Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DASAR-DASAR EKOLOGI EKOSISTEM PADANG PASIR

Disusun Oleh : Chandra Eka Puspita (13401) Chordya Iswanti (13404) Dimas Tri Asmara (13190) Medi Pranata (13402) Reynaldo Christian(13196)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

BAB I PENDAHULUAN
Pengertian gurun adalah suatu daerah dimana curah hujannya sangat kecil yaitu kurang dari 250 mm/tahun, suhu sangat tinggi di siang hari dan sangat rendah di malam hari, dan kelembapan udara rendah. Padahal tidak semua gurun panas, ada juga gurun yang sangat dingin pada musim dingin sampai 12 C yaitu Gurun Gobi di wilayah Asia (Irwan, 1992). Ekosistem gurun ini sangat mudah dikenali. Ciri-cirinya adalah suhu udara yang panas di siang hari, tanah yang gersang dan tidak subur, curah hujan sangat rendah, perbedaan suhu antara malam dan siang hari sangat signifikan (siang panas, sedangkan malam hari sangat dingin). Ekosistem ini banyak kita temui di benua Afrika. Tentunya kebanyakan orang akan berpikir bahwa tidak mungkin ada kehidupan dengan kondisi gurun yang seperti itu. Kalaupun ada tentunya hanya flora dan fauna yang mampu bertahan dengan temperature yang sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari seperti, kaktus dan unta (Campbell and Reece, 2012). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gurun diartikan sebagai padang luas yang tandus, atau padang pasir. Dalam pengertian lain juga disebutkan gurun yaitu suatu daerah dimana curah hujannya sangat kecil yaitu kurang dari 250mm/tahun,sifat udaranya kering dan hampir tidak ada tumbuh-tumbuhan yang hidup.Gurun disebut juga daratan kering, karena klasifikasi gurun berdasarkan tingkat kekeringan di suatu wilayah.Hampir seperempat permukaan bumi daratan merupakan daerah gurun dengan temperatur yang dapat melebihi 55 derajat Celcius pada siang hari dan sangat dingin pada malam hari (Irwan, 1992). Gurun pasir sebagai biosfer karena gurun pasir merupakan tempat kehidupan yang terdiri semua jasad hidup, air, udara, tanah dan materi yag membentuk ekosistem pada gurun pasir tersebut. Ciri atau karakteristik dari ekosistem gurun dapat dilihat dari posisi geografisnya, iklim, curah hujan dan cuacanya (Campbell and Reece, 2012). Menurut Campbell and Reece (2012) ekosistem ini paling luas terpusat di sekitar 20 derajat LU, mulai dari Pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun Sahara, gurun Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta km2.Bentang gurun memiliki beberapa ciri umum. Gurun sebagian besar terdiri dari permukaan batu karang. Bukit pasir yang disebut erg dan permukaan berbatu merupakan bagian pembentuk lain dari gurun.

Ekosistem gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Tingkat evaporasi (penguapan) yang lebih tinggi daripada curah hujan Air tanah cenderung asin karena larutan garam dalam tanah tidak cenderung berpindah baik karena pencucian oleh air maupun drainase. Iklim panas dan kering sepanjang tahun. Hujan tahunan kurang daripada 250mm. Kelembaban udara sangat rendah Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C) Suhu harian sangat tinggi, yaitu antara 22C hingga 32C. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air

BAB II KARAKTERISTIK DAN KEHIDUPAN PADANG PASIR


Di dunia ini kira-kira sepertiganya berupa gurun. Atau lebih dikenal daerah dengan curah hujan yang sangat rendah (<25cm/tahun). Daerah ini dikenal sebagai daerah beriklim Arid (kering). Daerah ini biasanya memiliki kelembaban udara yang sangat rendah (Marres, 1999). Salah satu yang termudah adalah melihat apa saja yang mengontrol kelembaban udara atau kandungan air di udara ini. Karena kandungan air diudara inilah yang nantinya bertanggung jawab atas terdapatnya air di suatu tempat atau disuatu daerah (kawasan) tertentu.Salah satu untuk melihat kandungan air tentusaja melihat pola angin, awan dan pola hujan di bumi. Di sebelah kanan ini peta bumi yang menggambarkan tempat-tempat di bumi ini dimana curah hujannya rendah 25-50 mm/tahun (semi arid), dan daerah yang memiliki curah hujan sangat rendah dibawah25mm/tahun.Terlihat bahwa tempat yang langka dengan hujan (arid) berada disekitar daerah tropis. Tentunya daerah tropis atau berada diantara 30 Lintang Utara dan 30 Lintang Selatan. Daerah tropis ini daerah yang memiliki suhu rata-rata tahunan sangat tinggi (Marres, 1999). Panas menyengat di siang hari, dingin membeku di malam hari, kemarau selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan berturut-turut, kelangkaan makanan. Semua ini adalah bagian dari lingkungan gurun. Sangat sulit bertahan hidup dalam kondisi yang sedemikian keras. Namun, di balik semua kesulitan ini, berbagai jenis makhluk bisa bertahan hidup dan bahkan berkembang pesat di gurun. Bila kita amati, akan tampak bahwa semua struktur tubuh dan gerakan makhluk-makhluk ini telah diciptakan dengan karakteristik yang sesuai untuk kehidupan di sana. Allah menciptakan ciri khas tertentu untuk melindungi makhluk- makhluk ini dari panas. Bila kita memperhatikan lebih dekat sebagian contoh ciriciri ini, kita dapat melihat dengan jelas bahwa kelengkapan makhluk-makhluk ini tidak mungkin ada dengan begitu saja, melainkan diciptakan oleh Sang Pencipta yang memiliki kekuatan yang sangat hebat (Marres, 1999). Kaktus Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga

famili Cactaceae.Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga

memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air (Campbell and Reece, 2012). Ada lebih dari 2000 jenis kaktus ada di belahan bumi. Mereka bisa tumbuh subur di lahan tandus dan kekurangan air. Ini lah hal unik dari kaktus. Kaktus adaptasinya tinggi. Kemudian, batang kaktus juga dilapisis jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan. Jaringan ini mampu menyimpan air dan tahan terhadap kekeringan sekalipun. Namun, yang namanya mahluk hidup tentu saja butuh air. Kaktus tetap membutuhkan air untuk bertahan hidup. Makanya, di gurun-gurun, kaktus memiliki akar yang sangat panjang bermeter-meter ke dalam pusat bumi untuk mencari sumber air (Campbell and Reece, 2012). Flora Lainnya Hampir tidak ada tumbuhan tingkat tinggi yang mampu bertahan. Tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit). Tumbuhannya berdaun kecil seperti duri dan mempunyai akar yang panjang. Daun yang kecil berfungsi untuk mengurangi penguapan Akar panjang berfungsi untuk mengambil air dari tempat yang dalam dan kemudian disimpan dalam jaringan spons (Anonim, 2010).

Contoh Fauna pada Ekosistem Padang Gurun Unta atau Onta Ular Serigala Gurun Kadal Katak Gurun

2.1 Proses Terjadinya Gurun Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem gurun merupakan ekosistem alami yaitu ekosistem yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Sebagian besar gurun terletak di kedua sisi Khatulistiwa, di daerah yang dikenal sebagai daerah tropis (Marres, 1999). Udara hangat mengalir dari Khatulistiwa ke daerah Tropis, udara akan naik dan mendingin. Saat dingin, udara melepaskan kelembabannya berupa hujan. Pada saat mencapai daerah Tropis, udara mulai turun ke arah tanah dan memanas lagi. Udara hangat ini menyerap

semua kelembaban dari tanah di bawahnya, sehingga menjadi kering dan terjadilah Gurun kering (Marres, 1999). Selain itu, kebanyakan, pembentukan permukaan gurun disebabkan oleh air. Hujan yang turun di daerah gurun biasanya sangat deras, sehingga tanah yang kering dan keras tidak bisa menyerap air. Air tersebut akhirnya terus mengalir deras menuruni lereng, menjadi banjir. Air tersebut memahat lereng lembah curam yang dikenal dengan nama Wadis. Batubatuan raksasa dan batu kali hanyut dari lembah ke dataran gurun. Batuan yang berada dipermukaan gurun terkena panas di siang hari dan malam hari menjadi dingin. Pemanasan dan pendinginan ini lama kelamaan akan merapuhkan batu dan akhirnya pecah menjadi pasirpasir (Marres, 1999).

BAB III EKOSITEM GURUN PASIR

3. 1 Komponen Pendukung Ekosistem Padang Pasir Pada ekosistem ini, kita akan menemukan beberapa jenis organisme yang mendukung terbentuknya ekosistem padang pasir. Autotrof Organisme ini bisa membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari, air dan

komponen udara. Organisme autotrof pada ekosistem ini adalah tanaman. Keadaan lingkungan yang sangat panas di padang pasir, mempengaruhi jenis tanaman mana yang bisa bertahan hidup di daerah seperti ini. Misalnya saja kaktus, tanaman ini sangat cocok hidup di daerah gurun karena memang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daundaunnya yang menyerupai jarum, mencegah evaporasi (penguapan) kadar air dalam kaktus ke udara secara berlebihan, sehingga kaktus tetap memiliki kadar air yang cukup pada batangnya. Heterotrof Organisme ini adalah jenis organisme yang merupakan konsumen karena memang tidak bisa membuat makanan sendiri seperti tanaman. Organisme jenis ini adalah para hewan herbivora atau pemakan tanaman. Hewan herbivora di ekosistem padang pasir ini bukanlah hewan pemakan rumput biasa. Contohnya onta atau unta. Hewan herbivora ini bisa bertahan hidup di padang pasir yang gersang dan kering tanpa harus kehausan dalam waktu yang cukup lama.Selain unta, hewan lain yang biasa hidup di daerah gurun ini adalah kalajengking, semut, kadal, maupun ular. Abiotik Abiotik adalah komponen mati atau tak hidup yang ikut mendukung keseimbangan ekosistem padang pasir. Komponen abiotik ini meliputi tanah, pasir, batu, udara, maupun air. Pengurai

Pengurai adalah organisme yang bertugas untuk menguraikan bahan organik dari makhluk hidup yang sudah mati (misal: tanaman mati, bangkai hewan).

Pengurai atau yang biasa disebut sebagai dekomposer ini akan menyerap sebagian hasil penguraian dan membuang beberapa zat sederhana ke tanah untuk digunakan

lagi oleh produsen yang tak lain adalah tanaman gurun (misal: kaktus). ( Anonymous 2012 ).

3.2 Sistem Produksi, Konsumsi dan Dekomposisi Sistem produksi alam ekosistem padang pasir erat hubunganya dengan daur materi, aliran energy dan cahaya matahari. Produksi pada gurun pasir yaitu proses pemasukan dan penyimpanan energy didalam ekosistem. Produksi primer meliputi pemasukan pemsukan yag mencangkup pemindahan energy cahaya menjadi energi cahaya menjadi energi kimia oleh produsen. Penggunaaan energy pada binatang dan mikroba disebut produksi sekunder. Produksi primer dari suatu ekosistem berasal dari suatu ekosistem berasal dari suatu proses fotosintesis yang dilakukan oleh tubuhan berhijau daun dengan pengikat energy yag berasal dari matahari. Produktivitas dari suatu ekosistem adalah kecepatan cahaya matahari yang iikat oleh vegetasi menjadi produkivitas kotor ( gross ), sesuai dengan kecepatan fotosintesis. Proses dekomposisi menghasilkan materi atau mineral di padang pasir yang merupakan lingkungan hidup tersendiri. Proses ini dimulai apabila ada tumbuhan atau hewan yang mati. Tubuh makhluk makhluk diuraikan menjadi patahan patahan kecil oleh jamur, rayap dan lain lain. Serpihan ini terakhir diuraikan menjadi unsur unsur yang lebih sederhana oleh makro yang disebut bakteri pengurai.

Sinar matahari

Produsen Primer

Produsen Sekunder

Mineral

Perombak

Predator

Contoh Arus Energi Konsumsi dan Dekomposisi

3.3 Faktor Faktor Abiotik Utama Pada Gurun Pasir Lingkungan abiotik adalah komponen mati atau tak hidup,yang ikut mendukung keseimbangan ekosistem padang pasir. Komponen abiotik ini meliputi : suhu,tanah, pasir, batu, Cahaya matahari, Angin maupun air (Hanum, 2009).

a.

Suhu Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena

pengaruhnya pada proses biologis dan ketidakmampuan sebagian organisme untuk mengatur suhu tubuhnya secara cepat. Suhu internal suatu organisme sesungguhnya dipengaruhi oleh pertukaran panas dengan lingkungannya da sebagian besar organism tidak dapat mempertahakan suhu tubuhnya lebih tinggi beberapa derajat diatas atau dibawah suhu lingkungan, salah satu tumbuhan yang hidup pada suhu ekstrim adalah kaktus. b. Batu dan Tanah Struktur fisik, ph dan komposisi mineral batuan serta tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya. Sehingga menjadi salah satu penyebab timbulnya poa mengelompok pada area tertentu yang acak pada ekosistem teristrial yang sering kita lihat. c. Angin Angin memperkuat suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan dan konveksi. Angin juga menyebabkan hilangnya air di organisme dengan cara meningkatkan laju penguapan pada hewan dan laju transpirasi pada tumbuhan. d. Air Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organisme dan lingkungannya, air sangat penting bagi lingkungannya tetapi ketersediaannya berfariasi secara dramatis diberbagai habitat. 3.4 Komponen Biotik

Komponen biotik pada ekosistem gurun pasir adalah sebagai berikut : 1. Produsen

Semua organisme berhijau daun ( berkloropil ) tergolong produsen, karena memiliki klorofil,produsen mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik dengan pertolongan cahaya.Zat organik yang diperluka adalah CO dan HO yang akan diubah menjadi zat organic, yaitu gula ( C HO ) yang selanjutnya diubah menjadi amilium ( Pati ). Dengan proses sebagai berikut : 6CO + 6HO Cahaya C HO + 6 O Klorofil

Karena mampu memproduki makana sendiri tumbuhan sebagai produsen sehingga produsen pada ekosistem gurun pasir yaitu Kaktus dan Organisme yang lainya. 2. Konsumer

Konsumer pada ekosistem padang pasir yaitu makhluk hidup yang tidak bisa / mampu meproduksi makanan nya sendiri karena zat organik yang diperlukan berasal dari produsen atau hewan lain. Herbivor merupaka hewan pemakan tumbuhan pada padang pasir hewan herbivore yaitu Unta sedangkan hewan Karnivoran yaitu hewan pemakan danging pada gurun pasir yaitu Serigala Gurun, ular, kadal dan lain lain. 3. Pengurai

Mikroorganisme yang berperan menguraikan tubuh makhluk hidup lainnya yang mati atau sampah disebut pengurai. Sehingga ekosistem gurun pasir juga ada pengurai karena pengurai aka menguraikan gas HS yang menimbulkan bau busuk , CO, air dan mineral mineral yang meresap kedalam tanah, mineral, air dan gas karbon dioksida hasil pengurai dapat diserap oleh tumbuhan. 4. Detritivor Sisa sisa tumbuhan dan hancuran hewan dapat berupa serpihan serpihan kecil, remukan , dan fragmen fragmen kecil lainya, hancuran itu disebut detrifus , hewan hewan pemakan detrifus disebut detrivor. 5. Predator Dan Parasit

Pada ekosistem gurun pasir terdapat juga predator yaitu pemangsa hewan yang berfungsi sebagai penjaga keseimbangan lingkungan. Digurun yang merupakan hewan pemangasa yaitu srigala gurun atau makhluk yang lainnya.

Rumput

Unta

Serigala Gurun

Pengurai Contoh Jaring-Jaring Makanan Ekosistem Gurun Pasir

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 1. Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komonitas, atau merupakan kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkunganya dimana terjadi antar hubungan . 2. Ekosistem gurun merupakan lingkungan dengan curah hujan rendah 3. Ekosistem gurun pasir terdiri dari Unta atau Onta, Ular, serigala gurun, Kadal, Katak gurun, kaktus, dan flora lainnya. 4.2 Saran Pembelajaran mengenai gurun memang sulit dilakukan di Indonesia. Gurun terletak cukup jauh dari kehidupan masyarakat terutama kehidupan mahasiswa, hal ini menyebabkan gambaran gurun menjadi lebih abstrak dan tidak jelas. Untuk itu perlu penggambaran lebih lanjut mengenai ekosistem yang sulit ditemukan di Indonesia (tundra dan padang gurun) perlu dilakukan dengan cara yang paling efisien dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA
Irwan D. 1992. Prinsip Prinsip Ekologi, Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. PT.Bumi Aksara. Jakarta. Mares, Michael.1999. Encyclopedia of Deserts: Deserts, Montane. University of Oklahoma Press. Neil Campbell and Jane Reece. 2012. Biology Jilid 3. Benjamin Cummings.USA. Hanum,Chairani. 2009. Ekologi Tanaman. USU Press. Medan

Anda mungkin juga menyukai