Anda di halaman 1dari 84

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH NYERI


KRONIS PADA PASIEN GOUT ARTHRITIS DI DUSUN KEBUK
DESA BANJARAN

STUDI KASUS

Oleh :
NILA AMALIA
SARI NRP : 17.051

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH NYERI
KRONIS PADA PASIEN GOUT ARTHRITIS DI DUSUN KEBUK
DESA BANJARAN

STUDI KASUS

Studi Kasus merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (AMd. Kep)
Program Studi DIII Keperawatan Jurusan Kesehatan

Oleh :
NILA AMALIA
SARI NRP : 17.051

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN 2020

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa studi kasus ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari
berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun

Pamekasan, 13 Juli 2020

Yang menyatakan

Nila Amalia Sari


NRP : 17.051
Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Endang Fauziyah S,S.Kep.,Ns.M.Kep Nindawi, S.Kep.,Ns.,MM.,M.Kes


NIP. 19741129 200012 2 002 NIP. 19700124 199703 1004

Ketua
Jurusan Kesehatan

Anggeria oktavisa Denta,S.Si.,M.M.,M.Biotech


NIK. 4110182018

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

KTI oleh : Nila Amalia Sari

Judul : Asuhan Keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada pasien


Gout Arthritis di Dusun Kebuk Desa Banjaran

Studi kasus ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunannya, sehingga
dapat diajukan dalam ujian sidang studi kasus Jurusan Kesehatan Prodi DIII
Keperawatan Politeknik Negeri Madura.

Pamekasan, 13 Juli 2020

Yang menyatakan

Nila Amalia Sari


NRP : 17.051

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Endang Fauziyah S,S.Kep.,Ns.M.Kep Nindawi, S.Kep.,Ns.,MM.,M.Kes


NIP. 19741129 200012 2 002 NIP. 19700124 199703 1004

Ketua
Jurusan Kesehatan

Anggeria oktavisa Denta,S.Si.,M.M.,M.Biotech


NIK. 4110182018

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Studi kasus oleh : Nila Amalia Sari

Judul : Asuhan Keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada


pasien gout arthritis di Dusun Kebuk Desa Banjaran

KTI ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji KTI pada tanggal 13 Juli
2020.

Tim Penguji KTI

Ketua : Rahayu Yuliana W, S.Kep., Ns.,M.K.M (......................................)


NIK. 4110182014
Anggota :

1. Abdan Syakura, S.Kep.,Ns M.Kep (......................................)


NIK. 4110181023

2. Hilmah Noviandry R, S.Kep., Ns.,M.Kes (......................................)


NIK. 4110182015

3. H. Nindawi, S.Kep.,Ns., MM.,M.Kes (......................................)


NIP. 19700124 199703 1004

4. Endang Fauziyah S, S Kep., Ns. M Kep (......................................)


NIP. 19741129 200012 2 002

Mengesahkan,
Ketua
Jurusan Kesehatan

Anggeria oktavisa Denta,S.Si.,M.M.,M.Biotech


NIK. 4110182018

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus yang berjudul
“Asuhan Keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada pasien gout arthritis di
Desa Banjaran ” ini sesuai waktu yang ditentukan .
Peyelesaian studi kasus ini, peneliti banyak medapatkan pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada Bapak/Ibu :
1. Dr. Arman Jaya, ST., M.T Direktur Politeknik Negeri Madura yang sudah
memberikan kesempaan dan izin bagi peneliti untuk menyelesaikan studi kasus
ini.
2. Anggeria oktavisa Denta,S.Si.,M.M.,M.Biotech selaku Ketua Jurusan
Kesehatan Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura.
3. Tn.H yang sudah berkenan menjadi partisipan dalam proses penyelesaian studi
kasus ini
4. Ns. Endang Fauziyah S, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing I yang sudah
banyak memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian studi
kasus ini.
5. Ns. Nindawi, S.Kep., MM,.M.Kes selaku pembimbing II yang sudah banyak
memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyelesaian studi kasus
ini.
6. Terima kasih kepada bapak, ibu, Mas, dan seluruh keluarga besar, yang telah
memberi support dan semangat dalam penyelesaian studi kasus ini
7. Terima kasih kepada Nida Khoiriyah, dan Muhammad Adib, Dilah, Wahyu,
Lela dan rekan-rekan yang telah membantu dalam kelancaran studi kasus ini.
Penulis menyadari bahwa studi kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai
masukan dalam perbaikan penulisan ini, semoga studi kasus ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya.

Pamekasan, 13 Juli 2020


Penulis

vi
RIWAYAT PENDIDIKAN

Nama : Nila Amalia Sari

Tempat Tanggal Lahir : Jepara, 03 September 1999

Alamat : Dusun Glangsing Desa Banjaran Kecamatan


Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa
Tengah

Riwayat Pendidikan

1. SDN 1 Banjaran
2. Mts.Guppi
3. MA Hasyim Asy’ari

vii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH NYERI KRONIS PADA


PASIEN GOUT ARTHRITIS DI DUSUN KEBUK DESA BANJARAN

Oleh: Nila Amalia Sari, Ns. Endang Fauziyah S, S.Kep., M.Kep , Ns.
Nindawi, S.Kep., MM,.M.Kes
Jurusan Kesehatan Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura

Introduksi: Nyeri kronis salah satu gejala utama yang dirasakan pasien saat
terjadi Gout Arthritis, jika tidak ditangani secara langsung bisa terjadi komplikasi
yang lebih parah. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui asuhan
keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada pasien gout arthritis di Dusun
Kebuk Desa Banjaran. Metode: Rancangan yang digunakan dalam karya tulis ini
menggunakan desain studi kasus, pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan di
Dusun Kebuk Desa Banjaran pada tanggal 27 April s.d 02 Mei 2020. Partisipan
dalam penelitian ini difokuskan pada satu pasien gout arthritis dengan masalah
nyeri kronis. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan format pengkajian, uji
keabsahan dilaksanakan kepada keluarga, dokumen, dan pasien. Analisis data
menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan fakta, teori dan opini. Hasil:
pemberian asuhan keperawatan menunjukkan bahwa nyeri kronis yang dirasakan
klien dapat berkurang. Hasil evaluasi menunjukkan masalah teratasi, intervensi
dipertahankan. Kesimpulan diperlukan menejemen yang baik dan benar, baik dari
petugas kesehatan, pasien dan keluarga.

Kata kunci: Gout arthritis, Asuhan Keperawatan, Nyeri kronis

viii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH NYERI KRONIS PADA


PASIEN GOUT ARTHRITIS DI DUSUN KEBUK DESA BANJARAN

By: Nila Amalia Sari, Ns. Endang Fauziyah S, S. Kep., M. Kep, Ns.
Nindawi, S. Kep., MM,. M. Kes
Jurusan Kesehatan Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura

Introduction: Chronic pain is one of the main symptoms that patients feel when
Gout Arthritis, if not treated directly can occur more severe complications. The
purpose of this writing is to know the care of nursing with chronic pain problems in
gout arthritis patients in the hamlet of Kebuk Banjaran. Method: The design used
in this paper uses case study designs, the implementation of nursing care carried out
in the hamlet of Kebuk village Banjaran on April 27th to May 02, 2020.
Participants in this study focused on gout arthritis patients with chronic pain
problems. Data collection is implemented using the assessment format, the validity
test is carried out to family, documents, and patients. Data analysis uses descriptive
analysis with fact, theory and opinion approaches. Results: nursing care suggests
that client's chronic pain can be diminished. The evaluation results showed a
resolved issue, the intervention was retained. Conclusions are required good and
correct management, both from health officers, patients and families.

Key words: Gout arthritis, nursing care, chronic pain

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR...........................................................................................................i
SAMPUL DALAM........................................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..........................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................................vi
ABSTRAK.....................................................................................................................vii
DAFTAR ISI..................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN...............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Gout Arthritis...................................................................................5
2.1.1 Definisi.........................................................................................................5
2.1.2 Anatomi fisiologi.........................................................................................5
2.1.3 Etiologi.........................................................................................................6
2.1.4 Tanda dan gejala..........................................................................................7
2.1.5 Penatalaksanaan...........................................................................................8
2.1.6 Komplikasi...................................................................................................10
2.2 Konsep Dasar Nyeri................................................................................................13
2.3 Web of Cautation (WOC)/PathWay.........................................................................15
2.3.1 Web of Cautation (WOC)/PathWay.............................................................15
2.3.2 Deskripsi WOC............................................................................................16
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................................16
2.4.1 Pengkajian....................................................................................................16
2.4.2 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan....................................................19
2.4.3 Intervensi.....................................................................................................21
2.4.4 Implementasi................................................................................................23
2.4.5 Evaluasi........................................................................................................24
BAB 3 METODE PENULISAN...................................................................................26
3.1 Kelurahanin/Rencana..............................................................................................26
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan...............................................................................26
3.3 Subjek......................................................................................................................26
3.4 Pengumpulan Data...................................................................................................27
3.5 Analisa Data............................................................................................................27
3.6 Uji keabsahan..........................................................................................................28
3.7 Etik..........................................................................................................................28
x
4.1 Hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.................................................................30
4.2 Gambaran Lokasi Studi Kasus................................................................................30
4.3 Hasil Pengkajian......................................................................................................31
DAFTAR ISI
4.4 Analisa Data............................................................................................................36
4.5 Diagnosa Keperawatan............................................................................................37
4.6 Intervensi.................................................................................................................37
4.7 Implementasi...........................................................................................................39
4.8 Evaluasi...................................................................................................................39
4.9 Pembahasan.............................................................................................................41
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................46
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................46
5.2 Saran........................................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Analisa data Asuhan Keperawatan dengan masalah nyeri
kronis pada pasien Gout Arthritis di Dusun Kebuk Desa
Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara ................... 20
Tabel 4.1 Identitas klien Gout Arthritis dengan masalah nyeri kronis
di Dusun Kebuk Desa Banjaran Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara ................................................................. 31
Tabel 4.2 Riwayat kesehatan Gout Arthritis dengan masalah nyeri
kronis di Dusun Kebuk Desa Banjaran Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara ................................................................. 31
Tabel 4.3 Pola kesehatan Gout Arthritis dengan masalah nyeri kronis
di Dusun Kebuk Desa Banjaran Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara ................................................................. 32
Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik Gout Arthritis dengan masalah nyeri
kronis di Dusun Kebuk Desa Banjaran Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara ................................................................. 34
Tabel 4.5 Pemeriksaan diagnostik Gout Arthritis dengan masalah
nyeri kronis di Dusun Kebuk Desa Banjaran Kecamatan
Bangsri Kabupaten Jepara .................................................... 35
Tabel 4.6 Analisa data pasien Gout Arthritis dengan masalah nyeri
kronis di Dusun Kebuk Desa Banjaran Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara ................................................................. 36
Tabel 4.7 Intervensi keperawatan pasien Gout Arthritis dengan
masalah nyeri kronis di Dusun Kebuk Desa Banjaran
Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara.................................. 37
Tabel 4.8 Implementasi keperawatan pasien Gout Arthritis dengan
masalah nyeri kronis di Dusun Kebuk Desa Banjaran
Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara.................................. 38
Tabel 4.9 Evaluasi keperawatan pasien Gout Arthritis dengan
masalah nyeri kronis di Dusun Kebuk Desa Banjaran
Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara.................................. 40

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Web Of Caution data asuhan keperawatan dengan
masalah nyeri kronis pada pasien gout arthritis………… 14

xiii
DAFTAR SINGKATAN

IASP :Internasional Assosiation for the study of pain


SDKI: Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia
SLKI: Standart Luaran Keperawatan Indonesia
SIKI: Standart Intervensi Keperawatan Indonesia
VAS : Visual Analogue Scale
WHO : World Health Organization
WOC: Web Of Cautation
Tn: Tuan
Prodi: Program Studi

Daftar Lambang
< : kurang dari
> : Lebih dari
≤ : Kurang dari sama dengan
≥ : Lebih dari sama dengan
% : Persentase
∑ : Jumlah

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Permintaan Menjadi Partisipan


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan
Lampiran 3 : Lembar Pengkajian Data Umum
Partisipan Lampiran 4 : Lembar Pengkajian Fokus
Lampiran 5 : Lembar Terapi
Lampiran 6 : Lembar Pemeriksaan Penunjang
Lampiran 7 : Lembar Analisa Data, dan
Diagnosa Lampiran 8 : Lembar Intervensi
Lampiran 9 : Lembar Implementasi
Lampiran 10 : Lembar Evaluasi (Follow Up)
Lampiran 11 : Lembar Konsultasi Studi
Kasus
Lampiran 12 : Lembar Revisi ujian Studi
Kasus Lampiran 13 : Lembar Dokumentasi

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit gout arthritis sering dirasakan dikarenakan adanya faktor

pencetus diantaranya pola makan, kegemukan dan suku bangsa. Gout arthritis

atau yang dikenal dengan istilah asam urat merupakan peradangan persendian

yang disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam tubuh (hiperurisemia),

sehingga terakumulasinya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul di

dalam persendian, hal ini terjadi karena tubuh mengalami gangguan metabolisme

purin (Padila, 2013). Kelebihan asam urat dalam tubuh, akan ditransfer ke organ –

organ tubuh tertentu dan diendapkan menjadi kristal-kristal monosodium asam

urat monohidrat pada persendian dan jaringan di sekitarnya maka akan terjadi

peradangan dengan rasa nyeri yang bersifat akut dan bisa sampai kronis jika tidak

segera diobati. Seringkali pada pergelangan kaki, kadang-kadang pada persendian

tangan, lutut, dan pundak atau jari-jari tangan. Yang sering disampaikan penderita

asam urat adalah nyeri sendi yang terus menerus sehingga muncul masalah

keperawatan nyeri (Winasih, 2015).

Angka kejadian Gout Arthritis pada tahun 2016 yang dilaporkan oleh

World Health Organization (WHO) mencapai 20% dari penduduk dunia

prevalensi penyakit Gout Arthritis 25,7% prevalensi yang didiagnosa oleh tenaga

kesehatan lebih tinggi perempuan 13,4% dibanding pada laki-laki 10,3%. Gout

Arthritis diindonesia hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung

langsung mengkonsumsi Pereda nyeri yang dijual secara bebas. Angka kejadian

penyakit asam urat di Jawa Tengah 26,4%. Data survey dinas kesehatan

1
2

kabupaten Jepara penderita gangguan nyeri sendi pada Gout Arthritis sebanyak

338 baik orang dewasa atau penderita( Dinkes Jepara, 2016). Jumlah penderita

Gout Arthritis di pelayanan kesehatan desa banjaran pada tahun 2017 sebanyak 47

orang dari 64 penderita.

Faktor resiko yang menyebabkan terserang gout arthritis adalah

mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi seperti, jeroan, kacang-

kacangan, dapat memicu peningkatan kadar purin dalam darah, apabila kadar

purin dalam darah meningkat maka penderita akan mengalami serangan gout

arthritis. Jika dibiarkan secara terus menerus akan menimbulkan komplikasi

seperti penyakit ginjal, jantung, hipertensi dan diabetes mellitus.

Perawat sebagai pelayanan kesehatan harus mampu dalam mengedukasi

pasien untuk mengontrol kadar asam urat juga program lainnya seperti

melakukan pemeriksaan secara berkala dan menghindari makanan yang dapat

menyebabkan kadar asam urat meningkat. Peran keluarga juga sangat penting

dalam meningkatkan kesehatan Seperti, membiasakan berolahraga, menjaga pola

makan,. Tindakan farmakologis untuk perawatan gout arthritis adalah

mengkonsumsi obat untuk menurunkan asam urat dan tindakan nonfarmakologis

seperti memberikan kompres hangat untuk mengurangi rasa nyeri.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada pasien

gout arthritis di Desa Banjaran?


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Memberikan asuhan keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada

pasien gout arthritis di Desa Banjaran.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Melakukan pengkajian keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada pasien

gout arthritis di Desa Banjaran.

2. Menyusun diagnosis keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada pasien

gout arthritis di Desa Banjaran.

3. Membuat intervensi/perencanaan keperawatan dengan masalah nyeri kronis

pada pasien gout arthritis di Desa Banjaran.

4. Melaksanakan implementasi/tindakan keperawatan dengan masalah nyeri

kronis pada pasien gout arthritis di Desa Banjaran.

5. Membuat dan melakukan evaluasi keperawatan dengan masalah nyeri kronis

pada pasien gout arthritis di Desa Banjaran.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu untuk perkembangan

pengetahuan ilmu keperawatan dalam asuhan keperawatan dan menambah

wawasan dalam mencari pemecahan masalah nyeri pada pasien gout arthritis.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi perawat

Dapat menambah ilmu pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan

masalah nyeri kronis pada pasien gout arthritis di Desa Banjaran.


2. Bagi institusi pendidikan

Untuk membantu pengembangan ilmu keperawatan, khususnya pada

pemberian asuhan keperawatan dengan masalah nyeri pada pasien gout

arthritis.

3. Bagi pasien

Untuk mengurangi tingkat nyeri pada pasien gout arthritis.

4. Bagi penulis

Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman serta menciptakan ilmu yang

diterima selama melakukan asuhan keperawatan masalah nyeri kronis pada

pasien Gout Arthritis di Desa Banjaran.


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Gout Arthritis

2.1.1 Definisi

Gout arthritis adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan

penumpukan asam urat pada sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian

atas, pergelangan dan kaki bagian tengah (Reny, 2014). Gout arthritis adalah

asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari

metabolisme purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada

inti sel-sel tubuh. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai

pada semua makanan dari sel hidup yakni makanan dari tanaman (sayur, buah,

dan kacang-kacangan) ataupun hewani (jeroan, ikan sarden, dan lain- lain)

(Salif, 2012). Gout arthritis merupakan peradangan pada sendi yang timbul

secara berulang-ulang yang bersifat monoarkuler (menyerang satu sendi saja)

(Reni, 2015). Nyeri sendi adalah rasa sakit pada bagian tubuh yang

menghubungkan tulang dengan tulang, yang menyebabkan pergerakan dan

kualitas hidup penderitanya menjadi terganggu.

2.1.2 Anatomi fisiologi

Menurut Tao (2015), secara sederhana sendi didefinisikan sebagai

daerah tempat tulang bertemu. Ada 3 tipe utama sendi: sinovial, kartilaginea,

dan fibrosa.

1. Sendi sinovial

Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakan,

memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin.

5
6

Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas

tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan

sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung

lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial

dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi

sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.

2. Sendi kartilaginea

Sendi kartilginea dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin,

disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu

sinkondrosis dan simpisis.

3. Sendi fibrosa

Sendi fibrosa tulang yang bersendi dihubungkan oleh ligamentum atau

membrane fibrosa. Gerak pada sendi ini dapat terbatas atau tidak ada,

bergantung pada pembatasan fibrosa yang menghubungkan tulang-tulang.

2.1.3 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, penyakit Gout Arthritis digolongkan

menjadi yaitu:

1. Penyakit gout arthritis primer

Penyebabnya kebanyakan belum diketahui (idiopatik). Hal ini diduga

berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang

menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan

meningkatnya produksi asam urat. Atau bisa juga diakibatkan karena

berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.


2. Penyakit gout arthritis sekunder

Penyebab penyakit gout arthritis sekunder:

1) Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pada makan

yang tidak terkontrol, yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang

berkadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik

yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam

kelompok asam amino, yang merupakan unsur pembentuk protein.

2) Produksi asam urat juga dapat meningkat karena penyakit pada darah

(penyakit sumsung tulang, polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan

(alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12, diuretika, dosis rendah asam,

salsilat).

3) Obesitas (kegemukan).

4) Intoksikasi (keracunan timbal).

5) Pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan

baik. Dimana akan ditemukan mengandung benda- benda (hasil

buangan metabolisme lemak) dengan kadar yang tinggi. Kadar benda-

benda keton yang meninggi akan menyebabkan kadar asam urat juga

akan meninggi.

2.1.4 Tanda dan gejala

Tanda dan gejala ditinjau dari stadium perjalanan klinis dari penyakit

gout arthritis (Reny, 2015) antara lain:


1. Stadium 1

Stadium 1 disebut juga dengan stadium hiperuresemia asimtomatik. Dalam

stadium ini tidak menunjukkan gejala-gejala selain dari peningkatan asam

urat serum.

2. Stadium 2

Stadium ini merupakan stadium gout arthritis akut, pertama gejalanya

terjadi pembengkakan dan nyeri yang luar biasa sakitnya, terjadi pada sendi

ibu jari kaki, sendi tangan, siku dan sendi metatarsophalangeal.

3. Stadium 3

Stadium 3 disebut juga dengan gout arthritis yang merupakan tahapan dari

interkronis. Pada stadium ini tidak terdapat gejala-gejala tetapi sesorang

mengalami nyeri gout berulang. Nyeri gout berulang karena tidak diberikan

obat.

4. Stadium 4

Stadium 4 disebut juga stadium kronik, dengan adanya peradangan yang

kronik akibat adanya penumpukan kristal-kristal asam urat yang

mengakibatkan nyeri, sakit, kaku, pembesaran dan penonjolan sendi yang

bengkak.

2.1.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gout arthritis antar lain:

1. Olahraga

Olahraga dapat dilakukan dengan cara senam, berjalan-jalan dan bersepeda.

Dengan melakukan senam apabila dilakukan dengan teratur dapat

membantu memperkuat otot-otot sekitar sendi, memperbaiki keseimbangan,


mengurangi rasa sakit, mengurangi nyeri gout arthritis, meringankan luka

dan memberikan energy yang lebih banyak. Senam bermanfaat untuk

menjaga kartilago (jaringan yang menyelimuti ujung tulang didalam sendi)

dalam keadaan baik dan menstimulasi produksi cairan pelumas disekitar

sendi. Senam dilakukan secara efektif dalam waktu 30 menit (Debra, 2015).

Selama 2-4 minggu dalam jangka waktu 2-3 kali dalam seminggu.

2. Kompres panas dan dingin

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin yang memperkuat sensitivitas

reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat

proses inflamasi. Agar efektif, es dapat diletakkan pada tempat cedera

segera setelah cedera terjadi. Sementara terapi panas mempunyai

keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan

dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan (Andarmoyo,

2013).

3. Relaksasi

Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari

ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi nyeri. Teknik

relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi

lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan

perlahan dan nyaman. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk

melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri kronis dan

yang meningkatkan nyeri (Andarmoyo, 2013).


4. Medikamentosa

Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan

probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (anturane) pada pasien yang tidak

kuat probenezid. Allopurinol 100 mg 2kali/hari untuk menurunkan

pembentukan asam urat dengan (Reny, 2014).

2.1.6 Komplikasi

Menurut Noviyanti (2015) ada banyak penyakit persendian yang

menyerang manusia. Diantara ratusan jenis penyakit persendian, penyakit gout

arthritis adalah satu-satunya penyakit persendian yang disebabkan oleh kondisi

hiperurisemia. Beberapa komplikasi gout arthritis, antara lain:

1. Komplikasi pada ginjal

Komplikasi asam urat yang paling umum adalah gangguan-gangguan pada

ginjal. Hal ini terjadi pada penderita gout arthritis akut yang terlambat

menangani penyakitnya. Secara garis besar, gangguan-gangguan pada ginjal

yang disebabkan oleh gout arthritis mencakup dua hal, yaitu terjadinya batu

ginjal (batu asam urat) dan resiko kerusakan ginjal. Batu asam urat terjadi

pada penderita yang memiliki asam urat lebih tinggi dari 13 mg/dl. Seperti

telah diketahui, urine diproses diginjal. Oleh sebab itu, jika kadar didalam

darah selalu tinggi maka asam urat yang berlebihan akan membentuk Kristal

didalam darah. Apabila jumlahnya sangat banyak akan mengakibatkan

penumpukan dan penumpukan batu ginjal.

2. Komplikasi pada jantung

Jantung adalah salah satu organ penting yang ada didalam tubuh manusia.

Jantung bekerja memompa darah keseluruh tubuh, ia adalah organ yang


bertanggung jawab terhadap pasukan darah yang ada diseluruh tubuh. Oleh

karena itu, jika jantung bermasalah, akibatnya akan sangat fatal. Penyakit

jantung pada akhirnya menjadi menjadi salah satu penyakit yang sangat

ditakuti. Salah satu bahaya besar akan tingginya asam urat dalam tubuh

adalah resiko menuju penyakit ini. Kelebihan asam urat dalam tubuh

(hiperurisema) membuat sesorang berpotensi mengalami serangan jantung.

Pada orang yang menderita hiperurisemia terdapat peningkatan resiko 3-5 kali

munculnya penyakit jantung koroner dan stroke. Diduga, hubungan antara

asam urat dengan penyakit jantung adalah adanya Kristal asam urat yang

merusak endotel/pembuluh darah koroner. Hiperurisemia juga berhubungan

dengan sindroma metabolik atau resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan-

kelainan dengan meningkatnya kadar insulin dalam darah, hipertensi dan

kadar trigliserida darah. Semua itu sering menjadi pemicu terjadinya penyakit

jantung koroner.

3. Komplikasi pada hipertensi

Berbagai penelitian yang banyak ditemukan, banyak ahli didunia kesehatan

yang menyimpulkan adanya hubungan antara asam urat dengan penyakit

hipertensi. Namun sepertinya kesimpulan ini belum final karena masih

terdapat pro dan kontra. Pada sebuah penelitian dengan menggunakan tikus

yang diberi inhibitor urikasi, hipertensi sistemik terjadi pada tikus yang

hiperurisemia setelah bebrapa minggu. Pada percobaan ini, tekanan darah

berkoreksi langsung dengan nilai asam urat, tekanan darah menurun setelah

asam urat diturunkan dengan obat yang menghambat xanin oksidase atau obat

urikosurik. Hipertensi terjadi karena asam urat menyebabkan renal


vasokontraksi melalui penurunan enzim nitrit oksidase diendol kapiler,

sehingga terjadi aktivitas sistem reningangiotensin. Konsisten dengan

penilaian ini, peningkatan asam urat pada manusia juga berhubungan dengan

disfungsi endotel dan aktivitas renin.

4. Komplikasi pada diabetes mellitus

Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula

darah yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan

kerja insulin atau keduanya. Faktor resiko untuk DM diantaranya genetik,

lingkungan, usia tua, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, riwayat DM

gestasional, dan etnis tertentu. Selain faktor resiko diatas, ternyata orang

dengan asam urat tinggi bisa beresiko terkena diabetes. Artinya, tingginya

asam urat bisa menyebabkan orang terkena diabetes mellitus. Hal ini

berdasarkan hasil penelitian oleh Eswar Krishnan seperti dilansir detik.com

pada 2011 lalu. Eswar Krishnan adalah asisten professor Rheumatology di

Stanford University. Hasil penelitian tersebut telah dipresentasikan

dipertemuan tahunan American College of Rheumatology. Dalam penelitian

tersebut, didapati kesimpulan bahwa kadar asam urat yang tinggi dalam darah

berkaitan dengan resiko peningkatan diabetes mellitus 20% dan resiko

peningkatan kondisi yang mengarah pada perkembangan penyakit ginjal lebih

dari 40%. Para peneliti meninjau catatan dari sekitar 2000 orang dengan gout

arthritis dalam database veterans. Awal penelitian, semua peserta penelitian

tidak menderita diabetes mellitus atau penyakit ginjal. Selama periode 3

tahun, 9% dari laki-laki dengan gout arthritis yang memiliki kadar asam urat

yang tidak terkontrol berada pada kondisi yang mengarah pada perkembangan
diabetes mellitus dibandingkan dengan 6% dari mereka dengan kadar asam

urat terkontrol. Pada penderita diabetes mellitus ditemukan 19% lebih tinggi

dengan kadar asam urat yang tidak terkontrol. Kadar asam urat dalah darah

yang lebih tinggi dari angka 7 dianggap tidak terkontrol. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 3 tahun dengan periode gout arthritis

pada pria dengan kadar asam urat yang tidak terkontrol memiliki 40% lebih

tinggi untuk penyakit ginjal dibandingkan dengan pria dengan kadar asam

urat terkontrol.

2.2 Konsep Dasar Nyeri

2.3.1 Definisi

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang

dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2014).

Nyeri menurut IASP (Internasional Assosiation for the study of pain) adalah

pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan

jaringan atau yang cenderung merusak jaringan, atau seperti yang dimaksud

dengan kata kerusakan jaringan. Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang

ditandai dengan pembengkakan sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadi

gangguan gerak.

2.3.2 Klarifikasi nyeri

Klasifikasi nyeri berdasarkan waktu, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis.

Nyeri akut terjadi karena adanya kerusakan jaringan yang akut dan tidak

berlangsung lama. Sedangkan nyeri kronik, tetap berlanjut walaupun lesi sudah

sembuh. Ada yang memakai batas waktu 3 bulan sebagai nyeri kronik. Intensitas

nyeri dapat dinilai salah satunya menggunakan Visual Analogue Scale (VAS).
Skala ini mudah digunakan bagi pemeriksa, efisien dan lebih mudah dipahami

oleh pasien. Klasifikasi berdasarkan intensitas nyeri yang dapat dinilai dengan

Visual Analogue Scale (VAS) adalah angka 0 berarti tidak nyeri dan angka 10

berarti intensitas nyeri paling berat. Berdasarkan VAS, maka nyeri dibagi 3:

1. Nyeri ringan dengan nilai VAS: <4 (1-3)

2. Nyeri sedang dengan nilai VAS: (4-7)

3. Nyeri berat dengan nilai VAS: >7 (8-10)


2.3 Web Of Cautation (WOC)/ PathWay

2.3.1 Web Of Cautation (WOC)/ PathWay

Faktor yang mempengaruhi Gout Arthritis


Pola makan
Lingkungan Kondisi muskuloskeletal kronis
Gaya hidup
Usia
Gesekan antar sendi

Penekanan saraf

Tampak meringis Bersikap proktekfit( mis. Posisi menghindari nyeri)

Gelisah
Waspada
Tidak mampu menuntaskan aktivitas

Pola tidur berubah

Anoreksia

Fokus menyempit

Berfokus pada diri sendiri

Nyeri kronis

Gambar 2.1 Web of Cautation (WOC)/ Pathway Asuhan Keperawatan dengan

masalah utama nyeri kronis pada pasien Gout Arthritis (SDKI, 2017).
2.3.2 Deskripsi WOC

Gout arthritis adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan

asam urat pada sendi, yang disebabkan oleh kondisi muskuloskeletal kronis sehingga

timbul gejala data mayor dan data minor. Gejala pada data mayor seperti, tampak

meringis, gelisah, tidak mampu menuntaskan aktivitas. Kemudian pada data minor

seperti, bersikap protektif (mis. Posisi menghindari nyeri), waspada, pola tidur

berubah, anoreksia, fokus menyempit, berfokus pada diri sendiri. Sehingga timbul

masalah nyeri kronis. (PPNI, 2017)

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan

Konsep asuhan keperawatan merupakan susunan konsep yang disusun sesuai

dengan proses keperawatan meliputi aspek pengkajian, analisa dan diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan serta evaluasi.

2.4.1 Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah. Kebutuhan kesehatan dan

keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Dermawan, 2012).

Pengkajian dalam studi kasus ini meliputi data umum dan data fokus pengkajian.

Proses pengkajian yang dilakukan disesuaikan dengan daftar data yang sesuai dengan

Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia(SDKI).

1. Pengkajian data umum

Pengkajian data umum meliputi pengumpulan data yang disesuaikan dengan

identitas partisipan, pengkajian data umum meliputi nama partisipan, umur, jenis

kelamin (dan lain sebagaianya disesuaikan dengan konsep).


Identitas klien: terdiri dari nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, pendidikan,

Bahasa yang digunakan, status perkawinan, pekerjaan, nomor register, catatan

kedatangan,tgl MRS, keluarga yang dapat dihubungi.

2. Pengkajian data fokus

1) Pengkajian penyebab

Pengkajian faktor penyebab dari studi kasus ini merupakan kumpulan

kemungkinan faktor penyebab munculnya masalah keperawatan yaitu:

(1) Kondisi muskuloskeletal kronis, adalah kondisi terjadinya gangguan fungsi

pada ligamen, otot, saraf, sendi dan tendon, serta tulang belakang.

(2) Kerusakan sistem saraf, adalah kondisi dimana sistem saraf megalami

kelumpuhan sehingga anggota badan tidak bisa bergerak.

(3) Penekanan saraf, adalah kondisi dimana terdapat salah satu atau lebih saraf

yang mengalami tekanan oleh beberapa factor sehingga saraf yang tertekan

tidak dapat berfungsi secara normal.

(4) Infiltrasi saraf,

(5) Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator, dan reseptor

(6) Gangguan imunitas (mis. Neuropati terkaid HIV, virus varicella-zoster)

(7) Gangguan fungsi metabolik, adalah kelainan yang mempengaruhi produksi

energi di dalam sel tubuh manusia.

(8) Riwayat posisi kerja statis,(kerja yang tidak menggunakan banyak otot)

(9) Peningkatan indeks massa tubuh, adalah ukuran yang digunakan untuk

mengetahui status gizi seseorang yang didapatkan dari perbandingan berat

dan tinggi.
(10) Kondisi pasca trauma, adalah kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh

peristiwa yang traumatis, baik dengan mengalaminya maupun

menyaksikannya.

(11) Tekanan emosional, adalah kondisi psikologi yang dalam keadaan tertentu

dapat memanifestasikan dirinya dalam gejala fisik, kadang-kadang

menyebabkan sakit atau bahkan mengakibatkan kematian.

(12) Riwayat penganiayaan (mis. Fisik, psikologis, seksual), adalah suatu

perbuatan yang dengan sengaja mengakibatkan rasa sakit, luka atau

merusak kesehatan orang lain.

(13) Riwayat penyalahgunaa obat/zat, adalah sebuah pemakaian tersusun dari

sebuah obat-obatan dimana pemakai mengkonsumsi bahan dalam kadar

atau dengan metode yang mencelakai diri sendiri atau orang lain.

2) Pengkajian data mayor

Pengkajian data mayor merupakan unsur data yang harus terpenuhi dalam

penegakan diagnosa keperawatan, jumlah data mayor harus terpenuhi lebih dari

80% untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Data mayor sesuai dengan

masalah keperawatan dalam studi kasus ini yaitu sebagai berikut:

Data subjektif: Mengeluh nyeri,Merasa depresi

Data objektif: Tampak meringis, gelisah, tidak mampu menuntaskan aktivitas

3) Pengkajian data minor

Pengkajian data minor merupakan unsur data yang boleh terpenuhi dalam

penegakan diagnosa keperawatan, jumlah data minor tidak mutlak harus

terpenuhi 100% untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Data minor sesuai

dengan masalah keperawatan dalam studi kasus ini yaitu sebagai berikut:
(1) Data subjektif: merasa takut mengalami cedera berulang

(2) Data objektif: bersikap protektif, waspada, pola tidur berubah, anoreksia.

Fokus menyempit, berfokus pada diri sendiri.

4) Pengkajian keadaan klinis terkait

Pengkajian keadaan klinis terkait merupakan kumpulan keadaan yang bisa

berhubungan atau terkait langsung maupun tidak langsung dengan masalah

keperawatan dalam studi kasus ini, keadaan klinis terkait meliputi:

(1) Kondisi Kronis (mis. Arthritis reumatiod), adalah kondisi terbilang leibih
kompleks, dan menyebabkan adanya penurunan kondisi kesehatan
sesorang secara bertahap dan dapat menyebablan sesorang kehilangan
nyawa
(2) Infeksi, adalah serangan dan peningkatan yang sangat cepat dari
mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan parasit yang seharusnya tidak
berada di dalam tubuh.
(3) Cedera medula spinalis, adalah cedera padatulang belakang baik langusng
maupun tidak langsung, yang menyebabkan lesi di medula spinalis
sehingga menimbulkan gangguan neurologis, dapat menyebakan kecacatan
menetap dan kematian.
(4) Kondisi pasca trauma, adalah kondisi kesehatan jiwa yang dipicu oleh
peristiwa yang traumatis, baik dengan mengalaminya maupun
menyaksikannya.
(5) Tumor, adalah benjolan yang muncul akibat sel yang memperbanyak diri
secara berlebihan, atau akibat sel lama yang seharusnya mati masih terus
bertahan hidup, sementara pembentukan sel baru terus terjadi.
2.4.2 Analisa data dan Diagnosa keperawatan

Analisa data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya

berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan,

pengalaman dan pengertian keperawatan. Sesuai dengan hasil pengkajian, maka

analisa data dalam studi kasus ini disusun sebagai berikut:


Table 2.1 Analisa data asuhan keperawatan lansia dengan masalah gout arthritis.

No Data Problem Etiologi


1. 1) Gejala dan Tanda Mayor Nyeri 1) Kondisi
(1) Data subjektif: Mengeluh kronis musculoskeleta
nyeri,Merasa depresi l kronis
(2) Data objektif: Tampak 2) Kerusakan
meringis, gelisah, tidak mampu sistem saraf
menuntaskan aktivitas 3) Penekanan
2) Gejala dan Tanda Minor saraf
(1) Data subjektif: merasa takut 4) Infiltrasi tumor
mengalami cedera berulang 5) Gangguan
(2) Data objektif: bersikap imunitas
protektif, waspada, pola tidur 6) Gangguan
berubah, anoreksia, fokus fungsi
menyempit, berfokus pada diri metabolik
sendiri. 7) Riwayat posisi
kerja statis
8) Peningkatan
indeks massa
tubuh
9) Kondisi pasca
trauma
10) Tekanan
emosional
11) Riwayat
penganiayaan
12) Riwayat
penyalahgunaa
n obat/zat
Sumber: Data SDKI (2016)

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien

terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang

berlangsung aktual maupun potensial.

Menurut buku standart diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI, 2017),

diagnosis nyeri kronis (D.0078) ditandai dengan gejala dan tanda mayor,
subjektif: mengeluh nyeri, merasa depresi (tertekan). Objektif: tampak meringis,

gelisah dan tidak mampu menuntaskan aktivitas. Gejala dan tanda minor,

subjektif: merasa takut mengalami cidera berulang. Objektif: bersikap protektif

(misalnya posisi menghindari nyeri), waspada, pola tidur berubah, anoreksia dan

berfokus pada diri sendiri.

2.4.3 Intervensi

Intervensi keperawatan merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh

perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai

luaran (outcome) (PPNI T.P., 2018). Intervensi keperawatan dalam studi kasus ini

disesuaikan dengan buku Standart Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) yang

terdiri dari intervensi utama dan intervensi tambahan, masing-masing intervensi

memiliki tindakan keperawatan. Intervensi dalam studi kasus ini dijabarkan sebagai

berikut:

1. Intervensi utama: Manajemen nyeri

Manajemen nyeri memiliki beberapa

tindakan:

1) Observasi

(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

(2) Identifikasi skala nyeri

(3) Identifikasi respon nyeri

(4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

(5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

(6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

(7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

(8) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan


(9) Monitor efek samping penggunaan analgesik

2) Terapeutik

(1) Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri

(2) Control lingkungan yang memperberat nyeri

(3) Fasilitasi istirahat dan tidur

(4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

3) Edukasi

(1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

(2) Jelaskan strategi meredakan nyeri

(3) Anjurkan memonitor nyeri secara mendiri

(4) Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat

(5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

4) Kolaborasi

(1) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2. Intervensi tambahan: Perawatan Kenyamanan

1) Observasi

(1) Identifikasi gejala yang tidak menyenangkan (mis. Nyeri, mual, sesak)

(2) Identifikasi pemahaman tentang kondisi, situasi, dan perasaannya

(3) Identifikasi masalah emosional dan spiritual

2) Terapeutik

(1) Berikan posisi yang nyaman

(2) Berikan kompres dingin atau hangat

(3) Ciptakan lingkungan yang nyaman


(4) Berikan pemijatan

(5) Berikan terapi akupresur

(6) Berikan terapi hypnosis

(7) Dukung keluarga dan pengasuh terlihat dalam terapi/pengobatan

(8) Diskusikan mengenai situasi dan pilihan terapi/pengobatan

3) Edukasi

(1) Jelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan

(2) Ajarkan terapi relaksasi

(3) Ajarkan latihan pernapasan

(4) Ajarkan teknik distraksi dan imajinasi terbimbing

4) Kolaborasi

(1) Kolaborasi pemberian analgesik, jika perlu

2.4.4 Implementasi

Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah

direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk

mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respon yang ditimbulkan

oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali, 2017)

Implementasi pada studi kasus ini disesuaikan dengan intervensi utama

dan intervensi tambahan sesuai situasi, kondisi serta respon pasien gout arthritis.

Proses implementasi ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu :

1.Tahap persiapan: memahami terlebih dahulu efek samping dan komplikasi yang

akan muncul pada saat dilakukan tindakan.

2.Tahap pelaksaan: menginformasikan pada klien tentang tindakan yang akan

diberikan oleh perawat


3.Tahap terminasi: lakukan pendokumentasian dan tinjau kembali kemajuan klien

setelah diberikan tindakan.

2.4.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai

apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk

mengatasi masalah (Meirisa, 2013 dalam Inayah, 2016). Evaluasi keperawatan dalam

studi kasus ini meliputi evaluasi sesuai dengan buku Standart Luaran Keperawatan

Indonesia (SLKI). Evaluasi dalam studi kasus ini ditulis sebagai berikut:

1. Nyeri kronis

1) Luaran utama : tingkat nyeri

2) Luaran tambahan : Kontrol nyeri

Mobilitas fisik

Status kenyamanan

3) Ekspetasi : Menurun

4) Kriteria Hasil:

(1) Kemampuan menuntaskan aktivitas membaik

(dapat melakukan aktivitas tanpa merasakan

nyeri)

(2) Frekuensi nafas membaik

(frekuensi nafas 18-24

x/menit)

(3) Pola nafas membaik

(tidak mengalami takipnea atau bradipnea)

(4) Tekanan darah membaik

(tidak mengalami hipertensi ataupun hipotensi)

(5) Fungsi berkemih membaik


(tidak mengalami gangguan pada saluran kemih)

(6) Nafsu makan membaik

(tidak ada tanda-tanda mual muntah)

(7) Pola tidur

membaik (tidur 6-8

jam)
BAB 3

METODE STUDI KASUS

Bab ini menguraikan tentang metode penulisan yang diterapkan


mahasiswa dalam studi kasus yang akan dilaksanakan. Bab ini berisi tentang
Desain / rancangan, lokasi dan waktu pelaksanaan, subjek, pengumpulan
data, analisis data, uji keabsahan data dan etik.

3.1 Desain / Rancangan

Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam


prosedur penelitian (Hidayat, 2008). Di dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yaitu penelitian dengan cara
mengumpulkan data yang dimulai dari pengkajian, menentukan diagnosis,
melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan dan melakukan evaluasi
asuhan keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada pasien gout arthritis.
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Studi kasus ini telah dilaksanakan di Dusun Kebuk Desa Banjaran


Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Selama tiga hari sejak tanggal 27
April-30 April 2020.
3.3 Subjek

Penelitian asuhan keperawatan ini diberikan pada penderita gout arthritis

dengan masalah keperawatan nyeri kronis. Peneliti tidak membatasi umur dan

tidak menetukan jenis kelamin yang akan diteliti, serta peneliti tidak

melakukan asuhan keperawatan dengan cara memaksa klien. Cara

menentukan subjeknya adalah dengan kriteria sebagai berikut :

1.Rentang usia dewasa

2.Mau menjadi

partisipan 3.Tidak

komplikasi

26
27

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan penelitian dengan cara

mengumpulkan data untuk memperkuat hasil dari sebuah penelitian.

Pengumpulan data dilakukan selama dua minggu pada pagi hari kecuali hari

minggu dan hari libur. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara:

3.4.1 Wawancara
Metode pengumpulan data dengan cara wawancara adalah perihal

bercakap-cakap dengan maksud tertentu dengan adanya hal yang tertulis.

Metode ini dapat digunakan apabila peneliti ingin mengetahui secara

mendalam serta jumlah penderita yang sedikit (Moleong, 2016).

3.4.2 Observasi dan pemeriksaan fisik

Metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung kepada klien, untuk mengetahui apakah ada perubahan pada

penderita. Pengumpulan dengan cara ini dilakukan untuk melihat perilaku

manusia, proses kerja, dan responden kecil (Moleong, 2016).

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik

pada klien yang mengalami gangguan untuk mengetahui apakah ada

perubahan pada anggota badan setelah dilakukan pengkajian.

3.4.3 Studi Dokumentasi dan Angket

Dokumentasi dilakukan setiap hari setelah melakukan asuhan

keperawatan pada penderita dan dilakukan dengan menggunakan format

pengkajian.

3.5 Analisis Data

Analisa data dilakukan sejak peneliti melakukan penelitian. Dilakukan

mulai awal pengkajian dan dilakukan pendokumentasian pada setiap hari


untuk mengetahui perkembangan dari penderita. Teknik analisis data yang

dipakai oleh peneliti adalah dengan cara pengumpulan data dengan

wawancara dan observasi pada klien. Urutan dari analisis data adalah:

3.5.1 Pengumpulan data.

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,

serta pendokumentasian. Hasil ditulis dalam buku catatan terstruktur.

Pengumpulan data diperoleh dengan cara melakukan pengkajian setelah itu

menetapkan diagnosis keperawatan yang muncul, melakukan perencanaan

untuk mengatasi masalah yang muncul, melakukan tindakan serta melakukan

evaluasi disetiap tindakan.

3.5.2 Mengolah data.

Data-data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan menjadi

data subjektif dan data objektif berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.

Data subjektif yaitu data yang diperoleh dari pernyataan klien dan petugas di

Desa Banjaran, sedangkan data objektif didapat dari observasi kepada klien.

3.5.3 Penyajian data.

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan maupun

teks naratif. Nama klien berupa inisial untuk menjaga privasi dari klien.

3.5.4 Kesimpulan.

Dari data yang telah disampaikan, kemudian dibandingkan data yang

satu dengan data yang lainnya.


3.6 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data atau

informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data

dengan validitas tinggi.

3.7 Etik

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam studi kasus, mengingat studi kasus berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etika studi kasus harus diperhatikan. Etika yang

mendasari suatu studi kasus, terdiri dari :

3.7.1 Informed Consent (persetujuan menjadi responden)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penulis dengan

responden dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut

diberikan sebelum studi kasus dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penulis, mengetahui dampaknya. Jika

responden tidak bersedia, maka penulis harus menghormati hak pasien.

Beberapa informasi yang harus ada di dalam informed consent tersebut antara

lain : partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang

dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan

terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi dan lain-lain.


3.7.2 Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan adalah masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek studi kasus dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data.

3.7.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil studi kasus, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh penulis, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

studi kasus.
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Bab ini mendiskripsikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada

penderita Gout Arthritis dengan masalah keperawatan nyeri kronis dikeluarga

Tn.H Dusun Kebuk Desa Banjaran, Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara.

Asuhan keperawatan klien dilakukan mulai tanggal 27 April s.d 02 mei 2020

dengan menggunakan proses keperawatan yaitu pengkajian, analisa data dan

perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi.

4.1.1 Gambaran lokasi studi kasus

Studi kasus ini dilakukan dikeluarga Tn.H Dusun Kebuk Desa

Banjaran Kecamatan Bangsri, dikecamatan ini terdapat 1 Puskesmas dan 1

Pelayanan Kesehatan Desa (PKD), dari hasil wawancara diketahui bahwa

sudah terdapat kader kesehatan di Desa Banjaran dalam 1 rumah terdapat 1

diKK dengan Tn.H sebagai kepala keluarga. Jumlah seluruh anggota keluarga

sebanyak 3 orang yang terdiri dari istri dan 1 anak. Di rumah keluarga Tn.H

memiliki ventilasi yang cukup mendapatkan sinar matahari, menggunakan

sumur sebagai sumber mata air. Jarak antara rumah Tn.H dengan tetangga

rata-rata sekitar 1-20 meter.

30
31

4.1.2 Hasil pengkajian

1. Identitas klien

Tabel 4.1 Identitas klien Gout Arthritis dengan masalah


keperawatan nyeri kronis di Dusun kebuk Desa
Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara tahun
2020.

Identitas Klien
Nama Tn.H
Usia 48 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Suku/Bangsa Jawa/Indonesia
Agama Islam
Pekerjaan Guru
Alamat RT 005 RW 006 Kebuk, Banjaran, Bangsri
Jepara
Tanggal pengkajian 27 April 2020
No. KK 33.2008.xxxxx.xxxx
Diagnosa Medis Gout arthritis
Status pengobatan Tidak rutin dalam cek kesehatan 1 bulan
sekali

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa Tn.H berusia 48 tahun dan


merupakan seorang guru SD yang menderita Gout Arhritis. Klien
tidak rutin melaksanakan cek kesehatan 1x dalam sebulan.
2. Riwayat kesehatan

Tabel 4.2 Riwayat kesehatan Gout Arthritis dengan masalah


keperawatan nyeri kronis di Desa Banjaran Kecamatan
Bangsri Kabupaten Jepara.
Riwayat kesehatan Klien
Keluhan utama Klien mengatakan nyeri
saat malam hari
Riwayat kesehatan Klien mengatakan nyeri
sekarang secara tiba-tiba, nyeri
terasa ditusuk-tusuk, nyeri
dikedua lutut dan kaki,
skala nyeri 7, nyeri terasa
hilang timbul.
Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan sudah 1
tahun lebih mengalami
gout arthritis, Selain gout
arthritis Tn.H juga
memiliki riwayat
hipertensi 1 tahun lebih.
Riwayat kesehatan Didalam anggota
keluarga keluarganya, istri Tn.H
juga mengalami penyakit
seperti asam urat,
hipertensi.
Riwayat kesehatan Klien tinggal dilingkungan
lingkungan pedesaan yang secara
umum baik, rumah tempat
tinggal klien bersih

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa klien tidak sedang menjalani

pengobatan, hasil pengkajian menunjukkan bahwa riwayat kesehatan

dahulu klien juga memiliki riwayat hipertensi, dan anggota

keluarganya juga mengalami penyakit asam urat dan hipertensi.

3. Pola kesehatan

Tabel 4.3 Pola kesehatan klien Gout Arthritis dengan masalah


keperawatan nyeri kronis di Dusun Kebok Desa
Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara 2020.

Pola kesehatan klien


Persepsi dan tatalaksana Sebelum sakit: klien mengatakan
hidup sehat sering memakan makanan yang tinggi
purin seperti jeroan, kacang-kacangan
dan seafood.

Saat sakit: klien mengatakan


mengurangi makanan yang tinggi
purin seperti jeroan.
Nutrisi dan metabolisme Sebelum sakit: klien makan 3x sehari
dan biasa makan kacang-kacangan,
seafood dan jeroan.

Saat sakit: klien makan 3x sehari


dengan merubah pola diet makannya
seperti mengurangi makanan yang
mengandung tinggi purin diantaranya,
kacang-kacangan, jeroan dan seafood.
Pasien juga mengalami anoreksia.
Eliminasi Sebelum sakit: klien mengatakan BAB
dan BAK normal tidak ada masalah..

Saat sakit: klien mengatkan BAB dan


BAK normal tidak ada masalah
Tidur dan istirahat Sebelum sakit: klien mengatakan tidak
ada masalah dengan tidurnya. Lama
tidur 7-8 jam.

Saat sakit: klien mengatakan susah


tidur karena nyeri pada kaki, kalau
nyeri hebat klien minum jamu saat
nyeri kumat dan diolesi balsem untuk
meredakan nyerinya. Karena nyerinya
sangat mengganggu. Lama tidur <8
jam.
Aktivitas Sebelum sakit: klien mengatakan
beraktivitas sebagaimana semestinya.
Setiap hari efektif klien mengajar
seperti biasa, dan setiap sore hari klien
selalu mengambil rumput.

Saat sakit: klien mengatakan bahwa


saat nyeri meminum jamu untuk
meredakan agar bisa beraktivitas
seperti biasa.
Hubungan dan peran Sebelum sakit: klien mengatakan tidak
ada masalah dalam keluarganya.
Dalam kehidupan masyarakat klien
berperan sebagai guru sekolah dasar.
Dalam keluarga klien berperan sebagai
kepala rumah tangga.

Saat sakit: klien mengatakan tidak ada


perubahan dalam peran.
Persepsi dan konsep diri Sebelum sakit: klien mengatakan
dirinya adalah orang yang sehat.

Saat sakit: klien mengatakan bahwa ia


bisa beraktivitas sebagaimana
semestinya.
Sensori dan kognitif Sebelum sakit: klien mengatakan tidak
ada masalah
Saat sakit: klien mengatakan tidak ada
masalah.
Penanggulangan stress Sebelum sakit: klien mengatakan saat
dirinya merasa stres ia akan berlibur
bersama keluarganya.
Saat sakit: klien mengatakan hanya
menonton tv dan berbincang-bincang
dengan keluarganya.
Tata nilai dan Sebelum sakit: klien mengatakan
kepercayaan bahwa ia harus sembuh

Saat sakit: klien mengatakan bahwa


kalau ia tidak makan sembarangan
sakitnya tidak akan kambuh.

Tabel 4.3 menunjukan bahwa klien ada masalah dalam pola

tidurnya, klien menceritakan masalah pada keluarga terdekatnya saja.

Nyeri klien dirasa sangat mengganggu.

4. Pemeriksaan fisik

Tabel 4.4 Hasil pengkajian pemeriksaan fisik klien Gout Arthritis


dengan masalah keperawatan nyeri kronis di Dusun
kebuk Desa Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten
Jepara tahun 2020.
Data Hasil
Status kesehatan umum
Keadaan umum Cukup
Kesadaran (GCS) Compos mentis
Tekanan darah 130/90 mmHg
Nadi 88 x/menit
RR 20 x/menit
Suhu 36,7⁰C
Data subjektif Klien mengeluh nyeri pada kedua
lutut kaki saat malam hari
Data objektif Data mayor:
a. Tampak meringis: keluarga klien
mengatakan saat nyeri klien
tampak meringis kesakitan.
b. Gelisah:keluarga klien
mengatakan klien tampak gelisah
saat nyeri.
Data minor
c. Bersikap protektif: saat terjadi
nyeri tidak ada yang boleh
memegangi daerah yang dirasa
nyeri
d. Pola tidur berubah: klien
mengatakan saat nyeri klien tidak
bisa tidur dengan nyenyak
Kondisi klinis terkait Kondisi moskuluskeletal kronis.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil observasi didapatkan

klien tampak meringis, gelisah, tidak mampu memutuskan aktifitas,

bersikap protektif/menghindar dari nyeri, waspada, pola tidur

berubah.

5. Pemeriksaan diagnostik

Tabel 4.5 Hasil pemeriksaan diagnostik klien pada tanggal 27 April

2020

Pemeriksaan Klien Satuan Nilai normal


kimia darah
Asam urat 12 Mg/dl 3,4 - 7
Gula darah 100 Mg/dl 80-100
Kolesterol 150 Mg/dl <200

4.1.3 Analisa Data

Tabel 4.7 Analisa data klien Gout Arthritis dengan masalah keperawatan
nyeri kronis di Dusun kebuk Desa Banjaran Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara tahun 2020.
Data Etiologi Problem
Ds. Klien mengeluh Kondisi muskulokelet Nyeri kronis
nyeri pada kedua lutut kronis
dan kaki saat malam
hari

Do. Gesekan antar sendi


TD: 130/90, N: 88, meningkat
RR: 20x/menit, S:
36,7
Data mayor Penekanan saraf
a. Tampak meringis:
keluarga klien
mengatakan saat
nyeri klien tampak
meringis kesakitan.
b. Gelisah:keluarga
klien mengatakan
klien tampak
gelisah saat nyeri.
Data minor
c. Bersikap
protektif(mis.
Posisi menghindari
nyeri): saat terjadi
nyeri tidak ada
yang boleh
memgangi daerah
yang dirasa nyeri
d. Pola tidur berubah:
klien mengatakan
saat nyeri klien
tidak bisa tidur
dengan nyenyak
Tabel 4.7 menujukkan bahwa diagnosa keperawatan yang

muncul adalah nyeri kronis.

4.1.4 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan dalam studi kasus ini adalah nyeri kronis

berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis serta ditandai dengan

data mayor pasien tampak meringis dan gelisah dan data minor pasien

bersikap protektif(mis. Posisi menghindari nyeri): saat terjadi nyeri hebat

klien bersikap protektif seperti tidak ada yang boleh dekat disampingnya

untuk menghindari nyerinya, bersikap waspada terhadap apapun yang

menyebabkan nyeri bertambah, Pola tidur berubah (saat nyeri klien tidak bisa

tidur dengan nyenyak).

4.1.5 Intervensi

Tabel 4.8 Intervensi keperawatan pada klien Gout Arthritis dengan


masalah keperawatan nyeri kronis di Dusun kebuk Desa
Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara tahun
2020.
Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
keperawatan hasil
Nyeri kronis, Setelah dilaksanakan 1. Observasi
berhubungan dengan tindakan asuhan 1) Identifikasi lokasi,
kondisi keperawatan 3 x 1 jam karakteristik, durasi,
muskuluskeletal diharapkan nyeri frekuensi, kualitas,
kronis berkurang atau intensitas nyeri
terkontrol dengan 2) Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil: 3) Identifikasi respon
1. Nyeri berkurang nyeri
dengan 4) Identifikasi faktor
menggunakan yang memperberat dan
menejemen nyeri. memperingan nyeri
2. Mampu mengenali 5) Identifikasi
nyeri(skala, pengetahuan dan
intensitas, keyakinan tentang
frekuensi) nyeri
3. Menyatakan rasa 6) Identifikasi pengaruh
nyaman setelah budaya terhadap
nyeri berkurang respon nyeri
7) Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup

8) Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
9) Monitor efek samping
penggunaan analgesik
2. Terapeutik
1) Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
2) Control lingkungan
yang memperberat nyeri
3) Fasilitasi istirahat dan
tidur
4) Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
5) Berikan kompres dingin
6) Berikan terapi
akupresur
7) Berikan posisi yang
nyaman
3. Edukasi
1) Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan
analgesic secara tepat
5) Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri.
6) Ajarkan terapi relaksasi.
7) Jelaskan mengenai
kondisi dan pilihan
terapi/pengobatan.
8) Ajarkan latihan
pernafasan
4. Kolaborasi
1) Kolaborasi
pemberian analgesik,
jika perlu

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pemilihan intervensi keperawatan

berdasarkan SIKI PPNI yaitu intervensi utama manajemen nyeri.

4.1.6 Implementasi

Tabel 4.9 Implementasi keperawatan pada klien Gout Arthritis


dengan masalah keperawatan nyeri kronis di Dusun kebuk
Desa Banjaran Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara tahun
2020.
Diagnosa kep Tanggal/ Implementasi
jam
Nyeri kronis 27 april 1. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
berhubungan / 08.00 frekuensi,kualitas, intensitas nyeri.
R: nyeri dibagian lutut dan kaki
dengan 08.15 2. Mengidentifikasi skala
nyeri R: skala nyeri 7
kondisi 08.30 3. Memberikan kompres hangat pada
daerah nyeri
muskuloskele R: nyeri berkurang
4. Mengajarkan teknik
tal kronis 08.30 nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri menggunakan metode nafas
dalam
R: pasien merasa lebih tenang
08.45 5. Menjelaskan penyebab munculnya
nyeri.
R: pasien mengerti penyebab
munculnya nyeri
6. Mengobservasi tanda-tanda vital
09.00 R: TD: 130/90, N: 88, RR:
20x/menit, S: 36,7
Nyeri kronis 30 april 1. Mengidentifikasi
lokasi, karakteristik,
berhubungan / 19.00 durasi,
R: nyeri dibagian lutut dan kaki
dengan 19.00 2. Mengidentifikasi skala nyeri
R: skala nyeri 5
kondisi 19.15 3. Memberikan kompres hangat pada
daerah nyeri
muskuloskele 19.15 R: nyeri dirasa berkurang
4. Mengajarkan teknik
tal kronis nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri menggunakan metode nafas
dalam
R: pasien mengulangi jika nyeri
19.20 muncul
5. Mengobservasi tanda-tanda vital
R: TD 130/70, N: 90, RR: 20x/menit,
S: 36,7
Nyeri kronis 02 mei 1. Mengidentifikasi skala
nyeri R: skala nyeri 3
berhubungan 19.00 2. Memberikan kompres hangat pada
daerah nyeri
dengan R: nyeri berkurang
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
kondisi R: TD: 130/79, N: 90,
RR:20x/menit, S: 36,7
muskuloskele

tal kronis

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan sesuai dengan

kondisi klien saat ini.

4.1.1 Evaluasi

Tabel 4.10 Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Gout


Arthritis dengan masalah keperawatan nyeri kronis di
Dusun kebuk Desa Banjaran Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara tahun 2020. 27 April 2020.

Diagnosa Data Assessment Planning

Nyeri kronis S:Klien Masalah belum Lanjutkan


berhubungan mengeluh nyeri teratasi intervensi
dengan kondisi pada kedua lutut (1,2,3,4,5,6)
muskuluskeletal dan kaki saat
kronis malam hari
O: TD: 130/90,
N: 88, RR:
20x/menit, S:
36,7, klien
mampu
mengenali skala
nyeri 7
Evaluasi 30 April 2020
Diagnosa Data Assessment Planning
Nyeri kronis S:Klien Masalah teratasi Lanjutkan
berhubungan mengatakan sebagaian intervensi
dengan kondisi nyeri berkurang (1,2,4,5)
muskuluskeletal O: TD 130/70,
kronis N: 90, RR:
20x/menit, S:
36,7, setelah
menggunakan
teknik
menejemen
nyeri, klien
tampak sedikit
tenang setelah
nyeri berkurang,
skala nyeri 5

Evaluasi 2 Mei 2020


Diagnosa Data Assessment Planning
Nyeri kronis S:klien Masalah teratasi Pertahankan
berhubungan mengatakan intervensi
dengan kondisi nyeri berkurang
muskuluskeletal 0: TD: 130/79,
kronis N: 90,
RR:20x/menit,
S: 36,7 klien
tampak nyaman
setelah nyeri
berkurang
dengan skala
nyeri 3
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan asuhan keperawatan

dengan masalah nyeri kronis, didapatkan bahwa pada pertemuan yang ketiga

asuhan keperawatan yang diberikan pada klien teratasi.


4.2 Pembahasan

1. Pengkajian

Pada pembahasan ini penulis akan membahas tentang kesenjangan

antara fakta dan teori pada bab dua dan tujuan kasus pada bab empat dengan

masalah nyeri kronis pada pasien Gout Arthritis di Dusun Kebuk Desa

Banjaran Kecamatan Bangsri 2020.

Asuhan keperawatan ini dimulai dari tahap pengkajian

keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan penulis didapatkan klien

mengeluh nyeri pada malam hari pada daerah lutut kaki. Hasil pemeriksaan

fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi 20

x/menit, suhu 36,7⁰C. hal ini tidak sesuai dengan tanda dan gejala dari nyeri

kronis melainkan hanya beberapa saja tampak meringis, dan pola tidur

berubah.

Menurut penulis tidak semua penderita mengalami tanda dan gejala

yang sama dengan yang ada pada teori. Dari hasil pengkajian penulis hanya

menemukan beberapa tanda dan gejala dari gout arthritis. Gout arthritis

adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat

pada sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan

kaki bagian tengah. Saat mengalami penumpukan asam urat yang berlebihan

sendi akan terasa nyeri, dan juga dapat mengalami beberapa komplikasi.

Pengkajian data mayor merupakan unsur data yang harus terpenuhi

dalam penegakan diagnose keperawatan, data mayor harus terpenuhi 80%


untuk menegakkan diagnosa keperawatan. Data mayor sesuai dengan

masalah keperawatan dalam studi kasus ini.

2. Diagnosa

Berdasarkan data tersebut dapat ditegakkan prioritas diagnosa

keperawatan pada pasien gout arthritis yaitu nyeri kronis berhubungan

dengan kondisi musculoskeletal kronis, diagnosa ditegakkan dengan alasan

karena pada saat pengkajian didapatkan data subjektif pasien mengeluh

nyeri pada kedua lutut dan kaki, pasien tidak menjalani pengobatan, pasien

pasien mengatakan hanya mengonsumsi jamu untuk mengurangi rasa nyeri.

Data objektif didapatkan tekanan darah: 130/90, nadi: 88, respirasi rate:

20x/menit, suhu: 36,7.

Berdasarkan konsep teori nyeri kronis merupakan pengalaman

sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual

atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas

ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan

(SDKI, 2016). Tanda dan gejala nyeri kronis adalah mengeluh nyeri,

tampak gelisah, tidak dapat menuntaskan aktivitas, pola tidur berubah,

bersikap waspada dan bersikap protektif untuk menghindari nyerinya.

Menurut penulis tidak semua penderita gout arthritis mempunyai tanda dan

gejala seperti klien. Tanda gejala yang dialami pasien tergantung pada

kondisi klinis yang terkait.

3. Intervensi

Intervensi keperawatan merupakan salah satu tahap keperawatan

yang merupakan suatu perencanaan yang dilakukan oleh perawat terhadap


diagnosa yang sudah pasti didapat agar pasien mendapatkan status

kesehatan yang lebih baik. (Lingga, Menejemen Asuhan Keperawatan

sebagaian Acuan Keberhasilan Intervensi Keperawatan, 2019). penulis

mencantumkan diagnosa nyeri kronis berhubungan dengan kondisi

musculoskeletal kronis, dengan tujuan setelah dilakukan tindakan 3 kali 24

jam nyeri kronis diharapkan berkurang (Standart Intervensi Keperawatan

Indonesia (SIKI).

Penulis mengambil intervensi menyesuaikan dengan kondisi klien,

yaitu manajemen nyeri. Menurut penulis tidak semua intervensi yang sudah

dirancang dapat terlaksana semuanya, hal ini disebabkan karena

keterbatasan alat maupun kondisi klinis klien, walaupun secara teori

intervensi merupakan salah satu tahap keperawatan yang sudah

direncanakan dari diagnosa klien untuk mendapatkan status kesehatan yang

lebih baik.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan

yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Sitiatava,

2012).

Implementasi dilakukan selama 3 kali, berdasarkan intervensi

keperawatan SIKI menejemen nyeri. Melakukan identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri pada Tn.H,

mengidentifikasi skala nyeri, memberikan posisi yang nyaman pada Tn.H,

menjelaskan mengenai kondisi dan pilihan terapi/pengobatan, mengajarkan


terapi relaksasi dan latihan pernapasan, memberikan kompres hangat dan

dingin, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan

menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.

Terdapat beberapa implementasi pada luaran utama yaitu

menejemen nyeri, dilakukan selama 3x pertemuan, berdasarkan intervensi

keperawatan SIKI menejemen nyeri, dan disertai dengan respon baik secara

data subjektif mauoun objektif.

Menurut penulis implementasi dilakukan berdasarkan kondisi klien

saat ini karena keterbatasan alat dan kolaborasi, dengn dokter misalnya

dalam pemberian terapi. Jika tidak semua intervensi dapat

diimplementasikan secara keseluruhan namun harus melihat kondisi klien

saat ini.

Secara teori implementasi keperawatan merupakan kegiatan dari

proses keperawatan. Tujuan implementasi adalah mengatasi masalah yang

terjadi, setelah rencana keperawatan disusun maka rencana tersebut

diharapkan dalam tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan,

tindakan tersebut harus terperinci sesuai dengan waktu yang ditentukan.

5. Evaluasi

Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan untuk

mengkomunikasikan status Tn.H dari hasil tindakan keperawatan. Evaluasi

keperawatan dengan memberikan kompres hangat/dingin pada pasien gout

arthritis untuk mengurangi rasa nyeri. Keberhasilan tersebut dapat dilihat

dengan membandingkan antara proses pedoman / rencana tersebut,

sedangkan keberhasilan tindakan dilihat dengan membandingkan antara


tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat

kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan

sebelumnya (Sitiatava, 2012). Diagnosa keperawatan nyeri kronis

berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis pada tanggal 27 April

2020.

Evaluasi hari pertama tanggal 27 april 2020 hasil evaluasi

didapatkan evaluasi sujektif Tn.H mengatakan nyeri pada lutut kaki saat

malam hari tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 105 x/menit, respirasi 20

x/menit, suhu 36⁰C. Masalah nyeri kronis belum teratasi dan intervensi

dilanjutkan (mengidentifikasi skala nyeri, memberikan kompres dingin dan

hangat, mengajarkan teknik norfarmakologis untuk mengurangi nyeri). Pada

pertemuan kedua klien mengatakan dirinya dapat mengontrol nyeri saat

malam hari, masalah keperawatan teratasi sebagaian. Pada pertemuan ketiga

klien mengatakan nyeri berkurang, masalah keperawatan nyeri kronis

teratasi pertahankan implementasi. Menurut penulis evaluasi dilakukan

setiap kali setelah melakukan tindakan untuk mengetahui perkembangan

yang terjadi pada klien.

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

keperawatan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan, apakah

benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan. Evaluasi harus menjelaskan

keberhasilan intervensi yang dilakukan perawat sehingga klien dapat

menyatakan nyeri berkurang atau teratasi, klien mengontrol nyeri, klien

mengatakan rasa nyaman nyeri setelah nyeri berkurang (Mubarak &

Chayatin, 2012).
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan

keperawatan secara langsung pada klien dengan Gout Arthritis di Dusun

Kebok Desa Banjaran Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, maka penulis

dapat menarik beberapa kesimpulan sekaligus saran yang bermanfaat dalam

meningkatkan mutu asuhan keperawatan klien dengan kasus Gout Arthritis.

1. Proses pelaksanaan pengkajian menunjukkan bahwa data keseluruhan

hasil pengkajian sudah sesuai dengan panduan SDKI.

2. Diagnosa keperawatan dalam studi kasus ini adalah nyeri kronis,

berhubungan dengan kondisi muskuluskeletal kronis.

3. Intervensi utama dalam studi kasus ini adalah menejemen nyeri

(mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat

dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan).

4. Implementasi dikerjakan sesuai dengan intervensi dan disesuaikan dengan

keadaan klien.

5. Hasil evaluasi dilakukan selama 3x pertemuan menunjukkan nyeri kronis

pada klien dapat teratasi dengan kriteria hasil nyeri berkurang. Intervensi

dipertahankan.

47
48

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan menambah pengetahuan dan berperan aktif

dalam pencegahan penyakit gout arthritis, diperlukan usaha yang baik

diantaranya dengan cara mengatur pola makan.

5.2.2 Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan, data yang dikaji lebih lengkap dan sesuai

dengan masalah keperawatan yang diambil pada buku SDKI.

2. Perumusan diagnosa didapatkan dari hasil pengkajian data yang

dimasukkan ke analisa data dengan menggunakan format problem,

etiologi dan sign and symptom.

3. Intervensi keperawatan menentukan rencana keperawatan sesuai

dengan keluhan pasien yang diambil dari SIKI.

4. Implementasi merupakan tindakan asuhan keperawatan, akan tetapi

tindakan yang dilakukan seharusnya tidak hanya berpatokan pada

satu buku melainkan dengan menyesuaikan keluhan yang

dirasakan pasien.

5. Tahap evaluasi menyesuaikan antara hasil dari implementasi yang

telah dilakukan dengan kriteria hasil dengan menggunakan format

SOAP.

5.2.3 Bagi Penulis

Perlu dilakukan pemberian asuhan keperawatan di klinik dan

komunitas untuk meningkatkan pengalaman dalam penerapan


intervensi sesuai dengan pedoman Standart Intervensi Keperawatan

Indonesia (SIKI).
DAFTAR PUSTAKA

Amalina, N (2015). Gout dan Hiperurisemia. Majority, 6.

Berat, K. F. (2018). jurnal penelitian keperawatan. JK asam, 12.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara. Profil Kesehatan Kabupaten Jepara Tahun


2016.

Isnani, R. d. (2014). Asuhan Keperawatan Pada klien gout arthritis.


Yogyakarta:CV BUDI UTAMA.

Jateng, D. K.(2017). Profil Kesehatan Provinsi Jateng. Dinkes, 21.

Junaidi, I. (2016). Mengenal Penyakit Arthritis. Jakarta: PT Buana.

Lingga, B. (2019). Menejemen Asuhan Keperawatan Sebagai Acuan Keberhasilan


Intervensi Keperawatan. Prepints, 1.

M Ayyub, D. N. (2016). Asuhan keperawatan gerontik pada klien gout arthritis


dengan masalah nyeri kronis . repository, 33.

Nadira, N. (2018). asuhan keperawatan keluarga pada kasus arthritis untuk


mengurangi nyeri kronis. lib.fkik, 30.

PPNI, T. P. (2016). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP


PPNI.

PPNI, T. P. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP


PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.

Puspitasari, D. (2019). asuhan keperawatan lansia penderita gout arthritis. eprints,


12.

R Seran, H. B. (2016). hubungan antara nyeri arthritis dengan kemandirian lansia.


jurnal keperawatan, 20.

Santoso. (2016). Nyeri pada persendian. repository.

Saifudin, D. (2017). asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami gout


arthritis dengan masalah keperawatan nyeri kronis. jurnal keperawatan,
25.
Lampiran 3 Lembar permohonan menjadi partisipan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN

Kepada yth. Calon partisipan, saya adalah mahasiswa Jurusan


Kesehatan Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura,
sedang melaksanakan pembuatan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan
keperawatan dengan masalah nyeri kronis pada pasien Gout Arthritis”
dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan kepada anda sebagai
partisipan.
Pemberian asuhan keperawatan dilaksanakan secara komprehensif
meliputi proses pengkajian sampai dengan evaluasi, seluruh data dan
informasi yang saya peroleh dijamin kerahasiaannya dan hanya
disampaikan untuk kepentingan ilmiah tanpa menyebutkan data pribadi
bapak/ ibu secara langsung. Seluruh tindakan yang kami lakukan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia bapak/ ibu dan kami pastikan
sesuai dengan pedoman, Standar Prosedur Operasional (SPO) dan
kebijakan instansi terkait.
Demikian saya sampaikan besar harapan saya bapak/ ibu berkenan
menjadi partisipan dalam proses karya tulis ilmiah ini. Jika bapak/ ibu
tidak berkenan, saya terima keputusan itu tanpa mengurangi rasa hormat
saya serta kualitas pelayanan yang anda terima, namun jika bapak/ ibu
berkenan, kami mohon kesediaannya untuk menandatangani lembar
persetujuan menjadi partisipan.
Demikian, semoga seluruh niat baik bapak ibu mendapat balasan
terbaik dari tuhan, dilancarkan perawatannya dan segera disembuhkan
penyakitnya.
Hormat saya,
Pamekasan , 13 Juli 2020
Nila Amalia
NRP: 17.051
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Inisial partisipan :
Saya telah membaca dan memahami lembar permohonan menjadi
partisipan, selanjutnya saya menyatakan bahwa saya bersedia menjadi
partisipan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang berlaku.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya secara sadar dan tanpa
paksaan dari pihak manapun.

Partisipan,
Pamekasan , 13 Juli 2020

Tn.H
LEMBAR PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Informasi didapat dari : Pasien

Tanggal MRS/jam: -

Tanggal pengkajian/jam: 27 april 2020/08.00

Dx masuk : Gout Arthritis

Ruang rawat inap :-


Keluhan utama : klien mengatakan nyeri pada kedua lutut kaki pada saat
malam hari
Riwayat Penyakit Sekarang : Klien mengatakan nyeri secara tiba-tiba, nyeri
terasa ditusuk-tusuk, nyeri dikedua lutut dan kaki,
skala nyeri 7, nyeri terasa hilang timbul. Saat
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital: TD:
130/90, N: 88, RR: 20x/menit, S: 36,7
Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan sudah 1 tahun lebih mengalami
gout arthritis, Selain gout arthritis Tn.H juga
memiliki riwayat hipertensi 1 tahun lebih.

1. Pernah dirawat : Tidak

2. Riwayat penyakit kronik dan menular : Tidak


Riwayat kontrol :-
Riwayat penggunaan obat :-
3. Riwayat alergi
Obat : Tidak
Makanan : Tidak
Lain-lain : Tidak
4. Riwayat operasi : Tidak
Kapan :-
Jenis operasi :-
5. Lain-lain :-

LEMBAR PENGKAJIAN FOKUS


1. NYERI DAN KENYAMANAN

1) Keluhan: Nyeri
(1) Rasa tidak nyaman : Ya
(2) Kesulitan tidur : Ya
(3) Keluhan gatal : Tidak
(4) Mual : Tidak
(5) Mengeluh lelah : Tidak
(6) Gelisah : Ya
(7) Nyeri : Ya
(8) lainnya

2) Pemeriksaan Fisik:
(1) Tekanan Darah : 130/90 mmHg
(2) Nadi : 88x/menit
(3) RR : 20x/menit
(4) Pupil : tidak terkaji
(5) Tampak merintih/meringis`: tidak
(6) Eliminasi : tidak ada masalah pada eliminasi
(7) Iritabilitas : tidak terkaji
(8) Kontraksi uterus : tidak terkaji
(9) Luka episiotomy : tidak terkaji
(10) Bengkak payudara : tidak terkaji
2) Laboratorium:
Tidak dilakukan pemeriksaan
3) Keadaan klinis lain:

(1) Cidera/ Trauma : Tidak terkaji

(2) Infeksi : Tidak terkaji

(3) Sindroma Koronaria : Tidak terkaji

(4) Glaukoma : Tidak terkaji

(5) Uterus : Tidak terkaji

4) Masalah Keperawatan (D.0074 s.d D.0079)


(1) Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis
Lampiran 5 Format
Terapi
TERAPI
Nama pasien
: Ruang :

Tanggal No Rute Obat Dosis Jam

Lain-lain: Tidak dilakukan pemberian terapi obat/Tidak dalam program


pengobatan
Lampiran 6 data penunjang

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Klien Satuan Nilai normal


kimia darah
Asam urat 12 Mg/dl 3,4 – 7
Gula darah 100 Mg/dl 80-100
Kolesterol 150 Mg/dl <200

Data Pemeriksaan Lain: Tidak ada


Lampiran 7 Format Analisa Data
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn.H
Tanggal : 27 April 2020

No TANGGAL DATA ETIOLOGI PROBLEM

1 27 April 2020 Ds. Klien mengeluh Kondisi Nyeri kronis


nyeri pada kedua lutut muskulokelet
dan kaki saat malam kronis
hari

Do.
TD: 130/90, N: 88, RR: Gesekan antar
20x/menit, S: 36,7 sendi
Data mayor meningkat
a. Tampak meringis:
keluarga klien
mengatakan saat Penekanan
nyeri klien tampak saraf
meringis kesakitan.
b. Gelisah:keluarga
klien mengatakan
klien tampak gelisah
saat nyeri.
Data minor
c. Bersikap
protektif(mis. Posisi
menghindari nyeri):
saat terjadi nyeri
tidak ada yang boleh
memgangi daerah
yang dirasa nyeri
d. Pola tidur berubah:
klien mengatakan
saat nyeri klien tidak
bisa tidur dengan
nyenyak
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN:

Diagnosa keperawatan dalam studi kasus ini adalah nyeri kronis

berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis serta ditandai dengan

data mayor pasien tampak meringis dan gelisah dan data minor pasien

bersikap protektif(mis. Posisi menghindari nyeri): saat terjadi nyeri hebat

klien bersikap protektif seperti tidak ada yang boleh dekat disampingnya

untuk menghindari nyerinya, bersikap waspada terhadap apapun yang

menyebabkan nyeri bertambah, Pola tidur berubah (saat nyeri klien tidak bisa

tidur dengan nyenyak).


Lampiran 7 Format Intervensi keperawatan

INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn.H
Tanggal : 27 April 2020

Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi


keperawatan hasil
Nyeri kronis, Setelah dilaksanakan 1.Observasi
berhubungan dengan tindakan asuhan 1) Identifikasi lokasi,
kondisi keperawatan 1jam x 3 karakteristik, durasi,
muskuluskeletal hari diharapkan nyeri frekuensi, kualitas, intensitas
kronis berkurang atau nyeri
terkontrol dengan 2) Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil: 3) Identifikasi respon nyeri
1.Nyeri berkurang 4) Identifikasi faktor yang
dengan memperberat dan
menggunakan memperingan nyeri
menejemen nyeri. 5) Identifikasi pengetahuan dan
2.Mampu mengenali keyakinan tentang nyeri
nyeri(skala, 6) Identifikasi pengaruh budaya
intensitas, terhadap respon nyeri
frekuensi) 7) Identifikasi pengaruh nyeri
3.Menyatakan rasa pada kualitas hidup
nyaman setelah 8) Monitor keberhasilan terapi
nyeri berkurang komplementer yang sudah
diberikan
9) Monitor efek samping
penggunaan analgesik
2.Terapeutik
1) Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
2) Control lingkungan yang
memperberat nyeri
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
4) Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
5) Berikan kompres hangat
6) Berikan terapi akupresur
7) Berikan posisi yang nyaman
3.Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan
analgesic secara tepat
5) Ajarkan teknik relaksasi
6) Jelaskan mengenai kondisi
dan pilihan terapi
7) Ajarkan latihan pernapasan
4.Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu
Lampiran 8 Format Implementasi keperawatan

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn H
Tanggal : 27 April 2020

Diagnosa kep Tanggal/ Implementasi

jam

Nyeri kronis 27 April 1. Mengidentifikasi lokasi,


karakteristik, durasi,
berhubungan / 08.00 frekuensi,kualitas, intensitas nyeri.
R: nyeri dibagian lutut dan kaki
dengan 08.15 2. Mengidentifikasi skala nyeri
R: skala nyeri 7
kondisi 08.30 3. Memberikan kompres hangat pada
daerah nyeri
muskuloskele R: nyeri berkurang
4. Mengajarkan teknik
tal kronis 08.30 nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri menggunakan metode nafas
dalam
R: pasien merasa lebih tenang
08.45 5. Menjelaskan penyebab munculnya
nyeri.
R: pasien mengerti penyebab
munculnya nyeri
09.00 6. Mengobservasi tanda-tanda vital
R: TD: 130/90, N: 88, RR:
20x/menit, S: 36,7
Nyeri kronis 30 April 1. Mengidentifikasi
lokasi, karakteristik,
berhubungan / 19.00 durasi,
R: nyeri dibagian lutut dan kaki
dengan 19.00 2. Mengidentifikasi skala nyeri
R: skala nyeri 5
kondisi 19.15 3. Memberikan kompres hangat pada
daerah nyeri
muskuloskele 19.15 R: nyeri dirasa berkurang
4. Mengajarkan teknik
tal kronis nonfarmakologis untuk mengurangi
nyeri menggunakan metode nafas
dalam
R: pasien mengulangi jika nyeri
muncul
19.20 5. Mengobservasi tanda-tanda vital
R: TD 130/70, N: 90, RR: 20x/menit,
S: 36,7
Nyeri kronis 02 Mei 1. Mengidentifikasi skala nyeri
R: skala nyeri 3
berhubungan 19.00 2. Memberikan kompres hangat pada
daerah nyeri
dengan R: nyeri berkurang
3. Mengobservasi tanda-tanda vital
kondisi R: TD: 130/79, N: 90,
RR:20x/menit, S: 36,7
muskuloskele

tal kronis
Lampiran 9 Evaluasi keperawatan

EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn H
Diagnosa Data Assessment Planning
Nyeri kronis S:Klien Masalah belum Lanjutkan
berhubungan mengeluh nyeri teratasi intervensi
dengan kondisi pada kedua lutut (1,2,3,4,5,6)
muskuluskeletal dan kaki saat
kronis malam hari
O: TD: 130/90,
N: 88, RR:
20x/menit, S:
36,7 skala nyeri
7

Diagnosa Data Assessment Planning


Nyeri kronis S:Klien Masalah teratasi Lanjutkan
berhubungan mengatakan sebagaian intervensi
dengan kondisi nyeri berkurang (1,2,4,5)
muskuluskeletal O: TD 130/70,
kronis N: 90, RR:
20x/menit, S:
36,7 skala nyeri
5

Diagnosa Data Assessment Planning


Nyeri kronis S:klien Masalah teratasi Pertahankan
berhubungan mengatakan intervensi
dengan kondisi nyeri berkurang
muskuluskeletal 0: TD: 130/79,
kronis N: 90,
RR:20x/menit,
S: 36,7 skala
nyeri 3
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS / KTI
Nama Mahasiswa : Nila Amalia Sari

NRP : 17.051

Judul :Asuhan Keperawaratan Dengan Masalah Nyeri Kronis


Pada Pasien Gout Arthritis

Pembimbing : Ns. Endang Fauziyah S, S.Kep,. M.Kep

No Tanggal Kegiatan Hal Saran Paraf


Pembimbing
1 17 Januari 2020 Konsul judul Revisi
2 20 Januari 2020 Bab 1 Revisi
3 22 Januari 2020 Bab 1
Revisi
4 23 Januari 2020 Bab 2
5 24 Januari 2020 Bab 1 Revisi
6 29 Januari 2020 Bab 2, bab 3 Revisi
7 30 Januari 2020 Bab 1-3 Revisi
8 25 Februari Konsul setelah seminar Acc
2020 proposal
Acc
9 17 Mei 2020 Konsul bab 4
10 21 Juni 2020 Konsul bab 4
11 26 Juni 2020 bab 4 dan bab 5 Revisi
12 29 Juni 2020 bab 4 dan bab 5 Revisi
13 9 Juli 2020 Konsultasi dari cover Revisi
depan sampai bab 5 Revisi
14 4 Agustus 2020 Konsul setelah sidang
Acc
studi kasus

Pamekasan, 13 Juli 2020

Pembimbing I

Ns. Endang Fauziyah S, S.Kep,. M.Kep


NIP. 19741129 200012 2 002
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS / KTI
Nama Mahasiswa : Nila Amalia Sari

NRP : 17.051

Judul :Asuhan Keperawaratan Dengan Masalah Nyeri Kronis


Pada Pasien Gout Arthritis

Pembimbing : Ns. Nindawi, S.Kep.,MM. Kes

No Tanggal Kegiatan Hal Saran Paraf


Pembimbing
1 29 Januari Konsul bab 1,2 3 Revisi
2 30 Januari Konsul bab 1,2,3 Acc
3 10 Februari Konsul setelah sidang Revisi
proposal
4 11 Februari Konsul revisi sidang Acc
proposal
5 01 Juni 2020 Konsultasi bab 4 Revisi
6 26 Juni 2020 Konsul bab 4,5 Revisi
7 29 Juni 2020 Konsul bab 4,5 Revisi
8 06 Juli 2020 Konsultasi bab 1 Revisi
sampai bab 5
9 07 Juli 2020 Konsul bab 1,5 Acc
10 04 Agustus Konsul setelah sidang Acc
studi kasus

Pamekasan, 13 Juli 2020

Pembimbing 2

Ns. Nindawi, S.Kep.,MM. Kes


NIP. 19700124 199703 1004
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS / KTI
Nama Mahasiswa : Nila Amalia Sari

NRP : 17.051

Judul :Asuhan Keperawaratan Dengan Masalah Nyeri Kronis


Pada Pasien Gout Arthritis

Pembimbing : Ns. Rahayu Yuliana W, S. Kep.,M.K.M

No Tanggal Kegiatan Hal Saran Paraf


Pembimbing
1 12 Februari Konsul revisi setelah Revisi
2020 sidang proposal
2 20 Februari Konsul bab 1,2,3
2020 Revisi
3 24 Februari Konsul bab 1,2,3
2020 Acc
4 23 Juli 2020 Konsul setelah sidang
studi kasus Revisi
5 4 Agustus Konsul bab 1 sampai
2020 bab 5 Revisi
6 5 Agustus Konsul bab 1 sampai
2020 bab 5 Revisi
7 10 Agustus Konsul keseluruhan
2020 Acc

Pamekasan, 13 Juli 2020

Penguji 1

Ns. Rahayu Yuliana W, S. Kep.,M.K.M


NIK. 4110182014
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS / KTI
Nama Mahasiswa : Nila Amalia Sari

NRP : 17.051

Judul :Asuhan Keperawaratan Dengan Masalah Nyeri Kronis


Pada Pasien Gout Arthritis

Pembimbing : Ns. Abdan Syakura, S.Kep., M.Kep

No Hari/Tanggal Kegiatan Hal Saran Paraf


Pembimbing
1 10 Februari Konsul setelah Revisi
2020 seminar proposal
12 Februari Konsul bab 1,2,3 Revisi
2020
14 Februari Konsul bab 1,2,3 Revisi
2020
17 Februari Konsul bab 3 Revisi
2020
20 Februari Konsul bab 2 Revisi
2020
21 Februari Konsul bab 2 woc Revisi
2020
25 Februari Konsul bab 2 Acc
2020
4 Agustus Konsul setelah sidang Revisi
2020
10 Agustus Konsul keseluruhan Revisi
2020
10 Agustus Konsul keseluruhan
2020

Pamekasan, 13 Juli 2020

Penguji II

Ns. Abdan Syakura, S.Kep., M.Kep


NIK. 4110182015
LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS / KTI
Nama Mahasiswa : Nila Amalia Sari

NRP : 17.051

Judul :Asuhan Keperawaratan Dengan Masalah Nyeri Kronis


Pada Pasien Gout Arthritis

Pembimbing : Ns. Hilmah Noviandry R, S.Kep.,M.Kes

No Tanggal Kegiatan Hal Saran Paraf


Pembimbing
1 19 Februari Konsul revisi setelah Revisi
2020 seminar
20 Februari Konsul bab 1,2,3 Revisi
2020
21 Februari Konsul lampiran- Acc
2020 lampiran
22 Juli 2020 Konsul setelah sidang Revisi
studi kasus
4 Agustus Konsul abstrak bab Revisi
2020 4,5
6 Agustus Konsul bab 4 Revisi
2020
7 Agustus Konsul bab 4 Acc
2020

Pamekasan, 13 Juli 2020

Penguji III

Ns. Hilmah Noviandry R, S.Kep.,M.Kes


NIK. 4110182015

Anda mungkin juga menyukai