Disusun Oleh :
Kelas 1B
YOGYAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
farmakologi pada penyakit hipertensi dan terima kasih pada Ibu Maria Putri Sari
M.Kep selaku dosen mata kuliah KMB Akper Notokusumo yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap ringkasan materi ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penyakit SARS. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. kesimpulan ...................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................... 13
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau sindrom
pernafasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang
bersifat mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernafasan pada
pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan SARS.
SARS (severe acute respiratori syndrome) adalah suatu jenis
kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang
menyebabkan terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).
SARS merupakan kedaruratan medis yang terjadi pada orang yang
sebelumnya mempunyai paru-paru yang normal. Walaupun sering disebut
sindroma gawat pernapasan akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi
pada anak-anak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian SARS ?
2. Apa saja penyebab dan faktor resiko dari SARS ?
3. Apa tanda gejala yang muncul pada penyakit SARS ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari SARS
2. Untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko SARS
3. Untuk mengetahui tanda gejala SARS
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS ) atau sindrom
pernapasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang
bersifat mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernapasan pada
pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS.
Penyakit yang pertama kali kuncul di provinsi Guangdong-Cina ini
merupakan penyakit baru yang mengejutkan WHO. Ini disebabkan karena
WHO baru mengetahui kasus ini tiga bulan kemudian pada bulan Februari
2003, meskipun pemerintah setempat sudah melakukan langkah-langkah
penanggulangan kasus. Para ahli kesehatan berpendapat bahwa kecepatan
laporan akan sangat berpengaruh terhadap upaya pengendalian epidemic
oleh dunia internasional.
Melalui pendekatan yang intensif, pemerintah Cina mengizinkan
perwakilan internasional mengadakan penyelidikan wabah di lokasi.
Hasilnya, ditemukan lebih banyak kasus yang dilaporkan. Beberapa bulan
kemudian, berdasarkan laporan media tentang kasus SARS, pemberitaan
kasus ini menjadi lebih terbuka.
Pada bulan Maret 2003, WHO mengumumkan kewaspadaan global
terhadap penyakit yang etiologi, diagnosis, dan pengobatannya belum
diketahui dengan jelas saat itu. WHO akhirnya member nama penyakit
tersebut sebagai severe acute respiratory syndrome ( SARS ) atau sindrom
pernafasan akut berat.
2
B. Penyebab dan Faktor resiko
1. Penyebab
SARS tampaknya disebabkan oleh jenis baru dari corona virus.
Corona virus lainnya menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai
binatang. SARS menyebar dari hubungan tatap muka, kemungkinan
dengan menghirup tetesan bersin atau batuk orang yang tertular. Hal
tersebut bisa juga menyebar dengan terkena ludah orang yang tertular
dan kemudian memgang hidung, mulut, atau mata. Kebanyakan yang
tertular adalah orang yang berhubungan dekat dengan orang yang
tertular : perawat kesehatan, anggota keluarga, atau orang yang berada
disekitar penderita ketika duduk di pesawat atau tempat tidur di rumah
sakit. Meskipun begitu beberapa orang yang menderita SARS bisa
belum pernah berhubungan dekat dengan orang yang tertular, dan
banyak orang yang berhubungan dekat dengan orang yang tertular
tidak terkena. Virus juga terdapat di tinja, dan beberapa orang tampak
telah tertular setelah terkena langsung dengan persediaan air yang
tercemari oleh kotoran.
2. Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko yang bisa meningkatkan insiden dan beratnya
pneumonia (CAP) pada anak termasuk umur, kepadatan hunian
rumah, malnutrisi, berat badan lahir rendah, seks (laki-laki), polutan
hirupan, kelainan anatomis, penyakit metabolic, defisiensi
imunologis, tidak mendapatkan ASI, dan faktor-faktor social
ekonomi.
3
Gejala tersebut tidak khas dan mirip seperti gejala flu lainnya,
tetapi secara cepat gejala menjadi berat dan pasien dapat meninggal
karena terjadi peradangan paru (pneumonia). Masa inkubasinya
selama 2-10 hari.
D. Patofisiologi
Penyakit SARS disebabkan oleh Corona Virus Family Paramoxyviridae,
virus ini stabil pada tinja dan urin pada suhu kamar selama 1-2 hari dan
dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain,
Corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernafasan, lalu
bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari
yang kemudian menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernafas
menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung
dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet)
saat pasien batuk dan bersin. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan
alat-alat yang sudah terkontaminasi virus.
4
2. Kasus ‘mungkin’ (probable case)
Kasus suspek dengan gambaran foto toraks menunjukkan
tanda-tanda pneumonia atau respiratory distress syndrome,
atau
Seseorang yang meninggal karena karena penyakit saluran
pernapasan yang tidak jelas penyebabnya, dan pada
pemeriksaan autopsy ditemukan tanda patologis berupa
‘respiratory distress syndrome’ yang tidak jelas
penyebabnya.
Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus
pneumonia.
2. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop,
terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau
wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir
serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karena
kekurangan oksigen).
3. Pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :
a. Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di
tempat yang seharusnya terisi udara)
b. Gas darah arteri
c. Hitung jenis darah dan kimia darah
d. Bronkoskopi
5
3. Kebersihan perorangan dianjurkan para ahli dalam pencegahan penyakit
SARS termasuk mencuci tangan yang bersih, menggunakan cairan pencuci
hama (desinfectant).
4. Menggunakan masker, gogle, dan pakain pelindung untuk menghindari
penularan melalui udara dan pencemaran virus melalui cairan sekresi.
