Anda di halaman 1dari 17

TUGAS SEVERE ACUTE RESPIRATORY SYNDROME

Disusun untuk memenuhi tugas KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

Dosen Mata Ajar : Maria Putri Sari. M.Kep

Disusun Oleh :

Kelas 1B

Della Niha Astuti 2820173051

Devie Diana Pradityasari 2820173052

Dian Fitriani Sunarya 2820173053

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
farmakologi pada penyakit hipertensi dan terima kasih pada Ibu Maria Putri Sari
M.Kep selaku dosen mata kuliah KMB Akper Notokusumo yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap ringkasan materi ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penyakit SARS. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang.

Yogyakarta, 5 Oktober 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Tujuan Umum ................................................................................................ 1
C. Tujuan Khusus .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian SARS ........................................................................................... 2


B. Penyebab dan Faktor Resiko ......................................................................... 3
C. Tanda Gejala .................................................................................................. 3
D. Patofisiologi .................................................................................................. 4
E. Pemeriksaan Diagnostic dan Penunjang ......................................................... 4
F. Penanganan pertama ....................................................................................... 5
G. Penanganan Di RS ......................................................................................... 7
H. Komplikasi ..................................................................................................... 8
I. Asuhan Keperawatan ....................................................................................... 8
J. Kebijakan pemerintah ...................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. kesimpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 13

Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau sindrom
pernafasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang
bersifat mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernafasan pada
pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan SARS.
SARS (severe acute respiratori syndrome) adalah suatu jenis
kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang
menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).
SARS merupakan kedaruratan medis yang terjadi pada orang yang
sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal. Walaupun sering disebut
sindroma gawat pernapasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi
pada anak-anak.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian SARS ?
2. Apa saja penyebab dan faktor resiko dari SARS ?
3. Apa tanda gejala yang muncul pada penyakit SARS ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari SARS
2. Untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko SARS
3. Untuk mengetahui tanda gejala SARS

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS ) atau sindrom
pernapasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang
bersifat mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernapasan pada
pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS.
Penyakit yang pertama kali kuncul di provinsi Guangdong-Cina ini
merupakan penyakit baru yang mengejutkan WHO. Ini disebabkan karena
WHO baru mengetahui kasus ini tiga bulan kemudian pada bulan Februari
2003, meskipun pemerintah setempat sudah melakukan langkah-langkah
penanggulangan kasus. Para ahli kesehatan berpendapat bahwa kecepatan
laporan akan sangat berpengaruh terhadap upaya pengendalian epidemic
oleh dunia internasional.
Melalui pendekatan yang intensif, pemerintah Cina mengizinkan
perwakilan internasional mengadakan penyelidikan wabah di lokasi.
Hasilnya, ditemukan lebih banyak kasus yang dilaporkan. Beberapa bulan
kemudian, berdasarkan laporan media tentang kasus SARS, pemberitaan
kasus ini menjadi lebih terbuka.
Pada bulan Maret 2003, WHO mengumumkan kewaspadaan global
terhadap penyakit yang etiologi, diagnosis, dan pengobatannya belum
diketahui dengan jelas saat itu. WHO akhirnya member nama penyakit
tersebut sebagai severe acute respiratory syndrome ( SARS ) atau sindrom
pernafasan akut berat.

