Danish DSL
Pembimbing : dr Iman B Sp.S
Latar Belakang
Migrain merupakan salah satu penyakit
tertua yang telah di deskripsikan oleh
Galen pada tahun 200 M, dalam bukunya
di gambarkan nyeri kepala yang disebut
hernicrania, dari istilah tersebut muncul
istilah migrain yang digunakan sampai
saat ini.
Definisi
Secara umum migrain merupakan nyeri
kepala berulang yang idiopatik, dengan
serangan nyeri yang berlangsung 4-72
jam, biasanya sesisi, sifatnya berdenyut,
intensitas nyeri sedang-berat, diperhebat
oleh aktivitas fisik rutin, dapat disertai
nausea, photofobia dan fonofobia. Migrain
termasuk salah satu jenis nyeri kepala
primer. (1,2,3)
Epidemiologi
Faktor
Umur
Prevalensi
4.
Pada
Klasifikasi
1. Diagnosis migren tanpa Aura :
Kriteria :
2 dari 4 karakteristik grup A
1 dari 2 karakteristik grup B
Grup A
Grup B
1. Nyeri kepala unilateral
1. Terdapat nausea atau vomit
2. Nyeri kepala berdenyut
2. Terdapat fotofobia/fonofobia
3. Nyeri sedang atau berat dan
dapat
menghambat/ mambatasi
kegiatan
4.
Nyeri
aktivitas
diperberat
fisik
rutin
oleh
seperti
Penatalaksanaan
Mengurangi faktor risiko/pencetus
Stres dan kecemasan
Kurang atau telalu banyak tidur,
perubahan jadwal seperti jetlag.
Hipoglikemia (terlambat makan)
Kelelahan
Perubahan hormonal seperti haid,
obat hormonal
Diet
Terapi Abortif
1. Analgesik nonspesifik
Diklofenak.
- Indometasin.
Ibuprofen.
-Golongan fenamat.
Ketorolak.
-Naproksen.
Ketoprofen.
3. Analgesik spesifik
ergotamin, dihidroergotamin (DHE) dan golongan
triptan yang merupakan agonis selektif reseptor
serotonin pada 5-HT1.
Sumatriptan dapat meredakan nyeri, mual,
fotofobia dan fonofobia sehingga memperbaiki
disabilitas pasien. Diberikan pada migrain berat
atau pasien yang tidak memberikan respon
dengan analgesia nonspesifik dengan atau tanpa
kombinasi. Dosis awal sumatriptan adalah 50 mg
dengan dosis maksimal dalam 24 jam 200 mg
Terapi preventif
Indikasi:
Penyakit kambuh beberapa kali dalam sebulan
Penyakit berlangsung terus menerus selama beberapa
minggu atau bulan
Penyakit sangat mengganggu kuafitas hidup penderita.
Adanya kontra indikasi atau efek samping yang tidak
dapat ditoleransi terhadap terapi abortif.
Kecenderungan pemakaian obat yang berlebih pada
terapi abortif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof.DR. Mahar Marjono & Prof .DR. Priguna Shidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar,
Edisi 12. Dian Rakyat
2. Sylvia.A.Price & Lorraine M. 2005. Wilson.Patofisiologi Edisi 6 jilid 2 EGC
3. Perhimpunan dokter spesialis Saraf indonesia. 2006, Buku Pedoman Standar
Pelayanan medik (SPM) & Standar Operasional (SPO)
4. Harsono. 2005. Kapita Selekta Neurologi, edisi kedua. Gajahmada University Press.
Yogyakarta.
5. Chawla, Jasvinder. Migraine Headache. Available at :
http://www.emedicine.medscape.com . Accessed on Feb 2nd 2015.
6. Dahlem M., Podoll K. 2007. Migraine Headache.
http://www.migraine-aura.com/content/e27892/index_en.html\
7. Purnomo H. 2006. Migrainous Vertigo. Dalam Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah
Nasional II Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Airlangga University Press.
Surabaya.
8. Benson AG, Robbins W. 2006. Migraine Associated Vertigo.
http.www.emedicine.com/ent/topic727.htm
9. Zuraini, Yuneldi anwar, Hasan Sjahrir. 2005. Karakteristik Nyeri Kepala Migren dan
Tension Type Headeche Di Kotamadya Medan, Neurona, Vol 22 No. 2
10.Wibowo S., Gofir A. 2001. Farmakologi dalam Neurologi. Salemba Medika. Jakarta.