5. Bila anda mengeluh demam 38°C disertai batuk dan kesulitan bernapas,
segera konsultasi dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan
pertolongan dan menegakkan diagnosa. Ceritakan kepada petugas
kesehatan mengenai perjalanan Anda belakangan ini ke daerah terjangkit
SARS, dsn mungkin kontak dengan penderita SARS.
6. Pasien SARS perlu diawasi setelah 10 hari gejala gangguan pernapasan
membail dan demsam turun.
7. Pasien SARS harus dibatasi berinteraksi dengan orang sekitarnya, yang
sekolah tidak usah pergi sekolah, yang pegawai tidak perlu masuk kantor.
8. Dalam 10 hari tersebut anggota keluarga serumah harus ketat menjaga
kebersihan perorangan, mencuci tangan, pakai masker, gogle, dan pakaian
penutup untuk menghindari kontak udara dan kontak dengan cairan sekresi
penderita.
9. Penderita SARS harus menutup mulut bila batuk dan bersin.
10. Penderita SARS yang sudah sembuh, juga tetsp memakai masker, dsan
sarung tangan atau masker bekas penderita tersebut harus dibuang pada
tempat tertentu.
11. Alat-alat dan bahan bekas yang dipakai penderita SARS, seharusnya jangan
dipakai oleh orang yang sehat.
12. Dalam menjaga kebersihan rumah tangga, gunakan cairan pencuci hama
seperti menguras toilet, menguras bak mandi bekas dipakai penderita.
Penbersihan harus dilakukan lebih sering.
13. Anggota keluarga serumah dengan penderita sebaiknya juga membatasi diri
beraktivitas dan pergi keluar rumah.
14. Seluruh anggota keluarga diingatkan agar menjaga kebersihan perorangan,
dan kalau batuk dan bersin harus menutup mulut.
6
G. Penanganan di rumah sakit
1. Terapi suportif umum.
Bertujuan meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang
adekuat, pemberian multivitamin dan lain-lain, seperti :
a. Terapi oksigen
b. Humidifikasi dengan nebulizer
c. Fisioterapi dada
d. Pengaturan cairan
e. Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis berat
f. Obat inotropik
g. Ventilasi mekanik
h. Drainase empiema
i. Bila terdapat gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori
cukup.
2. Terapi antibiotic
Agen anti-bakteri secara rutin diresepkan untuk SARS karena
menyajikan fitur non spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapt
diandalkan untuk mendiagnosis SARS-cov virus dalam beberapa
hari pertama infeksi belum tersedia. Antibiotic yang empiris yang
sesuai dengan demikian diperlukan untuk menutupi terhadap
pathogen pernafasan common pernasional atau pedoman
pengobatan local bagi masyarakat diperoleh atau nosokomial
pneumonia. Setelah mengesampingkan patogen lain,terapi
antibiotic dapat di tarik. Selain efek antibakteri mereka, beberapa
antibiotic immunomodulatory dikenal memiliki sifat, khususnya
quinolones dan makrolid. Efeknyaa pada kursus SARS adalah
belum ditentukan.
7
H. Komplikasi
1. Gagal nafas
2. Gagal hati
3. Gagal jantung
4. Sindroma dysplasia Myelin (terjadi perubahan bentuk, ukuran dan
organisasi sel dewasa)
1. Pengkajian.
8
J. Diagnosa dan lntervensi Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan
obstruksi jalan nafas.
Intervensi :
Air Wa y Suction :
Airway Management :
1.Buka jalan nafas gunakan teknik chun llft atau Jaw thrust bila perlu.
9
4.Lakukan fisioterapi dada jika perlu.
Terapi gizi :
10
5. Pantau hasil labioratoriun protein, albumin, globulin HB.
Activity Therap y :
Energy Management :
11
3. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan.
K. Kebijakan Pemerintah
Diperlukan inisiatif pemerintah daerah untuk mengkoordinasi upaya
pencegahan dan penanggulangan dari semua unsur, baik pemerintah, LSM,
swasta, maupun komponen masyarakat. Kegiatan dibawah ini perlu
dilakukan untuk mempercepat pengendalian kasus :
Sosialisasi tentang penyakit SARS kesemua puskesmas dan rumah
sakit serta sarana pelayanan kesehatan dasar dan lanjutan lainnya, antara
lain balai pengobatan, praktik swasta, klinik spesialis, dan klinik 24 jam.
a. Persiapan penyelidikan epidemiologi apabila ada tersangka
b. Himbauan kewaspadaan kepada masyarakat melalui media massa.
c. Anjuran pemeriksaan kesehatan terhadap para pendatang dari
negara-negara yang terinfeksi SARS
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau sindrom pernafasan
akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang bersifat
mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernafasan pada pasien
yang mempunyai riwayat kontak dengan SARS yang menyebabkan
terjadinya pengumpulan cairan di paru-paru (edema paru).
SARS disebabkan oleh jenis baru dari corona virus. Corona virus
lainnya menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai binatang. SARS
menyebar dari hubungan tatap muka, kemungkinan dengan menghirup
tetesan bersin atau batuk orang yang tertular.
B. Saran
1. Sebaiknya kita harus lebih menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh serta
lingkungan.
2. Sebaiknya kita harus selektif dalam memilih makanan.
3. Sebaiknya kita harus menggunakan masker dan jaket jika akan bepergian.
4. Menghindari area/tempat terjadinya kasus SARS Menghindari kontak
dengan dengan orang orang yang terinfeksi virus SARS
5. Kita harus memulai pola hidup sehat seperti mencuci tangan sebelum
makan.
13
Daftar Pustaka
Kunoli, Firdaus. 2012. Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: Trans Info
Media.
14