2
B. Penyebab dan Faktor resiko
1. Penyebab
SARS tampaknya disebabkan oleh jenis baru dari corona virus.
Corona virus lainnya menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai
binatang. SARS menyebar dari hubungan tatap muka, kemungkinan
dengan menghirup tetesan bersin atau batuk orang yang tertular. Hal
tersebut bisa juga menyebar dengan terkena ludah orang yang tertular
dan kemudian memgang hidung, mulut, atau mata. Kebanyakan yang
tertular adalah orang yang berhubungan dekat dengan orang yang
tertular : perawat kesehatan, anggota keluarga, atau orang yang berada
disekitar penderita ketika duduk di pesawat atau tempat tidur di rumah
sakit. Meskipun begitu beberapa orang yang menderita SARS bisa
belum pernah berhubungan dekat dengan orang yang tertular, dan
banyak orang yang berhubungan dekat dengan orang yang tertular
tidak terkena. Virus juga terdapat di tinja, dan beberapa orang tampak
telah tertular setelah terkena langsung dengan persediaan air yang
tercemari oleh kotoran.
2. Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko yang bisa meningkatkan insiden dan beratnya
pneumonia (CAP) pada anak termasuk umur, kepadatan hunian
rumah, malnutrisi, berat badan lahir rendah, seks (laki-laki), polutan
hirupan, kelainan anatomis, penyakit metabolic, defisiensi
imunologis, tidak mendapatkan ASI, dan faktor-faktor social
ekonomi.

C. Tanda dan Gejala


1. Demam mendadak >380C
2. Batuk
3. Sesak napas/sukar bernapas/napas pendek
4. Sakit kepala, kaku otot, anoreksia, lemah, bercak merah pada kulit,
bingung dan diare.

3
Gejala tersebut tidak khas dan mirip seperti gejala flu lainnya,
tetapi secara cepat gejala menjadi berat dan pasien dapat meninggal
karena terjadi peradangan paru (pneumonia). Masa inkubasinya
selama 2-10 hari.
D. Patofisiologi
Penyakit SARS disebabkan oleh Corona Virus Family Paramoxyviridae,
virus ini stabil pada tinja dan urin pada suhu kamar selama 1-2 hari dan
dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain,
Corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernafasan, lalu
bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari
yang kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernafas
menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung
dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet)
saat pasien batuk dan bersin. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan
alat-alat yang sudah terkontaminasi virus.

E. Pemeriksaan Diagnostic dan Penunjang


Diagnosis :
1. Kasus Suspek (suspect case)
a. Demam >380C dengan :
Satu atau lebih gangguan pernapasan yaitu batuk, napas
pendek, dan kesulitan bernapas dengan satu atau lebih dari
keadaan sebagai berikut :
 dalam 10 hari terakhir sebelum sakit mempunyai
riwayat kontak erat dengan seseorang yang telah
didiagnosis sebagai pasien SARS,
 dalam 10 hari terakhir sebelum sakit melakukan
perjalanan ke tempat yang dilaporkan ada penderita
SARS.

4
2. Kasus ‘mungkin’ (probable case)
 Kasus suspek dengan gambaran foto toraks menunjukkan
tanda-tanda pneumonia atau respiratory distress syndrome,
atau
 Seseorang yang meninggal karena karena penyakit saluran
pernapasan yang tidak jelas penyebabnya, dan pada
pemeriksaan autopsy ditemukan tanda patologis berupa
‘respiratory distress syndrome’ yang tidak jelas
penyebabnya.
Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus
pneumonia.
2. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop,
terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau
wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir
serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena
kekurangan oksigen).
3. Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di
tempat yang seharusnya terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi

F. Penanganan pertama sebelum di rumah sakit/ pencegahan penularan

1. Kurangi kontak dengan penderita SARS sampai 10 hari setelah semua


gejala hilang, tidak panas dan pernapasan sudah biasa.
2. Jangan berpergian ke daerah yang terjangkit penyakit SARS.

5
3. Kebersihan perorangan dianjurkan para ahli dalam pencegahan penyakit
SARS termasuk mencuci tangan yang bersih, menggunakan cairan pencuci
hama (desinfectant).
4. Menggunakan masker, gogle, dan pakain pelindung untuk menghindari
penularan melalui udara dan pencemaran virus melalui cairan sekresi.
5. Bila anda mengeluh demam 38°C disertai batuk dan kesulitan bernapas,
segera konsultasi dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pertolongan dan menegakkan diagnosa. Ceritakan kepada petugas
kesehatan mengenai perjalanan Anda belakangan ini ke daerah terjangkit
SARS, dsn mungkin kontak dengan penderita SARS.
6. Pasien SARS perlu diawasi setelah 10 hari gejala gangguan pernapasan
membail dan demsam turun.
7. Pasien SARS harus dibatasi berinteraksi dengan orang sekitarnya, yang
sekolah tidak usah pergi sekolah, yang pegawai tidak perlu masuk kantor.
8. Dalam 10 hari tersebut anggota keluarga serumah harus ketat menjaga
kebersihan perorangan, mencuci tangan, pakai masker, gogle, dan pakaian
penutup untuk menghindari kontak udara dan kontak dengan cairan sekresi
penderita.
9. Penderita SARS harus menutup mulut bila batuk dan bersin.
10. Penderita SARS yang sudah sembuh, juga tetsp memakai masker, dsan
sarung tangan atau masker bekas penderita tersebut harus dibuang pada
tempat tertentu.
11. Alat-alat dan bahan bekas yang dipakai penderita SARS, seharusnya jangan
dipakai oleh orang yang sehat.
12. Dalam menjaga kebersihan rumah tangga, gunakan cairan pencuci hama
seperti menguras toilet, menguras bak mandi bekas dipakai penderita.
Penbersihan harus dilakukan lebih sering.
13. Anggota keluarga serumah dengan penderita sebaiknya juga membatasi diri
beraktivitas dan pergi keluar rumah.
14. Seluruh anggota keluarga diingatkan agar menjaga kebersihan perorangan,
dan kalau batuk dan bersin harus menutup mulut.

6
G. Penanganan di rumah sakit
1. Terapi suportif umum.
Bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain, seperti :
a. Terapi oksigen
b. Humidifikasi dengan nebulizer
c. Fisioterapi dada
d. Pengaturan cairan
e. Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
f. Obat inotropik
g. Ventilasi mekanik
h. Drainase empiema
i. Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori
cukup.
2. Terapi antibiotic
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena
menyajikan fitur non spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapt
diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa
hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotic yang empiris yang
sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap
pathogen pernafasan common pernasional atau pedoman
pengobatan local bagi masyarakat diperoleh atau nosokomial
pneumonia. Setelah mengesampingkan patogen lain,terapi
antibiotic dapat di tarik. Selain efek antibakteri mereka, beberapa
antibiotic immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya
quinolones dan makrolid. Efeknyaa pada kursus SARS adalah
belum ditentukan.

7
H. Komplikasi
1. Gagal nafas
2. Gagal hati
3. Gagal jantung
4. Sindroma dysplasia Myelin (terjadi perubahan bentuk, ukuran dan
organisasi sel dewasa)

I. Asuhan Keperawatan pada pasien SARS serta kebijakan pemerintah


mengenai SARS
a. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian.

Hal-hal yang perlu di kaji pada pasien dengan SARS:

a) Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesori, nadi


cepat bersambungan, batuk, sputum purulen, dan auskultasi
bunyi nafas untuk mengetahui konsolidasi.

b) Perhatikan perubahan suhu tubuh.

c) Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme.

d) Kaji terhadap komplikasi yaitu demam berlanjut atau kambuhan,


_tidak berhasil untuk sembuh, atelektasis, efusi pleural,
komplikasi jantung, dan superinfeksi.

e) Faktor perkembangan pasien : Umur, tingkat perkembangan,


kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping, kemampuan mengerti
tindakan yang dilakukan.

f) Pengetahuan pasien atau keluarga: Pengalaman terkena penyakit


pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan
tindakan yang dilakukan.

8
J. Diagnosa dan lntervensi Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan
obstruksi jalan nafas.

Intervensi :

Air Wa y Suction :

1. Pastikan kebutuhan oral atau tracheal suctioning.

2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.

3. Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning.

4. Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.

5. Berikan O² dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion


nasotrakeal.

6. Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan. Anjurkan pasien


untuk istirahat dan nafas dalam setelah kateter di keluarkan dari
nasotrakeal.

7. Monitor status oksigen pasien. Ajarkan keluarga bagaimana cara


melakukan suksion

8. Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukan


bradikardi,peningkatan saturasi 02 lain-Iain

Airway Management :

1.Buka jalan nafas gunakan teknik chun llft atau Jaw thrust bila perlu.

2.Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

3.Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat Jalan nafas buatan.

9
4.Lakukan fisioterapi dada jika perlu.

5.Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.

6.Kolaborasi pemberiah bronkodilator bila perlu. Atur intake untuk cairan


mengoptimalkan keseimbangan.

7.Monitor respirasi dan status 02.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan pemasukan berhubungan dengan faktor biologis
(sesak nafas).

Eating disorder manajemen :


1. Tentukan kebutuhan kalori harian.
2. Ajarkan klien dan keluarga tentang pentingnya nutrient.
3. MonitoringTTV dan nilai Laboratorium.
4. Monitor intake masuk.
5. Pertahankan kepaten pemberian nutrisi parenteral.
6. Pertimbangkan nutrisi enteral.
7. Pantau adanya Komplikasi GI.

Terapi gizi :

1. Monitor masukan makanan atau minuman dan hitung kalori harian


secara tepat.

2. Kolaborasi ahli gizi.

3. Pastikan dapat dietTKTP (tinggi kalori tinggi protein).

4. Berikan perawatan mulut.

10
5. Pantau hasil labioratoriun protein, albumin, globulin HB.

6. Jauhkan benda-benda yang tidak enak untuk di pandang seperti urinal,


kotak drainase, bebat dan pispot.

7. Sajikan makanan hangat dengan variasi yang menarik.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan isolasi respiratory


Intervensi :

Activity Therap y :

1. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam


merencanakan program terapi yang tepat.
2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan.
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan sosial.
3. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan.
4. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek.
5. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai.
6. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang.
7. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas.
8. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
9. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual.

Energy Management :

1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas.

2. Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan.

11
3. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan.

4. Monitor nutrisi dan sumber energi.

5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara


berlebihan.

6. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas.

7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat Pasien.

K. Kebijakan Pemerintah
Diperlukan inisiatif pemerintah daerah untuk mengkoordinasi upaya
pencegahan dan penanggulangan dari semua unsur, baik pemerintah, LSM,
swasta, maupun komponen masyarakat. Kegiatan dibawah ini perlu
dilakukan untuk mempercepat pengendalian kasus :
Sosialisasi tentang penyakit SARS kesemua puskesmas dan rumah
sakit serta sarana pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan lainnya, antara
lain balai pengobatan, praktik swasta, klinik spesialis, dan klinik 24 jam.
a. Persiapan penyelidikan epidemiologi apabila ada tersangka
b. Himbauan kewaspadaan kepada masyarakat melalui media massa.
c. Anjuran pemeriksaan kesehatan terhadap para pendatang dari
negara-negara yang terinfeksi SARS

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau sindrom pernafasan
akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang bersifat
mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernafasan pada pasien
yang mempunyai riwayat kontak dengan SARS yang menyebabkan
terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).
SARS disebabkan oleh jenis baru dari corona virus. Corona virus
lainnya menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai binatang. SARS
menyebar dari hubungan tatap muka, kemungkinan dengan menghirup
tetesan bersin atau batuk orang yang tertular.
B. Saran

1. Sebaiknya kita harus lebih menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh serta
lingkungan.
2. Sebaiknya kita harus selektif dalam memilih makanan.
3. Sebaiknya kita harus menggunakan masker dan jaket jika akan bepergian.
4. Menghindari area/tempat terjadinya kasus SARS Menghindari kontak
dengan dengan orang orang yang terinfeksi virus SARS
5. Kita harus memulai pola hidup sehat seperti mencuci tangan sebelum
makan.

13
Daftar Pustaka

Kunoli, Firdaus. 2012. Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: Trans Info
Media.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis. Semarang: Erlangga

14

Anda mungkin juga menyukai