Anda di halaman 1dari 9

EKOSISTEM PADANG PASIR (GURUN)

A. POSISI GEOGRAFIS
Secara geografis, ekosistem gurun dapat diartikan sebagai suatu daerah yang memiliki
curah hujan yang sangat sedikit (>25 cm per tahun), bahkan lebih sedikit dibandingkan laju
penguapannya. Hal ini membuat ekosistem gurun menjadi sangat gersang, sehingga kecil
kemungkinan daerah ini dapat mendukung kehidupan organisme terutama bila
dibandingkan daerah dengan iklim basah.

Bioma Gurun merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan
sangat jarang. Bioma ini paling luas terpusat di sekitar 20 derajat LU, mulai dari Pantai
Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun
Sahara, gurun Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta km persegi. Didalam
wiki pedia gurun dapat juga dapat diartiken seperti ini: (Dalam istilah geografi, gurun,
padang gurun atau padang pasir adalah suatu daerah yang menerima curah hujan yang
sedikit – kurang dari 250 mm per tahun. Gurun dianggap memiliki kemampuan kecil untuk
mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini
mungkin benar, walaupun jika diamati secara seksama, gurun sering kali memiliki
kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya pada siang hari) untuk mempertahankan
cairan tubuh. Kurang lebih sepertiga wilayah bumi adalah berbentuk gurun).
Bentang gurun memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian besar terdiri dari
permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut erg dan permukaan berbatu merupakan
bagian pembentuk lain dari gurun.
Gurun kadang memiliki kandungan cadangan mineral berharga yang terbentuk di
lingkungan kering (‘arid’) atau terpapar oleh erosi. Keringnya wilayah gurun
menjadikannya tempat yang ideal untuk pengawetan benda-benda peninggalan sejarah
serta fosil.). Bioma gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Tingkat evaporasi(penguapan)yang lebih tinggi daripada curah hujan dan air tanah
yang cenderung asin.
2. Tumbuhannya berdaun kecil seperti duri dan mempunyai akar yang panjang. (Daun
yang kecil berfungsi untuk mengurangi penguapan Akar panjang berfungsi untuk
mengambil air dari tempat yang dalam dan kemudian disimpan dalam jaringan
spons).
3. Dihuni oleh hewan jenis pengerat contohnya, hamster dan gerbill.
4. Tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi dari curah hujan.
5. Air tanah cenderung asin karena larutan garam dalam tanah tidak cenderung
berpindah baik karena pencucian oleh air maupun drainase.

B. IKLIM
Iklim di gurun sanagat ekstrim, kalau panas sangat panas sekali dan kalau dingin juga
dingin sekali. Jadi sebenarnya ada 4 musim di padang pasir misalnya di negara Kuwait
yaitu Panas (32o – 40o C) pada sekitar bulan Juni-Juli , Panas Sekali (41o – 50o C) pada
sekitar bulan Juli – Agustus – September, Dingin (8o – 20o C) pada sekitar bulan Nopember,
dan Dingin sekali (˂ 7o C) pada sekitar bulan Desember. Beriklim panas dan kering
sepanjang tahun. Penternakan nomaden dijalankan. Penduduk hidup berpindah-randah
untuk nencari sumber air. Hujan tahunan kurang daripada 250 mm. Rentang suhu harian
sangat tinggi, yaiitu antara 22°C hingga 32°C.

C. CURAH HUJAN
Gurun didefinisikan dengan ketat sebagai sebuah tempat yang menerima curah hujan
kurang dari 254 mm (10 inci) setahun. Ciri-ciri:
1. Curah hujan sangat rendah, ± 25 cm/tahun
2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3. Kelembaban udara sangat rendah
4. Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat
mencapai 45o C, malam dapat turun sampai 0o C).
5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air

Ekosistem gurun dapat terbentuk karena ada 2 faktor pendukung yaitu adanya bayangan
hujan dari pegunungan yang tinggi menjulang dan adanya pola sirkulasi besar dari angin
global. Dalam kasus pegunungan yang tinggi, awan yang terbentuk dari daur air tidak bisa
menjamah daerah gurun karena terhalang oleh gunung yang menjulang tinggi, sehingga
awan dipaksa untuk mencair sebelum mencapai daerah ekosistem gurun. Sedangkan pola
angin global membuat angin yang sampai ke daerah gurun adalah angin kering atau angin
yang tidak sedikit pun membawa molekul air.

D. CUACA DI GURUN PASIR


Di dunia ini kira-kira sepertiganya beruba gurun. Atau lebih dikenal daerah dengan
curah hujan yang sangat rendah (<25cm/tahun). Daerah ini dikenal sebagai daerah beriklim
Arid (kering). Daerah ini biasanya memiliki kelembaban udara yang sangat rendah.
Sudah disebutkan diatas bahwa gurun itu daerah ini yang sedikit pohon, artinya
penyebab utamanya adalah karena sedikit air yang ada disana.
Salah satu yang termudah adalah melihat apa saja yang mengontrol kelembaban udara
atau kandungan air di udara ini. Karena kandungan air diudara inilah yang nantinya
bertanggung jawab atas terdapatnya air di suatu tempat atau disuatu daerah (kawasan)
tertentu.Salah satu untuk melihat kandungan air tentusaja melihat pola angin, awan dan
pola hujan di bumi. Di sebelah kanan ini peta bumi yang menggambarkan tempat-tempat
di bumi ini dimana curah hujannya rendah 25-50 mm/tahun (semi arid), dan daerah yang
memiliki curah hujan sangat rendah dibawah 25 mm/tahun.
Terlihat bahwa tempat yang langka dengan hujan (arid) berada disekitar daerah tropis.
Tentunya daerah tropis atau berada diantara 30° Lintang Utara dan 30° Lintang Selatan.
Daerah tropis ini daerah yang memiliki suhu rata-rata tahunan sangat tinggi.

E. CIRI-CIRI EKOSISTEM GURUN


Ciri-ciri ekosistem gurun yang paling khas antara lain:
1. Curah hujan ekosistem gurun sangat kecil (25 cm per tahun) dengan pola
sebaran yang tidak teratur, sehingga membuat sebagian daerah gurun tidak
pernah menerima hujan sama sekali.
2. Laju penguapan (evaporasi) sangat tinggi, mengalahkan besarnya curah hujan
yang masuk ke dalam ekosistem.
3. Gurun mengalami perubahan suhu yang sangat ekstrim antara siang hari ke
malam.
4. Tanah di gurun berupa pasir yang sangat kering dan rendah nutrisi organik
sehingga beberapa tanaman akan sulit untuk bertahan hidup di sana.
5. Hewan dan tumbuhan gurun yang dapat bertahan hidup adalah hewan dan
tumbuhan yang dapat bereproduksi dengan cepat selama periode lembab.
6. Air tanah yang tersedia cenderung berasa asin karena mineral garam tidak
mengalami pencucian oleh drainase maupun air hujan.

F. ADAPTASI TUMBUHAN PADA BIOMA GURUN


Untuk mentolerir kondisi dan meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup,
tanaman gurun telah mengembangkan adaptasi khusus. Beberapa adaptasi yang paling
umum termasuk menyimpan air di daun atau batang, memiliki beberapa daun atau lilin
penutup pada daun untuk mengurangi kehilangan air, dan memiliki akar tunggang panjang
yang dapat menembus permukaan air dalam. Beberapa tanaman bahkan pergi tertidur
selama lebih dari setengah tahun dan hanya tumbuh bila air telah tersedia.
Tumbuhan-tumbuhan yang beradaptasi di gurun antara lain:

1. Tumbuhan Kaktus

Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili
Cactaceae. Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa
ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah
kakti. Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar
penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di
batangnya. Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga
dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh
pada waktu yang lama tanpa air.
Ada lebih dari 2000 jenis kaktus ada di belahan bumi. Mereka bisa tumbuh
subur di lahan tandus dan kekurangan air. Ini lah hal unik dari kaktus. Kaktus
adaptasinya tinggi. Kemudian, batang kaktus juga dilapisis jaringan lilin yang dapat
mengurangi penguapan. Jaringan ini mampu menyimpan air dan tahan terhadap
kekeringan sekalipun. Namun, yang namanya mahluk hidup tentu saja butuh air.
Kaktus tetap membutuhkan air untuk bertahan hidup. Makanya, di gurun-gurun,
kaktus memiliki akar yang sangat panjang bermeter-meter ke dalam pusat bumi
untuk mencari sumber air.

2. Tumbuhan Kurma
Kurma tergolong dalam kategori tanaman palma dalam genus Phoenix, buahnya
bisa dimakan. Meskipun awal mula asalnya gak diketahui sebab sudah sejak lama
dibudidayakan, kemungkinan besar tanaman ini bermula dari tanah sekitar Teluk
Persia. Pohonnya memiliki ukuran yang sedang dengan tinggi antara 15-25 meter,
berkembang membentuk rumpun di sejumlah batang dari suatu system akar tunggal.
Daunnya mempunyai panjang 3-5 m, dengan duri di tangkai daun, menyirip &
memiliki kisaran 150 pucuk daun muda mempunyai ukuran dengan panjang 30 cm
dan lebar 2 cm. Kisaran penuh mahkotanya antara dari 6-10 m.
Nama spesies dactylifera bermula dari Yunani kuno, daktulos, (juga jari) dan
batang dari kata kerja Latin, fero, Saya memberi. Kurma tlah jadi makanan utama
bagian Timur Tengah selama ribuan tahun lamanya. Pohon Kurma diyakini asal
usulnya dari sekitar Teluk Persia dan sudah dibudidayakan mulai zaman kuno dari
Mesopotamia menuju prasejarah Mesir, mungkin di awal 4000 SM. Negara Mesir
Kuno menggunakan buahnya untuk dibikin jadi anggur kurma dan memakannya
tatkala panen. Terdapat bukti arkeologi budidaya kurma di bagian Arab timur di
tahun 6000 SM. (Alvarez-Mon 2006).
Di zaman berikutnya, orang Arab menyebarkanluaskan kurma di bagian Selatan
& Barat Daya Asia, bagian utara Afrika, Spanyol dan Italia. Kurma dikenalkan di
Mexico & California, di sekitar Mission San Ignacio oleh bangsa Spanyol ketika
tahun 1765. Buah yang dihasilkan oleh pohon kurma dikenal sebagai buah kurma.
Bentuk buahnya lonjong-silinder dengan panjang 3-7 cm, berdiameter 2-3 cm dan
ketika masih muda berwarna merah cerah ke kuning terang, bergantung dari
jenisnya. Kurma mempunyai biji tunggal yang ukuran panjangnya sekitar 2-2, 5 cm
dan tebalnya 6-8 mm. Buah kurma digolongkan jadi 3 kategori penting antara lain:
lunak, semi-kering & kering. Jenis buah ini bergantung pada kandungan glukosa,
fruktosa dan sukrosa.
Pohon kurma merupakan tanaman jenis dioecious, yakni mempunyai tanaman
jantan dan betina yang hidup secara terpisah. Mereka dapat tumbuh dengan mudah
dari bakal biji, tetapi hanya 50% tanaman betina yang ditanam secara pembibitan
akan berbuah, dan menghasilkan buah yang kecil serta berkualitas rendah. Sebagian
besar perkebunan memakai pembangbiakan stek pada tanaman, khususnya pada
kultivar Medjool sebab dapat memperoleh panen yang banyak serta buah yang
manis dan besar. Tanaman yang tumbuh dari cara stek akan berbuah 2-3 tahun lebih
awal dibandingkan tanaman yang memakai bibit.
Pembuahan dengan serbuk sari pada pohon kurma dijalankan secara alami oleh
angin akan tetapi pada perkebunan oasis tradisional dan perkebunan modern,
penyerbukan dilaksanakan secara manual. Penyerbukan alami pada tanaman jantan
dan betina, bisa jadi dengan jumlah yang sama antara keduanya. Tapi, jika
dijalankan dengan bantuan, 1 tanaman jantan dapat menyerbuki sampai 100
tanaman betina. Tanaman jantan yang merupakan sebagai penyerbuk,
memungkinkan para petani memakai sumber daya mereka untuk produksi lebih
banyak buah pada tanaman betina.
Beberapa petani bahkan gak menjaga tanaman jantan, yang mana sebagai bunga
jantan, untuk menyediakannya di pasar lokal di saat waktu penyerbukan.
Penyerbukan secara manual dilakukan oleh pekerja mahir dengan memakai bantuan
tangga untuk naik ke atas pohon. Di beberapa wilayah seperti Irak para pekerja
memanjat pohon dengan memakai alat pemanjat tertentu, yang mana alat ini
mengelilingi batang pohon & pendaki membuatnya tetap melekat di bagasi saat
mendaki. Jarang serbuk sari bisa diterbangkan ke bunga betina dengan angin.
Pohon kurma bisa berbuah sesudah ditanam selama empat hingga tujuh tahun
dan dapat dipanen tatkala sudah berusia tujuh sampai dengan sepuluh tahun. Pohon
kurma yang sudah dewasa dapat menghasilkan 80-120 kg (176-264 lb) buah kurma
di setiap musim panennya. Agar mendapatkan buah yang berkualitas untuk dapat
dipasarkan, tandan kurma harus ditipiskan dan dibungkus atau ditutup sebelum
matang supaya buahnya bisa tumbuh jadi lebih besar dan terlindungi dari cuaca dan
hama, seperti burung.

G. ADAPTASI HEWAN PADA BIOMA GURUN


Mirip dengan tanaman gurun, hewan yang hidup di padang pasir juga telah
mengembangkan adaptasi khusus untuk meningkatkan kelangsungan hidup. Berbeda
dengan tanaman, hewan ini bisa mendapatkan sebagian besar air melalui makanan yang
mereka makan. Fluktuasi suhu yang besar antara siang hari yang panas dan malam yang
dingin adalah masalah utama yang dihadapi oleh hewan gurun. Mereka telah
mengembangkan berbagai adaptasi untuk membantu mereka menghadapi perubahan suhu
dan mengatur suhu tubuh mereka.
Banyak hewan gurun cerah dalam warna, yang memungkinkan mereka untuk menyerap
lebih sedikit panas dari matahari. Hewan lain membuat liang bawah tanah untuk
menghindari panas langsung dari matahari. Gurun sering tampak tandus dan kekosongan
dari kehidupan hewan siang hari karena banyak hewan menghindari panas dengan
menghindari aktif pada siang hari dan aktif di malam hari. Beberapa hewan telah
beradaptasi untuk menjadi aktif dan memberi makan hanya selama fajar dan senja setiap
hari di gurun.
Hewan-hewan yang beradaptasi di gurun anatara lain:

1. Unta

Unta atau Onta adalah dua spesies hewan berkuku genap dari genus Camelus
(satu berpunuk tunggal – Camelus dromedarius, satu lagi berpunuk ganda –
Camelus bactrianus) yang hidup ditemukan di wilayah kering dan gurun di Asia dan
Afrika Utara. Rata-rata umur harapan hidup unta adalah antara 30 sampai 50 tahun.
Domestikasi unta oleh manusia telah dimulai sejak kurang lebih 5.000 tahun
yang lalu. Pemanfaatan unta antara lain untuk diambil susu (yang memiliki nilai
nutrisi lebih tinggi dari pada susu sapi) serta dagingnya, dan juga digunakan sebagai
hewan pekerja.
Hewan padang pasir ini terbiasa tidak makan dan minum selama 3 minggu
sambil berjalan berpanas-panasan melintasi padang pasir yang gersang. Unta
menjadikan punuknya sebagai tempat menyimpan air dan makanan yang ia telan.
Sedikit demi sedikit lemak di punuk tersebut akan ia gunakan sebagai sumber
energi. Itulah sebabnya, setiap unta berpuasa ia akan kehilangan 33% berat
tubuhnya. Jika punuknya tampak kempes, berarti persediaan makanan di tubuhnya
mulai menipis. Saat unta mulai merasa haus, unta dapat meminum ratusan liter air
hanya dalam waktu singkat.
Unta yang mampu berjalan tanpa minum dalam waktu lama ini menemukan
sumber air, ia akan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga
berat badannya dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam
sekali minum; dan tempat penyimpanannya adalah punuk unta. Sekitar 40 kilogram
lemak tersimpan di sini. Hal ini menjadikan unta mampu berjalan berhari-hari di
gurun pasir tanpa makan apapun.
Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun sistem
pencernaan pada unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan
mulut binatang ini telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam
dengan mudah.
Perutnya memiliki disain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk
mencerna hampir semua tumbuhan di gurun pasir. Angin gurun yang muncul tiba-
tiba biasanya menjadi pertanda kedatangan badai pasir. Butiran pasir menyesakkan
nafas dan membutakan mata.
Tetapi unta memiliki sistem perlindungan khusus sehingga ia mampu bertahan
terhadap kondisi sulit ini. Kelopak mata unta melindungi matanya dari dari debu
dan butiran pasir.
Namun, kelopak mata ini juga transparan atau tembus cahaya, sehingga unta
tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu matanya yang panjang
dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata.
Terdapat pula disain khusus pada hidung unta. Ketika badai pasir menerpa, ia
menutup hidungnya dengan penutup khusus.
Salah satu bahaya terbesar bagi kendaraan yang berjalan di gurun pasir adalah
terperosok ke dalam pasir. Tapi ini tidak terjadi pada unta, sekalipun ia membawa
muatan seberat ratusan kilogram, karena kakinya diciptakan khusus untuk berjalan
di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir,
dan berfungsi seperti pada sepatu salju.
Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas
membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini
melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin
membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah
lapisan kulit pelindung yang tebal.
Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang
bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini
mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan
terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian. Disain khusus ini
memperlihatkan kesempurnaan penciptaan unta.

2. Ular

Ular berbisa gurun (Cerastes Vipera) hidup di bawah pasir. Ular berbisa ini
masuk ke dalam pasir dengan menggeliat bergoyang-goyang menyamping. Ular ini
menggerakkan ekornya dari kiri ke kanan dengan sangat cepat. Gerakan ini lalu
meliputi seluruh tubuhnya dalam tiga pelintir. Akhirnya sekujur tubuh ular terkubur
sepenuhnya, kecuali satu atau kedua matanya saja. Dengan cara ini, ular berbaring
sambil menunggu, memburu mangsanya. Tetapi strategi seperti ini dapat
menimbulkan risiko bagi mata ular, karena mata ini tetap berada di luar, di tempat
yang dapat didera oleh badai pasir secara tiba-tiba. Namun, karena mata ular
dirancang khusus, risiko tersebut terhapus seluruhnya. Mata ular berbisa ini
terlindung dari gangguan pasir karena memiliki “kaca mata” luar yang terbuat dari
sisik yang tembus pandang.

3. Serigala Gurun
Penghuni gurun yang lain, yaitu serigala gurun bewarna krem, jenis serigala
terkecil, memiliki telinga yang sangat besar. Serigala ini hidup di gurun berpasir di
Afrika dan Arab. Telinganya yang lebar tidak hanya membantu menentukan tempat
mangsanya berada, tetapi juga berfungsi untuk mencegah panas berlebihan dan
membuat hewan ini tetap sejuk.

4. Kadal Gurun

Kadal bermoncong-sekop, yang tinggal di gurun, bergerak seperti menari di


pasir untuk mendinginkan ekor dan kakinya. Kemudian, dengan bertumpu pada
ekornya, kadal ini bergantian mengangkat satu kaki belakang dan satu kaki depan.
Setelah beberapa detik, kakinya berganti posisi. Kadal ini seolah berenang di bukit
pasir dengan dukungan bentuk tubuh dan hidungnya yang aerodinamis, dan telapak
kakinya yang besar memungkinkan kadal berlari di pasir dengan sangat cepat.

5. Katak Gurun

Katak gurun, yang hidup di Australia, mirip dengan tangki air. Saat hujan, katak
ini mengisi kantung-kantung di tubuhnya dengan air. Kemudian dia menguburkan
dirinya sendiri di bawah pasir dan mulai menunggu sampai hujan yang berikutnya
turun. Bila merasa haus, hewan gurun lainnya mencari katak ini dan meminum
airnya, dengan cara mengeluarkan katak ini dari pasir.

Anda mungkin juga menyukai