Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


SARS itu singkatan dari Severe Acute Respiratory Syndrome atau Corona
Virus Pneumonia (CVP), Wabah penyakit gangguan pernapasan misterius ini
terus melanda kawasan Asia dan terus meminta korban. Seorang pasien di
Hongkong menjadi korban tewas keenam di wilayah administrative.

Meskipun diketahui bahwa 9 dari 10 penderita SARS dapat sembuh


dari penyakit tersebut, SARS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
kematian apabila penderita tidak diberikan penanganan segera yang tepat.
Maka dari itu, pemerintah diharapkan untuk bersikap cekatan dalam
mengupayakan suatu bentuk penyadaran masyarakat tentang cara mencegah
SARS, pengadaan alat pengidentifikasi penderita SARS, penemuan metode
yang tepat untuk mendiagnosa penderita, dan pengadaan suatu tempat isolasi
pagi para penderita untuk mencegah penyebaran yang tidak terkendali.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan penyakit SARS?
2. Bagaimana etilogi penyakit SARS?
3. Bagaimana patofisilogi penyakit SARS?
4. Bagaimana Pathway penyakit SARS?
5. Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit SARS?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada penyakit SARS?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari peyakit SARS?
8. Apa komplikasi dari penyakit SARS?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi penyakit SARS


2. Mengetahui etiologi penyakit SARS

1
3. Menjelaskan patofisiologi penykit SARS
4. Mengetahui Pathway SARS
5. Mengetahui tanda dan gejala penyakit SARS
6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik pada penyakit SARS
7. Mengetahui penatalaksanaan pada penyakit SARS
8. Mengetahui komplikasi pada penyakit SARS

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala
sakit pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi
saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.

SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis


kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang
menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).

2.2 Etiologi
Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO
mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru teridentifikasi
adalah mayoritas agen penyebab SARS. Coronavirus berasal dari kata
“Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya “crown” atau
mahkota. Ini sesuai dengan bentuk Coronavirus itu sendiri yang kalau
dilihat dengan mikroskop nampak seperti mahkota.
Penyebabnya lain bisa karena penyakit apapun, yang secara langsung
ataupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya :
1. Pneumonia
2. Tekanan darah yang sangat rendah (syok)
3. Terhirupnya makanan ke dalam paru (menghirup muntahan dari
lambung)
4. Beberapa transfusi darah
5. Kerusakan paru-paru karena menghirup oksigen konsentrasi tinggi
6. Emboli paru
7. Cedera pada dada
8. Overdosis obat seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin
9. Trauma hebat
10. Transfusi darah (terutama dalam jumlah yang sangat banyak).

3
2.3 Patofisiologi
Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus (family
paramoxyviridae) yang pada pemeriksaan dengan mikroskop electron. Virus
ini stabil pada tinja dan urine pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat
bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain, corona
menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di
paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian
menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit.
Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau
terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan
batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang
terkontaminasi.
Cara penularan : SARS ditularkan melalui kontak dekat, misalnya
pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita atau
kontak langsung dengan secret atau cairan tubuh dari penderita suspect atau
probable. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi,
dalam satu kendaraan atau dalam satu gedung diperkirakan tidak terjadi, asal
tidak kontak langsung berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara,
masa menular adalah mulai saat terdapat demam atau tanda-tanda gangguan
pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan sembuh.
Masa penularan berlangsung kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan
yang kontak langsung dengan penderita mempunyai risiko paling tinggi
tertular, lebih-lebih pada petugas yang melakukan tindakan pada sistem
pernafasan seperti melakukan intubasi atau nebulasi.

4
2.4 Pathway Kurang
Tinja, droplet, udara
Informasi
(terkontaminasi coronaV)
Reaksi pertahanan

1. Batuk Kurang
2. Bersin pengetahuan

Kontak/invasi saluran Cemas


pernapasan

Masuk saluran
pernapasan
bawah

keluar Masuk
Aktifan antibody

Antigen Reaksi
Proses reflikasi antibody inflamasi
cepat

Pelepasan Suhu tubuh


mediator
Proses radang
kimia

Metabolisme Resiko
meningkat kekurangan
cairan
Sekresi mukus

Inefektifitas bersihan jalan nafas

Tidak seimbang suplai O2 Intoleransi


aktifitas

5
Kerusakan pertukaran gas Tidak mampu memenuhi
kbutuhan nutrisi
Pnurunan O2 k’jaringan
Perubhn nutrisi <
Klebihan CO2 Metabolisme anaerob kbutuhan

Asam laktat
Asidosis
respiratori
Predisposisi edema
selebral
Perubahan RR
Penekanan SSP

Kesadaran

2.5 Tanda Dan Gejala


Suhu badan lebih dari 38oC, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas
pendek-pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak
dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau
setelah di rontgen terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi
gagal pernapasan, orang itu bisa disebut probable SARS atau bisa diduga
terkena SARS.

Gejala lainnya sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak
kunjung henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas
beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan
langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu
tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap
diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena
penyakit ini. Paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun,
trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam
darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa
dilihat dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah.
Penelitian terus dilangsungkan sampai sekarang.

6
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar
bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan
darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak
kebiruan (sianosis, karena kekurangan oksigen).
3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat
yang seharusnya terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi.
4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit.
5) Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau
transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi,
biopsy
6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya
dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu
mendeteksi antibody.

2.7 Penatalaksanaan
1. Terapi supportif umum : meningkatkan daya tahan tubuh berupa
nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain.
- Terapi oksigen
- Humidifikasi dengan nebulizer
- Fisioterapi dada
- Pengaturan cairan
- Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
- Obat inotropik
- Ventilasi mekanis
- Drainase empiema
- Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori cukup

7
2. Terapi antibiotik
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena
menyajikan fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat
diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa hari
pertama infeksi belum tersedia. Antibiotik empiris yang sesuai dengan
demikian diperlukan untuk menutupi terhadap patogen pernafasan
Common per nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakat-
diperoleh atau nosokomial pneumonia.
Setelah mengesampingkan patogen lain, terapi antibiotik dapat
ditarik. Selain efek antibakteri mereka, beberapa antibiotik
immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya quinolones dan
makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan.
SARS dapat hadir dengan spektrum keparahan penyakit. Sebagian
kecil pasien dengan penyakit ringan pulih baik bentuk khusus tanpa
pengobatan atau terapi antibiotik saja.
Antibiotik :
- Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
- Utama ditujukan pada S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus

2.8 Komplikasi
1. Abses paru
2. Efusi pleural
3. Empisema
4. Gagal nafas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolic
11. Dehidrasi

8
BAB III
PENUTUP

3.1.1 Simpulan
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah sekumpulan gejala sakit
pernapasan yang mendadak dan berat atau disebut juga penyakit infeksi saluran
pernafasan yang disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus.
SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis kegagalan
paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan terjadinya
pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).

3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa Perawat di harapkan mengerti dan memahami
tentang Klien SARS, dan kami mohon kritikannya bagi pembaca agar bisa
membangun makalah ini dengan lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 3, EGC, Jakarta

Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta.

Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media
Aesculapius : Jakarta.

http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=63. Diakses tanggal 31 Agustus


2019

http://dhewynerz.blogspot.com/2009/11/askep-sars.html. Diakses tanggal 31


Agustus 2019

10

Anda mungkin juga menyukai