Anda di halaman 1dari 42

Faktor Psikososial dan

Kesehatan Reproduksi
Izzatul Arifah
Pendahuluan

• Aspek social mempengaruhi maternal health


• Penjarangan kelahiran → good maternal health
• Kontrasepsi – berhubungan dengan
sosial/agama
• Aborsi – berhubungan dengan agama
• Teknologi reproduksi – berhubungan dengan
sosial/agama
Pendahuluan

• Norma sosial menentukan angka pernikahan,


usia pernikahan, kehamilan, dan KB →
berpengaruh pada kesehatan ibu dan anak
Batasan topik
• Perkawinan
• Aborsi
• Sunat Perempuan
MARRIAGE
Marriage
• Crude marriage rate sebagian besar negara
menurun dari tahun ke tahun.
• Indonesia juga mengalami penurunan jumlah
nikah setiap tahunnya
Jumlah Nikah, Talak dan Cerai
(BPS)
Prevalensi wanita kawin di
Indonesia
Trend of cohabiting rather than
married
Birth in unmarried woman in
Indonesia
• Lack of data.
– Survey kelahiran berbasis wanita pernah kawin
– Premarital pregnancy – menikah

• Greater Jakarta Transition to Adulthood Survey


2010, Survey pada lebih dari 3000 responden (20-
34) (Jakarta, Bekasi, Tangerang) Estimation of
proportion of female who engaged in premarital
sex in increases from 4.4 to 22% after taking into
account evidence of underreporting
Dampak kelahiran diluar nikah
• Anak
– Resiko masalah kesehatan lebih tinggi
– Tidak stabil kesejahteraan dan status sosial
ekonomi
– Tingkat pendidikan lebih rendah
– Memulai hubungan seksual pada usia muda
– Memiliki anak diluar nikah
– Resiko pernikahan yang bermasalah dan perceraian
• Ibu
– Tingkat pendidikan lebih rendah
– Pendapat lebih rendah
– Prospek pernikahan yang lebih rendah dibanding
wanita yang tidak memiliki anak
Marriage and health
“ Married people are healthier
than one who not married.”

• Married improve health outcome in a variety


of way
• Menikah → manfaat sosial dan ekonomi
• Ekonomi :
– Peningkatan ekonomi – akses pelayanan kesehatan
– Rendah stress
• Sosial :
– Pasangan menyemangati untuk perilaku sehat
– Pemenuhan kebutuhan emosional, keakraban, dan
social connection → Kesehatan fisik dan mental lebih
baik
– Masyarakat memberi stigma pada yang masih single,
social acceptance – less stress
TEEN PREGNANCIES
Kehamilan remaja
• Kelahiran remaja (15-19 tahun) 40/1.000
wanita
• Sebanyak 10 % remaja putri usia 15–19 sudah
menjadi ibu atau hamil anak pertama (SDKI
2012)
• Remaja yang tinggal di desa lebih tinggi
persentasenya dibanding kota. (13% dibanding
6%).
Angka fertilitas usia 15-19 di
Indonesia tahun 1991-2012
• Survey Indonesia Young U-
reporter pada remaja usia 15-
19 tahun
• Alasan menikah remaja putri :
38% karena sudah hamil, 22%
karena ekonomi orang tua
• Alasan menikah remaja putra:
69% karena pacarnya hamil
Dampak kehamilan remaja
• Terhentinya pendidikan
• Resiko anemia, preeklamsi dan kematian ibu
lebih tinggi
• Remaja lebih tidak peduli pada kehamilannya
(perilaku tidak sehat)
• Resiko mengalami depresi pada tahun pertama
setelah kelahiran
• Resiko mengalami KDRT lebih tinggi
ABORTION
Tren aborsi world wide
Aborsi
• Lack of data
• Estimasi angka tahunan 2 juta kasus
• Aborsi tidak aman menyumbang 14-16%
kematian ibu
Upaya aborsi (Riskesdas 2010)
Aborsi di Indonesia (Guttmatcher, 2008)
Aborsi pada konteks modern
• Alasan wanita melakukan aborsi semakin
beragam.
– Indikasi medis
– Teknologi USG : fetal congenital abnormality
– Pilihan individu :
• Kasus perkosaan/incest
• Tidak siap secara ekonomi/sosial
• Alasan kesehatan fisik dan jiwa
Dampak psikologis dan
kesehatan aborsi
• Psikologis
– Bergantung pada individu : coping
– Kecenderungan adanya kecemasan, depresi
• Kesehatan reproduksi
– Unsafe abortion : infertilitas, infeksi, perdarahan,
kematian
– Safe abortion: infeksi <<, kelahiran prematur
kehamilan berikutnya
Efek sosial dari legalisasi aborsi
• Peningkatan tingkat pendidikan dan kerja
• Penurunan fertilitas remaja dan kehamilan
remaja
SUNAT PEREMPUAN
Sunat perempuan
• Praktek sunat perempuan adalah praktek kuno
yang dilakukan para pendahulu terutama pada
agama kristen dan islam.
• Pelaksanaan sunat perempuan lebih disebabkan
oleh budaya dan sikap etnis tertentu, bukan
perintah agama
• Ritual menuju pubertas, budaya
diwariskan pada generasi
berikutnya, upaya menjaga
keperawanan dan bahkan sebagai
prasyarat pernikahan
• Upaya estetika, karena bentuk
aslinya jelek atau bisa tumbuh
terlalu besar kalau dibiarkan.
• Klitoris – tidak feminim
Sunat perempuan
• Kejadian tertinggi di Afrika
• Indonesia terdapat praktek sunat perempuan
di beberapa daerah
• Pelaksana oleh tokoh agama atau bidan
• Permenkes 1636/MENKES/PER/XII/2010,
khitan perempuan sudah dicabut pada tahun
2014
• Data prevalensi di Indonesia belum ada
Efek fisiologis dari sunat
perempuan
• Bergantung tipe FGM
• Efek: sakit, perdarahan, adanya kista, keloid atau
bekas luka, ISK, radang panggul.
• Seksual : Kurang bergairah, sakit saat
intercourse, tidak merasakan orgasme, tidak
bisa penetrasi sama sekali
• Reproduksi : infertilitas, resiko prematur, resiko
still birth
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai