolaktin, autoimun dan genetik.

Manifestasi klinis PPCM hampir sama dengan gagal


jantung kongestif pada umumnya, namun dapat
dibedakan melalui anamnesis dan pemeriksaan
penunjang, terutama eko- kardiografi sebagai baku
emas.
Kardiomiopati peripartum merupakan kegawatdaruratan
medis yang harus segera didiagnosis secara tepat untuk
memperbaiki prognosis melalui penanganan yang tepat.
Jika ukuran ventrikel dapat kembali normal setelah
kehamilan dan masa postpartum, prognosis jangka
pendek sangat baik, walaupun sequele untuk kehamilan
berikutnya tidak begitu diketahui.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sliwa K, et al. Position statement on current state of kowledge on aetiology, diagnosis,
management, and therapy of peripartum cardiomyopathy: a position statement from the Heart
Failure Association of the European Society of Cardiology Working Group on Peripartum
Cardiomyopathy. European J. Heart Failure 2012;12:767-78.
http://eurjhf.oxfordjournals.org/content/12/8/767.full.pdf+html
2. Pearson GD, et al. Peripartum cardiomyopathy: National Heart, Lung, and Blood Institute and Offi ce
of Rare Diseases (National Institutes of Health) Workshop Recommendation and Review. JAMA 2000;
283(9):1183-8. http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=192436
3. Mishra VN, Mishra N, Devanshi. Review article: Peripartum cardiomyopathy. JAPI 2013;61:268-73.
http://www.japi.org/april_2013/06_ra_peripartum_cardiomyopathy.pdf
4. Lim CP, Sim DKL. Peripartum cardiomyopathy: experience in an Asian tertiary centre. Singapore Med
J 2013;54(1):24-7. http://www.sma.org.sg/UploadedImg/fi les/SMJ/5401/5401a1.pdf
5. Carson MP. Peripartum cardiomyopathy. Emedicine online 2013.
http://emedicine.medscape.com/article/153153-overview .
6. Elkayam U, et al. Heart Failure; Pregnancy-asscociated cardiomyopathy: Clinical characteristics and
a comparison between early and late presentation. Circulation 2005;111:2050-5.
http://circ.ahajournals.org/content/111/16/2050.full.pdf+html
7. Hasan JA, et al. Peripartum cardiomyopathy characteristics and outcome in a tertiary care hospital.
J. Pak. Med. Assoc. 2010;60(5):377-80. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20527612
8. Huang GY, Zhang LY, Long-Le MA, Wang LX. Clinical characteristics and risk factors for peripartum
cardiomyopathy. African Health Sci. 2012;12(1):26-31.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3462514/pdf/AFHS1201-0026.pdf

9. Ramachandran R, Rewari V, Trikha A. Anaesthetic management of patients with peripartum cardiomyopahty. J.


Obstetr. Anaesth. Crit. Care 2011;1(1):5-12.
http://www.joacc.com/article.asp?issn=22494472;year=2011;volume=1;issue=1;spage=5;epage=12;aulast=Ra
machandran
10. Chopra S, Verghese PP, Jacob JJ. Bromocriptine as a new therapeutic agent for peripartum cardiomyopahty. Indian J.
Endocrinol. Metabolism 2012;16(7):60-2. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3354950/
11. Patten IS et al. Cardiac angiogenic imbalance leads to peri-partum cardiomyopathy. Nature 2012;485(7398):333-8.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3356917/
12. Ramaraj R, Sorell VL. Peripartum cardiomyopathy: Causes, diagnosis, and treatment. Cleveland Clinic J. Med.
2009;76(5):289-96. http://www.ccjm.org/content/76/5/289.long
13. Sliwa K et al. The addition of pentoxifylline to conventional therapy improves outcome in patients with peripartum
cardiomypathy. Europ. J. Heart Failure 2002;4:305-9. http://eurjhf.oxfordjournals.org/content/4/3/305.long
14. Shah T et al. Peripartum Cardiomyopathy: a contemporary review. Debakeyheartcenter.com/journal 2013;MDCVJIX(1):38-43. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3600883/pdf/MDCVJ-09-038.pdf
15. Van Spaendonck-Zwarts KY et al. Peripartum cardiomyopathy as a part of familial dilated cardiomyopathy.
Circulation 2010;121:2169-75. http://circ.ahajournals.org/content/121/20/2169.full.pdf+html
16. Okeke TC, Ezenyeaku CCT, Ikekako LC. Peripartum cardiomyopathy. Ann. Med. Health Sci. Res. 2013;3(3):313-9.
http://www.amhsr.org/temp/AnnMedHealthSciRes33313-8157122_223931.pdf
17. Maroo A, Raymond R. Pregnancy and heart disease.
http://www.clevelandclinicmeded.com/medicalpubs/diseasemanagement/cardiology/pregnancy-and-heart-disease/
18. Krejci J, et at. The variable clinical course of peripartum cardiomyopathy. Biomed Pap Med Fac Univ Palacky
Olomouc Czech Repub 2012;156(XX):1-6. http://biomed.papers.upol.cz/getrevsrc.php?identifi
cation=public&mag=bio&raid=413&type=fi n&ver=2
19. Givertz MM. Perpartum cardiomyopathy. Circulation 2013;127:e622-6.
http://circ.ahajournals.org/content/127/20/e622.full.pdf+html
20. Johnson-Coyle L, Jensen L, Sobey A. Peripartum cardiomyopathy: review and practice guidelines. Am J Crit Care
2012;21:89-98. http://ajcc.aacnjournals.org/content/21/2/89.full.pdf+html

21. Terata M et al. Detection of peripartum myocardial burden by vector-projected 187


channel electrocardiography and serum NT-proBNP. Int Heart J 2013; 54(3):140-5.
https://www.jstage.jst.go.jp/article/ihj/54/3/54_140/_pdf
22. Ramachandran R, Rewari V, Trikha A. Anaesthetic management of patients with
peripartum cardiomyopahty. J ObstetrAnaesth and Crit Care 2011; 1(1):5-12.
23. Johnson-Coyle L, Jensen L, Sobey A. Peripartum cardiomyopathy: Review and practice
guidelines. Am J Crit Care 2012; 21: 89-98.
24. Lata I, Gupta R, Sahu S, Singh H. Emergency management of decompensated peripartum
cardiomyopathy. J Emergency, Trauma and Shock 2009; 2(2) 124-8.
25. Ramaraj R, Sorell VL. Peripartum cardiomyopathy: Causes, diagnosis, and treatment.
Cleveland Clin J Med 2009; 76(5): 289-96.
26. Shah T, Ather S, Bavishi C, Bambhroliya A, Ma T, Bozkurt B. Peripartum Cardiomyopathy:
A contemporary review. Methodist Debakey Cardiovasc J. 2013 Jan-Mar; 9(1): 3843.
27. De Jong JSSG, Rietveld K, van Lochem LT, Bouma BJ. Rapid left ventricular recovery after
cabergoline treatment in a patient with peripartum cardiomyopathy; A case report. Eur J
Heart Failure 2009; 11: 220-2.
28. Sliwa K, Skudicky D, Candy G, Bergemann A, Hopley M, Sareli P. The addition of
pentoxifylline to conventional therapy improves outcome in patients with peripartum
cardiomypathy. Eur J Heart Fail. 2002; 4(3): 305-9.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai